Hernia Nucleus Pulposus (HNP) adalah suatu gangguan yang melibatkan ruptur annulus fibrosus sehingga nucleus pulposus menonjol (bulging) mengalami herniasi dan menekan akar saraf spinal, menimbulkan nyeri dan deficit neurologis (Hartwig, MS, Wilson LM, 2006). HNP dapat terjadi di semua discus intervertebralis, namun yang paling sering terjadi di segmen L4 - L5 dan L5 - S1. Salah satu gejala tersering dari HNP adalah Low Back Pain (LBP). Low Back Pain merupakan nyeri yang dirasakan di daerah punggung bagian bawah, bisa berupa nyeri lokal maupun nyeri radikular ataupun berupa nyeri kombinasi. Low Back Pain merupakan bagian dari nyeri spinal. Selain Low Back Pain , nyeri spinal terdiri dari nyeri servikal (Kasjmir YI, 2010). Low Back Pain mempunyai karakteristik antara lain nyeri punggung paraspinal, nyeri diperhebat oleh pembebanan punggung, nyeri alih ke region gluteus / paha, dan nyeri hilang bila istirahat. Selain itu, gejala lain dari HNP adalah nyeri alih ke paha, tungkai bawah, kaki (ischialgia / nyeri sepanjang perjalanan saraf ischiadius), parastesia tungkai, dan paresis (Wim de jong, 2005). Hampir setiap orang pernah mengalami Low Back Pain sepanjang hidupnya dan masing-masing orang sangat berpotensi untuk mengalami disabilitas akibat kondisi tersebut. Disabilitas terkait dengan Low Back Pain merupakan masalah utama di negara barat. Sekitar 45 - 55% populasi pekerja diperkirakan mengalami Low Back Pain dalam periode 12 bulan. Lebih lanjut, dalam 6 bulan setelah episode akut, sedikitnya 60% pasien akan mengalami relaps dan 16% diantaranya akan menjadi penyebab hilangnya jam kerja (Cooper, 2003). Beberapa faktor risiko penyebab Low Back Pain antara lain adalah orang yang pernah mendapatkan Low Back Pain sebelumnya. Selain itu, 1
pekerja yang kesehariannya dipenuhi dengan kesibukan mengangkat
benda benda berat terutama pada kelompok umur 45 tahun. Juga pekerja bangunan dengan menggunakan alat vibrator, perokok berat, obesitas, dan kurangnya melakukan pergerakan (Borenstein DG, 2001). Di Inggris, Low Back Pain mengakibatkan kehilangan sekitar 100 juta hari kerja pertahun (Kelsey JL et al, 1992). Sementara hasil penelitian tahun 1987 di Swedia ditemukan kehilangan 28 juta hari kerja akibat Low Back Pain, hal ini disebabkan karena 5 - 10% dari penderita akut akan berkembang menjadi kronik. Sementara penderita kronik menghabiskan biaya sekitar 75 90% dari biaya penanggulangan Low Back Pain (Nachemson A, 1992). Penderita Low Back Pain kronik merupakan pengunjung praktek dokter yang cukup banyak dan merupakan penyebab utama disabilitas. Dari populasi ini sekitar 75% diantaranya ditemukan pada umur antara 20 60 tahun (Kelsey JL, Mundt DJ, Golden AL, 2002). Low Back Pain menjadi penting karena cukup sering dijumpai di masyarakat terutama pada orang dewasa dan diperkirakan 80% penduduk selama hidup pernah merasakan Low Back Pain. Setiap saat lebih dari 10% penduduk menderita Low Back Pain. Insidens di beberapa negara berkembang kurang lebih 15 - 20% dari total populasi. Diperkirakan 15% dari jumlah penduduk menderita nyeri punggung bawah (Lubis I, 2003). Hasil penelitian yang dilakukan Pokdi Nyeri PERDOSSI (Persatuan Dokter Saraf Seluruh Indonesia) di Poliklinik Neurologi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) pada tahun 2002 menemukan prevalensi penderita Low Back Pain sebanyak 15,6%. Angka ini berada pada urutan kedua tertinggi sesudah sefalgia dan migren yang mencapai 34,8%. Dari hasil penelitian secara nasional yang dilakukan di 14 kota di Indonesia juga oleh Pokdi Nyeri PERDOSSI tahun 2002 ditemukan sebanyak 18,13% penderita Low Back Pain dengan rata-rata nilai VAS sebesar 5,46 2,56 yang berarti nyeri sedang sampai berat. 50% diantaranya adalah penderita berumur antara 41 - 60 tahun (Purba JS, Susilawaty D, 2006).
Prinsip penatalaksanaan Low Back Pain yang disebabkan Hernia
Nukleus Pulposus terdiri dari penatalaksanaan konservatif (tirah baring, medikamentosa, rehabilitasi medik) dan penatalaksanaan operasi. Menurut penelitian Hakelius, yang membandingkan terapi konservatif dengan operasi yang diobservasi selama 6 bulan menunjukkan hasil bahwa pada bulan pertama, tingkat kepuasan pasien terhadap penurunan nyeri setelah diterapi konservatif sekitar 76% sedangkan tingkat kepuasan pasien terhadap penurunan nyeri setelah di operasi sekitar 97%, tapi setelah 6 bulan, persentase kepuasan pasien terhadap penurunan nyeri hampir sama, yaitu 97% setelah diterapi konservatif dan 99% setelah di operasi (Hakelius,1970). Oleh karena itu, berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti ingin menilai perbedaan efektivitas antara terapi konservatif dan operasi dengan kekambuhan nyeri pada pasien HNP lumbosacral laki laki di bagian rehabilitasi medik RSPAD Gatot Subroto, baik itu Low Back Pain (LBP) maupun nyeri karena penjalarannya (ischialgia).
I.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut di atas, maka ditemukanlah beberapa permasalahan, antara lain : 1. Apakah ada perbedaan efektivitas antara terapi konservatif dan operasi dengan kekambuhan Low Back Pain dan ischialgia pada HNP lumbosacral laki laki yang menjalani rehabilitasi medik di RSPAD Gatot Subroto ? 2. Apakah ada perbedaan efektivitas antara terapi konservatif dan operasi dengan kekambuhan Low Back Pain dan ischialgia berdasarkan umur pada HNP lumbosacral laki laki yang menjalani rehabilitasi medik di RSPAD Gatot Subroto ? 3. Apakah ada perbedaan efektivitas antara terapi konservatif dan operasi dengan kekambuhan Low Back Pain dan ischialgia berdasarkan jumlah HNP lumbosacral pada HNP lumbosacral laki laki yang menjalani rehabilitasi medik di RSPAD Gatot Subroto ?
4. Berapakah gambaran HNP lumbosacral laki laki yang diterapi
konservatif dan operasi berdasarkan umur yang menjalani rehabilitasi medik di RSPAD Gatot Subroto ? 5. Berapakah gambaran HNP Lumbosacral laki laki yang diterapi konservatif dan operasi berdasarkan jumlah HNP lumbosacral yang menjalani rehabilitasi medik di RSPAD Gatot Subroto ? 6. Berapakah gambaran HNP lumbosacral laki laki yang diterapi konservatif dan operasi yang mengalami kekambuhan nyeri baik Low Back Pain maupun ischialgia yang menjalani rehabilitasi medik di RSPAD Gatot Subroto ?
I.3 Tujuan Penelitian
Sehubungan dengan didapatkannya masalah tersebut di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk : I.3.1 Tujuan Umum 1. Mengetahui perbedaan efektivitas antara terapi konservatif dan operasi dengan kekambuhan Low Back Pain dan ischialgia pada HNP lumbosacral laki laki yang menjalani rehabilitasi medik di RSPAD Gatot Subroto. 2. Mengetahui perbedaan efektivitas antara terapi konservatif dan operasi dengan kekambuhan Low Back Pain dan ischialgia berdasarkan umur pada HNP lumbosacral laki laki yang menjalani rehabilitasi medik di RSPAD Gatot Subroto. 3. Mengetahui perbedaan efektivitas antara terapi konservatif dan operasi dengan kekambuhan Low Back Pain dan ischialgia berdasarkan jumlah HNP lumbosacral pada HNP lumbosacral laki laki yang menjalani rehabilitasi medik di RSPAD Gatot Subroto I.3.2 Tujuan Khusus 1. Mengetahui gambaran HNP lumbosacral laki laki yang diterapi konservatif dan operasi berdasarkan umur yang menjalani rehabilitasi medik di RSPAD Gatot Subroto.
2. Mengetahui gambaran HNP Lumbosacral laki laki yang diterapi
konservatif dan operasi berdasarkan jumlah HNP lumbosacral yang menjalani rehabilitasi medik di RSPAD Gatot Subroto. 3. Mengetahui gambaran HNP lumbosacral laki laki yang diterapi konservatif dan operasi berdasarkan kekambuhan nyeri baik Low Back Pain maupun ischialgia yang menjalani rehabilitasi medik di RSPAD Gatot Subroto.
I.4 Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat diperoleh manfaat antara lain sebagai berikut : 1. Bagi Peneliti Dapat memberikan informasi yang bermanfaat dan menambah wawasan ilmu kedokteran serta pengalaman dalam melakukan penelitian di bidang kedokteran dan diharapkan memiliki keterampilan dalam mengaplikasikan ilmu yang telah di dapat dan dapat menganalisis serta memecahkan masalah yang akan di hadapi di lapangan terutama pada kasus Hernia Nukleus Pulposus (HNP) lumbosacral tentang manfaat terapi konservatif dan tindakan operasi pada pasien HNP lumbosacral dalam mengurangi Low Back Pain dan ischialgia. 2. Bagi Institusi Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan dan pertimbangan dalam rangka memberikan terapi yang tepat terhadap pasien HNP lumbosacral dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi terhadap kasus - kasus HNP lumbosacral yang sering terjadi pada masyarakat sehingga penangangan HNP lumbosacral kedepannya dapat dilakukan secara cepat dan tepat serta efisien. 3. Bagi Masyarakat Dapat memberikan informasi yang tepat dan meningkatkan wawasan kepada masyarakat terutama tentang Low Back Pain dan ischialgia akibat HNP lumbosacral dengan penanganan konservatif dan penanganan operasi.