Anda di halaman 1dari 5

1

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah


Hernia Nucleus Pulposus (HNP) adalah suatu gangguan yang
melibatkan ruptur annulus fibrosus sehingga nucleus pulposus menonjol
(bulging) mengalami herniasi dan menekan akar saraf spinal, menimbulkan
nyeri dan deficit neurologis (Hartwig, MS, Wilson LM, 2006).
HNP dapat terjadi di semua discus intervertebralis, namun yang paling
sering terjadi di segmen L4 - L5 dan L5 - S1. Salah satu gejala tersering dari
HNP adalah Low Back Pain (LBP). Low Back Pain merupakan nyeri yang
dirasakan di daerah punggung bagian bawah, bisa berupa nyeri lokal maupun
nyeri radikular ataupun berupa nyeri kombinasi. Low Back Pain merupakan
bagian dari nyeri spinal. Selain Low Back Pain , nyeri spinal terdiri dari nyeri
servikal (Kasjmir YI, 2010).
Low Back Pain mempunyai karakteristik antara lain nyeri punggung
paraspinal, nyeri diperhebat oleh pembebanan punggung, nyeri alih ke region
gluteus / paha, dan nyeri hilang bila istirahat. Selain itu, gejala lain dari HNP
adalah nyeri alih ke paha, tungkai bawah, kaki (ischialgia / nyeri sepanjang
perjalanan saraf ischiadius), parastesia tungkai, dan paresis (Wim de jong,
2005).
Hampir setiap orang pernah mengalami Low Back Pain sepanjang
hidupnya dan masing-masing orang sangat berpotensi untuk mengalami
disabilitas akibat kondisi tersebut. Disabilitas terkait dengan Low Back Pain
merupakan masalah utama di negara barat. Sekitar 45 - 55% populasi pekerja
diperkirakan mengalami Low Back Pain dalam periode 12 bulan. Lebih
lanjut, dalam 6 bulan setelah episode akut, sedikitnya 60% pasien akan
mengalami relaps dan 16% diantaranya akan menjadi penyebab hilangnya
jam kerja (Cooper, 2003).
Beberapa faktor risiko penyebab Low Back Pain antara lain adalah
orang yang pernah mendapatkan Low Back Pain sebelumnya. Selain itu,
1

pekerja yang kesehariannya dipenuhi dengan kesibukan mengangkat


benda benda berat terutama pada kelompok umur 45 tahun. Juga pekerja
bangunan dengan menggunakan alat vibrator, perokok berat, obesitas, dan
kurangnya melakukan pergerakan (Borenstein DG, 2001).
Di Inggris, Low Back Pain mengakibatkan kehilangan sekitar 100 juta
hari kerja pertahun (Kelsey JL et al, 1992). Sementara hasil penelitian tahun
1987 di Swedia ditemukan kehilangan 28 juta hari kerja akibat Low Back
Pain, hal ini disebabkan karena 5 - 10% dari penderita akut akan berkembang
menjadi kronik. Sementara penderita kronik menghabiskan biaya sekitar 75 90% dari biaya penanggulangan Low Back Pain (Nachemson A, 1992).
Penderita Low Back Pain kronik merupakan pengunjung praktek dokter yang
cukup banyak dan merupakan penyebab utama disabilitas. Dari populasi ini
sekitar 75% diantaranya ditemukan pada umur antara 20 60 tahun (Kelsey
JL, Mundt DJ, Golden AL, 2002).
Low Back Pain menjadi penting karena cukup sering dijumpai di
masyarakat terutama pada orang dewasa dan diperkirakan 80% penduduk
selama hidup pernah merasakan Low Back Pain. Setiap saat lebih dari 10%
penduduk menderita Low Back Pain. Insidens di beberapa negara
berkembang kurang lebih 15 - 20% dari total populasi. Diperkirakan 15% dari
jumlah penduduk menderita nyeri punggung bawah (Lubis I, 2003).
Hasil penelitian yang dilakukan Pokdi Nyeri PERDOSSI (Persatuan
Dokter Saraf Seluruh Indonesia) di Poliklinik Neurologi Rumah Sakit Cipto
Mangunkusumo (RSCM) pada tahun 2002 menemukan prevalensi penderita
Low Back Pain sebanyak 15,6%. Angka ini berada pada urutan kedua
tertinggi sesudah sefalgia dan migren yang mencapai 34,8%. Dari hasil
penelitian secara nasional yang dilakukan di 14 kota di Indonesia juga oleh
Pokdi Nyeri PERDOSSI tahun 2002 ditemukan sebanyak 18,13% penderita
Low Back Pain dengan rata-rata nilai VAS sebesar 5,46 2,56 yang berarti
nyeri sedang sampai berat. 50% diantaranya adalah penderita berumur antara
41 - 60 tahun (Purba JS, Susilawaty D, 2006).

Prinsip penatalaksanaan Low Back Pain yang disebabkan Hernia


Nukleus Pulposus terdiri dari penatalaksanaan konservatif (tirah baring,
medikamentosa, rehabilitasi medik) dan penatalaksanaan operasi.
Menurut penelitian Hakelius, yang membandingkan terapi konservatif
dengan operasi yang diobservasi selama 6 bulan menunjukkan hasil bahwa
pada bulan pertama, tingkat kepuasan pasien terhadap penurunan nyeri
setelah diterapi konservatif sekitar 76% sedangkan tingkat kepuasan pasien
terhadap penurunan nyeri setelah di operasi sekitar 97%, tapi setelah 6 bulan,
persentase kepuasan pasien terhadap penurunan nyeri hampir sama, yaitu
97% setelah diterapi konservatif dan 99% setelah di operasi (Hakelius,1970).
Oleh karena itu, berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti ingin
menilai perbedaan efektivitas antara terapi konservatif dan operasi dengan
kekambuhan nyeri pada pasien HNP lumbosacral laki laki di bagian
rehabilitasi medik RSPAD Gatot Subroto, baik itu Low Back Pain (LBP)
maupun nyeri karena penjalarannya (ischialgia).

I.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang tersebut di atas, maka ditemukanlah
beberapa permasalahan, antara lain :
1. Apakah ada perbedaan efektivitas antara terapi konservatif dan operasi
dengan kekambuhan Low Back Pain dan ischialgia pada HNP
lumbosacral laki laki yang menjalani rehabilitasi medik di RSPAD
Gatot Subroto ?
2. Apakah ada perbedaan efektivitas antara terapi konservatif dan operasi
dengan kekambuhan Low Back Pain dan ischialgia berdasarkan umur
pada HNP lumbosacral laki laki yang menjalani rehabilitasi medik di
RSPAD Gatot Subroto ?
3. Apakah ada perbedaan efektivitas antara terapi konservatif dan operasi
dengan kekambuhan Low Back Pain dan ischialgia berdasarkan
jumlah HNP lumbosacral pada HNP lumbosacral laki laki yang
menjalani rehabilitasi medik di RSPAD Gatot Subroto ?

4. Berapakah gambaran HNP lumbosacral laki laki yang diterapi


konservatif dan operasi berdasarkan umur yang menjalani rehabilitasi
medik di RSPAD Gatot Subroto ?
5. Berapakah gambaran HNP Lumbosacral laki laki yang diterapi
konservatif dan operasi berdasarkan jumlah HNP lumbosacral yang
menjalani rehabilitasi medik di RSPAD Gatot Subroto ?
6. Berapakah gambaran HNP lumbosacral laki laki yang diterapi
konservatif dan operasi yang mengalami kekambuhan nyeri baik Low
Back Pain maupun ischialgia yang menjalani rehabilitasi medik di
RSPAD Gatot Subroto ?

I.3 Tujuan Penelitian


Sehubungan dengan didapatkannya masalah tersebut di atas, maka
penelitian ini bertujuan untuk :
I.3.1 Tujuan Umum
1. Mengetahui perbedaan efektivitas antara terapi konservatif dan operasi
dengan kekambuhan Low Back Pain dan ischialgia pada HNP
lumbosacral laki laki yang menjalani rehabilitasi medik di RSPAD
Gatot Subroto.
2. Mengetahui perbedaan efektivitas antara terapi konservatif dan operasi
dengan kekambuhan Low Back Pain dan ischialgia berdasarkan umur
pada HNP lumbosacral laki laki yang menjalani rehabilitasi medik di
RSPAD Gatot Subroto.
3. Mengetahui perbedaan efektivitas antara terapi konservatif dan operasi
dengan kekambuhan Low Back Pain dan ischialgia berdasarkan jumlah
HNP lumbosacral pada HNP lumbosacral laki laki yang menjalani
rehabilitasi medik di RSPAD Gatot Subroto
I.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui gambaran HNP lumbosacral laki laki yang diterapi
konservatif dan operasi berdasarkan umur yang menjalani rehabilitasi
medik di RSPAD Gatot Subroto.

2. Mengetahui gambaran HNP Lumbosacral laki laki yang diterapi


konservatif dan operasi berdasarkan jumlah HNP lumbosacral yang
menjalani rehabilitasi medik di RSPAD Gatot Subroto.
3. Mengetahui gambaran HNP lumbosacral laki laki yang diterapi
konservatif dan operasi berdasarkan kekambuhan nyeri baik Low Back
Pain maupun ischialgia yang menjalani rehabilitasi medik di RSPAD
Gatot Subroto.

I.4 Manfaat Penelitian


Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat diperoleh manfaat antara lain
sebagai berikut :
1. Bagi Peneliti
Dapat memberikan informasi yang bermanfaat dan menambah
wawasan ilmu kedokteran serta pengalaman dalam melakukan penelitian
di bidang kedokteran dan diharapkan memiliki keterampilan dalam
mengaplikasikan ilmu yang telah di dapat dan dapat menganalisis serta
memecahkan masalah yang akan di hadapi di lapangan terutama pada
kasus Hernia Nukleus Pulposus (HNP) lumbosacral tentang manfaat terapi
konservatif dan tindakan operasi pada pasien HNP lumbosacral dalam
mengurangi Low Back Pain dan ischialgia.
2. Bagi Institusi
Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan dan pertimbangan
dalam rangka memberikan terapi yang tepat terhadap pasien HNP
lumbosacral dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi
terhadap kasus - kasus HNP lumbosacral yang sering terjadi pada
masyarakat sehingga penangangan HNP lumbosacral kedepannya dapat
dilakukan secara cepat dan tepat serta efisien.
3. Bagi Masyarakat
Dapat memberikan informasi yang tepat dan meningkatkan
wawasan kepada masyarakat terutama tentang Low Back Pain dan
ischialgia akibat HNP lumbosacral dengan penanganan konservatif dan
penanganan operasi.

Anda mungkin juga menyukai