Anda di halaman 1dari 34

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kebutuhan nutrisi bagi tubuh merupakan suatu kebutuhan dasar manusia yang
sangat penting. Dilihat dari kegunaannya nutrisi merupakan sumber energi untuk
segala aktivitas dalam sistem tubuh. Sumber nutrisi dalam tubuh berasal dari
dalam tubuh sendiri seperti glikogen yang terdapat dalam otot dan hati ataupun
protein dan lemak dalam jaringan dan sumber lain yang berasal dari luar tubuh
seperti yang sehari hari dimakan oleh manusia (Hidayat, 2006).
Kebutuhan nutrisi ini diperlukan sepanjang kehidupan manusia, namun
jumlah nutrisi yang diperlukan tiap orang berbeda sesuai dengan karakteristiknya,
seperti jenis kelamin, usia, aktivitas dan lain-lain (Asmadi, 2008).
Pemenuhan kebutuhan nutrisi bukan hanya sekedar untuk menghilangkan
rasa lapar, melainkan mempunyai banyak fungsi. Adapun fungsi umum dari
nutrisi di antaranya adalah sebagai sumber energi, memelihara jaringan tubuh,
mengganti sel tubuh yang rusak, mempertahankan vitalitas tubuh, dan lain-lain.
Oleh karena itu, dalam memenuhi kebutuhan nutrisi perlu diperhatikan zat gizinya
(Asmadi, 2008).
Nutrisi merupakan zat-zat gizi atau zat-zat lain yang berhubungan dengan
kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk
menerima

makanan

atau

bahan-bahan

dari

lingkungan

hidupnya

dan

menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuh serta


mengeluarkan sisanya (Tarwoto & Wartonah, 2010).
Nutrien merupakan zat kimia organik maupun anorganik yang ditemukan
dalam makanan dan diperlukan agar tubuh dapat berfungsi dengan sebaikbaiknya. Nutrien tersebut diabsorbsi di saluran pencernaan kemudian melewati
proses metabolisme, metabolisme dalam tubuh akan dibantu oleh glukosa,
sebelum sel-sel tubuh menggunakan glukosa tersebut akan memasuki pankreas
terlebih dahulu, pankreas berperan dalam mengendalikan dan mengolah glukosa
menjadi bahan bakar tubuh. Dalam pankreas, ada sel-sel yang fungsinya
memproduksi hormon insulin, bila insulin tidak bekerja semestinya, kadar gula

darah akan meningkat yang akhirnya bisa lolos dari proses di ginjal sehingga ikut
terbawa kedalam air seni. Hal ini dapat mengakibatkan munculnya gejala diabetes
seperti sering buang air kecil dan penurunan berat badan karena tubuh tidak dapat
menggunakan energi dari makanan dan apabila metabolisme terganggu maka
kebutuhan energi pun akan terganggu.
Kebutuhan energi pada lansia mengalami penurunan kebutuhan kalori pada
saat tingkat metabolis menurun dengan bertambahnya umur. Kebutuhan rata-rata
yang diperbolehkan untuk laki-laki adalah 2300 kkal/hari dan untuk wanita 1900
kkal/hari. Pada umumnya, ketika kebutuhan energi dipenuhi lengkap oleh asupan
1

kalori pada makanan, maka berat badan tidak berubah, Jika pemasukan kalori
melebihi kebutuhan energi, maka berat seseorang akan menambah, ketika
pemasukan kalori gagal untuk memenuhi kebutuhan energi, maka seseorang akan
kehilangan berat badan (Potter & Perry, 2006).
Berdasarkan hal diatas maka penulis ingin melakukan Asuhan Keperawatan
pada Ny. M dengan prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi di Kelurahan
Harjosari II Kecamatan Medan Amplas.
B. Tujuan
Tujuan umum:
Melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan masalah kebutuhan
dasar nutrisi.
Tujuan khusus:
1. Melakukan pengkajian yang dilakukan pada klien dengan masalah
kebutuhan dasar nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
2. Merumuskan diagnosa keperawatan pada klien dengan masalah kebutuhan
dasar nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
3. Menyusun rencana asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah
kebutuhan dasar nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
4. Melakukan implementasi yang dilakukan pada pasien dengan masalah
kebutuhan dasar nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

5. Melakukan evaluasi keperawatan dengan masalah kebutuhan dasar nutrisi


kurang dari kebutuhan tubuh.
6. Mendokumentasikan asuhan keperawatan dengan masalah kebutuhan
dasar nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

C. Manfaat
Adapun manfaat penulisan ini diharapkan :
1. Bagi Pendidikan Keperawatan
Menjadi Bahan masukan dalam kegiatan proses belajar mengajar tentang
asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah kebutuhan dasar nutrisi
yang dapat digunakan sebagai acuan praktek mahasiswa keperawatan.
2. Bagi Pelayanan Kesehatan
Memberikan informasi dan membantu meningkatan kesehatan dalam
upaya pencegahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
3. Bagi Klien
Hasil asuhan keperawatan ini dapat digunakan untuk mengetahui cara
memenuhi kebutuhan klien khususnya kebutuhan nutrisi.

BAB II
PENGELOLAAN KASUS
A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Nutrisi
Pelaksanaan

proses

keperawatan

secara

umum

bertujuan

untuk

menghasilkan asuhan keperawatan yang berkualitas sehingga berbagai masalah


kebutuhan klien dapat teratasi. Untuk mencapai kebutuhan secara umum, dalam
proses keperawatan terdapat beberapa tujuan khusus sesuai dengan tahapan proses
keperawatan, diantaranya ; pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan
evaluasi.
1. Pengkajian
Pengkajian dilakukan agar dapat mengidentifikasi berbagai kebutuhan
dasar manusia yang dibutuhkan. Pengkajian pada kebutuhan nutrisi penting
khususnya bagi pasien yang beresiko masalah nutrisi berhubungan dengan stres,
penyakit, hospitalisasi, kebiasaan gaya hidup, dan faktor-faktor lain.
Pengkajian keperawatan terhadap masalah kebutuhan nutrisi dapat
meliputi pengkajian secara umum seperti identitas klien yang berhubungan
dengan kebutuhan nutrisi dan pengkajian masalah nutrisi terdiri dari empat area
pokok yaitu pengukuran fisik (tinggi dan berat badan), tes laboratorium, riwayat
diet dan kesehatan dan observasi klinik (Potter & Perry, 2006).
a) Identitas klien
Informasi identitas merupakan data demografik aktual tentang klien.
Nama, jenis kelamin, umur, agama, alamat, pendidikan, pekerjaan dan status
perkawinan bahkan jenis asuransi klien pun dimasukkan (Potter & Perry, 2005).
Jenis kelamin, Umumnya kebutuhan nutrisi pada laki-laki lebih tinggi
dari pada perempuan. Hal ini karena kebutuhan metabolisme basal pada laki-laki
lebih besar dibandingkan wanita, pada laki-laki kebutuhan BMR (basal
metabolism rate) 1,0 kkal/kg BB/jam dan pada wanita 0,9 kkal/kg BB/jam
(Tarwoto & Wartonah, 2010).
Ada beberapa cara untuk mengukur BMR diantaranya adalah ;
1) Rumus REE (Resting Energy Expendicture) oleh Harris Benedict
BMR (laki-laki) = 66,5 + {13,5 x BB (kg)} + {5,0 x TB (cm) ( 6,75 x Umur (th)}
BMR (wanita) = 65,1 + { 9,56 x BB (kg)} + {1,85 x TB (cm) ( 4,68 x Umur (th)}
2) Metode faktorial
4

BMR (laki-laki) = BB (kg) x 1,0 x24 kkal


BMR (wanita) = BB (kg) x 0,9 x 24 kkal
Sumber: Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat FKM UI 2007 dalam Asmadi 2010.
Umur, Pengkajian ini terkait dengan tumbuh kembang klien. Tingkat
kebutuhan nutrisi salah satunya dipengaruhi oleh faktor usia. Pada masa
pertumbuhan kebutuhan nutrisi sangat besar dibandingkan dengan masa lansia
(Asmadi, 2010). Lansia berusia 65 tahun mengalami penurunan kebutuhan kalori
pada saat tingkat metabolis menurun dengan bertambahnya umur. Kebutuhan ratarata yang diperolehkan untuk laki-laki adalah 2300 kkal/hari dan untuk wanita
1900 kkal/hari. Kebutuhan vitamin dan mineral yang diperolehkan tetap tidak
berubah dari tingkat dewasa tengah (Potter & Perry, 2006).
Pekerjaan, Kebutuhan nutrisi dipengaruhi oleh tingkat aktivitas, terutama
penggunaan otot untuk memproduksi energi. Wanita hamil dan menyusui
membutuhkan tambahan nutrisi untuk pertumbuhan janin dan produksi ASI.
Kebutuhan kalori Juru tulis (L) 1.700 kal, perawat (L) 2.000 kal, pembantu rumah
tangga 2.400 kal, wanita hamil 2.300 kal, menyusui 2.600 kal, petani 3.000 kal.
Tinggi badan dan berat badan, berpengaruh terhadap luas permukaan
tubuh, semakin luas permukaan tubuh maka semakin besar pengeluaran panas,
sehingga kebutuhan metabolism basal tubuh juga menjadi lebih besar. Pengkajian
ini dilakukan salah satunya adalah untuk mengetahui perbandingan antara tinggi
dan berat badan, apakah ideal atau tidak. Adapun penghitungan rumus berat badan
ideal sebagai berikut :
Berat badan ideal (kg) = [Tinggi badan (cm) 100] [10% (Tinggi badan 100)]
b) Tes Laboratorium dan Biokimia
Tidak satupun tes laboratorium atau biokimia adalah diagnostik untuk
malnutrisi. Tes-tes dipengaruhi oleh banyak faktor seperti keseimbangan cairan
dan fungsi hati, fungsi ginjal dan adanya penyakit. Tes laboratorium biasanya
digunakan untuk mempelajari status

nutrisi termaksud ukuran protein

plasmaseperti albumin, transferin, retinol yang mengikat protein, total kapasitas


ikatan zat besi dan hemoglobin (Potter dan Perry, 2006).
c) Riwayat Diet dan Kesehatan

Selain riwayat keperawatan yang umum, perawat memperoleh riwayat


khusus diet yang lebih untuk mengkaji kebutuhan nutrisi aktual atau potensial.
Riwayat diet berfokus pada kebiasaan asupan cairan dan makanan pasien.
Sebaliknya informasi pilihan, alergi masalah dan area yang berhubungan lainnya
seperti kemampuan pasien untuk memperoleh makanan (Potter dan Perry, 2006).
Tambahan bagi perawat untuk mengkaji adalah pengumpulan faktor-faktor
yang mempengaruhi pola diet pasien dan status nutrisi. Faktor-faktor tersebut
adalah :
Status Kesehatan. Status kesehatan pasien berhubungan dengan nafsu
makan yang baik adalah tanda yang sehat. Anoreksia (kurang nafsu makan)
biasanya gejala penyakit atau karena efek samping obat. Dan dukungan nutrisi
adalah bagian esensial penyembuhan setiap penanganan medis (Potter dan Perry,
2006).
Kultur dan Agama. Pola kultural, etnik, agama dan batasan mengenai
makanan harus diperhitungkan. Makanan dan diet tertentu harus diberikan apabila
sesuai (Potter dan Perry, 2006).
Status Sosioekonomi. Biaya makanan tidak tetap dan belanja bervariasi
tergantung pada uang yang tersedia (Potter dan Perry, 2006).
Pilihan

Pribadi.

Kesukaan

atau

ketidaksukaan

pribadi

mungkin

berpengaruh terhadap diet. Makanan yang berhubungan dengan kenangan yang


menyenangkan cenderung menjadi makanan favorit. Makanan yang berhubungan
dengan kenangan yang tidak menyenangkan cenderung untuk dihindari. Makanan
mewah dapat digunakan sebagai simbol status. Pilihan individu harus
dipertimbangkan ketika merencanakan diet terapeutik (Potter dan Perry, 2006).
Faktor Psikologis. Motivasi individu untuk makanan yang seimbang
danpersepsi individu tentang diet merupakan pengaruh yang kuat. Makanan yang
mempunyai nilai simbolik yang utama bagi banyak orang (misalnya susu
menyimbolkan kelemahan dan daging menyimbolkan kekuatan).
Alkohol dan obat-obatan. Penggunaan alkohol dan obat yang berlebihan
memberikan konstribusi pada defisiensi nutrisi karena mungkin dibelanjakan
alkohol daripada makanan dan alkohol menggantikan bagian makanan dan
menekan nafsu makan. Alkohol juga memperngaruhi gastrointestinal. Obat-obatan

berlebihan juga mempengaruhi organ gastrointestinal. Obat-obatan yang menekan


nafsu makan dapat menurunkan asupan gizi esensial. Obat-obatan juga
menghabiskan zat gizi yang tersimpan dan mengurangi absospsi zat gizi didalam
intostin (Potter dan Perry, 2006).
d) Observasi Klinis
Observasi klinis dapat menjadi aspek terpenting pengkajian nutrisi. Tandatanda klinis dari status gizi pasien terlihat pada tabel berikut :
No
Bagian Tubuh
.
1.
Penampilan
Umum
2.
Berat badan

Tanda-Tanda Nutrisi
Baik
Sadar, responsive
Berat badan normal
untuk
tinggi badan, usia dan
bentuk tubuh
Postur tegak, lengan
dan
tungkai lurus
Otot berkembang baik,
kuat tonus bagus,
beberapa
lemak ada dibawah
kulit

3.

Postur

4.

Otot

5.

Kontrol sistem
Saraf

Rentang perhatian baik,


kurang iritabilitas atau
kelelahan, refleks
normal,
kestabilan psikologis

6.

Fungsi
gastrointestinal

7.

Fungsi
kardiovaskuler

Nafsu makan dan


pencernaan baik,
eleminasi teratur
normal, tidak ada organ
atau massa yang teraba
Laju denyut dan irama
denyut jantung normal,

Tanda-Tanda Nutrisi
Buruk
Lesu, apatis, kakeksia,
penampilan kakeksia
Penampilan obesitas atau
kurus (perhatian khusus
untuk kurus)
Bahu kendur, dada
cekung, punggung
bungkuk
Penampilan lemah, tonus
buruk, tonus tidak
berkembang nyeri, edema,
tidak mampu berjalan
dengan baik
Kurang perhatian,
iritabilitas, bingung,
tangan dan kaki terasa
terbakar dan kesemutan,
kelemahan dan nyeri otot,
penurunan atau
kehilangan refleks lutut
dan tumit
Anoreksia, tidak mampu
mencerna, konstipasi atau
diare, pembesaran hati
atau limpa
Laju denyut jantung cepat,
pembersaran jantung dan

tidak ada murmur,


tekanan
darah normal untuk
usianya
No
Bagian Tubuh
.
8.
Vitalitas umum

9.

Rambut

10.

Kulit (umum)

11.

Wajah dan
leher

12.

Bibir

13.

Mulut dan
membran
mukosa

14.

Gusi

Tanda-Tanda Normal
Ketahanan bertenaga,
kebiasaan tidur baik,
penampilan kuat

irama jantung tidak


normal,
tekanan darah meningkat

Tanda-Tanda Kurang
Nutrisi
Mudah lelah, kurang
energi, mudah tertidur,
penampilan capek dan
apatis
Rambut berserabut,
kusam, kusut, kering, tipis
dan kasar, penampilan
depigmentasi, helai
rambut mudah terlepas

Bersinar, penampilan
berkilat, kuat, helai
rambut
tidak mudah dicabut,
kulit
kepala sehat
Kulit halus dan sedikit
Kasar, kering, bersisik,
lembab dengan warna pucat, berpigmen,
baik
berpenampilan iritasi,
lebam, kehilangan lemak
pada subkutan
Warna merata halus,
Penampilan berminyak,
merah muda,
diskolarasi, bersisik,
penampilan sehat, tidak bengkak, kulit gelap
ada bengkak
dipipi dan bawah mata,
tidak halus dan kasar pada
kulitsekitar hidung dan
mulut
Halus, warna baik,
Penampilan kering dan
penampilan lembab
bersisik, bengkak,
(tidak
kemerahan dan bengkak
pecah atau bengkak)
(keilosisi) lesi angular
pada sudut mulut
Membran mukosa
Membran mukosa mulut
didalam
yang lembut dan bengkak
rongga mulut berwarna
merah muda sampai
kemerahan
Warna merah muda,
Gusi bengkak dan mudah
penampilan sehat dan
berdarah, gusi tertarik
merah, tidak bengkak
kebelakang
dan

15.

Lidah

No
Bagian Tubuh
.
16. Mata

17.

Leher

18.

Kuku

19.

Kaki, tungkai

20.

Kerangka

berdarah
Warna merah muda
atau
kemerahan gelap baik,
tidak bengkak, halus,
terdapat papilla
dipermukaan, tidak ada
lesi
Tanda-Tanda Normal
Mata terang jernih,
penampilan bersinar,
tidak
ada luka disudut
membran,
bulu mata lembab dan
sehat
dengan warna merah
muda,
pembuluh darah terlihat
atau
tidak ada benjolan pada
jaringan atau skelra,
tidak
ada lingkar kelelahan
dibawah mata
(kelenjar) Tidak ada
pembesaran kelenjar
Penampilan keras,
merah
muda
Tidak ada nyeri, lemah
atau bengkak, warna
baik
Tidak ada malformasi

(Potter & Perry, 2006).sa


2. Analisa Data

Penampilan bengkak,
kasar, warna magenta
seperti daging (glositis),
papilla hiperemia dan
hipertropi, papilla attrofi

Tanda-Tanda Kurang
Nutrisi
Membran mata pucat
(konjungtiva pucat),
membran kemerahan
(injeksi konjungtiva),
kering, tanda-tanda
infeksi,
bintik-bintik kemerahan,
fisura pada sudut kelopak
mata (angulat
palpebretik),kekeringan
membran mata
(konjungtiva serosis),
penampilan buram dari
kornea (korneal sirosis),
kornea lunak
(keratomalasia).
Pembesaran tiroid
Bentuk kuku seperti
sendok (koilonishia),
mudah patah dan
berpunggung
Edema, nyeri betis,
kesemutan, lemah
Kaki bengkok, lutut
menyatu, deformitas dada
pada diafragma, scapula
dan rusuk

10

Menurut Wilkinson dan Ahern dalam Buku Saku NANDA, NIC dan NOC
(2012), analisa data dibagi menjadi data subjektif dan objektif.
Batasan Karakteristik :
a. Berat badan kurang dari 20% atau lebih dari ideal
terhadap tinggi badan dan kerangka.
b. Asupan makanan kurang dari kebutuhan metabolik,
baik kalori total atau nutrisi spesifik.
c. Kehilangan berat badan dengan asupan makanan
adekuat.
d. Melaporkan asupan makanan tidak adekuat kurang
dari anjuran kecukupan gizi harian.
Data Subjetif :

Nutrisi : Kurang
dari kebutuhan
tubuh,
ketidakseimbangan

a. Kram abdomen
b. Nyeri abdomen dengan
atau tanpa penyakit
c. Merasakan
ketidakmampuan untuk
mengingesti makanan
d. Melaporkan perubahan
sensasi rasa
e. Merasa kenyang segera
setelah
mengingesti
makanan

Data Objektif :
a. Diare
b. Adanya bukti
kekurangan makanan
c. Kehilangan rambut
yang berlebihan
d. Bising usus hiperaktif
e. Kurang informasi
f. Miskonsepsi
g. Konjungtiva dan
membrane mukosa
pucat
h. Tonus otot buruk
i. Menolak untuk makan
j. Luka, rongga mulut
inflamasi
k. Kelemahan otot yang
dibutuhkan untuk
menelan dan
mengunyah.
l. Tidak tertarik untuk
makan
m. Kerapuhan kapiler.

Nutrisi : Lebih dari Batasan karakteristik


kebutuhan tubuh, a. Lipatan kulit trisep lebih dari 15 mm pada pria dan 25
ketidakseimbangan
mm pada wanita.
b. Berat badan 20% di atas berat badan dan kerangka
ideal.

11

Data Objektif :
a. Konsentrasi asupan makanan di malam hari.
b. Pola makan disfungsional (mis, makan sambil
melakukan aktivitas lainnya).
c. Makan sebagai respons terhadap pengaruh eksternal,
seperti waktu siang atau situasi sosial.
d. Makan sebagai respons terhadap pengaruh internal
selain rasa lapar misalnya, ansietas.
e. Tingkat aktivitas kurang gerak.

Nutrisi : Lebih dari


kebutuhan tubuh,
resiko
ketidakseimbangan

Data Subjektif :
a. Peningkatan selera
makan.
b. Makan sebagai respons
terhadap pengaruh
eksternal (mis, waktu
siang atau situasi social).
c. Makan sebagai respons
terhadap pengaruh
internal selain rasa lapar
(misalnya, ansietas).

Data Objektif :
a. Obesitas pada salah
satu kedua orang tua.
b. Konsentrasi asupan
makanan di malam
hari.
c. Disfungsi pola makan.
d. Tampak menggunakan
makanan sebagai
penghargaan diri atau
tindakan kenyamanan.
e. Melakukan aktivitas
makan bersamaan
dengan aktivitas lain.
f. Fase transisi yang
cepat melebihi
persentil pertumbuhan
pada bayi atau anakanak.
g. Tampak memiliki berat
badan dasar yang
tinggi pada setiap awal
kehamilan.

3. Rumusan masalah
Menurut Wilkinson dan Ahren (2011), terdapat tiga diagnosa keperawatan
yang berkaitan dengan perubahan nutrisi. Adapun diagnosa tersebut adalah
sebagai berikut:
1) Nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh, ketidakseimbangan.
2) Nutrisi: lebih dari kebutuhan tubuh, ketidakseimbangan.

12

3) Nutrisi: lebih dari kebutuhan tubuh, resiko, ketidakseimbangan.


4. Perencanaan
Perencanaan ini untuk memelihara status nutrisi yang tepat menyediakan
perawatan kualitas lebih tinggi dari pada perbaikan defisit yang telah terjadi.
Penerapan intervensi keperawatan terkait masalah nutrisi bisa merujuk pada
intervensi yang diterapkan secara umum pada klien dengan gangguan pemenuhan
nutrisi. Akan tetapi, pada kasus-kasus tertentu penerapan diagnosis diatas tersebut
tentulah harus sesuai dengan kasus yang dihadapi (Potter & Perry, 2006).
1) Nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh, ketidakseimbangan.
Hasil yang Disarankan NOC
a) Status gizi : tingkat gizi yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan
metabolik.
b) Status gizi asupan makanan dan cairan : jumlah makanan dan
cairan yang dikonsumsi tubuh selama waktu 24 jam.
c) Status gizi nilai gizi : keadekuatan zat gizi yang dikonsumsi
tubuh.
Tujuan/Kriteria Evaluasi
Contoh PenggunaanBahasa NOC
Menunjukkan satus gizi : asupan makanan, cairan dan zat gizi,
ditandai dengan indikator berikut (sebutkan nilai 1-5: tidak adekuat,
ringan, sedang, kuat, atau adekuat total).
Contoh Lain
Pasien akan:
a) Mempertahankan atau menunjukkan pertambahan berat badan
Menjelaskan komponen keadekuatan diet bergizi.
b) Nilai labolatorium normal.
c) Melaporkan keadekuatan tingkat energi.
d) Mempertahankan massa dan berat badan dalam batas normal.
Mandiri
a) Tentukan motivasi klien untuk mengubah kebiasaan makan.
b) Pantau nilai labolatorium
c) Timbang pasien pada interval yang tepat.
d) Ketahui makanan kesukaan klien.
e) Pantau kandungan nutrisi dan kalori pada catatan asupan.tentukan
kemampuan pasien untuk memenuhi kebutuhan nutrisi.
f) Ajarkan metode untuk perencanaan makanan.

13

g) Ajarkan pasien/keluarga tentang makanan bergizi dan tidak


mahal.
h) Berikan informasi yang tepat tentang kebutuhan nutrisi dan
bagaimana memenuhinya.
Kolaborasi
a) Diskusikan dengan ahli gizi dalam menentukan kebutuhan protein
untuk pasien dengan ketidakadekuatan protein atau kehilangan
protein.
b) Diskusikan dengan dokter kebutuhan stimulasi nafsu makan,
makanan pelengkap, pemberian makanan enter atau parenteral total
agar asupan kalori adekuat.
c) Rujuk ke dokter untuk menentukan penyebab perubahan nutrisi.
d) Rujuk ke program gizi komunitas yang tepat, jika pasien tidak
dapat membeli atau menyiapkan makanan yang adekuat.
2. Nutrisi: Lebih dari Kebutuhan Tubuh, ketidakseimbangan.
Hasil yang disarankan NOC
a) Status gizi: asupan dan cairan: jumlah makanan dan cairan yang
masuk ke dalam tubuh dalam periode 24 jam. Status gizi: asupan zat
gizi: keadekuatan zat gizi yang masuk ke dalam tubuh.
Tujuan/Kriteria Evaluasi
Contoh penggunaan bahasa NOC
Menunjukkan status gizi: asupan makanan dan cairan, dibuktikan
dengan indikator sebagai berikut (1-5): asupan tidak adekuat, ringan,
sedang, kuat, atau adekuat total dan asupan makanan dan cairan melalui
oral tidak berlebihan.
Contoh lain
a) Pasien akan: Menyadari masalah berat badan
b) Mengungkapkan dengan kata-kata tentang

keinginan

untuk

menurunkan berat badan


c) Berpartisipasi dalam program latihan yang teratur.
d) Berpartisipasi dalam program penurunan berat badan yamg
e)
f)
g)
h)
i)

terstruktur.
Menahan diri untuk tidak makan banyak dalam satu waktu tertentu.
Mengalami asupan yan adekuat, tetapi tidak berlebihan.
Intervensi mandiri
Pantau perilaku pasien yang berkaitan dengan kenaikan berat badan .
Bantu pengurangan berat badan dengan program tertentu.

14

j) Timbang berat badan pasien dengan interval yang tepat.


k) Berikan informasi yang adekuat tentang kebutuhan nutrisi
l) Anjurkan pasien utnuk mengikuti program diet yang tepat.
Kolaborasi
a) Rundingkan dengan ahli gizi untuk mengimplementasikan
program penurunan berat badan yang meliputi pengelolaan diet
dan pengeluaran energi.
b) Pengelolaan nutrisi: tentukan dengan melakukan kolaborasi
bersama ahli diet, jumlah kalori dan jenis zat gizi yang diperlukan
untuk memenuhi kebutuhan nutrisi.
c) Bantuan pengurangan berat badan: anjurkan pasien untuk hadir
dalam kelompok pendukung penurunan berat badan.
3. Nutrisi: lebih dari kebutuhan tubuh, resiko perubahan
Hasil yang Disarankan NOC
Status gizi: asupan makanan dan cairan: jumlah makanan dan cairan yang
masuk ke dalam tubuh dalam periode 24 jam.
Tujuan/Kriteria Evaluasi
Contoh Penggunaan Bahasa NOC
Menunjukkan status gizi: asupan makanan dan cairan, dibuktikan
dengan indikaor sebagai berikut (1-5): asupan tidak adekuat, ringan,
sedang, kuat, atau adekuat total dan asupan makanan dan cairan melalui
oral tidak berlebihan.
Contoh Lain
Pasien akan:
a) Menyadari adanya faktor resiko.
b) Berpartisipasi dalam program latihan teratur.
c) Memelihara berat badan ideal.
d) Makan diet seimbang.
Mandiri
a) Pantau adanya faktor risiko kenaikan berat badan.
b) Pengelolaan berat badan(NOC): tentukan berat badan dan
persentase lemak tubuh ideal pasien.
c) Pengelolaan nutrisi (NIC): timbang berat badan pasien pada
interval yang tepat.

15

d) Diskusikan dengan pasien tentang hubungan antara asupan


makanan, latihan, kenaikan berat badan dan penurunan berat
badan.
e) Diskusikan dengan pasien tentang kondisi medis yang dapat
memengaruhi berat badan.
f) Diskusikan dengan pasien tentang faktor kebiasaan dan adat serta
budaya dan faktor hereditas yang dapat memengaruhi berat
badan.
g) Diskusikan tentang risiko yang berkaitan dengan kelenihan atau
kekurangan berat badan.
h) Bantu pasien dalam mengembangkan rencana makan yang
seimbang dan konsisten dengan tingkat penggunaan energi.
B. Asuhan Keperawatan Kasus
1. Pengkajian
Berdasarkan penugasan dan sesuai dengan jadwal praktek mahasiswa di
Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan-Amplas, pada tanggal 18 Mei 2015
sampai 22 Mei 2015, mahasiswa mulai melakukan pengkajian keperawatan pada
pasien Ny. M. Berikut deskripsi dari hasil pengkajian yang dilakukan dan secara
lengkap terdapat di lampiran 1.
a) Biodata
Seorang lansia, Ny. M berusia 64 tahun yang lahir pada tanggal 11
november 1951, berjenis kelamin perempuan, agama islam bersuku banten. Ny. M
seorang janda dengan pendidikan SD dan bekerja sebagai wiraswata, tinggal di
jalan bajak IV depan no 40C.
Adapun komposisi keluarga lansia, Ny. M memiliki 7 orang anak, 5
laki-laki dan 2 perempuan. Suami Ny. M, Tn. L telah meninggal dunia saat
berumur 44 tahun meninggal secara tiba-tiba di rumah. Saat ini Ny. M serumah
dengan anak ke-7 dan cucu.
b) Keluhan utama
Saat dilakukan pengkajian, Ny. M mengatakan kurang nafsu makan, Ny.
M merasakan penurunan berat badan yang sangat berarti,
c) Riwayat kesehatan sekarang
Saat ini Ny. M menderita diabetes melitus, susah tidur, kurang nafsu
makan, dan penglihatan berkurang, Ny. M menanyakan cara agar nafsu makan

16

meningkat, Ny. M akan sulit tidur jika tiba-tiba pinggang terasa sakit dan panas.
d) Riwayat kesehatan masa lalu
:
Ny. M 1 minggu yang lalu sakit-sakitan, 1 hari dirawat di RS. Mitra
Sejati, keluarga Ny. M menyatakan 4 jam di rawat di ruang ICU dan tidak sadar,
klien dirawat karena Hiperglikemia. Ny. M dulu jarang mau periksa kesehatan
khususnya cek darah, pernah sakit maag sewaktu masih muda.
e) Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 19 Mei 2015. Secara umum
kondisi klien sadar, tekanan darah 120/90 mmHg, pernafasan 24 kali/menit, nadi
74 kali/menit, suhu tubuh 370C, tinggi badan 155 cm, berat badan 43 kg. Dalam
melakukan pengkajian dilakukan juga pemeriksaan Head to toe untuk
memperoleh data pemeriksaan fisik lebih lengkap.
Pemeriksaan Kepala dan rambut, didapati bentuk kepala bulat dan
simetris, ubun-ubun tidak ada benjolan, kulit kepala bersih, penyebaran rambut
merata, hitam, tebal dan panjang. Pada wajah, warna kulit sawo matang, wajah
simetris. Pada mata, memiliki 2 mata dengan letak simetris, palpebra sedikit
pucat, konjungtiva tidak anemis, sklera putih bersih, pupil bulat, letak sentral dan
berada pada ukuran yang sama kiri dan kanan (isokor), ketajaman penglihatan
menurun, penglihatan kabur. Pada hidung, bentuk simetris, lubang hidung ada 2,
tidak ada cuping hidung.
Pada telinga, bentuk telinga simetris, ukuran telinga normal, lubang
telinga bersih, terlihat serumen sedikit, ketajaman pendengar tidak terganggu.
Pada mulut dan faring, keadaan bibir kering, tidak pecah-pecah, keadaan gigi dan
gusi, tidak ada perdarahan, gigi terlihat kuning, bersih, jumlah gigi 20 gigi,
keadaan lidah tidak ada luka, sedikit berplak putih. Pada leher, posisi trachea
simetris, thyroid tidak tampak perbesaran, suara jelas,
Pemeriksaan integumen, kebersihan klien, klien tampak bersih dan rapi,
warna sawo matang, turgor normal, kulit lembab sedikit keriput, suhu hangat.
Pemeriksaan paru, inspeksi tidak ada tanda kesulitan bernapas, bentuk
dada simetris, palpasi getaran suara ekspansi normal dan getaran suara normal
merata pada seluruh area bidang dada, auskultasi suara napas teratur, vesikular,
dan tidak terdengar suara tambahan.
Sistem kardiovaskuler, tekanan darah 120/90 mmHg, nadi 74 kali/menit.
Sistem gastrointestinal memiliki riwayat penyakit maag dahulu tetapi sekarang
klien merasakan tidak ada lagi. Sistem genitourinary telah menopause. Sistem

17

muskuloskletal, gerakan ROM tangan, kaki baik, kekuatan otot baik, simetris.
Pemeriksaan neurologi klien dapat membedakan bau, rasa panas dingin, menelan
baik, berbicara dengan jelas, pendengaran baik, penglihatan berkurang.
f. Pola kebiasan sehari-hari, kebiasaan klien memiliki kebiasaan pergi ke
pajak jam 2 pagi hingga jam 3 pagi. Klien terbiasa dengan aktivitas yang telah
dijalani 20 tahun lalu, klien juga terkadang masak sarapan untuk anak dan cucu
dan disaat senggang Ny. M bercerita dengan ibu-ibu tetangga.
Pola nutrisi, 1 x makan sehari, porsi sedang, terkadang diselangi makanan
ringan dan tiap pagi biasanya klien minum segelas teh manis, tidak suka minum
susu, klien jarang konsumsi buah-buahan, klien tidak suka makan pepaya, tidak
ada kesulitan menelan. Pola istirahat/tidur, tidur 30 menit di siang hari, malam
8.30-01.00 WIB, dan tidak tertidur lagi, setiap kali tidur tidak nyenyak.
Pola Eliminasi, BAB kurang lancar dan sedikit-sedikit dan hari ini belum
BAB, sejak 2 hari lalu. BAK lancar 8 x/ hari, tidak ada nyeri saat BAB dan BAK.
Pola kegiatan/aktivitas, klien secara mandiri untuk makan, minum, mandi,
toileting, Kebiasaan olahraga, Tidak berolahraga, klien merasakan sudah cukup
beraktivitas berjualan dan klien beranggapan usia yang sekarang tidak sekuat
masih muda. Rekreasi, klien sudah jarang berekreasi ke tempat hiburan
dikarenakan anak-anaknya sibuk, tetapi sesekali klien meminta anak dan cucunya
berkumpul bersama.

2. Analisa Data
No
1

DATA
DS :

DO :

ETIOLOGI
USIA

Klien mengatakan
Penurunan
nafsu
makan Nafsu makan
kurang
Fungsi Pankreas
berkurang
Makan 1 x/hari porsi
Resistensi
sedang
terhadap
BB awal 47 kg
insulin
Klien sangat ingin
BB naik kembali
Resiko ketidakstabilan

MASALAH
Nutrisi
kurang dari
kebutuhan
tubuh

18

Mukosa pucat
Jumlah gigi yang
tinggal 20 gigi
IMT = 17.9
BB = 43 kg
KGD sewaktu 275
mg/dl
DS : Klien mengatakan ;
Tidak BAB sejak 2
hari
lalu,
dan
biasanya 2 atau 3
hari sekali.
BAB sedikit dan
keras
Makan
sedikit,
jarang makan sayur
dan buah, tidak suka
pepaya.
DO :
Peristaltik usus 12
x/i

BB menurun
Nutrisi kurang dari
kebutuhan
USIA
Pola makan Pe elastisitas
tidak teratur
rektum
Makanan
Pe sekresi
rendah serat mukus pada
usus

BAB Keras, 2 hari tidak


BAB
Konstipasi

Gangguan

Klien susah tidur di


malam hari beberapa

Terbangun terlalu dini

minggu lalu, klien


untuk

Kualitas tidur tidak

memulai tidur.
Klien tidur pukul

nyenyak, 4 1/2 jam

selalu

sulit

21.30-01.00

WIB

dan setelah itu tidak


tidur karena klien
akan segera belanja

Gangguan
eliminasi
bowel/
konstipasi

Gangguan Eliminasi Bowel


Aktivitas

DS :

glukosa darah

ke pajak.
Klien

terbiasa

dengan kondisi ini,


saat sebelum sakit.

Gangguan Pola Tidur

pola tidur

19

DO :

Wajah tampak lesu


Palpebra pucat

3. Rumusan Masalah Keperawatan


1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan untuk mengabsorpsi nutrien ditandai dengan penurunan
nafsu makan ditandai dengan BB menurun 4 kg, jumlah gigi 20 dan makan
sekali sehari dengan porsi sedang, KGD sewaktu 275 mg/dl.
2. Konstipasi berhubungan dengan asupan makanan tidak berserat ditandai
dengan jarang makan sayur, buah-buahan, tidak suka pepaya dan tidak
BAB 2 hari yang lalu.
3. Gangguan Pola tidur berhubungan dengan pola aktivitas ditandai dengan
bangun lebih awal jam 01.00 wib untuk ke pajak, lama tidur 41/2 jam.

Diagnosa keperawatan (prioritas)


Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
peningkatan kehilangan nutrisi berhubungan dengan penurunan nafsu
makan ditandai dengan BB menurun 6 kg, jumlah gigi 20 dan makan
sekali sehari dengan porsi sedang.
4. Perencanaan Keperawatan

NoD

Perencanaan keperawatan

X
I

Tujuan
diharapkan

: Setelah dilakukan asuhan keperawatan 20


kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi, nafsu makan
meningkat.

Kriteria Hasil :
1. Nafsu makan meningkat.
2. Makan 3 x sehari, porsi sedang
3. BB bertambah dan dalam batas normal.IMT 20 24.
4. KGD normal.
Rencana tindakan
Rasional
1. Kaji pengetahuan
klien 1. Pengetahuan yang kurang
tentang pentingnya nutrisi
tentang
nutrisi
bagi tubuh.
mempengaruhi
dalam
pemenuhan
kebutuhan
nutrisi.
2. Mengidentifikasi
defisiensi
dan
2. Kaji riwayat nutrisi, termasuk
memudahkan intervensi.
makanan yang disukai.
3. Ajarkan jenis-jenis makanan

yang harus dikonsumsi oleh


usia lanjut dan pentingnya
tinggi serat bagi tubuh.
4. Anjurkan

klien
makan
membiasakan makan pagi.

5. Kaji apakah depresi menjadi

II

3. Dengan
mengetahui
makanan yang dikonsumsi
serta pentingnya serat akan
memperbaiki pencernaan
usus/proses absorbsi.
4. Pola
yang
baik
meningkatan
asupaan
makanan
disamping
menghindari kekosongan
lambung.
5. Depresi
dapat
menghilangkan rasa nafsu
makan.

penyebab kehilangan selera


makan.
6. Periksa kadar gula darah 6. Dengan mengetahui kadar
pasien
gula
darah
pemberian
asupan
nutrisi
bisa
dikontrol.
Tujuan
: Kemampuan saluran gastrointestinal untuk
membentuk dan mengeluarkan feses secara aktif.
Kriteria hasil :
1. Defekasi dapat dilakukan satu kali sehari.
2. Konsistensi feses lembut
3. Eliminasi feses tanpa perlu mengejan berlebihan

Rencana tindakan
1. Kaji

Rasional

tanda
dan
gejala 1. Mempermudah
dalam
konstipasi pasien.
memberi intervensi.
2. Tentukan pola defekasi bagi 2. Untuk
mengembalikan
klien dan latih klien untuk
keteraturan pola defekasi
menjalankannya
klien
3. Atur waktu yang tepat untuk 3. Untuk
memfasilitasi
defekasi klien seperti sesudah
refleks defekasi.

21

5. Implementasi dan Evaluasi

Hari/
Tanggal
Selasa/
19 Mei
2015

No.
DX
I

Implementasi

Evaluasi

S:
1. Mengkaji pengetahuan 1. Klien
mengingat
klien
tentang
tentang
pentingnya
pentingnya nutrisi bagi
nutrisi.
tubuh.
2. Klien
mampu
2. Mengkaji
riwayat
menyebutkan makanan
nutrisi,
termasuk
yang disukai dan mulai
makanan yang disukai.
bernafsu makan.
3. Klien
belum
3. Mengajarkan
jenismenerapkan
nutrisi
jenis makanan yang
khusus lansia.
harus dikonsumsi oleh 4. Klien makan 2 x sehari,
usia
lanjut
dan
tetapi masih sedikit.
pentingnya
tinggi
serat bagi tubuh.
O : Klien terlihat segar

II

TD: 130/90 mmHg


4. Menganjurkan klien
RR: 24x/i
makan 3 x sehari.
HR: 80x/i
A:
Masalah sebagian
teratasi.
P : Intervensi dilanjutkan.
S :
1. Memberikan Penkes 1. Klien sudah mengenal
tanda
dan
gejala
tanda
dan
gejala
konstipasi.
konstipasi, dan seharian
2. Menganjurkan
pola
semalam sudah BAB 1
defekasi bagi klien dan
x dengan karakteristik
latih
klien
untuk
feses keras dan sedikit.
menjalankannya.
2. Klien akan menerapkan
3. Menganjurkan
pola BAB yang benar
cakupan
nutrisi 3. Klien makanan yang
berserat sesuai dengan
berserat seperti pisang.
4.
Klien minum 5 gelas
indikasi
4. Menganjurkan cairan
sehari.
jika
tidak O : Klien tampak segar
kontraindikasi 2-3 liter TD: 130/90 mmHg
per hari
RR: 24x/i

22

HR: 80x/i
A : Masalah sebagian
teratasi.
P : Intervensi dilanjutkan
Hari/tanggal No. Implementasi
Evaluasi
DX
Rabu/
I
1. Membuat jadwal makan
20
Mei
dan mengajarkan jenis- S :
2015
jenis makanan yang 1. Klien mampu membuat
harus dikonsumsi oleh
jadwal
makan
dan
usia
lanjut
dan
mulai
menerapkan
pentingnya tinggi serat
nutrisi sesuai umur.
bagi tubuh.
O:
2. Melakukan cek gula KGD : 275 mg/dl
darah secara sewaktu BB : 43 kg
3. Mengukur Berat Badan A : BB belum menaik,
KGD belum normal
(Masalah
sebagian
teratasi)
P : Intervensi dihentikan
sesuai dengan waktu PBL
telah berakhir.
II
III 1. Menjelaskan
pada S:
klien
tentang 1. Klien mengerti akan
pentingnya tidur yang
kebutuhan tidur nya.
2. Klien mengatakan pola
adekuat.
2. Mengkaji
masalah
tidurnya
masih
gangguan tidur klien,
terganggu, tidur tidak
karakteristik
dan
nyenyak, karena rasa
penyebab.
gatal yang tiba-tiba
datang.
O:
Terlihat
kurang
semangat dan ceria
TD : 120/80 mmHg
A:
Masalah
teratasi
sebagian
P: Intervensi dihentikan
sesuai dengan waktu PBL
telah berakhir.

23

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Setelah dilakukan pengkajian pasa pasien Ny. M dilakukan analisa data
untuk memperoleh diagnosa keperawatan. Diagnosa yang diperoleh adalah
sebagai berikut:
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan peningkatan kehilangan nutrisi berhubungan dengan penurunan
nafsu makan ditandai dengan BB menurun 4 kg, jumlah gigi 20 dan makan
sekali sehari dengan porsi sedang.
2. Konstipasi berhubungan dengan asupan makanan tidak berserat ditandai
dengan jarang makan sayur, buah-buahan, tidak suka pepaya dan tidak
BAB 2 hari yang lalu.
3. Gangguan Pola tidur berhubungan dengan pola aktivitas ditandai dengan
bangun lebih awal jam 01.00 wib untuk ke pajak, lama tidur 41/2 jam.
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan adalah sebagai diagnosa
prioritas. Kemudian dilakukan perencanaan tindakan keperawatan. Setelah
dilakukan asuhan keperawatan, dari tiga diagnosa yang diperoleh masalah hanya
dapat teratasi sebagian.
B. SARAN
Untuk menyempurnakan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan
kebutuhan nutrisi seperti berikut :
1. Waktu asuhan keperawatan sebaiknya minimal 2 minggu.
2. Klien dan keluarga tetap menerapkan asuhan keperawatan yang telah
dilakukan agar tujuan asuhan keperawatan terpenuhi.
3. Pelayanan kesehatan seharusnya mengadakan pendidikan kesehatan secara
merata.

24

DAFTAR PUSTAKA
24

Alimul H. A. Aziz. (2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia; Aplikasi


konsep dan proses keperawatan. Buku 2. Jakarta : Salemba medika
Asmadi. (2008). Teknik Prosedural Keperawatan Konsep dan Aplikasi Kebutuhan
Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika
Atolilah, Elang Mohamad dan Engkus Kusnadi. (2013). Askep Pada Klien
Dengan Gangguan Kebutuhan Dasar Manusia. Garut: IN MEDIA
POTTER & PERRY. (2005). Fundamental Keperawatan. Edisi 4. Jakarta: ECG
.(2006). Fundamental Keperawatan. Edisi 4 Volume 2.
Jakarta: ECG
Tarwoto dan Wartonah. (2010). Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Wahyunita, Vina Dwi dan Fitriah. (2010). Memahami Kesehatan Pada Lansia.
Jakarta: Trans Info Media
Wilkinson, Judith M dan Nancy R. Ahern.

(2012). Buku Saku Diagnosis

Keperawatan: Diagnosis NANDA, Intervensi NIC dan Kriteria Hasil


NOC. Edisi 9. Jakarta: EGC

Lampiran 1
PROGRAM DIII KEPERAWATAN

25

FAKULTAS KEPERAWATAN USU


FORMAT PENGKAJIAN KLIEN
I.

BIODATA
Nama

: Ny. M

Jenis Kelamin

: Perempuan

Tempat/ Tanggal Lahir

: Medan, 11-11-1951/64 tahun

Status Perkawinan

: Janda

Agama

: Islam

Suku

: Banten

Pendidikan

: SMP

Pekerjaan

: Wiraswasta

Alamat

: Jln Bajak 4 Depan No 4C

Komposisi Keluarga Lansia

Ny. M adalah seorang janda yang memiliki 7 orang anak, 5 lakilaki dan 2 perempuan. Tn.L telah meninggal dunia saat berumur 44
tahun meninggal secara tiba-tiba di rumah. Ny. M serumah dengan anak
ke-7 (Tn. M) dan cucu.
Genogram

Keterangan
= Laki-laki
= Perempuan
II.
KELUHAN
UTAMA
:
= Meninggal
Saat=dilakukan
pengkajian,
Ny. M mengatakan bahwa Ny. M
Klien
= makan
Serumah
kurang nafsu
beberapa bulan ini, Ny. M merasakan penurunan berat
badan.
III.
RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
:
Saat ini Ny. M menderita diabetes melitus, susah tidur, kurang

26

nafsu makan, dan penglihatan berkurang, Ny. M menanyakan cara agar


nafsu makan meningkat, Ny. M akan sulit tidur jika tiba-tiba pinggang
terasa sakit dan panas.
IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU
:
Ny. M 1 minggu yang lalu sakit-sakitan, 1 hari dirawat di RS.
Mitra Sejati, keluarga Ny. M menyatakan 4 jam di rawat di ruang ICU dan
tidak sadar, klien dirawat karena Hiperglikemia. Ny. M dulu jarang mau
periksa kesehatan khususnya cek darah, pernah sakit maag sewaktu masih
muda.
V. RIWAYAT SEHARI-HARI
:
a. Persepsi lansia terhadap sehat sakit
Menurut Ny. M, sakit yang ia alami sekarang karena
penurunan usia, sakit itu tidak membuat Ny. M berhenti
beraktivitas, sedangkan sehat menurut Ny. M ialah keadaan yang
benar-benar fit, tidak pusing dan dapat berjualan.
b. Kebiasaan
Ny. M memiliki kebiasaan pergi ke pajak jam 2 pagi hingga
jam 3 pagi. Ny. M, Klien terbiasa dengan aktivitas yang telah
dijalani 20 tahun lalu, klien juga terkadang masak sarapan untuk
anak dan cucu dan disaat senggang Ny. M bercerita dengan ibu-ibu
tetangga.
c. Pola Nutrisi
1 x makan sehari, porsi sedang dan tiap pagi biasanya Ny.M
minum segelas teh manis, tidak suka minum susu, Ny. M jarang
konsumsi buah-buahan, Ny. M tidak suka makan pisang dan
pepaya .
d. Pola istirahat/tidur
Tidur 30 menit di siang hari, malam 8.30-01.00 WIB, dan tidak
tertidur lagi, setiap kali tidur tidak nyenyak.
e. Pola Eliminasi
BAB kurang lancar dan sedikit-sedikit dan hari ini belum
BAB, sejak 2 hari lalu.
BAK lancar 8 x/ hari, tidak ada nyeri saat BAB dan BAK.
f. Kebiasaan olahraga
Tidak berolahraga, Ny. M merasakan sudah cukup beraktivitas
berjualan dan Ny. M beranggapan usia yang sekarang tidak sekuat
masih muda.
g. Kemampuan melakukan aktivitas

27

Hanya berjualan dan sesekali menyapu rumah dan bermain


bersama cucu, dan Ny. M beranggapan usia yang sekarang tidak
sekuat masih muda.
h. Rekreasi
Ny. M sudah jarang berekreasi ke tempat hiburan dikarenakan
anak-anaknya sibuk, tetapi sesekali Ny. M meminta anak dan
cucunya berkumpul bersama.
VI.

RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL


:
a. Persepsi pasien tentang penyakitnya
Ny. M baru menyadari bahwasanya menghidap penyakit
Diabetes Melitus, Klien tidak tahu sebelumnya karena klien jarang
cek beberapa tahun ini. Klien tidak terlalu khawatir dengan kondisi
saat ini.
b. Keadaan emosi
Saat ini Ny. M memikirkan tentang kondisinya agar berat
badannya meningkat dan nafsu makannya meningkat, selain itu Ny.
M kepikiran dengan anak ke-4 nya yang bekerja sebagai tukang
becak bermotor tetapi memiliki banyak utang, dan anak ke-5 yang
hingga saat ini belum memiliki anak dan kata dokter ada kelainan
pada rahimnya tersebut.
c. Hubungan Sosial
Hubungan klien dengan keluarga besar sangat baik, hubungan
dengan orang lain selingkungan ; sudah tidak ikut dalam
perwiridan di lingkungan VII bajak IV dan Ny. M hanya ikut dalam
kegiatan jula-jula saja.
d. Riwayat Spiritual dan Kultural

Masih rajin sholat, walaupun tidak 5 waktu dan Ny. M tidak


memiliki budaya khusus.
VII.

PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan Umum
:
Compos mentis, klien kooperatif saat wawancara, klien berbicara
dan menjawab sesuai, tidak ada gangguan proses pikir, dan klien
masih mampu mengingat hal-hal lalu walaupun sebahagian, klien
terlihat kurang semangat, wajah tampak lesu.

28

B. Tanda-tanda vital
:
- Tekanan darah : 120/90 mmHg
- Pernafasan
: 24 x/i
- Nadi
: 74 x/i
- Suhu tubuh
: 37 x/i
- Tinggi badan : 155 cm
- Berat badan
: 43 kg
C. Pemeriksaan Head to Toe
Kepala dan rambut
-

Bentuk
Ubun-ubun
Warna kulit

: bulat dan simetris


: tidak ada benjolan
: kulit kepala bersih, sawo matang

Rambut
-

Penyebaran dan keadaan rambut

dan panjang.
Bau

: merata, hitam, tebal

: tidak berbau

Wajah
- Stuktur wajah
- Warna kulit

: wajah simetris.
: sawo matang

Mata
-

Kelengkapan dan kesimetrisan

simetris
Palpebra
: palpebra sedikit pucat
konjungtiva dan sklera : tidak anemis, putih bersih
Pupil
: bulat, letak sentral dan isokor
Visus
: penglihatan kabur (rabun jauh)

: 2 mata dengan letak

Hidung
-

Tulang hidung dan posisi septum nasi : bentuk simetris,


lubang hidung teraba, tidak ada cuping hidung.

Telinga
-

Bentuk telinga : bentuk telinga simetris,


Ukuran telinga : normal
Lubang telinga : ada 2, kondisi terlihat serumen sedikit
Ketajaman pendengar : tidak terganggu

Mulut dan faring


-

Keadaan bibir : kering


Keadaan gigi dan gusi : tidak ada perdarahan, gigi terlihat

kuning, bersih, jumlah gigi 20 gigi


Keadaan lidah : tidak ada luka, sedikit berplak putih

29

Leher
-

Posisi Trachea : simetris


Thyroid
: tidak tampak perbesaran
Suara
: jelas,

Sistem pernapasan
Ny.M tidak ada mengeluh sesak nafas, ventilasi baik RR 24
x/i dan bentuk dada normal, tidak ada normal, tidak ada retraksi
dada maupun cuping hidung.
Sistem Kardiovaskuler
Ny. M tidak ada merasakan nyeri dada, HR 74 x/i.
Sistem Gastrointestinal
Ny. M memiliki riwayat penyakit maag dahulu tetapi sekarang
tidak ada lagi.
Sistem Genitourinary
Ny. M telah menopause.
Sistem Muskuloskletal
Gerakan ROM tangan, kaki baik, kekuatan otot baik.
Sistem Neurologi
Ny. M dapat membedakan bau, rasa panas dingin, menelan baik,
berbicara dengan jelas, pendengaran baik, penglihatan berkurang
dan tidak memakai kacamata.
Riwayat terapi
Ny. M mengkonsumsi berbagai obat semenjak pulang dari
Rumah Sakit tetapi obat sudah dibuang dan Ny M tidak ingat lagi.
VIII.
POLA KEBIASAAN SEHARI- HARI
1. Pola makan dan minum
- Frekuensi makan / hari
: 1 kali
- Nafsu/ selera makan
: berkurang
- Nyeri ulu hati
: tidak nyeri
- Alergi
: tidak ada
- Mual dan muntah
: mual masih ada, kadangkadang
- Minum / hari
: 10-12 gelas
- Masalah makan dan minum : tidak ada masalah.
2. Perawatan diri/ personal hygiene

30

Kebersihan tubuh
: mandi 2 x sehari
Kebersihan gigi dan mulut
: klien sikat gigi 2 x sehari
Kebersihan kuku kaki dan tangan : panjang dan sedikit
jorok.

3. Pola kegiatan/ aktivitas


- Uraian aktivitas pasien untuk mandi, makan, eliminasi,
ganti pakaian dilakukan secara mandiri sebahagian atau

total :
Klien secara mandiri untuk mandi, makan, eliminasi, ganti
pakaian.
Uraian aktivitas pasien sehari-hari : Kebiasaan olahraga, Tidak
berolahraga, klien merasakan sudah cukup beraktivitas berjualan dan klien
beranggapan usia yang sekarang tidak sekuat masih muda. Rekreasi, klien
sudah jarang berekreasi ke tempat hiburan dikarenakan anak-anaknya
sibuk, tetapi sesekali klien meminta anak dan cucunya berkumpul
bersama.
4. Pola Eliminasi
a. BAB
- Pola BAB
: tidak teratur, pagi dan malam
- Karakter feses
: keras, sedikit
- Riwayat perdarahan
: tidak ada
- BAB terakhir
: 2 hari yang lalu
- Diare
: tidak ada diare
- Penggunaan laksatif
: tidak ada
b. BAK
- Pola BAK
: 8 kali
- Karakter urine
: kekuningan
- Nyeri/ rasa terbakar/ kesulitan kemih : tidak ada nyeri
- Riwayat penyakit/kandung kemih
: tidak ada
- Penggunaan diuretik
: tidak ada

Lampiran 2
CATATAN PERKEMBANGAN
No

Hari/ Tanggal

Pukul

Implementasi dan Evaluasi Keperawatan


Tindakan Keperawatan

Evaluasi

.
D
X
I

Selasa /
19 Mei 2015

10.00 wib 1. Mengkaji pengetahuan klien tentang pentingnya


nutrisi bagi tubuh.

2. Mengkaji riwayat nutrisi, termasuk makanan yang


11.00 wib
disukai.
3. Mengajarkan jenis-jenis makanan yang harus
dikonsumsi oleh usia lanjut dan pentingnya tinggi
serat bagi tubuh.
4. Menganjurkan klien makan 3 x sehari.

S:
1. Klien mengingat tentang pentingnya
nutrisi.
2. Klien mampu menyebutkan makanan
yang disukai dan mulai bernafsu makan.
3. Klien belum menerapkan nutrisi khusus
lansia.
4. Klien makan 2 x sehari, tetapi masih
sedikit.
O : Klien terlihat segar
TD: 130/90 mmHg
RR: 24x/i
HR: 80x/i
A: Masalah sebagian teratasi.
P : Intervensi di lanjutkan oleh klien dan

keluarga, sesuai jadwal perencanaan yang


II

11.00 wib

1. Memberikan Penkes tanda dan gejala konstipasi.


2. Menganjurkan pola defekasi bagi klien dan latih
klien untuk menjalankannya.
12.00 wib 3. Menganjurkan cakupan nutrisi berserat sesuai
dengan indikasi
4. Menganjurkan cairan jika tidak kontraindikasi 2-3
liter per hari

Rabu/
20 Mei 2015

10.00 wib 1. Membuat jadwal makan dan mengajarkan jenisjenis makanan yang harus dikonsumsi oleh usia
lanjut dan pentingnya tinggi serat bagi tubuh.
11.00 wib 2. Melakukan cek gula darah secara sewaktu
3. Mengukur Berat Badan

telah ditetapkan, (waktu PBL telah berakhir).


S :
1. Klien sudah mengenal tanda dan gejala
konstipasi, dan seharian semalam sudah
BAB 1 x dengan karakteristik feses keras
dan sedikit.
2. Klien akan menerapkan pola BAB yang
benar
3. Klien makanan yang berserat seperti
pisang.
4. Klien minum 5 gelas sehari.
O : Klien tampak segar
TD: 130/90 mmHg
RR: 24x/i
HR: 80x/i
A : Masalah sebagian teratasi.
P : Intervensi di lanjutkan oleh klien dan
keluarga, sesuai jadwal perencanaan yang
telah ditetapkan, (waktu PBL telah berakhir).
S:
2. Klien mampu membuat jadwal makan dan
mulai menerapkan nutrisi sesuai umur.
O:
KGD : 275 mg/dl

III

BB : 43 kg
A : BB belum menaik, KGD belum normal
(Masalah belum teratasi)
P : Intervensi di lanjutkan oleh klien dan
keluarga, sesuai jadwal perencanaan yang
telah ditetapkan, (waktu PBL telah berakhir).
5. Menjelaskan pada klien tentang pentingnya tidur S:
yang adekuat.
Klien mengerti akan kebutuhan tidur nya.
6. Mengkaji masalah gangguan tidur klien,
Klien mengatakan pola tidurnya masih
karakteristik dan penyebab.
terganggu, tidur tidak nyenyak, karena
rasa gatal yang tiba-tiba datang.
O: Terlihat kurang semangat dan ceria
TD : 120/80 mmHg
A: Masalah teratasi sebagian
P: Intervensi di lanjutkan oleh klien dan
keluarga, sesuai jadwal perencanaan yang
telah ditetapkan, (waktu PBL telah berakhir).

Anda mungkin juga menyukai