PENGELOLAAN KASUS
A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Nutrisi
1. Definisi Nutrisi
Istilah gizi berasal dari bahasa arab gizawi yang berarti nutrisi. Oleh para
ahli istilah tersebut diubah menjadi gizi. Gizi adalah substansi organik dan non
organik yang ditemukan dalam makanan dan dibutuhkan oleh tubuh agar dapat
berfungsi dengan baik. Kebutuhan gizi seseorang ditentukan oleh faktor usia, jenis
kelamin, jenis kegiatan, dan sebagainya.
Nutrisi adalah zat-zat gizi atau zat-zat lain yang berhubungan dengan
kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk
menerima
makanan
atau
bahan-bahan
dari
lingkungan
hidupnya
dan
melalui
tenaga nutrisi dapat diperoleh dari karbohidrat sebanyak 50-55%, lemak sebanyak
30-35% dan protein sebanyak 15%.
2. Saluran Pencernaan
Sistem yang berperan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi adalah sistem
pencernaan yang terdiri dari atas saluran pencernaan dan organ asesoris. Saluran
pencernaan dimulai dari mulut sampai usus halus bagian distal, sedangkan organ
asesoris terdiri atas hati, kantong empedu, dan pankreas. Ketiga organ ini
membantu terlaksananya sistem pencernaan makanan secara kimiawi.
a) Mulut
Mulut merupakan bagian awal dari saluran pencernaan dan terdiri atas
dua bagian luar yang sempit (vestibula), yaitu ruang di antara gusi, bibir, pipi, dan
bagian dalam, yaitu rongga mulut. Di dalam mulut, makanan mengalami proses
mekanis melalui pengunyahan yang akan membuat makanan dapat hancur sampai
merata, dibantu oleh enzim amilase yang akan memecah amilium yang
terkandung dalam makanan menjadi maltosa.
Proses mengunyah ini merupakan kegiatan terkoordinasi antara
lidah,gigi dan otot-otot mengunyah. Di dalam mulut, juga terdapat kelenjar saliva
yang menghasilkan saliva untuk prosess pencernaaan dengan cara mencerna hidrat
arang,
khususnya
amylase,
melicinkan
bolus
sehingga
mudah
ditelan,
tempat lewatnya makanan. Usus besar memiliki panjang kurang lebih 1,5 meter.
Kolon terbagi atas asenden, transversum, desenden, sigmoid, dan berakhir di
rectum yang panjangnya kira-kira 10 cm dari usus besar, dimulai dari kolon
sigmoideus dan berakhir pada saluran anal. Tempat kolon asenden membentuk
belokan tajam di abdomen atas bagian kanan disebut fleksura hepatis, sedang
tempat kolon transversum membentuk beloka tajam di abdomen atau bagian kiri
disebut fleksura lienalis.
Fungsi utama usus besar adalah mengabsorpsi air (kurang lebih 90%,
elektrolit, vitamin dan sedikit glukosa. Kapasitas absorpsi air kuran lebih 5000
cc/hari. Flora yang terdapat dalam usus besar berfungsi untuk menyintesis vitamin
K dan B serta memungkinkan pembusukan sisa-sisa makanan.
Proses Pencernaan makanan tidak terlepas dari peran organ-organ asesoris
sistem pencernaan, diantaranya adalah hati, kantong empedu, dan pankreas.
a. Hati
Hati merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh yang terletak di bagian
paling atas rongga abdomen, di sebelah kanan di bawah diafragma, dan memiliki
berat kurang lebih 1500 gram (kira-kira 2,5% orang dewasa).
Hati terdiri dari atas 2 lobus, yaitu lobus kanan dan kiri yang dipisahkan
oleh ligament falsimoris. Pada lobus kanan belakang kantong empedu terdapat sel
yang bersifat fagositosis terhadap bakteri dan benda asing lain dalam darah.
Fungsi hati adalah menghasilkan cairan empedu, fagositosis bakteri dan benda
asing lainnya, memproduksi sel darah merah dan menyimpan glikogen.
b. Kantong Empedu
Kantong empedu merupakan sebuah organ berbentuk seperti kantong yang
terletak dibawah kanan hati atau lekukan permukaan bawah hati sampai pinggiran
depan yang memiliki panjang 8-12 cm dan berkapasitas 40-60 cm 3. Kantong
empedu memiliki bagian fundus, leher, dan tiga pembungkus, yaitu sebelah luar
pembungkus peritoneal, sebelah tengah jaringan berotot tak bergaris, dan sebelah
dalam membran mukosa.
Fungsi kantong empedu adalah tempat menyimpan cairan empedu,
memekatkan cairan empedu yang berfungsi member pH sesuai dengam pH
optimum enzim-enzim pada usus halus, mengemulsi garam-garam empedu,
mengemulsi lemak, mengekskresi beberapa zat yang tidak digunakan oleh tubuh,
dan member warna pada feses, yaitu kuning kehijau-hijauan (dihasilkan oleh
pigmen empedu). Cairan empedu mengandung air, garam empedu, lemak,
kolesterol, pigmen fosfolipid dan sedikit protein.
c. Pankreas
Pankreas merupakan kelenjar yang strukturnya sama seperti kelenjar ludah
dan memiliki panjang kurang lebih 15 cm. Pankreas terdiri atas 3 bagian yaitu
bagian kepala pankreas yang paling lebar, badan pankreas yang letaknya di
belakang lambung dan di depan vertebra lumbalis pertama, serta bagian ekor
pankreas yang merupakan bagian runcing di sebelah kiri dan menyentuh limpa.
Pankreas memiliki 2 fungsi, yaitu fungsi eksokrin yang dilaksanakan oleh
sel sekretori yang membentuk getah pankreas berisi enzim serta elektrolit dan
fungsi endokrin yang tersebar di antara alveoli pankreas.
3. Proses Pencernaan Makanan
Makanan yang kita makan tidak dapat dimanfaatkan oleh tubuh dalam
bentuk energi sebelum melalui proses pencernaan, absorpsi dan metabolisme.
Tubuh memerlukan energi untuk fungsi-fungsi fisiologis organ tubuh, pergerakan,
mempertahankan temperature, fungsi kelenjar, kerja hormon, pertumbuhan dan
penggantian sel-sel yang rusak.
a. Ingesti (Penelanan)
Yaitu tahap dimana makanan dimasukkan ke dalam mulut lalu dikunyah
oleh gigi, dibasahi oelh air ludah dan di bolak-balik oleh lidah, setelah makanan
halus, maka akan ditelan dengan bantuan ludah ke dalam kerongkongan. Oleh
karena kerongkongan, makanan di dorong masuk ke lambung dengan suat
gerakan yang disebut persistaltik.
b. Digesti (Penyerapan)
Yaitu tahap pengolahan makanan yang terjadi di dalam lambung, terjadi
secara kimiawi dan enzimatik. Dalam lambung makanan dicerna dengan bantuan
enzim-enzim pancernaan seperti pepsin, dan lain-lain.
c. Absorpsi (Penyerapan)
Tahap penerapan makanan terjjadi di usus halus. Pada bagian atas usus
halus, makanan melewati lubang saluran empedu dan pankreas. Makanan
kemudian melalui tiga bagian dari usus halus, duodenum,jejunum dan ileum.
d. Eliminasi (Pembuangan)
Tahap pembuangan terjadi pada anus, setelah melalui tahap penyerapan.
Sisa-sisa makanan yang tidak dapat dicerna lagi, lalu dibuang ke dalam usus
besar. Dalam usus besar terjajdi penyerapan air dan garam-garam mineral. Dalam
usus besar juga terjadi pembusukan sisa makanan sebelum kemudian dibuang
keluar tubuh melalui anus dalam bentuk padatan atau feses, gas, dan cairan.
4. Fungsi Nutrisi
Makanan sehari-hari yang dipilih dengan baik akan memberikan semua zat
gizi yang dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh. Sebaliknya, bila makanan tidak
dipilih dengan baik, tubuh akan mengalami kekurangan zat-zat gizi esensial
tertentu. Zat-zat gizi esensial adalah zat yang harus didatangkan dari makanan.
Bila dikelompokkan ada tiga fungsi zat gizi dalam tubuh :
Fungsi pertama adalah memberi energi. Zat-zat gizi yang dapat memberikan
energi adalah karbohidrat, lemak, dan protein. Oksidasi zat-zat gizi ini
menghasilkan energi yang diperlukan tubuh untuk melakukan kegiatan/ aktivitas.
Ketiga zat gizi termasuk ikatan organik yang mengandung karbon yang dapat
dibakar. Ketiga zat gizi terdapat dalam jumlah paling banyak dalam bahan pangan.
Dalam fungsi sebagai zat pemberi energi, ketiga zat gizi tersebut dinamakan zat
pembakar.
Fungsi kedua adalah pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh.
Protein, mineral, dan air adalah bagian dari jaringan tubuh. Olehkarena itu
diperlukan untuk membentuk sel-sel baru, memelihara, dan mengganti sel-sel
yang rusak. Dalam fungsi ini ketiga zat gizi (nutrients) tersebut dinamakan zat
pembangun.
Fungsi ketiga adalah mengatur proses tubuh. Protein, mineral, air, dan
vitamin diperlukan untuk mengatur proses tubuh. Protein mengatur keseimbangan
air didalam sel, bertindak sebagai buffer dalam upaya memelihara netralitas tubuh
dan membentuk antibodi sebagai penangkal organisme yang bersifat inefektif dan
bahan-bahan asing yang dapat masuk ke dalam tubuh. Mineral dan vitamin
diperlukan sebagai pengatur dalam proses oksidasi, fungsi normal saraf, dan otot
serta banyak proses lain yang terjadi di dalam tubuh termasuk proses menua. Air
diperlukan untuk melarutkan bahan-bahan di dalam tubuh, seperti di dalam darah,
cairan pencernaan, jaringan dan mengatur suhu tubuh, peredaran darah,
pembuangan sisa-sisa/ekskresi dan lain-lain. Dalam fungsi mengatur proes tubuh
ini, protein, mineral, air, dan vitamin dinamakan zat pengatur.
5.
Pengetahuan
Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat
makanan
ikan
bagi
anak-anak
karena
ikan
dianggap
dapat
merosotnya gigi pada remaja bila nilai gizinya tidak sesuai dengan yang
diharapkan. Saat ini, para remaja dikota-kota besar di negara kita memiliki
kecenderungan menyenangi makanan tertentu secara berlebihan, seperti makanan
cepat saji (junk food), bakso dan lain-lainnya. Makanan-makanan ini tentu saja
dapat berdampak buruk bagi kesehatan mereka jika dikonsumsi terlalu sering dan
berlebihan karena tidak memiliki asupan gizi yang baik.
5. Status ekonomi
Status ekonomi juga dapat mempengaruhi perubahan status gizi
karena penyediaan makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit.
Oleh karena itu, masyarakat dengan kondisi perekonomian yang tinggi biasanya
mampu mencukupi kebutuhan gizi keluarganya dibandingkan masyarakat dengan
kondisi perekonomian rendah.
6. Elemen Nutrisi/Zat Gizi
Elemen nutrisi terdiri atas karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan
air. Karbohidrat, lemak dan protein disebut sebagai energi nutrien karena
merupakan energi dari makanan, sedangkan vitamin, mineral dan air merupakan
substansi
penting
untuk
membangun,
mempertahankan
dan
mengatur
merupakan
jenis
karbohidrat
yang
paling
sayuran
dan
madu,
serta
galaktosa
yang
berfungsi
sebagai
pertumbuhan,
mempertahankan
dan
Jenis protein ini tidak berikatan dengan zat lain, misalna albumin
dan globulin.
2. Protein bersenyawa
Protein ini dapat membentuk ikatan dengan zat lain seperti dengan
glikogen membentuk gliokoprotein, dengan hemoglobin membentuk
kromoprotein.
3. Turunan atau devirat dari protein
Termasuk dalam turunan protein adalah albuminosa, pepton dan
gelatin.
a. Fungsi Protein
1. Untuk keseimbangan cairan yaitu dengan meningkatkan tekanan
2.
3.
4.
5.
genes.
b. Sumber Protein
1. Protein hewani yaitu protein dari hewan yang berasal dari
hewan seperti susu, daging, telur, hati, udang, ikan, kerang, aam
dan sebagainya.
2. Protein nabati yaitu protein yang berasal dari tumbuhan seperti
jagung, kedelai, kacang hijau, terigu, dan sebagainya.
3.
Lemak
Lemak atau lipid merupakan sumber energi paling besar. Berdasarkan
7. Status Nutrisi
Karakteristik status nutrisi ditentukan dengan adanya Body Index (BMI) dan
Ideal Bod Weight (IBW).
a) Body Mass Index (BMI)
Merupakan ukuran dari gambaran berat badan seseorang dengan tinggi
badan. BMI dihubungkan dengan total lemak dalam tubuh dari sebagai
panduan untuk mengkaji kelebihan berat badan (over weight) dan
obesitas.
Rumus BMI diperhitungkan:
BB (Kg) atau BB (pon) x 704.5
TB (M)
TB (inc)2
Tabel Batas Ambang Indeks Massa Tubuh (IMT) di Indonesia.
Kategori
Kurus
IMT
< 17
17,0 - 18,5
Normal
18,5 25,0
>27,0
B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
Pengkajian nutrisi terdiri dari empat area pokok yaitu pengukuran fisik
(tinggi dan berat badan), tes laboratorium, riwayat diet dan kesehatan dan
observasi klinik (Potter dan Perry, 2005).
1. Riwayat kepearawatan dan diet
Riwayat makanan meliputi informasi atau keterangan tentang pola
makanan, tipe makanan yang dihindari ataupun diabaikan makanan yang
lebih disukai, yang dapat digunakan untuk membantu merencanakan
jenis makanan untuk sekarang dan rencana makanan untuk masa
selanjutnya (A.Aziz Alimul H, 2006).
a. Anggaran makan, makan kesukaan waktu makan.
b. Apakah ada diet yang dilakukan secara khusus?
c. Adakah penurunan dan peningkatan berat badan dan berapa lama
periode waktunya?
d. Adakah status fisik pasien yang dapat meningkatkan diet seperti
luka bakar dan demam?
e. Adakah toleransi makan/minum tertentu?
2. Faktor yang mempengaruhi diet
a. Status kesehatan.
b. Kultur dan kepercayaan.
c. Status sosial ekonomi.
d. Faktor psikologis.
e. Informasi yang salah tentang makanan dan cara berdiet.
3. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan fisik: apatis lesu.
b. Berat badan: obesitas, kurus (underweight).
c. Otot: flaksia/lemah tonus kurang, tenderness, tidak mampu bekerja.
d. Sistem saraf: bingung, rasa terbakar, paresthesia, reflek menurun.
e. Fungsi gastrointestinal: anoreksia, konstipasi, diare, flatulensi,
pembesaran liver/lien.
f. Kardiovaskuler: denyut nadi lebih dari 100 kali/menit, irama
abnormal, tekanan darah rendah/tinggi.
g. Rambut: kusam, kering, pudar, kemerahan, tipis, pecah/patahpatah.
h. Kulit: kering, pucat, iritasi, petekhie, lemak disubkutan tidak ada.
d.
e.
Objektif
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
2.
Objektif
a. Konsentrasi asupan makanan di malam hari.
b. Pola makan disfungsional (mis, makan sambil melakukan aktivitas
lainnya).
c. Makan sebagai respons terhadap pengaruh eksternal, seperti waktu
siang atau situasi sosial.
d. Makan sebagai respons terhadap pengaruh internal selain rasa lapar
misalnya, ansietas.
e. Tingkat aktivitas kurang gerak.
3. Nutrisi : Lebih dari kebutuhan tubuh, risiko perubahan.
Subjektif:
a. Peningkatan selera makan.
RUMUSAN MASALAH
Menurut Wilkinson dan Ahren (2007) terdapat tiga diagnosa keperawatan
4. PERENCANAAN
Penerapan intervensi keperawatan terkait masalah nutrisi bisa merujuk
pada intervensi yang diterapkan secara umum pada klien dengan gangguan
pemenuhan nutrisi. Akan tetapi, pada kasus-kasus tertentu penerapan diagnosis
diatas tersebut tentulah harus sesuai dengan kasus yang dihadapi.
1) Nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh, perubahan
Faktor yang berhubungan:
a) Ketergantungan kimiawi
b) Penyakit kronis
c) Kesulitan mengunyah atau menelan
d) Faktor ekonomi
e) Intoleransi makanan
f)
g)
h)
i)
j)
k)
l)
m)
Kolaborasi
a) Diskusikan dengan ahli gizi dalam menentukan kebutuhan protein
untuk pasien dengan ketidakadekuatan protein atau kehilangan
protein.
b) Diskusikan dengan dokter kebutuhan stimulasi nafsu makan,
makanan pelengkap, pemberian makanan enter atau parenteral total
agar asupan kalori adekuat.
c) Rujuk ke dokter untuk menentukan penyebab perubahan nutrisi.
d) Rujuk ke program gizi komunitas yang tepat, jika pasien tidak
dapat membeli atau menyiapkan makanan yang adekuat.
2. Nutrisi: Lebih dari Kebutuhan Tubuh, Perubahan
Faktor yang berhubungan
a) Asupan yang berlebihan dalam hubungannya dengan kebutuhan
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)
j)
metabolisme
Ketergantungan pada bahan kimia
Memusatkan nutrisi pada akhir hari
Penurunan kebutuhan metabolisme
Pola makan disfungsional
Makan sebagai respon terhadap isyarat eksternal
Peningkatan nafsu makan
Kurangnya dasar pengetahuan tentang nutrisi
Kurangnya latihan fisik
Penggunaan makanan sebagai tindakan penguatan atau membuat
rasa nyaman
k) Obesitas pata orang tua
l) Penggunaan makanan padat sebagai sumber makanan utama
sebagai usia lima bulan
m) emilihan makanan yang tidak memenuhi kebutuhan sehari-hari
n) Penggantian pemanis untuk adiksi.
Hasil yang disarankan NOC
a) Status gizi: asupan dan cairan: jumlah makanan dan cairan yang
masuk ke dalam tubuh dalam periose 24 jam.
b) Status gizi: asuan zat gizi: keadekuatan zat gizi yang masuk ke dalam
tubuh.
Tujuan/Kriteria Evaluasi
Contoh penggunaan bahasa NOC
keinginan
untuk
terstruktur.
Menahan diri untuk tidak makan banyak dalam satu waktu tertentu.
Mengalami asupan yan adekuat, tetapi tidak berlebihan.
Intervensi mandiri
Pantau perilaku pasien yang berkaitan dengan kenaikan berat badan .
Bantu pengurangan berat badan dengan program tertentu.
Timbang berat badan pasien dengan interval yang tepat.
Berikan informasi yang adekuat tentang kebutuhan nutrisi
Anjurkan pasien utnuk mengikuti program diet yang tepat.
Kolaborasi
a) Rundingkan dengan ahli gizi untuk mengimplementasikan
program penurunan berat badan yang meliputi pengelolaan diet
dan pengeluaran energi.
b) Pengelolaan nutrisi: tentukan dengan melakukan kolaborasi
bersama ahli diet, jumlah kalori dan jenis zat gizi yang diperlukan
untuk memenuhi kebutuhan nutrisi.
c) Bantuan pengurangan berat badan: anjurkan pasien untuk hadir
dalam kelompok pendukung penurunan berat badan.
3. Nutrisi: lebih dari kebutuhan tubuh, risiko perubahan
Hasil yang Disarankan NOC
Status gizi: asupan makanan dan cairan: jumlah makanan dan cairan yang
masuk ke dalam tubuh dalam periode 24 jam.
Tujuan/Kriteria Evaluasi
Contoh Penggunaan Bahasa NOC
Menunjukkan status gizi: asupan makanan dan cairan, dibuktikan
dengan indikaor sebagai berikut (1-5): asupan tidak adekuat, ringan,
sedang, kuat, atau adekuat total dan asupan makanan dan cairan melalui
oral tidak berlebihan.
Contoh Lain
Pasien akan:
a) Menyadari adanya fakror risiko.
b) Berpartisipasi dalam program latihan teratur.
c) Memelihara berat badan ideal.
d) Makan diet seimbang.
Mandiri
a) Pantau adanya faktor risiko kenaikan berat badan.
b) Pengelolaan berat badan(NOC): tentukan berat badan dan
persentase lemak tubuh ideal pasien.
c) Pengelolaan nutrisi (NIC): timbang berat badan pasien pada
interval yang tepat.
d) Diskusikan dengan pasien tentang hubungan antara asupan
makanan, latihan, kenaikan berat badan dan penurunan berat
badan.
e) Diskusikan dengan pasien tentang kondisi medis yang dapat
memengaruhi berat badan.
f) Diskusikan dengan pasien tentang faktor kebiasaan dan adatserta
budaya dan faktor hereditas yang dapat memengaruhi berat
badan.
g) Diskusikan tentang risiko yang berkaitan dengan kelenihan atau
kekurangan berat badan.
h) Bantu pasien dalam mengembangkan rencana makan yang
seimbang dan konsisten dengan tingkat penggunaan energi.
Nama
Jenis Kelamin
Umur
Status Perkawinan
Agama
Suku
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat
: Ny. S
: Perempuan
: 36 tahun
: Menikah
: Islam
: Batak Toba
: SD
: IRT
: Jln.Panca, Gg.Bersama, Harjosari II,
Medan Amplas.
merata, konjungtiva anemis, mukosa mulut berplak putih, bibir pecah-pecah, kulit
kusam, tidak terdapat edema, tidak terdapat pernapasan cuping hidung.
b. Tanda-tanda vital:
Suhu tubuh
: 36 oC
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Nadi
: 82 x/i
RR
: 26 x/i
TB
: 160 cm
BB
: 40 kg
VIII. Pola Kebiasaan Sehari-hari
1. Pola makan dan minum
Frekuensi makan/hari
Alergi
: Tidak ada.
Jenis makanan
Waktu
: Tidak menentu
: 4 hari sekali
: keras, coklat,sedikit.
: tidak ada riwayat
perdarahan
:: Tidak ada
: Tidak ada
b) BAK
Pola BAK
Karakter urine
: tidak ada
: tidak ada
Penggunaan diuretik
Upaya mengatasi masalah
: tidak ada
: tidak ada
2. ANALISA DATA
N
o
1.
Data
Etiologi
Masalah Keperawatan
DS: Ny.S
mengatakan,
tidak nafsu
Kurang pengetahuan
makan, bosan
dengan makanan
Makan 2 x atau 1 x
sehari
frekuensi makan
hanya 2x sehari
sehari.
DO: Ny.S tampak
kurus.
TB: 160 cm
BB: 40 kg
2.
BB menurun
dan terkadang
hanya sekali
Gangguan nutrisi
mengkonsumsi
Konstipasi
makanan
Makanan tidak
berserat.
berserat
DO : Peristaltik
11 x/i, Abdomen
terasa keras.
Konstipasi
7. DS : Ny. S
Personal hygene
mengatakan
mandi 1 x sehari,
Psikologi/ malas
berbagi toilet
dengan tetangga.
Mandi 1 x sehari
DO : Kulit
Personal Hyigene
tampak kusam,
mukosa mulut
berplak, gigi yang
kotot, kuku kaki
dan tangan kotor
dan panjang.