Anda di halaman 1dari 14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Pengetahuan


1. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang
terhadap objek melalui indera yang dimilikinya seperti mata, hidung, telinga, dan
sebagainya (Notoatmodjo, 2005). Apabila pengetahuan itu mempunyai sasaran
yang tertentu, mempunyai metode atau pendekatan untuk mengkaji objek tersebut
sehingga memperoleh hasil yang dapat disusun secara sistematis dan diakui secara
universal, maka terbentuklah disiplin ilmu. Dengan perkataan lain, pengetahuan
itu dapat berkembang menjadi ilmu (Notoatmodjo, 2005).

2. Pengetahuan ibu tentang alat permainan edukatif


Pengetahuan orang tua terutama ibu merupakan salah satu faktor yang
penting dalam tubuh kembang anak karena dengan pengetahuan ibu yang baik
maka ibu dapat menerima informasi tentang pentingnya alat permainan yang
mendidik bagi anak. Dengan tingkat pengetahuan yang tinggi khususnya tentang
alat permainan edukatif, diharapkan ibu bisa mengetahui bagaimana cara
menggunakan alat permainan tersebut dengan tepat dan aman bagi anak sehingga
manfaat yang diharapkan dari alat permainan tersebut bisa dipergunakan oleh
anak secara optimal (Yuriastien et al., 2009).
3. Pengukuran pengetahuan
8

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket


yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau
responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat
kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan. Bila seseorang dapat menjawab
pertanyaan-pertanyaan mengenai suatu bidang tertentu dengan baik secara lisan
atau tulisan, maka dapat dikatakan ia mengetahui bidang itu (Notoatmodjo, 2005).

B. Konsep Dasar Alat Permainan Edukatif


Alat Permainan Edukatif (APE) yaitu alat yang dapat mengoptimalkan
perkembangan anak. Alat ini mengandung nilai pendidikan, dimainkan sesuai
dengan usia dan tingkat perkembangan anak(Tanuwidjaya, 2002).Alat permainan
edukatif adalah alat permainan yang dirancang secara khusus untuk kepentingan
pendidikan dan mempunyai beberapa ciriya itu dapat dimainkan dengan berbagai
macam tujuan, manfaat maupun bentuknya dan berfungsi mengembangkan
berbagai aspek perkembangan (Tedjasaputra, 2001).
Alat Permainan Edukatif dapat dikembangkan sendiri sesuai dengan
kemampuan anak dengan mengetahui kelompok usia si anak dan mengerti syarat
alat permainan edukatif sehingga stimulasi fisik maupun mental dapat dilakukan
sedini mungkin (Soetjiningsih, 2002). Alat permainan edukatif dapat berfungsi
sebagai media pendidikan yang dapat mengatasi sikap pasif anak. Oleh karena itu
APE yang digunakan hendaknya dapat: (a) menimbul kangairah belajar pada
anak, (b) memberikan

kemungkinan dan peluang pada anak untuk berinteraksi

secara langsung dengan lingkungan dan realitas, (c) memberikan kemungkinan

10

dan peluang untuk belajar mandiri menurut minat dan kemampuannya (Sadiman,
2003).
Menurut Direktorat Pendidikan Anak Dini Usia (2003) APE yang digunakan
dalam penelitian ini adalah alat permainan yang terdapat pada KPSP untuk anak
usia 4 sampai 6 tahun, yaitu :
1. Kubus
Menyusun lima kubus membentuk seperti menara.
2. Alat tulis
Membuat lingkaran sampai tiap ujungnya terhubung dan tidak putus-putus.
3. Sepeda roda tiga
Mengayuh sepeda sejauh sedikitnya 3 meter.
4. Persegi empat berwarna
Menunjuk dan menyebutkan warna pada persegi empat tersebut.
(Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, 2003)

C. Konsep Dasar Petumbuhan dan Perkembangan Anak


1. Pertumbuhan
a. Definisi Tumbuh Kembang
Perkembangan anak biasanya dibahas bersama dengan pertumbuhan, karena
keduanya berjalan beriringan. Pertumbuhan (growth) adalah perubahan besar
dalam hal jumlah dan ukuran pada tingkat sel, organ, maupun jaringan.
Perkembangan (development) adalah peningkatan kemampuan dalam hal struktur
dan fungsi tubuh yang lebih kompleks. Perkembangan memiliki pola yang teratur
dan dapat diprediksi yang merupakan hasil dari proses pematangan (Nugroho,
2009).
Pertumbuhan dijelaskan sebagai peningkatan secara bertahap dari organ dan
jaringan tubuh. Hal ini dapat diamati dari pertambahan berat badan dan tinggi

11

badan anak. Berat badan dan tinggi badan anak menunjukkan status gizinya,
apabila status gizi anak baik maka kecerdasan dan perkembangan anak juga akan
baik. Sedangkan perkembangan adalah penampilan kemampuan (skill) yang
diperoleh dari kematangan sistem saraf pusat khususnya otak. Anak yang
sehatperkembangannya searah dengan pertumbuhannya (Yuriastien et al., 2009).
Masa balita merupakan periode penting dalam proses tumbuh kembang
seorang anak, karena pada masa ini terjadi perkembangan kemampuan berbahasa,
berkreativitas, kesadaran sosial, emosional dan intelegensia yang merupakan
landasan bagi perkembangan anak selanjutnya (Yuriastien et al., 2009).
Mempelajari tumbuh kembang mempunyai tujuan umum untuk menjaga
agar seorang anak dapat tumbuh dan berkembang melalui tahap-tahap
pertumbuhan dan perkembangan baik secara fisik, mental, emosi dan sosial sesuai
dengan potensi yang dimilikinya. Disamping itu tujuan khususnya ialah
mengetahui dan memahami proses pertumbuhan dan perkembangan sejak
konsepsi sampai dewasa agar kita dapat mendeteksi kelainan yang terjadi pada
proses

pertumbuhan

dan

perkembangan

dan

segera

dapat

mengatasi

permasalahannya (Tanuwidjaya, 2002).

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang Anak


Tanuwidjaya

(2002),

menyebutkan

bahwa

banyak

faktor

yang

mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Secara garis besar faktorfaktor tersebut dapat di bagi menjadi 2 golongan yaitu :

12

1) Faktor dalam (internal)


Faktor dalam merupakan faktor-faktor yang ada dalam diri anak itu sendiri,
baik faktorbawaan maupun faktor yang diperoleh seperti:
a) Hal-hal yang diturunkan dari orang tua maupun generasi sebelumnya yaitu
warna rambut, bentuk tubuh.
b) Unsur berpikir dan kemampuan intelektual.
c) Keadaan kelenjar zat-zat tubuh yaitu kekurangan hormon yang dapat
menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak.
d) Emosi dan sifat-sifat tertentu yaitu pemalu, pemarah, tertutup dan lainnya.
2) Faktor luar (external/lingkungan)
Faktor luar merupakan faktor-faktor yang ada di luar atau berasal dari luar
anak mencakup lingkungan fisik dan sosial serta kebutuhan fisik anak, yaitu:
a) Keluarga
Pengaruh keluarga adalah pada sikap dan kebiasaan keluarga dalam mengasuh
dan mendidik anak, hubungan orang tua.
b) Gizi
Keadaan kesehatan gizi tergantung dari tingkat konsumsi yaitu kualitas
hidangan yang mengandung semua kebutuhan tubuh.
c) Budaya
Faktor lingkungan masyarakat dalam hal asuhan ini dan kebiasaan suatu
masyarakat dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak,
misalnya: hal kebersihan, kesehatan dan pendidikan.
d) Teman bermain dan sekolah
Lingkungan sosial seperti teman sebaya, tempat, alat bermaindan
kesempatan pendidikan yang diperoleh di sekolah akan mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan anak.

2. Perkembangan
a. Definisi Perkembangan

13

Perkembangan anak adalah proses yang dimulai dari konsepsi dan


merangkul berbagai aspek, mulai dari pertumbuhan fisik anak, perilaku, kognitif,
sosial, dan emosional hingga sarafnya berkembang dengan baik. Hasil akhir dari
pengembangan adalah seorang anak mampu merespon

kebutuhannya dan

bereaksi terhadap lingkungan dalam kehidupnya (Figueiras et al., 2012).


Perkembangan anak terdiri dari 5 fase, yaitu : (1) fase infants (bayi), dari
usia 1 bulan sampai 1 tahun; (2) fase todler, terdiri dari usia 1 tahun sampai 3
tahun; (3) fase usia pra sekolah, terdiri dari usia 3 tahun sampai 6 tahun; (4) fase
usia sekolah, dari usia 6 tahun sampai 12 tahun dan (5) fase remaja (pubertas) dari
usia12 sampai 18 tahun (Supariasaet al., 2002).

b. Jenis-Jenis Perkembangan
Menurut Soetjiningsih (2002) semua tugas perkembangan itu disusun
berdasarkan urutan perkembangan dan diatur 4 kelompok besar yang disebut
sektor perkembangan, meliputi :
1) Personal social (perilaku sosial)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan
berinteraksi dengan lingkungan.
2) Fine motor adaptive (gerakan motorik halus)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu,
melakukan gerakan yang melibatkan otot-otot kecil dan memerlukan
koordinasi yang cermat.
3) Language (bahasa)

14

Kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, mengikuti perintah dan


berbicara spontan.
4) Gross motor (gerakan motorik kasar)
Aspek yang berhubungan dengan pergerakkan dan sikap tubuh.
c. Tahapan Perkembangan
Anak-anak berkembang secara keseluruhan karena tidak ada tempat prioritas
yang lebih tinggi dalam perkembangan anak. Pendekatan secara keseluruhan
terhadap pendidikan dan perawatan memberikan proses dan menghindari
kecenderungan dalam perkembangan kepribadian anak. Untuk sebagian besar,
perkembangan anak usia dini terjadi melalui saling melengkapi dan saling terkait
dari tiap tempat sehingga anak yang mengalami kemajuan di suatu tempat sangat
mempengaruhi

kemajuan

perkembangan

anak

di

tempat

yang

lainnya

(Damovskaet al., 2009).


Anak-anak harus tahu dan mampu melakukan sesuatu yang sesuai dengan
tingkat usianya masing-masing. Pembelajaran dini dan Pengembangan mengacu
pada rentang usia 0-6 tahun (0-72 bulan), dibagi dalam kelompok umur sebagai
berikut:
1)
2)
3)
4)

0-2 tahun (0-6 bulan, 6-18 bulan dan 18-24 bulan)


2-3 tahun (24-36 bulan)
3-4 tahun (36-48 bulan)
4-6 tahun (48-60 bulan, 60-72 bulan)
Rentang usia tersebut ditentukan oleh ketentuan hukum yang merupakan

dasar bagi Organisation of the Work of Kindergartens dan pembagian anak-anak


ke dalam kelompok masing-masing (Damovska et al., 2009).
d. Perkembangan usia dini

15

Anak usia dini secara sosial, kognitif dan emosional hidup di dunia yang
secara kualitatif berbeda dengan dunia anak yang lebih besar. Karya Jean Piaget,
telah membuat guru sadar betapa besar perbedaan kebutuhan perkembangan anak
usia dini dibandingkan anak yang lebih besar. Piaget memakai istilah praoperasional untuk menggambarkan cara berfikir anak usia 2, 3 sampai 6 tahun.
Maksud istilah ini adalah anak usia dini belum menggunakan operasi logika
(numerasi, serial, berfikir terbalik dan sebagainya) dalam proses mental untuk
memahami dunia sekitar mereka (Amstrong, 2011).
Otak anak usia dini secara struktur dan fungsional berbeda. Seperti pada
penelitian Diamond & Hopson (1998) energi yang digunakan oleh otak anak usia
2 tahun setara dengan orang dewasa. Selanjutnya, hal ini akan terus meningkat
sampai usia 3 tahun. Otak anak dua kali lebih aktif dari pada otak orang dewasa.
Keritik, gemeristik, kerja dan nyala sel otak ini akan terus berkembang dengan
dengan kecepatan dua kali orang dewasa sampai usia 9 atau 10 tahun, di saat itu
metabolisme mulai menurun dan mencapai tahap dewasa di usia 18 tahun
(Amstrong, 2011).
Anak usia dini memiliki banyak dendrit (hubungan antar sel) yang
mengalami proses pemangkasan bagian yang tidak berguna, yakni hubungan
neuron diperkuat atau dibuang tergantung pada jenis rangsangan yang diterima
anak atau tidak diterima anak dari lingkungannya. Faktor sosial dan emosional di
sekitar anak sangat penting bagi perkembangan otak(Amstrong, 2011).
Sistem saraf anak usia dini di beberapa bagian otak belum benar-benar
terbungkus oleh selaput myelin. Myelinasi adalah proses pelapisan atau

16

pembatasan akson oleh selaput myelin untuk membuat jalur gelombang listrik
efisien melewati otak. Myelinasi yang belum sempurna ini mungkin bisa
menjelaskan mengapa banyak persepsi dan pemikiran anak usia dini sangat
berbeda dengan anak yang lebih besar dan orang dewasa. Keelastisan otak anak
yang luar biasa menunjukkan pentingnya lingkungan anak, ruang sosial yang
aman dan penuh kasih dipadu dengan lingkungan interaksi yang dicobanya untuk
mendorong pertumbuhan neurologi yang sehat. Aktivitas metabolisme yang tinggi
dalam otak anak usia dini menyarankan bahwa anak sebaiknya diberi pengalaman
yang dinamis dan kreatif (Amstrong, 2011).
e. Kebutuhan dasar seorang anak
Perkembangan seorang anak dipengaruhi oleh peranan lingkungan dan
interaksi dengan orang tua. Tanpa disertai suasana hangat penuh kasih sayang
yang mendasari terjalinnya hubungan batin dan kedekatan emosi antara orang tua
dan anak, proses tumbuh kembang tidak akan berjalan optimal. Agar proses
tumbuh kembang anak berjalan optimal, terapkanlah pola asuh, asih dan asah
dalam setiap aktivitas merawat dan mengasuhnya (Yuriastien et al., 2009).
1) Asuh
Asuh merupakan kegiatan perawatan anak. Jadi, sedapat mungkin selalu
sertakan ungkapan kasih sayang. Kebutuhan asuh ini mencakup asupan gizi anak
selama dalam kandungan, kebutuhan akan tempat tinggal, pakaian yang layak dan
aman, serta perawatan kesehatan dini.
2) Asih
Asih dapat menciptakan ikatan batin yang kuat antara ibu dengan anak dan
timbulnya rasa aman pada diri anak. Selain itu, kebutuhan anak akan kasih
sayang, perhatian, penghargaan, pengalaman baru, pujian, tanggung jawab dan

17

kemandirian sangatlah penting untuk diberikan. Hal ini bertujuan agar


perkembangan emosinya baik. Sebaiknya memberikan contoh-contoh yang
mendidik dengan penuh kasih sayang.
3) Asah
Asah mencakup upaya dan kegiatan yang bertujuan untuk mengasah atau
merangsang berbagai kemampuan yang tersimpan di dalam otak anak secara
terus-menerus. Salah satunya, melalui proses pembelajaran dan pendidikan.
Proses ini sebaiknya diberikan sedini mungkin, terutama pada anak periode
keemasan usia 4 sampai 5 tahun. Pada masa ini, perkembangan kemampuan anak
mengingat secara pesat sehingga membentuk etika, kepribadian yang mantap,
kecerdasan, kemandirian, keterampilan dan produktivitas yang baik (Yuriastien et
al., 2009).
f. Manfaat bermain bagi anak
Program kegiatan bermain dapat membantu meletakkan dasar kearah
perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan dan kreativitas yang diperlukan
oleh anak untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk
pertumbuhan serta perkembangan pada tahapan berikutnya (Santrock, 2007).
Bermain umumnya dilandasi oleh motivasi instrinsik dari dalam diri anak,
bermain melibatkan keaktifan anak memunculkan efek positif. Adapun manfaat
bermain antara lain memberikan kesempatan untuk mencoba hal baru melalui
eksplorasi dan penemuan dalam belajar melalui bermain, mengaplikasikan
kenyataan

dalam

representasi

simbolis,

memberikan

kesempatan

untuk

memecahkan masalah, mengembangkan rasa egosentriske rasa sosial, belajar

18

bekerjasama dengan teman melalui bermain kooperatif dan mengembangkan


kreativitas (Pratisti, 2008).

3. Pengukuran Perkembangan
a. Kuesioner pra skrining perkembangan (KPSP)
Kuesioner pra skrining perkembangan (KPSP) merupakan suatu daftar
pertanyaan singkat yang di tujukan kepada para orang tua dan dipergunakan
sebagai alat untuk melakukan skrining pendahuluan perkembangan anak usia 3
bulan sampai dengan 6 tahun. Bagi tiap golongan terdapat 10 pertanyaan.
Kegunaan KPSP untuk mengetahui ada atau tidak hambatan dalam perkembangan
anak, namun hasil yang positif tidak selalu berarti bahwa perkembangan anak
tersebut tidak normal,tetapi menunjukkan anak tersebut memerlukan pemeriksaan
lebih lanjut. Pertanyaan di ajukan sesuai dengan usia anak. Penilaian kuesioner
praskrining perkembangan (KPSP), apabila jumlah jawaban ya = 9 atau 10 berarti
anak normal, jika kurang dari 9 maka perlu di teliti kembali mengenai usia anak,
dan jawaban anak, jika jawaban ya = 7 atau 8, maka dilakukan pemeriksaan ulang
seminggu kemudian, dan jika kurang dari 6 maka perlu dilakukan pemeriksaan
lanjut/rujuk (Library FK UPNVJ).
Menurut

Depkes

(2005),

untuk

memantau

perkembangan

balita

menggunakan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan anak yaitu daftar pertanyaan


singkat yang di tujukan kepada para orang tua dan di pergunakan sebagai alat
untuk melakukan skrining pendahuluan perkembangan anak usia 3 bulan sampai
dengan 6 tahun. Kegunaan KPSP untuk mengetahui ada atau tidak hambatan

19

dalam perkembangan anak. Cara menggunakan KPSP yaitu petugas kesehatan di


lapangan membaca KPSP terlebih dahulu dan kemudian memberikan kesempatan
kepada orang tua untuk menjawab kelompok pertanyaan yang sesuai dengan usia
anak. Hasil dicatat di dalam kartu data tumbuh kembang anak. Usia anak
ditetapkan menurut tahun dan bulan. Kelebihan 16 hari di bulatkan menjadi 1
bulan. Cara mencatat hasil KPSP yaitu : di bagi tiap golongan umur terdapat 10
pertanyaan untuk orang tua atau pengasuh anak. Hasil KPSP di catat dalam kartu
data tumbuh kembang anak. Tuliskan jawaban ya atau tidak pada kotak yang di
sediakan untuk tiap pertanyaan menurut golongan umur anak kemudian hitunglah
jawabannya (Depkes RI, 2005).
b. Penilaian hasil kuisoner praskrining perkembangan
Pemantauan perkembangan balita meliputi penilaian perkembangan gerak
kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian,
pemeriksaan daya dengar, juga daya lihat. Jika ada keluhan atau kecurigaan
terhadap anak, dilakukan pemeriksaan untuk gangguan mental emosional, autisme
serta gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktifitas. Bila ditemukan
penyimpangan atau gangguan perkembangan harus dilakukan rujukan ke fasilitas
kesehatan yang lebih mampu dengan tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi
(Kemenkes RI, 2011).
Interpretasi:
1) Hitunglah berapa jumlah jawaban Ya. (1. Jawaban Ya, bila ibu/ pengasuh
anak menjawab : anak bisa atau pernah atau sering atau kadang-kadang

20

melakukannya. 2. Jawaban Tidak, bila ibu/pengasuh anak menjawab: anak


belum pernah melakukan atau tidak pernah atau ibu/pengasuh anak tidak tahu).
2) Jumlah jawaban Ya = 9 atau 10, perkembangan anak sesuai dengan tahap
perkembangannya (S).
3) Jumlah jawaban Ya = 7 atau 8, perkembangan anak meragukan.
4) Jumlah jawaban Ya= 6 atau kurang, kemungkinan ada penyimpangannya.
5) Untuk jawaban Tidak, perlu dirinci jumlah jawaban Tidak menurut jenis
keterlambatan (gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, sosialisasi dan
kemandirian)
Intervensi:
1) Bila perkembangan anak sesuai umur, lakukan tindakan berikut:
a) Beri pujian kepada ibu karena telah mengasuh anaknya dengan baik.
b) Teruskan pola asuh anak sesuai dengan tahap perkembangan anak.
c) Beri stimulasi perkembangan anak setiap saat, sesering mungkin, sesuai
dengan umur dan kesiapan anak.
d) Ikutlah anak pada kegiatan penimbangan dan pelayanan kesehatan di
posyandu secara teratur sebulan 1 kali dan setiap ada kegiatan BKB.jika anak
sudah memasuki usia pra-sekolah (36-72 bulan), anak dapat di ikutkan pada
kegiatan di pusat PADU, kelompok bermain dan taman kanak-kanak.
e) Lakukan pemeriksaan/skrining rutin menggunakan KPSP setiap bulan pada
anak berumur kurang dari 24 bulan dan setiap 6 bulan pada anak umur 24
sampai dengan 72 bulan.
2) Bila perkembangan anak meragukan, lakukan tindakan berikut:
a) Beri petunjuk pada ibu agar melakukan stimulasi perkembangan pada anak
lebih sering lagi, setiap saat dan sesering mungkin.Ajarkan ibu cara
melakukan intervensi stimulasi perkembangan anak untuk mengatasi
penyimpangan atau mengejar ketinggalannya.
b) Lakukan pemeriksaan kesehatan untuk mencari kemungkinan adanya
penyakit yang menyebabkan penyimpangan perkembangannya.

21

c) Lakukan penilaian ulang KPSP 2 minggu kemudian dengan menggunakan


daftar KPSP yang sesuai dengan umur anak.
d) Jika hasil KPSP ulang jawaban Ya tetap 7 atau 8 maka kemungkinan ada
penyimpangan.
3) Bila tahapan perkembangan terjadi penyimpangan, lakukan tindakan
berikut:Rujukan ke rumah sakit dengan menulis jenis dan jumlah
penyimpangan.

D. Kerangka Teori

(Tanuwidjaya, 2002)
Faktor eksternal dan internal

(Santrock, 2007)
Bermain

Perkembangan Anak

Kebutuhan dasar anak:


1. Asuh
2. Asih
3. Asah
(Yuriastienet al., 2009)

Gambar 2.1 Kerangka Teori


(Aris Munandar, 2013)

(Tanuwidjaya, 2002)
Alat permainan edukatif

(Yuriastienet al., 2009)


Pengetahuan Ibu

Anda mungkin juga menyukai

  • PORTOFOLIO Revisi
    PORTOFOLIO Revisi
    Dokumen1 halaman
    PORTOFOLIO Revisi
    angga satria amril
    Belum ada peringkat
  • Pcos
    Pcos
    Dokumen1 halaman
    Pcos
    angga satria amril
    Belum ada peringkat
  • Sin Drom
    Sin Drom
    Dokumen2 halaman
    Sin Drom
    angga satria amril
    Belum ada peringkat
  • Cover IMA
    Cover IMA
    Dokumen1 halaman
    Cover IMA
    angga satria amril
    Belum ada peringkat
  • Kornea
    Kornea
    Dokumen1 halaman
    Kornea
    angga satria amril
    Belum ada peringkat
  • TKP Dan Trace Evidance
    TKP Dan Trace Evidance
    Dokumen2 halaman
    TKP Dan Trace Evidance
    angga satria amril
    Belum ada peringkat
  • Jelas Bukan Histamin
    Jelas Bukan Histamin
    Dokumen1 halaman
    Jelas Bukan Histamin
    angga satria amril
    Belum ada peringkat
  • HISTAMIN
    HISTAMIN
    Dokumen2 halaman
    HISTAMIN
    angga satria amril
    Belum ada peringkat
  • Bukan Histamin
    Bukan Histamin
    Dokumen1 halaman
    Bukan Histamin
    angga satria amril
    Belum ada peringkat
  • Lagi Lagi Histamin
    Lagi Lagi Histamin
    Dokumen2 halaman
    Lagi Lagi Histamin
    angga satria amril
    Belum ada peringkat
  • Anti Histamin
    Anti Histamin
    Dokumen2 halaman
    Anti Histamin
    angga satria amril
    Belum ada peringkat
  • Histamin Lagi
    Histamin Lagi
    Dokumen2 halaman
    Histamin Lagi
    angga satria amril
    Belum ada peringkat
  • Anti Bakteri
    Anti Bakteri
    Dokumen2 halaman
    Anti Bakteri
    angga satria amril
    Belum ada peringkat
  • Anti Bio Tikk
    Anti Bio Tikk
    Dokumen11 halaman
    Anti Bio Tikk
    fahmi
    Belum ada peringkat
  • Awal
    Awal
    Dokumen1 halaman
    Awal
    angga satria amril
    Belum ada peringkat
  • Gangguan Afektif Bipolar - 2
    Gangguan Afektif Bipolar - 2
    Dokumen12 halaman
    Gangguan Afektif Bipolar - 2
    angga satria amril
    Belum ada peringkat
  • Afektif Bipolar
    Afektif Bipolar
    Dokumen11 halaman
    Afektif Bipolar
    angga satria amril
    Belum ada peringkat
  • Gangguan Afektif Bipolar - 2
    Gangguan Afektif Bipolar - 2
    Dokumen12 halaman
    Gangguan Afektif Bipolar - 2
    angga satria amril
    Belum ada peringkat
  • Typhoid 1
    Typhoid 1
    Dokumen10 halaman
    Typhoid 1
    angga satria amril
    Belum ada peringkat
  • Gangguan Afektif Bipolar - 2
    Gangguan Afektif Bipolar - 2
    Dokumen12 halaman
    Gangguan Afektif Bipolar - 2
    angga satria amril
    Belum ada peringkat
  • Family Gathering - Penyuluhan - NAPZA
    Family Gathering - Penyuluhan - NAPZA
    Dokumen26 halaman
    Family Gathering - Penyuluhan - NAPZA
    angga satria amril
    Belum ada peringkat