I. Terminologi
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari pembekuan cairan silikat
pijar (magma), baik disertai proses kristalisasi atau tidak, yang terjadi dibawah
atau diatas permukaan bumi.
Magma adalah larutan silikat kompleks yang bersuhu tinggi (650-1200 0C)
yang bersumber dari mantel bumi atau pelelehan batuan yang sudah terbentuk
terlebih dahulu. Komposisi utama magma terdiri dari unsur-unsur O, Si, Al, Fe,
Mg, Ca, Na, K.
Kristalisasi menurut Bowen dibagi menjadi dua seri yaitu seri continous (bagian
kanan) dan seri discontinous (bagian kiri). Mineral pada bagian atas merupakan
mineral yang terbentuk pertama kali, seiring penurunan suhu magma akan
terbentuk mineral-mineral lain. Pada akhir kristalisasi terbentuk mineral kuarsa.
Resisteni mineral semakin tinggi dari atas ke bawah. Suhu permukaan bumi
yang rendah dan pengaruh eksogen yang tinggi mengakibatkan mineral yang
terbentuk diawal kristalisasi mengalami pelapukan.
Asimilasi
Magma yang bertemperatur tinggi dapat melarutkan batuan yang berada di
sekitarnya sehingga mempengaruhi komposisi magma.
Pencampuran Magma
Pencampuran dua magma atau lebih dapat terjadi misalnya magma yang
berasal dari mantel dapat bergabung dengan magma dari proses partial melting
batuan kerak benua.
Mineral pembentuk batuan dapat dibagi atas 3 kelompok, yaitu :
Batholith, intrusi yang sangat besar dan tidak mempunyai bentuk khusus,
letaknya lebih dalam dibandingkan dari intrusi lainnya.
Afanitik
Dikatakan afanitik apabila ukuran butir individu kristal sangat halus,
sehingga tidak dapat dibedakan dengan mata telanjang. Batuan dengan
tekstur afanitik dapat tersusun oleh massa kristal, massa gelas atau
keduanya. Selaiin ityu dikenal pula istilah mikrokristalin dan kriptokristalin.
Disebut mikrokristalin apabila kristal individu dapat dikenal dengan
mikroskop, sedangkan apabila tidak dapat dikenal menggunakan
mikroskop disebut kriptokristalin.
Faneritik
Kristal individu yang termasuk kristal faneritik dapat dibedakan menjadi
ukuran-ukuran :
Kemas
Kemas meliputi bentuk butir dan susunan hubungan kristal dalam suatu batuan.
-
Bentuk Butir
Relasi
Merupakan hubungan antara kristal satu dengan yang lain dalam suatu
batuan dari segi ukuran dikenal :
1. Granularitas atau Equigranularitas, apabila mineral mempunyai
ukuran butir yang relatif seragam, terdiri dari :
Panidiomorfik granular, yaitu sebagian besar mineral berukuran
seragam dan euhedral. Bentuk butir euhedral merupakan penciri
mineral-mineral yang terbentuk paling awal, hal ini dimungkinkan
mengingat ruangan yang tersedia masih sangat luas sehingga mineralmineral tersebut sempat membentuk kristal secara sempurna.
Hipidiomorfik granular, yaitu sebagian besar berukuran relatif
seragam dan subhedral. Bentuk butiran penyusun subhedral atau
kurang sempurna yang merupakan penciri bahwa pada saat mineral
terbentuk, maka rongga atau ruang yang tersedia sudah tak memadahi
untuk dapat membentuk kristal secara sempurna.
Allotiomorfik granular, yaitu sebagian besar mineralnya berukuran
relative seragam dan anhedral. Bentuk butiran anhedral atau tidak
2.
3.
4.
Sedangkan S.J. Elis, 1948, membagi menjadi empat golongan tekstur pula, yaitu
:
1. Felsic, untuk batuan beku dengan indeks warna kurang dari 10%
2. Mafelsic, untuk batuan beku dengan indeks warna 10% - 40%.
3. Mafic, untuk batuan beku dengan indeks warna 40%-70%
4. Ultramafic, untuk batuan beku dengan indeks warna lebih dari 70%
Batuan Volkanik
Tata nama untuk kedua kelompok tersebut disarikan dalam tabel 2.2.
Batuan volkanik dinamai dengan mempertimbangkan komposisi fenokris dan
warna. Fenokris kwarsa dan feldspar alkali bersama dengan plagioklas asam
dan sedikit biotit umum hadir dalam komposisi asam, seperti dalam riolit dan
dasit. Jika fenokris kwarsa dan feldspar alkali hadir bersama plagioklas asam
yang melimpah melebihi jumlah feldspar alkali, batuan tersebut adalah dasit.
Sebaliknya bila yang melimpah adalah felspar alkali dibandingkan plagioklas
asam maka batuan tersebut cenderung riolit. Warna dalam berbagai hal tidak
begitu berarti. Banyak dasit dan riolit yang berwarna abu-abu kehijauan atau
agak gelap. Oleh karena itu warna baru bermanfaat jika tidak didapati satupun
fenokris dalam batuan volkanik tersebut.
Fenokris hornblende yang melimpah dengan disertai oleh biotit atau
piroksen adalah khas pada andesit. Sungguhpun demikian sering pula didapati
andesit berwarna abu-abu yang mengandung fenokris piroksen dalam jumlah
terbatas. Hal tersebut berkaitan erat dengan kondisi kandungan fluida H 2O pada
magma saat pembentukkannya. Trakit merupakan batuan berkomposisi
menengah yang melihatkan tekstur aliran dengan melibatkan banyak sanidin
didalamnya. Kenampakan penjajaran mineral pada trkit merupakan gambaran
akan aliran tersebut. Tekstur aliran/trkitik semacam ini dikenal pula dengan istilah
pilotaksitik.
mineralogi mafik
(jumlah mineralmafik dalam batuan). Indek warna 10% atau bauan felsik
diwakili oleh batuan granodiorit, andesit dan granit. Granit mempunyai
kandungan feldspar alkali yang jauh melimpah dibandingkan plagioklasnya,
sebaliknya granodiorit mempunyai plagioklas yang lebih dominan. Adamelit
merupakan nama batuan felsik yang mempunyai felspar alkali sebanyak
plagioklasnya.
Pada indeks warna 10 40% batuan plutonik diwakili oleh diorit,
monozonit dan syenit. Kwarsa umumnya hadir dengan jumlah kurang dari 10%
pada kelompok ini. Syenit adalah salah satu dari kelompok ini yang memiliki
felspar alkali melebihi plagioklasnya.
Beberapa batuan plutonik maffik dengan indeks warna antara 40 70%
adalah gabro, diabas/dolerit. Gabro mempunyai tekstur ofitik sedangkan diabas
bertekstur diabasik atau sub ofitik. Ofitik adalah kenampakan dimana plagioklas
dilingkupi oleh peroksin sedangkan diabasik adalah tumbuh bersama antara
plagioklas dan peroksen dimana plagioklas memperlihatkan pertumbuhan yang
menyebar.
Batuan Ultra mafik diperlihatkan dengan indeks warna lebih dari 70%.
Dapat saja disusun oleh > 90% olivin yang disebut dunit atau oleh gabungan
olivin dan piroksen yang dikenal dengan peridotit. Jika batuan ultra
mafiktersebut disusun oleh >90% piroksen dikenal dengan piroksenit dan jika >
90% berupa hornblende disebut dengan hornblendit. Serpentinit adalah
ubahan secara menyeluruh/ >90% batuan yang kaya akan mineral mafik.
Anortosik adalah batuan ultra basa yang tidak termasuk dalam ultra mafik
karena hampir keseluruhan disusun oleh plagioklas basa, sehingga indeks warna
<10%.
Klasifikasi batuan plutonik didasarkan pada kandungan mineral modal
dikemukkakan oleh the Internasional Union of Geological Sciences (IUGS)
pada
menggunakan mineral modal yang tampak hadir dalam batuan plutonik terutama
mineral felsiknya (mineral yang berwarna terang). Mereka memperkenalkan dua
Pyroclastic Flow
Endapan aliran debu dan balok/blok
Terdiri dari lapili vesikuler dan debu
Sorting buruk; butiran menyudut
Sebaran tidak merata; menebal di bagian lembah
Seringkali berasosiasi dengan lava riolitik, dasitik, andesitik
Batuan piroklastik :
Batuan yang disusun oleh material-material yang dihasilkan oleh letusan
gunung api.
Dicirikan oleh kehadiran material piroklas yang dominan (gelas, kristal,
batuan volkanik), butiran yang menyudut, porositas yang relatif tinggi.
Batuan Epiklastik :
Batuan hasil rombakan batuan volkanik maupun batuan lainnya.
Terdiri dari material hasil rombakan batuan (kristal, fragmen batuan) dan
material non volkanik.
FRAGMEN PIROKLASTIK DAN ENDAPAN
piroklas
endapan piroklastik
Tefra (tak terkonsolidasi)
Batuan
piroklastik
(terkonsolidasi)
Aglomerat,
> 64 mm
2 64 mm
lapili
1/16 2 mm
Abu/debu
Abu kasar
Tuf kasar
< 1/16 mm
kasar
Abu/debu
Abu/debu halus
tuf halus
halus
breksi
Endapan aliran piroklastik dengan media air (di sungai, akibat air
hujan dll)
Sortasi buruk
Berhubungan langsung dengan erupsi langsung maupun tidak
langsung
Sama sekali tidak ada kaitannya dengan erupsi gunungapi;
mobilitas dari endapan tefra pada lereng tak stabil), contoh : akibat
gempa bumi
Epiklastik/epiclast : material hasil rombakan batuan terdahulu
Batuan epiklastik : batuan yang terdiri dari material hasil rombakan batuan
terdahulu (termasuk batuan volkanik), contoh : batupasir volkanik
Batuan piroklastik :
Piroklas : pecahan hasil letusan gunungapi
Definisi : batuan terdiri dari piroklas
Contoh : tuf, breksi piroklastik
Batuan sedimen tufan
Batuan sedimen yang mengandung campuran piroklas
Contoh : batupasir tufan (butiran pasir mencapai 90%, pecahan
gelas 10%)
Tuf pasiran :
Batuan piroklastik yang mengandung campuran epiklas
Contoh : material piroklas mencapai 90%, material pasir hasil
rombakan batuan terdahulu mencapai 10%
Batuan volkaniklastik : batuan terdiri dari material volkanik; kemungkinan
material volkanik hasil rombakan (epiklas), hasil letusan langsung
(piroklas)