Anda di halaman 1dari 6

WIND TURBINE DENGAN FLANGE LENS UNTUK MENINGKATKAN KECEPATAN

PUTAR KINCIR ANGIN

Anggita Bayu Krisna Pambudi, Aziz Apriyanto, Devi Silfia Istiqomah,


Risda Monitawati, Apriliani Putri Prasetyo
Jurusan Teknik Fisika, Fakultas Teknik Elektro, Telkom University
Jl. Telekomunikasi No. 1, Terusan Buah Batu, Bandung
e-mail: anggitabay@gmail.com, ajis.aprl@gmail.com, silfiadevi@gmail.com,
risdamonita@gmail.com, apepe96@gmail.com

Abstrak
Wind Turbin dengan Flange Lens merupakan sebuah rancangan teknologi energi terbarukan
dengan memanfaatkan potensi angin yang melimpah. Wind turbine terdiri dari komponen utama
yaitu baling-baling dan generator sebagai pembangkit energi listrik yang berasal dari putaran
baling-baling. Hasil percobaan didapatkan besar kecepatan angin minimal untuk dapat
memutarkan blade pada wind turbine dengan flange lens yaitu 1,9 m/s. Jika dibandingkan dengan
kecepatan angin minimal untuk dapat memutarkan blade pada wind turbine konvensional yaitu 3
m/s, penambahan flange lens menyebabkan output tegangan dari generator bertambah sampai
50%.

Kata kunci: wind turbine, flange lens, kecepatan angin, blade.

1.

bakar pembangkit listrik untuk mencukupi

Pendahuluan
Kebutuhan

mengalami

akan

peningkatan

energi
setiap

terus

energi listrik di Indonesia.

harinya,

Penggunaan BBM fosil yang tinggi

khususnya jenis bahan bakar minyak ( BBM

selain semakin menipis persediaannya juga

) dimana setiap hari penggunaannya sangat

menyebabkan membengkaknya anggaran

tinggi. BBM selain digunakan bahan bakar

negara. Oleh karena itu, diperlukan energi

kendaraan bermotor juga sebagai bahan

baru

yang

bersifat

renewable

untuk

menggantikan energi BBM fosil yang


1

digunakan sebagai bahan bakar pembangkit

turbine brake system dan desain tiang

listrik.

penyangga yang akan digunakan. Semua


desain yang dibuat tentunya dilengkapi

Angin merupakan salah satu energi


terbarukan yang jumlahnya melimpah dan

dengan ukuran dari masing-masing peralatan


yang akan digunakan.

terdapat dimana saja, sehingga potensial


untuk terus dikembangkan.

2.1 Blade atau baling-baling

Dari beberapa alasan diatas, akan

Blade dibuat dengan bentuk taper,

dibangun sebuah Plant Wind Turbine dengan

blade dibuat tiga buah dengan tujuan

Flange Lens khususnya pada daerah terpencil

mengurangi

dan juga dapat digunakan pada daerah urban,

ditimbulkan dari putaran blade apabila

sehingga

dibandingkan dengan menggunakan dua

diharapkan

dapat

memenuhi

kebutuhan energi listrik khususnya daerah


yang belum terjangkau oleh jaringan listrik
PLN dan dapat mengedukasi masyarakat

kebisingan

yang

akan

blade.
Desain dan ukuran blade seperti pada
gambar di bawah ini.

akan pentingnya penggunaan renewable


energi sebagai langkah penghematan sumber
energi di Indonesia.

2.

Prototype Wind Turbine dengan


Flange Lens
Pada perancangan prototype wind

turbine dengan flange lens, perancangan


model tiga dimensi dibuat menggunakan 3ds

Gambar 2.1. Desain dan ukuran blade

Max untuk mendapatkan desain yang sesuai

beserta penghubungnya.

dengan tujuan penelitian yaitu meningkatkan


output tegangan dari wind turbine.
Peralatan yang dibuat yaitu desain
blade atau baling-baling lengkap dengan
penghubungnya, desain flange lens, desain

2.2 Flange Lens


Flange Lens merupakan perangkat
tambahan yang dirancang mengikuti konsep
tabung orifis untuk membuat kondisi udara
2

pada

belakang

turbin

terdistorsi

dan

menyebabkan terjadinya Low Pressure.


Kondisi Low Pressure menyebabkan aliran
udara yang melewati baling-baling lebih
kencang,

sehingga

diharapkan

terjadi

peningkatan kecepatan putaran baling-baling


untuk memutar generator untuk mendapatkan
output tegangan yang lebih besar.
Dari

penelitian

sebelumnya

oleh

Gambar 2.2. Desain beserta ukuran flange

Kyushu University bekerja sama dengan

lens.

Tsinghua University didapatkan keunggulan


wind turbine dengan penambahan flange lens
dibandingkan

dengan

wind

konvensional, yaitu:

dengan

wind

turbine

konvensional.

yaitu sebagai pengendali apabila terjadi


kelebihan input dari generator akibat putaran
angin

2. Permukaan flange lens yang dibuat


mengikuti

Pada rancangan wind turbine dengan


flange lens ini, fungsi brake system sendiri

1. Output daya bertambah 4-5 kali apabila


dibandingkan

2.3 Turbine Brake System

turbine

konsep

tabung

orifis

menyebabkan terpusatnya arah angin pada


wind turbine. Hal ini menyebabkan wind
turbine akan berputar sesuai dengan arah

yang

terlalu

kencang,

sehingga

diharapkan brake system ini dapat mencegah


terjadinya overvoltage dari generator pada
baterai.
Desain dari turbine brake system dapat
dilihat pada gambar di bawah ini.

angin tanpa perlu menggunakan sirip pada


bagian wind turbine seperti pada wind
turbine konvensional pada umumnya.
3. Mengurangi kebisingan putaran blade.
4. Meningkatkan keamanan.
Desain dan ukuran dari flange lens
dapat dilihat pada ambar dibawah ini.

Gambar 2.3. Desain turbine brake system


dengan tiga buah penghubung.

2.4 Tower Penyangga


Tower digunakan sebagai penyangga
agar wind turbine dapat berdiri dan langsung
diaplikasikan.
Desain dan dimensi tower penyangga
dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 2.6. Prototype wind turbine dengan


flange lens.

Cara

kerja

dari

wind

tubine

berdasarkan pressure drop karena adanya


vortice akibat pemanbahan flange lens.
Udara mengalir dari tekanan tinggi ke
Gambar 2.4. Desain dan ukuran tower

tekanan rendah, adanya pressure drop disisi

penyangga.

belakang blade akibat penambahan flange


lens menyebabkan kecepatan angin menuju

2.5 Prototype Wind Turbine dengan

blade bertambah. Hal ini menyebabkan

Flange Lens
Setelah desain dan dimensi ditentukan,
selanjutkan

diimplementasikan

blade lebih tinggi sehingga kecepatan putar

menjadi

output dari generator ke baterai bertambah


dan efisiensi meningkat.

prototype wind turbine dengan flange lens,


hasil dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

2.6 Skematik Proses Kerja Wind


Turbine dengan Flange Lens
Diagram alir dari proses kerja wind
turbine

dengan

flange

lens

sampai

menghasilkan listrik untuk kebutuhan rumah


4

tangga ditunjukan dengan gambar di bawah

ketinggian gedung sekitar 17 meter. Dari

ini.

percobaan tersebut diperoleh kecepatan


minimal wind turbine dengan flange lens
berputar yaitu pada kecepatan angin rata-rata
1,9 m/s. Jika dibandingkan dengan wind
turbine konvensional yang berputar dengan
kecepatan angin minimal rata-rata 3 m/s.
Dengan adanya sistem penyimpanan
pada baterai dan inverter sebagai konversi

Gambar 2.6. Alur proses kerja wind turbine

dari tegangan DC ke AC, output tegangan

dengan flange lens.

dari wind turbine dengan flange lens ini dapat


diaplikasikan untuk pengisian daya baterai

Wind turbine yang terdiri dari blade


atau

baling-baling

sebagai

penggerak

generator DC untuk mengubah energi kinetik


(putaran)

menjadi

handphone.

energi

listrik

menghasilkan tegangan DC untuk disimpan


pada baterai. Charge controller berfungsi

4.

Kesimpulan

Dari hasil pembuatan dan percobaan yang


dilakukan,

dapat

diperoleh

kesimpulan

sebagai berikut.

sebagai pengendali arus yang masuk untuk


pengisian

baterai,

overcharging

dan

sehingga

mencegah

overvoltage.

1.

meningkatkan daya output dari generator

Karena

hingga

konsumsi listrik rumah tangga menggunakan

inverter

kebutuhan rumah tangga.

kondisi

dapat bertambah.

sehingga

menghasilkan listrik yang sesuai dengan

tergantung

dipakai, sehingga efisiensi wind turbine

tegangan DC dari baterai menjadi tegangan


digunakan

50%

kecepatan angin dan dimensi yang

tegangan AC, maka untuk mengkonversi

AC

Flange lens pada wind turbine dapat

2.

Dilihat dari besarnya dimensi serta hasil


yang didapat, wind turbine dengan
flange lens dapat diaplikasikan di
lingkungan yang jarang dialiri arus

3.

Hasil Uji Coba

listrik serta di daerah urban, sehingga

Pengujian wind turbine dengan flange


lens dilakukan di atas gedung dengan
5

distribusi listrik dapat merata pada


semua daerah.

DAFTAR PUSTAKA
En.Wikipedia.org (2012). Wind Lens. dari
http://en.wikipedia.org/wiki/Wind_lens, 21
August 2014.

Yuji Ohya1, Takashi Karasudani1,


Tomoyuki Nagai1, Chris Takashi
Matsuura2,3, Hugh Griffiths2 (2011).
DEVELOPMENT OF SHROUDED WIND
TURBINES WITH WIND-LENS
TECHNOLOGY. Poster. EWEA 2011,
Brussels, Belgium: Europes Premier Wiind
Enerrgy Event. 10 Agustus 2014.

Kyushu University research institute for


applied mechanics (RIAM) (2011). Wind
power concentration system "Wind Lens".
dari http://www.riam.kyushuu.ac.jp/windeng/en_aboutus_detail04.html,
19 August 2014.
Munson, Young, Okiishi (2003). Mekanika
Fluida. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Our World by National United Nations
University (2010). Japans Next
Generation of Renewable Energy dari
http://ourworld.unu.edu/en/japans-nextgeneration-of-renewable-energy, 10 Agustus
2014.
Prof. Dr. Takeshi Ishihara
(2011). "Fukushima Offshore Wind
Consortium". Project
pamphlet. www.fukushimaforward.jp/pdf/pamphlet3.pdf, 20 Agustus
2014.
Ramdhani, Mohamad (2008). Rangkaian
Listrik. Jakarta: Penerbit Erlangga.
The Guardian (2009). China's new faith in
solar energy projects is hailed by
environmentalists as a milestone dari
http://www.theguardian.com/world/2009/may/26
/china-invests-solar-energy. 22 September 2014.

Anda mungkin juga menyukai