Pasca Pancasila Fil. Hukum
Pasca Pancasila Fil. Hukum
Sosiologi kefilsafatan:
Apakah masyarakat dan negara?
Etika: Apakah yg baik itu?
Estetika: Apakah yg indah itu?
Filsafat Agama: apakah keagaan
itu?
FILSAFAT HUKUM
Roscoe Pound:
Filsafat Hukum mencoba memberi kajian
rasional mengenai hukum pada suatu
waktu dan tempat tertentu atau
mencoba merumuskan berbagai
kepentingan yang diakibatkan adanya
tahapan perkembangan hukum, atau
mencoba menyatakan hasil-hasil dari
kedua hal tersebut secara universal
sehingga dapat diterima sebagai hukum
untuk setiap waktu dan tempat.
Friedmann:
Semua pemikiran sistematis mengenai
teori hukum dilingkupi oleh teori filsafat
pada satu sisi dan teori politik pada sisi
lain. Kedua aspek ini akan membawa
pemahaman mengenai perkembangan
pemikiran hukum.
Radbruch:
Tugas teori hukum membuat jelas nilainilai dan postulat-postulat hukum sampai
kepada landasan filosofisnya yang
tertinggi.
Unsur-Unsur/Bahan Hukum:
(1) Idiel:
a. logika
b. etika
c. estetika
LOGIKA menghasilkan Ilmu Tentang
Pengertian pengertian dalam ilmu
hukum:
Masyarakat Hukum,
Subyek Hukum,
Hak dan Kewajiban,
Peristiwa Hukum,
Obyek Hukum)
(2) Riel :
a. Manusia
b. Alam
c. Kebudayaan
a b dan c menghasilkan ilmu tentang kenyataan
(Sosiologi Hukum. Antoropologi Hukum,
Psikologi hukum, Sejarah Hukum dan
Perbandingan Hukum)
Nilai antinomis:
Jasmaniah-rohaniah: (pengutamaan
jasmanimaterialisme) dan rohaniah
(pengutamaan rohani spiritualisme);
Liberalisme-Kolektivisme (pengutamaan
liberalisme di bidang politik
mengakibatkan demokrasi liberal;
pengutamaan liberalisme dibidang ekonomi
mengakibatkan tumbuhnya kapitalisme)kolektivisme (pengutamaan kolektivisme
di bidang politik mengakibatkan
totaliterisme; pengutamaan kolektivisme
di bidang ekonomi mengakibatkan
sosialisme yang ditandai oleh dominasi
negara atas ekonomi);
Tujuan hukum:
Kepastian (hukum harus ditegakkan: jika
hukum yang ditegakkan dibuat tidak
bersumber dari aspirasi masyarakat luas,
maka penegakan hukum menjadi semu),
ketertiban (hukum harus dipaksakan: jika
hukum yang dipaksakan dibuat tidak
berdasarkan aspirasi masyarakat luas, maka
pemaksaan menjadi otoriterisme);
Kedamaian (tolok ukur kedamaian apabila
kepentingan dan hak semua pihak
terlindungi: persoalannya bagaimana
mewujudkan kepentin-gan dan hak semua
pihak?);
Lingkup
Lingkup
Lingkup
Lingkup
wilayah (ruimtegebied)
pribadi (personengebied)
waktu (tijdsgebied)
ikhwal (zaaksgebied)
Meuwissen
Menggolongkan asas hukum menjadi asas hukum
materil dan asas hukum formal:
Asas hukum materiel:
Asas penghormatan terhadap kepribadian manusia
dikonkritkan menjadi:
Asas penghormatan terhadap aspek-aspek kerohanian dan
kejasmanian pribadi, dalam hubungan pribadi-pribadi lain,
yang memunculkan:
Asas kepercayaan, yang menuntut timbal balik, dan
memunculkan:
Asas pertanggungjawaban, yang kemudian melahirkan asas
keadilan.
MATERIALISTIS-SOSIOLOGIS
Hukum tidak semata ide (produk ratio)
tetapi yang sangat penting adalah produk
kenyataan kehidupan masyarakat (lokal,
regional, nasional dan global).
Mazhab historis contoh dari paradigma
hukum sbg produk kenyataan.
Marxisme adalah contoh pemikiran yg
menghasilkan paradigma hukum empiris.
IDEALISTIS SPRITUALISTIS
IDEALISTIS-SPRITUALISTIS MENGUASAI
PEMIKIRAN DAN PENCIPTAAN HUKUM
SAMPAI ABAD XIX
Hauriou:
Masyarakat = peristiwa moral (een morele feit)=
bangunan moral/struktur moral
Dalam masyarakat yang riel adalah institusiinstitusinya baik hukum (rechtsinstellingen)
maupun negara (staatsinstellingen)
Konstitusi adalah instellingen atau lembaga
yang terjelma melalui proses institutionalisasi
Institutionalisasi mencakup tiga tahap (ide,
elite, dan milieu)
Mengapa ide muncul dan akhirnya menjadi
institusi/hukum? Jawabnya karena perlu de
orde, het gezag dan de vrijheid.
Hermann Heller:
Konstitusi:
Mencerminkan kehidupan politik dalam
masyarakat sebagai suatu fakta (pengertian
sosiologis dan politis)
Satu kesatuan kaidah hukum yg hidup dalam
masyarakat (pengertian yuridis)
Naskah sebagai UU tertinggi yg berlaku dlm suatu
negara
Herman Heller menghadapi kenyataan
NEGARA = organisasi kekuasaan teritorial
(Territoriaal gezags organisastie)
NEGARA = harus dilihat fungsinya thd
masyarakat
masyarakat membutuhkan pengaturan karena
itu masyarakat butuh negara
Negara dan masyarakat ada hubungan saling
mempengaruhi (dialectisch verband)
FREIRECHTSBEWEGUNG/INTERESSENJURISPR
UDENZ:
ERA ROMAWI
Ius gentium hukum yg diterima semua
bangsa dalam wilayah kekaisaran Romawi
sebagai dasar kehidupan bersama.
Hukum era ini bersifat kasuistik hukum
hanya berfungsi sebgai pedoman hakim.
Perkembangan selanjutnya peraturan
kaisar menjadi UU (bersifat umum dan
abstrak) dan mengikat.
ABAD PERTENGAHAN
ZAMAN RENAISANCE
ZAMAN AUFKLARUNG
Kepercayaan kepada akal budi menandai
era pencerahan.
Rasionalisme menjadi cap bagi kehidupan
manusia.
Berkat Rene Descartes (1596-1650)
pikiran manusia lebih dipercaya karena
akal budinya dan kebebasan.
Manusia sebagai subyek adalah modal
utama dari seluruh pandangan hidup.
ABAD XIX
Positivisme yuridis:
Hukum sebagai produk ilmiah belaka atau hasil
dari akvitas profesional atau pakar hukum.
Hukum identik dgn UU, hukum muncul karena
keterkaitannya dengan negara, hukum yg benar
adalah hukum yg berlaku dalam negara.
Hukum tidak ada kaitan dengan moral, hukum
adalah hasil karya para pemikir hukum.
Hukum bersifat closed logical sistem Tidak
perlu ada bimbingan norma sosial, politik dan
moral. Tokohnya R. von Jhering dan John Austin
dari kelompok Analitical jurisprudence.
Positivisme sosiologis:
Hukum adalah bagian dari kehidupan
masyarakat,
hukum adalah kenyataan dalam
masyarakat.
Hukum bersifat terbuka bagi kehidupan
masyarakat yg harus diteliti dengan
metode ilmiah empiris.
Hukum adalah ilmu kenyataan/fakta atau
pengalaman.
ABAD XX
Semua negara membentuk hukum yg
metodenya diambil dari pemikiran hukum
abad XIX
Akan tetapi kalangan ahli terpecah
menjadi dua pendapat tentang hukum:
Kelompok sosiologis dan Kelompok
Positivis-logis