Anda di halaman 1dari 23

BABIII

ANALISADATA

A. SejarahRSMarinirCilandak
RumahSakit Marinir Cilandak (RSMC) merupakan suatu poliklini
k kecil yang menempati sebuah ruangan dinas bintara KKO. Pada tahun
1961, poliklinik ini dipindahkan ke lokasi rumah sakit saat ini dan
dikembangkan menjadi balai pengobatan yang dipimpin oleh Kapten Laut dr.
O.M. Sianipar. Dalam perkembangannya setelah resmi menjadi sebuah
rumah sakit, rumah sakit ini kemudian dipimpin oleh beberapa Kepala
Rumah Sakit (Ka Rumkit) antara lain Mayor Laut dr. Lie Swan Hoe (Herman
Sulistiyo) dan Kapten Laut dr. Namkoro.
Pada tahun 1963, status rumah sakit diubah menjadi Rumah Sakit
Korps Komando TNI AL (RSKO wilayah barat), yang berlokasi di tempat
seperti sekarang ini, berdasarkan S.Kep. Panglima KKO AL No. 5401/5/1968
pada tanggal 22 maret 1968. Penetapan tanggal ini diresmikan sebagai hari
jadi Rumah Sakit Marinir Cilandak, dan yang berperan sebagai Komandan
Rumah Sakit yang pertama adalah Mayor Laut (k) dr. Foead Arief
Tirtohusodo

yang

menjabat

hingga tahun 1971, yang kemudian digantikan oleh Kapten Laut

drg.

Purwoko Kumbo.
Sesuai

dengan

ketetapan

Menhankam/Pangab

S.Kep.

No.226/11/1977, tanggal 25 februari 1977 Rumah Sakit AL lanmar


ditetapkan sebagai Rumah Sakit ABRI tingkat IV dan mengganti istilah
Komandan Rumah Sakit menjadi Kepala Rumah Sakit (Ka Rumkit).
Terbitnya S.Kep. Kasal No.813/IV/1979 tanggal 7 April 1979 tentang
pengalihan wewenang pembinaan fungsi pangkalan Marinir Jakarta dan
kormar kepada panglima daerah 3,membawa perubahan pada rumah
sakit melalui Surat Keputusan Panglima Daerah 3, Laksda TNI T. Asikin
Nata Negara No:Skep/42/VII/1979 tanggal 21 juli 1979 tentang perubahan

nama RS TNI AL tingkat IV Lanmar Jakarta Cilandak menjadi RS TNI AL


Daerah 3 yang disingkat Rumkital Daerah 3 Cilandak.
Seiring berjalannya waktu, rumah sakit semakin berkembang, dan
pada periode tahun 1980 rumah sakit telah memiliki dua orang dokter umum
dan dua orang dokter gigi. Pada masa Ka Rumkit Cilandak adalah Kapten
Laut Dr.Wiliam Setiawan, lahir S.Kep. Menhankam/Pangab No.226a/II/1980
tanggal 17 Juli 1980 tentang peningkatan status rumah sakit menjadi Rumah
Sakit ABRI Tingkat III dengan kapasitas tempat tidur sebanyak 60 buah.
Melalui S.Kep.Kasal No. 609/II/1980, tanggal 21 Februari 1981 menyatakan
kedudukan Rumkit Al Cilandak di bawah Suriak Teklap Diskes daerah 3
Tanggal 28 Juni 1983 Menhankam/Pangab menetapkan S.Kep.
baru No.746/IV/1983, Rumkital AL Cilandak sebagai Rumah Sakit ABRI
tingkat II dengan kapasitas 60 tempat tidur. Berbagai upaya dilakukan untuk
dapat meningkatkan kemampuan sarana, prasarana, serta kemampuan
layanan di Rumkital Marinir. Musibah tidak dapat dielakkan, pada bulan
November 1984 terjadi ledakan hebat di gudang amunisi Kesatrian Cilandak.
Fasilitas bangunan fisik yang belum lama diresmikan penggunaannya
menjadi luluh lantah akibat ledakan tersebut.
Musibah tersebut tidak menyurutkan semangat warga rumah sakit
untuk tetap melakukan pelayanan kesehatan maupun dukungan kesehatan.
Tenda-tenda segera didirikan dan menjadi tempat sementara untuk kegiatan
pelayanan. maupun kemampuan sumber daya manusia yang dituangkan
melalui Tiga Perintah Harian yang berbunyi :
a. Tingkatkan profesionalisme dan semangat pengabdian seluruh jajaran
RSMC
b. Ciptakan lingkungan bersih, nyaman dan asri di RSMC
c. Tingkatkan dukungan dan pelayanan kepada prajurit dan keluarganya
Pada tanggal 24 Maret 1990 RSMC telah ditetapkan sebagai kawasan
bebas rokok dan merupakan rumah sakit pertama di Indonesia yang
memberlakukan larangan merokok di lingkungan rumah sakit. Pada 1992

RSMC menjadi rumah sakit terbersih se-DKI Jakarta dan keberhasilan ini
dilanjutkan dengan meraih juara II untuk tingkat Nasional.
Berdasarkan Surat Keputusan Kasal No. Kep/42/VII/1997 tanggal 31
juli 1997, tentang Pokok Organisasi dan Prosedur Korps Marinir, serta No.
SKEP/22/III/1998 tanggal 13 Maret 1998 tentang Organisasi dan Prosedur
Rumah Sakit TNI AL Cilandak (Rumkital Cilandak), secara bertahap Rumah
Sakit Marinir Cilandak mengalami perubahan organisasi, sarana dan
prasarana sesuai persyaratan yang ada sebagai Rumah Sakit TNI AL tingkat
II.
Pada tanggal 18 Juni 1998, Rumah Sakit Marinir Cilandak ditetapkan
sebagai Rumah Sakit ABRI tingkat II B dan sebagai unsur komando
pelaksana fungsi Korps Marinir di Bidang Kesehatan yang berkedudukan
langsung di bawah komando Korps Marinir. Pada tahun 1999 berhasil
dilaksanakan akreditasi rumah sakit tingkat dasar.
Pada tanggal 14 Februari 2000 berdasarkan S.Kep. Depkes RI
No.

YM.00.03.3.5.400, Rumah Sakit TNI AL Marinir Cilandak telah

mendapatkan status akreditasi penuh tingkat dasar. Pada tanggal 21


Desember 2000, jabatan Ka Rumkital diemban oleh Kolonel Laut (K) dr.
Musana, Sp.KJ. Pada kepemimpinan Ka Rumkit ke-17 ini dilaksanakan
peningkatan kemampuan fasilitas dan pelayanan rumah sakit, yaitu dengan
modernisasi peralatan yang ada serta melengkapi sarana dan prasarana.
Upaya peningkatan fasilitas rumah sakit dimungkinkan dengan
pemanfaatan hasil pelayanan masyarakat umum yang dikelola dengan baik
oleh Rumkital Marinir Cilandak. Kegiatan renovasi diawali dengan
melengkapi kendaraan-kendaraan operasional dan peralatan canggih,
kemudian dilanjutkan

dengan

perbaikan

registrasi

keuangan

dan

komputerisasi rekam medik.


Pada tahun 2003, dilakukan pengembangan fasilitas penunjang dan
pelayanan kesehatan lain, berupa pembangunan ruang serbaguna, ruang
kebidanan dan kandungan, ruang bayi, ruang bersalin, ruang Kesehatan Ibu
dan Anak (KIA), ruang tunggu rawat jalan, renovasi ruang radiologi,

penyelesaian pembangunan gedung rawat inap kelas III, dengan bantuan dari
Departemen Pertahanan. Kemudian untuk meningkatkan pelayanan yang
lebih baik, Rumkital Cilandak memberikan bantuan keringanan perawatan
atau subsidi non material kepada pasien miskin atau tidak mampu.

B.

DasarHukumOperasionalRSMarinirCilandak
DasarhukumoperasionalRSMarinirCilandakadalahsebagaiberikut:
1. SuratKeputusanMenteriKesehatanNomor429/Menkes/SK/V/2008tanggal
2Mei2008,tentangpenetapankelasRSMarinirCilandakmilikpemerintah
kotaDepokProvinsiJawaBarat;
2. Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Nomor
503/SK.11968Yankes/2007, tentang izin sementara penyelenggaraan
RumahSakitkepadapemerintahKotaDepok;
3. PeraturanDaerahNomor4tahun2008tentangtarifpelayananRSMARINIR
CILANDAK;
4. PeraturanDaerahNomor8tahun2008tentangOrganisasiPerangkatDaerah
KotaDepok;
5. PeraturanWalikotaDepokNomor:8tahun2008,tentangUPTDRSMarinir
Cilandak;
6. PeraturanWalikotaDepokNomor:48tahun2008tentangRincianTugas
FungsidanTataKerjaRumahSakitUmumDaerahKelasC(RSMARINIR
CILANDAKKelasC)RSMarinirCilandak;
7. Surat Keputusan Walikota Depok Nomor: 821.24/SK.06/Peg/2008 tanggal
19Februari2008,tentangpengangkatankepalaUPTDRSMarinirCilandak;
8. Surat Keputusan Walikota Depok Nomor: 821.24/SK.50/Peg/2008 tanggal
31Desember2008tentangpengangkatanDirekturRSMarinirCilandak;
9. Surat Keputusan walikota Depok Nomor: 821.24/1001/0.RS/XI/2009,
tentangPemberianIzinOperasionalRSMarinirCilandak;
10. KeputusanWalikotaDepokNomor903/454/Kpts/Bapp/Huk/2011tanggal1
November 2011, tentang Penetapan Pola Pengelolaan Keuangan Badan
LayananUmumDaerahpadaRumahSakitUmumDaerahKotaDepok;
11. Peraturan Walikota Depok Nomor 46 Tahun 2011 tanggal 24 Desember

2011,tentang PolaPengelolaan KeuanganBadanLayanan UmumDaerah


RumahSakitUmumDaerahKotaDepok;
12. Peraturan Walikota Depok Nomor 47 Tahun 2011 tanggal 24 Desember
2011,tentangPedomanPengadaanBarang/JasaPolaPengelolaanKeuangan
BadanLayananUmumDaerahRumahSakitUmumDaerahKotaDepok;
13.

Peraturan Walikota Depok Nomor 48 Tahun 2011 tanggal 24


Desember 2011, tentang Pedoman Pengangkatan dan Pemberhentian
PegawaibukanPegawaiNegeriSipilpadaBadanLayananUmumDaerah
RumahSakitUmumDaerahKotaDepok.

C.

LokasiRSMarinirCilandak
Rumah Sakit Marinir Cilandak termasuk dalam golongan rumah sakir II B.
Rumah sakit golongan IIB adalah rumah sakit pemerintah yang mempunyai
fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4 (empat) spesialis
dasar,4 (empat) spesialis penunjang medik, 8 (delapan) spesialis lain dan 2 (dua)
subspesialis dasar. RS Marinir Cilandak itu sendiri terletak di kawasan Jakarta
Selatan tepatnya di Jl. Raya Cilandak KKO. LokasiRSMarinirCilandakdapat
dilihatpadagambar3.

Gambar3
PetaLokasiRSMarinirCilandak
D.

Visi,Misi,Tujuan,MottoRSMarinirCilandak
1. VisiRSMarinirCilandak
VisiRSMarinirCilandakadalahMenjadiRumahSakitTNIALyang
berkualitasdanmampumelaksanakandukungandanpelayanankesehatan
yangprofesional.
2. MisiRSMarinirCilandak
MisiRSMarinirCilandakadalahsebagaiberikut:
a. Menyiapkan sarana dan prasarana guna terlaksananya dukungan dan
pelayanankesehatan.
b. Meningkatkansumberdayamanusiaagardapatmencapaisasaranprogram
gunaberdayaguna.
3. TujuanRSMarinirCilandak

a. Tercapainya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi personil Militer


TNI AL khususnya Marinir agar selalu siap operasional.
b. Terpeliharanya kesiapan Rumkital Marinir Cilandak agar selalu siap dalam
memberikan dukungan kesehatan pada Operasi Korps Marinir.
c. Terlaksananya pelayanan kesehatan secara profesional bagi anggota,
keluarga dan masyarakat umum , tanpa memandang agama, golongan,
kedudukan serta pangkat.
4. MottoRSMarinirCilandak
Motto RS MARINIR CILANDAK adalah Kepuasan Anda
KebanggaanKami.

E. StrukturOrganisasiRSMarinirCilandak
Struktur organisasi merupakan kerangka kerja yang menjelaskan
bagaimana sumber daya dan aluralur komunikasi serta pembuat keputusan
dialokasikan dan ditangani yang ditunjukan dengan garisgaris pada bagan
organisasi.StrukturOrganisasiRSMarinirCilandakdapatdilihatpadagambar
dibawahini.
Rumah Sakit Marinir Cilandak termasuk dalam golongan rumah sakir II B.
Rumah sakit golongan IIB adalah rumah sakit pemerintah yang mempunyai
fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4 (empat) spesialis
dasar,4 (empat) spesialis penunjang medik, 8 (delapan) spesialis lain dan 2 (dua)
subspesialis dasar. RS Marinir Cilandak itu sendiri terletak di kawasan Jakarta
Selatan tepatnya di Jl. Raya Cilandak KKO.
Adapunrinciandaristrukturtersebutadalahsebagaiberikutini:
1. DirekturRSMARINIRCILANDAK
2. KepalaBagianTataUsaha,membawahi:
a.

SubBagianUmum,Perencanaan,EvaluasidanPelaporan

b.

SubBagianKeuangan

3. BidangPelayanan,membawahi:
a.

SeksiPelayananMedis

b.

SeksiPelayananNonMedis

4. BidangKeperawatan,membawahi:
a.

SeksiAsuhanKeperawatan

b.

SeksiRawatInapdanRawatJalan

5. BidangPenunjang,membawahi:
a.

SeksiPenunjangMedik

b.

SeksiPenunjangNonMedik

SecararincitugaspokokRSMarinirCilandakadalahsebagaiberikut:
1.

Direktur mempunyai tugas pokok membantu Walikota Jakarta dalam


penyelenggaraanpelayanankesehatan.

2.

Kepala Bagian Tata Usaha mempunyai tugas pokok melaksanakan


pengawasan dan pengendalian urusan ketatausahaan, rumah tangga RS
MARINIR CILANDAK, administrasi kepegawaian dan anggaran RS
MARINIRCILANDAK.Dalammelaksanakantugasnya,KepalaBagianTata
Usahadibantuoleh2KepalaSubBagian,yaitu:.
a.

Kepala Sub Bagian Umum, Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan


mempunyai tugaspokokmelaksanakan urusansuratmenyurat,kearsipan,
pengelolaanrumahtangga,pengelolaanadministrasiumum,administrasi
kepegawaian,administrasiperjalanandinas,pengelolaan
perencanaan,evaluasi,danpelaporankegiatanRSMARINIRCILANDAK.

b. Kepala Sub Bagian Keuangan, mempunyai tugas pokok melaksanakan


pengelolaandanadministrasikeuanganRSMARINIRCILANDAK.
3. Kepala Bidang Pelayanan mempunyai tugas pokok melaksanakan tugas
pelayananmedisdanpelayananonmedis.
a. Kepala Seksi Pelayanan Medis mempunyai tugas pokok melaksanakan
pelayananmedis.

b. KepalaSeksiPelayananNonMedismempunyaitugaspokokmelaksanakan
pelayanannonmedis.
4. Kepala Bidang Keperawatan, mempunyai tugas pokok melaksanakan
pelayanankeperawatan.
a. KepalaSeksiAsuhanKeperawatan,mempunyaitugaspokokmelaksanakan
layananasuhankeperawatan.
b. Kepala Seksi Rawat Inap dan Rawat Jalan mempunyai tugas pokok
melaksanakanlayanankeperawatandiinstalasirawatjalandanrawatinap
5. KepalaBidangPenunjang,mempunyaitugaspokokmelaksanakanpelayanan
penunjangmedisdanpelayananpenunjangnonmedis.
a. Kepala Seksi Penunjang Medis mempunyai tugas pokok melaksanakan
pelayananpenunjangmedis.
b. Kepala Seksi Penunjang Non Medis mempunyai tugas pokok pelayanan
penunjangnonmedis.
F.

AnalisaSituasiRuangan
1.

PelayananUnitRawatInapFlamboyan
RuangrawatinapFlamboyanAtasdiRSMarinirCilandakterdiridari:
a. RuangPerawatanFlamboyanAtas
Ruang perawatan flamboyan atas merupakan ruang perawatan yang
sebagianbesardigunakanuntukmerawatpasiendewasa.Ruangperawatan
flamboyanatasterdiridari:
1)RuangSatu
RuangSatumerupakanruangperawatankelasIIyangdigunakanuntuk
merawatpasien wanita denganpenyakitdalam, pasiendenganneuro
danpasienbedahtanpainfeksius.FasilitasdiRuangSatuantaralain5
tempattidur, 5 lemaripasien, 2 pendinginruangan,1kamarmandi,1
wastafel,5kursitunggu,4mejapasiendan1tempatsampah.
2)RuangDua

Ruang Dua merupakan ruang perawatan pasien perempuan dengan


penyakitdalam.FasilitasdiRuang Dua antaralain 5 tempattidur, 5
lemaripasien, 2pendinginruangan, 1 kamarmandi, 1 wastafeldan 5
kursitunggu.
3)RuangTiga
Ruang Tiga merupakan ruang perawatan pasien lakilaki dewasa
dengan penyakitdalam.FasilitasdiRuang Tiga antaralain 5 tempat
tidur,5lemaripasien,2pendinginruangan,1kamarmandi,1wastafel,
5kursitunggu,4mejapasien.
4)RuangEmpat
Ruang Maleo merupakan ruang perawatan pasien lakilaki dengan
penyakitdalamFasilitasdiRuangEmpatantaralain5tempattidur,5
lemaripasien,1kamarmandi,1wastafel,5kursitunggu,2pendingin
ruangan.
b.RuangPerawatanFlamboyanBawah
Ruang perawatan flamboyan bawah merupakan ruang perawatan yang
sebagianbesardigunakanuntukmerawatpasiendewasa.Ruangperawatan
flamboyanbawahterdiridari:
1) RuangSatu
Ruang Satu digunakanuntukmerawatpasien perempuandewasadengan
possop.FasilitasdiRuangSatuantaralain5tempattidur,5lemaripasien,
1kamarmandi,1wastafel,5kursitunggu,2pendinginruangan.
2) RuangDua
RuanganDuadigunakanuntukmerawatpasienperempuandewasadengan
possop.FasilitasdiRuangSatuantaralain5tempattidur,5lemaripasien,
1kamarmandi,1wastafel,5kursitunggu,2pendinginruangan.
3) RuangTiga
Ruang Tiga digunakan untuk merawat pasien lakilaki dewasa dengan
possop.FasilitasdiRuangSatuantaralain5tempattidur,5lemaripasien,
1kamarmandi,1wastafel,5kursitunggu,2pendinginruangan.

4) RuangEmpat
Ruangan Empat digunakan untuk merawat pasien perempuan dewasa
dengan poss op. Fasilitas di Ruang Satu antara lain 5 tempat tidur, 5
lemari pasien, 1 kamarmandi, 1 wastafel,5kursitunggu, 2pendingin
ruangan.

2. GambaranRuangFlamboyanAtas
RuangFlamboyanAtasyangadadiRSMarinirCilandakterdiridari1
lantaiyangberadadilantai2,yangmerupakanruangperawatanpasienlaki
laki dan perempuan dewasa dengan penyakit dalam. Fasilitas di Ruang
FlamboyanAtas antaralain 20 tempattidur, 20 lemaripasien, 8pendingin
ruangan,4kamarmandi,4wastafel,20kursitunggu.
Berdasarkan kuesioner yang dibagikan terdapat perawat berpendidikan
DIII 15 perawat, perawat yang berpendidikan SKM 1 orang.
a. Denah

Ruang
Perawat
Ruang
Empat

Ruang

Pantry

Tiga

Nurse Station

Ruang
Dua

Ruang
Ganti

Ruang
Satu

Lorong

b. Sumber Daya Manusia


1) Struktur Organisasi
KARU

KATIM
1

PP
1

PP
2
PP
7

PP
4

PP
3
PP
9

PP
8

PP
6

PP
5
PP
10

PP
12

PP
11

PP
13
PP
18

PP
15

PP
14
PP
19

PP
20

PP
21

Ketenagaan di ruang Flamboyan Atas berjumlah 13 orang perempuan


dan 3 laki-laki. Struktur organisasi ruang rawat inap terdiri dari 1
kepala ruangan,2 ketua tim dan 13 perawat pelaksana.
Keterangan

Kepala Ruangan

: Nurhayati

Katim 1

: Endang Wiji H

Katim 2

: Henning Endravita

Perawat Pelaksana

Ruang Satu dan Ruang Dua (Tim 1)


1.
2.
3.
4.
5.
6.

Pramesti Siswanti
Asmawati
Susi Setiawati
Arief Rachmad S
Anisya Tri Ayu
Ayu F

Ruang Tiga dan Ruang Empat (Tim 2)

PP
17

PP
16
PP
22

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Diah Rahmawati
Lilis Riyanti
Darlina
Desni Lorita
Ummu A
Hendra
Wisnu

2) Tingkat Ketergantungan pasien dan kebutuhan perawat


Klasifikasi pasien berdasarkan tingkat ketergantungan dengan
metode Douglas (1984).
No

KLASIFIKASI DAN KRITERIA

Minimal Care (1-2jam)


1. Dapat melakukan kebersihan diri sendiri,
mandi, ganti pakaian dan minum.
2. Pengawasan dalam ambulasi atau gerakan.
3. Observasi tanda vital setiap shift.
4. Pengobatan minimal, status psikologi stabil.
5. Persiapan prosedur pengobatan.
Intermediate Care (3-4 jam)
1. Dibantu dalam kebersihan diri, makan dan
minum, ambulasi.
2. Observasi tanda vital tiap 4 jam.
3. Pengobatan lebih dari 1 kali.
4. Pakai folley kateter.
5. Pasang infuse, intake out-put dicatat.
6. Pengobatan perlu prosedur.
Total care (5-6 jam)
1. Dibantu segala sesuatunya.
2. Posisi diatur.
3. Observasi tanda vital tiap 2 jam.
4. Pakai NGT
5. Terapi intravena, pakai suction.
6. Kondisi gelisah/disorientasi/tidak sadar.

Analisis ketenagaan, jumlah tenaga keperawatan dan non


keperawatan, latar belakang pendidikan, status kepegawaian, jenis
pelatihan yang diikuti, struktur organisasi, kebutuhan tenaga
perawat berdasarkan tingkat ketergantungan pasien.
Pada suatu pelayanan profesional, jumlah tenaga yang
dibutuhkan

tergantung

pada

jumlah

klien

dan

derajat

ketergantungan klien. Menurut Douglas (1984) Loverige dan

Cummings (1996) diklasifikasikan derajat ketergantungan klien


dibagi 3 kategori
a. Perawat Minimal : 1-2 jam/24 jam
b. Perawat Intermediate/Partial: 3-4 jam/24 jam
c. Perawat total : 5-6 jam/ 24 jam
Rumus :
Jumlah pasien x ketergantungan klien
Kebutuhan tenaga perawat berdasarkan tingkat ketergantungan
pasien di ruang Kakatua pada tanggal 21Oktober 2014 adalah
sebagai berikut :
Klasifikasi
Pasien
Minimal Care
Partial Care
Total Care
Total

Jumlah
pasien
7
2
0
9

Pagi

Sore

Malam

0,17x7=1.19
0,27x2=0.54
0,36x0=0
1.73

0,14x7=0.98
0,15x2=0.3
0,30x0=0
1.28

0,7x7=0,49
0,10x2=0.2
0,20x0=0
0.69

Property dinas menurut douglas :


Jumlah perawat = jumlah pasien x derajat ketergantungan
Dinas pagi : siang : sore = 46% : 35% : 19%
Total tenaga perawat
Dinas pagi

= 6 orang

Dinas siang

= 5 orang

Dinas malam = 4 orang


Jumlah

= 15 orang

86x15 = 1290 = 4,3 = 4 orang


297
297

Jadi Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas pada tanggal 20


Oktober 2014 di ruang Kakatua adalah 15 + 2 orang struktural

(Kepala ruangan, wakil kepala ruangan dan CI) + 4 orang lepas


dinas= 21orang. Jadi kebutuhan tenaga belum mencukupi.
3) BOR (Bed Occupation Rate)
BOR adalah prosentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu
tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat
pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Nilai parameter BOR yang
ideal adalah antara 60-85% (Depkes RI, 2005).
Rumus :
BOR = (Jumlah hari perawatan rumah sakit / (Jumlah tempat tidur X
Jumlah hari dalam satu periode)) X 100%
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 20 Oktober 2014 sampai
9November 2014 di ruang Kakatua didapatkan gambaran kapasitas
tempat tidur adalah 9 tempat tidur dengan rincian sebagai berikut :
Tanggal 21 Oktober 2014
Ruang
Jml total
Kakatua
8
BOR = 8/9x100% = 88,9%

Bed terpakai
9

Bed tdk terisi


1

Bed terpakai
9

Bed tdk terisi


0

Ruang
Jml total
Bed terpakai
Kakatua
8
9
BOR = 8/9x100% = 88,89%

Bed tdk terisi


1

Tanggal 22 Oktober 2014


Ruang
Jml total
Kakatua
9
BOR = 9/9x100% = 100%
Tanggal 23 Oktober 2014

Tanggal 24 Oktober 2014


Ruang
Jml total
Kakatua
9
BOR = 9/9x100% = 100%
Tanggal 27 Oktober 2014

Bed terpakai
9

Bed tdk terisi


0

Ruang
Jml total
Bed terpakai
Kakatua
8
9
BOR = 8/9x100% = 88,89%

Bed tdk terisi


1

Tanggal 28 Oktober 2014


Ruang
Jml total
Bed terpakai
Kakatua
8
9
BOR = 8/9x100% = 88,89%

Bed tdk terisi


1

Tanggal 29 Oktober 2014


Ruang
Jml total
Bed terpakai
Kakatua
8
9
BOR = 8/9x100% = 88,89%

Bed tdk terisi


1

Tanggal 30 Oktober 2014


Ruang
Jml total
Kakatua
9
BOR = 9/9x100% = 100%

Bed terpakai
9

Bed tdk terisi


0

Bed terpakai
9

Bed tdk terisi


0

Ruang
Jml total
Bed terpakai
Kakatua
8
9
BOR = 8/9x100% = 88,89%

Bed tdk terisi


1

Tanggal 31 Oktober 2014


Ruang
Jml total
Kakatua
9
BOR = 9/9x100% = 100%

Tanggal 1 November 2014

Tanggal 3 November 2014


Ruang
Jml total
Kakatua
9
BOR = 9/9x100% = 100%
Tanggal 1 November 2014

Bed terpakai
9

Bed tdk terisi


0

Ruang
Jml total
Kakatua
9
BOR = 9/9x100% = 100%

Bed terpakai
9

Bed tdk terisi


0

Ruang
Jml total
Bed terpakai
Kakatua
8
9
BOR = 8/9x100% = 88,89%

Bed tdk terisi


1

Tanggal 3 November 2014

Tanggal 4 November 2014


Ruang
Jml total
Bed terpakai
Kakatua
8
9
BOR = 8/9x100% = 88,89%

Bed tdk terisi


1

Tanggal 5 November 2014


Ruang
Jml total
Kakatua
8
BOR = 9/9x100% = 100%

Bed terpakai
9

Bed tdk terisi


1

Bed terpakai
9

Bed tdk terisi


0

Ruang
Jml total
Bed terpakai
Kakatua
6
9
BOR = 6/9x100% = 66,67%

Bed tdk terisi


3

Tanggal 6 November 2014


Ruang
Jml total
Kakatua
9
BOR = 9/9x100% = 100%
Tanggal 7 November 2014

2. Analisa SWOT
STRENGH
1. Visi, misi, dan
motto ruangan jelas

WEAKNESS
1. Pembagian
tugas yang telah

OPPORTUNITY
1. Adanya
mahasiswa

THREATENED
1. Adanya tuntutan
masyarakat

2. Adanya standar

dibuat belum

pelayanan, dan

dilaksanakan

tupoksi.
3. Adanya sarana dan
prasarana untuk
pasien dan tenaga
kesehatan
4. Sudah ISO
5. Adanya sistem
jaminan kesehatan
dari pemerintah
6. Keuangan RS di
tanggung oleh
pemerintah
7. Memiliki tenaga
kesehatan sejumlah
22 perawat
8. Adanya kemauan
tinggi pada perawat
untuk belajar
9. Banyaksphygmomanometer di ruang
tindakan yang
masih baru
10. Sudah ada tim
yang khusus
menangani infeksi
nosokomial di RS

secara
maksimal.
2. Kurangnya
kamar dan
tempat tidur
untuk peasien
isolasi
3. Kurang
sosialisasi
petugas untuk
membatasi
keluarga klien
yang mengantar
4. Masih
disatukannya
pasien yang
seharusnya
diruang isolasi
5. Masih ada
perawat yang
tidak
menjalankan
tugasnya dan
hanya memberi
perintah saja
6. Kurang
terbukanya
pihak RS untuk
menyelesaikan
masalah
bersama
7. Masih ada

praktek sebagai
agen pembaharu
2. Adanya kerja
sama yang baik
antar mahasiswa
dengan perawat
ruangan
3. Adanya sistem
pengembangan
staf
4. Adanya
organisasi PPNI
yang menaungi
di RS MARINIR
CILANDAK
Depok
5. Merupakan RS
MARINIR
CILANDAK
satu-satunya di
Depok

untuk
mendapatkan
pelayanan yang
profesional
2. Banyaknya
persaingan
tenaga perawat
yang

lebih

professional
3. Kurangnya
dukungan dari
bagian
manajemen
rumah sakit
untuk
melakukan
perubahan
4. Banyaknya
penyedia
fasilitas
kesehatan di
dekat rumah
sakit.

tindakan
keperawatan
yang belum
dilaksanakan
sesuai SOP
8. Timbang terima
dan ronde
keperawatan
masih belum
maksimal

3. Prioritas Masalah :
No Masalah Manajemen

Pencegahan infeksi
yang didapat di
RANAP.

46 1

Timbang Terima / 3
Ronde Keperawatan

37 3

Dokumentasi
Keperawatan

38 2

A : Risiko terjadi

H : Waktu

B : Risiko parah

I : Dana

C : Potensial untuk pelatihan

J : Fasilitas kesehatan

D : Minat Perawat

K : Sumber daya

E : Mungkin untuk diatasi

L : Sesuai dengan peran perawat

F : Sesuai program institusi

M : Skor total

G : Tempat

N : Urutan prioritas

Keterangan :

1 : Sangat Rendah

4 : Tinggi

2 : Rendah

5 : Sangat tinggi

3 : Cukup

1)

POA(PlanningOfAction)
No

Uraian
Kegiatan

Pemasangan
poster
pencegahan
infeksi
nosokomial

Pendkes.
Infeksi
Nosokomial

Pendkes.
Cuci Tangan

Tujuan
Untuk
memberikan
pemahamanbaha
n pengetahuan
tentang infeksi
nosocomial
Untuk
memberikan
pengetahuan
tentang infeksi

Sasaran

Metode

Dana

Waktu

Poster

Mhs

Senin,
24 Nov
2014

Aplikasi
langsung

Leaflet
dan
lembar
balik

Mhs

Senin,
24 Nov
2014

Aplikasi
langsung

Leaflet
dan
lembar
balik

Mhs

Senin,
24 Nov
2014

Perawat
Aplikasi
Kakatua dan langsung
keluarga
pasien

Keluarga
pasien,
pengunjung,
pasien, dan
petugas lain.
Untuk
Keluarga
memberikan rasa pasien,
aman
dan pengunjung,
nyaman kepada pasien, dan
pasien.
petugas lain.

Media

Anda mungkin juga menyukai