Pembuatan Laporan Analisis
Pembuatan Laporan Analisis
LAPORAN PENILAIAN
No.: XXXX
Tim Penilai
Nama LKM
Koperasi Sejahtera
Alamat:
Jl. xxxx
Kabupaten XX, Propinsi X
Telp.
Fax.
Kontak Utama
Bpk. Farid / Ketua, 081111
Tujuan Penilaian
Tanggal
XXX
I.
LEGALITAS
Koperasi Sejahtera didirikan tanggal 20 Maret 1998 berdasarkan akte pendirian No.56 yang
dibuat dihadapan Ahmad Siregar, SH, notaris di Bandung, Jawa Barat. Ijin operasi sebagai
koperasi simpan pinjam diperoleh pada tanggal 18 Juni 1998 sesuai dengan keputusan Menteri
Koperasi dan UKM No.205/BH/KWK.9/VI/1998. Koperasi juga terdaftar pada kantor pajak
dengan nomor NPWP: XXXX
Koperasi Sejahtera didirikan dengan semangat untuk mengatasi kesulitan pengusaha mikro
dalam mendapatkan modal kerja dan kerapkali terjebak dalam lingkaran rentenir (lintah
darat). Kondisi inilah yang mendorong beberapa alumni Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi di Jawa
Barat untuk membentuk koperasi simpan pinjam. Dengan modal awal Rp.30juta mereka
membangun koperasi yang kini bertumbuh menjadi koperasi breast Rp.1 milyar.
Dengan semangat dari masyarakat dan untuk masyarakat, Koperasi Sejahtera berupaya untuk
memberikan pendidikan secara terus menerus untuk meningkatkan manfaat keberadaan
koperasi bagi warga sekitar. Tiap tahun terjadi pertumbuhan anggota koperasi hingga mencapai
1000 nasabah (anggota & calon anggota) per Desember 2010.
Rapat Anggota sebagai perangkat tertinggi dari koperasi pun dijalankan tiap tahun untuk
mengesahkan anggaran serta rencana kerja koperasi dan, jika ada, pengangkatan perangkat
koperasi baru seperti penunjukkan pengurus dan pengawas koperasi.
II.
BAZNAS (2004); kerjasama semi hibah yang diberikan oleh BAZNAS untuk para korban
banjir, dimana dana tersebut harus dicairkan sebagai pinjaman modal kerja untuk
waktu 10 tahun
Kementrian Koperasi (2006); kerjasama program dana bergulir sebesar Rp.300juta
Hibah dari Kementrian Lingkungan Hidup (1998): hibah Rp.22.5juta untuk pembelian
infrastructure koperasi
Bank Mandiri (2010 2012): kerjasama pembiayaan umum sebesar Rp.1milyar dengan
jaminan piutang lancar.
Koperasi Sejahtera juga membina hubungan baik dengan koperasi lain sebagai wadah sharing
pengalaman sekaligus strategi manajemen resiko (misal mencegah terjadinya double financing)
baik secara informal maupun formal (melalui asosiasi koperasi syariah).
III.
Sebagiamana disebut dalam seksi I laporan ini, Koperasi Sejahtera ini didirikan dengan
semangat untuk membantu pengusaha mikro mendapatakan pembiayaan yang layak untuk
mendukung usahanya.
Berangkat dari keprihatinan sekelompok alumni STIE di Jawa Barat, Koperasi Sejahtera
dibentuk dengan berbasis di kampus dengan modal awal Rp.30juta yang disetor oleh 25 orang
alumni STIE. Per tanggal 31 Desember 2010, jumlah ekuitas koperasi adalah sebagai berikut:
Rp. (000)
Simpanan Pokok
Simpanan Wajib
Modal Sumbangan
6,050
2,125
50,000
4%
3%
11%
0%
cadangan
87,8090
59%
Net Profit
31,967
23%
177,951
100.00%
Modal Pinjaman
Total
Ibu. Tuti
Jumlah Staff
10 orang
Bapak Farid, 40 tahun, adalah ketua koperasi, memiliki pengalaman professional diberbagai
organisasi. Selain sebagai dosen di STIE, Bpk. Farid juga menjadi fasilitator untuk pelatihan
bagi staff dan calon anggota koperasi. Beliau lulus dari STIE tahun 1995 dan memiliki
spesialisasi dibidanga manajemen keuangan.
Ibu Tuti, 33 tahun, adalah manajer koperasi sejak 5 tahun terakhir. Lulus sebagai salah satu
alumni terbaik dari STIE dan telah berpengalaman selama 3 tahun sebagai manajer kredit
disalah satu bank swasta, Ibu Titin mampu mengelola koperasi dengan baik termasud
didalamnya mengontrol kemampuan pengelolaan simpan pinjam. Untuk mendukung kinerjanya,
Ibu Titin menambah pengetahuan dengan berbagai jenis pelatihan baik yang diadakah oleh
konsultan professional maupun asosiasi.
Koperasi Sejahtera didukung oleh 10 staff, dimana 4 diantaranya merupakan lulusan universitas
(sarjana) dan sisanya SMA dan Diploma 3.
Struktur organisasi
Rapat Anggota
Tahunan
Badan Pengawas
Badan Pengurus ---------------------------
Direktur/
Manager
Kasir/Teller
Administrasi
Umum
Pembukuan
Administrasi
Keuangan
Anggota
Visi
Menjadi lembaga keuangan mikro yang mempunyai keunggulan komesial yang sekaligus
mampu memberikan layanan sosial kepada masyarakat terutama kepada para anggota
melalui berbagai program keuangan mikro, dimana melalui hal tersebut Koperasi Sejahtera
dapat berperan alktif dalam memerangi kemiskinan.
Misi
Koperasi Sejahtera menyediakan jasa keuangan yang ramah dan berkelanjutan bagi
masyarakat produktif berpendapatan rendah.
Berdasarkan interview dengan staff dan pengelola, semua staff mengerti dan tahu visi misi
organisasi dan memiliki kejelasan atas tugas dan wewenang masing-masing posisi dalam
struktur organisasi. Sosialisasi tentang visi dan misi terjadi setiap saat, terutama saat RAT. Saat
ini visi misi organsisasi ditempel juga di ruang kerja kantor. Sedang tugas dan wewenang
masing-masing staff tertuang dalam kontrak kerja masing-masing yang juga diingatkan kembali
melalui rapat koordinasi tiap minggu.
IV.
OPERASI
a. Tingkat Kesehatan
Tabel berikut menunjukkan ringkasan hasil dari analisa terhadap tingkat kesehatan koperasi
Sejahtera dengan melihat komponen-komponen utama penilaian tingkat kesehatan yaitu
Permodalan, Kualitas aktiva produktif, Manajemen, Efisiensi, Likuiditas, Kemandirian dan
Pertumbuhan, Jatidiri Koperasi.
Tingkat Kesehatan
Status Kesehatan
Des. 2008
79.99
Cukup Sehat
Des. 2009
79.99
Cukup Sehat
Des. 2010
79.86
Cukup Sehat
Apr. 2011
70.44
Cukup Sehat
Mei. 2011
71.54
Cukup Sehat
Jun. 2011
71.43
Cukup Sehat
Sampai dengan tahun 2011, tingkat dan status kesehatan dari Koperasi Sejahtera masih
berstatus cukup sehat. Salah satu komponen yang masih kurang terpenuhi yakni kualitas aktiva
produktif. Dimana sampai dengan periode terakhir, lembaga tersebut belum mengalokasikan
adanya cadangan penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP), sebagai pengurang dari total
nilai portofolio kredit/pembiayaan diberikan. Meski, pada kenyataanya lembaga membuat
pencatatan pencadangan umum, dicatat sebagai komponen cadangan pada bagian ekuitas, dan
dapat dialokasikan sebagai cadangan resiko. Paktek semacam ini tidak sesuai dengan
pencatatan pada sistem standar akuntasi lembaga keuangan.
55,820 91.51%
5,181
8.49%
0.00%
Lain-lain
Total Pend. Operasi
Biaya Bunga/Bagi Hasil
61,001 100.00%
Des. 2009
Rp.000
Des. 2010
Rp.000
74,098
90.37%
155,922
94.78%
7,892
9.63%
8,588
5.22%
0.00%
0.00%
81,990 100.00%
164,510 100.00%
Apr. 2011
Rp.000
19,826 96.83%
650
3.17%
0.00%
20,476 100.00%
Mei. 2011
Rp.000
Jun. 2011
Rp.000
19,282
95.91%
25,117
96.58%
823
4.09%
890
3.42%
0.00%
0.00%
20,105 100.00%
26,007 100.00%
8,587 14.08%
18,015
21.97%
58,284
35.43%
9,296 45.40%
7,589
37.75%
11,120
42.76%
36,213 59.36%
46,268
56.43%
74,259
45.14%
5,291 25.84%
4,796
23.85%
6,388
24.56%
44,800 73.44%
64,283 78.40%
132,543 80.57%
14,587 71.24%
12,385
61.60%
16,201 26.56%
5,889 28.76%
17,707
21.60%
31,967
19.43%
0.00%
0.00%
0.00%
16,201 26.56%
17,707
21.60%
31,967
19.43%
0.00%
0.00%
0.00%
16,201 26.56%
17,707 21.60%
31,967 19.43%
17,508 67.32%
7,720
38.40%
8,499
32.68%
0.00%
0.00%
0.00%
5,889 28.76%
7,720
38.40%
8,499
32.68%
0.00%
5,889 28.76%
7,720
0.00%
38.40%
Dari table tersebut terlihat bahwa pendapatan bagi hasil hanya Rp. 55 juta pada 2008, dan
secara bertahap meningkat menjadi Rp. 74 juta pada 2009 kemudian hampir menjadi dua kali
lipat yakni Rp. 155 juta sampai dengan tahun 2010. Per April 2011 jumlahnya pendapatan dari
system bagi hasil telah mencapai Rp. 25 juta;
Sementara itu, dari table diatas dapat dilihat bahwa margin biaya-biaya operasional, yakni
proporsi total biaya operasi terhadap total pendapatan operasi memperlihatkan kecenderungan
yang terus meningkat dari 73.44% pada 2008 menjadi 78.4% pada 2009, dan lalu naik menjadi
80.57% di 2010 dan selanjutnya terjadi penurunan kecenderungan selama 3 bulan terakhir di
2011. Hal ini mengindikasikan bahwa lembaga berupaya mengelola margin biaya operasioalnya.
Dimana jika diteliti lebih jauh terlihat bahwa margin biaya umum dan administrasi mengalami
penurunan trend secara terus menerus, semenetara margin biaya bagi hasi atas dana yang
dihimpun justru mengalami gejalan peningkatan secara terus menerus. Hal ini erat berkaitan
dengan masuknya dana-dana komersil ke dalam lembaga (dana pinjaman dari lembaga lain)
yang ternyata meminta imbal hasil atau pembayaran bunga yang lebih tinggi.
Laba bersih meningkat dari Rp. 16 juta pada 2008 menjadi Rp. 17 juta di 2009, dan menjadi Rp.
32 juta pada 2010. Sampai dengan Juni 2011 jumlah laba bersih telah mencapai Rp. 8.5 juta.
Secara bertahap laba bersih terus mengalami akumulasi selama tahun 2011.
Secara umum, tingkat profitabilitas dari lembagai menunjukkan hasil yang baik, berarti bahwa
lembaga telah mampu menghasilkan tingkat keuntungan yang memadai yang dapat menutup
segala biaya operasional dimana laba ini sebagian besar berasal dari ekspansi portofolio
kredit/pembiayaan yang diberikan.
0.00%
8,499 32.68%
Kas
Bank
Piutang
Des. 2008
Des. 2009
Des. 2010
Apr. 2011
Mei. 2011
Jun. 2011
Rp.000
Rp.000
Rp.000
Rp.000
Rp.000
Rp.000
44,632
24,363
17,263
8,663
59,482
33,053
1,809
30,996
77,735
20,258
129,928
55,034
239,146
277,493
679,198
796,260
828,439
917,750
PPAP
Investasi
285,587
332,852
774,196
825,181
1,017,849
1,005,837
74,252
81,081
75,028
75,028
75,178
75,178
2,650
2,650
2,650
2,650
2,650
2,650
362,489
416,583
851,874
902,859
1,095,677
1,083,665
Kredit/Pembiayaan Diberikan
Total aktiva dari lembaga mengalami peningkatan terus menerus dari hanya sebanyak Rp. 362
juta pada 2008 meningkat menjadi Rp. 416 juta pada 2009 atau terjadi peningkatan 15% dan
lalu hampir menjadi dua kali lipat menjadi Rp. 851 juta pada 2010; dan selanjutnya terus
berkembang hingga menjadi Rp. 1 milliar sampai dengan Juni 2011. Komponen utama dari
aktiva yang mengalami peningkatan secara pesat adalah berasal dari kredit/pembiayaan
diberikan dimana hanya berjumlah Rp. 239 juta pada 2008 menjadi Rp. 277 juta di 2009 dan
lalu menjadi Rp. 679 juta pada 2010, selanjutnya posisi terakhir per Juni 2011 telah mencapai
Rp. 917 juta.
Seperti talah dijelaskan pada bagian sebelumnya, lembaga belum membuat alokasi khusus yang
dicatat sebagai penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP), dimana angkanya merupakan
pengurang daripada total jumlah portofolio kredit. Hal ini mengakibatkan tingkat kualitas aset
produktif menjadi rendah dan mempengaruhi tingkat dan status dari kesehatan lembaga.
Tingkat kolektibilitas dari pembiayaan yang diberikan oleh lembaga masih berada pada level
yang baik selama tiga tahun belakangan yakni masih berada dibawah 10%. Namun pada tiga
bulan terakhir di 2011, terjadi penurunan dari tingkat kolektibilitas tersebut. Hal ini patut
menjadi titik perhatian.
Lembaga tidak memiliki perubahan yang relative berarti dalam kepemilikian atas harta atau
aktiva tetap selama tahun-tahun terakhir operasionalnya. Dalam hal ini tidak terjadi
pengembangan dengan misalnya pembukaan kantor atau cabang operasional baru.
Des. 2009
Des. 2010
Apr. 2011
Mei. 2011
Jun. 2011
Rp.000
Rp.000
Rp.000
Rp.000
Rp.000
Rp.000
Kewajiban Lancar
2,349
2,349
2,349
20,771
9,308
17,841
14,422
13,061
12,658
Deposito/Tabungan Berjangka
Dana Sosial
Tabungan
Hutang
Dana Pinjaman Diterima
Kewajiban Prog. Jk. Panjang
5,278
34,455
431,081
461,814
648,272
628,164
225,000
225,000
225,000
225,000
225,000
225,000
251,049
268,764
673,923
703,586
888,683
868,172
6,150
6,150
6,050
7,050
7,050
7,050
Kewajiban lainnya
Total Kewajiban
Simpanan Pokok
Simpanan Wajib
Modal Sumbangan
2,125
2,125
2,125
5,125
5,125
5,125
50,000
50,000
50,000
50,000
50,000
50,000
Modal Pinjaman/Penyertaan
Cadangan
Akumulasi Laba (Rugi)
Total Ekuitas / Modal
Total Kewajiban & Ekuitas
36,964
71,837
87,809
131,210
137,099
144,819
16,201
17,707
31,967
5,888
7,720
8,499
111,440
147,819
177,951
199,273
206,994
215,493
902,859
1,095,677
1,083,665
362,489
416,583
851,874
Pada bagian terdahulu telah dijelaskan bahwa total aktiva mengalami peningkatan 15% dari
2008 ke 2009 dan pada tahun berikutnya mengalami peningkatan kurang lebih 50%. Dan
koperasi Sejahtera masih terus mengalami peningkatan pada periode selanjutnya. Jika melihat
sumber dana atau darimana peningkatan itu berasal maka table diatas menunjukkan bahwa
ternyata lembaga telah berhasil dalam mengumpulkan pendanaa dari pihak ketiga yakni dari
tabungan disamping penerimaan pinjaman dari lembaga-lembaga lain.
Total dana pihak ketiga pada tahun 2008 sebesar Rp. 20 juta dan mengalami penurunan akibat
tarikan tabungan pada 2009 sehingga hanya sebesar Rp. 9juta. Selama tahun 2010, lembaga
berhasil menarik kembali dana masyarakat sehingga meningkat menjadi Rp. 17 juta. Dari hasil
diskusi dengan pengelola dan penelusuran lapangan, ditemukan bahwa sangat sulit bagi
lembaga untuk menggalang dana masyarakat secara besar-besaran karena beberapa factor,
diantaranya ternyata tingkat kepercayaan masyarakat terhadap lembaga koperasi pada
umumnya masih minim diakibatkan pengalaman masa lalu dimana banyak koperasi buruk
yang melarikan dana masyarakat, sehingga membuat citra koperasi secara umum menjadi ikut
jatuh di mata masyarakat sekitar, masyarakat masih enggan untuk mempercayakan dananya di
koperasi. Disamping itu ternyata bahwa masyarakat yang terlayani adalah sebagian besar
orang-orang yang berprofesi sebagai buruh tani dan nelayan kecil yang memiliki pendapatan
sangat minim, sehingga sangant sulit menyisihkan penghasilan untuk tabungan. Disamping itu
tabungan akan cepat ditarik kembali jika terjadi kebutuhan keluarga yang mendesak dan
mendadak.
Untuk menyiasati keterbatasan pendanaan dari masyarakat, maka lembaga berusaha
mendapatkan pendanaan dari sumber-sumber komersil dan kelembagaan baik swasta atau
pemerintah. Seperti terlihat dari table diatas penerimaan pendanaan hanya sebesar Rp. 5 juta
pada 2008 lalu menjadi Rp. 34 juta di 2009 dan melonjak menjadi Rp. 431 juta di 2010, dan per
posisi Juni 2011, telah mencapai angka sebanyak Rp. 628 juta. Disamping itu lembaga juga
Current Ratio
Quick (Acid Test) Ratio
Cash Ratio
LEVERAGE
Debt Ratio
Debt to Equity Ratio
Loan to Deposit Ratio (LDR)
PROFITABILITY
ACTIVITY
ROA
BOPO
(Kep. Mgt)
(Kep. Mgt)
(Kep. Mgt)
Dec. 2008
Dec. 2009 Dec. 2010 Apr. 2011 May. 2011 Jun. 2011
1374.9%
223.6%
223.6%
3576.0%
594.7%
594.7%
4339.4%
532.5%
532.5%
4920.3%
172.4%
172.4%
6605.1%
1229.1%
1229.1%
6702.5%
587.0%
587.0%
60% - 70%
Max 5 x
Max. 90%
69.3%
2.25
95.3%
64.5%
1.82
103.2%
79.1%
3.79
100.8%
77.9%
3.53
113.6%
81.1%
4.29
93.5%
80.1%
4.03
106.0%
Min.1.5%
Max. 92%
4.5%
73.4%
4.3%
78.4%
3.8%
80.6%
0.7%
71.2%
0.7%
61.6%
0.8%
67.3%
Tabel diatas memperlihatkan hasil dari pengukuran terhadap rasio-rasio keuangan yang dimilki
oleh koperasi SEjahtera.
Secara umum tingkat likuiditas lembaga berada pada posisi aman, dimana lembaga berusaha
menjaga tingkat likuiditas berada jauh diatas rata-rata kewajiban lancar yang dimiliki. Secara
keuangan hal ini menggambarkan adanya dana-dana yang tidak disalurkan ke sektor produktif,
namun kebijakan lembaga dalam menjaga tingkat kewaspadaan atas kebutuhan penarikan
mendadak nasabah juga menjadi pertimbangan. Ketidakmampuan lembaga menyediakan dana
ketika terjadi permintaan penarikan dana tiba-tiba dapat berakibat rusaknya reputasi dan
berdampak buruk pada citra lembaga.
Tingkat leverage atau rasio hutang terhadap total aset dan terhadap permodalan yang dimiliki
juga masih dalam taraf aman selama tiga tahun terakhir, meski pada bulan-bulan terakhir 2011
terjadi peningkatan signifikan. Disamping itu, lembaga juga cukup agresif menyalurkan segala
potensi pendanaan yang dimiliki menjadi kredit, hal ini tergambar dari rasio LDR yang tinggi.
Ditinjau dari tingkat profitabilitas, maka lembaga mampu menjaga tingkat perolehan
keuntungan yang memadai, tergambar dari ROA yang jauh diatas rata-rata standar yang
berlaku. Sementara tingkat efisiensi biaya (aktivitas operasi) masih memperlihatkan gambaran
yang baik, terlihat dari rasio BOPO yang masih cukup terjaga dan berada dibawah standar yang
dianjurkan.
Pembiayaan
Tabungan & Deposito
Pendapatan Bagi Hasil
Biaya Bagi Hasil
Laba Bersih
Posisi diharapkan
per Des. 2011
Rp.000
1,200,000
25,000
170,000
60,000
40,000
Pencapaian per
Juni 2011
%
76%
50%
15%
19%
21%
Secara umum, capaian kinerja keuangan koperasi Sejahtera per semester awal 2011 masih
cukup, beberapa target tengah tahunan relatif terlampaui seperti target pembiayaan dan
tabungan serta deposito yang telah mencapai setengah target. Sementara target pendapatan
dan laba bersih masih berada dibawah yang diharapkan, namun hasil tersebut diharapkan masih
akan terus tumbuh pada bulan-bulan berikutnya.
VII. PEMENUHANAN TERHADAP KRITERIA KELAYAKAN KHUSUS
No.
Persyaratan Minimum
1.
2.
3.
4.
Keterangan
Status
71.43
No
Ya
OK
OK
Ya
OK
5.
Ya
OK
6.
Ya
OK
7.
Ya
OK
8.
Ya
OK
OK
Kira-kira. Rp.350juta
OK
148%
OK
60%
No
9.
10.
11.
12.
10
VIII.
KESIMPULAN
11