Anda di halaman 1dari 11

Session 3a.

Contoh Laporan Penilaian

LAPORAN PENILAIAN
No.: XXXX
Tim Penilai

CIPSED TEAM atau DINAS KOPERASI TEAM

Nama LKM

Koperasi Sejahtera
Alamat:
Jl. xxxx
Kabupaten XX, Propinsi X
Telp.
Fax.
Kontak Utama
Bpk. Farid / Ketua, 081111

Tujuan Penilaian

Memberikan feedback atas kinerja LKM

Tanggal

XXX

I.

LEGALITAS

Koperasi Sejahtera didirikan tanggal 20 Maret 1998 berdasarkan akte pendirian No.56 yang
dibuat dihadapan Ahmad Siregar, SH, notaris di Bandung, Jawa Barat. Ijin operasi sebagai
koperasi simpan pinjam diperoleh pada tanggal 18 Juni 1998 sesuai dengan keputusan Menteri
Koperasi dan UKM No.205/BH/KWK.9/VI/1998. Koperasi juga terdaftar pada kantor pajak
dengan nomor NPWP: XXXX
Koperasi Sejahtera didirikan dengan semangat untuk mengatasi kesulitan pengusaha mikro
dalam mendapatkan modal kerja dan kerapkali terjebak dalam lingkaran rentenir (lintah
darat). Kondisi inilah yang mendorong beberapa alumni Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi di Jawa
Barat untuk membentuk koperasi simpan pinjam. Dengan modal awal Rp.30juta mereka
membangun koperasi yang kini bertumbuh menjadi koperasi breast Rp.1 milyar.
Dengan semangat dari masyarakat dan untuk masyarakat, Koperasi Sejahtera berupaya untuk
memberikan pendidikan secara terus menerus untuk meningkatkan manfaat keberadaan
koperasi bagi warga sekitar. Tiap tahun terjadi pertumbuhan anggota koperasi hingga mencapai
1000 nasabah (anggota & calon anggota) per Desember 2010.
Rapat Anggota sebagai perangkat tertinggi dari koperasi pun dijalankan tiap tahun untuk
mengesahkan anggaran serta rencana kerja koperasi dan, jika ada, pengangkatan perangkat
koperasi baru seperti penunjukkan pengurus dan pengawas koperasi.
II.

HUBUNGAN DENGAN PIHAK KETIGA

Koperasi Sejahtera berhasil membina hubungan kemitraan dengan berbagai pemangku


kepentingan yang terlibat dalam upaya pengembangan usaha mikro, antara lain:
- Bank BTN Syariah (2007, 2 tahun): kerjasama ini memberikan akses pinjaman bagi
Koperasi Sejahtera untuk mendapatkan modal kerja Rp.750juta bagi para pelaku usaha
mikro di pasar tradisional

Session 3a.Contoh Laporan Penilaian


-

BAZNAS (2004); kerjasama semi hibah yang diberikan oleh BAZNAS untuk para korban
banjir, dimana dana tersebut harus dicairkan sebagai pinjaman modal kerja untuk
waktu 10 tahun
Kementrian Koperasi (2006); kerjasama program dana bergulir sebesar Rp.300juta
Hibah dari Kementrian Lingkungan Hidup (1998): hibah Rp.22.5juta untuk pembelian
infrastructure koperasi
Bank Mandiri (2010 2012): kerjasama pembiayaan umum sebesar Rp.1milyar dengan
jaminan piutang lancar.

Koperasi Sejahtera juga membina hubungan baik dengan koperasi lain sebagai wadah sharing
pengalaman sekaligus strategi manajemen resiko (misal mencegah terjadinya double financing)
baik secara informal maupun formal (melalui asosiasi koperasi syariah).
III.

KEPEMILIKAN dan TATA KELOLA

Sebagiamana disebut dalam seksi I laporan ini, Koperasi Sejahtera ini didirikan dengan
semangat untuk membantu pengusaha mikro mendapatakan pembiayaan yang layak untuk
mendukung usahanya.
Berangkat dari keprihatinan sekelompok alumni STIE di Jawa Barat, Koperasi Sejahtera
dibentuk dengan berbasis di kampus dengan modal awal Rp.30juta yang disetor oleh 25 orang
alumni STIE. Per tanggal 31 Desember 2010, jumlah ekuitas koperasi adalah sebagai berikut:

Rp. (000)
Simpanan Pokok
Simpanan Wajib
Modal Sumbangan

6,050
2,125
50,000

4%
3%
11%

0%

cadangan

87,8090

59%

Net Profit

31,967

23%

177,951

100.00%

Modal Pinjaman

Total

Koperasi ini membedakan 2 tipe keanggotaan:


1) Anggota Khusus
a. Adalah mereka yang menyetor simpanana pokok dan wajib, memiliki hak suara
dan berpartisipasi aktif dalam RAT
b. Jumlahnya sekarang 68 orang dimana 25 diantaranya adalah pendiri koperasi
2) Anggota Umum
a. Adalah mereka membayar simpanan pokok dan wajib, memiliki hak suara namun
tidak aktif memberikan suara dalam RAT (melimpahkan pada anggota khusus)
b. Saat ini jumlahnya adalah 593orang
Pengurus (dan Pengelola) Koperasi Sejahtera berdasarkan RAT 2010 adalah sebagai berikut:
Ketua
:
Bpk. Farid SE. Ak
Sekretaris
:
Ibu. Suprapti
Bendahara
:
Bpk. Dutarman, SE.
Manajer

Ibu. Tuti

Jumlah Staff

10 orang

Session 3a.Contoh Laporan Penilaian

Bapak Farid, 40 tahun, adalah ketua koperasi, memiliki pengalaman professional diberbagai
organisasi. Selain sebagai dosen di STIE, Bpk. Farid juga menjadi fasilitator untuk pelatihan
bagi staff dan calon anggota koperasi. Beliau lulus dari STIE tahun 1995 dan memiliki
spesialisasi dibidanga manajemen keuangan.
Ibu Tuti, 33 tahun, adalah manajer koperasi sejak 5 tahun terakhir. Lulus sebagai salah satu
alumni terbaik dari STIE dan telah berpengalaman selama 3 tahun sebagai manajer kredit
disalah satu bank swasta, Ibu Titin mampu mengelola koperasi dengan baik termasud
didalamnya mengontrol kemampuan pengelolaan simpan pinjam. Untuk mendukung kinerjanya,
Ibu Titin menambah pengetahuan dengan berbagai jenis pelatihan baik yang diadakah oleh
konsultan professional maupun asosiasi.
Koperasi Sejahtera didukung oleh 10 staff, dimana 4 diantaranya merupakan lulusan universitas
(sarjana) dan sisanya SMA dan Diploma 3.
Struktur organisasi

Rapat Anggota
Tahunan
Badan Pengawas
Badan Pengurus ---------------------------

Direktur/
Manager

Kasir/Teller

Administrasi
Umum

Pembukuan

Administrasi
Keuangan

Anggota

Session 3a.Contoh Laporan Penilaian

Visi
Menjadi lembaga keuangan mikro yang mempunyai keunggulan komesial yang sekaligus
mampu memberikan layanan sosial kepada masyarakat terutama kepada para anggota
melalui berbagai program keuangan mikro, dimana melalui hal tersebut Koperasi Sejahtera
dapat berperan alktif dalam memerangi kemiskinan.
Misi
Koperasi Sejahtera menyediakan jasa keuangan yang ramah dan berkelanjutan bagi
masyarakat produktif berpendapatan rendah.
Berdasarkan interview dengan staff dan pengelola, semua staff mengerti dan tahu visi misi
organisasi dan memiliki kejelasan atas tugas dan wewenang masing-masing posisi dalam
struktur organisasi. Sosialisasi tentang visi dan misi terjadi setiap saat, terutama saat RAT. Saat
ini visi misi organsisasi ditempel juga di ruang kerja kantor. Sedang tugas dan wewenang
masing-masing staff tertuang dalam kontrak kerja masing-masing yang juga diingatkan kembali
melalui rapat koordinasi tiap minggu.
IV.

OPERASI

a. Produk dan Jasa/Layanan


Sebagai lembaga keuangan maka kegiatan yang pokok dilaksanakan oleh Koperasi Sejahtera
adalah kegiatan simpan pinjam. Namun secara khusus lembaga ini menjalankan kegiatan
dengan mengambil model syariah. Disamping kegiatan komersil, terdapat juga kegiatan
yang bersifat sosial (baitul mal) dan sumber dana juga dari sumbangan sosial (zakat, infak,
sedekah).
Adapun kegiatan yang bersifat komersial dengan pendekatan syariah tersebut adalah:
a. Mudharabah. Pembiayaan dimana lembaga berkontribusi modal.
b. Musyarakah. Pembiayaan dimana lembaga berkontribusi modal dan tenaga.
c. Murabahah. Skema jual beli dimana terdapat mekanisme margin atau mark up.
d. Qordhul Hasan. Pinjaman kebaikan yang hanya pokoknya saja berhak ditagih.
e. Al Rahn. Skema gadai.
f. Al Ijarah. Sistem sewa dimana bisa diakhiri dengan kontrak sewa beli.
Sampai dengan Desember 2010, lembaga ini telah menyalurkan 60% dari total volume
pencairannya ke sector pertanian, dan penyaluran kepada industri rumah tangga yakni 8%, ke
sector perdagangan sebesar 20%, ke sector jasa-jasa 7% dan sisanya 4% ke lain-lain. Sebagian
besar jenis akad yang dilakukan mengikuti pola jual beli (murabahah), dimana lembaga
melakukan mark up atas harga pokok dan angsuran berkisar antara 3-10 bulan.
Produk tabungan dimulai dari nilai Rp. 10.000 paling rendah, sementara untuk jumlah minimal
pembiayaan adalah Rp. 200,000, sementara maksimal adalah Rp. 10 juta.

Session 3a.Contoh Laporan Penilaian


b. Karakteristik wilayah operasi
Berikut adalah karakterisktik operasional:
o Area operasi mencakup berbagai pasar di Jawa Barat seperti Pasar Kodam, Pasar
Karina, Rawamangun, Pondok Gede, pasar klender, Jatinegara, pulo gadung dan Depok
o Sebagian besar nasabah potensial berasal dari petani, buruh, pedagan kecil seperti
kelontongan, warung makan, pedagang sayur, dan penyedia jasa tukang cukur dan
penjahit.
c. Manajemen dan Sistem
Ditinjau dari segi manajemen dan oraganisasi bisnis maka lembaga ini telah membuat berbagai
system dan tata kelola internal yang umum berlaku di lembaga keuangan, dan telah terdapat
pembagian fungsi-fungsi seperti administrasi, account officer funding, account officer
pembiayaan, kasir/teller, dan operasional.
Untuk meningkatkan efisiensi kerja dan memperbaiki tingkat kecepatan pelayanan maka dalam
operasionalnya lembaga ini telah menerapkan prosedur administrasi berbasikan computer, dan
telah terinstalasi dengan baik suatu system software pendukung yang produknya diperoleh dari
PINBUK.
V.

RINGKASAN KINERJA KEUANGAN

a. Tingkat Kesehatan
Tabel berikut menunjukkan ringkasan hasil dari analisa terhadap tingkat kesehatan koperasi
Sejahtera dengan melihat komponen-komponen utama penilaian tingkat kesehatan yaitu
Permodalan, Kualitas aktiva produktif, Manajemen, Efisiensi, Likuiditas, Kemandirian dan
Pertumbuhan, Jatidiri Koperasi.

Tingkat Kesehatan
Status Kesehatan

Des. 2008
79.99
Cukup Sehat

Des. 2009
79.99
Cukup Sehat

Des. 2010
79.86
Cukup Sehat

Apr. 2011
70.44
Cukup Sehat

Mei. 2011
71.54
Cukup Sehat

Jun. 2011
71.43
Cukup Sehat

Sampai dengan tahun 2011, tingkat dan status kesehatan dari Koperasi Sejahtera masih
berstatus cukup sehat. Salah satu komponen yang masih kurang terpenuhi yakni kualitas aktiva
produktif. Dimana sampai dengan periode terakhir, lembaga tersebut belum mengalokasikan
adanya cadangan penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP), sebagai pengurang dari total
nilai portofolio kredit/pembiayaan diberikan. Meski, pada kenyataanya lembaga membuat
pencatatan pencadangan umum, dicatat sebagai komponen cadangan pada bagian ekuitas, dan
dapat dialokasikan sebagai cadangan resiko. Paktek semacam ini tidak sesuai dengan
pencatatan pada sistem standar akuntasi lembaga keuangan.

Session 3a.Contoh Laporan Penilaian


b. Laporan Laba - Rugi
Des. 2008
Rp.000
Pend. Bunga / Bagi Hasil
Bea/Provisi/Komisi

55,820 91.51%
5,181

8.49%

0.00%

Lain-lain
Total Pend. Operasi
Biaya Bunga/Bagi Hasil

61,001 100.00%

Des. 2009
Rp.000

Des. 2010
Rp.000

74,098

90.37%

155,922

94.78%

7,892

9.63%

8,588

5.22%

0.00%

0.00%

81,990 100.00%

164,510 100.00%

Apr. 2011
Rp.000

19,826 96.83%
650

3.17%

0.00%

20,476 100.00%

Mei. 2011
Rp.000

Jun. 2011

Rp.000

19,282

95.91%

25,117

96.58%

823

4.09%

890

3.42%

0.00%

0.00%

20,105 100.00%

26,007 100.00%

8,587 14.08%

18,015

21.97%

58,284

35.43%

9,296 45.40%

7,589

37.75%

11,120

42.76%

Umum & Adm

36,213 59.36%

46,268

56.43%

74,259

45.14%

5,291 25.84%

4,796

23.85%

6,388

24.56%

Total Biaya Operasi

44,800 73.44%

64,283 78.40%

132,543 80.57%

14,587 71.24%

12,385

61.60%

Laba (Rugi) Operasi

16,201 26.56%

5,889 28.76%

17,707

21.60%

31,967

19.43%

0.00%

0.00%

0.00%

16,201 26.56%

17,707

21.60%

31,967

19.43%

0.00%

0.00%

Laba Non Opr. (Rugi)


Laba (Rugi) Sebelum Pajak
Perkiraan Pajak Pengh.
Laba Bersih

0.00%

16,201 26.56%

17,707 21.60%

31,967 19.43%

17,508 67.32%

7,720

38.40%

8,499

32.68%

0.00%

0.00%

0.00%

5,889 28.76%

7,720

38.40%

8,499

32.68%

0.00%

5,889 28.76%

7,720

0.00%
38.40%

Dari table tersebut terlihat bahwa pendapatan bagi hasil hanya Rp. 55 juta pada 2008, dan
secara bertahap meningkat menjadi Rp. 74 juta pada 2009 kemudian hampir menjadi dua kali
lipat yakni Rp. 155 juta sampai dengan tahun 2010. Per April 2011 jumlahnya pendapatan dari
system bagi hasil telah mencapai Rp. 25 juta;
Sementara itu, dari table diatas dapat dilihat bahwa margin biaya-biaya operasional, yakni
proporsi total biaya operasi terhadap total pendapatan operasi memperlihatkan kecenderungan
yang terus meningkat dari 73.44% pada 2008 menjadi 78.4% pada 2009, dan lalu naik menjadi
80.57% di 2010 dan selanjutnya terjadi penurunan kecenderungan selama 3 bulan terakhir di
2011. Hal ini mengindikasikan bahwa lembaga berupaya mengelola margin biaya operasioalnya.
Dimana jika diteliti lebih jauh terlihat bahwa margin biaya umum dan administrasi mengalami
penurunan trend secara terus menerus, semenetara margin biaya bagi hasi atas dana yang
dihimpun justru mengalami gejalan peningkatan secara terus menerus. Hal ini erat berkaitan
dengan masuknya dana-dana komersil ke dalam lembaga (dana pinjaman dari lembaga lain)
yang ternyata meminta imbal hasil atau pembayaran bunga yang lebih tinggi.
Laba bersih meningkat dari Rp. 16 juta pada 2008 menjadi Rp. 17 juta di 2009, dan menjadi Rp.
32 juta pada 2010. Sampai dengan Juni 2011 jumlah laba bersih telah mencapai Rp. 8.5 juta.
Secara bertahap laba bersih terus mengalami akumulasi selama tahun 2011.
Secara umum, tingkat profitabilitas dari lembagai menunjukkan hasil yang baik, berarti bahwa
lembaga telah mampu menghasilkan tingkat keuntungan yang memadai yang dapat menutup
segala biaya operasional dimana laba ini sebagian besar berasal dari ekspansi portofolio
kredit/pembiayaan yang diberikan.

0.00%

8,499 32.68%

Session 3a.Contoh Laporan Penilaian


c. Aktiva

Kas
Bank
Piutang

Des. 2008

Des. 2009

Des. 2010

Apr. 2011

Mei. 2011

Jun. 2011

Rp.000

Rp.000

Rp.000

Rp.000

Rp.000

Rp.000

44,632

24,363

17,263

8,663

59,482

33,053

1,809

30,996

77,735

20,258

129,928

55,034

239,146

277,493

679,198

796,260

828,439

917,750

PPAP

Investasi

285,587

332,852

774,196

825,181

1,017,849

1,005,837

74,252

81,081

75,028

75,028

75,178

75,178

2,650

2,650

2,650

2,650

2,650

2,650

362,489

416,583

851,874

902,859

1,095,677

1,083,665

Kredit/Pembiayaan Diberikan

Total Aktiva Lancar


Aktiva Tetap (Netto)
Macam-macam Aktiva (Misc.)
Total Aktiva

Total aktiva dari lembaga mengalami peningkatan terus menerus dari hanya sebanyak Rp. 362
juta pada 2008 meningkat menjadi Rp. 416 juta pada 2009 atau terjadi peningkatan 15% dan
lalu hampir menjadi dua kali lipat menjadi Rp. 851 juta pada 2010; dan selanjutnya terus
berkembang hingga menjadi Rp. 1 milliar sampai dengan Juni 2011. Komponen utama dari
aktiva yang mengalami peningkatan secara pesat adalah berasal dari kredit/pembiayaan
diberikan dimana hanya berjumlah Rp. 239 juta pada 2008 menjadi Rp. 277 juta di 2009 dan
lalu menjadi Rp. 679 juta pada 2010, selanjutnya posisi terakhir per Juni 2011 telah mencapai
Rp. 917 juta.
Seperti talah dijelaskan pada bagian sebelumnya, lembaga belum membuat alokasi khusus yang
dicatat sebagai penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP), dimana angkanya merupakan
pengurang daripada total jumlah portofolio kredit. Hal ini mengakibatkan tingkat kualitas aset
produktif menjadi rendah dan mempengaruhi tingkat dan status dari kesehatan lembaga.
Tingkat kolektibilitas dari pembiayaan yang diberikan oleh lembaga masih berada pada level
yang baik selama tiga tahun belakangan yakni masih berada dibawah 10%. Namun pada tiga
bulan terakhir di 2011, terjadi penurunan dari tingkat kolektibilitas tersebut. Hal ini patut
menjadi titik perhatian.
Lembaga tidak memiliki perubahan yang relative berarti dalam kepemilikian atas harta atau
aktiva tetap selama tahun-tahun terakhir operasionalnya. Dalam hal ini tidak terjadi
pengembangan dengan misalnya pembukaan kantor atau cabang operasional baru.

Session 3a.Contoh Laporan Penilaian


d. Kewajiban dan Ekuitas (Passiva)
Des. 2008

Des. 2009

Des. 2010

Apr. 2011

Mei. 2011

Jun. 2011

Rp.000

Rp.000

Rp.000

Rp.000

Rp.000

Rp.000

Kewajiban Lancar

2,349

2,349

2,349

20,771

9,308

17,841

14,422

13,061

12,658

Deposito/Tabungan Berjangka

Dana Sosial

Tabungan

Hutang
Dana Pinjaman Diterima
Kewajiban Prog. Jk. Panjang

5,278

34,455

431,081

461,814

648,272

628,164

225,000

225,000

225,000

225,000

225,000

225,000

251,049

268,764

673,923

703,586

888,683

868,172

6,150

6,150

6,050

7,050

7,050

7,050

Kewajiban lainnya
Total Kewajiban
Simpanan Pokok
Simpanan Wajib
Modal Sumbangan

2,125

2,125

2,125

5,125

5,125

5,125

50,000

50,000

50,000

50,000

50,000

50,000

Modal Pinjaman/Penyertaan
Cadangan
Akumulasi Laba (Rugi)
Total Ekuitas / Modal
Total Kewajiban & Ekuitas

36,964

71,837

87,809

131,210

137,099

144,819

16,201

17,707

31,967

5,888

7,720

8,499

111,440

147,819

177,951

199,273

206,994

215,493

902,859

1,095,677

1,083,665

362,489

416,583

851,874

Pada bagian terdahulu telah dijelaskan bahwa total aktiva mengalami peningkatan 15% dari
2008 ke 2009 dan pada tahun berikutnya mengalami peningkatan kurang lebih 50%. Dan
koperasi Sejahtera masih terus mengalami peningkatan pada periode selanjutnya. Jika melihat
sumber dana atau darimana peningkatan itu berasal maka table diatas menunjukkan bahwa
ternyata lembaga telah berhasil dalam mengumpulkan pendanaa dari pihak ketiga yakni dari
tabungan disamping penerimaan pinjaman dari lembaga-lembaga lain.
Total dana pihak ketiga pada tahun 2008 sebesar Rp. 20 juta dan mengalami penurunan akibat
tarikan tabungan pada 2009 sehingga hanya sebesar Rp. 9juta. Selama tahun 2010, lembaga
berhasil menarik kembali dana masyarakat sehingga meningkat menjadi Rp. 17 juta. Dari hasil
diskusi dengan pengelola dan penelusuran lapangan, ditemukan bahwa sangat sulit bagi
lembaga untuk menggalang dana masyarakat secara besar-besaran karena beberapa factor,
diantaranya ternyata tingkat kepercayaan masyarakat terhadap lembaga koperasi pada
umumnya masih minim diakibatkan pengalaman masa lalu dimana banyak koperasi buruk
yang melarikan dana masyarakat, sehingga membuat citra koperasi secara umum menjadi ikut
jatuh di mata masyarakat sekitar, masyarakat masih enggan untuk mempercayakan dananya di
koperasi. Disamping itu ternyata bahwa masyarakat yang terlayani adalah sebagian besar
orang-orang yang berprofesi sebagai buruh tani dan nelayan kecil yang memiliki pendapatan
sangat minim, sehingga sangant sulit menyisihkan penghasilan untuk tabungan. Disamping itu
tabungan akan cepat ditarik kembali jika terjadi kebutuhan keluarga yang mendesak dan
mendadak.
Untuk menyiasati keterbatasan pendanaan dari masyarakat, maka lembaga berusaha
mendapatkan pendanaan dari sumber-sumber komersil dan kelembagaan baik swasta atau
pemerintah. Seperti terlihat dari table diatas penerimaan pendanaan hanya sebesar Rp. 5 juta
pada 2008 lalu menjadi Rp. 34 juta di 2009 dan melonjak menjadi Rp. 431 juta di 2010, dan per
posisi Juni 2011, telah mencapai angka sebanyak Rp. 628 juta. Disamping itu lembaga juga

Session 3a.Contoh Laporan Penilaian


pernah menerima dana program dari pemerintah dan nilai kewajiban yang masih tersisa yakni
Rp. 225 juta.
Seperti halnya kondisi yang umum terdapat pada lembaga koperasi jumlah modal inti yakni
simpanan keanggotaan sangat berjumlah terbatas, perkembangannya tidak secepat
perkembagan dari jumlah total kekayaan (aktiva). Simpanan pokok hanya sebesar Rp. 100,000,
sementara simpanan wajib hanya sebesar Rp. 10.000 per bulan. Dari tabel diatas dapat dilihat
bahwa akumulasi simpanan pokok sampai dengan posisi terakhir hanya sebanyak Rp. 7 juta
disamping jumlah simpanan wajib sebanyak Rp. 5 juta. Namun, untuk memperkuat struktur
permodalan, pihak pengelola dan pengurus, memutuskan untuk mempertahankan sejumlah
besar dari laba yang diperoleh menjadi laba ditahan dan cadangan, sebagai bagian dari struktur
ekuitas. Angka terakhir per di tahun 2011 menunjukkan jumlahnya telah mencapai Rp. 144
juta.
e. Rasio-Rasio Keuangan
Criteria
LIQUIDITY

Current Ratio
Quick (Acid Test) Ratio
Cash Ratio

LEVERAGE

Debt Ratio
Debt to Equity Ratio
Loan to Deposit Ratio (LDR)

PROFITABILITY
ACTIVITY

ROA
BOPO

(Kep. Mgt)
(Kep. Mgt)
(Kep. Mgt)

Dec. 2008

Dec. 2009 Dec. 2010 Apr. 2011 May. 2011 Jun. 2011

1374.9%
223.6%
223.6%

3576.0%
594.7%
594.7%

4339.4%
532.5%
532.5%

4920.3%
172.4%
172.4%

6605.1%
1229.1%
1229.1%

6702.5%
587.0%
587.0%

60% - 70%
Max 5 x
Max. 90%

69.3%
2.25
95.3%

64.5%
1.82
103.2%

79.1%
3.79
100.8%

77.9%
3.53
113.6%

81.1%
4.29
93.5%

80.1%
4.03
106.0%

Min.1.5%
Max. 92%

4.5%
73.4%

4.3%
78.4%

3.8%
80.6%

0.7%
71.2%

0.7%
61.6%

0.8%
67.3%

Tabel diatas memperlihatkan hasil dari pengukuran terhadap rasio-rasio keuangan yang dimilki
oleh koperasi SEjahtera.
Secara umum tingkat likuiditas lembaga berada pada posisi aman, dimana lembaga berusaha
menjaga tingkat likuiditas berada jauh diatas rata-rata kewajiban lancar yang dimiliki. Secara
keuangan hal ini menggambarkan adanya dana-dana yang tidak disalurkan ke sektor produktif,
namun kebijakan lembaga dalam menjaga tingkat kewaspadaan atas kebutuhan penarikan
mendadak nasabah juga menjadi pertimbangan. Ketidakmampuan lembaga menyediakan dana
ketika terjadi permintaan penarikan dana tiba-tiba dapat berakibat rusaknya reputasi dan
berdampak buruk pada citra lembaga.
Tingkat leverage atau rasio hutang terhadap total aset dan terhadap permodalan yang dimiliki
juga masih dalam taraf aman selama tiga tahun terakhir, meski pada bulan-bulan terakhir 2011
terjadi peningkatan signifikan. Disamping itu, lembaga juga cukup agresif menyalurkan segala
potensi pendanaan yang dimiliki menjadi kredit, hal ini tergambar dari rasio LDR yang tinggi.
Ditinjau dari tingkat profitabilitas, maka lembaga mampu menjaga tingkat perolehan
keuntungan yang memadai, tergambar dari ROA yang jauh diatas rata-rata standar yang
berlaku. Sementara tingkat efisiensi biaya (aktivitas operasi) masih memperlihatkan gambaran
yang baik, terlihat dari rasio BOPO yang masih cukup terjaga dan berada dibawah standar yang
dianjurkan.

Session 3a.Contoh Laporan Penilaian

VI. RENCANA KERJA dan REALISASI

Pembiayaan
Tabungan & Deposito
Pendapatan Bagi Hasil
Biaya Bagi Hasil
Laba Bersih

Posisi diharapkan
per Des. 2011
Rp.000
1,200,000
25,000
170,000
60,000
40,000

Posisi Aktual Per


Juni 2011
Rp.000
917,750
12,658
25,117
11,120
8,499

Pencapaian per
Juni 2011
%
76%
50%
15%
19%
21%

Secara umum, capaian kinerja keuangan koperasi Sejahtera per semester awal 2011 masih
cukup, beberapa target tengah tahunan relatif terlampaui seperti target pembiayaan dan
tabungan serta deposito yang telah mencapai setengah target. Sementara target pendapatan
dan laba bersih masih berada dibawah yang diharapkan, namun hasil tersebut diharapkan masih
akan terus tumbuh pada bulan-bulan berikutnya.
VII. PEMENUHANAN TERHADAP KRITERIA KELAYAKAN KHUSUS

No.

Persyaratan Minimum

1.

Status Sehat & memenuhi syarat legal lending limit

2.

Visi, misi dan rencana operasi yang jelas

3.

Kesesuaian visi, misi, program & rencana terhadap


tujuan pengembangan ekonomi mikro

4.

Keterangan

Status
71.43

No

Ya

OK

Kredit modal kerja mikro


78% dari total transaksi

OK

Aktivitas kredit mikro dan tabungan selama min 3th

Ya

OK

5.

Sistem pembukuan dasar & pembuatan lap. Keuangan

Ya

OK

6.

Kesan positif & kredibilitas dari otoritas lokal &


komunitas

Ya

OK

7.

Pengalaman kredit yang baik dari bank

Ya

OK

8.

Keinginan untuk membuat perbaikan organisasi


diperlukan
Memiliki nasabah (peminjam & penabung) aktif min.
500 orang
Kredit mikro bergulir min. Rp.200juta

Ya

OK

sekitar 2700 rekening

OK

Kira-kira. Rp.350juta

OK

148%

OK

60%

No

9.
10.
11.

Rasio kecukupan operasi (OSS) min. 100% (artinya telah


mencapai titik impas operasi)

12.

Tingkat pinjaman lancar min.90% pada saat penilaian

10

Session 3a.Contoh Laporan Penilaian

VIII.

KESIMPULAN

Berdasarkan informasi diatas, dapat disimpulakan bahwa:


a) Koperasi memiliki legalitas yang sah, didirikan berdasarkan undang-undang berlaku
b) Koperasi memiliki sumberdaya manusia yang cukup potential (baik dari sisi jumlah
maupun kualitas) untuk menjalankan kegiatan simpan pinjam secara professional dan
bertumbuh
c) Koperasi memiliki pasar (nasabah) dan berpotensi memenangkan persaingan dipasar
d) Secara umum koperasi memiliki potensi keberlanjutan yang masuk akal yang
ditunjukkan, antara lain laporan keuangan yang positif dan meningkatnya
keuntungannya dari tahun ke tahun, menunjukkan manfaat berkelanjutan bagi anggota
(salah satunya, konsisten membagikan SHU) serta nasabah yang tumbuh dari tahun ke
tahun serta jumlah asset yang dapat diterima dalam skala ekonomis usaha.
e) Serta koperasi juga memiliki kriteria yang dibutuhkan untuk ikut serta dalam program
khusus
Maka kami merekomendasikan koperasi ini LAYAK untuk turut serta dalam program:
a) Pendampingan teknis untuk peningkatan kemampuan sumber daya manusia dan
kemampuan lembaga dalam melayani kebutuhan masyarakat
b) Pendampingan dalam pemenuhan kaidah standar akuntasi pelaporan keuangan
c) Pendampingan dalam perbaikan kualitas aktiva
d) Pendampingan untuk mengakses program pembiayaan

11

Anda mungkin juga menyukai