Anda di halaman 1dari 12

Tifus Abdominalis

Bakteri dari genus Salmonella


menyebabkan spektrum yang luas dari
penyakit.
Pertumbuhan serotipe S.typhi dan s.
Paratyphi dibatasi untuk host manusia, di
antaranya ini organisme penyebab enterik
(tifoid) Demam.

Etiologi
Demam tifoid adalah penyakit infeksi
sistemik karena bakteri S. Typhi dan S.
Paratyphi yang ditandai dengan demam
dan nyeri abdomen.

Salmonella typhi mempunyai 3 macam


antigen, yaitu:
a. Antigen O (Antigen dinding sel/ somatik)
yang terletak pada lapisan luar tubuh bakteri.
Bagian ini mempunyai struktur kimia
lipopolisakarida atau disebut juga endotoksin.
Antigen ini tahan terhadap panas dan alkohol
tetapi tidak tahan tehadap formaldehid.

b. Antigen H (Antigen flagella) yang


merupakan komponen protein dan berada
dalam flagella. Antigen ini tahan terhadap
formaldehid tetapi tidak tahan tehadap panas
dan alkohol.
c. Antigen Vi (Virulen) merupakan polisakarida
dan berada di kapsul yang melindungi seluruh
permukaan sel. Ketiga jenis antigen tersebut di
dalam tubuh manusia akan menimbulkan
pembentukan tiga macam antibodi yang biasa
disebut aglutinin

Pathophysiology
Ingestion of
organism

Small
intestines

Penetrates
mucous layer

Disseminate
Phagocytose
through out
Colonize
d by
the body via
reticuloendoth
macrophage
lymphatics
elial tissue
then
Recruitment of circulation
Secretion of
mononuclear cells &
cytokines by
development of a
the epithelial
specific acquired cellcells and
mediated immune
macrophage
responses
Degranulation
and release of
hepatosplenomeg
toxins substance
aly
by neutrophils

Replicates
(intracellular
)
Cross the
epithelial layer
of small
intestines

Fever
Abdominal
pain
Damage of
intestinal
mucosa
inflammatory
diarhea

Clinical Course
The incubation period for S.typhi averages 10 -14
days but ranges from 3 21 days, depending on th
inoculum size and the hosts health and immune
status.
Symptoms
Prolonged fever (38,8o - 40,5o C)
Headache
Chills
Cough
Sweating
Malaise
Arthralgia
GI symptoms anorexia, abdominal pain, nausea,
vomiting, diarrhea or constipation

diagnosis
Blood culture : sensitivity 40-80%,
ditemukan basil ssalmonella (minggu I dan
II)
Bone marrow culture : sensitivy 50-90%
Pemeriksaan H2TL :
Limfosit 4000 5000, dengan limfositiosis
relatif (pada fase awal)

Terapi

Terapi

Anda mungkin juga menyukai