Penyusun :
Ayu Ningtyas Nugroho
(030.08.049)
Shella Pratiwi
(030.08.225)
BAB I PENDAHULUAN
Dewasa ini promosi kesehatan (health promotion) telah menjadi bidang yang
semakin penting dari tahun ke tahun. Dalam tiga dekade terakhir, telah terjadi
perkembangan yang signifikan dalam hal perhatian dunia mengenai masalah promosi
kesehatan.
Pada
21
November
1986,
World
Health
Organization
(WHO)
BAB II PENGERTIAN
Promosi kesehatan adalah upaya membantu masyarakat memberdayakan dirinya
untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya.Menurut WHO tahun
1986, Promosi Kesehatan adalah proses yang memberdayakan manusia untuk
mengendalikan dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri.
Menurut Green dan Ottoson (1998) Promosi Kesehatan adalah kombinasiberbagai
dukungan menyangkut pendidikan, organisasi, kebijakan, dan peraturan perundangan
untuk perubahan lingkungan dan perilaku yang menguntungkan kesehatan. Menurut
definisi yang selama ini dipakai oleh Pusat Promosi Keehatan, Promosi Kesehatan itu
adalah proses memberdayakan atau memandirikan masyarakat agar mampu memelihara,
meningkatkan, dan melindungi, kesehatannya melalui peningkatan kesadaran, kemauan
dan kemampuan, serta pengembangan lingkungan sehat.
Dalam pengertian Promosi Kesehatan tersebut terkandung beberapa pengertian
operasional sebagai berikut: Promosi Kesehatan merupakan bagian dari upaya kesehatan
masyarakat (Public Health) secara keseluruhan, yang fokusnya adalah: pemberdayaan
masyarakat, yaitu upaya agar masyarakat dapat memelihara, meningkatkan, dan
melindungi kesehatannya. Dengan demikian, Promosi Kesehatan lebih bersifat upaya
promotif-preventif, tanpa mengesampingkan upaya kuratif-rehabilitatif. Pemberdayaan
dilakukan dengan menumbuhkan kesadaran, kemauan dan kemampuan mayarakat untuk
hidup sehat, sehingga penekanan Promosi Kesehatan pada pengembangan perilaku dan
lingkungan sehat. Pemberdayaan tersebut merupakan upaya kemitraan berbagai pihak
dan merupakan upaya dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, sehingga masyarakat
aktif
sebagai
pelaku
atau
subyek,
bukan
pasif
menunggu
sebagai
obyek
kesadaran
penduduk
akan
nilai
kesehatan.Meningkatnya
BAB IV KEGIATAN
Promosi kesehatan mencakup baik kegiatan promosi (promotif), pencegahan
penyakit (preventif), pengobatan (kuratif), maupun rehabilitasi. Dalam hal ini, orangorang yang sehat maupun mereka yang terkena penyakit, semuanya merupakan sasaran
kegiatan promosi kesehatan. Kemudian, promosi kesehatan dapat dilakukan di berbagai
ruang kehidupan, dalam keluarga, sekolah, tempat kerja, tempat-tempat umum, dan tentu
saja kantor-kantor pelayanan kesehatan.
Promosi kesehatan bersifat lebih luas atau lebih makro lagi dan lebih menyentuh
sisi advokasi pada level pembuat kebijakan di mana promosi kesehatan berusaha
melakukan perubahan pada lingkungan dengan harapan terjadinya perubahan perilaku
yang lebih baik (Kapalawi, 2007). Menurut Green dan Ottoson (dalam Iqi, 2008),
promosi kesehatan adalah kombinasi berbagai dukungan menyangkut pendidikan,
organisasi, kebijakan, dan peraturan perundangan untuk perubahan lingkungan dan
perilaku yang menguntungkan kesehatan. Oleh karena itu, lingkup promosi kesehatan
dapat disimpulkan sebagai berikut (Iqi, 2008):
1. Pendidikan kesehatan (health education) yang penekanannya pada perubahan/
perbaikan perilaku melalui peningkatan kesadaran, kemauan, dan kemampuan.
2. Pemasaran sosial (social marketing), yang penekanannya pada pengenalan produk/ jasa
melalui kampanye.
3. Upaya penyuluhan (upaya komunikasi dan informasi) yang tekanannya pada
penyebaran informasi.
4. Upaya peningkatan (promotif) yang penekanannya pada upaya pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan.
5. Upaya advokasi di bidang kesehatan, yaitu upaya untuk memengaruhi lingkungan atau
pihak lain agar mengembangkan kebijakan yang berwawasan kesehatan (melalui
upaya legislasi atau pembuatan peraturan, dukungan suasana, dan lain-lain di
bagaimana orang- orang yang bergerak di bidang kesehatan bisa memengaruhi para
pembuat kebijakan untuk lebih tahu dan memerhatikan kesehatan. Advokasi dapat
dilakukan dengan memengaruhi para pembuat kebijakan untuk membuat peraturanperaturan yang bisa berpihak pada kesehatan dan peraturan tersebut dapat menciptakan
lingkungan yang dapat mempengaruhi perilaku sehat dapat terwujud di masyarakat
(Kapalawi, 2007). Advokasi bergerak secara top-down (dari atas ke bawah). Melalui
advokasi, promosi kesehatan masuk ke wilayah politik. Pemberdayaan Di samping
advokasi kesehatan, strategi lain dari promosi kesehatan adalah pemberdayaan
masyarakat di dalam kegiatan-kegiatan kesehatan. Pemberdayaan masyarakat dalam
bidang kesehatan lebih kepada untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam bidang
kesehatan. Jadi sifatnya bottom-up (dari bawah ke atas). Partisipasi masyarakat adalah
kegiatan pelibatan masyarakat dalam suatu program. Diharapkan dengan tingginya
partisipasi dari masyarakat maka suatu program kesehatan dapat lebih tepat sasaran dan
memiliki daya ungkit yang lebih besar bagi perubahan perilaku karena dapat
menimbulkan suatu nilai di dalam masyarakat bahwa kegiatan-kegiatan kesehatan
tersebut itu dari kita dan untuk kita (Kapalawi, 2007).
Dengan pemberdayaan masyarakat, diharapkan masyarakat dapat berperan aktif
atau berpartisipasi dalam setiap kegiatan. Sebagai unsur dasar dalam pemberdayaan,
partisipasi masyarakat harus ditumbuhkan. Pemberdayaan masyarakat dalam bidang
kesehatan pada dasarnya tidak berbeda dengan pemberdayaan masyarakat dalam bidangbidang lainnya. Partisipasi dapat terwujud dengan syarat : 1. Adanya saling percaya
antaranggota masyarakat2. Adanya ajakan dan kesempatan untuk berperan aktif3. Adanya
manfaat yang dapat dan segera dapat dirasakan oleh masyarakat 4. Adanya contoh dan
keteladanan dari tokoh/pemimpin masyarakat.
Partisipasi itu harus didukung oleh adanya kesadaran dan pemahaman tentang
bidang yang diberdayakan, disertai kemauan dari kelompok sasaran yang akan
menempuh proses pemberdayaan. Dengan begitu, kegiatan promosi kesehatan akan
berlangsung dengan sukses.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
PHBS di Sekolah adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta didik,
guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil
pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan
kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat. Ada beberapa
indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS di sekolah yaitu:
Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun Mengkonsumsi
jajanan sehat di kantin sekolah, menggunakan jamban yang bersih dan sehat Olahraga
yang teratur dan terukur Memberantas jentik nyamukTidak merokok di sekolah,
menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap 6 bulan Membuang sampah
pada tempatnya.
PHBS di Tempat kerja adalah upaya untuk memberdayakan para pekerja agar
tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan
aktif dalammewujudkan Tempat Kerja Sehat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di
Tempat kerja antara lain : Tidak merokok di tempat kerjaMembeli dan mengkonsumsi
makanan dari tempat kerja,melakukan olahraga secara teratur/aktifitas fisik, mencuci
tangan dengan air bersih dan sabun sebelum makan dan sesudah buang air besar dan
buang air kecil, memberantas jentik nyamuk di tempat kerjaMenggunakan air bersih,
menggunakan jamban saat buang air kecil dan besar,membuang sampah pada tempatnya,
mempergunakan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai jenis pekerjaan.
BAB V SASARAN
Digolongkan atas masyarakat yang sudah ada dalam suatu system tertentu yang disebut
sebagai tatanan/pranata
Tatanan
Sasaran Primer
Sasaran Sekunder
Sasaran Tersier
Rumah tangga
Anggota keluarga
Ibu
Kepala keluarga
Institusi pendidikan
Seluruh siswa
Guru,karyawan,OSIS
Kepala sekolah
Tempat kerja
Seluruh karyawan
Pengurus/sarikat pekerja
Direksi/pemilik
Tempat umum
Pengunjung
Pegawai/karyawan
Direksi/pemilik
Institusi kesehatan
Pasien/pengunjung
Petugas kesehatan
Pimpinan/direktur
Sasaran
Pemberdayaaan
Tujuan
Peningkatan pengetahuan
Primer
Cara
Penyuluhan perorangan, kelompok
dan masal, pelatihan, distribusi bahan
(empowerment)
penyuluhan
Pembinaan suasana
Pengembangan pendapat
Pendekatan
umum,opini, norma
kelompok
Persetujuan, dukungan
Konsultasi, pertemuan
Sekunder
(social support)
Pendekatan pimpinan
Tersier
peroramngan
dan
DAFTAR PUSTAKA
1. Dachroni, Drs, MPH. Buku Panduan Straegi Promosi Kesehatan di Indonesia. Jakarta
Selatan: Sudin Kesehatan Masyarakat 2003
2. Dachroni, Drs, MPH. Seri PHBS: Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Untuk Petugas
Puskesmas. Jakarta Selatan: Sudin Kesehatan Masyarakat 2003
3. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Kerja Puskesmas 2009
4. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Promosi Kesehatan Online.htm
5. Sudin Kesehatan Masyarakat. Surat Keputusan Direktur Jenderal Kesehatan
Masyarakat No: HK.00.06.1.7.1570 tentang Kebijakan Teknis Promosi Kesehatan
2003