Anda di halaman 1dari 9

TUGAS

DEMAM BERDARAH DENGUE

Diajukan guna memenuhi syarat menempuh ujian


Kepaniteraan Klinik Senior Bagian Ilmu Kesehatan Anak
Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro

Disusun oleh :
BOBBY ADI CHANDRA
22010114210083

BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2015

Diagnosis dan Klasifikasi Demam Berdarah Dengue


WHO 2011

WHO 2012

Demam Dengue

Dengue tanpa tanda bahaya

Febris akut dengan 2 atau lebih gejala Tinggal atau bepergian ke daerah
di bawah ini:
-

endemis

dengan

demam,

dengan

minimal 2 gejala ini:

Nyeri kepala
Nyeri retroorbita
Arthralgia
Ruam
Manifestasi perdarahan
Leukopeni
Serologi mendukung

Dikonfirmasi

Dengue,

kriteria

laboratoris

Nyeri kepala
Malaise
Mialgia
Arthralgia
Nyeri retroorbita
Anoreksia
Mual
Muntah
Diare
Kulit kemerahan
Ruam (ptekie, Hermanns sign)
Pemeriksaan laboratorium darah
(leukopeni

dengan/tanpa

trombositopeni)
Dengue

NS1

dan/atau
antigen

atau

Dengue IgM antibodi


Dikonfirmasi dengan kultur virus atau
PCR
DBD (derajat I dan II)

Dengue dengan tanda bahaya

Gejala klinis yang harus ada yaitu :

Tinggal atau bepergian ke daerah

1. Demam tinggi mendadak tanpa


sebab yang jelas, berlangsung
terus menerus selama 2-7 hari
2. Terdapat manifestasi perdarahan
yang meliputi :
a. Uji bendung positif
b. Petekie,
ekimosis,

dan

endemis Dengue, demam 2-7 hari,


dengan salah satu gejala berikut:
-

Nyeri perut
Muntah persisten
Akumulasi cairan secara klinis
Perdarahan mukosa
Letargi

purpura
c. Perdarahan

mukosa,

epistaksis, dan perdarahan


gusi
d. Hematemesis

Pemeriksaan laboratorium didapatkan:


1. Trombositopenia (100.000 l
atau kurang)
2. Adanya kebocoran

plasma

peningkatan

permeabilitas kapiler, dengan


manifestasi berikut:
a. Peningkatan hematoktit

20% dari nilai standar


b. Penurunan hematoktit 20%
setelah

mendapat

terapi

cairan
c. Efusi pleura atau perikardial,
asites,

maupun

hipoproteinemia
Dua kriteria klinis pertama ditambah
satu dari kriteria laboratorium (atau
hanya peningkatan hematokrit) cukup
untuk menegakkan diagnosis DBD.

DBD

derajat

nonspesifik,

I:

demam,

manifestasi

hematokrit

dan/atau penurunan trombosit


Dikonfirmasi dengan kultur virus atau

dan/atau

melena
3. Pembesaran hati
4. Syok

karena

Hepatomegali
Peningkatan

tanda

perdarahan

hanya dengan uji bendung (+)

PCR

DBD derajat II: gejala DBD derajat I +


perdarahan spontan
Sindrom Syok Dengue (DBD derajat Dengue berat
III dan IV)

Tinggal atau bepergian ke daerah

Memenuhi semua kriteria DBD + endemis Dengue, demam 2-7 hari, salah
kegagalan sirkulasi seperti:
-

satu manifestasi Dengue dengan/tanpa

Nadi cepat dan lemah


Interval sistol-diastol rendah
Hipotensi
Akral dingin

tanda bahaya, ditambah salah satu


gejala berikut
-

Kebocoran plasma berat (syok,

DBD derajat III: kegagalan sirkulasi

akumulasi

ditandai dengan nadi cepat, lemah,

respirasi)
Perdarahan berat
Kegagalan fungsi organ berat
Hepar (AST/ALT 1000)
SSP
(kejang,
penurunan

interval

sitol-diastol

rendah

atau

hipotensi, akral dingin


DBD derajat IV: Syok berat dengan
tekanan darah dan nadi yang tak teraba

cairan,

distress

kesadaran)
Jantung (miokarditis)
Gunjal (gagal ginjal)

Expanded Dengue syndrome

Penatalaksanan Demam Berdarah Dengue


Prinsip penanganan pasien infeksi virus Dengue dibagi menjadi tiga grup
yang tergantung dari manifestasi klinis dan kondisi lain pasien seperti yang
tercantum pada gambar 1. Pasien yang dirawat di rumah sakit tanpa adanya
kegawatan dilakukan manajemen grup B sebagai berikut.

Cairan awal
RL/NaCl 0,9%/RA

Gambar 1. Bagan penatalaksanaan penyakit infeksi virus Dengue di


rumah sakit
Pasien mungkin perlu dirawat di pusat perawatan kesehatan untuk
mengobservasi lebih dekat terutama saat mereka mendekati fase kritis. Hal ini
termasuk pasien dengan tanda peringatan, mereka yang dengan kondisi yang
memperburuk yang dapat membuat Dengue atau penanganan lebih komplek
(misalnya ibu hamil, bayi, lansia, obesitas, diabetes miletus, gagal ginjal, dan
penyakit hemolitik kronis), dan keadaan sosial tertentu (misalnya : hidup sendiri,
atau hidup jauh dari pelayanan kesehatan tanpa ada transpotrasi yang diandalkan).
Jika pasien Dengue dengan tanda bahaya, rencana tindakan yang harus
dilakukan adalah :
a. Cek hematokrit sebelum dilakukan terapi cairan. Beri isotonik misalnya
NaCl 0,9% saline, RL, atau HartmanS. Mulai dengan 5-7 cc/kg/jam
selama 1-2 jam, kemudian kurangi hingga 2-3 mL/ kgBB/jam atau kurang

sesuai dengan respon klinis pasien.


b. Nilai kembali status klinis pasien dan cek ulang hematokrit. Jika
hematokrit tetap sama atau hanya mengalami sedikit kenaikan lanjutkan
dengan terapi yang sama (2-3ml/kg/jam) sampai 2-4 jam. Jika tanda-tanda
vital memburuk dan hematokrit meningkat dengan cepat naikkan cairan
kira-kira 5-10 ml/kg/jam selama 1-2 jam. Nilai ulang status klinis pasien.
Cek ulang hematokrit dan nilai ulang ketepatan tetesan infus.
c. Beri volume cairan intravena untuk mempertahankan perfusi dan keluaran
urine sekitar 0.5 ml/kg/jam. Cairan intravena bisanya dibutuhkan hanya
24-48 jam. Kurangi cairan intravena secara bertahap jika perdarahan
plasma menurun menjelang akhir fase kritis.
d. Pasien dengan tanda bahaya harus diobservasi oleh penyedia layanan
kesehatan sampai periode beresiko berakhir. Keseimbangan cairan harus
dijaga. Parameter yang harus dimonitor meliputi tanda-tanda vital dan
perfusi jaringan (1-4 jam sampai pasien keluar dari fase kritis), keluaran
urine (4-6 jam), hematokrit (sebelum dan sesudah penggantian cairan
sekitar 6-12 jam), glukosa darah, dan fungsi organ lain (misalnya: kondisi
ginjal, hati, koagulasi darah)
Jika pasien Dengue tanpa tanda bahaya, rencana tindakan yang harus
dilakukan sebagai berikut :
a. Dorong masukan oral. Jika pasien tidak mampu, awali dengan terapi
cairan intravena dengan NaCl 0,9 Saline atau RL dengan atau tidak dengan
dextrose di tingkat maintenance. Untuk pasien obesitas dan kelebihan
berat badan gunakan berat badan ideal untuk mengatur cairan infus.
b. Pasien harus dimonitor oleh penyedia pelayanan kesehatan untuk
mengobservasi suhu, volume intake dan output cairan, keluaran urine
(volume dan frekuensi), tanda peringatan, trombosit, sel darah putih dan
hematokrit, dan tes laboratorium lain (misalnya: tes fungsi hati dan ginjal)
dapat dilakukan tergantung klinis pasien.

Indikasi Rawat dan Indikasi Pulang

Pasien dengan tersangka infeksi virus Dengue tidak semuanya harus


dirawat di pusat pelayanan kesehatan. Hanya pasien dengan kriteria di bawah ini
yang menurut WHO (2012) perlu rawat inap
Nyeri perut, muntah persisten, letargi, perdarahan mukosa,
Tanda

bahaya hepatomegali > 2cm, akumulasi cairan secara klinis

(warning signs)

Peningkatan hematokrit bersamaan dengan penurunan


trombosit
Dehidrasi, tidak dapat minum

Gejala
tanda

dan Pusing atau hipotensi postural


hipotensi

(kemungkinan
kebocoran
plasma)

Keringat berlebih, pingsan, kondisi lemah saat suhu tubuh


turun
Hipotensi atau akral dingin
Kesulitan bernafas atau sesak nafas

Perdarahan
Kegagalan
fungsi organ

Perdarahan

spontan,

tidak

bergantung

dari

jumlah

trombosit
Renal, hepar, neurologikal, kardiak
- Hepatomegali, walaupun tanpa syok
- Nyeri dada atau distress respirasi, sianosis
Hematokrit meningkat

Pemeriksaan
penunjang

Efusi

pleura,

asites,

penebalan

kantong

empedu

asimtomatis
Kondisi tertentu

Kehamilan
Komorbid (diabetes mellitus, hipotensi, ulkus peptikum,
anemia hemolitik, dll)
Overweight atau obese (kesulitan mencari akses vena di
IGD)

Bayi atau lansia


Kondisi Sosial

Tinggal sendiri, tinggal jauh dari fasilitas kesehatan

Kriteria dalam memulangkan pasien adalah sebagai berikut:


1. Tidak demam paling sedikit 24 jam tanpa antipiretik.
2. Nafsu makan baik.
3. Kondisi umum baik
4. Diuresis baik
5. Tidak ada hemokonsentrasi
6. Paling sedikit 2 hari setelah syok
7. Tidak ada sesak nafas, efusi pleura maupun ascites
8. Trombosit> 50.000 atau cenderung meningkat
9. Tidak ada komplikasi.

Edukasi
Edukasi yang dapat diberikan kepada pasien dan keluarga antara lain :
1. Menjelaskan kepada orang tua mengenai penyakit yang diderita anak dan fase
perjalanan penyakitnya.
2. Menjelaskan kepada orang tua bahwa anak perlu untuk pemeriksaan darah
serial untuk pemantauan anak.
3. Menjelaskan kepada orang tua bahwa anak perlu untuk pemeriksaan lanjutan
yaitu Dengue Blot untuk menunjang diagnosis penyakit anak.
4. Menjelaskan kepada orang tua, jika anak tambah rewel, kaki tangan dingin,
pucat, lemas, perdarahan segera melapor ke petugas kesehatan
5. Mengedukasi orang tua pasien untuk menjaga kebersihan rumah dan
lingkungan dengan menguras bak mandi secara teratur, mengubur barang
bekas dan menutup tempat penampungan air untuk mencegah adanya jentikjentik nyamuk4M plus
6. Menjelaskan kepada orang tua tentang status gizi anak.

7. Menjelaskan kepada orang tua untuk memberikan makanan yang bergizi,


kaya kalori (nasi), protein (daging, tahu, tempe, telur, hati), lemak, vitamin
dan mineral (sayur dan buah), serta susu setiap hari.
8. Menyarankan kepada ibu untuk meningkatkan kreativitas dalam penyajian
makan sehingga anak tidak bosan.
9. Memberitahu ibu agar selalu menjaga kebersihan dalam menyajikan makanan
untuk mencegah terjadinya infeksi yang dapat mengganggu perbaikan status
gizi anak.
10. Mengingatkan

orang

tua

agar

terus

memantau

pertumbuhan

dan

perkembangan anak

DAFTAR PUSTAKA
WHO. Handbook for Clinical Management of Dengue. Geneva: World Health
Organization, 2012

WHO. Comprehensive Guidelines for Prevention and Control of Dengue and


Dengue Haemorrhagic fever. New Delhi: World Health Organization, 2011.

Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UNDIP, IDAI Cab. Jawa Tengah.


Simposium & Workshop Update Demam Berdarah Dengue pada Anak.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2010.

Anda mungkin juga menyukai