Anda di halaman 1dari 35

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................


1
KATA PENGANTAR...............................................................................................
2
BAB 1.PENDAHULUAN........................................................................................
3
I. Latar Belakang
..........................................................................................................................
3
II Rumusan Masalah
..........................................................................................................................
3
II Tujuan
..........................................................................................................................
3
1. Tujuan Umum
..........................................................................................................................
3
2. Tujuan Khusus
..........................................................................................................................
4
BAB 2 Tinjauan Pustaka.........................................................................................
5
I. Pengertian Keperawatan Keluarga
..........................................................................................................................
5
II. Pengertian Keluarga
..........................................................................................................................
5
III Latar Belakang Keluarga
..........................................................................................................................
5-6
IV Manffat Bekerja dengan Keluarga

..........................................................................................................................
6
V Pengertian Keluarga Menurut Duvel Dkk
..........................................................................................................................
6-7
VI Hal Penting dalam Ciri Keluarga dan Struktur Keluarga
..........................................................................................................................
7-8
VII Struktur Keluarga
..........................................................................................................................
7
VIII Bentuk Keluarga
..........................................................................................................................
8-10
IX Fungsi Keluarga
..........................................................................................................................
10-13
X Tahap Perkembangan Keluarga
..........................................................................................................................
13-17
XI Fungsi Perawat dalam Keluarga
..........................................................................................................................
17-18
BAB 3 Askep Pengkajian Keluarga .......................................................................
19-30
BAB 4 KESIMPULAN ...........................................................................................
31
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
32

KATA PENGANTAR
Dengan puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan YME karena telah
memberikan nikmat sehingga saya bisa menyelesaikan tugas tentang Asuhan
Keperawatan Keluarga Pada Tn J dengan Hipertensi yang di ampu oleh Septiana
Fathonah, S.Kep., Ns., M.Kep dengan baik. Tak lupa saya ucapkan banyak terima
kasih terhadap ibu dosen yang telah memberi materi sehingga saya bsisa
mengerjakan tugas dengan baik.
Semoga tugas yang saya kerjakan bisa bermanfaat bagi saya dan masyarakat
umum nantinya.

Faris Akbar

Mahasiswa

BAB I
PENDAHULUAN
I.

Latar Beakang
Keluarga yang merupakan bagian dari masyarakat sesungguhnya
mempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk budaya dan
perilaku sehat. Dari keluargalah pendidikan kepada individu dimulai, tatanan
masyarakat yang baik diciptakan, budaya dan perilaku sehat dapat lebih dini
ditanamkan. Oleh karena itu, keluarga mempunyai posisi yang strategis untuk
dijadikan sebagai unit pelayanan kesehatan karena masalah kesehatan dalam
keluarga saling berkaitan dan saling mempengaruhi antar anggota keluarga,
yang pada akhirnya juga akan mempengaruhi juga keluarga dan masyarakat
yang ada disekitarnya.

II. Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari konsep keluarga ?
2. Apa pengertian definisi keluarga, ciri-ciri keluarga, struktur keluarga,
bentuk keluarga, fungsi keluarga, tahap perkembangan keluarga dan peran
perawat dalam kesehatan keluarga ?
3. Bagaimana cara mengaplikasikan konsep keluarga dalam sebuah pengkajian
III.

dan asuhan keperawatan yang baik dan optimal ?


Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui konsep keluarga dengan baik guna mempermudah
mahasiswa dalam mengkaji dan membuat asuhan keperawatan keluarga.
2. Tujuan Khusus
a. Agar mahasiswa mampu memahami tentang konsep keluarga dengan
benar dan baik
b. Agar mahasiswa mampu memahami definisi keluarga, ciri-ciri
keluarga, struktur keluarga, bentuk keluarga, fungsi keluarga, tahap
perkembangan keluarga dan peran perawat dalam kesehatan keluarga
c. Agar mahasiswa mampu mengaplikasikan konsep keluarga dalam
sebuah pengkajian dan asuhan keperawatan yang baik dan optimal

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I.

Pengertian Keperawatan Keluarga

Keperawatan keluarga adalah area kekhususan yang mengaplikasikan


berbagai konsep dan teori keluarga dalam keperawatan yang bersinggung
dengan berbagai spesialisasi keperawatan yang lain.
Pelayanan keperawatan keluarga merupakan pelayanan holistik yang
menenmpatkan keluarga dan komponennya sebagai fokus pelayanan dan
melibatkan

anggota

keluarga

dalam

tahap

pengkajian,

perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi tindakan keperawatan dengan memobilisasi sumbersumber dari profesi lain di komunitas. Pelayanan keperawatan dapat diberikan
di berbagai tatanan, seperti rumah, rumah sakit, klinik, tempat praktik perawat,
dan unit pemulihan kesehatan.
Tujuan pelayanan dari keperawatan keluarga adalah mengoptimalkan
fungsi keluarga dan meningkatkan kemampuan keluarga dalam menangani
masalah kesehatan dan mempertahankan status kesehatan anggotanya.
II.

Pengertian Keluarga
Keluarga adalah sistem sosial yang terdiri dari dua orang atau lebih yang
dihubungkan karena hubungan darah, hubungan perkawinan, hubungan adopsi
dan tinggal bersama untuk menciptakan satu budaya tertentu.

III.

Latar Belakang Keluarga


Latar belakang keluarga meliputi berbagai faktor antara lain :
1. Krisis Multidimensional berdampak negatif terhadap status kesehatan dan
ketahanan keluarga di indonesia. Meningkatnya jmulah masyarakat miskin
11,3% atau 22,4% juta orang/1996 menjadi 24,2 % atau 49,5 juta
orang/1998 (Depkes RI, 2014).
2. Perubahan pola permintaan pelayanan kesehatan. Perubahan pelayanan
kesehatan dari rumah sakit menjadi pelayanan keperawatan di rumah
(Depkes RI, 2004 ; Sharkey, 2000, MacAdam, 2000)
3. Perubahan paradigma sakit (Cohen, 1996)
4. Keluarga merupakan kelompok individu yang diperlakukan masyarakat
sebagai suatu kesatuan yang utuh untuk membantu menstabilkan
masyarakat
5. Keluarga berfungsi memenuhi kebutuhan anggota keluarga
- Bagi orang dewasa, untuk menstabilkan kehidupan mereka

- Bagi anak-anak, untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan


6. Sistem keluarga merupakan konteks belajar yang utama bagi suatu
perilaku, pikiran dan perasaan individu
- Orang tua merupakan guru utama
- Memelihara pertumbuhan psikosial anggotannya
IV.

Menstransmisikan tuntutan dan nilai masyarakat

Manfaat Bekerja Dengan Keluarga


Masalah satu anggota keluarga merupakan satu masalah unit keluarga.
Ada hubungan yang kuat antara keluarga dan status kesehatan anggotanya,
dimana peran keluarga sangat penting dalam setiap aspek keperawatan
kesehatan anggotanya. Keluarga merupakan support sistem terhadap individu.
Melalui keperawatan kesehatan keluarga yang berfokus ada peningkatan dan
konseling keluarga dapat mengurangi risiko yang diciptakan oleh gaya hidup
dan bahaya lingkungan.

V. Pengertian Keluarga Menurut Berges, Duvall, DEPKES RI, dan Bailon


Keluarga menurut Berges (1985) adalah sekelompok orang dengan ikatan
perkawinan, darah, atau adopsi; terdiri dari satu orang kepala rumah tangga,
interaksi dan komunikasi satu sama lainnya dalam peran suami istri yang
saling menghormati, ibu dan ayah, anak laki-laki dan perempuan, saudara
laki-laki

dan

perempuan,

dan

menciptakan

serta

mempertahankan

kebudayaannya.
Keluarga menurut Duvall (1972) adalah sekelompok orang yang
dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi,, atau kelahiran yang bertujuan
untuk menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial dari tiap-tiap anggota
keluarganya.
Keluarga menurut DEPKES RI (1988) adalah Keluarga adalah unit
terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang

berkumpul dan tinggal dalam suatu tempat dibawah atap dalam keadaan
saling bergantung.
Keluarga menurut S. G Bailon (1989) adalah Keluarga adalah dua atau
lebih individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan
atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi
satu sama lain dan di dalam perannya masing-masing dan menciptakan serta
mempertahankan suatu kebudayaan.
VI.

Hal-hal Penting Dalam Ciri-Ciri Struktur Keluarga


a. Menurut pendapat Robert Mac Iver dan Charles Horton, bahwa ciri-ciri
suatu keluarga antara lain :
1. Keluarga merupakan hubungan perkawinan.
2. Keluarga berbentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan
hubungan perkawinan yang sengaja dibentuk atau dipelihara.
3. Keluarga mempunyai suatu system tata nama (Nomen Clatur) dan
perhitungan garis keturunan.
4. Keluarga mempunyai fungsi ekonomi yang dibentuk oleh anggotaanggota keluarganya yang berkaitan dengan kemampuan untuk
mempunyai keturunan dan membesarkan anak.
5. Keluarga merupakan tempat tinggal bersama, rumah atau rumah tangga.
b. Menurut Anderson Carter ciri-ciri struktur keluarga ;
1. Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan, antara
anggota keluarga.
2. Ada keterbatasan : setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka
juga mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya
masing-masing.
3. Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota keluarga mempunyai
peranan dan fungsinya masing-masing.

VII.

Struktur Keluarga
Struktur sebuah keluarga memberikan gambaran tentang bagaimana
suatu keluarga itu melaksanakan fungsinya dalam masyarakat. Adapun
macam-macam Struktur Keluarga diantaranya adalah :

1. Patrilineal Adalah : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara


sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui
jalur garis ayah.
2. Matrilineal Adalah : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui
jalur garis ibu.
3. Matrilokal Adalah : sepasang suami-istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah istri.
4. Patrilokal Adalah : sepasang suami-istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah suami.
5. Keluarga Kawin Adalah : hubungan suami-istri sebagai dasar bagi
pembinaan keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian
keluarga
VIII. Bentuk Keluarga
Gambaran tentang pembagian Tipe Keluarga sangat beraneka ragam,
tergantung pada konteks keilmuan dan orang yang mengelompokkan,
namun secara umum pembagian Tipe Keluarga dapat dikelompokkan
sebagai berikut :
1. Pengelompokan secara Tradisional Secara Tradisional, Tipe Keluarga
dapat dikelompokkan dalam 2 macam, yaitu :
a. Nuclear Family (Keluarga Inti) Adalah keluarga yang hanya terdiri
dari ayah, ibu dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi
atau keduanya.
b. Extended Family (Keluarga Besar) Adalah keluarga inti ditambah
anggota keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah, seperti
kakek, nenek, paman, bibi dsb.
2. Pengelompokan secara Modern

Dipengaruhi

oleh

semakin

berkembangnya peran individu dan meningkatnya rasa individualism,


maka tipe keluarga Modern dapat dikelompokkan menjadi beberapa
macam, diantaranya :
a. Tradisional Nuclear Adalah : Keluarga INTI (Ayah, Ibu dan Anak)
yang tinggal dalam satu rumah yang ditetapkan oleh sanksi-sanksi

legal dalam suatu ikatan perkawinan, dimana salah satu atau keduanya
dapat bekerja di luar rumah.
b. Niddle Age/Aging Couple Adalah : suatu keluarga dimana suami
sebagai pencari uang dan istri di rmah atau kedua-duanya bekerja di
rumah, sedangkan anak-anak sudah meninggalkan rumah karena
sekolah/menikah/meniti karier.
c. Dyadic Nuclear Adalah : suatu keluarga dimana suami-istri sudah
berumur dan tidak mempunyai anak yang keduanya atau salah satunya
bekerja di luar umah. d) Single Parent Adalah : keluarga yang hanya
mempunyai satu orang tua sebagai akibat perceraian atau kematian
pasangannya dan anak-anaknya dapat tinggal di rumah atau di luar
rumah.
d. Dual Carrier Adalah : Keluarga dengan suami istri yang keduaduanya orang karier dan tanpa memiliki anak.
e. Three Generation Adalah : keluarga yang terdiri atas tiga generasi atau
lebih yang tinggal dalam satu rumah.
f. Comunal Adalah : keluarga yang dalam satu rumah terdiri dari dua
pasangan suamiistri atau lebih yang monogamy berikut anak-anaknya
dan bersama-sama dalam penyediaan fasilitas.
g. Cohibing Couple/Keluarga Kabitas/Cahabitation Adalah : keluarga
dengan dua orang atau satu pasangan yang tinggal bersama tanpa
ikatan perkawinan.
h. Composite /Keluarga Berkomposisi Adalah : sebuah keluarga dengan
perkawinan poligami dan hidup/tinggal secara bersama-sama dalam
satu rumah.
i. Gay and Lesbian Family Adalah : keluarga yang dibentuk oleh
pasangan yang berjenis kelamin sama.
IX.

Fungsi Keluarga
Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan oleh suatu keluarga,
diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Fungsi Keluarga menurut Friedman (1998)
Secara umum, fungsi keluarga menurut Friedaman adalah sebagai berikut:

10

a. FUNGSI AFEKTIF Yaitu fungsi keluarga yang utama adalah untuk


mengajarkan

segala

sesuatu

untuk

mempersiapkan

anggota

keluarganya dalam berhubungan dengan orang lain.


b. FUNGSI SOSIALISASI Adalah fungsi mengembangkan dan sebagai
tempat melatih anak untuk berkehidupan social sebelum meninggalkan
rumah untuk berhubungan dengan orang lain di luar rumah.
c. FUNGSI REPRODUKSI Adalah fungsi untuk mempertahankan
generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.
d. FUNGSI EKONOMI Adalah fungsi keluarga untuk memenuhi
kebutuhan

keluarga

mengembangkan

secara

ekonomi

dan

kemampuan

individu

dalam

tempat

untuk

meningkatkan

penghasilan dalam rangka memenuhi kebutuhan keluarga.


e. FUNGSI PEMELIHARAAN KESEHATAN Yaitu fungsi untuk
mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap
memiliki produktivitas yang tinggi.
2. Fungsi Keluarga menurut Undang-undang N0. 10 Tahun 1992 jo PP No.
21 Tahun 1994. Secara umum fungsi keluarga adalah sebagai berikut :
a. FUNGSI KEAGAMAAN Membina norma ajaran-ajaran agama
sebagai

dasar

dan

tujuan

hidup

seluruh

anggota

keluarga.

Menerjemahkan agama dalam tingkah laku hidup sehari-hari kepada


seluruh anggota keluarga. Memberikan contoh konkrit dalam hidup
sehari-hari dalam pengamalan ajaran agama. Melengkapi dan
menambah proses kegiatan belajar anak tentang keagamaan yang
kurang diperolehnya disekolah atau dimasyarakat.

Membina rasa,

sikap dan praktek kehidupan keluarga beragama sebagai pondasi


menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.
b. FUNGSI BUDAYA Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga
untuk meneruskan norma-norma dan budaya masyarakat dan bangsa
yang ingin dipertahankan.

Membina tugas-tugas keluarga sebagai

lembaga untuk menyaring norma dan budaya asing yang tidak sesuai.
Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga yang anggotanya
mencari pemecahan masalah dari berbagai pengaruh negative
globalisasi dunia.

Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga

11

yang anggotanya dapat berperilaku baik sesuai dengan norma bangsa


Indonesia dalam menghadapi tantangan globalisasi. Membina budaya
keluarga yang sesuai, selaras, dan seimbang dengan budaya
masyarakat atau bangsa untuk menjunjung terwujudnya norma
keluarga kecil bahagia sejahtera.
c. FUNGSI CINTA KASIH Menumbuhkembangkan potensi kasih
saying yang telah ada antar anggota keluarga kedalam symbol-simbol
nyata secara optimal dan terus menerus. Membina sikap dan tingkah
laku saling menyayangi antar anggota keluarga. Membina rasa, sikap
dan praktik hidup keluarga yang mampu memberikan dan menerima
kasih sayang sebagai pola hidup ideal menuju keluarga kecil bahagia
sejahtera.
d. FUNGSI PERLINDUNGAN

Memenuhi kebutuhan rasa aman

anggota keluarga baik dari rasa tidak aman yang timbul dari dalam
maupun dari luar keluarga. Membina keamanan keluarga baik fisik
maupun psikis dari berbagai bentuk ancaman dan tantangan yang
datang dari luar. Membina dan menjadikan stabilitas dan keamanan
keluarga sebagai modal menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.
e. FUNGSI REPRODUKSI Membina kehidupan keluarga sebagai
wahana pendidikan reproduksi sehat, baik bagi anggota keluarga
maupun bagi keluarga disekitarnya. Memberikan contoh pengalaman
kaidah-kaidah pembentukan keluarga dalam hal usia, pendewasaan
fisik maupun mental. Mengamalkan kaidah-kaidah reproduksi sehat,
baik yang berkaitan dengan waktu melahirkan, jarak antara 2 anak, dan
jumlah ideal anak yang diinginkan dalam keluarga. Mengembangkan
kehidupan reproduksi sehat sebagai

odal yang kondusif menuju

keluarga kecil bahagia sejahtera.


f. FUNGSI SOSIALISASI Menyadari, merencanakan dan menciptakan
lingkungan keluarga sebagai wahana pendidikan dan sosialisasi anak
yang pertama dan utama. Menyadari, merencanakan dan menciptakan
kehidupan keluarga sebagai tempat bagi anak untuk dapat mencari
pemecahan atau solusi dari berbagai konflik dan permasalahan yang

12

dijumpainya baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat.


Membina proses pendidikan dan sosialisasi anak tentang hal-hal yang
diperlukan untuk meningkatkan kematangan dan kedewasaan baik
fisik maupun mental yang tidak/kurang diberikan oleh lingkungan
sekolah ataupun masyarakat.
g. FUNGSI EKONOMI Melakukan kegiatan ekonomi baik diluar
maupun didalam lingkungan keluarga dalam rangka menopang
kelangsungan dan perkembangan kehidupan keluarga.

Mengelola

ekonomi keluarga sehingga terjadi keserasian, keselarasan dan


keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran keluarga. Mengatur
waktu sehingga kegiatan orang tua diluar rumah dan perhatiannya
terhadap anggota keluarga berjalan secara serasi, selaras dan seimbang.
Membina kegiatan dan hasil ekonomi keluarga sebagai modal untuk
mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
h. FUNGSI PELESTARIAN LINGKUNGAN Membina kesadaran,
sikap dan praktik pelestarian lingkungan internal keluarga. Membina
kesadaran, sikap dan praktik pelestarian lingkungan diluar atau
disekitar keluarga. Membina kesadaran, sikap dan praktik pelestarian
lingkungan yang serasi, selaras dan seimbang antara lingkungan
keluarga dengan lingkungan hidup masyarakat di sekitarnya.
Membina kesadaran, sikap dan praktik pelestarian lingkungan hidup
sebagai pola hidup keluarga menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.
3. Fungsi Pokok Keluarga menurut Effendy (1998)
Terdapat 3 Fungsi Pokok Keluarga terhadap anggota keluarganya yaitu :
a. ASIH Adalah memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman,
kehangatan kepada anggota keluarga sehingga memungkinkan mereka
tumbuh dan berkembang sesuai dengan usia dan kebutuhannya.
b. ASUH Memenuhi kebutuhan akan pemeliharaan dan perawatan anak
agar kesehatannya selalu terpelihara, sehingga mampu menjadikan
mereka anakanak yang sehat, baik fisik maupun mental, social dan
spiritual.

13

c. ASAH Adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga siap


menjadi manusia dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan masa
depannya.
X. Tahap perkembangan keluarga
Perkembangan keluarga adalah proses perubahan yang terjadi pada
sistem keluarga yang meliputi perubahan pola interaksi dan hubungan antara
anggotanya disepanjang waktu.
Tahap perkembangan tersebut disertai dengan fungsi dan tugas perawat
pada setiap tahapan perkembangan.
1. Tahap I pasangan baru atau keluarga baru (beginning family).
Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki (suami)
dan perempuan (istri) membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah
dan meninggalkan keluarga masing-masing. Meninggalkan keluarga bisa
berarti psikologis karena kenyataannya banyak keluarga baru yang masih
tinggal dengan orang tuanya.
Dua orang yang membentuk keluarga baru membutuhkan penyesuaian
peran dan fungsi. Masing-masing belajar hidup bersama serta beradaptasi
dengan kebiasaan sendiri dan pasangannya, misalnya makan, tidur, bangun
pagi dan sebagainya
Tugas perkembangan :
a. Membina hubungan intim dan memuaskan.
b. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok sosial.
c. Mendiskusikan rencana memiliki anak.
Keluarga baru ini merupakan anggota dari tiga keluarga ; keluarga
suami, keluarga istri dan keluarga sendiri.
2. Tahap II keluarga dengan kelahiran anak pertama (child bearing family).
Dimulai sejak hamil sampai kelahiran anak pertama dan berlanjut
sampai anak berumur 30 bulan atau 2,5 tahun.
Tugas perkembangan kelurga yang penting pada tahap ini adalah:
a. Persiapan menjadi orang tua
b. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi,
hubungan sexual

dan kegiatan.

c. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.


Peran utama perawat adalah mengkaji peran orang tua; bagaimana
orang tua berinteraksi dan merawat bayi. Perawat perlu menfasilitasi

14

hubungan orang tua dan bayi yang positif dan hangat sehingga jalinan
kasih sayang antara bayi dan orang tua dapat tercapai.
3. Tahap III keluarga dengan anak prasekolah (families with preschool).
Tahap ini dimulai saat anak pertama berumur 2,5 tahun dan berakhir
saat anak berusia 5 tahun.
Tugas perkembangan :
a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti kebutuhan tempat
tinggal, privasi dan rasa aman.
b. Membantu anak untuk bersosialisasi.
c. Beradaptasi dengan anaky baru lahir, sementara kebutuhan anak lain
juga harus terpenuhi.
d. Mempertahankan hubungan yang sehat baik didalam keluarga maupun
dengan masyarakat.
e. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak.
f. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.
g. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh kembang.
4. Tahap IV keluarga dengan anak usia sekolah (families with children).
Tahap ini dimulai saat anak berumur 6 tahun (mulai sekolah ) dan
berakhir pada saat anak berumur 12 tahun. Pada tahap ini biasanya keluarga
mencapai jumlah maksimal sehingga keluarga sangat sibuk. Selain aktivitas
di sekolah, masing-masing anak memiliki minat sendiri. Dmikian pula
orang tua mempunyai aktivitas yang berbeda dengan anak.
Tugas perkembangan keluarga :
a. Membantu sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah dan lingkungan.
b. Mempertahankan keintiman pasangan.
c. Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat,
termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga.
Pada tahap ini anak perlu berpisah dengan orang tua, memberi kesempatan
pada anak untuk nbersosialisasi dalam aktivitas baik di sekolah maupun di
luar sekolah.
5. Tahap V keluarga dengan anak remaja (families with teenagers).
Dimulai saat anak berumur 13 tahun dan berakhir 6 sampai 7 tahun
kemudian. Tujuannya untuk memberikan tanggung jawab serta kebebasan
yang lebih besar untuk mempersiapkan diri menjadi orang dewasa.
Tugas perkembangan :
a. Memberikan kebebasan yang seimbnag dengan tanggung jawab.

15

b. Mempertahankan hubungan yang intim dengan keluarga.


c. Mempertahankan komunikasi yang terbuka antara anak dan orang tua.
Hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan.
d. Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang
keluarga.
Merupakan tahap paling sulit karena orang tua melepas otoritasnya
dan membimbing anak untuk bertanggung jawab. Seringkali muncul
konflik orang tua dan remaja.
6. Tahap VI keluarga dengan anak dewasa atau pelepasan (launching center
family).
Dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir
pada saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahapan ini
tergantung jumlah anak dan ada atau tidaknya anak yang belum
berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua.
Tugas perkembangan :
a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
b. Mempertahankan keintiman pasangan.
c. Membantu orang tua memasuki masa tua.
d. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat.
e. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga.
7. Tahap VII keluarga usia pertengahan (middle age families).
Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah
dan berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal. Pada
beberapa pasangan fase ini dianggap sulit karena masa usia lanjut,
perpisahan dengan anak dan perasaan gagal sebagai orang tua.
Tugas perkembangan:
a. Mempertahankan kesehatan.
b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya
dan anak- anak.
c. Meningkatkan keakraban pasangan.
Fokus mempertahankan kesehatan pada pola hidup sehat, diet
seimbang, olah raga rutin, menikmati hidup, pekerjaan dan lain
sebagainya.
8. Tahap VIII keluarga usia lanjut
Dimulai saat pensiun sampai dengan salah satu pasangan meninggal
dan keduanya meninggal.

16

Tugas perkembangan :
a. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan.
b. Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan
fisik dan pendapatan.
c. Mempertahankan keakraban suami/istri dan saling merawat.
d. Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat.
e. Melakukan life review.
f. Mempertahankan penataan yang memuaskan merupakan tugas utama
keluarga pada tahap ini.
XI.

Peran Perawat dalam Perawatan Keluarga


Peran perawat dalam melakukan perawatan kesehatan keluarga :
1. Pendidik
Pendidikan kesehatan ditujukan untuk:
a. Keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan keluarga secara
mandiri
b. Bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan keluarga.
2. Koordinator
Koordinasi diperlukan pada perawatan berkelanjutan agar pelayanan yang
komprehensiv dapat tercapai. Koordinasi juga diperlukan untuk mengatur
program kegiatan atau terapi dari berbagai disiplin ilmu agar tidak
tumpang tindih dan pengulangan.
3. Pelaksana
a. Perawat melaksanakan perawatan secara langsung baik di rumah,
klinik maupun rumah sakit.
b. Kontak pertama perawat pada keluarga adalah pada anggota keluarga
yang sakit.
c. Perawat

dapat

melakukan

pendidikan

kesehatan

dan

mendemonstrasikan asuhan keperawatan kepada keluarga


4. Pengawas Kesehatan
Sebagai pengawas kesehatan perawat harus melakuakn Home Visit
(kunjungan rumah) yang teratur.
5. Konsultan (Penasehat)

17

a. Perawat merupakan nara sumber bagi keluarga dalam mengatasi


masalah
b. Agar keluarga mau meminta nasehat kepada perawat, maka hubungan
perawat-klien harus dibina dengan baik, perawat harus bersikap
terbuka dan dapat dipercaya.
6. Kolaborator
Perawat komunitas juga harus bekerja sama dengan pelayanan rumah
sakit atau anggota tim kesehatan yang lain untuk mencapai derajat
kesehatan keluarga yang optimal.
7. Fasilitator
Perawat membantu
meningkatkan

keluarga

derajat

dalam

kesehatannya.

menghadapi
missal:

kendala

untuk

keraguan

untuk

menggunakan pelayanan kesehatan karena faktor ekonomi.


Maka perawat harus mengetahui sistem pelayalanan kesehatan seperti
sistem rujukan dan dana sehat
8. Penemu Kasus
Mengidentifikasi masalah kesehatan secara dini, sehingga tidak terjadi
ledakan atau wabah
9. Modifikasi Lingkungan
Memodifikasi lingkungan baik lingkungan rumah maupun lingkungan
masyarakat agar dapat tercipta lingkungan yang sehat.

BAB III
AKSEP PENGKAJIAN DATA
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA
A. Pengkajian Keluarga
I.Data Umum
1. Nama Kepala Keluarga : Tn. J
2. Alamat : Sudimoro, Timbulharjo, Sewon, Bantul
3. Pekerjaan Kepala Keluarga : Pegawai Negeri Sipil
4. Pendidikan Kepala Keluarga : SMA

18

5. Komposisi Keluarga : Ayah, ibu, dan dua orang anak


6. Penanggung Jawab Keluarga : Tn J
No
1.
2.
3.
4.

Jenis
Kelamin

Nama
Tn J
Ibu S
An G
An F

L
P
L
L

Hubungan
dengan KK
Suami
Istri
Anak
Anak

Umur
50 th
49 th
20 th
16 th

Pendidikan
SMA
SMA
Kuliah
SMA

Genogram :

Keterangan :
: Laki-Laki

: Meninggal

: Perempuan

: Meninggal

: Pasien
T : Riwayat Tifus

7. Tipe Keluarga
Keluarga inti terdiri dari Tn. J, Ibu S, dan ke dua anak kandung.
8. Suku Bangsa
Jawa-Indonesia. Tn. J berasal dari Bantul dan Ibu S dari Imogiri
9. Agama
Semua isi keluarga menganut agama islam. Tidak ada keyakinan
yang berdampak buruk pada status kesehatan keluarga Tn. J
10. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Penghasilan kurang lebih 4.000.000/bulan dari Gaji Tn. J sebagai
Pegawai Negeri Sipil. Sedangkan Ibu S bekerja sebagai Pramuniaga yang
berpenghasilan kurang lebih 1.500.000/bulan. Dari penghasilan yang

19

mereka dapat lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari


dan untuk membiayai dua orang anaknya yang masih sekolah.
11. Aktifitas Rekreasi Keluarga
Anak-anak Tn J biasa menghabiskan waktu liburannya bermain
dengan temannya dan menonton TV, dan sesekali pergi berlibur
bersama keluarga
II.

Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga


1. Tahap perkembangan keluarga saat ini :
Keluarga berada pada tahap perkembangan usia sekolah.
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi :
Tidak ditemukannya tahap perkembangan keluarga yang belum
terpenuhi. Anak pertama sudah kuliah dan kedua masih duduk dibangku
sekolah SMA. Ke dua anaknya sudah dibiayai dengan baik.

3. Riwayat keluarga inti :


Tn J mengatakan tidak ada riwayat penyakit keturunan Hipertensi.
Tn J mengalami Hipertensi baru 3 tahun yang lalu dan pernah masuk
rumah sakit 1 kali. Anak pertama pernah mengalami sakit tifuspada umur
18 tahun, sedangkan ibu S dan anak keduannya tidak mempunyai
riwayat penyakit lain.
Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga :
No

Nama

Umur

BB/Kg

Keadaan
Kesehatan

Imunisasi
(BCG/Polio/DPT/

Masalah

Tindakan

Kesehatan

yang telah

Hipertensi
-

dilakukan
-

HB/Campak
1
2
3
4

Tn J
Ibu S
An G
An F

50 th
49 th
20 th
16 th

70 kg
50 kg
65 kg
50 kg

Sakit
Sehat
Sehat
Sehat

Lengkap
Lengkap
Lengkap
Lengkap

20

4. Riwayat keluarga sebelumnya :


Tn J adalah anak ke 4 dari 4 saudara. Semua saudara Tn J masih
hidup & dalam keadaan sehat. Ibu S adalah anak ke 4 dari 6 bersaudara.
Semua saudara Ibu S masih hidup & dalam keadaan sehat.
III.

Lingkungan
1. Karakteristik rumah :
Luas Rumah 120m2 dengan panjang 15m dan lebar 8m terdiri dari
empat kamar tidur, satu ruang tamu, satu ruang keluarga, ruang sholat,
satu kamar mandi, satu dapur, dan garasi. Setiap ruangan mempunyai
ventilasi sehingga sirkulasi udara cukup baik. Lantai kamar mandi
terbuat dari semen biasa tanpa keramik sehingga agak tampak bersih.
Sumber air adalah sumur. Sedangkan untuk pembuangan saluran air
dibuatkan pipa menuju belakang rumah menuju sapitenk.
2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW :
Keluarga Tn J bertetangga dengan beberapa keluarga petani dan
pegawai negeri. Hampir sebagian besar tetangga Tn J beragama islam
dan bersuku jawa, dan didaerah Tn J terdapat mushola dan masjid
sehingga mereka biasa sholat bersama ke mushola maupun masjid dan
komunikasi cukup baik karena sering diadakan pertemuan rutin.
3. Mobilitas geografis keluarga :
Rumah yang ditempati sekarang adalah rumah baru sedangkan dulu
tinggal di orang tua Tn J yang bertempat tinggal di Perkotaan Bantul.
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat :
Tn J dan keluarganya merupakan keluarga yang aktif dan terbuka.
Tn J sering ikut perkumpulan rutin Bapak-bapak, begitupun ibu S
sering ikut perkumpulan ibu-ibu. Sedangkan kedua anaknya merupakan
pengurus pemuda pemudi dan sangat aktif.
5. Sistem pendukung keluarga :
Apabila salah satu anggota keluarga sakit maka setiap anggota keluarga
selalu merawat terutama istri Tn J. Sering kali istri Tn J meminta ijin

21

kerja apabila Tn J sakit, dan kedua anaknya juga menjaga walaupun


tidak penuh seharian. Tn J dan Ibu S juga sudah mempersiapkan
tabungan apabila salah satu anggota keluarga ada yang sakit.
IV.

Struktur Keluarga
1. Pola Komunikasi Keluarga :
Keluarga Tn J dan Ibu S melakukan komunikasi secara terbuka
setiap ada permasalahan selalu dibicarakam bersama & mencari solusi
bersama.
2. Struktur Peran Keluarga :
Tn J adalah seorang ayah dan pencari penghasilan bagi keluarga.
Ibu S adalah seorang ibu sekaligus membantu mencari nafkah keluarga.
3. Struktur Peran (peran masing-masing anggota keluarga):
Tn J sebagai kepala keluarga
Ibu S sebagai ibu yang bekerja sebagai pramuniaga
An G sebagai anak dan masih kuliah di salah satu universitas di jogja.
An F sebagai anak dan masih duduk di bangku SMA.
4. Nilai dan Norma Keluarga :
Nilai dan norma dalam keluarga Tn J ada beberapa, anaknya tidak
diijinkan bermain melebihi dari jam 10 malam, dan Tn J sangat
menjunjung tinggi norma agama islam.

V.

Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif :
Tn J dengan istrinya ibu S menjalani hubungan dengan harmonis,
sekaligus dengan anak-anaknya juga harmonis dan sangat menyayangi
anak-anaknya. Tn J walaupun sakit sering kali masih bermain dengan
anak-anaknya seperti bermain catur atau badminton di depan rumahnya.
Tn J menganggap anaknya sudah dewasa dan tumbuh dengan baik.
2. Fungsi Sosial :

22

Keluarga mereka semua muslim sehingga mereka aktif dengan


kegiatan keagamaan yang ada di desanya.
3. Fungsi Perawatan Kesehatan :
-

Keluarga dapat mengidentifikasi penyakit Tn J walaupun secara


awam

Saat Tn J kelelahan dan sedang banyak pikiran, keluarga dengan


cepat dapat mengambil keputusan agar Tn J tidak jatuh sakit parah

4. Fungsi Reproduksi
Tn J dan Ibu S mengatakan tidak ingin mempunyai anak lagi.
Mereka sudah bersyukur mempunyai 2 orang anak. Tn J dan Ibu S masih
mengikuti progam KB dengan suntik KB dikarenakan masih haid dan
masih melakukan hubungan suami istri.
5. Fungsi Ekonomi :
Tn J mengatakan kondisi ekonomi mereka cukup stabil untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari dan membiayai ke dua anaknya yang
masih sekolah, walaupun Tn J sakit tapi masih dapat bekerja dan dibantu
oleh istrinya yang mendapatkan penghasilan juga.
VI.

Stres dan Koping Keluarga


1. Stresor Jangka Pendek dan Panjang :
Tn J mengatakan takut akan sakitnya akan berdampak kepada kehidupan
keluarganya karena Tn J menyadari sebagai kepala keluarga, takut nanti
kebutuhan keluarga tidak bisa terpenuhi dengan baik.
2. Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Stresor :
Keluarga berharap anak-anaknya sukses dan mendapatkan pekerjaan
yang mapan.
3. Strategi Koping Yang Digunakan :
Keluarga Tn J dan Ibu S selalu membicaraka masalah keluarga bersama
dan mengambil keputusan dari masalah tersebut bersama-sama.
4. Strategi Adaptasi Disfungsional :

23

Seringkali ada perbedaan pendapat dan perselisihan antar anggota


keluarga dalam mengambil suatu keputusan pada suatu masalah.
VII.

Pemeriksaan Fisik
Keluhan Utama : mengeluh kadang kakinya kesemutan
1. Kepala :
-

Mesochepal

Tidak berketombe

Rambut bersih

2. Leher :
-

Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid

3. Mata :
-

Konjungtiva tidak terlihat anemis

Tidak ada katarak

Fungsi penglihatan masih baik

Simetris

4. Telinga :
-

Fungsi pendengaran baik

Simetris

Bersih tidak ada serumen

5. Hidung :
-

Hidung tambak bersih

Fungsi penciuman baik

6. Mulut :
-

Mukosa mulut lembab

Tidak ada caries gigi

7. Dada :
-

Pergerakan dada simetris

Tidak ada suara nafas tambahan seperti Wheezing, Ronchi

8. Abdomen :

24

Tidak ditemukan pembesaran pada hepar

Peristaltik usus 25x/menit

9. TTV dan Ekstermitas :

VIII.

TD : 160/100 mmHg

N : 88x/menit

- R : 20x/menit
- Sering keram dan kesemutan kakinya
Harapan Keluarga
Keluarga berharap Tn J dapat sembuh dan dapat melakukan kegiatan
seperti orang sehat lainnya.

B. Analisa Data
Data Subyektif :
- Tn J sudah menderita hipertensi sejak 3
tahun yang lalu dan pernah dirawat di
rumah sakit
- Tn J sudah terbiasa dengan keadaanya
(Hipertensi)
- Tn J mengeleuh kadang kakinya kesemutan

Data Obyektif
-

KU baik
Nadi : 88x/menit
TD : 160/100 mmHg
RR : 25x/menit

- Kepala :

Mesochepal

Tidak berketombe

Rambut bersih

dan Keram
- Keluarga dan Tn J dapat mengidentifikasi
penyakit Tn J walaupun secara awam

- Leher :
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
- Mata :

Konjungtiva tidak terlihat anemis

Tidak ada katarak

Fungsi penglihatan masih baik

25

Simetris

- Telinga :

Fungsi pendengaran baik

Simetris

Bersih tidak ada serumen

- Hidung :

Hidung tambak bersih

Fungsi penciuman baik

- Mulut :

Mukosa mulut lembab

Tidak ada caries gigi

- Dada :

Pergerakan dada simetris

Tidak ada suara nafas tambahan seperti


Wheezing, Ronchi

- Abdomen :

C. Diagnosa Keperawatan
Resiko terjadinya komplikasi

Tidak ditemukan pembesaran pada


hepar

Peristaltik usus 25x/menit

hipertensi pada Tn. J berhubungan

dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggotanya yang sakit karena


kurangnya pengetahuan keluarga tentang hipertensi.

26

Ditandai dengan :
Data Subyektif :
Keluarga dan Tn J mengidentifikasi penyakit walaupun secara awam
Data Obyektif :
Tekanan darah 160/100 mmHG
Kaki kadang sering kesemutan dan keram

Riwayat pernah jatuh sakit karena hipertensi dan dirawat di rumah sakit

D. Skoring Diagnosa Keperawatan


Hipertensi Pd Tn J
Kriteria
1.
Sifat Masalah :
Tidak Sehat

2.
Kemungkinan
masalah dapat
diubah :
Dengan mudah
3.
Kemungkinan
masalah dapat
dicegah :

Perhitungan
3/3 x 1

Skor
1

2/2 x 2

3/3 x 1

Pembenaran
Karena pasien sudah
menderita dan
mempunyai riwayat
sakit hipertensi 3
tahun lalu
Sumber keluarga
terutama uang sudah
ada

1.
Kepedulian terhadap
masalah
kesehatan pada
Tn J sangat baik
2.
Lamanya masalah
sudah
berlangsung
selama 3 tahun
3.
Tindakan keluarga
yang masih
kurang tepat
dalam
pengobatan tapi
ada usaha
4.
Adanya kelompok

27

4.
Menonjolnya
Masalah :

2/2 x 1

keluarga yang
sangat tepat
Karena keluarga
sangat ngin masalah
diatasi dan setiap
anggota keluarga
sangat antusias

28

E. Perencanaan Keperawatan
Tujuan jangka
panjang
Risiko terjadinya
Setelah
komplikasi hipertensi
dilakukan
pada Tn J berhubungan kunjungan
ketidakmampuan
keluarga
keluarga merawat
diharapkan
anggotanya yang sakit dapat merawat
karena kurang
anggota
pengetahuan keluarga
keluarga yang
tentang hipertensi
menderita
hipertensi
sehingga tidak
tejadi
komplikasi
Diagnosa

Tujuan jangka
Kriteria
pendek
evaluasi
Setelah
Verbal
dilakukan 2 kali Psikomoto
kunjungan
r
keluarga
diharapkan dapat
:
1. Memahami
tentang
hipertensi
2. Dapat
merawat
anggota
keluarga
hipertensi
3. Tekanan
darah Tn J
terkontrol

Standar evaluasi

Intervensi

Keluarga mengerti
1. Jelaskan dan diskusikan dengan
tentang :
keluarga tentang penyakit hipertensi :
Pengertian
- Penyebab hipertensi
- Tanda dan gejala hipertensi
- Tanda dan gejala
- Faktor risiko hipertensi
- Faktor yang
- Komplikasi
mempengaruhi
- Cara pencegahan dan perawatan
hipertensi
hipertensi
- Komplikasi
- Cara pencegahan dan 2. Lakukan pengkuruan tekanan darah
3. Motivasi keluarga untuk selalu
perawatan
memeriksakan kesehatan Tn J ke
- Keluarga Tn J dapat
puskesmas atau layananan kesehatan
berobat ke
terdekat
puskesmas atau
layanan kesehatan
terdekat

29

F. Pelaksanaan/Implementasi
Diagnosa
Risiko terjadinya komplikasi
hipertensi pada Tn J
berhubungan ketidakmampuan
keluarga merawat anggotanya
yang sakit karena kurang
pengetahuan keluarga tentang
hipertensi

Waktu
Tindakan keperawatan
31 Maret
- Gali pengetahuan
2015, pukul
keluarga tentang
19.00-20.30.
penyakit hipertensi
- Diskusi dan penyuluhan
WIB
dengan keluarga
tentang penyakit
hipertensi dan tindakan
keluarga yang sudah
dilakukan

01 April 2015, - melakukan pengkukuran


pukul 19.30tekanan darah

Evaluasi
S : - keluarga dan Tn J mengatakan hipertensi adalah penyakit yang
berhubungan dengan tekanan darah dan penyebabnya karena
banyak makan yang berlemak
- Tn J dan Keluarga mengatakan paham setelah diberikan
penyuluhan tentang penyakit hipertensi, komplikasi, cara
pencegahan dan perawatan hipertensi
O : - keluarga dan pasien nampak antusias saat dilakukan wawancara
dan diskusi
- keluarga dan pasien tampak paham dengan diskusi yang
dilakukan
- keluarga dapat menyebutkan tentang pengertian, Tanda dan
gejala hipertensi, Faktor risiko hipertensi, Komplikasi, Cara
pencegahan dan perawatan hipertensi
A : masalah teratasi sebagaian, yaitu tentang kurangnya pengetahuan
keluarga dan pasien tentang hipertensi
P : lanjutkan intervensi
- pengukuran tekanan darah
- motivasi keluarga untuk mengobatkan Tn J ke layanan
kesehatan terdekat
S : Keluarga dan pasien mengatakan paham, dan akan sering mengontrolkan Tn J ke
dokter ataupun rumah sakit terdekat

30

20.00 WIB

- motivasi keluarga untuk


mengobatkan Tn J ke
layanan kesehatan

O : Tekanan darah Tn G 170/100 mmHg


A : Masalah teratasi :
- pengukuran tekanan darah
- motivasi keluarga untuk mengobatkan Tn J ke layanan kesehatan terdekat
P : Hentikan intervensi

31

BAB IV
KESIMPULAN
Keluarga merupukan unit terkecil didalam sebuah masyarakat. Keluarga
terbentuk karena adanya dua individu yang memiliki ikatan perkawinan yang sah.
Keluarga yang banyak terdapat di indonesia adalah keluarga tradisional yang
terdiri dari ayah, ibu, dan anak.
Keluarga merupakan tempat dimana sebuah individu dapat berkembang
dengan baik menjadi ndividu yang matang dan sehat. Kesehatan sebuah individu
sangat dipengaruhi oleh faktor keluarga. Bagaimana keluarga itu merawat dan
memahami akan penyakit yang diderita oleh salah satu anggota keluarganya
Dari pengkajian terhadap Tn J dapat disimpulkan bahwa keluarga Tn J
merupakan keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu, dan 2 anak. Dari data
pengkajian keluarga Tn J didapatkan bahwa pengetahuan terhadap penyakit dalam
satu keluarga Tn J masih kurang sehingga perlunya penyuluhan dan informasi
yang lebih agar keluarga Tn j dapat hidup dengan sehat dan aman.

32

DAFTAR PUSTAKA
http://www.hukor.depkes.go.id/up_prod_kepmenkes/KMK%20No.
%20908%20ttg%20Pelayanan%20Keperawatan%20Keluarga.pdf
https://bidankomunitas.files.wordpress.com/2012/01/asuhankebidanan-komunitas-i_konsep-keluarga.pdf

33

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA


PADA TN J DENGAN HIPERTENSI
Tugas ini disusun untuk memenuhi nilai mata kuliah keperawatan komunitas yang
diampu oleh Septiana Fathonah, S.Kep., Ns., M.Kep

Disusun oleh :
Faris Akbar/2320122107

34

AKADEMI KEPERAWATAN
NOTOKUSUMO
YOGYAKARTA
2014/2015

35

Anda mungkin juga menyukai