Anda di halaman 1dari 21

TUGAS KELOMPOK

ASKEP IBU HAMIL YANG KETERGANTUNGAN ROKOK

OLEH
KELOMPOK I
Rezky Amalia Arta : 012-071-014-015

Sriwahyuningsih : 012-071-014-0

Astika damayanti : 012-071-014-0

Sumadin

: 012-071-014-0

Sufandi Said

Hendra

: 012-071-014-0

: 012-071-014-0

Suratman Kayano : 012-071-014-0


Izmayanti Kiram

Wiwin Titawael : 012-071-014-0

: 012-071-014-0

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU


KESEHATANUNIVERSITAS ISLAM MAKASSAR
MAKASSAR
2014

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat allah SWT. karena dengan rahmat
dan karunianyalah kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Selawat
dan salam juga kita panjatkan kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW.
Kami sadar bahwa makalah yang kami susun ini masih punya banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari bapak/ibu
dosen, agar kami dapat belajar dari kesalahan dan tidak mengulanginya untuk
kedua kalinya. Dan ucapan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu
penyelesaian makalah ini. Harapan kami mudah-mudahan makalah ini dapat
memenuhi harapan kita semua.

Makassar, November 2014

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Medis
a. Pengertian Kehamilan Dan Rokok
b. Klasifikasi Ibu Hamil Yang Ketergantungan Rokok
c. Patofisiologi
d. Efek Samping
e. Pemeriksaan Diagnostik
f. Penatalaksanaan
B. Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
b. Diagnosa Keperawatan
c. Intervensi
d. Implementasi
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Jumlah perokok Indonesia sekitar 60 juta dan jumlah perokok
perempuan di perkirakan 2,1 juta. Sejauh ini memang lebih banyak pria, tapi
tiap tahun jumlah perokok wanita terus meningkat. Prevalensi jumlah perokok
perempuan pada tahun 2001 adalah 1,3 persen dan naik menjadi 4,5 persen
pada tahun 2004, menurut survei sosial ekonomi nasional 2004 dalam fakta
tembakau Indonesia. Tahun ini diperkirakan 5 persen perempuan di Indonesia
yang merokok. Makin tingginya jumlah wanita perokok tentu memprihatikan.
Menurut menteri kesehatan Endah Rahayu, hal itu disebabkan antara
lain oleh kampanye pencitraan dari industri tembakau. Karena itu tema
peringatan Hari Anti Tembakau Sedunia tahun ini mengambil tema Perempuan
dan Masalah Merokok. Selain menjadi perokok aktif, ternyata jauh lebih
banyak wanita yang menjadi perokok pasif. Diperkirakan 65,6 juta wanita dan
43 juta anak-anak di Indonsia terpapar asap rokok. Hal ini terjadi karena 91
persen perokok merokok di rumah, tidak jauh dari istri dan anak-anak.
Padahal, bahaya perokok pasif sama dengan perokok aktif. Seorang wanita
akan menjadi calon ibu. Bayi yang lahir dari ibu peroko beresiko mengalami
cacat janin, berat badan lahir rendah, bahkan gangguan jiwa. Rokok
mengandung ribuan racun yang dapat mengancam keselamatan janin, karena
ibu ibu yang merokok saat hamil sama dengan meracuni janin dengan sengaja.
(Kompas).
Pengaruh langsung rokok adalah akibat nikotin yang terkandung di
dalamnya. Nikotin ini menimbulkan kontraksi pada pembuluh darah,
akibatnya aliran darah ke janin melalui tali pusar janin akan berkurang
sehingga mengurangi kemampuan distribusi zat makanan yang diperlukan
oleh janin. Selain itu akibat karbon dioksida yang terkandung dalam asap
rokok akan mengikat hemoglobin dalam darah. Akibatnya akan mengurangi

kerja hemoglobin yang mestinya mengikat oksigen untuk disalurkan ke


seluruh tubuh. Sehingga rokok akan mengganggu distribusi zat makanan serta
oksigen ke janin. Ini meningkatkan resiko kelahiran bayi dengan berat badan
kurang, yaitu di bawah 2500 gram. Pada dasarnya bagi wanita hamil, merokok
adalah tidak dibenarkan, terlebih sama sekali tidak ada keuntungan yang
didapat. Meski semua resiko di atas tidak selalu terjadi pada semua wanita
perokok, namun selama masa kehamilan dianjurkan menghindari sesuatu yang
sudah jelas memiliki resiko bahaya. Sedemikian berbahayanya rokok bagi
keselamatan ibu hamil dan bayi, maka sebisa mungkin kita menjauhkan asap
rokok dari wanita hamil dan bayi.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian ibu hamil dan rokok?
2. Jelaskan klasifikasi dari ibu hamil yang kecanduan rokok?
3. Bagaimana patofisiologi dari ibu hamil yang merokok?
4. Apa efek buruk rokok terhadap ibu dan janin?
5. Sebutkan pemeriksaan diagnostik bagi ibu hamil ketergantungan
merokok?
6. Bagaimana penatalaksanaan untuk ibu hamil yang merokok?
7. Bagaimana asuhan keperawatan ibu hamil dengan ketergantungan rokok?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian ibu hamil dan rokok.
2. Untuk mengetahui klasifikasi dari ibu hamil yang kecanduan rokok
3. Untuk mengetahui patofisiologi dari ibu hamil yang merokok.
4. Untuk mengetahui efek buruk rokok terhadap ibu dan janin.
5. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik bagi ibu hamil ketergantungan
merokok.
6. Untuk mengetahui penatalaksanaan untuk ibu hamil yang merokok.
7. Untuk mengetahui asuhan keperawatan ibu hamil dengan ketergantungan
rokok.

BAB II
PEMBAHASAN
A. KONSEP MEDIS

a. Pengertian kehamilan dan rokok.


a) Kehamilan
Kehamilan adalah hasil dari pembuahan antara sel telur dengan
sperma yang terjadi dalam tuba pallopi, yang kemudian akan tumbuh
didalam rahim menjadi janin. Dari pengertian kehamilan dapat
disimpulkan bahwa ibu hamil adalah objek atau orang yang merasakan
kehamilan tersebut sampai persalinan.
Wanita hamil memerlukan berbagai unsur gizi yang jauh lebih
banyak daripada yang diperlukan dalam keadaan tidak hamil.
Dikarenakan bahwa janin membutuhkan zat-zat gizi dan hanya ibu
yang dapat memberikannya. Dengan demikian makanan ibu hamil
harus cukup bergizi agar janin yang dikandungnya memperoleh
makanan bergizi cukup, untuk alur terhambatnya pertumbuhan dari
aspek gizi ibu. Makanan ibu selama hamil dan keadaan gizi ibu pada
waktu hamil berhubungan erat dengan berat badan lahir rendah
(BBLR). Apabila makanan yang dikonsumsi ibu kurang dan keadaan
gizi ibu jelek maka besar kemungkinan bayi lahir dengan BBLR.
Konsekuensinya adalah bahwa bayi yang lahir kemungkinan
meninggal 17 kali lebih tinggi dibanding bayi lahir normal.
b) Rokok
Rokok adalah benda beracun yang memberi efek santai dan
sugesti merasa lebih jantan. Di balik kegunaan atau manfaat rokok
yang secuil itu terkandung bahaya yang sangat besar bagi orang yang
merokok maupun orang di sekitar perokok yang bukan perokok. Asap
rokok yang baru mati di asbak mengandung tiga kali lipat bahan
pemicu kanker di udara dan 50 kali mengandung bahan pengiritasi
mata dan pernapasan. Semakin pendek rokok semakin tinggi kadar
racun yang siap melayang ke udara. Suatu tempat yang dipenuhi polusi
asap rokok adalah tempat yang lebih berbahaya daripada polusi di
jalanan raya yang macet. Seseorang yang mencoba merokok biasanya
akan ketagihan karena rokok bersifat candu yang sulit dilepaskan

dalam kondisi apapun. Seorang perokok berat akan memilih merokok


daripada makan jika uang yang dimilikinya terbatas.
Seseorang yang bukan perokok, tetapi ikut mengkonsumsi asap
rokok beserta zat-zat yang terkandung didalamnya disebut perokok
pasif. Asap yang dihasilkan dari rokok yang mengepul keluar ditambah
dengan asap yang dihembuskan oleh perokok, mengandung zat kimia
lebih tinggi daripada yang dihisap oleh perokok itu sendiri. Artinya
asap rokok tidak saja berbahaya bagi perokok melainkan juga perokok
pasif atau bukan perokok. Penelitian menunjukkan bahwa tiap satu
batang rokok mengandung kurang lebih 4.000 elemen dan setidaknya
200 diantaranya berbahaya bagi kesehatan. Racun utama pada rokok
adalah tar, nikotin, dan karbonmonoksida
b. Klasifikasi ibu hamil yang kecanduan rokok.
Klasifikasi ibu hamil yang kecanduan rokok antara lain sebagai
berikut:
a) Ibu hamil sebagai perokok aktif
Sebanyak 80% perempuan perokok mempunyai kemungkinan
mengalami keguguran, dibanding ibu hamil yang tidak merokok.
Pasalnya, ibu hamil perokok akan memiliki kadar hormon kehamilan
yang lebih rendah. Hormon ini diperlukan untuk mempertahankan
kehamilannya hingga mature.
Bahkan, bayi yang lahir dari ibu yang merokok selama
kehamilannya cenderung memiliki berat badan lahir yang lebih kecil.
Tak hanya itu, biasanya kelahiran ini disertai berbagai masalah,
termasuk masalah paru-paru.
b) Ibu hamil sebagai perokok pasif
Seorang ibu hamil yang menjadi perokok pasif tak hanya
berpotensi mengalami keguguran kandungan, namun juga kelainan
janin dan bayi lahir prematur. Dan ibu hamil yang tidak merokok
sebaiknya menghindari diri juga dari asap rokok (perokok pasif)
karena penelitian menyatakan bahwa eksposure yang teratur dari asap

rokok dapat mempengaruhi pertumbuhan janin dan juga masalah


tingkah laku nantinya.
Ada dua jenis asap yang dihasilkan oleh rokok:
Asap Utama (mainstream) yaitu asap yang dihisap oleh si perokok.
Asap Sampingan (sidestream), yaitu asap yang merupakan
pembakaran dari ujung rokok, kemudian menyebar langsung ke
udara. Asap sampingan ini memiliki konsentrasi yang lebih tinggi,
karena tidak melalui proses penyaringan yang cukup.
c. Patofisiologi dari ibu hamil yang merokok
Terganggunya penyampaiaan oksigen ke janin

merupakan

penyebab utama terjadinya berbagai efek buruk akibat merokok pada


perempuan hamil. Evaluasi patologik pada plasenta perempuan hamil yang
merokok membuktikan adanya perubahan structural, termasuk penurunan
fraksi volume kapiler dan peningkatan ketebalan membran vitelinus jika
dibandingkan dengan bukan perokok. Kedua factor ini mungkin berperan
pda pertukaran gas yang abnormal didalam plasenta. Paparan asap rokok
secara akut juga menurunkan perfusi intervilosa. Kemungkinan melalui
vasospasme akibat nikotin.
Paparan karbon monoksida

akibat

merokok

menyebabkan

pembentukan karboksihemoglobin, yang memiliki efek multipel pada


penyampaiaan oksigen baik sistemik maupun ke janin. (Murkoff, Heidi
dkk. 2006. Buku Kehamilan Edisi 3 hal.382) Karbonmonoksida dari rokok
yang terhisap oleh ibu hamil dan akan terbawa ke aliran darah ibu
sehingga menyebabkan penerimaan oksigen bayi maupun plasenta (ari-ari)
berkurang, yang berarti berkurang juga penerimaan nutrisi untuk bayi
anda.
Dan pengaruh buruk selanjutnya, plasenta akan lebih lanjut
meperluas didaerah rahim untuk mencari daerah permukaan di rahim
untuk mencukupi kebutuhan oksigen dan nutrisinya. Yang mengakibatkan
plasenta akan semakin tipis yang berarti meningkatkan kemungkinan
terjadinya plasenta letak rendah dan plasenta previa (plasenta terletak di
jalan

lahir/mulut

rahim),

komplikasi

plasenta

lainnya.

Kemungkinan mekanisme lain yang bertanggung jawab terhadap efek

buruk pada janin dari ibu yang merokok adalah toksisitas langsung akibat
lebih dari 2500 zat yang terdapat dalam rokok, seperti amonia,
hidrokarbon aromatik, polisiklik, sianida hydrogen, vinil klorida, nitrogen
oksida, dan karbon monoksida. Selain itu, terdapat lebih darai 4000 zat
kimia

didalam

asap

rokok

dan

keluar

melalui

mulut

selama

menghembuskan asap. Jumlah komponen yang terdapat dalam asap rokok


sebenarnya dapat melebihi 100.000.
Didalam tubuh, nikotin melepas aseil kolin, efinefrin, notepinefrin
dan hormone anti diuretic, yang menyebabkan takikardia, meningkatkan
curah jantung, vasokonstriksi perifer, peningkatan tekanan darah, dan
perubahan metabolism lemak dan karbohidrat. Vasokonstriksi menurunkan
aliran darah uteroplasentral selama kehamilan. Karbon monoksida
menembus barier plasenta dan berikatan dengan hemoglobin sehingga
terjadi penurunan oksigenasi pada darah janin Nikotin, karbonmonoksida
dan zat berbahaya lainnya memasuki aliran darah dan masuk ke dalam
tubuh janin dan membuatnya tidak mendapat zat gizi dan oksigen yang
dibutuhkan untuk tumbang janin, menyebabkan pertumbuhan janin lambat
dan dapat meningkatkan risiko Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dan
bayi yang berat badan lahirnya rendah, sangat rentan sekali dengan infeksi.
Asap rokok juga akan menyebabkan bayi sangat beresiko mengalami
gangguan kesehatan selama tahun pertama kehidupannya karena bayi
cenderung menderita bronchitis dan memiliki peluang lebih besar untuk
mengalami kematian mendadak atau SIDS.
d. Efek buruk ibu hamil yang merokok
Dampak negatif merokok terhadap kesehatan ibu dan janin telah
diketahui secara luas. Merokok dapat menyebabkan aborsi spontan,
abrupsio plasenta, ketuban pecah dini, plasenta previa, persalinan preterm,
berat badan lahir rendah, dan kehamilan ektopik. Patofisiologinya masih
belum

diketahui

secara

lengkap.

Beberapa

mekanisme

mungkin

berhubungan dengan terganggunya pertukaran gas yaitu toksisitas


langsung dan aktifitas simpatis.

Merokok juga dapat menyebabkan kerusakan terhadap materi


genetik janin. Suatu penelitian membandingkan instabilitas kromosom dari
aminosit yang berasal dari perokok dan bukan perokok membuktikan
adanya peningkatan insidens abnormalitas struktur kromosom diantara
perempuan yang merokok secara regular.
a. Dampak Pada Janin
Berat Lahir Rendah
Berat badan lahir dikatakan rendah bila kurang dari 2500
gram. Sedangkan istilah Small For Gestation Age (SGA) ialah bila
berat

badan

lahir

dibawah

10

persentil

grafik.

Merokok pada wanita hamil meninggikan resiko untuk terjadinya


BBLR dibanding wanita yang tidak merokok. Selain itu faktor
resiko lain ialah umur kehamilan, umur ibu,paritas, berat badan
sebelum lahir, status ekonomi, dan prenatal care. Perbedaan berat
badan lahir antara bayi yang ibunya merokok dan bayi yang ibunya
ridak merokok berkisar antara 250-320 gram. Perbedaan ini juga
terlihat pada panjang badan dan lingkar dada.
Mekanisme timbulnya berat lahir rendah akibat merokok
bisa dengan berbagai cara. Merokok bisa menyebabkan partus
prematur, sehingga berat badan lahirnya memang kurang dari 2500
gram, walaupun sesuai dengan usia kehamilan Merokok juga bisa
menyebabkan retardasi pertumbuhan karena efek vasokontriksi
dari nikotin menyebabkan sirkulasi uteroplacenta berkurang,
sehingga terjadi hipoxia dan gangguan nutrisi janin. Wanita yang
merokok juga sulit untuk menambah berat badan selama
kehamilan. Rata-rata penambahan berat badan pada perokok
selama hamil adalah 9 kg, sedangkan wanita yang tidak merokok
rata-rata bertambah 11 kg, walaupun wanita perokok itu makan

lebih banyak kalori dibanding yang tidak merokok.


Kehamilan Ektopik
Beberapa faktor penting untuk terjadinya kehamilan
ektopik antara lain adalah riwayat kehamilan ektopik sebelumnya,

riwayat operasi pada pelvis, dan riwayat pemakaian kontrasepsi


oral.
Merokok merupakan faktor resiko terjadinya kehamilan
ektopik. Resiko terjadinya kehamilan ektopik ini berbanding lurus
dengan makin banyaknya rokok yang dihisap setiap harinya.
Mekanisme terjadinya hal ini sebenarnya belum jelas. Diduga
disebabkan gangguan transportasi dalam tuba dan lambatnya ovum
masuk ke dalam cavum uteri yang disebabkan gangguan mukosa
dan cillia dalam tuba. Merokok juga menyebabkan kehamilan
ektopik secara tak langsung, dengan meningkatkan resiko untuk

terjadinya PID.
Solutio Plasenta
Solutio Placenta ialah lepasnya placenta yang letaknya
normal, dari dinding uterus, sebelum bayi lahir. Faktor resiko untuk
terjadinya solution plasenta antara lain hypertensi, trauma
abdomen, pemberian obat secara IV, riwayat persalinan pretem,
riwayat stillbirth, abortus spontan, usia ibu yang sudah lanjut, dan
kediaman yang tinggi diatas permukaan laut selama kehamilan.
Merokok bisa merupakan faktor resiko terjadinya solution plasenta.
Mekanisme terjadinya solution plasenta diduga disebabkan
kurangnya perfusi placenta akibat efek vasokontriksi, atau akibat
meningkatnya COHb, sehingga terjadi hipoxia lokal yang

menyebabkan palcenta rusak dan terlepas dari cengkramannya.


Placenta Previa
Placenta Previa ialah keadaan dimana letak placenta
demikian rendahnya, sehingga menutupi sebagian atau seluruh
ostium internum. Faktor resiko terjadinya placenta previa antara
lain, akibat kerusakan dinding endometrium akibat myoma, atau
riwayat kuretase, atau pada kebutuhan perfusi yang meningkat,
seperti pada kehamilan kembar.
Merokok merupakan faktor resiko terjadinya Placenta
Previa, diduga karena pada wanita hamil yang merokok, terjadi
hipoxiemi kronis yang akibat vasokontriksi atau meningkatnya

COHb. Hal ini membuat placenta akan mencari tambatan aliran


darah dengan cara meluaskan jaringannya sehingga dapat menutupi

sebagian atau seluruh ostium unternum.


Abortus Spontan
Faktor resiko terjadinya abortus spontan antara lain usia ibu
yang sudah lanjut, riwayat abortus sebelumnya, alkoholisme,
demam, kontrasepsi, kelainan kromosom, trauma, sosio ekonomi
dll.
Merokok diduga merupakan faktor resiko untuk terjadinya
abortus

spontan.

menunjukkan

Namun

bahwa

demikian

perokok

beberapa

mungkin

tidak

penelitian
mengalami

peningkatan resiko, terdapat bukti yang signifikan bahwa perokok


berat (>10 batang rokok per hari) berhubungan dengan aborsi
spontan. Sehingga mekanisme terjadinya hal ini belum diketahui
dengan jelas. Diduga merokok menyebabkan gangguan implantasi
hasil konsepsi pada endometrium. Dugaan lain ialah efek toksik
dari nikotin dan CO terhadap fetus.

Kelahiran Preterm
Kelahiran preterm (usia kehamilan kurang dari 37 minggu)
merupakan akibat dari prsalinan prematur idiopatik atau mungkin
disebabkan olrh komplikasi ketuban pecah dini, koriomnionitis,
atau abrupsio plasenta. Perempuan yang merokok beresiko 1,3
sampai 2,5 kali lebih tinggi untuk mengalami kelahiran preterm,
khususnya sebelum kehamilan usia 32 minggu. Mekanisme
tingginya resiko partus prematur pada wanita yang merokok diduga
disebabkan efek vasokontriksi nikotin pada placenta, atau

tingginya kadar katekolamin dalam darah.


Preeklamsia
Faktor resiko untuk terjadinya preeklampsia antara lain
hipertensi kronis, multipel fetus, nullipara, riwayat preeklampsiaeklampsia, DM tipe 1, riwayat kenaikan BB yang besar dan bekerja
selama hamil.

Merokok

diduga

menurunkan

resiko

terjadinya

preeklampsia pada kehamilan. Makin banyak jumlah rokok yang


dihisap, resiko itu makin turun. Namun bukti-bukti yang didapat
baru berupa data epidemiologis. Mekanisme bagaimana ini bisa

terjadi masih belum diketahui.


Sudden Infant Death Syndrome (SIDS)
SIDS adalah kematian yang tiba-tiba terjadi pada bayi usia
kurang dari 1 tahun yang tidak diketahui sebabnya. Merokok,
meningkatkan resiko untuk terjadinya SIDS dan resiko ini makin
tinggi

dengan

makin

banyaknya

konsumsi

rokok.

Mekanisme bagaimana merokok bisa menyebabkan SIDS masih


belum jelas. Diduga, merokok menyebabkan gangguan pada proses
neuroregulasi dari pernafasan sehingga terjadi apneic spells yang
menyebabkan terjadinya SIDS.

b. Dampak Pada Ibu


Merokok meningkatkan

fisik

penyakit

paru

obstruktif

menahun, kanker servik, infertilitas, awitan menopause lebih dini, dan


kehamilan ektropikal. Merokok merupakan penyebab 29% dari
keseluruhan kasus kanker dan bertanggung jawab terhadap 55%
kematian akibat masalah kardiovaskuler pada wanita usia kurang dari
65 tahun. Gejala putus zat meliputi perasaan sangat ingin merokok,
gelisah, ansietas, marah, kesulitan berkonsentrasi, insomnia, depresi,
nafsu makan dan berat badan meningkat, sakit kepala, konstipasi,
flatulensi, luka pada mulut, haus, batuk-batuk dan suara serak,
kongesti sinus, kram tungkai,. Dan penurunan frekuensi denyut
jantung. Berbagai gejala ini mulai muncul dalam beberapa jam dan
dapat bertahan selama berhari-hari hingga berbulan-bulan. (Constance
Sinclair, 2010 Hal 147-148)
c. Dampak Merokok Selama Laktasi
Merokok pada ibu juga berkaitan dengan angka menyusui yang
lebih rendah dan penyapihan yang lebih dini. Bayi yang diberikan ASI
dari ibu perokok lebih sedikit tidur ketika diberi makan setelah ibunya
baru merokok. Bayi-bayi tersebut memiliki kadar nikotin dalam urin
10 kali lipat lebih tinggi dibandingkan bayi yang menyusu dari botol,
dan sampai 50 kali lebih tinggi dibandingkan bayi dari ibu yang tidak
merokok.
e. Pemeriksaan diagnostic
a) Skrin toksikologi : mengidentifikasi obat yang digunakan dan status
terkini.
b) Pemeriksaan darah lengkap (hitung darah lengkap/ HDL, glukosa
serum, elektrolit; menentukan adanya status anemia atau nutrisi).
c) Ultrasonografi: melokalisasi implantasi plasenta, mengkaji ukuran
janin dalam hubungannya dengan panjang gestasi.
d) Rontgen dada: menunjukkan adanya pneumonia, benda asing, emboli
ataupun edema pulmoner.
e) Skerining tes/ kultur: menentukan adanya penyakit infeksius.
f. Penatalaksanaan untuk ibu hamil yang merokok
1. Penatalaksanaan ibu hamil perokok pasif

Menghindari ! sebisa mungkin untuk berusaha menjauh jika

melihat orang yang sedang merokok


Jika sedang berada diarea umum dan sudah jelas ada larangan
merokok , tak perlu ragu dan sungkan untuk menegur orang yang

tengah merokok!
Jika perlu gunakan masker untuk mengurangi jumlah asapa rokok

yang terhirup
Tingkatkan daya tahan tubuh dengan mengkonsumsi makanan

yang bergizi
Selama kehamilan , pantau terus perkembangan janin, misal
apakah berat badan nya sesuai dengan umur kehamiln. Sehingga

,gangguan yang terjdi dapt dideteksi dan ditangani sejak dini.


Jika perlu bentengi diri dengan asupan vitamin anti oksidan seperti
vitamin C dan E yang banyak di dalam sayuran atau buh atau

tablet.
2. Penatalaksanaan ibu hamil perokok aktif
Berikan sebuah penyuluhan kepada ibu hamil yang ketergantungan
rokok bahwa merokok dalam keadaan hamil memiliki efek

negative pada janin dan ibu sendiri.


lakukan terapi pengganti nikotin dengan cara mengganti rokok

dengan menggunakan permen karet.


Usahakan agar berhenti merokok secara bertahap demi kesehatan

janin.
Konsultasikan dengan dokter kandungan apabila terjadi gangguan
dengan janin sebelum terlambat.

B. ASUHAN KEPERAWATAN
a. Pengkajian
a) Identitas klien
Kajian ini meliputi nama, inisial, umur, jenis kelamin, agama,
suku, pendidikan, pekerjaan yang terpapar sinar matahari misalnya:
petani, buruh bangunan dan lain-lain dan tempat tinggal klien. Selain
itu perlu juga dikaji nama dan alamat penanggung jawab serta
hubungannya dengan klien.
b) Keluhan Utama Masuk RS
Meliputi alasan masuk rumah sakit, kaji keluhan klien, kapan
mulai tanda dan gejala. Faktor yang mempengaruhi, apakah ada upayaupaya yang dilakukan.
c) Riwayat Kesehatan Sekarang
Berupa penyakit dahulu yang pernah diderita yang berhubungan
dengan keluhan sekarang. Pola PORST dapat digunakan untuk
menanyakan keluhan klien, dapat dikembangkan pengkajian sebagai
berikut:
P = Provocative/paliatif (pencetus)
Q = Quality/ Quantity (kualitas)
R = Region (lokasi)
S = Severity Scale (tingkat keparahan)
T = Timing (waktu)
d) Riwayat Kesehatan Dahulu (RKD)
Bagaimana Riwayat kesehatan dahulu klien dan pola hidupnya
sebelum dan selama kehamilan
e) Riwayat Kesehatan Keluarga (RKK)
Tanyakan ada apa tidaknya anggota keluarga yang merokok
f) Data Dasar Pengkajian Pasien
Kaji beberapa hal sebagai berikut
Kurang energi/ kelelahan, malaise
Tidak bias tidur/ insomnia sirkulasi.
Hipertensi sistemik, hipotensi ortostatik
Takikardi, palpitasi
Aritmia ventrikel
Riwayat endokarditis, spasme arteri koroner tiba- tiba, infark

miokard.
Integritas ego
Kehamilan biasanya tidak direncanakan

Dapat mengekspresikan kebimbangan tentang kehamilan (mis;


isu- isu aborsi, adopsi mengenai keterlibatan lembaga sosial/

legal.
Harga diri rendah; merasa bersalah karena menggunakan zat
Adanya stresor (masalah ekonomi,gaya hidup)
Peningkatan kebutuhan ketergantungan
Keterampilan koping/ sistem pendukung tidak adekuat.

Makanan/ cairan
Perubahan nafsu makan, anoreksia, mual, muntah.
Masukan nutrisi/ cairan tidak adekuat
Penambahan berat badan rendah higiene
Hygiene oral/ tubuh buruk Neurosensoris
Pusing
Penurunan lapangan perhatian,
Iritabillitas, depresi, Nyeri/ ketidaknyamanan
Ambang nyeri rendah atau penurunan respon terhadap nyeri
Nyeri otot, sakit kepala
Kontraksi uterus awal Pernapasan
Drainase sinus nasal, mukosa terinflamsi, kerusakan septal.
Takipnea
Sering sakit tenggorok
Riwayat pneumonia berulang keamanan
Hipertermia, diaphoresis
Riwayat cedera traumatik; penyalahgunaan fisik/ emosional
Pemeliharaan lingkungan rumah tidak adekuat.
Riwayat ikterik
Skrin positif terhadap hepatitis, hubungan seksual atau HIV
Masalah obstetrik sebelumnya (mis; abrupsio plasenta, ketuban

pecah dini)
Hiperaktivitas janin, bradikardi seksualitas.
Penurunan libido
Riwayat fundus tidak sesuai dengan panjang gestasi
Bercak/ pendarahan vagina interaksi social.
Kurang sistem pendukung
Hubungan/ keluarga pecah ( perilaku manipulatif)
g) Pemeriksaan Fisik (Head To Toe)
I : Inspeksi
P : Palpasi
P : Perkusi

A : Auskultasi Pemeriksaan fisik merujuk pada manifestasi klinis dan


keluhan utama
h) Lakukan Pemeriksaan Penunjang jika diperlukan
b. Diagnosa keperawatan
1. Resiko Tinggi cidera pada janin berhubungan dengan persalinan
preterm.
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada ibu hamil berhubungan
dengan penggunaan rokok
c. Intervensi
1. Resiko Tinggi cidera pada janin berhubungan dengan persalinan
preterm.
Pantau terapi tokolisis melalui IV.
Rasional: Persalinan premature disupresi tanpa terjadi toksisitas

Pantau status ibu dan janin.


Rasional: Mengetahui kondisi janin dan ibu.

Anjurkan klien utk mengambil keputusan, lakukan tirah baring,


alihkan perhatian dan menjaga kebersihan
Rasional: Menunjukkan penghargaan terhadap kemampuan klien
dlm mengambil keputusan shg klien merasa akan lebih kuat.

Siapkan kepulangan klien dengan pemberian obat oral dan cara


mengenali tanda persalinan premature, apa dan bagaimana
melaporkannya : sumber orang yang dapat dihubungi saat
diperlukan.
Rasional: Pengetahuan

pemberian

dasar

dlm

mengambil

keputusan : merupakan proses yg membantu dlm mengembangkan


keterampilan koping, yg bisa membantunya dlm melewati sisi
hidup yang lain.
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada ibu hamil berhubungan
dengan penggunaan rokok
Beri si Ibu konsultasi tentang konsultasi wanita hamil dan janin
Rasional: Klien kurang memahami kebutuhan nutrisi selama hamil
Bersama-sama keembangkan rencana makan yang meliputi jadwal,
lingkungan, dan jenis makanan yang disukai/ tidak disukai.
Rasional: Penyalahguna zat sering sekali lupa makan / lupa
makanan kesukaannya

d. Implementasi
1. Resiko Tinggi cidera pada janin berhubungan dengan persalinan
preterm.
Memantau terapi tokolisis melalui IV.
Memantau status ibu dan janin.
Menganjurkan klien utk mengambil keputusan, lakukan tirah

baring, alihkan perhatian dan menjaga kebersihan


Menyiapkan kepulangan klien dengan pemberian obat oral dan
cara mengenali tanda persalinan premature, apa dan bagaimana
melaporkannya : sumber orang yang dapat dihubungi saat

diperlukan
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada ibu hamil berhubungan
dengan penggunaan rokok
Memberi si Ibu konsultasi tentang konsultasi wanita hamil dan

janin
Bersama-sama mengembangkan rencana makan yang meliputi
jadwal, lingkungan, dan jenis makanan yang disukai/ tidak disukai

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kehamilan adalah hasil dari pembuahan antara sel telur dengan sperma
yang terjadi dalam tuba pallopi, yang kemudian akan tumbuh didalam rahim
menjadi janin. Sedangkan Rokok adalah benda beracun yang memberi efek
santai dan sugesti merasa lebih jantan. Di balik kegunaan atau manfaat rokok
yang secuil itu terkandung bahaya yang sangat besar bagi orang yang merokok
maupun orang di sekitar perokok yang bukan perokok.
Dampak dari merokok bagi ibu hamil sangat berbahaya, pada janin
dapat menyebabkan kelahiran berat badan menurun, lahir premature dan
sebagainya. Sedangkan pada ibu hamil sendiri Merokok meningkatkan fisik
penyakit paru obstruktif menahun, kanker servik, infertilitas, awitan
menopause lebih dini, dan kehamilan ektropikal.
B. SARAN
Dengan makalah yang telah kami buat ini, semoga teman-teman yang
membacanyadapat mengerti dan menjadikannya sebagai panduan untuk
mengerjakan tugas kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA
http://yonokomputer.com/2014/05/asuhan-keperawatan-ibu-hamilketergantungan-merokok/
https://herrysusant.wordpress.com/2010/03/05/tip-kurangi-bahaya-ibu-hamilperokok-pasif-bagi-bayi/

Anda mungkin juga menyukai