Anda di halaman 1dari 22

TUGAS KELOMPOK

IMUNISASI

OLEH
KELOMPOK II

Rezky Amalia Arta


Siti Hadina
Sufandi Said
Suratman Kayano

: 012-071-014-015
: 012-071-014-021
: 012-071-014-0
: 012-071-014-0

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU


KESEHATANUNIVERSITAS ISLAM MAKASSAR
MAKASSAR
2014

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat allah SWT. karena dengan rahmat
dan karunianyalah kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Selawat
dan salam juga kita panjatkan kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW.
Kami sadar bahwa makalah yang kami susun ini masih punya banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari bapak/ibu
dosen, agar kami dapat belajar dari kesalahan dan tidak mengulanginya untuk
kedua kalinya. Dan ucapan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu
penyelesaian makalah ini. Harapan kami mudah-mudahan makalah ini dapat
memenuhi harapan kita semua.

Makassar, November 2014


Penulis

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A.
B.
C.
D.
E.
F.

Pengertian Imunisasi
Macam-Macam Imunisasi
Jenis Jenis Imunisasi
Dosis Pemberian Imunisasi
Efek Samping Dari Imunisasi
Penyakit yang Ditimbul Bagi Anak Yang Tidak Diimunisasi

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Selama dalam proses tumbuh kembang, anak memerlukan asupan gizi
yang kuat, penilaian nilai agama dan budaya, pembiasaan disiplin yang
konsisten dan upaya pencegahan. Salah satu upaya pencegahan penyakit, yaitu
pemberian imunisasi. Pemahaman tentang imunisasi diperlukan sebagai dasar
dalam memberikan asuhan kebidanan terutama pada anak sehat dan implikasi
konsep imunisasi pada saat merawat anak sakit.
Dinegara Indonesia terdapat jenis imunisasi yang diwajibkan oleh
pemerintah dan ada juga yang hanya dianjurkan, imunisasi wajib di Indonesia
sebagaimana telah diwajiban oleh WHO ditambah dengan hepatitis B.
imunisasi yang hanya dianjurkan oleh pemerintah dapat digunakan untuk
mencegah suatu kejadian yang luar biasa atau penyakit endemik, atau untuk
kepentingan tertentu (bepergian) seperti jamaah haji seperti imunisasi
meningitis.
Pemberian imunisasi pada anak yang mempunyai tujuan agar tubuh
kebal terhadappenyakit tertentu, kekebalan tubu juga dapat dpengaruhi oleh
beberapa factor di antaranya terdapat tingginya kadar antibody pada saat
dilakukan imunisasi, potensi antigen yang disuntikan, waktu antara pemberian
imunisasi mengingat efektif dan tidaknya imunisasi tersebut akan tergantung
dari faktor yang mempengaruhinya sehingga kekebalan tubuh dapat
diharapkan pada diri anak.
Jadi pada dasarnya reaksi pertama tubuh anak untuk membentuk
antibodi/antitoksin terhadap antigen, tidaklah terlalu kuat.Tubuh belum
mempunyai pengalaman untuk mengatasinya.Tetapi pada reaksi yang ke-2,
ke-3 dan berikutnya, tubuh anak sudah pandai membuat zat anti yang cukup
tinggi. Dengan cara reaksi antigen-anibody, tubuh anak dengan kekuatan zat

antinya dapat menghancurkan antigen atau kuman; berarti bahwa anak telah
menjadi kebal (imun) terhadap penyakit tersebut.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan imunisasi?
2. Sebutkan macam-macam imunisasi?
3. Sebutkan jenis-jenis dari imunisasi?
4. Bagaimana dosis pemberian imunisasi?
5. Apa efek samping dari imunisasi?
6. Penyakit apa yang ditimbulkan bagi anak yang tidak melakukan
imunisasi?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan imunisasi.
2. Untuk mengetahui macam-macam imunisasi.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis dari imunisasi.
4. Untuk mengetahui dosis pemberian imunisasi.
5. Untuk mengetahui efek samping dari imunisasi.
6. Untuk mengetahui penyakit yang ditimbulkan bagi anak yang tidak
melakukan imunisasi.

BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN IMUNISASI
Imunisasi

adalah

menimbulkan/meningkatkan

suatu
kekebalan

cara

untuk

seseorang

secara

efektif terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak terpapar


dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau sakit ringan.
Pengertian lain dari imunisasi adalah usaha memberikan
kekebalan tubuh pada bayi dan anak dengan memasukkan
vaksin kedalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk
mencegah terhadapa penyakit tertentu. Sedangkan yang
dimaksud dengan vaksin adalah bahan yang dipakai untuk
merangsang pembentukan zat anti yang dimasukkan kedalam
tubuh melalui suntikan seperti vaksin BCG, DPT, campak dan
melalui mulut seperti vaksin volio. Tujuan diberikan imunisasi
adalah diharapkan anak menjadi kebal terhadapapenyakit
sehungga dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas
serta dapat mengurangi kecacatan akibat penyakit tertentu.
B. MACAM-MACAM IMUNISASI
Imunisasi sebagai salah satu cara untuk enjadikan kebal pada bayi dan
anak dari berbagai penyaki, diharapkan anak atau bayi tetap tumbuh dalam
keadaan sehat. Pada dasarnya dalam tubuh sudahmemiliki pertahanan secara
sendiri agar berbagai kuman yang masuk dapat dicegah, pertahanan tubu
tersebut meliputi pertahanan nonspesifik dan pertahanan spesifik, proses
mekanisme pertahanan dalam tubuh pertama kali adalah pertahanan
nonspesifik seperti complemen dan dan makrofag dimana kuman yang masuk
dalam tubuh.
Adapun macam-macam imunisasi yaitu sebagai berikut:
1. Imunisasi aktif

Merupakan pemberian zat sebagai antigen yang diharapkan akan


terjadi suatu proses infeksi buatan sehingga tubuh mengalami reaksi
imunologi spesifik yang akan menghasilkan respon seluler dan humoral
serta dihasilkannya sel memori, sehingga apabila benar-benar terjadi
infeksi maka tubuh secara cepat dapat merespon. Dengan kata lain
imunisasi aktif ini merupakan adalah kekebalan tubuh yang didapat
seorang karena tubuh yang secara aktif membentuk zat antibody. Dalam
imunisasi aktif terdapat empat macam kandungan dalam setiap vaksinnya
antara lain:
a. Antigen merupakan bagian dari vaksin yang berfungsi sebagai zat atau
mikroba guna terjadinya semacam infeksi buatan dapat berupa
polisakarida, toksoid atau viru dilemahkan atau bakteri dimatikan.
b. Pelarut dapat berupa air steril atau juga berupa cairan kultur jaringan.
c. Preservative, stabilizer, dan antibiotika yang berguna untuk
menghindari tubuhnya mikroba dan sekaligus untuk stabilisasi antigen.
d. Adjuvant yang terdiri dari garam aluminium yang berfungsi untuk
meningkatkan imunogenitas antigen.
2. Imunisasi pasif
Merupakan pemberian zat (immunoglobulin) yaitu suatu zat
yangdihasilkan melalui suatu proses infeksi yang dapat berasal dari plasma
manusia atau binatang yang digunakan untuk mengatasi mikroba yang
diduga sudah masuk dalam tubuh yang terinfeksi. Dengan kata lain
imunisasi pasif adalah kekebalan tubuh yang di dapat seseorang yang zat
kekebalan tubuhnya di dapat dari luar.
C. JENIS-JENIS IMUNISASI
Jenis-jenis imunisasi terdiri dari dua bagian yaitu imunisasi yang
diwajibkan dan imunisasi tambahan. Jenis-jenisnya adalah sebagai berikut:
1. Imunisasi Yang Diwajibkan
a. Imunisasi BCG
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah
terjadinya penyakit TBC yang berat sebab terjadinya penyakit TBC
yang primer atau yang ringan dapat terjadi walaupun sudah dilakukan
imunisasi BCG, pencegahan imunisasi BCG untuk TBC pada selaput
otak, TBC milier (pada seluru lapangan paru) atau TBC tulang.

Imunisasi BCG ini merupakan vaksin yang mengandung kuman TBC


yang teah dilemahkan. Frekuensi pemberian imunisasi BCG adalah
Imunisasi DPT yaitu:

Umur : 0 11 bln
Dosis : 0,05 cc
Cara : Intrakutan, lengan kanan
Jumlah suntikan : Satu kali
Efek samping :
1. Reaksi normal
Bakteri BCG ditubuh bekerja dengan sangat lambat. Setelah 2
minggu akan terjadi pembengkakan kecil merah di tempat
penyuntikan dengan garis tengah 10 mm. Setelah 2 3 minggu
kemudian, pembengkakan menjadi abses kecil yang kemudian
menjadi luka dengan garis tengah 10 mm, jangan berikan obat
apapun pada luka dan biarkan terbuka atau bila akan ditutup
gunakan kasa kering. Luka tersebut akan sembuh dan
meninggalkan jaringan parut tengah 3-7 mm.
2. Reaksi berat
Kadang terjadi peradangan setempat yang agak berat atau abses
yang lebih dalam, kadang juga terjadi pembengkakan di
kelenjar limfe pada leher / ketiak, hal ini disebabkan kesalahan
penyuntikan yang terlalu dalam dan dosis yang terlalu tinggi.
3. Reaksi yang lebih cepat
Jika anak sudah mempunyai kekebalan terhadap TBC, proses
pembengkakan mungkin terjadi lebih cepat dari 2 minggu, ini
berarti anak tersebut sudah mendapat imunisasi BCG atau

kemungkinan anak tersebut telah terinfeksi BCG.


b. Imunisasi DPT
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah
terjadinya penyakit difteri. Imunisasi DPT ini merupakan vaksin yang
mengandung racun kuman diferi yang telah dihilangkan racunnya akan
tetapi masih dapat merangsang pembentukan zat anti (toksoid).
Frekuensi pemberian imunisasi DPT adalah tiga kali, yaitu:

Umur : 2 11 bln

Dosis : 0,05 cc
Cara : IM / SC, jumlah suntikan : 3 x
Selang pemberian : Minimal 4 minggu
Efek samping :
1. Panas
Kebanyakan anak akan menderita panas pada sore hari setelah
mendapat imunisasi DPT, tapi panas ini akan sembuh 1 2
hari. Anjurkan agar jangan dibungkus dengan baju tebal dan
dimandikan dengan cara melap dengan air yang dicelupkan ke
air hangat.
2. Rasa sakit di daerah suntikan
Sebagian anak merasa nyeri, sakit, kemerahan, bengkak.
3. Peradangan
Bila pembengkakan terjadi seminggu atau lebih, maka hal ini
mungkin disebabkan peradangan, mungkin disebabkan oleh
jarum suntik yang tidak steril karena :
- Tersentuh
- Sebelum dipakai menyuntik jarum diletakkan diatas tempat
yang tidak steril.
- Sterilisasi kurang lama.
- Pencemaran oleh kuman.
4. Kejang-kejang
Reaksi yang jarang terjadi sebaliknya diketahui petugas reaksi

disebabkan oleh komponen dari vaksin DPT.


c. Imunisasi Polio
Merupakan imunisasi yang dignakan utuk mencegah terjadinya
penyakit poliomyelitis yang dapat menyebabkan kelumpuhan pada
anak. Kandungan vaksin ini adalah virus yang dilemahkan. Frekuensi
pemberian imunisasi polio adalah empat kali. Yaitu sebagai berikut:

Umur : 0 11 bln
Dosis : 2 tetes
Cara : Meneteskan ke dalam mulut
Selang waktu : Berikan 4 x dengan jarak minimal 4 minggu.
Efek samping :

Bila anak sedang diare ada kemungkinan vaksin tidak bekerja


dengan baik karena ada gangguan penyerapan vaksin oleh usus
akibat diare berat.
d. Imunisasi Campak
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah
terjadinya penyakit campak pada anak karena penyakit ini sangat
menular. Kandungan vaksin ini virus yang dilemahkan. Frekuensi
pemberian imunisasi campak adalah 1 kali yaitu sebagai berikut:

Umur : 9 bln.
Dosis : 0, 5 cc
Cara : Suntikan secara IM di lengan kiri atas
Jumlah suntikan : 1 x dapat diberikan bersamaan dengan

pemberian vaksin lain tapi tidak dicampur dalam 1 semprit.


Efek samping vaksin campak : panas dan kemerahan.
Anak-anak mungkin panas selama 1 3 hari setelah 1 minggu
penyuntikan, kadang disertai kemerahan seperti penderita campak
ringan.

e. Imunisasi Hepatitis B
Merupakan

imunisasi

yang

digunakan

untuk

mencgah

terjadinya penyakit hepatitis yang kandungannya adalah HbsAg dalam


bentuk cair. Frekuensi pemberian imunisasi hepatitis 3 kali yaitu
sebagai berikut:

Umur : Mulai umur 0 bulan


Dosis : 0, 5 cc / pemberian
Cara : Suntikan IM pada bagian luar
Jumlah suntikan : 3 x
Selang pemberian : 3 dosis dengan jarak suntikan 1 bulan dan 5

bulan.
Efek samping : tidak ada

Vaksin

Pemberian
Imunisasi

Selang Waktu

Umur

BCG
DPT
Polio
Campak
Hep. B

1x
3 x (1, 2, 3)
4x (1, 2, 3, 4)
1x
3 x (1, 2, 3)

4 mgg
4 mgg
4 mgg

0 11 bulan
2 11 bulan
0 11 bulan
9 11 bulan
0 11 bulan

2. Imunisasi Tambahan
a. Imunisasi MMR
Merupakan imunisasi yang digunakan dalam memberikan atau
mencegah terjadinya penyakit campak (measles), gondong, parotis
epidemika (mumps) dan rubella (campak jerman). Dalam imunisasi
MMR ini antigan yang dipakai adalah virus campak strain Edmonson
yang dilemahkan, virus Rubella strain RA27/3 dan virus gondong.
Vaksin ini tidak dianjurkan oleh bayi usia dibawa 1 tahun karena
dikhawatirkan teradi interverensi dengan antibody maternal yang
masih ada. Khusus pada daerah endemic sebaiknya diberikan
imunisasi campak yang monofalen dahulu pada usia 4-6 bulan atau 911 bulan dan boster dapat dilakukan MMR pada usia 15-8 tahun.

b. Imunisasi Tiphus Abdominalis


Merupakan imunisasi yang digunakan untuk untuk mencegah
terjadinya penyakit tifus abdomialis. Diantaranya kuman yang
dimatikan, kuman yang dilemahkan (vivotif, berna) dan antigen
capsular Vi poliysaccharide (typhim Vi, Pasteur Meriux). Pada vaksin
kuman yang dimatikan dapat diberikan untuk bayi 6-12 bulan adalah
0,1 ml, 1-2 tahun 0,2 ml, dan 2-12 tahun adalah 0,5 ml, pada imunisasi
awal dapat diberikan sebanyak 2 kali dengan interval4 minggu
kemudian penguat setelah satu tahun kemudian. Pada vaksin kuman
yang dilemahkan dapat diberikandalam bentuk capsul enteric coated
sebelum makan pada hari 1,2,5 pada anak diatas usia 6 tahun dan pada
antigen capsular diberikan pada usia diatas dua tahun dan dapat
diulang tiap 3 tahun.
c. Imunisasi Varicella
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah
terjadinya penyakit varicella (cacar air). Vaksin varicella merupakan
virus hidup varicella zoozter strain OKA yang dilemahkan. Pemberian
vaksin varicella dapat diberikan suntikan tunggal pada usia 12 tahun
didaerahtropik dan bila diatas usia 13 tahun dapat diberikandua kali
suntikan dengan interval 4-8 minggu.
d. Imunisasi Hepatitis A
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah
terjadinya penyakit hepatitis A pemberian imunisasi ini dapat diberikan
pada usia diatas dua tahun. Untuk imunisasi awal menggunakan vaksin
Havrix (isinya virus hepatitis A strain HM175 yang inactivated)
dengan 2 suntikan dengan interval 4 minggu dan boster pada enam
bulan kemudian dan apabila menggunakan vaksin MSD dapat
dilakukan tiga kali suntikan pada usia 0, 6 dan 12 bulan.
e. Imunisasi HiB (Hemophilus Influensa Tipe B)
Merupakan

imunisasi

yang

diberikan

untuk

mencegah

terjadinya penyakit influenza tipe b. Vaksin ini adalah bentuk

polisakarida murbi (PRP:purified capsular polysaccharide) kuman H.


Influenza tipe b, antigen dalam vaksin tersebut dapat dikonjugasi
denganprotein-protein lain seperti toksoid tetanus (PRP-T), toksoid
dipteri (PRP-D atau PRPCR50) atau dengan kuman menongokokus
(PRP-OMPC). Pada pemberian imunisasi awal dengan PRP-T
dilakukan dengan tiga suntikan dengan interval 2 bulan kemudian
vaksin PRP OMPC dilakukan dengan 2 suntikan dengan interval 2
bulan kemudian bosternya dapat diberikan padausia 18 bulan.
(Ismoedijanto, 2002).

Vaksin

Pemberian

MMR
Tiphus

Imunisasi
2x
Vaksin 2x

Abdominalis
Varicella
Hepatitis A
Hep. B

Kapsul 2x
1-2x
2x
4x

Selang Waktu

Umur

4 mgg

15-8 tahun
6-12 bulan

3 tahun
4 mgg
4 mgg
2 bulan

6 tahun
12 tahun
0-12 bulan
15-18 bulan

D. EFEK SAMPING IMUNISASI


Imunisasi memang penting untuk membangun pertahanan tubuh
bayi.Tetapi, orangtua masa kini seharusnya lebih kritis terhadap efek samping
imunisasi yang mungkin menimpa Si Kecil.
Pertahanan tubuh bayi dan balita belum sempurna.Itulah sebabnya
pemberian imunisasi, baik wajib maupun lanjutan, dianggap penting bagi
mereka untuk membangun pertahanan tubuh.Dengan imunisasi, diharapkan
anak terhindar dari berbagai penyakit yang membahayakan jiwanya.
Di lain pihak, pemberian imunisasi kadang menimbukan efek samping.
Demam tinggi pasca-imunisasi DPT, misalnya, kerap membuat orangtua waswas. Padahal, efek samping ini sebenarnya pertanda baik, karena
membuktikan

vaksin

yang

dimasukkan

ke

dalam

tubuh

tengah

bekerja.Namun, kita pun tidak boleh menutup mata terhadap fakta adakalanya
efek imunisasi ini bisa sangat berat, bahkan berujung kematian.Realita ini,
menurut Departemen Kesehatan RI disebut "Kejadian Ikutan Pasca
Imunisasi"(KIPI).Menurut Komite Nasional Pengkajian dan Penanggulangan
(KN PP) KIPI, KIPI adalah semua kejadian sakit dan kematian yang terjadi
dalam masa satu bulan setelah imunisasi.
Secara

garis

besar,

tidak

semua

KIPI

disebabkan

oleh

imunisasi.Sebagian besar ternyata tidak ada hubungannya dengan imunisasi.


Untuk lebih jelasnya, berikut ini beberapa faktor KIPI yang bisa terjadi pascaimunisasi:
1. Reaksi Suntikan
Semua gejala klinis yang terjadi akibat trauma tusukan jarum
suntik, baik langsung maupun tidak langsung harus dicatat sebagai reaksi
KIPI.Reaksi suntikan langsung misalnya rasa sakit, bengkak dan
kemerahan pada tempat suntikan.Sedangkan reaksi suntikan tidak
langsung misalnya rasa takut, pusing, mual, sampai sinkope atau pingsan.
2. Reaksi vaksin
Gejala KIPI yang disebabkan masuknya vaksin ke dalam tubuh
umumnya sudah diprediksi terlebih dahulu karena umumnya "ringan".
Misal, demam pasca-imunisasi DPT yang dapat diantisipasi dengan obat
penurun panas.Meski demikian, bisa juga reaksi induksi vaksin berakibat
parah karena adanya reaksi simpang di dalam tubuh (misal, keracunan),
yang mungkin menyebabkan masalah persarafan, kesulitan memusatkan
perhatian, nasalah perilaku seperti autisme, hingga resiko kematian.
Imunisasi kadang dapat mengakibatkan efek samping. Ini adalah tanda
baik yang membuktikan bahwa vaksin betuk-betul bekerja secara tepat :
a. BCG: Setelah 2 minggu akan terjadi pembengkakan kecil dan merah
ditempat suntikan. Setelah 23 minggu kemudian pembengkakan menjadi
abses kecil dan kemudian menjadi luka dengan garis tengah 10 mm.
Luka akan sembuh sendiri dengan meninggalkan luka parut yang kecil.
b. DPT: Kebanyakan bayi menderita panas pada waktu sore hari setelah
mendapatkan imunisasi DPT, tetapi panas akan turun dan hilang dalam

waktu 2 hari. Sebagian besar merasa nyeri, sakit, kemerahan atau bengkak
di tempat suntikan. Keadaan ini tidak berbahaya dan tidak perlu
mendapatkan pengobatan khusus, akan sembuh sendiri.Bila gejala diatas
tidak timbul tidak perlu diragukan bahwa imunisasi tersebut tidak
memberikan perlindungan dan Imunisasi tidak perlu diulang.
c. POLIO : Jarang timbuk efek samping.
d. CAMPAK : Anak mungkin panas, kadang disertai dengan kemerahan 410
hari sesudah penyuntikan.
e. HEPATITIS : Belum pernah dilaporkan adanya efek samping. Perlu
diingat efek samping imunisasi jauh lebih ringan daripada efek penyakit
bila bayi tidak diimunisasi.
E. PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI
1. Tuberkulosis
Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan mycobacterium
tuberculosa. Gejala Badan lemah, Berat badan menurun, Demam,
Berkeringat malam hari, Batuk terus menerus, nyeri dada, Kadang
kadang batuk darah. adapun vaksinnya adalah sebgaai berikut :
Vaksin BCG Strain Paris
Vaksin bentuk beku kering yang mengandung mycobacterium
bovis hidup yang sudah dilemahkan dari strain Paris no. 1173.P2.
Indikasi : Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap tuberkulosa
2. Vaksin DPT
o Difteri
Disebabkan oleh bakteri corynebacterium diphtheriae. Gejala
Radang tenggorokan, Hilan nafsu makan, Demam ringan, Dalam 2-3
hari timbul selaput putih kebiru - biruan pada tenggorokan dan tonsil,
50% meninggal karena gagal jantung.
Vaksin mengandung DPT berupa Toxoid Difteri dan Toxoid
Tetanus yang dimurnikan dan pertusis yang inaktifasi serta vaksin
Hepatitis B yg merupakan sub unit vaksin virus yg mengandung
HBsAg murni dan bersifat non infectious
Indikasi : Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit
difteri, tetanus, pertusis dan hepatitis B
o Pertusis

Disebabkan bakteri corynebacterium diphtheriae. Gejala, Pilek,


Mata merah, Bersin, Demam dan kadang menggigil, Batuk yang
ringan yang lama-kelamaan menjadi batuk lama ( 100 hari )
o Tetanus
Disebabkan oleh clostridium tetani. Gejala

Kaku otot pd

rahang, disertai kaku pada leher, Kesulitan menelan, Kaku otot perut,
Berkeringat dan demam, Pada bayi terdapat jenjang gejala tiba tiba
berhenti menetek (sucking) antara 3 s/d 28 hari setelah lahir, Gejala
berikutnya adalah kejang hebat dan tubuh menjadi kaku
Vaksin yg mengandung Toxoid Tetanus yg telah dimurnikan
dan terabsorbsi kedalam 3 mg/ml aluminium fosfat. Thimerosal 0,1
mg/ml digunakan sebagai pengawet.
Indikasi : Untuk pemberian Kekebalan aktif terhadap tetanus
Vaksin DT
Vaksin yang mengandung toxoid difteri dan tetanus yg telah
dimurnikan
Indikasi : Untuk pemberian kekebalan simultan terhadap difteri dan
tetanus
3. Polio
Polio dengan gejala Lumpuh layu akut pada anak berumur < 15
tahun, Demam dan nyeri otot, Kematian bisa terjadi karena kelumpuhan
otot pernapasan, Penyebaran melalui tinja yang terkontaminasi. adapun
Strategi imunisasi polio (eradikasii) yaitu Imunisasi yang meliputi
peningkatan

imunisasi

rutin

polio,

dan

imunisasi

tambahan,

Mempertahankan afp rate 2/100.000 pada anak < 15 tahun, Pengambilan


specimen yang adekuat dan tepat waktu pada semua kasus afp, dan
Peningkatan kemampuan laboratorium di badan litbangkes untuk
sequensing virus polio
Vaksin Polio (OPV)
Vaksin Polio Trivalent (tOPV) yg terdiri dari suspensi virus
poliomyelitis tipe 1,2 dan 3 (strain sabin) yg sudah dilemahkan.
Indikasi : Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap poliomyelitis
4. Campak

Disebabkan oleh virus myxovirus viridae measles. gejala Demam,


Bercak kemerahan, Batuk, pilek,Conjunctivitis (mata merah) Selanjutnya
timbul ruam pada muka dan leher, kemudian menyebar ketubuh dan
tangan serta kaki. Strategi imunisasi campak (eliminasi) yaitu dengan
Peningkatan cakupan imunisasi rutin , Pemberian imunisasi tambahan :
Kampanye campak 9 59 bulan, Penguatan surveilans campak,
Memperbaiki management.
Vaksin Campak
Vaksin virus hidup yang dilemahkan, setiap dosis mengandung tidak
kurang dari 1000 infectife unit virus strain CAM 70 dan tdk lebih dari 100
mcg residu kanamycin dan 30 mcg residu erythromycin.
Indikasi : Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit campak
5. Hepatitis b
Disebabkan oleh virus hepatitis b, Gejala : Demam, lemah, nafsu
makan menurun, Warna urine seperti teh pekat, kotoran menjadi pucat
(dempul ), Warna kuning bisa terlihat pula pada mata ataupun kulit.
Vaksin Hepatitis b
Vaksin Virus recombinan yg telah diinaktivasikan dan bersifat non
infectious berasal dari HBsAg yang dihasilkan dalam sel ragi
Indikasi : Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap infeksi yang
disebabkan oleh virus hepatitis B.

F. PENYAKIT YANG DITIMBULKAN BAGI ANAK YANG TIDAK


MELAKUKAN IMUNISASI
Sesuai dengan yang diprogramkan oleh organisasi kesehatan dunia
WHO (Badan Kesehatan Dunia), Pemerintah Indonesia menetapkan ada 12
imunisasi yang harus diberikan kepada anak-anak. 5 Diantaranya merupakan
imunisasi yang wajib diberikan sebab fungsinya adalah untuk mencegah anak
dari serangan penyakit penyakit seperti :
1. Tuberkulosis (TBC)
Tuberkulosis, terutama TB paru, merupakan masalah yang timbul
tidak hanya di negara berkembang tetapi juga di negara maju.
Tuberkulosis tetap merupakan salah satu penyebab tingginya angka
kesakitan dan kematian, baik di negara berkembang maupun di negara
maju
faktor resiko infeksi dan faktor resiko progresi infeksi menjadi
penyakit ( resiko penyakit ). Resiko Infeksi TB Faktor resiko terjadinya
infeksi TB antara lain adalah : anak yang memiliki kontak dengan orang
dewasa dengan TB aktif, daerah endemis, penggunaan obat-obat intravena,
kemiskinan, serta lingkungan yang tidak sehat.
2. Hepatitis B yang disebabkan virus hepatitis B yang berakibat pada hati
Penyakit hepatitis B pada bayi menjadi kronik jauh lebih besar (lebih
dari 90 persen) dibandingkan kemungkinan pada orang dewasa."Oleh
karena itu, bagi bayi vaksin hepatitis B mutlak perlu.
Ciri-ciri penderita hepatitis B umumnya tak diketahui secara jelas
karena penderita seperti orang sehat. Akibatnya ia tak segera menyadari
dirinya telah tertular virus hepatitis B, bahkan sudah menularkannya kepada
orang lain. "Sebaiknya, mereka yang memiliki gejala kuning pada mata,
kulit, lesu, tak memiliki nafsu makan serta sakit lambung-seperti maag yang
tak sembuh dalam tempo enam bulan-segera periksa ke dokter
3. Penyakit Polio
Penyakit ini disebabkan virus, menyebar melalui tinja/kotoran orang
yang terinfeksi.Anak yang terkena polio dapat menjadi lumpuh layuh.

Poliomyelitis atau Polio, adalah penyakit paralisis atau lumpuh yang


disebabkan oleh virus. Agen pembawa penyakit ini, sebuah virus yang
dinamakan poliovirus (PV), masuk ke tubuh melalui mulut, menginfeksi
saluran usus.Virus ini dapat memasuki aliran darah dan mengalir ke sistem
saraf pusat menyebabkan melemahnya otot dan kadang kelumpuhan. Kata
Polio sendiri berasal dari bahasa Yunani
4. Penyakit Campak
Penyakit Campak (Rubeola, Campak 9 hari, measles) adalah suatu
infeksi virus yang sangat menular, yang ditandai dengan demam, batuk,
konjungtivitis (peradangan selaput ikat mata/konjungtiva) dan ruam
kulit.Penyakit ini disebabkan karena infeksi virus campak golongan
Paramyxovirus.
Penularan infeksi terjadi karena menghirup percikan ludah penderita
campak.Penderita bisa menularkan infeksi ini dalam waktu 2-4 hari sebelum
rimbulnya ruam kulit dan 4 hari setelah ruam kulit ada.
Penyebab Campak, rubeola, atau measles Adalah penyakit infeksi
yang sangat mudah menular atau infeksius sejak awal masa prodromal, yaitu
kurang lebih 4 hari pertama sejak munculnya ruam. Campak disebabkan
oleh paramiksovirus ( virus campak). Penularan terjadi melalui percikan
ludah dari hidung, mulut maupun tenggorokan penderita campak (air borne
disease ). Masa inkubasi adalah 10-14 hari sebelum gejala muncul.
5. Difteri, pertusis dan tetanus
Difteri disebabkan bakteri yang menyerang tenggorokan dan dapat
menyebabkan komplikasi yang serius atau fatal.
Difteri merupakan penyakit menular yang sangat berbahaya pada
anak anak.Penyakit ini mudah menular dan menyerang terutama daerah
saluran pernafasan bagian atas. Penularan biasanya terjadi melalui percikan
ludah dari orang yang membawa kuman ke orang lain yang sehat. Selain itu
penyakit ini bisa juga ditularkan melalui benda atau makanan yang
terkontaminasi.
Difteri disebabkan oleh kuman Corynebacterium diphtheriae, suatu
bakteri gram positif yang berbentuk polimorf, tidak bergerak dan tidak

membentuk spora.Gejala utama dari penyakit difteri yaitu adanya bentukan


pseudomembran

yang

merupakan

hasil

kerja

dari

kuman

ini.Pseudomembran sendiri merupakan lapisan tipis berwarna putih keabu


abuan yang timbul terutama di daerah mukosa hidung, mulut sampai
tenggorokan.Disamping menghasilkan pseudomembran, kuman ini juga
menghasilkan sebuah racun yang disebut eksotoxin yang sangat berbahaya
karena menyerang otot jantung, ginjal dan jaringan syaraf.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Imunisasi adalah usaha memberikan kekebalan tubuh
pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin kedalam
tubuh

agar

tubuh membuat zat

anti

untuk

mencegah

terhadapa penyakit tertentu. Imunisasi terdiri atas dua


macam yaitu imunisasi akatif dan imunisasi pasif. Imunisasi
aktif adalah system kekebalan tubuh yang dihasilkan oleh
tubuh anak sendiri atau yang didapat dari dalam tubuh,
sedangkan imunisasi pasif adalah imunisasi yang didapat dari
luar tubuh.
Dalam imunisasi terdapat beberapa jenis, diantaranya
BCG, polio, DPT, hepatitis B, campak dan lai-lain. Namun dari
berbagai jenis imunisasi tersebut ada pula efek samping yang
ditimbulkan misalnya penyakit tuberculosis, campak, polio
dan sebagainya.
B. SARAN
Dengan makalah yang telah kami buat ini, semoga teman-teman yang
membacanyadapat mengerti dan menjadikannya sebagai panduan untuk
mengerjakan tugas kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, A Aziz Alimul.2008. pengantar ilmu keperawatan anak. Jakarta:
Salemba Medika
Rahmawati, Sri Pinti. 2007. Analisis Faktor Sumber Daya Manusia Yang
Berhubungan Dengan Hasil Kegiatan Imunisasi Dasar Bayi Oleh Petugas
Imunisasi Puskesmas Di Kabupaten Blora Tahun 2006. Semarang:
Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro.
http://rianjulianto11.blogspot.com/2013/04/makalah-imunisasi.html
http://dinkeskebumen.wordpress.com/2012/11/09/mengenal-berbagaijenis-imunisasi
bagi-anak/
http://timbangrasaclinic.blogspot.com/2011/10/dosis-jumlah-danwaktu-pemberian-serta.html

Anda mungkin juga menyukai