Anda di halaman 1dari 10
SK No. 77/ KPTS / Db / 1990 PETUNJUK TEKNIS PERENCANAAN DAN PENYUSUNAN PROGRAM JALAN KABUPATEN DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Perencanaan Umum Jalan Kabupaten DAFTAR ISI 1. MAKSUD DAN TUJUAN, 1.1 Kebutuhan akan Perencanaan 1.2 Tujuan 2. RUANG LINGKUP PROSEDUR PERENCANAAN 2.1 Kelompok Tugas 2.2 Pencakupan Jaringan Jalan dan Prosedur Penyaringan 2.3 Pengertian Kategori Pekerjaan 2.4 Rangkuman Prosedur Perencanaan 3. KEBUTUHAN SUMBERDAYA 3.1 Kebutuhan Staf 3.2. Tugas Utama 3.3 Jadwal Keseluruhan Tugas 3.4 Pembiayaan 3.5. Kebutuhan Sumber Daya Lainnya Halaman 6 19 19 2 23 23 24 Modul | + Gambaran Umum Perencanaan Umum Jalan Kabupaten 1 MAKSUD DAN TUJUAN 1.1 KEBUTUHAN AKAN PERENCANAAN 1. Tugas yang sangat penting mengenai perencanaan dan persiapan program pekerjaan tahunan untuk jaringan jalan kabupaten, sudah mulai dilakukan secara sistematis Sebelumnya kebanyakan program disusun berdasarkan usulan-usulan ‘ad-hoc’ yang diajukan oleh kabupaten yang kurang didukung dengan perencanaan yang memadai atau dengan evaluasi sehingga didapat pilihan alternatif yang prioritas. Persiapan program lima tahun dengan bantuan Konsultan untuk mendapatkan Bantuan Luar Negeri (BLN), tidak menunjukkan sebagai suatu cara yang efisien dan memuaskan. Dalam kenyataannya aspirasi dan kemampuan daerah kurang dipertimbangkan karena terlalu banyaknya petunjuk dari instansi di tingkat pusat yang memaksakan satu. kerangka kerja yang kaku dan kurang dapat diterima di dalam pemilihan proyek untuk jangka panjang. Rencana-rencana yang dihasilkan dengan cara ini cenderung sudah kadaluarsa, bahkan sebelum pelaksanaannya dapat dimulai, 2. Peranan Kabupaten dalam mempersiapkan program penanganan jaringan jalan sendiri jelas diperlukan untuk menjamin adanya keluwesan dalam mengadakan perubahan-perubahan sesuai kebutuhan daerah dan untuk mengalihkan tanggung jawab instansi tingkat pusat ke tingkat kabupaten. Pada saat yang sama, Pemerintah Pusat dan pihak donor memerlukan jaminan bahwa program semacam ini mempunyai dasar yang rasional dan disusun secara sistimatis. Demikian pula dengan sumber daya ekonomi nasional yang jumlahnya terbatas, supaya dapat digunakan seefisien mungkin, 3. Prosedur perencanaan jalan semacam ini perlu diperkenalkan kepada kabupaten. Pengalaman selama ini menunjukkan bahwa tidaklah cukup hanya dengan menyerahkan suatu buku petunjuk begitu saja untuk diterapkan secara bersama, Untuk memperkenalkan suatu prosedur secara efektif, perlu didukung oleh program pelatihan, bimbingan dan bantuan teknis di tingkat kabupaten, termasuk pengarahan yang tegas dari instansi yang tingkatnya lebih tinggi. Kegiatan ini telah mulai dilakukan sejak tahun 1990 seiring dengan SK No. 77 - Dirjen Bina Marga 4. Keberhasilan juga mungkin dapat lebih dicapai dari pendekatan terpusat_ yang menerima kenyataan bahwa untuk mencakup seluruh jaringan jalan sekaligus dalam sekali studi tidak dapat dilaksanakan. Karena itu perlu dipertimbangkan bahwa untuk mengalihkan prosedur perencanaan dari tingkat pusat ke daerah harus dilakukan melalui suatu periode peralihan beberapa tahun, dimana instansi di tingkat propinsi harus ikut melakukan peranan pemeriksaan dan pengawasan yang dahulu hampir semuanya dilakukan oleh pusat. 5. Keperluan mendasar dalam proses perencanaan adalah untuk membuktikan bahwa dari setiap proyek dapat diharapkan suatu tingkat pengembalian (rate of return) yang dapat dipertanggung-jawabkan. Tanpa melakukan hal ini paling tidak akan memboroskan beberapa sumber daya yang disediakan untuk proyek jalan kabupaten. Untuk memberikan program pekerjaan yang potensial dan melibatkan berbagai proyek dalam skala besar, diperlukan latihan perencanaan yang cukup banyak dengan lengkap. 6. Alasan utama diperlukannya masukan perencanaan dalam skala besar bukannya karena kerumitan metodologi yang diusulkan, namun Karena besarya jumlah Modul 1: Gambaran Umum 7 Perencanaan Umum Jalan Kabupaten 1.2 proyek yang berdiri sendiri yang harus dinilai dan banyaknya jenis proyek yang terlibat. Pengalaman dari beberapa tahun pelaksanaan studi jalan Kabupaten di Indonesia telah menunjukkan bahwa karena besarnya variasi jenis jalan, mulai dari jalan aspal yang dilewati beberapa ribu kendaraan per hari sampai dengan jalan setapak yang tidak dapat dilewati kendaraan, menyebabkan setiap proses perencanaan harus mempertimbangkan ruas-ruas jalan atas dasar kondisi masing- masing dengan suatu bentuk penaksiran yang sesuai supaya rekomendasi yang dihasilkan mempunyai kelayakan yang memadai. Bagian pokok dari proses perencanaan ini meliputi suatu kegiatan survai pengumpulan data yang diperlukan, terutama dalam hal lokasi jalan, panjang dan kondisinya saat ini, serta informasi mengenai tingkat lalu lintas atau jumlah penduduk pengguna jalan yang bersangkutan (informasi seperti ini seringkali tidak tersedia sulit didapatkan). Bagian pokok berikutnya adalah kegiatan evaluasi proyek dengan dengan menggunakan data hasil survai di atas. Ada beberapa metode penaksiran atau evaluasi yang dapat dilaksanakan; metode yang paling sederhana yakni penyusunan peringkat proyek dengan menggunakan cara indeks menunjukkan korelasi_ yang Jemah dari hasil evaluasi ekonomi. Karena itu pada prosedur ini cara tersebut tidak digunakan dan dipakai suatu sistim yang tetap berhubungan langsung dengan kriteria ekonomi konvensional. Sistim ini tidak memerlukan tambahan data survai dan waktu analisa yang berarti, ataupun tingkat keahlian yang lebih tinggi dari pada yang dibutuhkan oleh metode yang paling sederhana tadi TUJUAN ‘Tujuan umum dari Prosedur Perencanaan dan Penyusunan Program ini adalah = Untuk menyusun prioritas penangan jalan sesuai dengan dana yang tersedia dengan cara yang efisien, agar menunjang pembangunan ekonomi dan sosial daerah tersebut. ‘Tujuan khusus-nya adalah untuk : = Memberi pengetahuan kepada staf kabupaten di dalam melaksanakan_pekerjaan survai, analisa dan evaluasi, sesuai dengan prosedur yang sistematis dan menuju ke arah persiapan yang tepat waktu dari program tahunan dalam standar yang, konsisten. = Memberi kepastian bahwa alokasi sumber daya berdasarkan kategori pekerjaan (yakni, pekerjaan berat, pemeliharaan dan pekerjaan ringan lain) ditentukan secara rasional. = Memberi kepastian bahwa penentuan pemilihan prioritas pekerjaan berat, didasarkan atas kriteria ekonomi yang sederhana namun rasional, sehingga dapat memberikan tingkat kepercayaan yang memadai baik bagi donor maupun instansi pemerintah bahwa investasi yang diusulkan telah sesua. = Mendokumentasikan dan membangun database’ dari informasi_ mengenai jaringan jalan untuk keperluan pemantauan dan perencanaan lebih lanjut. = Dapat mencakup perencanaan bagi semua pembiayaan jalan kabupaten, tanpa melihat darimana sumber pendanaannya. Modul 1: Gambaran Umum 2 Perencanaan Umum Jalan Kabupaten 2 RUANG LIN 2.1 KELOMPOK TUGAS 3KUP PROSEDUR PERENCANAAN 1. Prosedur perencanaan dibagi dalam lima komponen utama atau kelompok tugas, dimana setiap kelompok tercakup dalam bagian terpisah dalam buku petunjuk ini = Tugas1 : KAJIULANG DAN PEMUTAKHIRAN DATABASE = Tugas2 : SURVAI = Tugas3 : ANALISA = Tugas4 : PENAKSIRAN BIAYA = TugasS : PERSIAPAN PROGRAM TAHUNAN 2. Bagan alir yang telah disederhanakan pada Gambar | menunjukkan rangkaian pokok kegiatan-kegiatannya. Gambar 2 menunjukkan aliran tugas serta keterkaitannya satu sama lain secara lebih terinci. 3. Perencanaan harus dilihat sebagai suatu siklus kegiatan yang berkesinambungan dengan maksud untuk menyusun suatu gabungan informasi mutakhir mengenai seluruh jaringan jalan. Informasi perencanaan disusun untuk memberikan suatu program tahunan, namun prosesnya tidak hanya berhenti disitu. Program tahuna harus merupakan bagian dari suatu strategi untuk jangka yang lebih panjang bagi seluruh jaringan, yaitu rencana yang bergulir dan mencakup beberapa tahun, 4, Siklus perencanaan dengan pembagian waktunya secara umum digambarkan seperti di bawah ini DAUR PERENCANAAN TAHUNAN Kaji Ulang & Pemutakhiran Database [7 Pemeliharaan Terinel Mai- Jun Survai Analisa dan Disain Penaksiran Biaya Sep-Nop Penyusunan Peringkat Modul I ; Gambaran Umum 3 Perencanaan Umum Jalan Kabupaten saa s30-aon, d0N- eas. as nov 13H NE pivwoowd wwNNSAANd pen rvawns NO ONIN IPH sity asvaviva NvaIHMWunWad Nva ONVIn Irv nvavistad NALVdNgVy NV IVP NVYNVONIY3d YNGASONd VHONVYS | YVENVS ‘Gambaran Umum Modul T Perencanaan Umum Jalan Kabupaten fol sare N3LVdN8Vy NV TWP NVWNVYONSYSd YNdSsOud 2 YVEWVO jambaran Umum Gi Modul T Perencanaan Umum Jalan Kabupaten 2.2. PENCAKUPAN JARINGAN JALAN DAN ROSEDUR PENYARINGAN 1. Prosedur Perencanaan ini dimaksudkan untuk diterapkan pada seluruh jaringan jalan Kabupaten secara sistematis. 2. Data survai terbaru yang dapat diandalkan dari setiap ruas dalam jaringan jalan harus tersedia sehingga pilihan pekerjaan yang diperlukan dapat dipertimbangkan dan disusun dalam urutan prioritas. Alokasi dana yang rasional hanya dapat dibuat bila datanya lengkap untuk seluruh jaringan jalan. 3. Jaringan jalan tersebut dibagi dalam dua bagian = Jalan mantap (stabil ; selalu dapat diandalkan untuk dilalui kendaraan roda 4 sepanjang tahun), terutama yang kondisinya sudah “baik/sedang’ yang hanya ‘memerlukan pemeliharaan. = Jalan tidak mantap (tidak stabil ; tidak dapat diandalkan untuk dilalui kendaraan roda 4 sepanjang tahun), terutama yang kondisinya “rusak/rusak berat’ yang memerlukan ‘pekerjaan erat’ (rehabilitasi, perbaikan, konstruksi), termasuk jalan tanah yang saat ini tidak dapat dilewati kendaraan roda-4 4. Untuk menjaga kemutakhiran data inventarisasi jalan seluruh jaringan (agar umur datanya selalu tidak akan lebih dari tiga tahun) perlu dilakukan hal berikut = Pada jalan-jalan yang mantap, setiap tahunnya harus dilakukan ~Survai Penjajagan Kondisi Jalan’ (S1) = Pada jalan-jalan yang tidak mantap, setiap tahunnya harus dilakukan “Survai Penyaringan Jalan’ (S2) pada sepertiga bagian jalan saja, sehingga seluruh bagian jalan dapat tercakup dan selesai disurvai dalam daur tiga tahun. = Pada jalan-jalan yang tidak mantap, dibagi dalam tiga bagian yang kira-kira sama, lalu setiap tahun satu bagian harus dicakup dalam “Survai Penyaringan Jalan’ ($2), sehingga seluruh bagian jalan dapat tercakup dan selesai disurvai dalam daur tiga tahun. 5. Pada prinsipnya semua jalan mantap setiap tahunnya harus mendapatkan prioritas untuk ditangani dengan pemeliharaan rutin dan/atau berkala. Untuk itu, informasi survai yang terbaru diperlukan untuk menentukan kebutuhan teknis yang tepat, karenanya survai tahunan sangat perlu dilaksanakan. Survai $1 digunakan untuk memperbaharui informasi inventarisasi jalan sebagai bagian dari prosedur perencanaan yang sekaligus digabung dengan survai penyaringan pemeliharaan tahap pertama dalam persiapan pemeliharaan tahunan (lihat petunjuk terpisah untuk Persiapan Program Pemeliharaan Jalan Kabupaten) 6. Di banyak kabupaten, jaringan jalan yang tidak mantap masih lebih besar dari jaringan jalan yang mantap dan dana untuk pekerjaan berat yang diperlukan melebihi dana yang tersedia, Karenanya diperlukan suatu sistim untuk menyaring dan menyusun urutan proyek, terutama yang berdasarkan kriteria ekonomi. Survai penyaringan kondisi jalan (S2) dikaitkan dengan survai-survai lain yang mengukur permintaan akan angkutan, dilakukan untuk keperluan tersebut. 7. Manfaat peningkatan suatu jalan dapat dihitung dengan cara, membandingkan kondisi jalan saat ini dengan yang diharapkan, dan dengan memperkirakan jumlah Modul 1: Gambaran Umum 6 Perencanaan Umum Jalan Kabupaten Jalu lintas yang diharapkan. Manfaat ini kemudian dapat diperbandingkan dengan perkiraan biaya peningkatan jalan, untuk memberikan tingkat pengembalian ekonomi proyek (misalnya, Net Present Value = nilai bersih saat ini atau NPV/Km), Kemudian sejumlah proyek dapat disusun peringkatnya dan proyek yang NPV/km- nya tertinggi harus dipilih untuk dilaksanakan terlebih dahulu. Dengan cara ini baik kabupaten maupun secara nasional dapat memanfaatkan dengan sebaik mungkin keadaan kelangkaan dana tersebut. 8. Jaringan jalan yang tidak mantap selanjutnya dapat dibagi lagi kedalam dua kelompok : = Jalan terbuka yang dapat dilalui kendaraan roda-4 untuk sepanjang tahun, = Jalan tertutup yang tidak dapat dilalui kendaraan roda-4 untuk sepanjan; sebagian tahun 9. Permintaan akan angkutan pada jalan yang terbuka bagi kendaraan roda-4, bisa diperkirakan dengan baik melalui survai lalu lintas yang ada (S5). Sedangkan pada jalan yang tertutup lalu-lintas yang ada bukan merupakan suatu ukuran yang baik bagi permintaan angkutan yang potensial, untuk itu dilakukan perkiraan dari jumlah penduduk yang terlayani oleh jalan dan dari tingkat hambatan akses yang dialami sekarang. Data ini diperoleh langsung dari survai penduduk (S7) dan survai hambatan lalu-lintas (S8). 10 Gambaran bagaimana jaringan jalan kabupaten dicakup oleh studi perencanaan dapat dilihat pada gambar berikut Gambar 3. CAKUPAN § SURVAI JARINGAN JALAN Tahun ke-1 Tahun ke-2 Tahun ke-3 Wilayah Perencanaan 1 | Wilayah Perencanaan 2 | Wilayah Perencanaan 3 Zacea weap Jalan Kondist Baik /Sedang Survai Tahunan $1 dan 20% SS weazre Modul 1 : Gambaran Umum 7 Perencanaan Umum Jalan Kabupaten 11. Karena jaringan jalannya berkembang, maka lebih banyak jalan yang akan pindah dalam kelompok mantap dan memerlukan survai tahunan untuk pemeliharaan, Data Jalu lintas juga diperlukan untuk kelompok ini, supaya standar teknis dan standar biaya yang sesuai dapat diterapkan. Target yang harus dicakup adalah paling sedikit 20 % dari jaringan yang mantap dilakukan survai lalu-lintas setiap tahunnya, sehingga tidak akan ada ruas jalan yang data lalu lintasnya lebih lama dari lima tahun. 12. Pada saat informasi tentang kebutuhan pemeliharaan dan tingkat lalu- lintas telah meningkat, sistim prioritas secara ekonomi dilakukan juga terhadap pekerjaan pemeliharaan berkala yang terpadu dengan sistim untuk pekerjaan berat. 13. Meskipun telah dilakukan pemeliharaan, beberapa jalan yang mantap akan memburuk ke kondisi “rusak/rusak berat’, sementara lainnya mungkin memerlukan pelebaran atau perkuatan karena lalu-lintasnya meningkat. Karena itu setiap tahunnya, sejumlah ruas dicakup dalam survai $2, sebagai hasil dari survai penjajagan (S1) sebelumnya. 14, Pada saat jaringan jalannya berkembang dan menjadi mantap, maka proporsi ruas jalan yang dievaluasi dengan metode alu lintas akan bertambah, namun sebagian besar jalan tanah akan tetap perlu dievaluasi dengan metode kependudukan. Sebagian kecil ruas, khususnya jalan baru yang menuju wilayah pertanian potensial yang luas atau jalan-jalan baru yang akan mengalihkan rute lalu lintas, tidak dapat dicakup oleh metode evaluasi umum dalam prosedur perencanaan ini, sebagai gantinya diperlukan "studi khusus” yang harus dilaksanakan oleh staf dengan kemampuan khusus pula. 15. Diagram di bawah ini menggambarkan bagaimana jaringan jalan akan dicakup oleh jenis-jenis studi yang berbeda. KATEGORI STUDI PERENCANAAN JALAN TERBUKA JALAN TERHAMBAT DAN BAGI KENDARAAN RODA 4 TERTUTUP BAGI_KENDARAAN RODA 4 | HAMBATAN | HAMBATAN | HAMBATAN RENDAH SEDANG PENAKSIRAN MANFAAT LALULINTAS PENAKSIRAN MANFAAT PENDUDUK STUDI ¢ Modul I ; Gambaran Umum 8

Anda mungkin juga menyukai