Anda di halaman 1dari 30

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK

INDONESIA
NOMOR 61 TAHUN 2013
TENTANG
PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF

PERTIMBANGAN
Amanat ps 27 ayat
2 UU No. 10 Th
1997:
Ketentuan tentang
pengelolaan
limbah radioaktif
termasuk
pengangkutan dan
penyimpanan
diatur dengan PP

PP No 27 Tahun
2002
Tentang
Pengelolaan
Limbah Radioaktif

PP No 61 Tahun
2013
Tentang
Pengelolaan
LimbahRadioaktif

SISTIMATIKA
Ketentuan Umum
Pelaksana Pengelolaan Limbah Radioaktif
Pengelolaan ZRA Terbungkus Yang Tidak Digunakan
Pengelolaan ZRA Terbuka Yg Tidak Digunakan dan Bahan Serta
Peralatan Yg Terkontaminasi Dan/Atau Teraktivasi Yang Tidak
Digunakan
Pengelolaan Bahan Bakar Nuklir Bekas
Pembinaan Pelaksanaan Pengelolaan Limbah Radioaktif
Perpindahan Lintas Batas
Sanksi Administratif
Ketentuan Penutup
Penjelasan

KETENTUAN UMUM
Pengelolaan LIRA
pengumpulan, pengelompokan, pengolahan,
pengangkutan, penyimpanan, dan/atau pembuangan LIRA
Limb radioaktif (LIRA)
adl zat radioaktif(ZRA) dan/atau bhn serta peralatan yg tlh
terkena ZRA atau menjadi radioaktif krn pengoperasian
inst nuk atau inst yg manfaatkan rad pengion yg tdk dpt
digunakan lagi.
Penghasil LIRA
Pemegang ijin pemanfaatan SRP atau bahan nuklir dan
atau izin pembangunan, pengoperasian dan
dekomisioning inst. Nuklir yg krn kegiatannya
menghasilkan lira

Bahan bakar nuklir bekas


Bbn teradiasi yg dikeluarkan dari teras reaktor scr permanen
dan tdk digunakan lagi dlm kondisinya saat ini karena
penyusutan bhn fisil peningkatan racun atau kerusakan
akibat radiasi.
Klirens
Pembebasan zra terbuka, lira atau bhn dan peralatan
terkontaminasi dan atau teraktivasi dari pengawasan
Tingkat klirens
Nilai konsentrasi dan atau aktivitas total radionuklida
tunggal atau campuran yg ditetapkan oleh BAPETEN yg
apabila kons aktiv dan atau aktiv total radionuklida di
bawah nilai tsb dapat dibebaskan dari pengawasan

Klasifikasi Lira :
a. Limbah Radioaktif tingkat rendah;
b. Limbah Radioaktif tingkat sedang; dan
c. Limbah Radioaktif tingkat tinggi.
Limbah Radioaktif tingkat rendah dan tingkat sedang :
a. zat radioaktif terbungkus yang tidak digunakan;
b. zat radioaktif terbuka yang tidak digunakan; atau
c. bahan dan peralatan terkontaminasi dan/atau teraktivasi
yang tidak digunakan.
Limbah Radioaktif tingkat tinggi berupa Bahan Bakar Nuklir
Bekas.

PELAKSANA PENGELOLAAN LIRA


Pengelolaan Limbah Radioaktif dilaksanakan oleh Penghasil
Limbah Radioaktif dan BATAN dengan IJIN sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan mengenai perizinan
pemanfaatan sumber radiasi pengion.
BATAN melaksanakan Pengelolaan Limbah Radioaktif yang
berasal dari Penghasil Limbah Radioaktif yang telah
diserahkan kepadanya.
BATAN dalam melaksanakan Pengelolaan Limbah Radioaktif
dapat bekerja sama dengan atau menunjuk badan usaha milik
negara, koperasi, dan/atau badan swasta.

PENGELOLAAN ZAT RADIOAKTIF TERBUNGKUS


YANG TIDAK DIGUNAKAN
a. Pengumpulan dan pengelompokan
Kewajiban Penghasil Limbah Radioaktif
Penghasil Limbah Radioaktif :
mengirim kembali ke negara asal; atau
menyerahkan kepada BATAN.
persetujuan pengiriman kembali ke negara asal atau
BATAN dari Kepala BAPETEN
permohonan penetapan penghentian kegiatan

BATAN wajib melakukan pengumpulan dan pengelompokan


yang diserahkan oleh Penghasil Limbah Radioaktif.
Selama pengumpulan dan pengelompokan BATAN dapat
melakukan kajian untuk menentukan zat radioaktif
terbungkus yang tidak digunakan sebagai:
a. zat radioaktif terbungkus yang dapat digunakan kembali;
b. zat radioaktif terbungkus yang dapat didaur ulang; atau
c. Limbah Radioaktif.
Kepala BATAN menerbitkan laporan hasil kajian penentuan zat
radioaktif terbungkus yang tidak digunakan
Kajian memenuhi standar, pedoman, persyaratan, dan/atau
prosedur yang ditetapkan oleh Kepala BATAN

Kepala BATAN menerbitkan sertifikat


yang menyatakan zat radioaktif terbungkus dapat
dimanfaatkan kembali.
Yang menentukan sebagai zat radioaktif terbungkus yang
dapat didaur ulang dan telah diuji atau distandardisasi ulang
untuk dapat dimanfaatkan kembali.
Pemanfaatan kembali zat radioaktif memenuhi ketentuan
peraturan perundangan-undangan mengenai perizinan
pemanfaatan sumber radiasi pengion

Pengolahan dan Penyimpanan


Metode Pengolahan :
peluruhan aktivitas; dan
pengondisian.
Penyimpanan :
BATAN wajib melakukan penyimpanan hasil pengolahan zat
radioaktif terbungkus di fasilitas penyimpanan.
Fasilitas penyimpanan harus memenuhi persyaratan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai
perizinan pemanfaatan sumber radiasi pengion.

Pengangkutan dan pembuangan


Pengangkutan :
BATAN dapat melaksanakan pengangkutan zat radioaktif terbungkus tidak
digunakan yang telah ditentukan sebagai Limbah Radioaktif setelah
kegiatan pengolahan atau penyimpanan.
Memenuhi aturan keselamatan dan keamanan pengangkutan zra
Pembuangan :
BATAN melaksanakan pembuangan zat radioaktif terbungkus tidak
digunakan yang telah ditentukan sebagai Limbah Radioaktif pada fasilitas:
a. dekat permukaan tanah; atau
b. kedalaman sedang.
Pembangunan, pengoperasian, dan penutupan fasilitas pembuangan wajib
memiliki izin dari Kepala BAPETEN., diatur sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

Perekaman dan Pelaporan


Penghasil Limbah Radioaktif selama melakukan pengumpulan dan
pengelompokan zat radioaktif terbungkus yang tidak digunakan wajib
melakukan perekaman yang meliputi:
a. inventarisasi zat radioaktif terbungkus yang tidak digunakan; dan
b. kegiatan pengumpulan dan pengelompokan zat radioaktif
terbungkus yang tidak digunakan.
Hasil perekaman wajib dilaporkan kepada Kepala BAPETEN paling sedikit 1
(satu) kali dalam 6 (enam) bulan.
BATAN selama melakukan pengolahan, penyimpanan, dan pembuangan
zat radioaktif terbungkus tidak digunakan yang telah ditentukan sebagai
Limbah Radioaktif wajib melakukan perekaman yang meliputi:
a. inventarisasi zat radioaktif terbungkus yang tidak digunakan;
b. kegiatan pengolahan, penyimpanan, dan pembuangan zat radioaktif
terbungkus yang tidak digunakan.
Hasil perekaman wajib dilaporkan kepada Kepala BAPETEN paling sedikit 1
(satu) kali dalam 6 (enam) bulan.

PENGELOLAAN ZAT RADIOAKTIF TERBUKA, BAHAN SERTA


PERALATAN YANG TERKONTAMINASI DAN/ATAU TERAKTIVASI
Pengumpulan dan Pengelompokan
Penghasil Limbah Radioaktif wajib melakukan pengumpulan dan
pengelompokan zat radioaktif terbuka yang tidak digunakan dan bahan
serta peralatan yang terkontaminasi dan/atau teraktivasi yang tidak
digunakan.
Pengolahan dan Penyimpanan
Penghasil Limbah Radioaktif wajib melakukan pengolahan zat radioaktif
terbuka yang tidak digunakan dan bahan serta peralatan yang
terkontaminasi dan/atau teraktivasi yang tidak digunakan.
Pengolahan dilakukan dengan metode:
a. peluruhan aktivitas;
b. reduksi volume;
c. pengubahan komposisi; dan/atau
d. pengondisian.

Pengolahan dilakukan hingga radioaktivitas mencapai nilai di


bawah atau sama dengan Tingkat Klirens.
Selama atau setelah pengolahan mencapai nilai dibawah atau
sama dengan Tingkat Klierens, Penghasil Limbah Radioaktif
wajib mengajukan permohonan penetapan Klierens kepada
Kepala BAPETEN
Bilamana tidak dapat mencapai hasil nilai dibawah atau sama
dengan Tingkat Klierens, Penghasil Limbah Radioaktif wajib
menyerahkan kepada BATAN.
Penghasil Limbah Radioaktif dilarang melakukan pengenceran
dalam mengupayakan mencapai nilai di bawah atau sama
dengan Tingkat Klirens.

Penghasil Limbah Radioaktif wajib melakukan penyimpanan


sementara setelah pengolahan, sebelum diserahkan kepada
BATAN.

Dalam hal tidak dapat dilakukan pengolahan dan/atau


penyimpanan sementara, Penghasil Limbah Radioaktif wajib
menyerahkan kepada BATAN.
memperoleh persetujuan pengiriman
paling lama 14 (empat belas) hari kerja
berita acara serah terima yang dibuat oleh BATAN
BAP diserahkan ke BAPETEN
Memenuhi tatacara pengiriman

BATAN wajib melakukan penyimpanan zat radioaktif terbuka yang tidak


digunakan dan bahan serta peralatan yang terkontaminasi dan/atau
teraktivasi yang tidak digunakan di fasilitas penyimpanan setelah
dilakukan pengolahan.
Dalam hal zat radioaktif terbuka yang tidak digunakan dan bahan serta
peralatan yang terkontaminasi dan/atau teraktivasi yang tidak digunakan
telah mencapai nilai di bawah atau sama dengan Tingkat Klierens, BATAN
wajib mengajukan permohonan penetapan Klierens kepada Kepala
BAPETEN.

Pengangkutan dan Pembuangan


BATAN dapat melaksanakan pengangkutan zat radioaktif terbuka yang tidak
digunakan dan bahan serta peralatan yang terkontaminasi dan/atau teraktivasi yang
tidak digunakan setelah kegiatan pengolahan atau penyimpanan.
Sesuai dengan peraturan perundang-undangan mengenai keselamatan dan
keamanan pengangkutan zat radioaktif.
Pembuangan
Pembuangan zat radioaktif terbuka yang tidak digunakan dan bahan serta peralatan
yang terkontaminasi dan/atau teraktivasi yang tidak digunakan dilakukan oleh
BATAN.
Pembuangan zat radioaktif terbuka yang tidak digunakan dan bahan serta peralatan
yang terkontaminasi dan/atau teraktivasi yang tidak digunakan dilakukan pada
fasilitas:
a.
dekat permukaan tanah; atau
b. kedalaman sedang.
Pembangunan, pengoperasian, dan penutupan fasilitas pembuangan wajib memiliki
izin dari Kepala BAPETEN.
Ketentuan mengenai persyaratan dan tata cara untuk memperoleh izin diatur sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Perekaman dan Pelaporan


Perekaman
Penghasil Limbah Radioaktif dan BATAN selama melakukan pengumpulan,
pengelompokan, dan/atau pengolahan wajib melakukan perekaman yang
meliputi:
a. inventarisasi zat radioaktif terbuka yang tidak digunakan dan bahan
serta peralatan yang terkontaminasi dan/atau teraktivasi yang tidak
digunakan; dan
b. kegiatan pengumpulan, pengelompokan, dan/atau pengolahan zat
radioaktif terbuka yang tidak digunakan dan bahan serta peralatan
yang terkontaminasi dan/atau teraktivasi yang tidak digunakan.
Pelaporan
Hasil perekaman wajib dilaporkan kepada Kepala BAPETEN paling sedikit 1
(satu) kali dalam 6 (enam) bulan.

PENGELOLAAN BAHAN BAKAR NUKLIR BEKAS

Penyimpanan Sementara
Penghasil Limbah Radioaktif wajib melaksanakan penyimpanan sementara Bahan
Bakar Nuklir Bekas dalam waktu sekurang-kurangnya selama masa operasi reaktor
nuklir.
Setelah melakukan penyimpanan sementara Penghasil Limbah Radioaktif wajib:
a.
mengirim kembali Bahan Bakar Nuklir Bekas ke negara asal; atau
b. menyerahkan Bahan Bakar Nuklir Bekas kepada BATAN.
Sebelum mengirim kembali Bahan Bakar Nuklir Bekas ke negara asal, Penghasil
Limbah Radioaktif harus memperoleh:
a.
persetujuan pengiriman kembali ke negara asal dari Kepala BAPETEN; dan
b. persetujuan pengiriman dari Kepala BAPETEN.
Persyaratan dan tata cara untuk memperoleh persetujuan pengiriman kembali ke
negara asal dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundangundangan mengenai
perizinan pemanfaatan bahan nuklir.

Penyimpanan dan Pembuangan


BATAN melakukan penyimpanan Bahan Bakar Nuklir
Bekas.
Dalam melakukan penyimpanan Bahan Bakar Nuklir
Bekas ,BATAN wajib memiliki izin:
a. pemanfaatan bahan nuklir; dan
b. pembangunan dan pengoperasion instalasi
penyimpanan sementara Bahan Bakar Nuklir
Bekas.
Persyaratan dan tata cara untuk memperoleh izin
dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundangundangan mengenai perizinan instalasi nuklir.

Pembuangan Bahan Bakar Nuklir Bekas dilakukan oleh BATAN.


Dilakukan pada instalasi penyimpanan lestari.
Pembangunan, pengoperasian, dan penutupan instalasi penyimpanan
lestari wajib memiliki izin dari Kepala BAPETEN.
Persyaratan dan tata cara untuk memperoleh izin sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) diatur sesuai dengan peraturan perundang-undangan
mengenai perizinan instalasi nuklir.
BATAN menyediakan tempat penyimpanan lestari Bahan Bakar Nuklir
Bekas.
Penentuan tempat penyimpanan lestari Bahan Bakar Nuklir Bekas
ditetapkan oleh Pemerintah setelah mendapat persetujuan Dewan
Perwakilan Rakyat Republik Indonesia.
Penetapan tempat penyimpanan lestari Bahan Bakar Nuklir Bekas oleh
Pemerintah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.

PEMBINAAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN


LIMBAH RADIOAKTIF
BATAN melakukan pembinaan terhadap pelaksanaan
Pengelolaan Limbah Radioaktif yang meliputi pembinaan:
a. teknis; dan
b. edukatif.
Pembinaan teknis dilakukan terhadap:
a. Penghasil Limbah Radioaktif; dan
b. Badan Usaha Milik Negara, koperasi, atau badan swasta
yang bekerja sama dengan atau ditunjuk oleh BATAN
untuk mengelola Limbah Radioaktif.

Pembinaan edukatif dilakukan terhadap masyarakat.


Pembinaan teknis terhadap pelaksanaan Pengelolaan Limbah
Radioaktif paling sedikit meliputi:
a. pelatihan;
b. sosialisasi;
c. konsultasi; dan/atau
d. bantuan teknis.
Pembinaan edukatif terhadap pelaksanaan Pengelolaan
Limbah Radioaktif dapat berupa sosialisasi.
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pelaksanaan
pembinaan terhadap pelaksanaan Pengelolaan Limbah
Radioaktif diatur dengan Peraturan Kepala BATAN.

PERPINDAHAN LINTAS BATAS


Pengiriman Bahan Bakar Nuklir Bekas dari negara asal ke negara tujuan
dengan melalui dan/atau singgah di daerah pabean Negara Kesatuan
Republik Indonesia dengan atau tanpa mengganti sarana pengangkutan
wajib mendapat persetujuan dari Kepala BAPETEN sebelum melaksanakan
pengiriman.
Untuk memperoleh persetujuan , pengirim Limbah Radioaktif harus
menyampaikan notifikasi secara tertulis kepada Kepala BAPETEN dan
melampirkan dokumen:
a. persetujuan dari badan pengawas negara asal;
b. persetujuan dari badan pengawas negara tujuan; dan
c. pengangkutan yang paling sedikit berisi:
1. identitas pengirim, pengangkut, dan penerima;
2. tanggal dan lama singgah;
3. rute pengangkutan;
4. jenis, aktivitas, dan kuantitas Bahan Bakar Nuklir Bekas; dan
5. tipe bungkusan.

Kepala BAPETEN melakukan penilaian terhadap dokumen paling


lama 3 (tiga) hari kerja terhitung sejak notifikasi diterima.
Setelah melakukan penilaian, Kepala BAPETEN memberikan
persetujuan atau penolakan atas notifikasi.
Persetujuan paling sedikit memuat:
a.
b.
c.
d.
e.

f.

identitas pengirim Bahan Bakar Nuklir Bekas;


negara asal dan negara tujuan Bahan Bakar Nuklir Bekas;
dokumen mengenai jenis, aktivitas, karakteristik, dan jumlah Bahan
Bakar Nuklir Bekas yang akan melalui dan/atau singgah di daerah
pabean Negara Kesatuan Republik Indonesia;
alat angkut yang akan digunakan;
tanggal pelaksanaan pengangkutan, waktu singgah, dan nama
pelabuhan atau bandar udara tempat masuk dan keluar Bahan
Bakar Nuklir Bekas; dan
masa berlaku persetujuan.

Penolakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus disertai


dengan alasan penolakan.

Setiap orang atau badan dilarang memasukkan


Limbah Radioaktif yang berasal dari luar negeri ke
dalam wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Larangan dikecualikan untuk Limbah Radioaktif
yang berasal dari zat radioaktif yang diproduksi di
dalam negeri.
Setiap orang atau badan yang melanggar
ketentuan dikenakan sanksi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

SANKSI ADMINISTRATIF
Kepala BAPETEN menerapkan sanksi
administratif kepada Penghasil Limbah
Radioaktif jika ditemukan pelanggaran dalam
Pengelolaan Limbah Radioaktif.
Sanksi administratif meliputi:
a. peringatan tertulis;
b. penghentian sementara beroperasinya fasilitas
atau instalasi; atau
c. pencabutan izin.

Penghasil Limbah Radioaktif wajib menindaklanjuti


peringatan tertulis dalam jangka waktu paling lama 10
(sepuluh) hari kerja terhitung sejak tanggal diterimanya
peringatan tertulis.
Dalam hal Penghasil Limbah Radioaktif tidak
menindaklanjuti peringatan tertulis, Kepala BAPETEN
memberikan peringatan tertulis kembali.
(Peringatan tertulis sebagaimana dimaksud wajib
dipatuhi oleh Penghasil Limbah Radioaktif dalam
jangka waktu 10 (sepuluh) hari kerja terhitung sejak
tanggal diterimanya peringatan tertulis.
Dalam hal Penghasil Limbah Radioaktif tetap tidak
mematuhi peringatan tertulis sebagaimana dimaksud,
Kepala BAPETEN mencabut izin.

Dalam hal terjadi pelanggaran terhadap ketentuan


klierens dan penyimpanan BBN bekas, Kepala BAPETEN
dapat langsung menghentikan sementara
beroperasinya fasilitas atau instalasi Penghasil Limbah
Radioaktif.
Penghentian sementara berlaku sampai dipenuhinya
persyaratan Keselamatan Radiasi.
Dalam hal selama penghentian sementara Penghasil
Limbah Radioaktif tidak memenuhi persyaratan
Keselamatan Radiasi dan tetap mengoperasikan
fasilitas atau instalasinya, Kepala BAPETEN dapat
langsung mencabut izin Pemanfaatan Tenaga Nuklir.
Penghentian sementara sebagaimana dimaksud
dilakukan berdasarkan penilaian Kepala BAPETEN.

Anda mungkin juga menyukai