Anda di halaman 1dari 12

Mulawarman Scientifie, Volume 10, Nomor 2, Oktober 2011

ISSN 1412-498X

PENENTUAN KADAR TIMBAL (Pb) DENGAN BIOINDIKATOR RAMBUT


PADA PEKERJA SPBU DI KOTA SAMARINDA
Kadek Subagiada
Program Studi Fisika FMIPA Universitas Mulawarman
Jl. Barong Tongkok No. 4 Samarinda
E-mail: kadek_2002@yahoo.com

ABSTRACT. The research of Pb content determination has been done for Gas
Station workers. Measurements of Pb content was treated using Solid Sampling
Atomic Absorption Spectrophotometry method. The hairs were cut shortly, washed,
refined, homogenized and then analyzed accurately using Atomic Absorption
Spectrophotometry. The Pb content that was determined from measurement and
analysis on the gas station workers hairs was 1,1436 ppm at minimum and 10,5612
ppm at maximum. The gas station workers hairs of Pb contents is influenced by
work duration, based on statistical analysis that are t-test and linear regression
test.

Keywords : Pb ; Gas Station workers ; Atomic Absorption Spectrophotometry ;


statistical analysis

PENDAHULUAN
Logam, khususnya logam berat dapat menimbulkan suatu bahaya pada makhluk
hidup. Hal ini terjadi jika sejumlah logam mencemari lingkungan. Logam-logam tertentu
sangat berbahaya bila ditemukan dalam konsentrasi tinggi dalam lingkungan (dalam air,
tanah dan udara), karena logam tersebut mempunyai sifat yang merusak jaringan tubuh
makhluk hidup (Darmono, 1995). Salah satu bentuk pencemaran logam berat terhadap
alam lingkungan adalah disebabkan karena kepadatan lalu lintas yang makin hari makin
tinggi. Hal ini sejalan dengan semakin meningkatnya aktifitas manusia yang diikuti
dengan peningkatan akan sarana transportasi. Di kota Samarinda pertumbuhan jumlah
kendaraan bermotor terus meningkat dari tahun ke tahun (peningkatan mencapai hingga
10 % per tahun) seiring dengan pertambahan jumlah penduduk yang mencapai 5 % per
tahun. Dampak yang ditimbulkan adalah meningkatnya pencemaran lingkungan oleh asap
atau gas buang sisa pembakaran kendaraan bermotor. Salah satu sisa pembakaran yang
menjadi masalah saat ini adalah senyawa Pb atau timbal.
Timbal adalah salah satu unsur logam berat yang terdapat dalam gas buang
kendaraan bermotor yang dapat mencemari udara. Timbal yang terdapat di udara
terutama berasal dari sisa pembakaran bahan bakar minyak (BBM) yang mengandung
bahan tambahan timbal yang berguna sebagai bahan untuk meningkatkan angka oktan.
Pb dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui serapan saluran pencernaan
(digesti) atau melalui saluran pernafasan (inhilasi). Pembuangan unsur-unsur logam berat
FMIPA Universitas Mulawarman

151

Kadek Subagiada

Penentuan Kadar Pb Dengan Bioindikator Rambut

dari tubuh adalah dengan jalan mengakumulasikannya di dalam rambut, maka analisis
rambut adalah cara yang baik untuk memperkirakan kandungan unsur-unsur logam berat
dalam tubuh (Munir, 2000). Teknik analisis yang dikembangkan untuk mendeteksi unsur
Pb dalam rambut tersebut dapat digunakan cara Spektrophotometri Serapan Atom (AAS,
Atomic Absorption Spectrophotometri) yang mampu melakukan pendeteksian unsur Pb
secara akurat.Timbal (Pb) yang ditambahkan pada bensin untuk meningkatkan nilai oktan
dan sebagai zat anti letup pada kendaraan bermotor, berpotensi menimbulkan gangguan
terhadap kesehatan manusia. Dalam penelitian ini digunakan sampel rambut sebagai
bioindikator, karena Pb merupakan suatu unsur yang paling banyak terakumulasi pada
rambut manusia dibandingkan pada bagian jaringan organ tubuh lain (Lenihan, 1978).
Penelitian ini menggunakan sampel rambut yang berpeluang besar mengandung Pb
cukup tinggi, yaitu Pekerja SPBU yang banyak berinteraksi dengan sumber Pb.
Pergerakan dan dinamika atmosfer merupakan faktor meteorologis yang sangat penting
dalam penyebaran pencemaran udara, sehingga untuk melihat dampaknya terhadap
lingkungan sekitarnya digunakan sampel rambut petani yang cukup jauh dari sumber
pencemaran dan digunakan sebagai pembanding untuk melihat bagaimana pengaruh
pencemaran dengan sumber area (gabungan dari beberapa sumber titik dan garis).
Tujuan penelitian ini adalah mencari korelasi antara kadar Pb yang terkandung
dalam rambut pekerja SPBU terhadap usia dan lama bekerja dengan menggunakan uji
statistik dan regresi linier ganda, dan mengetahui korelasi antara jenis pekerjaan tertentu
dengan kadar Pb dalam rambut pada kelompok sampel rambut pekerja

METODOLOGI PENELITIAN
1. Populasi dan Sampel
Populasi pada penelitian ini adalah pekerja SPBU di jalan Kusuma Bangsa, Jalan
Pemuda dan jalan Slamet Riadi. Sampel yang diambil dalam penelitian ini berupa rambut
dan pembagian angket isian data-data pribadi yang akan dijadikan sebagai parameter
dalam analisis statistik.
2. Prosedur Penelitian
Alat dan Bahan :
a. Gunting rambut, digunakan untuk memotong sampel rambut.
b. Kantong plastik, digunakan untuk menyimpan sampel yang telah diambil.
c. Biodata sampel, meliputi : nama, usia, jenis pekerjaan, lama bekerja, dan lokasi
bekerja.
d. Aceton dan air, untuk mencuci sampel.
e. Seperangkat alat distruksi.
f. Vial polyethylene, untuk menyimpan sampel yang siap dianalisis.
Untuk menganalisis sampel digunakan seperangkat alat yang terdiri dari :
a. PC Komputer, sebagai alat pembaca dan pengolah data.
b. Timbangan digital, untuk menimbang sampel.
c. Kooling Module (KMS) atau sistem air pendingin, sebagai pendingin ketika alat
bekerja.

152

FMIPA Universitas Mulawarman

Mulawarman Scientifie, Volume 10, Nomor 2, Oktober 2011

ISSN 1412-498X

d. Spektophotometer AAS adalah alat penganalisis.


e. Blower atau penyedot uap (gas) panas sisa pembakaran.
Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel dilakukan secara acak atau random. Setiap orang yang
bersedia dijadikan responden diambil rambutnya lebih kurang 0,5 1,0 cm, kemudian
dimasukkan ke dalam kantong plastik yang sudah diberi label atau kode sample.
Dilakukan juga pencatatan terhadap data pribadi responden berkaitan dengan nama, usia,
lama bekerja dan lokasi bekerja.
Teknik Preparasi dan Analisis AAS
Sampel rambut yang terkumpul siap dianalisis dengan cara dicuci terlebih dahulu
dengan 100 ml aceton kemudian diikuti 3 kali pembilasan dengan air. Setelah itu sampel
dicuci kembali dengan aceton dengan maksud untuk menghilangkan lemak dan
kontaminan lain yang bersifat mengganggu kandungan unsur-unsur yang ada di dalam
rambut, kemudian sampel dikeringkan pada suhu kamar selama beberapa hari (3 atau 4
hari). Setelah kering, sampel didestruksi untuk mendapatkan hasil yang homogen. Hasil
homogenisasi dimasukkan ke dalam vial, masing-masing sampel kemudian diberi label.
a. Cara Kerja
Setelah kondisi alat diatur sedemikian rupa maka dapat dimulai menganalisis
sampel yang telah tersedia. Alat Atomic Absorption Spectrophotometri (AAS) yang akan
dipakai dihidupkan dan dipanaskan lebih kurang selama 5 menit sampai dengan 10 menit.
Setelah itu dimasukkan larutan sampel standar ke dalam alat AAS untuk dianalisis.
Kemudian masukkan larutan sampel rambut yang siap dianalisis ke viret. Masing-masing
sampel dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali. Akhir dari analisis alat ini akan diperoleh
suatu data melalui komputer yang sesuai dengan yang kita inginkan.
Seluruh penelitian dan analisis sampel rambut dilakukan di Laboratorium Kimia
Analitik FMIPA Universitas Mulawarman Samarinda.
b. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini ada dua macam. Kedua macam data
tersebut adalah data penelitian pendahuluan yang berupa kuisioner dan data absorbansi
yang telah dianalisis berupa konsentrasi hasil dari penelitian dengan alat Atomic
Absorption Spectrophotometri (AAS). Selanjutnya data-data tersebut diproses dengan
menggunakan analisis statistik yaitu Uji Statistik-t dan Uji Regresi Linier Ganda.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil Analisis Kadar Pb Pada Sampel Rambut
Sebelum melakukan analisis suatu unsur dalam sampel terlebih dahulu harus
membuat kurva standar yang berfungsi pembanding dalam menentukan konsentrasi
sampel. Pembuatan kurva standar ini dilakukan dengan mengukur sederetan konsentrasi
larutan standar dengan peralatan yang sama dengan perlakuan sampel. Hasil analisis
dengan menggunakan AAS untuk deret larutan standar, seperti pada tabel 1.
FMIPA Universitas Mulawarman

153

Kadek Subagiada

Penentuan Kadar Pb Dengan Bioindikator Rambut

Analisis terhadap ketiga kategori sampel rambut dengan alat Spektrometri Serapan
Atom (AAS) menggunakan panjang gelombang sumber 283.5 nm, lebar celah 0.2 nm,
menggunakan udara (oksidasi) dengan laju alir 8 L/menit dan asetelin (bahan bakar)
dengan laju alir 2 L/menit.
Tabel 1 Data Kurva Sampel Standar
Konsentrasi
(ppm)

Sampel

Blank
1
2
3
4
5

Absorbansi

0.0000
2.0000
4.0000
6.0000
8.0000
10.0000

0.0001
0.0238
0.0573
0.0778
0.1047
0.1323

Abs = 0.0132028 Conc + (-9.44592e-0.06)


r = 0.9988

Abs

0,150

0,125

0,100

0,075

0,050

0,025

0,000
0,000

1,000

2,000

3,000

4,000

5,000

6,000

7,000

8,000

9,000

10,000

11,000

Conc. (ppm)

Gambar 1 Kurva Kalibrasi Sampel Standar


Dengan menggunakan persamaan regresi linier kurva standar tersebut, maka
perhitungan kadar sampel kemudian dilakukan dan diperoleh hasil yang menunjukkan
bahwa kadar Pb dalam rambut pekerja SPBU berada pada kisaran minimal 1,1436 ppm
dan maksimum 10,5612 ppm, seperti yang ditunjukan oleh Tabel 2. Pengelompokan usia
dan lama bekerja dilakukan untuk mempermudah analisis pengaruh hubungan antara
keduanya dengan kadar Pb dalam rambut pekeja SPBU.
Tabel 2 Hasil analisis sampel rambut dengan menggunakan AAS pada Pekerja SPBU.

154

FMIPA Universitas Mulawarman

Mulawarman Scientifie, Volume 10, Nomor 2, Oktober 2011

Sampel

Usia
(tahun)
24
54
27
32
42
35
35
29
43
46
33
31
56
27
37

S.01
S.02
S.03
S.04
S.05
S.06
S.07
S.08
S.09
S.010
S.011
S.012
S.013
S.014
S.015

Lama Bekerja
(tahun)
2
21
5
9
14
11
10
6
16
18
8
8
22
3
12

ISSN 1412-498X

Kadar Pb dalam
Rambut (ppm)
1.1436
10.5612
2.4225
4.3317
8.2544
5.7562
4.9646
3.0365
7.3216
9.9832
3.8764
3.2852
9.7127
1.1628
6.3558

Pada Tabel 2. setelah dilakukan analisis dengan menggunakan uji statistik t


diperoleh hasil untuk pengelompokan usia ternyata t hitung t sehingga H0 ditolak. Ini
berarti terdapat perbedaan rata-rata kadar Pb yang dikandung oleh rambut dalam setiap
kelompoknya.
Tabel 3 Hasil analisis signifikansi hubungan antara lama bekerja dengan kadar Pb
dalam rambut Pekerja SPBU
Pekerja SPBU
Kelompok
A-B
A-C
A-D
A-E
A-F
B-C
B-D
B-E
B-F
C-D
C-E

t hitung

4.1527
6.0351
6.2488
13.4992
4.0087
5.1923
9.9555
3.2752

t
2.447
2.776
3.182
3.182
2,447
2,571
2,571
3.182

Analisis
Ditolak
Ditolak
Ditolak
Ditolak
Ditolak
Ditolak
Ditolak
Ditolak

Dari Tabel 3 setelah dilakukan analisis dengan menggunakan uji statistik t


diperoleh hasil untuk pengelompokan lama bekerja ternyata t hitung t sehingga H0
ditolak. Ini berarti terdapat perbedaan rata-rata kadar Pb yang dikandung oleh rambut
dalam setiap kelompoknya.

FMIPA Universitas Mulawarman

155

Kadek Subagiada

Penentuan Kadar Pb Dengan Bioindikator Rambut

Namun demikian untuk memperoleh hubungan antara usia, lama bekerja dengan
kadar Pb dalam rambut pekerja SPBU secara tepat harus dilakukan uji hipotesis. Uji
hipotesis yang dilakukan adalah dengan menggunakan uji regresi linier ganda dengan
hasil :
A. Perhitungan Regresi Linier Ganda Kadar Pb terhadap usia dan lama bekerja
a. Mencari Persamaan Regresi Linier Ganda
Tabel 4 Perhitungan untuk menentukan persamaan regresi
x1i
24
27
27
29
31
32
33
35
35
37
42
43
46
54
56
551

X2i
2
3
5
6
8
9
8
11
10
12
14
16
18
21
22
165

yi
1,1436
2,4225
1,1628
3,0365
3,2852
4,3317
3,8764
5,7562
4,9646
6,3558
8,2544
7,3216
9,9832
10,5612
9,7127
82,1684

x1ix2i
48
81
135
174
248
288
264
385
350
444
588
688
828
1134
1232
6887

x1i2
576
729
729
841
961
1024
1089
1225
1225
1369
1764
1849
2116
2916
3136
21549

x2i2
4
9
25
36
64
81
64
121
100
144
196
256
324
441
484
2349

x1iyi
27,4464
65,4075
31,3956
88,0585
101,8412
138,6144
127,9212
201,467
173,761
235,1646
346,6848
314,8288
459,2272
570,3048
543,9112
3426,034

x2iyi
2,2872
7,2675
5,814
18,219
26,2816
38,9853
31,0112
63,3182
49,646
76,2696
115,5616
117,1456
179,6976
221,7852
213,6794
1166,969

Persamaan regresi linier dua peubah dinyatakan dengan persamaan (Sudjana, 1992):
(1)
Y = a0 + a1x1 + a2 x2
dengan :
a0 , a1, a2
: Koefisien-koefisien regresi
: Usia Pekerja SPBU
x1
: Lama bekerja Pekerja SPBU
x2
Langkah-langkah penyelesaian untuk mendapatkan koefisien-koefisien regresi, yaitu
dengan meninjau persamaan-persamaan :

156

FMIPA Universitas Mulawarman

Mulawarman Scientifie, Volume 10, Nomor 2, Oktober 2011

= a0 n + a1 x1i + a2 x2i

1i

y i = a0 x1i + a1 x12i + a2 x1i x2i

2i

y i = a0 x2i + a1 x1i x2i + a2 x22i

y
x
x

ISSN 1412-498X

(2)

diperoleh persamaan regresi untuk kadar Pb dalam rambut terhadap usia dan lama bekerja
untuk pekerja SPBU :
Y = 0.3979 + 0.0231x1 + 0.4570 x2
Tabel 5 Perhitungan analisis regresi

( yi y )

( x1i x )

( x2i x )

(B)
(C)
AB
AC
A2
-12,7333
-9
55,18986 39,00864 18,7861
-9,7333
-8
29,73906 24,44315 9,335428
-9,7333
-6
42,0001 25,89056 18,62003
-7,7333
-5
18,88003 12,20697 5,960401
-5,7333
-3
12,57137 6,57808 4,807904
-4,7333
-2
5,425277 2,292387 1,313759
-3,7333
-3
5,978855 4,80448 2,564781
-1,7333
0
-0,48239
0
0,077455
-1,7333
-1
0,889691 0,513293 0,26347
0,2667
1
0,234138 0,877907 0,77072
5,2667
3
14,62303 8,32952 7,708989
6,2667
5
11,55396 9,218533 3,399254
9,2667
7
41,74933 31,53715 20,29779
17,2667
10
87,77193 50,83307 25,84001
19,2667
11
81,59075 46,58287 17,93359
407,715 263,1166 137,6797

( x1i x1 )( y i y ) = 407.7150
2
( x1i x1 ) = 1308.933

( x2i x2 )( y i y ) = 263.1166
2
( x2i x2 ) = 534

2
( y i y ) = 137.6797

(A)
-4,33429
-3,05539
-4,31509
-2,44139
-2,19269
-1,14619
-1,60149
0,278307
-0,51329
0,877907
2,776507
1,843707
4,505307
5,083307
4,234807

B2
C2
162,1369 81
94,73713 64
94,73713 36
59,80393 25
32,87073 9
22,40413 4
13,93753 9
3,004329 0
3,004329 1
0,071129 1
27,73813 9
39,27153 25
85,87173 49
298,1389 100
371,2057 121
1308,933 534

b. Menentukan uji signifikansi :


JK (Re g )
a1 ( x1i x1 )( y i y ) + a2 ( x2 i x2 )( y i y )
k
k
F=
=
2
JK (Re s )
( yi y )
( n k 1)
( n k 1)
dengan n banyak sampel dan k banyaknya peubah.

FMIPA Universitas Mulawarman

157

Kadek Subagiada

Penentuan Kadar Pb Dengan Bioindikator Rambut

( 0.0231)( 407.715 ) + ( 0.4570 )( 263.1166 )


F=

137.6797

(15 2 1)

2 = 64.8313 = 5.6506
11.4733

Ftabel ( 2,12) = 3.89

karena Fhitung > Ftabel ( 2,12) , maka regresi linier ganda atas x1 dan x2 (kadar Pb dalam
rambut terhadap usia dan lama bekerja) sehingga hubungannya bersifat nyata
(signifikan).
c. Mencari Koefisien Korelasi Ganda :
JK (Re g ) 129.6625
R2 =
=
= 0.9419
JK (Re s ) 137.6797
R = 0.9705 (berkorelasi tinggi)
dengan R2 koefisien determinasi dan R koefisien korelasi ganda antara dengan x1 dan
x2. Oleh karena hanya terdapat dua peubah x1 dan x2, maka hubungan antara koefisien
korelasi ganda R (R1 dan R2) dengan koefisien korelasi parsial (r1 dan r2) adalah sama (R1
= R2 = r1 = r2).
d. Mencari Simpangan Baku Taksiran ( sy2,12...k )

n k 1) sy2,12...k
(
= 1
( n 1) sy2

dengan simpangan baku sy2 dinyatakan sebagai :


s

2
y

(y
=

y)

( n 1)

dari data yang diperoleh :

15 2 1) sy2,12...k
(
0.9419 = 1
137.6797 )
(15 1) (
(15 1)
0.0581 =

12sy2,12....k

137.6797
sy2,12.....k = 0.6666
e. Mencari varians Terhadap a1 dan a2 :

s ( ai ) =

sy2,12....k

{ ( x x ) }{1 R }
2

ij

s ( a1 ) =

158

ij

0.6666
= 0.0936
(1308.933 ){0.0581}

FMIPA Universitas Mulawarman

Mulawarman Scientifie, Volume 10, Nomor 2, Oktober 2011

s ( a1 ) =

ISSN 1412-498X

0.6666
= 0.1466
( 534 ){0.0581}

f. Mencari Nilai Statistik uji (uji t) :


ai
t(ai ) =
s ( ai )
0.0231
= 0.2479
0.0936
0.457
t( ai ) =
= 3.117
0.1466
ttabel ( dk =12) = 2.179
t(ai ) =

karena t1 < ttabel , maka Ho diterima berarti tidak terdapat hubungan linier antara usia
dengan kadar Pb dalam rambut pekerja SPBU, sedangkan t 2 > t tabel , maka Ho ditolak
berarti terdapat hubungan linier antara lama bekerja dengan kadar Pb dalam rambut
pekerja SPBU.
Dari analisis yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa kadar Pb dalam rambut
pekerja SPBU berada pada kisaran konsentrasi antara minimum 1,1436 ppm hingga
maksimum 10,5612 ppm. Secara umum dapat dijelaskan bahwa terdapat hubungan yang
cukup signifikan antara kadar Pb dalam rambut pekerja dengan tingkat potensi Pb di
lingkungan. Penelitian Strumylaite et al (2004) dan Sanna et al (2003) menunjukkan
hal yang sama bahwa terdapat hubungan signifikan antara kadar Pb pada rambut dengan
kondisi lingkungan tempat bekerja, khususnya yang mudah terpapar Pb seperti keramaian
lalu lintas, pabrik keramik, industri cat dan lain-lain.
Kadar Pb dalam rambut pekerja SPBU yang mencapai konsentrasi 10 ppm
sesungguhnya cukup tinggi jika dibandingkan dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Ha et al (1997), yang menemukan rata-rata kadar Pb hanya 5,2 ppm pada pekerja
di wilayah pelabuhan Gdansk Polandia, menggunakan peralatan yang sama (AAS). Hal
ini menunjukkan bahwa sesungguhnya telah ada pengaruh yang cukup signifikan antara
aktifitas pekerja, khususnya pekerja SPBU terhadap serapan Pb dalam tubuh pekerja
tersebut.
Meningkatnya kadar Pb dalam tubuh pekerja, terlebih disebabkan oleh penggunaan
Pb pada bahan bakar bensin yang digunakan oleh kendaraan bermotor. Sementara pekerja
SPBU memiliki resiko cukup tinggi untuk terpapar emisi buangan kendaraan bermotor.
Pembuktian akan pengaruh penggunaan bensin terhadap kadar Pb dalam tubuh ini telah
dibuktikan di Spanyol. Penelitian Schumacher et.al (1996) memberikan hasil bahwa
akibat kebijakan pemerintah Spanyol yang membatasi penggunaan bensin bertimbal
memberikan dampak penurunan cukup signifikan kadar rata-rata Pb dalam rambut dari
8,8 ppm pada tahun 1990 menjadi 4,1 ppm pada tahun 1995.
Pada gambar 4.2, diperoleh hubungan antara usia dengan kadar Pb dalam rambut
pekerja SPBU, menunjukkan bahwa semakin meningkat usia seseorang maka semakin
tinggi kadar Pb yang terdapat dalam rambutnya. Strumylaite et.al (2004) juga
menemukan hubungan yang positif antara kadar Pb dalam rambut dengan umur. Lama

FMIPA Universitas Mulawarman

159

Kadek Subagiada

Penentuan Kadar Pb Dengan Bioindikator Rambut

bekerja mencerminkan waktu kontak antara pekerja dengan lingkungan yang disinyalir
mengandung Pb.
Kadar Pb Dalam Rambut Pekerja SPBU Berdasarkan Usia
12

10
Kadar Pb
(ppm)
8

0
20-29

30-39

40-49

50-59

60-69

Rentang Usia (tahun)

Gambar 2 Grafik Hubungan Antara Usia Dengan Kadar Pb Dalam Rambut Pekerja
SPBU.
Berdasarkan hasil penelitian ini seperti diperlihatkan pada gambar 4.3, diketahui
bahwa terdapat hubungan yang positif antara lama bekerja dengan kandungan Pb dalam
rambut pekerja. Hal ini sangat mungkin mengingat waktu kontak sangat menentukan
kandungan Pb dalam tubuh hingga rambut pekerja. Semakin lama bekerja pada tempat
yang terpapar Pb, maka potensi kadar Pb dalam darah, rambut dan bagian lain tubuh juga
semakin besar. Kontak permanent dengan lingkungan yang potensial terpolusi Pb
memberikan kemungkinan yang sangat besar untuk mengabsorpsi timbal ke dalam tubuh
pekerja. Pernyataan ini didukung oleh data dimana setelah dilakukan analisis dengan uji
signifikansi maka diperoleh hasil bahwa untuk perbandingan antar kelompok sampel
diperoleh thitung > ttabel maka H0 ditolak yang menunjukan tidak ada kesamaan rata-rata
kadar Pb pada masing-masing kelompok sampel. Hasil perbandingan uji signifikansi
untuk tiga sampel digunakan yaitu pekerja SPBU, yang dikelompokkan berdasarkan
kategori usia dan lama bekerja menunjukkan bahwa sebagian besar hasil perbandingan
antar kelompok tidak ada kesamaan rata-rata.
Pada uji regresi linier ganda diperoleh hasil untuk kadar Pb dalam rambut pekerja
SPBU, usia tidak berpengaruh terhadap kadar Pb. Hal ini dapat dilihat dari hasil koefisien
regresinya yang menunjukkan kecenderungan bahwa usia seseorang yang bekerja di
SPBU tidak berpengaruh terhadap kandungan Pb yang terdapat dalam rambut pekerja.
Hasil ini tentu saja masih perlu dilakukan uji lebih lanjut melihat bahwa secara deskriptif
tampak adanya kecenderungan meningkatnya kadar Pb dalam rambut pekerja
berdasarkan usia (Gambar 2). Pembahasan yang dapat dilakukan untuk menjelaskan hal
ini adalah bahwa kemungkinan pekerja telah terpapar timbal secara alami berdasarkan

160

FMIPA Universitas Mulawarman

Mulawarman Scientifie, Volume 10, Nomor 2, Oktober 2011

ISSN 1412-498X

usia mereka sebelum menekuni pekerjaan saat ini, sehingga kelihatan normal adanya
hubungan positif antara usia pekerja dengan kandungan timbal dalam rambut.
Kadar Pb Dalam Rambut Pekerja SPBU Berdasarkan Lama Bekerja
12

10

8
Kadar Pb
(ppm) 6

0
1-5

6 - 10

11 - 15

16 - 20

21 - 25

26 - 30

Lama Bekerja (tahun)

Gambar 3 Grafik Hubungan Antara Lama Bekerja Dengan Kadar Pb Dalam Rambut
Pekerja SPBU.
Lain halnya dengan lama bekerja, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lama
bekerja pada pekerja SPBU berpengaruh terhadap kadar Pb dalam rambut pekerja
tersebut. Hal ini dimungkinkan karena lamanya interaksi pekerja SPBU dengan bahan
yang mempunyai kandungan Pb menyebabkan makin banyak terjadinya akumulasi logam
berat Pb di dalam tubuh melalui pernafasan secara langsung (Gambar 3).
Relatif tingginya kandungan timbal dalam rambut pada sample pekerja, sangat
terkait dengan banyak hal seperti kebiasaan merokok, gaya hidup, makanan, dan lainlain. Akan tetapi secara umum hasil penelitian ini memberikan penguatan akan resiko
pemaparan senyawa timbal pada lingkungan perkotaan di Indonesia. Foo dan Tan
(1998), telah mencoba membandingkan kadar Pb dalam rambut pekerja di Singapura dan
pekerja di Batam (Indonesia), dan hasil yang mereka peroleh menunjukkan bahwa
pekerja di pulau Batam memiliki kandungan timbal yang lebih tinggi dari pada pekerja di
Singapura. Faktor-faktor yang disinyalir menjadi penyebab adalah gaya hidup yang
meliputi pola makanan, kebiasaan merokok, termasuk keadaan lingkungan serta cara
kebiasaan lainnya.
Sumber utama Pb berasal dari dua hal, yaitu emisi kendaraan bermotor yang
mengandung senyawa Pb dan partikulat diudara yang sangat potensial mengandung Pb.
Resiko terpapar senyawa Pb pada wilayah perkotaan dan industri lebih besar dibanding
pada wilayah pertanian dan minim penduduk.

FMIPA Universitas Mulawarman

161

Kadek Subagiada

Penentuan Kadar Pb Dengan Bioindikator Rambut

KESIMPULAN
Dari hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
hal-hal sebagai berikut :
1. Berdasarkan uji signifkansi dan regresi linier terdapat korelasi positif antara lama
bekerja dengan kandungan Pb dalam rambut pekerja, khususnya pekerja SPBU. Hal
ini memberikan gambaran bahwa terdapat signifikansi antara aktivitas pekerja
(Pekerja SPBU) yang mencerminkan waktu kontak dengan sumber pencemar.
Kaitan usia dengan kadar Pb pada rambut pekerja masih diperlukan telaah yang
lebih mendalam meskipun diperoleh kecenderungan positif antara usia dan kadar
Pb dalam rambut.
2. Terdapat korelasi yang sangat signifikan antara kadar Pb dalam rambut pekerja
dengan jenis pekerjaan yang ditekuni memberikan pengaruh terhadap kadar Pb
yang terkandung dalam tubuh, karena memerlukan kontak yang permanen
dibandingkan dengan jenis pekerjaan yang tidak memerlukan kontak permanen
dengan sumber Pb.

DAFTAR PUSTAKA
Darmono, 1995. Logam Dalam Sistem Biologi Makhluk Hidup Universitas Indonesia
Press, Jakarta
Foo, S. C. and T. C. Tan, 1998, Elements in the hair of South-east Asian islanders, The
Science of The Total Environment, 209, 2-3 pp. 185-192
Ha , E., W. Czarnowski, T. Gos dan J. Krechmak, 1997, Lead and fluoride content in
region,
human
bone
and
hair
in
the
Gda sk
Science of The Total Environment, 206, 2-3, pp.249-254
Lenihan, J., 1978. Measuring and Monitoring The Environment, Hair As A Mirror Of
The Environment Academic Press, Volume Seven, New york and San Fransisco
Munir dkk., 2000. Analisis Pengaktifan Neuron untuk Menentukan Laju Akumulasi
Emisi Pb dari Kegiatan Transportasi. Laporan Penelitian, Lembaga Penelitian
Universitas Dipenogoro, Semarang
Palar, H., 1994. Pencemaran dan Toksilogi Logam Berat Penerbit PT Rineka Cipta,
Cetakan Pertama, Jakarta
Sanna, E., A. Liguori, L. Palmas, M. R. Soro dan G. Floris, 2003, Blood and hair lead
levels in boys and girls living in two Sardinian towns at different risks of lead
pollution, Ecotoxicology and Environmental Safety, 55, 3, pp.293-299
Strumylaite, L., S.Ryselis dan R. Kregzdyte, 2004, Content of lead in human hair from
people with various exposure levels in Lithuania, International Journal of Hygiene
and Environmental Health, 207, 4, pp. 345-351
Schuhmacher, M., M. Bells, A. Rico, J. L. Domingo dan J. Corbella Impact of reduction
of lead in gasoline on the blood and hair lead levels in the population of Tarragona
Province, Spain, 19901995, Science of The Total Environment, 184 3, pp. 203209
Sudjana, 1992. Teknik Analisis Regresi dan Korelasi, Penerbit Tarsito, Bandung

162

FMIPA Universitas Mulawarman

Anda mungkin juga menyukai