Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Dalam sebuah industri rumah komersial pasti akan memproduksi sebuah

limbah cair yang sangat banyak. Setiap industri harus mempertanggungjawabkan


limbah yang mereka hasilkan dari hasil produksi mereka dengan cara mendaur
ulang limbah tersebut dengan beberapa syarat yang telah ditentukan oleh agar
tidak merusak air tanah, biota air, dan merusak lingkungan.
Saat proses pengolahan limbah dilakukan, dibutuhkan instrumentasi yang
dapat melakukan pengolahan dan pemindahan limbah secara terstruktur dari satu
tempat ke tempat yang lain. Pada praktikum mata kuliah Instalasi Listrik Gedung
di semester 5 praktikum diberikan salah satu contoh rancangan penanganan air
limbah yaitu Waste Water Pumping Station Panel.
Sistem pengolahan limbah ini dilengkapi dengan beberapa sensor, yaitu
sensor berupa water level yang akan mendeteksi level air didalam kolam
penampungan yang di kontrol oleh beberapa relay. Pada system ini juga
dilengkapi dengan indikasi gangguan yaitu No Flow (apabila tidak ada aliran air),
Over Load pompa (apabila terjadi beban lebih pada pompa). Selain mempunyai
indikasi gangguan, sistem ini juga memiliki indikasi jika Volume limbah lebih
besar dari tangki penampungan (indikasi Level Over Limit).
1.2

Tujuan
Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah sebagai berikut :
1. Setelah melaksanakan praktikum, mahasiswa diharapkan dapat merancang
dan merangkai rangkaian kontrol pengolahan limbah yang ada di industri.
2. Mahasiswa diharapkan dapat melakukan menganalisa jika pada sistem
terjadi gangguan (mampu melakukan Trouble Shooting).
1.3

Batasan Masalah
Dalam praktikum ini di utamakan pada control panel, dimulai dari

menentukan ukuran panel, membuat Bill of Quantity, penempatan komponen serta


1

simulasi yang mendekati kondisi real di lapangan, cara membaca gambar


rangkaian, pengawatan, dan Labelling.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Komponen Dan Fungsinya


Pada perancangan instalasi Waste Water Pump Station ini terdapat
beberapa alat yang digunakan sebagai pengontrol untuk berjalannya motor
maupun pompa. Alat tersebut berfungsi sebagai simulasi, berikut adalah alat yang
digunakan dalam perancangan instalasi gedung.
a)
Main Switch adalah sebuah sakelar utama yang menghubungkan panel
dengan sumber PLN 3 phasa.
b)

MCB 3 Phase merupakan alat yang dapat bekerja sebaik over current
circuit breaker, dan juga memiliki tuas untuk memutuskan arus secara
manual.

c)

Fuse berfungsi sebagai pengaman rangkaian instrumentasi agar peralatan


tersebut tidak mudah rusak apabila ada arus lebih pada rangkaian atau pada
kabel. Sehingga rangkaian tetap aman.

d)

Kontaktor merupakan alat yang digunakan beberapa macam saklar


sebagai kendali motor. Yang digunakan adalah Kontaktor magnit, yaitu
saklar yang bekerja berdasarkan kemagnitan. Artinya saklar tersebut
bekerja bila ada gaya magnit. Magnit berfungsi sebagai penarik dan
pelepas kontak-kontak. Sebuah kontaktor harus mampu mengalirkan arus
atau memutuskan arus dalam keadaan normal. Arus kerja normal adalah
arus yang mengalir selama pemutaran tidak terjadi. Kumparan atau belitan
magnit (coil) suatu kontaktor magnit dirancang untuk arus searah (DC)
atau arus bolak-balik (AC). Ukuran dari kontaktor ditentukan oleh batas
kemampuan arusnya. Berdasarkan posisinya, kontaktor dibedakan menjadi
dua, yaitu kontaktor normal membuka (Normally Open), dan kontaktor
normal menutup (Normally Closed). Kontak NO berarti saat kontaktor
magnit belum bekerja, posisinya membuka dan bila bekerja posisinya akan
menutup atau menghubung. Sedangkan kontak NC berarti saat belum
bekerja posisi kontaknya menutup dan bila kontaktor bekerja kontaknya
akan membuka. Sehingga, fungsi dari NO dan NC berlawanan. Erdasarkan
fungsinya kontak-kontak dibedakan menjadi kontak utama dan kontak
bantu. Kontak utama terdiri dari kontak NO dan kontak bantu terdiri dari
kontak NO dan NC.

e)

Thermal Overload Relay (TOR) berfungsi sebagai alat pengaman yang


mengamankan apabila beban motor berlebih. Relay ini dihubungkan
dengan kontaktor pada kontak utama 2,4,6 sebelum ke beban(motor).
Gunanya untuk mengamankan motor atau memberi perlindungan kepada
motor dari kerusakan akibat beban lebih. Prinsip kerja alat ini berdasarkan
panas (temperatur) yang ditimbulkan oleh arus yang mengalir melalui
elemen-elemen pemanas bimetal. Dari sifat pelengkungan bimetal akibat
panas yang ditimbulkan, bimetal akan menggerakan kontak-kontak
mekanis pemutus rangkaian listrik (kontak no 95-96 open atau membuka).

f)

Buzzer (Alarm) berfungsi untuk memberikan peringatan kepada operator


bahwa pada sistem sedang terjadi gangguan.

g)

Sakelar Impuls berfungsi sebagai change over, pada saat terjadi pasang
surut pada tertentu sakelar impuls akan mngendalikan pompa supaya dapat
bekerja secara bergantian.

h)

Flow Controller merupakan sensor yang bekerja secara mekanik yang


mendeteksi adanya aliran air atau tidak didalam pipa. Apabila sensor
tersebut mendeteksi adanya air didalam pipa, maka akan memberikan
tegangan kepada kontaktor untuk memberikan tegangan pada motor untuk
menghidupkan pompa. Namun apabila didalam pipa tidak ada aliran air,
maka sensor ini akan mendeteksi dan tidak akan memberikan tegangan
pada kontaktor sehingga motor mati. Hal ini berfungsi sebagai pengaman
motor dari kerusakan.

i)

Floating Switch merupakan sensor yang bekerja dengan memanfaatkan


tinggi rendahnya permukaan air yang digunakan untuk mendeteksi volume
air.

j)

Dioda adalah komponen elektronikayang berfungsi sebagai pembatas arus


dan tegangan. Bahan dasarnya adalah silicon dan germanium yang di
bungkus kedalam suatu komponendengan dua buah kaki yaitu ANODE
dan KATODE. P=Bahan Positif : N= Bahan Negatif, Tetapi dalam hal ini
difungsikan sebagai pembatas arus (Blocking Current).

k)

Relay merupakan sakelar yang bekerja secara elektromagnetik. Relay


yang digunakan jenis Omron dengan tegangan yang berbeda yaitu 220V
dan 50V.

l)

On Delay Timer berfungsi sebagai pengatur waktu on nya sebuah motor


secara otomatis sesuai setting waktu yang telah ditentukan. Namun saat
On alat ini memberikan delay time beberapa saat.

m)

Off Delay Timer berfungsi sebagai pengatur waktu off nya sebuah motor
secara otomatis sesuai setting waktu yang telah ditentukan. Namun saat
Off alat ini memberikan delay time beberapa saat.
4

2.2

Bill Of Quantity
No

Nama Barang

1 Kontaktor

2 Fuse

Spesifikasi
Vkontak

= 380 V

Vcoil

= 220 V

Ikontak
NO
NC

3 Switch

12 A
=2
=1
Fuse Complete
Irating

=6

Iframe

AF

Vfuse holder

= 48 V

Fuse Complete
Irating

= 10

Iframe

Ikontak
Pole

5 Impuls

Pcs

Set

Set

Pcs

Pcs

Pcs

Pcs

A
AF

= 380 V
= 25
=3

A
pole

Floating switch
Vkontak

4 MCB

Jumlah

Unit

Vfuse holder = 220 V


Rotary switch
Vkontak

Satuan /

= 220 V

Vkontak

= 380 V

Ikontak
Pole
BC

= 10
=3
=

Vkontak

= 220 V

A
pole
KA

Vcoil

= 220 V

Ikontak

=12

NO

=1

NC

6 Timer

7 Relay

8 TOLR

9 Hour Meter
10 Pilot Lamp

=1
On Delay
Vkontak

= 380 V

Ikontak
12
NO
=1
NC
=1
Off Delay

Set

Set

Set

set

pcs

pcs

pcs
pcs

7
1

Vkontak

= 220 V

Vcoil

= 48 V

Ikontak
NO
NC

12
=1
=1

Vkontak

= 220 V

Vcoil

= 48 V

Ikontak
NO
NC
Vkontak

12 A
=2
=1
= 48 V

Vcoil

= 48 V

Ikontak
12
NO
=2
NC
=1
Setting Arus 12 A
NO
=2
NC
=1

Set

Vkerja
= 220 V
Jml digit = 12
Vkerja
= 48 V
Daya
< 5 watt
Kode warna = merah, hijau

11 Dioda
12 Transformator

Jenis = IN4001-4009
V
= 220/48 V
Jml Fasa = 3

Frek

= 50

13 Non Return Valve V


14 Push Button
V
Jenis

Hz

= 220
V
= 48
V
= NYAF

pcs
pcs

2
3

15 Kabel

2,5 mm2 , 6 mm2


Kode warna = Merah, Kuning, Hitam, Biru

secukupnya

16 Timer

Vkontak

= 48 V

Set

Vcoil

= 48 V

Pcs

Pcs
Set

2
4

secukupnya

secukupnya

Ikontak
12
NO
=1
NC
=1
Off Delay

17 Saklar Tunggal

Vkontak

= 220 V

18 Buzzer
19 Lampu

Vkontak
= 220 V
Complete Set
P = 5 Watt
Jenis
= NYAF
1,5 mm2
Kode warna =Hijau
Jenis
= NYY 3x1,5mm2
Kode warna = Hitam

20 Kabel

21 Terminal Block

V kerja = 220 V, 1,5 mm2

Set

secukupnya

22 Line UpTerminal

V kerja = 220 V, 1,5 mm2 , 2,5 mm2

Set

secukupnya

Tabel 2.1 Tabel Bill of quantity

2.3

Peralatan Yang Digunakan


No

Nama Barang

Jumlah

Obeng Plus Besar

Obeng Plus Sedang

3
4
5
6

Obeng Minus Besar


Obeng Minus Sedang
Obeng Minus Kecil
Tang Kombinasi

1
1
1
1

Tang Kupas

AVO Meter

1
7

Gunting

Tabel 2.2 Tabel Peralatan yang digunakan

BAB III
DESKRIPSI KERJA

3.1

Deskripsi Umum Waste Water Pumping Station


Sistem pengolahan limbah dibagi kedalam tiga level yang menyatakan

ketinggian limbah, dimana setiap level mempunyai perlakuan respon yang berbeda
dari sistem ini.
1. Level 1 maka salah satu pompa (pompa 1 atau pompa 2) akan bekerja.
Jika limbah tersebut pasang-surut/ berada pada daerah Level 1 maka
kedua pompa tersebut akan bekerja secara bergantian.
2. Level 2, maka kedua buah pompa akan bekerja secara bersamaan untuk
mempercepat proses pemompaan ke tangki selanjutnya. Jika volume
air telah berkurang maka pompa yang bekerja terakhir akan berhenti
bekerja, sedangkan pompa yang satunya tetap bekerja untuk terus
mengurangi volume air hingga habis. Jika limbah tersebut pasang-surut
pada daerah Level 2, maka pompa yang terakhir bekerja yang

beroperasi, jika volume mencapai level 2 dan berhenti beroperasi jika


volume telah berkurang dari Level 2.
3. Level 3 (Level Over Limit) maka selain kedua pompa tetap terus
bekerja memompakan limbah ke tangki penampungan lainnya, sistem
akan memberi informasi kepada operator secara otomatis untuk segera
membuka pintu cadangan agar limbah tidak meluap keluar dari tangki
penampungan. Untuk memetikan alarm cukup dengan menekan tombol
alarm off pada panel.

3.2

Cara Kerja Rangkaian


Untuk mengoperasikan rangkaian ini posisi dari sakelar utama harus dalam

keadaan ON. Kemudian untuk masing-masing pompa di cek apakah tegangan


sudah masuk ke rangkaian, jika rangkaian bekerja berarti tegangan sudah masuk
ke rangkaian. Selanjutnya kedua hand impuls untuk pompa satu dan dua putar
menunjuk posisi Auto. Ini berarti kedua pompa sudah siap bekerja (standby).
Apabila air dalam penampungan volumenya bertambah dan mencapai
floating switch 1 (Level 1) yang disimulasikan dengan sakelar tunggal, maka salah
satu pompa akan bekerja. Jika terjadi pasang surut pada limit 1 maka pompa akan
bekerja secara bergantian, yang dikendalikan oleh sakelar impuls (d14). Apabila
volume air dalam penampungan terus bertambah dan mencapai Floating switch 2
(Level 2) yang disimulasikan dengan sakelar tunggal, maka pompa lain yang tidak
bekerja akan bekerja, sehingga pada level ini kedua pompa akan bekerja bersamasama. Apabila pada level ini volume air berkurang, maka pompa yang terakhir
bekerja akan dimatikan kembali. Apabila volume air masiih terus bertambah dan
mencapai batas over limit yang disimulasikan oleh push button, maka alarm 1 dan
9

lampu indicator pada panel akan bekerja, yang mengindikasikan bahwa air di
dalam penampungan mencapai over limit untuk segera dilakukan tindakan
selanjutnya.
3.2.1

Keadaan normal
Pada kondisi normal, pompa akan tetap bekerja meskipun timer d11 untuk

pompa 1 dan timer d16 untuk pompa 2 setting waktunya telah habis. Untuk
mengoperasikan agar rangkaian bekerja keadaan normal, maka timer d11 dan d16
harus di setting lebih besar dari setting timer On Delay (flow controller) pada
papan simulasi sehingga arus yang masuk ke koil kontaktor C21 dan C23 sekarang
melewati flow controller tidak lagi melewati timer d11 dan d16.

3.2.2

Keadaan tidak normal


Pada kondisi tidak normal, pompa akan mati bersamaan dengan habisnya
setting waktu pada timer d11 untuk pompa 1 dan d16 untuk pompa 2. Kondisi ini
terjadi karena setting waktu timer d11 dan d16 lebih kecil dari timer On Delay
pada papan simulasi sehingga pada saat setting waktu timer d11 dan d16 habis
arus yang mengalir ke koil kontaktor C21 dan C23 terputus, karena kontak flow
controller belum menutup, Pada keadaan ini maka alarm 1 dan lampu indicator No
Flow pada panel akan bekerja. Untuk mematikan alarm ini dengan memutar Hand
Impuls menunjuk angka 0. Pada kenyataan di lapangan keadaan ini diartikan
bahwa pada pada pipa pompa tidak ada aliran.

3.2.3

Keadaan over load


Keadaan Over Load terjadi apabila pada motor pompa terjadi beban lebih,
artinya arus yang mengalir ke kumparan motor lebih besar, melebihi seting TOLR
yang telah ditentukan maka motor akan berhenti bekerja dan alarm 1 dan lampu
indicator Over Load pada panel akan bekerja. Untuk mematikan alarm ini sama
dengan keadaan no flow.

10

Karena kemungkinan letak antara motor dengan pompa jauh, untuk


mengetahui pompa bekerja atau tidak, maka dilengkapi dengan rangkaian tes
lampu sebagai indicator pompa 1 dan pompa 2 bekerja atau tidak, yaitu dengan
menggunakan off delay, dengan menekan tombol Test Run Pump berupa Push
Button NO maka lampu indicator akan menyala jika pompa bekerja, dan akan
mati kembali sesuai setting pada timer off delay-nya.

BAB IV
PENUTUP

4.1

Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan system pemompaan air limbah

ini terdapat tiga kondisi penting yaitu :


1. Keadaan normal, pada kondisi ini semua pompa bekerja secara normal.
2. Keadaan tidak normal, dimana pompa akan mati setelah bekerja terlebih
dahulu beberapa saat. Pada kondisi ini diartikan bahwa pada pipa pompa
tidak ada aliran.
3. Keadaan Over Load, pompa akan berhenti bekerja karena pada pompa
terjadi beban lebih.

4.2

Saran

11

1. Sebelum melakukan pemasangan komponen dan pengawatan, sebaiknya


dilakukan pemeriksaan terhadap komponen yang ada, apakah komponen
tersebut masih berjalan baik atau sudah rusak.
2. Pada proses merangkai panel control, sambungan antara tiap komponen
harus dipastikan kuat, karena ini berpengaruh terhadap kerja system dari
panel tersebut. Labeling pada kabel control harus sesuai dengan modul
yang ada, agar pada saat terjadi masalah mudah untuk di temukan.

LAMPIRAN

12

1.

Gambar Panel

Gambar 1 dimensi

13

Gambar 2 dimensi

2.

Rangkaian Simulator

14

3.

Rangkaian Kontrol
15

16

17

18

19

20

Anda mungkin juga menyukai