BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Air adalah senyawa yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang
diketahui sampai saat ini di Bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir
71% permukaan Bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik ( 330 juta mil 3 )
tersedia di Bumi. Sumber daya air yang manfaatnya sangat besar bagi makhluk
hidup adalah air sungai.
Sumber daya air adalah sumber daya berupa air yang berguna atau potensial
bagi manusia. Khususnya pada sumber daya air sungai banyak dimanfaatkan oleh
berbagai kebutuhan makhluk hidup, air sungai merupakan salah satu kebutuhan
pokok bagi makhluk hidup, air sungai biasa dimanfaatkan dan diolah untuk
kebutuhan rumah tangga, industri, perdagangan, rekreasi dan salah satu yang
paling penting yaitu untuk keperluan dalam pertanian.
Kebutuhan air untuk bidang pertanian diperlukan pengelolaan yang baik,
untuk mengelola air pada kebutuhan pertanian dan agar seluruh wilayah pertanian
yang ada dapat mendapatkan air yang cukup, diperlukan suatu sistem yang dapat
mengatur air agar dapat mencapai ke semua daerah pertanian. Sistem yang
diterapkan adalah sistem irigasi, dengan irigasi wilayah pertanian yang bahkan
berada di elevasi yang lebih tinggi dari sumber air ( sungai ) dapat menerima air
yang cukup dan pertanian dapat berjalan dengan baik.
Untuk dapat menerapkan dan membangun sistem irigasi, diperlukan
konstruksi bangunan air yang dapat berfungsi menaikan tinggi muka air, yaitu
bendung, ada dua jenis bendung yang biasa digunakan untuk meninggikan muka
air yang selanjutnya air tersebut dialirkan ke jaringan irigasi, Yaitu bendung gerak
dan bendung tetap. Jenis bendung yang di pilih pada laporan perancangan ini
TEKNIK SIPIL | UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
2014
adalah jenis bendung tetap. Bendung tetap dibuat melintang searah dengan sungai
untuk meninggikan muka air sungai sehingga dapat mengalirkan air ke petak
sawah yang elevasinya lebih tinggi dari sungai, bendung tetap memiliki tinggi
pembendungan yang tetap, tidak bisa diubah, sehingga muka air yang berada di
hulu bendung tidak dapat diatur sesuai yang di kehendaki, pada bendung tetap,
elevasi muka air di hulu bendung berubah sesuai dengan debit sungai yang
melimpas.
Untuk dapat mengalirkan air dari sungai Cibatarua ke petak-petak sawah di
sekitarnya diperlukan sebuah bendung, selain untuk perencanaan bendung,
laporan perencanaan ini juga dibuat untuk meningkatkan kompetensi dalam
perancangan bangunan air, pada mata kuliah Perancangan Bangunan Air.
1.2.2. Tujuan
1. Mengalirkan air melalui jaringan irigasi ke semua petak-petak sawah di
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
sekitar sungai.
Mencukupi kebutuhan air pada daerah pertanian.
Mengatur debit air yang akan dialirkan ke petak-petak sawah.
Menambah intensitas tanam
Menambah masa panen pertanian.
Meningkatkan kemudahan dalam bidang pertanian.
Meningkatkan produksi pangan terutama beras.
Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pemanfaatan air, khususnya untuk
pertanian.
9. Memasok kebutuhan air untuk tanaman
TEKNIK SIPIL | UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
2014
: Girimukti.
Kecamatan
: Pamulihan.
Kabupaten
: Garut.
Provinsi
: Jawa Barat.
Profil
: A.8 PAB.4
Koordinat Peta
Tabel 1. Elevasi
Melintang Sungai
ELEVASI
160.025
158.809
Potongan Memanjang
Sungai Cibatarua
ELEVASI
2014 PERANCANGANTITIK
BANGUNAN
AIR
P3
P4
P5
P6
P7
P8
P9
P10
P11
P12
158.026
157.039
156.416
156.405
157.460
157.386
157.944
158.740
159.610
159.876
P1
P2
P3
P4
P5
156.815
156.628
156.405
156.146
155.905
2014
Pemilihan lokasi bendung dari aspek hidrologis ditinjau dari dua komponen
pertimbangan, yaitu pertimbangan potensi inflow dan debit banjir.
Pertimbangan potensi inflow dilakukan dengan bantuan peta topografi daerah
tangkapan hujan untuk memilih lokasi bendung yang mempunyai daerah
tangkapan hujan seluas mungkin sehingga potensi inflow yang didapat akan
semakin besar. Dan juga jika memungkinkan maka dipilih dilokasi hilir
pertemuan anak sungai, hal ini dilakukan untuk meningkatkan potensi inflow
tentunya dengan tetap membertimbangkan aspek topografis.
Pertimbangan potensi banjir akan dilakukan untuk mengestimakan dampak dan
pengaruh banjir rancangan yang akan terjadi serta perlakukan dan antisipasi yang
dapat ditempuh.
3. Aspek Geologi Mekanika Tanah
Aspek geologis yang dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi bendung
adalah indikator keberadaan patahan / sesar / kekar geologi, kedalaman lapisan
keras, kelulusan/permeabilitas tanah dan bahaya gempa bumi, juga parameter
bahan timbunan dan material alam untuk bangunan.
4. Aspek Lingkungan.
Pertimbangan pemilihan lokasi bendung dari aspek lingkungan adalah dengan
mempelajari dampak pembangunan bendung terhadap lingkungan disekitarnya,
seperti :
a. Dampak peninggian elevasi muka air akan memberikan akibat
penggenangan di hulu sungai yang member dampak terhadap
lingkungan dam ekologi di kawasan itu, juga dampak terhadap public
property dan government proprety.
b. Dampak alih fungsi lahan, akibat perubahan lahan eksisting menjadi
lahan
untuk
pembangunan
beserta
instalasi
pendukung
dan
pelengkapnya.
c. Dampak terhadap terputusnya mobilitas flora dan fauna akibat
terbendungnya air dari hulu ke hilir dan sebaliknya.
d. Dampak terhadap suplai air ke daerah hilir.
2014
dengan
jalan
inspeksi,
sehingga
memungkinkan
BAB II
KOMPILASI DATA
2014
1.
2.
3.
4.
15 tahun)
5. Luas cathment area = 55 km
6. Karakteristik sungai =
7. Luas sawah yang akan diairi =
8. Elevasi sawah tertinggi yang akan diairi = +156,905m
9. Banjir terbesar direncanakan dengan periode ulang = Q
10. Dari penyelidikan Mekanika Tanah diketahui bahwa:
a. Jenis tanah pondasi adalah
b. Tegangan tekan yang diijinkan = 2,5 kg/cm
c. Koefisien geseran antara tanah dan pondasi 51,75
11. Jumlah stasiun hujan 3, lama tahun pengamatan (n)= 15
=
=
+X
0,10
7
2014
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
=
=
=
=
=
=
=
=
0,10
0,10
0,10
0,15
0,40
0,20
0,10
0,25
= X + 1,50 m
= X + 1,50 m
= 158,405 1,50
= 156,905 m
Jadi, elevasi sawah tertinggi yang akan dialiri oleh bendung adalah 156,905 m.
2.3 Luas Sawah yang akan Dialiri
Luas sawah yang akan dialiri oleh bendung yang akan didesain adalah
seluas 3250 ha.
2014
2014
No
Tahun
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
1956
1957
1958
1959
1960
1961
1962
1963
1964
1965
1966
1967
1968
1969
1970
St. Cililin
No, xx58
167
181
172
176
175
187
193
171
190
185
180
192
194
196
184
St. Cidadap
No,xx59
185
187
167
178
185
195
159
179
187
191
193
187
188
178
169
St.G.Halu
No,xx60
189
154
194
156
192
185
190
182
191
189
187
182
178
169
188
10
2014
BAB III
ANALISA HIDROLOGI
m
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
St, Cililin
No,xx58
(mm)
196
194
193
192
190
187
185
184
181
180
176
175
172
171
167
Tahunan
St, Cidadap
No,xx59
(mm)
195
193
191
188
187
187
187
185
185
179
178
178
169
167
159
St, G.Halu
No,xx60
(mm)
194
192
191
190
189
189
188
187
185
182
182
178
169
159
159
11
2014
R=
mm
L = 178 m
=
= 0,00511
q=5
12
2014
13
2014
Diketahui : R = 194
R70 =
=
R70 = 253,263 mm
Qn = mn x f x q x
Debit Q100 :
Q100 = m100 x 55 x 5 x
Q100 = 1,05 x 55 x 5 x
Q100 = 304,707 m3/sec
2. St. Cidadap
Diketahui : R = 193
R70 =
=
R70 = 251,958 mm
14
2014
Qn = mn x f x q x
Debit Q100 :
Q100 = m100 x 55 x 5 x
Q100 = 1,05 x 55 x 5 x
Q100 = 303,137 m3/sec
3. St. G Halu
Diketahui : R = 192
R70 =
=
R70 = 250,652 mm
Qn = mn x f x q x
Debit Q100 :
Q100 = m100 x 55 x 5 x
Q100 = 1,05 x 55 x 5 x
Q100 = 301,566 m3/sec
15
2014
BAB IV
PERANCANAAN BENDUNGAN
16
2014
17
2014
4. Kantong Lumpur
Kantong lumpur mengendapkan fraksi-fraksi sedien yang lebih besar
antara (0,06-0,07) dan basanya diempatkan persis disebelah hilir
pengambilan dan sebelum masuk kesaluran induk. Sedimen yang halus
yang tidak bisa diendapkan dalam kantong lumpur adalah sangat
dibutuhkan untuk pupuk padi yang dibawa oleh aliran air ke sawah-sawah.
Sedimen yang menegndap di dalam kantong lumpur kemudian dikuras
secara berkala. Pengurasan ini biasanya dilakukan dengan menggunakan
arus air yang deras untuk menghanyutkan endapan tersebut kembali ke
sungai.
5. Pekerjaan sungai
TEKNIK SIPIL | UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
18
2014
19
2014
= + 156,905
=
0,10
=
0,10
=
0,10
=
0,10
=
0,15
=
0,40
=
0,20
=
0,10
=
0,25
156,905 + 1,50 m
= + 158,405
Gambar 2. Elevasi Mercu Bendung
20
2014
bb =
b0
21
2014
Keterangan :
bb
b0
= b0 0,20 x bb bp
Keterangan :
b ef
b0
bb
bp
: Lebar pyler
Sehingga lebar bendung pada bendung cibatarua dapat dicari sebagai berikut:
1. Lebar total bendung ( bo ) = Lebar terbesar sungai = 92 m
2. Lebar pintu penguras ( Bilas )
TEKNIK SIPIL | UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
22
2014
bb =
92
= 9,2 m
3. Lebar pyler ( bp )
bp = 9,2 m
4. Lebar efektif bendung
bef
4.6.
elevasi terendah pada setiap potongan, dimana ketinggian air tersebut harus
menghasilkan debit yang paling mendekati ( Q100 = 303, 167 m3/det).
Untuk menentukan tinggi air banjir di sungai disebelah hilir bendung didasarkan
pada kemiringan rata-rata dan penampang rata-rata sungai dilokasi rencana
bendung. Dari potongan memanjang sungai sepanjang kira-kira 178 meter yaitu
dari profil P14 sampai dengan P18 (pengukuran situasi bendung), didapat
kemiringan rata-rata dasar sungai I = 0,005.
Demikian pula penampang melintang rata-rata diambil rata-rata 3 buah
profil melintang yaitu P15, P16, P17. Tinggi banjir rencana dihitung dengan
rumus Manning sebagai berikut
Q = V.F
Keterangan
23
2014
Rumus Manning :
V
Keterangan
24
2014
R=
dimana A = F
Hasil perhitungan disajikan dalam bentuk tabel dibawah ini :
A.i.
A.15
6.47
32.35
16.88
84.40
17.38
86.90
17.5
87.50
18.27
91.35
20.58
102.90
21.68
108.40
3.62
18.10
10.56
52.80
14.84
74.20
15.06
75.30
16.18
80.90
14.88
74.40
3.31
16.55
40.00
13.56
67.80
A.16
A.17
13.83
13.82
13.89
69.15
69.10
69.45
10
0
17
0
18
0
18
3
20
0
27
0
30
0
10
0
20
0
27
0
27
5
30
0
27
1
10
0
20
0
30
0
30
7
30
8
31
0
1.0
0
1.7
0
1.8
0
1.8
3
2.0
0
2.7
0
3.0
0
1.0
0
2.0
0
2.7
0
2.7
5
3.0
0
2.7
1
1.0
0
2.0
0
3.0
0
3.0
7
3.0
8
3.1
0
0.9
3
3.0
1
3.4
3
3.5
3
4.1
4
6.8
3
8.1
4
0.4
8
1.9
4
3.7
6
3.9
1
4.6
9
3.7
9
0.3
5
1.4
1
3.5
7
3.7
6
3.7
9
3.8
4
F
23.1
8
75.3
5
85.6
3
88.2
5
103.
43
170.
78
203.
40
11.8
8
48.6
0
93.9
8
97.7
3
117.
25
94.7
3
8.68
35.2
5
89.2
3
94.0
0
94.7
0
96.0
8
P
35.1
8
89.2
1
91.9
9
92.6
8
97.0
1
110.
54
116.
89
20.9
3
58.4
6
81.8
4
83.0
8
89.3
9
82.0
7
19.3
8
45.6
6
76.2
9
77.8
3
77.8
1
78.2
2
R
0.6
6
0.8
4
0.9
3
0.9
5
1.0
7
1.5
4
1.7
4
0.5
7
0.8
3
1.1
5
1.1
8
1.3
1
1.1
5
0.4
5
0.7
7
1.1
7
1.2
1
1.2
2
1.2
3
I
0.00
5
0.00
5
0.00
5
0.00
5
0.00
5
0.00
5
0.00
5
0.00
5
0.00
5
0.00
5
0.00
5
0.00
5
0.00
5
0.00
5
0.00
5
0.00
5
0.00
5
0.00
5
0.00
5
n
0.02
5
0.02
5
0.02
5
0.02
5
0.02
5
0.02
5
0.02
5
0.02
5
0.02
5
0.02
5
0.02
5
0.02
5
0.02
5
0.02
5
0.02
5
0.02
5
0.02
5
0.02
5
0.02
5
v
2.1
4
2.5
3
2.7
0
2.7
4
2.9
5
3.7
8
4.0
9
1.9
4
2.5
0
3.1
0
3.1
5
3.3
9
3.1
1
1.6
6
2.3
8
3.1
4
3.2
1
3.2
2
3.2
4
25
Q
49.6
3
190.
44
230.
88
241.
60
305.
29
645.
53
832.
32
23.0
2
121.
54
291.
47
308.
01
397.
40
294.
81
14.3
6
83.9
1
280.
15
301.
52
305.
33
311.
67
2014
tenggelam/perendam energy.
Mengangkut (menghanutkan) bahan-bahan sediment halus cocok dengan
menggunakan kolam loncat air yang diperpendek dengan menggunakan
blok-blok penghalang.
26
2014
Sebelum merencakan ruang olak, maka perlu dicari tinggi banjir rencana di
atas mercu, yaitu dengan pengaliran sempurna sebagai berikut :
Rumus Bundschu :
H=h+k
Harga-harga k dan m dicari dari rumus-rumus Verwoerd sebagai berikut :
Keterangan :
Q
: Koefesian pengaliran
: Tinggi bendung ( m )
Contoh perhitungan :
27
2014
h
1
1.29
7
80.388
1.202
0.42809
2.42809
80.388
1.2695
80.388
1.328
0.71628
1.04508
7
3.71628
5.04508
7
621.501
1242.89
8
2056.55
9
80.388
1.3775
1.40556
6.40556
3051.88
28