Anda di halaman 1dari 28

2014

PERANCANGAN BANGUNAN AIR

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang

Air adalah senyawa yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang
diketahui sampai saat ini di Bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir
71% permukaan Bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik ( 330 juta mil 3 )
tersedia di Bumi. Sumber daya air yang manfaatnya sangat besar bagi makhluk
hidup adalah air sungai.
Sumber daya air adalah sumber daya berupa air yang berguna atau potensial
bagi manusia. Khususnya pada sumber daya air sungai banyak dimanfaatkan oleh
berbagai kebutuhan makhluk hidup, air sungai merupakan salah satu kebutuhan
pokok bagi makhluk hidup, air sungai biasa dimanfaatkan dan diolah untuk
kebutuhan rumah tangga, industri, perdagangan, rekreasi dan salah satu yang
paling penting yaitu untuk keperluan dalam pertanian.
Kebutuhan air untuk bidang pertanian diperlukan pengelolaan yang baik,
untuk mengelola air pada kebutuhan pertanian dan agar seluruh wilayah pertanian
yang ada dapat mendapatkan air yang cukup, diperlukan suatu sistem yang dapat
mengatur air agar dapat mencapai ke semua daerah pertanian. Sistem yang
diterapkan adalah sistem irigasi, dengan irigasi wilayah pertanian yang bahkan
berada di elevasi yang lebih tinggi dari sumber air ( sungai ) dapat menerima air
yang cukup dan pertanian dapat berjalan dengan baik.
Untuk dapat menerapkan dan membangun sistem irigasi, diperlukan
konstruksi bangunan air yang dapat berfungsi menaikan tinggi muka air, yaitu
bendung, ada dua jenis bendung yang biasa digunakan untuk meninggikan muka
air yang selanjutnya air tersebut dialirkan ke jaringan irigasi, Yaitu bendung gerak
dan bendung tetap. Jenis bendung yang di pilih pada laporan perancangan ini
TEKNIK SIPIL | UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

2014

PERANCANGAN BANGUNAN AIR

adalah jenis bendung tetap. Bendung tetap dibuat melintang searah dengan sungai
untuk meninggikan muka air sungai sehingga dapat mengalirkan air ke petak
sawah yang elevasinya lebih tinggi dari sungai, bendung tetap memiliki tinggi
pembendungan yang tetap, tidak bisa diubah, sehingga muka air yang berada di
hulu bendung tidak dapat diatur sesuai yang di kehendaki, pada bendung tetap,
elevasi muka air di hulu bendung berubah sesuai dengan debit sungai yang
melimpas.
Untuk dapat mengalirkan air dari sungai Cibatarua ke petak-petak sawah di
sekitarnya diperlukan sebuah bendung, selain untuk perencanaan bendung,
laporan perencanaan ini juga dibuat untuk meningkatkan kompetensi dalam
perancangan bangunan air, pada mata kuliah Perancangan Bangunan Air.

1.2. Maksud dan Tujuan


1.2.1. Maksud
Maksud dari dibuatnya perancangan bendung tetap ini adalah untuk dapat
meninggikan elevasi muka air di sungai Cibatarua, dan agar air dari sungai
Cibatarua dapat dimaksimalkan manfaatnya untuk wilayah pertanian di sekitar
daerah tersebut.

1.2.2. Tujuan
1. Mengalirkan air melalui jaringan irigasi ke semua petak-petak sawah di
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

sekitar sungai.
Mencukupi kebutuhan air pada daerah pertanian.
Mengatur debit air yang akan dialirkan ke petak-petak sawah.
Menambah intensitas tanam
Menambah masa panen pertanian.
Meningkatkan kemudahan dalam bidang pertanian.
Meningkatkan produksi pangan terutama beras.
Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pemanfaatan air, khususnya untuk

pertanian.
9. Memasok kebutuhan air untuk tanaman
TEKNIK SIPIL | UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

2014

PERANCANGAN BANGUNAN AIR

1.3. Lokasi Proyek

Lokasi proyek berada di:


Nama Sungai : Cibatarua.
Desa

: Girimukti.

Kecamatan

: Pamulihan.

Kabupaten

: Garut.

Provinsi

: Jawa Barat.

Profil

: A.8 PAB.4

1.4. Pemilihan Lokasi Bendung

Lokasi bendung yang dipilih berada di :


Sungai

: Bendung Cibatarua, Profil. A.8 PAB.4

Koordinat Peta

: x = 794800.00, y = 9191800.00 titik A16

Tabel 1. Elevasi
Melintang Sungai

Tabel 2. Elevasi Memanjang


Sungai

Potongan Melintang Sungai


Cibatarua
TITIK
P1
P2

ELEVASI
160.025
158.809

TEKNIK SIPIL | UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

Potongan Memanjang
Sungai Cibatarua
ELEVASI
2014 PERANCANGANTITIK
BANGUNAN
AIR

P3
P4
P5
P6
P7
P8
P9
P10
P11
P12

158.026
157.039
156.416
156.405
157.460
157.386
157.944
158.740
159.610
159.876

P1
P2
P3
P4
P5

156.815
156.628
156.405
156.146
155.905

Pemilihan lokasi bendung harus mempertimbangkan dan didasarkan pada


beberapa aspek, antara lain :
1. Aspek Topografi
Pemilihan lokasi bendung dari aspek topografis ditinjau dari dua komponen
pertimbangan bentuk regime sungai ( bagian lurus,tidak curam dan lain-lain ).
Pertimbangan elevasi dalam hal ini adalah tinjauan terhadap :
a. Elevasi target daerah/lahan pertanian yang akan dilayani, yang akan
mempengaruhi tinggi bendung/mercu.
b. Elevasi dasar sungai, dipilih lokasi yang memerlikan tinggi bendung
paling rendah namun masih sesuai dengan kebutuhan elevasi mercu
minimal.
c. Elevasi topografis dikanan dan kiri bagian hulu bendung, untuk
menentukan ketersediaan tanggul penutup alamiah ( missal terdapat
bukit dikanan dan kiri bagian hulu bendung ) untuk keperluan tanggul
pengaman banjir rancangan sehingga biaya pembangunan dapat
efisien.
Pertimbangan bentuk palung/lebar sungai, dilakukan dengan memilih
lokasi yang mempunyai bentuk palung sungai berbentuk huruf V
dimaksudkan untuk memperoleh lebar bentang bendung seminimal
mungkin tetapi masih dapat menampung debit banjir rancangan (kala
ulang minimal 100 tahunan). Hal ini merupakan justifikasi teknis untuk
mendapatkan desain bangunan yang layak teknis-ekonomis.
2. Aspek Hidrologi
TEKNIK SIPIL | UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

2014

PERANCANGAN BANGUNAN AIR

Pemilihan lokasi bendung dari aspek hidrologis ditinjau dari dua komponen
pertimbangan, yaitu pertimbangan potensi inflow dan debit banjir.
Pertimbangan potensi inflow dilakukan dengan bantuan peta topografi daerah
tangkapan hujan untuk memilih lokasi bendung yang mempunyai daerah
tangkapan hujan seluas mungkin sehingga potensi inflow yang didapat akan
semakin besar. Dan juga jika memungkinkan maka dipilih dilokasi hilir
pertemuan anak sungai, hal ini dilakukan untuk meningkatkan potensi inflow
tentunya dengan tetap membertimbangkan aspek topografis.
Pertimbangan potensi banjir akan dilakukan untuk mengestimakan dampak dan
pengaruh banjir rancangan yang akan terjadi serta perlakukan dan antisipasi yang
dapat ditempuh.
3. Aspek Geologi Mekanika Tanah
Aspek geologis yang dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi bendung
adalah indikator keberadaan patahan / sesar / kekar geologi, kedalaman lapisan
keras, kelulusan/permeabilitas tanah dan bahaya gempa bumi, juga parameter
bahan timbunan dan material alam untuk bangunan.
4. Aspek Lingkungan.
Pertimbangan pemilihan lokasi bendung dari aspek lingkungan adalah dengan
mempelajari dampak pembangunan bendung terhadap lingkungan disekitarnya,
seperti :
a. Dampak peninggian elevasi muka air akan memberikan akibat
penggenangan di hulu sungai yang member dampak terhadap
lingkungan dam ekologi di kawasan itu, juga dampak terhadap public
property dan government proprety.
b. Dampak alih fungsi lahan, akibat perubahan lahan eksisting menjadi
lahan

untuk

pembangunan

beserta

instalasi

pendukung

dan

pelengkapnya.
c. Dampak terhadap terputusnya mobilitas flora dan fauna akibat
terbendungnya air dari hulu ke hilir dan sebaliknya.
d. Dampak terhadap suplai air ke daerah hilir.

TEKNIK SIPIL | UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

2014

PERANCANGAN BANGUNAN AIR

e. Dampak terhadap keberadaan dan keamanan hutan, terutama jika harus


berada di kawasan hutan lindung dan kawasan hutan yang memperoleh
atensi tinggi. Dengan keberadaan bendung dimana pada saat
pembangunan dan kurun operasi dan pemeliharaan membutuhkan dan
dilengkapi

dengan

jalan

inspeksi,

sehingga

memungkinkan

dimanfaatkan untuk tujuan negatif oleh oknum yang tidak bertanggung


jawab sebagai akses perusakan hutan ( illegal logging, perburuan satwa
dan tanaman langka.)

BAB II
KOMPILASI DATA

2.1 Koefisien Pengaliran


Rencanakan sebuah bendung tetap pada sungai Cibatarua, untuk mengairi daerah
irigasi 3250 ha. Pintu pemasukan di rencanakan dengan type. . . . .
Data :
TEKNIK SIPIL | UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

2014

1.
2.
3.
4.

PERANCANGAN BANGUNAN AIR

Koefisien pengaliran di cathment area =


Gambar situasi bendung skala 1 : 2000, dari profil 14 s/d 18
Elevasi mercu bendung +158,405
Data hidrologi 1). St. Cililin, 2). St. Cidadap, 3). St. G. Halu (Pengamatan

15 tahun)
5. Luas cathment area = 55 km
6. Karakteristik sungai =
7. Luas sawah yang akan diairi =
8. Elevasi sawah tertinggi yang akan diairi = +156,905m
9. Banjir terbesar direncanakan dengan periode ulang = Q
10. Dari penyelidikan Mekanika Tanah diketahui bahwa:
a. Jenis tanah pondasi adalah
b. Tegangan tekan yang diijinkan = 2,5 kg/cm
c. Koefisien geseran antara tanah dan pondasi 51,75
11. Jumlah stasiun hujan 3, lama tahun pengamatan (n)= 15

2.2 Elevasi Sawah Tertinggi


Untuk mengetahui elevasi sawah tertinggi ini, kami memakai patokan angka
yang biasanya dipergunakan untuk mengetahui peil mercu bendung. Karena kami
telah mengetahui tinggi peil mercu bendung maka dari rumus tersebut kita dapat
menemukan elevasi sawah tertinggi.
Gambar 1. Elevasi Mercu Bendung

a. Elevasi sawah tertingi


b. Tinggi air di sawah

=
=

TEKNIK SIPIL | UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

+X
0,10
7

2014

c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.

PERANCANGAN BANGUNAN AIR

Kehilangan tekanan dari tersier ke sawah


Kehilangan tekanan dari sekunder ke tersier
Kehilangan tekanan dari primer ke sekunder
Kehilangan tekanan karena miring saluran
Kehilangan tekanan di alat-alat ukur
Kehilangan tekanan dari sungai ke primer
Perseiaan tekanan karena eksploitasi
Persediaan untuk lain-lain bangunan
Piel mercu bendung
158,405

=
=
=
=
=
=
=
=

0,10
0,10
0,10
0,15
0,40
0,20
0,10
0,25

= X + 1,50 m
= X + 1,50 m

= 158,405 1,50

= 156,905 m

Jadi, elevasi sawah tertinggi yang akan dialiri oleh bendung adalah 156,905 m.
2.3 Luas Sawah yang akan Dialiri
Luas sawah yang akan dialiri oleh bendung yang akan didesain adalah
seluas 3250 ha.

2.4 Periode Ulang Banjir


Design flood direncanakan sebagai flood yang diharapkan akan terjadi
pada suatu jangka waktu tertentu, artinya pada suatu jangka waktu (periode)
tersebut banjir ini akan terjadi lagi. Misalnya banjir 50 tahun adalah banjir yang
akan terjadi pada tiap 50 tahun sekali. Demikian pula banjir 100 tahun akan terjadi
pada tiap 100 tahun sekali. Angka-angka 50 tahun dan 100 tahun diatas disebut
Periode Ulang. Banjir dengan periode ulang 50 tahun disebut Q dst. Jadi jika
suatu bendung direncanakan dengan design flood Q artinya bendung itu akan
mampu dilewati oleh banjir yang dating tiap 50 tahun sekali.
Pada perencanaan bendung ini yang akan dihitung adalah periode ulang
banjir dengan menggunakan Q.

TEKNIK SIPIL | UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

2014

PERANCANGAN BANGUNAN AIR

2.5 Data Mekanika Tanah


Data penelidikan mekanika tanah ini dilakukan disekitar rencana bendung.
Hal-hal yang diperlukan dari penyelidikan mekanika tanah ini antara lain adalah:
a.
b.
c.
d.

Tegangan tekan tanah yang diijinkan ().


Koefisien geser antara dasar bendung dan tanah dasar.
Angka permeabilitas dari tanah tersebut.
Tegangan geser tanah yang diiinkan.

Dari penyelidikan Mekanika Tanah diketahui adalah :


a. Jenis tanah pondasi adalah : b. Tegangan tekan yang diijinkan = 2,5 kg/cm
c. Koefisien geseran antara tanah dan pondasi : 51,75

2.6 Data Hidrologi


Data hidrologi untuk perencanaan bending ini dapat dibagi menjadi dua
macam.
a. Data debit, data ini adalah debit sungai tengah bulanan, bulanan dan
tahunan. Tetapi paling tidak data tahunan harus dimiliki.
b. Data hujan, yan diperlukan adalah data curah hujan selama 24 jam baik
absolut maksimum, setingkat dibawah maksimum maupun tahunan
maksimum. Tetapi paling tidak curah hujan absolut maksimum atau
setinkat dibawah absolut maksimum harus dipunyai.
Pada perancangan bendung ini jumlah stasiun hujan yang diamati adalah 3
stasiun yaitu, stasiun Cililin, stasiun Cidadap, dan stasiun Gunung Halu. Lama
tahun pengamatan (n) = 15 tahuN

TEKNIK SIPIL | UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

2014

PERANCANGAN BANGUNAN AIR

Tabel 3. Curah Hujan di Tiga


Stasiun

No

Tahun

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

1956
1957
1958
1959
1960
1961
1962
1963
1964
1965
1966
1967
1968
1969
1970

St. Cililin
No, xx58
167
181
172
176
175
187
193
171
190
185
180
192
194
196
184

St. Cidadap
No,xx59
185
187
167
178
185
195
159
179
187
191
193
187
188
178
169

St.G.Halu
No,xx60
189
154
194
156
192
185
190
182
191
189
187
182
178
169
188

TEKNIK SIPIL | UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

10

2014

PERANCANGAN BANGUNAN AIR

BAB III
ANALISA HIDROLOGI

3.1 Perhitungan Curah Hujan Rencana


Tabel 4. Data Curah Hujan

m
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

St, Cililin
No,xx58
(mm)
196
194
193
192
190
187
185
184
181
180
176
175
172
171
167

Tahunan
St, Cidadap
No,xx59
(mm)
195
193
191
188
187
187
187
185
185
179
178
178
169
167
159

St, G.Halu
No,xx60
(mm)
194
192
191
190
189
189
188
187
185
182
182
178
169
159
159

Didapat data curah hujan sebagai berikut :


R1 = 194
R2 = 193
R3 = 192
Curah hujan rencana didapat dengan rumus :

TEKNIK SIPIL | UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

11

2014

R=

PERANCANGAN BANGUNAN AIR

mm

3.2 Perhitungan Debit Banjir


Diketahui :

L = 178 m

=
= 0,00511

q=5

TEKNIK SIPIL | UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

12

2014

PERANCANGAN BANGUNAN AIR

Dengan plot data catchment area


F = 55 km2
di dalam grafik diatas maka didapat q1 = 5,5 m3/s/km2
Mencari nilai mp100 didapat dari tabel berikut :

Dari tabel diatas didapat :


M15 = 0,766
M25 = 0,845
M100 = 1,05
Untuk mencari debit Q100 antara lain :
1. St. Cililin
TEKNIK SIPIL | UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

13

2014

PERANCANGAN BANGUNAN AIR

Diketahui : R = 194

R70 =
=

R70 = 253,263 mm

Debit maximum Q dihitung dengan rumus :

Qn = mn x f x q x
Debit Q100 :
Q100 = m100 x 55 x 5 x

Q100 = 1,05 x 55 x 5 x
Q100 = 304,707 m3/sec

2. St. Cidadap
Diketahui : R = 193

R70 =
=

R70 = 251,958 mm

Debit maximum Q dihitung dengan rumus :

TEKNIK SIPIL | UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

14

2014

PERANCANGAN BANGUNAN AIR

Qn = mn x f x q x
Debit Q100 :
Q100 = m100 x 55 x 5 x

Q100 = 1,05 x 55 x 5 x
Q100 = 303,137 m3/sec

3. St. G Halu
Diketahui : R = 192

R70 =
=

R70 = 250,652 mm

Debit maximum Q dihitung dengan rumus :

Qn = mn x f x q x
Debit Q100 :
Q100 = m100 x 55 x 5 x

Q100 = 1,05 x 55 x 5 x
Q100 = 301,566 m3/sec

TEKNIK SIPIL | UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

15

2014

PERANCANGAN BANGUNAN AIR

Debit rata-rata dari tiga stasiun :


Q 100 rata-rata

= ( 304,707 + 303,137 + 301,566 ) / 3


= 303,1367

BAB IV
PERANCANAAN BENDUNGAN

4.1 Dasar-dasar Penetapan Lokasi Bendung


Untuk penetapan lokasi bendung yang direncanakan adalah berdasarkan pada
ketentuan sebagai berikut :
1. Bagian sungai lurus dan panjang, jadi tidak memerlukan sodetan.
2. Profil melintang badan sungai cukup baik, relatif cekung, dan berbentuk
V.
3. Tidak memberikan dampak peninggian elevasi muka air yang signifikasi
karena penampang memanjang sungai ke bagian hilir yang relatif cukup
baik.
TEKNIK SIPIL | UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

16

2014

PERANCANGAN BANGUNAN AIR

4.2 Pengertian Bendung dan Perlengkapannya


Yang dimaksud dengan bendung adalah suatu bangunan yang diletakkan
melintang pada suatu aliran (sungai) dengan maksud untuk menaikkan muka air
aliran (sungai), agar bisa dialirkan ke tempat-tempat yang letaknya lebih tinggi
dari dasar aliran (sungai) tersebut.
Bendung Tetap adalah bendung yang bisa meninggikan muka air di sungai
sesuai dengan elevasi yang dibutuhkan, sehingga memudahkan bangunan
pengambilan untuk menyalurkan air untuk keperluan jaringan irigasi.
Bagian-bagian bendung adalah:
1. Tubuh Bendung
Tubuh bendung adalah bagian utama dari konstruksi bendung yang disebut
juga type bendung, fungsinya adalah untuk meninggikan muka air di
sungai.
2. Lantai Muka
Lantai muka adalah lantai yang ada didepan tubuh bendung, fungsinya
untuk memperbesar atau memperpanjang hanbatan resapan air yang akan
melalui dasar bendung.
3. Ruang Olak
Ruang olak adalah konstruksi bagian belakang bendung dan berfungsi
untuk menenangkan atau meredam arus air yang terjun dari mercu
bendung.
4. Intik (pengambilan)
Intik berfungsi untuk mengatur banyaknya air yang masuk saluran dan
pada saat banjir pintu intik ditutup supaya benda-benda padat tidak masuk
pada saluran.
5. Bagian Pembilas
Bangunan pembilas berfungsi untuk menguras lumpur yang mengendap di
muka bendung dekat dengan pintu pengambilan.
Bagian-bagian pelengkap bangunan utama dan fungsinya:
Bangunan utama terdiri dari berbagai bagian bangunan sebagai berikut:
1. Bangunan pengelak (Tubuh bendung dan Ruang olak)

TEKNIK SIPIL | UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

17

2014

PERANCANGAN BANGUNAN AIR

Bangunan pengelak adalah bagian dari bangunan utama yang benar-benar


dibangun didalam air. Bangunan ini diperlukan untuk memungkinkan
dibelokanna air sungai kejaringan irigasi, dengan jalan menaikan muka air
di sungai atau pengambilan air didasar sungai seperti pada tipe bendung
saringan bawah ( Bottom tack weir ).
2. Bangunan pengambilan (Intik)
Bangunan pengambilan adalah sebuah bangunan berupa pintu air yang
berfungsi untuk mengatur masuknya air dari bendung kesaluran irigasi
jumlah pintu dan ukurannya dihitung berdasarkan kebutuhan.
3. Bangunan pembilas (Penguras)
Lokasi banunan pembilas pada tubuh bendung pada umumnya dekat
dengan bangunax3n pengambilan, gunana untuk mencegah masuknya
bahan sedimen kasar ke intik/kedalam jaringan irigasi.
Bangunan pembilas ada beberapa tipe:
a.
b.
c.
d.

Pembilas pada tubuh bendung dekat pengambilan


Pembilas bawah (undersuice)
Shunt undersluice (pembilas samping)
Pembilas bawah tipe boks

4. Kantong Lumpur
Kantong lumpur mengendapkan fraksi-fraksi sedien yang lebih besar
antara (0,06-0,07) dan basanya diempatkan persis disebelah hilir
pengambilan dan sebelum masuk kesaluran induk. Sedimen yang halus
yang tidak bisa diendapkan dalam kantong lumpur adalah sangat
dibutuhkan untuk pupuk padi yang dibawa oleh aliran air ke sawah-sawah.
Sedimen yang menegndap di dalam kantong lumpur kemudian dikuras
secara berkala. Pengurasan ini biasanya dilakukan dengan menggunakan
arus air yang deras untuk menghanyutkan endapan tersebut kembali ke
sungai.
5. Pekerjaan sungai
TEKNIK SIPIL | UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

18

2014

PERANCANGAN BANGUNAN AIR

Pembuatan bangunan-bangunan khusus di sekitar bangunan utama untuk


menjaga agar bangunan utama berfungsi dengan baik, terdiri dari
a. Pekerjaan pengaturan sungai guna melindungi bangunan utama
terhadap kerusakan akibat pengerusandan sedimentasi. Pekerjaan ini
umumna berupa krib, matras batu, pemasangan batu kosong dan
dinding pengarah.
b. Tanggul banjir untuk melindungi lahan agar tidak tergenang.
c. Saringan bongkah batu untuk melindungi pengambilan/pembilas
bawah gar bongkah batu tidak menyumbat selama terjadi banjir.
d. Tanggul penutup untuk menutup bagian sungai lama atau bila
bangunan pengelak (bandung) dibangun di kopur, untuk mengalihkan
aliran sungai ke bangunan tersebut.
6. Bangunan-bangunan pelengkap
Pekerjaan-pekerjaan ini terdiri dari bangunan-bangunan atau pelengkap
yag akan ditambahkan ke bangunan utama da disesuaikan dengan
kebutuhan, antara lain:
a. Pengukuran debit dan muka air disungai maupun disaluraan
b. Pengoperasian pintu
c. Peralatan komunikasi, tempat berteduh serta perumahan untuk tenaga
eksplotas, gudang dan ruang kerja untuk kegiatan eksplotasi dan
pemeliharaan.
d. Jembatan diatas bendung, agar sekuruh bangunan utama mudah
dijangkau, atau untuk keperluan lalulintas umum.

TEKNIK SIPIL | UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

19

2014

PERANCANGAN BANGUNAN AIR

4.3 Penentuan Elevasi Mercu Bendung


Berdasarkan elevasi sawah tertinggi yang akan diairi dan jaraknya lokasi
sawah tertinggi tersebut ke bendung, elevasi puncak mercu bandung ditetapkan
sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.

Elevasi sawah tertingi


Tinggi air di sawah
Kehilangan tekanan dari tersier ke sawah
Kehilangan tekanan dari sekunder ke tersier
Kehilangan tekanan dari primer ke sekunder
Kehilangan tekanan karena miring saluran
Kehilangan tekanan di alat-alat ukur
Kehilangan tekanan dari sungai ke primer
Perseiaan tekanan karena eksploitasi
Persediaan untuk lain-lain bangunan

Elevasi yang diperlukan

= + 156,905
=
0,10
=
0,10
=
0,10
=
0,10
=
0,15
=
0,40
=
0,20
=
0,10
=
0,25

156,905 + 1,50 m

= + 158,405
Gambar 2. Elevasi Mercu Bendung

TEKNIK SIPIL | UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

20

2014

PERANCANGAN BANGUNAN AIR

4.4 Pemilihan Mercu Bendung

4.5 Penentuan Lebar Bendung


Penentuan lebar bendung antara lain :
1. Lebar Bendung
Yang dimaksud dengan lebar bendung adalah jarak antara tembok
pangkal disatu sisi dan tembok pangkal di sisi yang lain. Agar tidak terlalu
banyak mengganggu aliran sungai setelah ada bendung maka yang paling
ideal, lebar bendung adalah sama dengan lebar normal sungai.
Jadi, B = Bn
Akan tetapi oleh karena satu dan lain hal, bila ternyata dengan lebar yang
sama dengan lebar normal sungai akan mengakibatkan tingginya air diatas mercu
bandung tinggi sekali, maka lebar bendung masih dapat dibesarkan sampai 6/5
Bn.
Jadi, B 6/5 Bn
2. Lebar Pintu Bilas ( Penguras )
Lebar pintu bilas ( penguras ) berfungsi untuk bahan-bahan endapan atau
pintunya sendiri harus diangkart pada waktu pengurasan, maka lebarnya tidak
boleh terlalu kecil atau terlalu lebar. Jika lebar pintu terlarlu kecil maka efek
pengurasan akan kecil pula, tetapi jika terlalu besar maka pintu akan menjadi berat
dan sukar diangkat. Sebagai patokan lebar pintu penguras bisa diambil harga
terbesar antara:

bb =

b0

TEKNIK SIPIL | UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

21

2014

PERANCANGAN BANGUNAN AIR

Keterangan :
bb

: Lebar pintu bilas ( penguras ).

b0

: Lebar total bendung.

3. Lebar Pyler ( bp)


Lebar pyler yaitu nilai lebar pyler sama dengan lebar pintu penguras ( bb )
4. Lebar Efektif
Lebar efektif adalah lebar bendung yang bermanfaat untuk melewatkan
debit. Untuk menetapkan besarnya lebar efektif perlu diketahui mengenai
exploitasi bendung. Pada saat air banjir datang maka pintu bilas dan pintu-pintu
lainnya harus tertutup, hal ini untuk mencegah masuknya benda-benda hanyut
yang akan menyumbat pintu bilas ( bila pintu terbuka ), dan masuknya air banjir
ke saluran. Selain itu bila pintu bilas tertutup, ujung atas pintu tidak boleh lebih
tinggi dari mercu bendung, sehingga air bisa lewat di atas pintu. Karena
pengaliran air di atas pintu lebih sukar daripada di atas mercu bendung. Atas
penjelasan-penjelasan diatas maka dapat disimpulkan:
bef

= b0 0,20 x bb bp

Keterangan :
b ef

: Lebar efektif bendung.

b0

: Lebar total bendung.

bb

: Lebar pintu bilas ( penguras ).

bp

: Lebar pyler

Sehingga lebar bendung pada bendung cibatarua dapat dicari sebagai berikut:
1. Lebar total bendung ( bo ) = Lebar terbesar sungai = 92 m
2. Lebar pintu penguras ( Bilas )
TEKNIK SIPIL | UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

22

2014

bb =

PERANCANGAN BANGUNAN AIR

92

= 9,2 m
3. Lebar pyler ( bp )
bp = 9,2 m
4. Lebar efektif bendung
bef

= 92 0,20 x 9,2 9,2


= 80,96 m

4.6.

Menentukan Elevasi Air Hilir


Sebelum mencari elevasi hilir, terlebih dahulu mencari ketinggian air dari

elevasi terendah pada setiap potongan, dimana ketinggian air tersebut harus
menghasilkan debit yang paling mendekati ( Q100 = 303, 167 m3/det).
Untuk menentukan tinggi air banjir di sungai disebelah hilir bendung didasarkan
pada kemiringan rata-rata dan penampang rata-rata sungai dilokasi rencana
bendung. Dari potongan memanjang sungai sepanjang kira-kira 178 meter yaitu
dari profil P14 sampai dengan P18 (pengukuran situasi bendung), didapat
kemiringan rata-rata dasar sungai I = 0,005.
Demikian pula penampang melintang rata-rata diambil rata-rata 3 buah
profil melintang yaitu P15, P16, P17. Tinggi banjir rencana dihitung dengan
rumus Manning sebagai berikut

Q = V.F
Keterangan

Q = debit aliran (m/dt)


V = kecepatan aliran (m/dt)
TEKNIK SIPIL | UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

23

2014

PERANCANGAN BANGUNAN AIR

F = luas penampang (m)

Rumus Manning :

V
Keterangan

n = koefisien kekasaran sungai, dalam hal ini n = 0,025 0,030


I = kemiringan dasar sungai, dalam hal ini I = 0,005
Setelah dilakukan coba-coba dengan debit banjir rencana Q100 = 303,167
m/s, didapat tinggi muka air (h) dan lebar (b) di setiap potongan dengan
perhitungan sebagai berikut :
Asumsi bentuk luas penampang adalah trapesium

Luas Penampang F (m)


F = (b + h)h = bh + h

Keliling basah P (m)


P = b + 2h

Jari-jari hidraulik R (m)


TEKNIK SIPIL | UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

24

PERANCANGAN BANGUNAN AIR

2014

R=
dimana A = F
Hasil perhitungan disajikan dalam bentuk tabel dibawah ini :

Tabel 5. Tinggi Muka Air Terhadap Debit di titk A15,

A.i.

A.15

6.47

32.35

16.88

84.40

17.38

86.90

17.5

87.50

18.27

91.35

20.58

102.90

21.68

108.40

3.62

18.10

10.56

52.80

14.84

74.20

15.06

75.30

16.18

80.90

14.88

74.40

3.31

16.55

40.00

13.56

67.80

A.16

A.17
13.83
13.82
13.89

69.15
69.10
69.45

10
0
17
0
18
0
18
3
20
0
27
0
30
0
10
0
20
0
27
0
27
5
30
0
27
1
10
0
20
0
30
0
30
7
30
8
31
0

1.0
0
1.7
0
1.8
0
1.8
3
2.0
0
2.7
0
3.0
0
1.0
0
2.0
0
2.7
0
2.7
5
3.0
0
2.7
1
1.0
0
2.0
0
3.0
0
3.0
7
3.0
8
3.1
0

0.9
3
3.0
1
3.4
3
3.5
3
4.1
4
6.8
3
8.1
4
0.4
8
1.9
4
3.7
6
3.9
1
4.6
9
3.7
9
0.3
5
1.4
1
3.5
7
3.7
6
3.7
9
3.8
4

F
23.1
8
75.3
5
85.6
3
88.2
5
103.
43
170.
78
203.
40
11.8
8
48.6
0
93.9
8
97.7
3
117.
25
94.7
3
8.68
35.2
5
89.2
3
94.0
0
94.7
0
96.0
8

P
35.1
8
89.2
1
91.9
9
92.6
8
97.0
1
110.
54
116.
89
20.9
3
58.4
6
81.8
4
83.0
8
89.3
9
82.0
7
19.3
8
45.6
6
76.2
9
77.8
3
77.8
1
78.2
2

R
0.6
6
0.8
4
0.9
3
0.9
5
1.0
7
1.5
4
1.7
4
0.5
7
0.8
3
1.1
5
1.1
8
1.3
1
1.1
5
0.4
5
0.7
7
1.1
7
1.2
1
1.2
2
1.2
3

I
0.00
5
0.00
5
0.00
5
0.00
5
0.00
5
0.00
5
0.00
5
0.00
5
0.00
5
0.00
5
0.00
5
0.00
5
0.00
5
0.00
5
0.00
5
0.00
5
0.00
5
0.00
5
0.00
5

n
0.02
5
0.02
5
0.02
5
0.02
5
0.02
5
0.02
5
0.02
5
0.02
5
0.02
5
0.02
5
0.02
5
0.02
5
0.02
5
0.02
5
0.02
5
0.02
5
0.02
5
0.02
5
0.02
5

TEKNIK SIPIL | UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

v
2.1
4
2.5
3
2.7
0
2.7
4
2.9
5
3.7
8
4.0
9
1.9
4
2.5
0
3.1
0
3.1
5
3.3
9
3.1
1
1.6
6
2.3
8
3.1
4
3.2
1
3.2
2
3.2
4

25

Q
49.6
3
190.
44
230.
88
241.
60
305.
29
645.
53
832.
32
23.0
2
121.
54
291.
47
308.
01
397.
40
294.
81
14.3
6
83.9
1
280.
15
301.
52
305.
33
311.
67

2014

PERANCANGAN BANGUNAN AIR

Grafik 1 . Grafik hubungan antara ketinggian ( h )


dengan debit ( Q)

4.7 Rencana Ruang Olak


Ruang olak adalah konstruksi bagian belakang bendung dan berfungsi untuk
menenangkan atau meredam arus air yang terjun dari mercu bendung. Panjang
ruang olak dihitung dengan rumus tertentu berdasarkan type masing-masing dan
pemilihan tipe ditentuka oleh karakteristik sungai pada waktu banjir seperti:
Mengangut (menghanyutkan) bongkah batu-batu besar cocok dengan tipe

bak tenggelam/submerged (Buket).


Mengangkut (menghanyutkan) bongkah batu-batu besar tapi sungai itu
mengandung bahan alluvial, dengan dasar tahan terhadap gerusan maka
cocok menggunakan kolam loncat air tanpa penghalang atau tipe bak

tenggelam/perendam energy.
Mengangkut (menghanutkan) bahan-bahan sediment halus cocok dengan
menggunakan kolam loncat air yang diperpendek dengan menggunakan
blok-blok penghalang.

TEKNIK SIPIL | UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

26

2014

PERANCANGAN BANGUNAN AIR

Sebelum merencakan ruang olak, maka perlu dicari tinggi banjir rencana di
atas mercu, yaitu dengan pengaliran sempurna sebagai berikut :
Rumus Bundschu :

H=h+k
Harga-harga k dan m dicari dari rumus-rumus Verwoerd sebagai berikut :

Keterangan :
Q

: Debit yang lewat diatas mercu (m3/dt)

: Lebar efektif bendung (m)

: Tinggi air ( depan ). Diatas mercu ( m ).

: Tinggi energy kecepatan ( m )

: Percepatan gravitas ( m3/dt )

: Koefesian pengaliran

: Tinggi bendung ( m )

: Jari-jari pembulatan puncak mercu ( m )

Contoh perhitungan :

H = 1,297 + 0,253745 = 1.550745


TEKNIK SIPIL | UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

27

2014

h
1
1.29
7

PERANCANGAN BANGUNAN AIR

Tabel 6. Debit yang melimpah diatas


mercu
B
m
k
H
Q
0.18766 1.18766
199.079
80.388
1.1255
7
7
9
1.1491 0.25374 1.55074 303.271
80.388
6
5
5
2

80.388

1.202

0.42809

2.42809

80.388

1.2695

80.388

1.328

0.71628
1.04508
7

3.71628
5.04508
7

621.501
1242.89
8
2056.55
9

80.388

1.3775

1.40556

6.40556

3051.88

4.8 rencana pintu bilas dan undersluice

TEKNIK SIPIL | UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

28

Anda mungkin juga menyukai