Epidemiologi Dari Katarak
Epidemiologi Dari Katarak
Katarak adalah masalah kesehatan umum yang besar. Pda tahun 1997,
WHO memperkirakan ada sekitar 38 juta manusia yang buta didunia, sekitar
setengahnya mengalami katarak.
Definisi
klasifikasi. Sikenal ada 3 tipe utama dari katarak yaitu: kotrikal, nuclear, dan
subkapsular posterior, yang mana tiap tipe memiliki factor resiko yang berbedabeda dan ini adalah system klasifikasi yang paling umum digunakan.
langsung. Detail dan perbandingan dari system Grading akan di munculkan nanti
pada seksi grading katarak. Penelitian ini memberi anggapan bahwa katarak
adalah umum terjadi pada orang-orang yang tinggal di negara industi dan juga
bahkan lebih umum pada negara berkembang yang mana katarak dapat terjadi
10-15 tahun lebih muda.
Angka kejadian jika prevalensi yang pasti sulut untuk diartikan gambaran
kejadian dan progresifitasnya bahkan lebih bahkan tidak lebih pasti. Tiga
penelitian ini menggunakan system greding yang lebih modern untuk
memeriksa. Gambaran dari penelitian-penelitian tersebut diberikan pada table 3.
1. Usia
Faktoresiko paling kuat untuk katarak adalah usia, setiap enelitian
memperlihatkan penemuan yang hamper sama.
2. Jenis Kelamin Wanita
Terlihat bahwa terdapat resiko yang sangat besar dalam perkembangan
katarak pada wanita khususnya opasitas lensa kortikal. Hormone
mungkin saja terlibat; BDES telah melaporkan bahwa penggunaan dari
terapi hormone terlihat sebagai proteksi dari opasitas nuclear yang
parah dan kehamilan juga dapat melindungi dari katarak, dan juga
manopous yang terlambat. Peran potensiaal dari estrogen ini
diperlukan untuk divalidasi lagi.
3. Cahaya Matahari
Bukti eksperimen yang telah dilakukan pada binatang memperlihatkan
sebuah hubungan antara katarak dan UV-B dan bukti epidemiologis
memberikan anggapan bahwa katarak kortikal berhubungan dengan
sinar UV, katarak nuclear tidaklah berhubungan dan bukti untuk
hubungan antara katarak subkapsular posterior belum jelas.
4. Merokok
Ada beberapa bukti yang lumayan konsisten bahwa meroko
berhubungan dengan katarak nuclear dan subkapsular posterior.
Penelitian London city eye melaporkan bahwa peroko yang mnghisap
rokok lebih dari 25 batang 1 hari memiliki resiko 3X lipat dari pada
orang yang tidak merokok. Telah diperlihatkan juga bahwa mnghisap
rokok
meningkatkan
resiko
perkembangan
opasitas
nuclear.
Bagaimanapun, merokok tidak berhubungan dengan katarak kortikal.
5. Diabetes
Penelitian berdasarka populasi telah mengkonfirmasi bahwa diabetes
adalah factor resiko untuk katarak. Semua bentuk dari katarak terlihat
meningkat pada diabetic.
6. Steroid
Sifat katarak togenik dari steroid telah di deskripsikan secara baik,
yang berhubungan dengan dosis dan durasi dari pengobatan. Katarak
subkapsular posterior jarang terjadi (dibawah 10%) tetapi karena
posisinya pada lensa dan mereka terkadang berkembang dengan
cepat, maka akan memberikan dampak yang besar pada pengelihatan.
7. Factor social ekonomi
Edukasi yang rendah telah dihubungkan dengan katarak pada populasi
yang luasbahkan juga memiliki hubungan dengan factor lingkungan
dan nutrisional.
Pada tahun 1984 diperkirakan bahwa jika katarak bias ditunda selama
1 tahun maka jumlah pembedahan dapat dikurangi sebesar 45% yang
berarti kita dapat berhemat. Telah diperkirakan bahwa laju operasi
katarak harus digandakan pada 20 tahun kedepan dengan tujuan untuk
menyeimbangkan dari kemungkinan yang akan terjadi. Seperti yang
telah disebutkan sebelumnya masih dilakukan percobaan penggunaan
vitamin anti oksidan untuk melihat apakah katarak dapat dicegah atau
di tunda. Walaupun aspirin secara teoritis dapat mencegah katarak
namun bukti yang di dapatkan dari uji kegunaan aspirin sangatlah
mengecewakan dan tidak memberikan keuntungan yang berarti hal ini
tidak dapat direkomendasikan pada saat ini.
Kesimpulan
Katarak adalah penyakit multi factorial yang mana telah diketahui
bahwa usia, jenis kelamin wanita, diabetes, merokoka, steroid dan
(mungkin) cahaya matahari. Ada banyak factor resiko lainnya yang
bertolak belakang dengan ukti yang ada dan dibutuhkan penelitian
epidemiologis lebih lanjut yang dibutuhkan untuk mengetahui apakah
ada jalan untuk mencegah atau menunda perkembangan katarak.
Peran dari makanan dan anti oksidan masih kontroversial dan ia
mungkin saja tidak terlalu berpengaruh pada populasi yang sudah
tercukupi nutrisi dan vitaminnya. Penelitian pada orang kembar
memberi anggapan bahwa terdapat resiko genetic yang signifikan
sehingga dibutuhkan identifikasi gen lanjutan. Identifikasi dari gen ini
akan berakibat kepada ilmu pengetahuan yang lebih luas dari
mekanisme terbentuknya katarak yang memungkinkan pada masa
depan memberikan pengobatan untuk menunda perkembangan atau
perjalanan dari kataraknya.