Bab I Konsep Dasar: Gambar Sistem Endokrin
Bab I Konsep Dasar: Gambar Sistem Endokrin
KONSEP DASAR
A. Anatomi dan Fisiologi Sistem Endokrin
Sistem endokrin terdiri dari sekelompok organ (kadang disebut sebagai
kelenjar sekresi internal) yang fungsi utamanya adalah menghasilkan dan
melepaskan hormon-hormon secara langsung ke dalam aliran darah. Hormon
berperan sebagai pembawa pesan untuk mengkordinasikan kegiatan sebagai
organ tubuh.
Gambar Sistem
Endokrin
1.
Kelenjar Endokrin
a. Kelenjar Hipofisis (Kelenjar Pituitari)
1) Morfologi
a) Ukuran dan lokasi
(1) Kelenjar hipfisis adalah organ berbentuk oval, sebesar
kacang dengan berat sekitar 0,5 g
(2) Organ ini melekat di bagian dasar hipotalamus otak pada
batang yang disebut infudibulum (batang hipotalamus)
(3) Hipofisis terletak pada lekukan berbentuk pelana di tulang
sfenoid (sela tursika) dan terbungkus dalam perpanjangan
dura meter
b) Divisi kelenjar
(1) Lobus anterior (adenohipofisis) kelenjar terdiri dari pars
distalis, pars tuberlais dan pars intermedia
-
Infundibulum
(batang
saraf)
menghubungkan
dibagian
dasar
hipotolamus.
Bagian
ini
Kelenjar
Hormon
Sel Sasaran
Fungsi Utama
Hipofisis
Hipofisis
Anterior
Thyriod stimulating
hormon (TSH)
Adrenocortikotropik
Hormon (ACTH)
Kotek adrenal
Growth Hormon
(GH)
Tulang jaringan
lunak
Merangsang pertumbuhan
tulang, membantu
metabolisme protein, lemak
Merangsang sekresi
somastotastatin
Hati
Folicle stimulating
hormone (FSH)
Wanita : follicle
ovarium
Pria : tubulus
seminiferus
Hipofisis
posterior
Merangsang ovulasi,
perkembangan korpus
leteum, sekresi esterogen dan
progesteron
b. Kelenjar Paratioid
1) Morfologi
a) Kelenjar paratioid adalah empat organ kecil, masing-masing
berukuran sebesar biji apel, terletak pada permukaan posterior
kelenjar tiroid dan dipisahkan dari kelenjar tiroid oleh kapsulkapsul jaringan kuat
b) Dari sisi histologis, ada dua jenis sel dalam kelenjar paratiroid :
sel utama, yang mensekresi hormon paratiroid (PTH), dan sel
oksifilik, yang merupakan tahap perkembangan sel chief.
2) Efek Fisiologis hormon paratiroid
a) PTH mengendalikan keseimbangan kalsium dan fosfat dalam
tubuh melalui peningkatan kadar kalsium darah dan penurunan
kadar fosfat darah
(1) Ion kalsium sangat penting untuk pembentukan tulang dan
gigi, koagulasi darah, kontraksi otot, permeabilitas membran
sel dan kemampuan eksitabilitas neuromuskular yang normal
(2) Ion fosfat sangat penting untuk metabolisme selular, sistem
buffer asam-basa tubuh, juga sebagai komponen nukleotida
dan membran sel
b) PTH meningkatkan kadar kalsium darah melalui tiga mekanisme
(1) PTH menstimulasi aktivitas osteoklas (sel penghancur
tulang)
(2) PTH meningkatkan absorbsi kalsium intestinal mengaktivasi
(3) PTH menstimulasi rabsorpsi kalsium dari tobulus ginjal
3) Pengendalian sekresi terjadi melalui sistem pengendalian umpan
balik dengan konsetrasi ion kalsium dalam darah
a) Penurunan kadar kalsium darah menyebabkan peningkatan
sekresi PTH. Saat kadar kalsium darah meningkat, sekresi PTH
menurun
b) Kalsitonin (tirokalsitonin), diproduksi oleh sel parafolikular
kelenjar tiroid, berantagonis langsung dengan PTH dan
menurunkan kalsium darah
c. Kelenjar Adrenal
1) Mofologi
a) Kelenjar adrenal (kelenjar suprarenal) adalah dua massa
triangular pipih berwarna kuning yang tertanam pada jaringan
adiposa. Organ ini berada di kutub atas ginjal
b) Masing-masing kelenjar adrenal terdiri dari korteks di bagian
luar dan medula di bagian dalam
(1) Korteks mensekresi hormon steroid, korteks terbagi menjadi
tiga lapisan, daru luar ke dalam, yaitu zona glomerurulosa,
zona fasikulata, dan zona retikularis
(2) Medula, yang secara embriologik berasal dari jenis
neurocektodermis sama (sisa-sisa sel krista saraf) yang
menjadi asal neuron simpatis.
2) Hormon kelenjar adrenal
a) Hormon medular disekresi oleh sel-sel kromafin medula adrenal
untuk merespon stimulus prganlionik simpatis. Hormon ini
meliputi katakolamin, epineprin (80%) dan urineprin (20%).
(1) Epineprin dan norepineprin memiliki perbedaan efek
fisiologis yang berkaitan dengan kedua jenis reseptornya,
alfa () dan beta () yang terletak pada membran sel target.
(2) Fungsi hormon ini adalah untuk mempersiapkan tubuh
terhadap aktivitas fisik yang merespon stres, kegembiraan,
latihan, dan penurunan kadar gula darah.
Aldosteron
mineralaolikoid
terpenting,
mengatur
e. Kelenjar Timus
1) Morfologi. Timus terletak di bagian toraks terhadap sternum dan
melapisi bagian atas jantung. Kelenjar ini ukurannya besar dimasa
anak-anak dan mengecil seiring pertambahan usia
2) Hormon, faktor-faktor yang diproduksi kelenjar ini meliputi enam
peptida yang secara kolektif disebut timosin.
3) Fungsi timosin
a) Timosin mengendalikan perkembangan sistem imun dependen
timus dengan menstimulasi diferensiasi dan proliferasi sel
limposit
b) Timosin mungkin dalam penyakit imunodefisiensi kongenital
seperti agammaglobulinemia, yaitu ketidakmampuan total
untuk memproduksi antibodi.
f. Kelenjar Tiroid
Kelenjar
mengendalikan
tiroid
kecepatan
menghasilkan
metabolisme
hormon
tubuh.
tiroid,
yang
Hormon
tiroid
responsivitas
sel-sel
sasaran
terhadap
kecepatan
depolarisasi
otot
rangka,
yang
pertumbuhan.
3) Pengaturan Faal Tiroid
a) TRH (Thyrotrophin Releasing Hormone)
Hormon ini merupakan tripeptida, yang telah dapat disintesis,
dan dibuat di hipotalamus. TRH menstimulasi keluarnya
prolaktin, kadang-kadang juga Follicle Stimulating Hormone
(FSH) dan Luteinizing Hormone (LH).
b) TSH ( Thyroid Stimulating Hormone)
TSH yang masuk dalam sirkulasi akan mengikat reseptor di
permukaan sel tiroid (TSH-Reseptor-TSH-R) dan terjadilah efek
hormonal sebagai kenaikan trapping, peningkatan iodinasi,
coupling, proteolisis sehingga hasilnya adalah produksi hormon
meningkat.
c) Umpan balik sekresi hormon
Kedua hormon ini mempunyai efek umpan balik di tingkat
hipofisis. T3 selain berefek pada hipofisis juga pada tingkat
hipotalamus. Sedangkan T4 akan mengurangi kepekaan hipofisis
terhadap rangsangan TRH.
Tubuh
memiliki
mekanisme
yang
rumit
untuk
g. Prankeas
Gelembung pankreas terdiri atas glandular asini yang mensekresi
getah pencernaan kedalam usus. Tersebar diantara asini adalah
sekolompok kecil sel yang dikenal dengan pulau langerhans. Pankreans
yang terletak dalam rongga abdomen bagian atas, memiliki fungsi
kelenjar eksokrim (enzim-enzim digestif) dan kelenjar endokrin.
1) Bagian eksokrin pankreas
Hasil sekresi bagian eksokrin pankreas dikumpulkan dalan
duktus pankreatikus yang akan bersatu dengan duktus koleduktus
yang memasuki duodenum pada ampula veter.
Hasil sekresi pankreas berupa enzim-enzim digesif yang
kaya protein dan elektrolit. Hasil sekresi tersebut mencakup amilase
yang membantu pencernaan dan tripsin yang membantu pencernaan
protein, serta lipase membantu pencernaan lemak.
2) Bagian Endokrin Pankreas
Kelenjar endokrin tersusun dari sel-sel sekrotis dalam
kelompok kecil. Meskipun tidak terdapat duktus, kelenjar endokrin
memiliki suplay darah yang kaya sehingga zat-zat yang
diproduksinya dapat langsung memasuki aliran darah dengan cepat.
Hormon yang diproduksi sel beta disebut insulin, sel alfa mensekresi
glukagon dan sel delta mensekresi somatostatin.
B. Pengendalian Endokrin
Jika kelenjar endokrin mengalami kelainan fungsi, maka kadar hormon
di dalam darah bisa menjadi tinggi atau rendah sehingga mengganggu fungsi
tubuh. Untuk mengendalikan fungsi endokrin, maka pelepasan setiap harus di
atur dalam batas-batas yang tepat. Tubuh perlu merasakan dari waktu ke
waktu apakah diperlukan lebih banyak atau lebih sedikit hormon.
2.
3.
4.
5.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS DIABETES MELITUS
A. Konsep Dasar
1.
Pengertian
Diabetes Melitus adalah keadaan dimana tubuh tidak menghasilkan
atau memakai insulin sebagaimana mestinya. (Tambayong, Jan, 2000, hal.
157)
Diabetes Melitus adalah sekelompok kelainan yang ditandai oleh
peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia). (Brunner & Suddarth,
2000, hal. 109)
Diabetes Melitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada
seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula
atau glukosa darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif.
(Soegondo, 2002, hal. 8)
Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme yang secara genetis
dan klinis termasuk Heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya
toleransi karbohidrat. (Sylvia A.Price dan Lorraine M. Willson,2002)
Klasifikasi DM
pancreasnya
sendiri.
Kadang-kadang
penyakit
ini
2.
Etiologi
a. Genetik
Faktor keturunan memang memegang peranan penting pada
kejadian penyakit ini. Apabila orang tua (salah satu atau keduanya)
menderita DM, maka kemungkinan anak-anaknya menderita penyakit
ini lebih besar.
b. Virus
Virus hepatitis B menyerang hati dan merusak kelenjar pankreas,
sehingga sel beta yang memproduksi insulin menjadi rusak.
c. Penyakit Pankreas
Peradangan pada sel beta mengakibatkan sel tersebut tidak dapat
memproduksi insulin.
d. Gaya Hidup
Orang yang kurang gerak badan diet tinggi lemak dan rendah
karbohidrat, kegemukan dan kesalahan pola makan.
e. Kelainan Hormonal
3.
Manifestasi Klinik
4.
Patofisiologi
5.
Komplikasi
2) Hiperglikemia
Adalah adanya masukan kalori yang berlebihan, penghentian
obat oral maupun insulin yang didahului oleh stress akut. Tanda
khas kesadaran menurun disertai dehidrasi berat.
makrovaskuler
adalah
karena
aterosklerosis,
Perubahan
pada
sintesis
dan
katabolisme
lemak
Penderita
DM
dengan
kelainan
makrovaskular
dapat
2) Penyakit Mikrovaskular
Terutama
disebabkan
mempengaruhi
oleh
penebalan
pembuluh
membran
darah
dasar
kecil
dan
kapiler
dari
a) Neuropati Diabetik
Disebabkan oleh kerusakan kecepatan konduksi syaraf
karena
konsentrasi
glukosa
tinggi
dan
penyakit
b) Retinopati Diabetik
gejala
penglihatan
kabur
yang
dapat
c) Nefropati Diabetik
Penderita dengan nefropati diabetik dapat menunjukkan
gambaran gagal ginjal menahun seperti lemas, mual, pucat
sampai keluhan sesak nafas akibat penimbunan cairan.
Adanya gagal ginjal yang dibuktikan dengan kenaikan kadar
kreatinin atau ureum serum ditemukan berkisar antara 2-7 %
(Barbara C. Long, 1998, hal. 28).
6.
Pemeriksaan penunjang
f. Trombosit:
Ht
mungkin
meningkat
(dehidrasi)
leukositosis,
h. Insulin darah: mungkin menurun atau bahkan tidak ada (pada tipe I)
atau normal sampai tinggi (tipe II) yang mengidentifikasikan insufiensi
insulin atau ganguan dalam penggunaannya.
i. Urine: Gula dan aseton positif, berat jenis urine mungkin meningkat.
j. Kultur: kemungkinan adanya ISK, infeksi pernafasan dan infeksi pada
luka.
7.
Penatalaksanaan Medis
Dalam mengelola DM untuk jangka pendek tujuannnya adalah
menghilangkan keluhan dan gejala dan mempertahankan rasa nyaman dan
sehat. Sedangkan tujuan jangka panjang adalah untuk mencegah
komplikasi, baik makroangiopati, mikroangiopati maupun neuropati
dengan tujuan akhir menurunkan morbiditas dan mortalitas DM.
Prinsip pengelolaan diabetes mellitus didasarkan pada 4 tonggak
penting, yaitu:
1)
Jenis Kelamin
Wanita: 25 kalori/kg BB
Pria: 30 kalori/kg BB
2)
3)
4)
Usia
a)
b)
c)
d)
e)
f)
a)
b)
c)
d)
e)
5)
Adanya komplikasi
Infeksi, trauma atau operasi yang menyebabkan kenaikan suhu
memerlukan tambahan kalori sebesar 13 % untuk tiap kenaikan
1o C.
6)
Berat badan
a)
b)
c)
d)
Rumus:
Jumlah kalori yang dibutuhkan orang kurus:
BB I x kalori basal = kalori aktivitas + status gizi.
Jumlah kalori yang dibutuhkan orang gemuk:
BB I x kalori basal + kalori aktivitas status gizi
Makanan sejumlah kalori terhitung, dengan komposisi tersebut
diatas dibagi dalam tiga porsi besar untuk makan pagi 20 %,
makan siang 30 %, dan sore 25 % serta 2-3 porsi makanan
ringan 10-15 % diantaranya.
3) Insulin
Untuk pasien yang sudah tidak dapat dikendalikan kadar
glukosa darahnya dengan kombinasi sulfonilurea dan metformin,
langkah berikut yang mungkin diberikan adalah insulin.
tetapi
tidak
cukup.
Pengobatan
DM
memerlukan
BAB III
A. Pengkajian
Pengkajian adalah langkah awal dari proses keperawatan yang meliputi
aspek bio, psiko, sosio dan spiritual secara komprehensif. Maksud dari
pengkajian adalah mendapatkan informasi data tentang klien data tersebut
dapat berasal dari klien (data primer), dari keluarga (data sekunder), dan data
dari catatan yang ada (data tersier), pengkajian dilakukan dengan pendekatan
proses keperawatan melalui wawancara, observasi langsung dan melihat
catatan medis, adapun yang perlu dilakukan pada klien dengan DM.
Tipe-tipe sebagai berikut:
2. Pemeriksan yang dapat dilakukan mulai dari ujung rambut sampai ujung
kaki dengan menggunakan teknik yaitu: inspeksi, palpasi, auskultasi dan
perkusi, adapun hasil pengkajian dari ujung rambut sampai ujung kaki
dengan teknik tersebut pada klien DM adalah sebagai berikut:
pucat,
kuning,
poliuri
(dapat
berkembang
menjadi
e. Makanan atau cairan gejalanya adalah: hilang nafsu makan, mual atau
muntah, tidak mengikuti diet, peningkatan masukan glukosa atau
karbohidrat, penurunan berat badan, haus. Tandanya kulit kering turgor
jelek bau nafas keton.
B. Diagnosa Keperawatan
Sebelum membuat diagnosa keperawatan maka data yang dikumpulkan
diidentifikasi untuk menentukan masalah melalui analisa data, pengelompokan
data dan menentukan diagnosa keperawatan. Diagnosa keperawatan adalah
keputusan atau kesimpulan yang terjadi akibat dari hasil pengkajian
keperawatan.
Menurut Marilynn E. Doenges, Mary Frances Moorhouse da Alince C.
Geissler dalam bukunya Nursing Care Plans, Gudelines for Planning and
Documenting Patent Care edisi III, diagnosa keperawatan pada klien dengan
DM adalah
C. Perencanaan
Perencanaan adalah proses penyusunan strategi keperawatan atau
intervensi yang dibutuhkan untuk mencegah, menurunkan atau mengurangi
masalah- masalah klien yang teridentifikasi sebagai hasil analis atau sintesa.
1. Adapun
perencanaan
untuk
diagnosa
keperawatan
gangguan
d. Kaji nadi perifer, pengisian kapiler, turgor kulit dan membran mukosa,
Rasional: merupakan indikator dari tingkat dehidrasi, atau volume
sirkulasi yang adekuat.
b. Tentukan program diet dan pola makan pasien dan bandingkan dengan
makanan yang dapat dihabiskan oleh klien.
Kolaborasi
4. Diagnosa
resiko
tinggi
terhadap
perubahan
sensori-perseptual
menghadapi
perasaan
dan
bantuan
dalam
merencanakan
c. Berikan
kesempatan
pada
keluarga
untuk
mengekspresikan
D. Implementasi
Implementasi
adalah
pelaksanaan
tindakan
keperawatan
dan
E. Evaluasi
Merupakan tahap akhir dari proses keperawatan yang dapat digunakan
sebagai alat ukur penilaian suatu rencana keperawatan yang telah dibuat.
Meskipun evaluasi dianggap sebagai tahap akhir dari proses keperawatan,
evaluasi berguna untuk menilai setiap langkah dalam perencanaan, mengukur
kemajuan klien dalam mencapai tujuan akhir dan untuk mengevaluasi reaksi
klien dalam menentukan apakah rencana tersebut dapat diteruskan atau
dirubah atau dihentikan. Kemungkinan yang dapat terjadi dalam tahap
evaluasi adalah masalah teratasi, masalah teratasi sebagian dan masalah belum
teratasi. Atau muncul masalah baru evaluasi yang dilakukan adalah evalusi
proses dan evalusi akhir. Evaluasi proses dalah hasil dari setiap tindakan yang
dilakukan sedangkan evaluasi akhir adalah evaluasi yang dilakukan dengan
cara membandingkan antara diagnosa keperawatan dan tujuan hasil nyata yang
dicapai.