Anda di halaman 1dari 28

PROPOSAL DESKRIPTIF

TUDI TENTANG TATA RIAS PENGANTIN PADANG


DI KEC. LUBUK BEGALUNG PADANG
SUMATERA BARAT

Oleh
VIVI EFRIANOVA
NIM. 57623/2010

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Kebudayaan
merupakan
hasil
karya
manusia yang dilakukan dengan sadar dalam
hidup bermasyarakat. Suatu kebudayaan yang
baik selalu tumbuh dan berkembang serta akan
terus dipertahankan keberadaannya. Salah satu
upaya untuk mempertahankan keberadaan suatu
kebudayaan itu adalah dengan memperkenalkan
kebudayaan tersebut kepada masyarakat, agar
dapat digemari dan dicintai sehingga kebudayaan
itu akan terus tumbuh dan berkembang sesuai
dengan kebutuhan masyarakat. Salah satunya

Menurut Santoso (2010;1) menjelaskan bahwa :


Sebagai bangsa yang terdiri atas ratusan suku,
Indonesia
memiliki kekayaan yang tak ternilai seperti
adat dan
istiadat yang ada di tiap suku merupakan
warisan turun
temurun yang patut dijaga
kelestariannya. Salah
satunya bentuk kekayaan itu
adalah tata rias pengantin pada setiap suku mempunyai
tata cara dan tradisi yang berbeda
satu sama lain
dalam hal menata dan merias pengantin.
Tradisi tata rias pengantin di Indonesia sangat banyak
jumlahnya. Hal ini akan mempengaruhi bentuk riasan dan
busana pengantinnya. Ada beberapa daerah tertentu
mempunyai busana pengantin yang sangat populer karena
sering menjadi pilihan bagi calon pengantin salah satunya
adalah tata rias pengantin Padang dari daerah Sumatera
Barat.

Daerah Sumatera Barat berdasarkan perkembangan


dan penyebarannya terdiri dari beberapa daerah
seperti dijelaskan Ibrahim dkk (1994:14) dimana :
Suku Minangkabau terdiri dari daerah Luhak dan
Rantau. Daerah Luhak disebut juga dengan Luhak
Nan Tigo, meliputi Luhak Tanah Datar, Luhak Agam
dan Luhak Lima Puluh Kota. Sedangkan daerah Rantau
meliputi Rantau Pesisir dan Rantau Pedalaman.
Daerah Rantau Pesisir meliputi daerah pantai
mencakup dari daerah Tiku, Padang Pariaman, Padang
dan Pesisir Selatan. Setiap daerah dalam penataan
pengantin
hampir
bersamaan
dalam
bentuk
penataannya. Namun demikian masih terdapat ada
beberapa
perbedaan
dalam
bentuk
tata
rias
pengantinnya seperti tata rias pengantin di daerah
Padang disebut dengan tata rias pengantin Padang.

Ada beberapa daerah tertentu mempunyai


busana pengantin yang sangat populer karena
sering menjadi pilihan orang salah satunya
adalah tata rias pengantin Padang dari daerah
Sumatera Barat.
Pada upacara adat perkawinan tata rias
pengantin Padang pada umumnya pengantin
wanita atau biasa disebut dengan anak daro
mengenakan sunting gadang dikepalanya.
Di dalam dunia tata rias pengantin,
kecantikan seseorang calon pengantin dapat
diwujudkan salah satunya adalah dengan
riasan/make up, dimana make up tersebut
dilakukan untuk dapat mengoreksi bagian-bagian
wajah yang terdiri dari alis, mata, hidung, bibir
dan rahang yang kurang sempurna menjadi lebih

Ada beberapa daerah tertentu mempunyai


busana pengantin yang sangat populer karena
sering menjadi pilihan orang salah satunya
adalah tata rias pengantin Padang dari daerah
Sumatera Barat.
Pada upacara adat perkawinan tata rias
pengantin Padang pada umumnya pengantin
wanita atau biasa disebut dengan anak daro
mengenakan sunting gadang dikepalanya.
Di dalam dunia tata rias pengantin,
kecantikan seseorang calon pengantin dapat
diwujudkan salah satunya adalah dengan
riasan/make up, dimana make up tersebut
dilakukan untuk dapat mengoreksi bagian-bagian
wajah yang terdiri dari alis, mata, hidung, bibir
dan rahang yang kurang sempurna menjadi lebih

Pada tata rias pengantin untuk pengetrapan


kosmetika diperlukan beberapa aplikator serta peralatan
yang dibutuhkan untuk mengaplikasikan kosmetik serta
membentuk riasan peralatan yang digunakan sangat
beragam sesuai dengan fungsi dan kegunaannya, seperti
pencukur alis, pinset, penyepit bulu mata, gunting alis,
spon dan macam-macam kuas dari ukuran yang terkecil
sampai yang berukuran besar, ada yang berbentuk pipih
hingga yang berwujud gemuk dan terbuat dari bulu yang
lembut dan kasar. Dengan adanya karakteristik bermacammacam dari peralatan tata rias pengantin tersebut, apabila
difungsikan semaksimal mungkin maka akan sangat
membantu dalam proses pelaksanaan tata rias wajah
pengantin yang sempurna.
Untuk kesempurnaan dalam proses bermake-up ada
beberapa hal penting yang perlu diperhatikan seperti
dalam pemilihan peralatan, kosmetik serta proses
pelaksanaan tata rias (make-up) itu sendiri, yang bertujuan
supaya menghasilkan tata rias pengantin yang sempurna
(cantik) sehingga memancarkan aura kecantikan si

Pengantin senantiasa diibaratkan sebagai raja dan ratu sehari


karena resepsi pernikahan merupakan momen istimewa, semuanya
serba cantik dan penuh keindahan. Untuk itu peranan seorang
penata rias sangatlah penting yaitu menghadirkan pasangan
pengantin dalam penampilan menawan dan rupawan sehingga
setiap orang yang melihatkan menjadi kagum dan terpesona.
Berdasarkan pengamatan penulis terhadap para penata rias
pengantin yang ada di kota Padang dan data dokumentasi dalam
dua tahun terakhir ditemukan bahwa para pengantin kurang puas
dengan hasil riasannya khususnya pada teknik pengoreksian wajah
yang terdiri dari bentuk alis, mata, hidung, bibir dan dagu yang
dilaksanakan oleh penata rias dikarenakan banyak penata rias
kurang memperhatikan dengan tepat kondisi dari wajah calon
pengantin yang diriasnya. Selain dari itu para pengantin merasa
kurang puas dengan kosmetika yang digunakan oleh penata rias
dimana kosmetika tersebut tidak bersifat tahan lama dan cepat
luncur sehingga para pengantin merasa tidak percaya diri saat
bermake-up.

Berdasarkan fenomena diatas maka


penulis tertarik untuk meneliti lebih jauh
tentang
teknik
pengoreksian
wajah
kosmetika dan peralatan yang oleh para
perias pengantin dalam proses pelaksanaan
tata rias pengantin Padang di Kecamatan
Lubuk Begalung yang akan dituangkan
dalam proposal penelitian yang berjudul
Studi Tentang Tata Rias Pengantin
Padang Di Kecamatan Lubuk Begalung
Padang Sumatera Barat.

B. Fokus Penelitian
Fokus penelitian berdasarkan pada latar belakang
masalah adalah sebagai berikut :
1.Jenis peralatan yang digunakan pada tata rias pengantin
Padang di Kecamatan Lubuk Begalung.
2.Jenis kosmetika yang digunakan pada tata rias pengantin
Padang di Kecamatan Lubuk Begalung.
3.Teknik pengoreksian wajah pada tata rias pengantin
Padang di
Kecamatan Lubuk Begalung.
4.Proses kerja pelaksanaan rias wajah pada tata rias
pengantin
Padang di Kecamatan Lubuk Begalung.
5.Busana tata rias pengantin Padang di Kecamatan Lubuk
Begalung.

C. Pertanyaan Penelitian
1.
2.
3.
4.
5.

Adapun pertanyaan pada penelitian ini adalah


Apakah jenis peralatan yang digunakan pada tata rias
pengantin Padang di Kecamatan Lubuk Begalung ?
Apakah jenis kosmetika yang digunakan pada tata rias
pengantin Padang di Kecamatan Lubuk Begalung ?
Bagaimanakah teknik pengoreksian wajah pada tata rias
pengantin Padang di Kecamatan Lubuk Begalung ?
Bagaimanakah proses kerja pelaksanaan rias wajah
pada tata rias pengantin Padang di Kecamatan Lubuk
Begalung ?
Bagaimanakan busana tata rias pengantin Padang di
Kecamatan Lubuk Begalung ?

D. Tujuan
Penelitian
Tujuan penelitian yang dilakukan adalah :
1.
2.
3.
4.
5.

Untuk menginventarisir jenis peralatan yang


digunakan pada tata rias pengantin Padang di
Kecamatan Lubuk Begalung.
Untuk menginventarisir jenis kosmetika yang
digunakan pada tata rias pengantin Padang di
Kecamatan Lubuk Begalung.
Untuk mendeskripsikan teknik pengoreksian
wajah pada tata rias pengantin Padang di
Kecamatan Lubuk Begalung.
Untuk mendeskripsikan proses kerja
pelaksanaan rias wajah pada tata rias pengantin
Padang di Kecamatan Lubuk Begalung.
Untuk mendeskripsikan busana tata rias
pengantin Padang di Kecamatan Lubuk
Begalung.

E. Manfaat
1.Penelitian
Sebagai pedoman bagi guru untuk bahan ajar dan dapat
2.

3.
4.
5.

diterapkan dalam pelaksanaan mata pelajaran


kompetensi kejuruan di SMK Jurusan tata kecantikan.
Memperkaya khazanah ilmu di Jurusan Kesejahteraan
Keluarga khususnya program Studi Pendidikan Tata Rias
dan Kecantikan yang terkait dengan mata kuliah tata rias
wajah khusus dan tata rias pengantin.
Bagi peneliti sendiri untuk menambah wawasan dan
pengetahuan khususnya tentang tata rias pengantin
Padang.
Untuk penata rias pengantin hendaknya dapat digunakan
sebagai pengetahuan tambahan dalam teknik merias
wajah pengantin pada tata rias pengantin Padang.
Untuk masyarakat umum khususnya wanita, memberikan
pengetahuan yang lebih baik tentang teknik merias wajah
yang benar dan sesuai dengan bentuk wajah.

BAB II
KERANGKA TEORITIS
A. Kajian Teoritis
1. Konsep Tata Rias Wajah Pengantin
a.Pengertian tata rias pengantin
Menurut Andiyanto (2003;12), menjelaskan bahwa :
Make-up adalah (rias wajah) memiliki fungsi untuk mengubah
(make over) perubahan ke arah yang lebih cantik dan sempurna
dengan koreksi proses untuk menuju ke arah itu tentu tidak semudah
membalikkan tangan karena diperlukan pengetahuan, ketelitian,
keseriusan, kesabaran, serta penyediaan waktu yang cukup untuk
melakukannya (tidak dapat dilakukan tergesa-gesa)
Seiring dengan pendapat di atas Gusnaldi (2005:56) juga
menjelaskan bahwa kecantikan adalah sesuatu yang bisa dinikmati
oleh mata, yang terkait dengan unsur seni. Untuk cantik lewat makeup haruslah memperhatikan keseluruhan wajah manakah yang lebih
menarik maka itulah yang ditonjolkan.
Dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa merias wajah
sangatlah penting demi mewujudkan keserasian dan kecantikan dari
wajah dan penampilan seorang pengantin lebih prima.

b. Jenis peralatan dan aplikator yang


digunakan dalam tata rias wajah
pengantin.

Menurut Tilaar (2003:29) menjelaskan bahwa proses


pelaksanaan merias wajah ditunjang oleh peralatan dan
aplikator yang mempunyai karakteristik yang bermacammacam, benda-benda tersebut memiliki fungsi tersendiri
bila fungsinya dimaksimalkan keberadaannya akan
sangat membantu dalam menciptakan rias wajah yang
sempurna. Macam-macam alat, bahan, lenan dan
aplikator untuk tata rias pengantin meliputi kuas set, spon,
pencukur alis, pinset, gunting kecil, peraut pensil, penjepit
bulu mata, cotton buds, scotch tape mata, lem bulu mata,
kapas, tissue, cape rias, hair bando, water sprayer.

c. Kosmetika tata rias pengantin


Kosmetika tidak hanya mempercantik tetapi juga nyaman dan ringan
apabila digunakan serta formulanya halal dan dapat menyempurnakan
hasil make-up dalam moment-moment yang sakral seperti pada saat
lamaran dan pesta pernikahan. Gusnaldi (2011;6)
Lebih jauh Andiyanto (2003;18) menjelaskan bahwa :
Kosmetika untuk tata rias pengantin sangat beragam, bila dilihat dari
tekstur dan kemasan pada dasarnya diciptakan untuk
mempermudah penggunannya, kosmetika memegang peranan
penting dalam memberikan hasil yang sempurna dalam tata rias
wajah. Macam-macam jenis kosmetika untuk tata rias pengantin
meliputi pembersih, penyegar, pelembab, bedak dasar (foundation),
bedak (powder), perona pipi (rouge/blush on), perona mata (eye
shadow), pensil alis (eye grow pencil), penyipat mata (eye liner),
mascara, perona bibir (lipstick).
Dari kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa kosmetika memegang
peranan penting dalam mewujudkan hasil tata rias yang nsempurna
sehingga dapat memancarkan aura kecantikan seseorang

d. Teknik koreksi tata rias wajah


Tilaar (2008;22) menjelaskan bahwa kelemahan dari wajah yang
kurang sempurna dapat dikoreksi dengan tata rias korektif sehingga
wajah tampak ideal dengan memberikan shading (efek gelap) dan tint
(efek terang) pada bagian-bagian wajah yang dirasa kurang
proporsional.
Sejalan dengan pendapat diatas Andiyanto (2003;12) menjelaskan
bahwa:
Hakikat riasan yang ideal adalah untuk mengoreksi bagian wajah
yang kurang sempurna menjadi lebih proporsional, dengan
mengupayakan semaksimal mungkin agar riasan tetap terlihat
alami dengan kata lain tidak tampak artificial. Macam-macam
teknik koreksi wajah dapat dilakukan pada bagian wajah terdiri
dari bentuk wajah, alis, mata, hidung, bibir, dagu dan rahang.
Setiap bagian-bagian wajah tersebut mempunyai cara dan teknik
tersendiri dalam mengoreksinya.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa tata rias korektif dapat
dilakukan dengan dua teknik yaitu shading untuk bagian yang kurang
sempurna dan tint untuk bagian yang sempurna.

e. Proses kerja pelaksanaan tata rias penga


Menurut Tilaar (1995;11-13) menjelaskan bahwa proses
kerja dalam pelaksanaan rias wajah pengantin haruslah
disesuaikan dengan urutan langkah pengerjaan yang benar,
yang bertujuan untuk menghasilkan tata rias wajah yang halus,
bersih.
Sejalan dengan pendapat diatas Khogidar (2011;79-84)
juga mengemukakan bahwa proses pelaksanaan tata rias wajah
pengantin meliputi pelembaban pengaplikasian fundation,
bedak bubuk, bedak padat dilanjutkan dengan perona pipi serta
pemasangan bulu mata atas, bulu mata bawah, pengentrapan
eye shadow, pengolesan maskara, eye liner, pembentukan alis,
dan pengentrapan perona bibir.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa urutan
proses kerja pelaksanaan tata rias wajah pengantin dimulai dari
pembersihan wajah, pelembab, alas beda, bedak, pembentukan
alis, pemberian perona mata, eyeliner, perona pipi,
pembentukan bibir, pemberian perona bibir (lipstick).

2. Konsep pakaian pengantin


Seiring dengan perkembangan peradaban, manusia tidak terlepas
dari kebutuhan akan pakaian. Menurut Wasia (1984:1) "Pakaian adalah
segala sesuatu yang dikenakan pada tubuh dengan maksud melindungi
tubuh maupun memperindah tubuh", Menurut Syaikh (2007: 3)
"Pakaian adalah sesuatu yang dikenakan manusia untuk menutupi dan
melindungi seluruh atau sebagian tubuhnya dari panas dan dingin".
Penggunaan pakaian adat sebagai benda-benda dalam upacara
perkawinan memiliki makna yang merupakan cerminan dari
kebudayaan. Menurut Machmud dkk (2004: 101) "Pakaian adat adalah
pakaian tradisional yang dipakai oleh pimpinan adat". Selanjutnya Riza
(1997: 8) menambahkan :
Pakaian adat adalah pakaian yang dipakai secara turuntemurun, merupakan salah satu identitas dan menjadi
kebanggaan oleh sebagian besar pendukung kebudayaan
tersebut. Pakaian adat mempunyai arti dan makna yang dalam
disamping berfungsi sebagai penutup badan juga mempunyai nilai
estetika dan filosofi yang tinggi, mencerminkan pandangan
hidup
orang Minang.

3. Pakaian pengantin tata rias padang di kec. Lubu


a. Desain struktur
Desain struktur adalah rancangan pembuatan
pakaian yang menggambarkan wujud alur
atau garis besar pembuatan pakaian dan
mempertimbangkan kegunaannya, misalnya
desain struktur pembuatan pakaian tentunya
dapat
menggambarkan
sebuah
bentuk
pakaian, seperti siluet A. Desain struktur
pakaian pengantin adat Padang Kec. Lubuk
Begalung adalah berbentuk siluet H atau yang
biasa disebut baju kurung dan pakaian ini
berguna untuk melindungi tubuh serta
menunjukkan status sosial. Model pakaian
pengantin adat Padang Kec. Lubuk Begalung
yang berbentuk longar dari atas hingga bawah
dan tidak menonjolkan lekuk tubuh maka
pakaian ini dapat dikategorikan ke dalam

b. Desain hiasan

desain hiasan adalah desain yang


diarahkan pada penciptaan keindahan
pada desain struktur suatu pakaian, hiasan
yang digunakan untuk pakaian seperti
sulaman border, payet, rendah, krah, saku,
kancing hias dan lain-lain. Hiasan pada
pakaian pengantin adat padang Kec. Lubuk
Begalung yaitu sulaman benang emas dan
renda atau pita-pita dari benang emas,
payet yang dilekatkan pada ujung lengan
dan bagian bawajah baju kurung.

B. Kerangka Konseptual
Tata Rias Pengantin
Padang
di Kec. Lubuk Begalung

Jenis
Peralatan

Jenis
Kosmetika

Teknik
Pengoreksian
Wajah

Proses Kerja
Pelaksanaan
Tata Rias
Wajah
Pengantin

Busana
Tata Rias
Pengantin
Padang

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis
Penelitian
Berdasarkan pada ruang lingkup dan tujuan, penelitian ini
berbentuk penelitian deskriptif dengan metode pendekatan
kualitatif. Menurut Arikunto (2006:239) penelitian deskriptif
dengan menggunakan pendekatan kualitatif merupakan
penelitian yang mengungkapkan bagaimana suatu masalah,
situasi atau kejadian secara apa adanya, dimana suatu masalah
tersebut digambarkan dengan kata-kata, bahasa dan gambar

B. Lokasi
Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan pada usaha jasa
pelaminan dan rias pengantin yang ada di Kec.
Lubuk Begalung, Sumatera Barat.

C. Jenis Data
Data
utama
diperoleh
melalui
observasi,
wawancara yang diperlukan dalam penelitian. Data
yang diperoleh merupakan data yang berhubungan
dengan objek penelitian yaitu tata rias pengantin
Padang diperoleh melalui dokumentasi, gambar,
foto dan kajian pustaka yang berhubungan dengan
D.penelitian.
Sumber Data

Sumber data diperoleh melalui nara sumber


yang memahami tentang tata rias pengantin
Padang yaitu : ketua adat, perias pengantin,
ninik mamak dan tokoh masyarakat di Kec.
Lubuk Begalung,

E. Teknik dan Alat Pengumpul Data


1. Observasi
2. Wawancara
3. Dokumentasi
F. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
peneliti sendiri sebagai alat pengumpul data.
Sugiyono (2009:223) menjelaskan :

Dalam penelitian kualitatif instrumen pertamanya


adalah peneliti
sendiri, namun selanjutnya adalah
fokus penelitian menjadi jelas,
maka kemungkinan
akan dikembangkan instrumen penelitian sederhana, yang
diharapkan dapat melengkapi data dan
membandingkan
dengan data yang telah ditemukan melalui ob
servasi
dan wawancara.

G. Teknik Analisis Data


Data yang diperoleh dari hasil pengumpulan data
dianalisis sesuai dengan pengolahan data yang
bersifat deskriptif kualitatif yaitu menjelaskan
fenomena dalam bentuk uraian tertulis apa adanya di
lapangan. Dalam penelitian deskriptif kualitatif,
penjaringan informan di lakukan dengan teknik bola
salju (snowball sampling).
Menurut Riduwan (2006:64)
Snowball sampling adalah teknik pengambilan
sampling yang
semula
berjumlah kecil
kemudian
anggota
sampel
(responden)
mengajak para
temannya untuk di jadikan
sampel dan seterusnya sehingga jumlah
sampel
semakin
membengkak jumlahnya (seperti bola
salju yang sedang menggelinding semakin jauh
semakin besar).

H. Keabsahan
Data
Untuk mendapatkan data yang valid, maka peneliti
melakukan harus melakukan beberapa hal dalam
teknik pemeriksaan keabsahan data, terdiri dari:
1. Perpanjang Keikutsertaan
2. Ketentuan Pengamatan
3. Triagulasi
4. Pengecekan sejawat
5. Auditing

Anda mungkin juga menyukai