Anda di halaman 1dari 11

Gangguan Spektrum Autisme Sebagai Gangguan Perkembangan Awal Saraf :

Berdasarkan Gambaran Abnormalitas Otak Pada Usia 2 3 Tahun


Zhou Xiao Ting Qiu Xiaoyan Ke Xiang Xiao Ting Xiao Fengjing Liang Bing Zou
Haiqing Huang Hui Fang Kangkang Chu Jiuping Zhang Yijun Liu
Abstrak : Autism spectrum disorder (ASD) adalah kondisi perkembangan saraf yang komplek
yang terjadi pada 3 tahun awal kehidupan, dimana ditandai dengan menurunya kemampuan
sosial dan komunikasi bersamaan dengan perilaku steriotipik. Meskipun berbagai upaya telah
dilakukan untuk memperjelas yang mendasari dari ketidaknormalan neuroanatomi dan
hubungan perilaku otak pada remaja dan dewasa dengan ASD, literatur masih terbatas pada
neurobiologi ASD pada usia awal kehidupan. Pencitraan otak pada 50 balita dengan ASD dan
28 umur, gender dan perkembangan kecerdasan balita sesuai dengan keterlambatan
perkembangan balita (grup kontrol) usia 2 3 tahun yang di dapatkan dengan kombinasi
magnetik resonansi berdasarkan gambaran struktural dan gambaran difus tensor. Struktural
MRI diterapkan untuk menilai daerah abu abu secara keseluruhan dan volume daerah putih,
dan perubahan daerah dinilai dengan voxel berbasis phometri. Diffusion tensor imaging
(DTI) digunakan untuk mencari integritas saluran pada daerah putih. Dibandingkan dengan
keterlambatan perkembangan, terdapat peningkatan signifikan yang terlihat pada ASD,
terutama pada daerah abu abu dan volume daerah putih dan pada girus temporalis superior
kanan daerah abu abu dan volume daerah putih. Nilai fraksi anisotropi yang lebih tinggi
terlihat pada corpus callosum, posterior cingulate cortex dan lobus limbik pada ASD. Temuan
konvergen pada abnormalitas struktur dan daerah putih pada ASD menunjukan bahwa
perubahan oada neural-anatomi dari bagian otak yang berbeda mungkin terlibat dalam defisit
perilaku dan kognitif yang berhubungan dengan ASD, khususnya pada usia awal antara 2 3
tahun.
Kata kunci : Autism spectrum disorder, balita, magnetik resonance imaging, voxel based
morphometry, diffusion tensor imaging
PENDAHULUAN
Autism spectrum disoder (ASD) adalah gangguan perkembangan saraf yang komplek
ditandai dengan gangguan dalam interaksi sosial dan komunikasi yang di mulai pada usia
dini, yang umumnya menunjukan perilaku repetitif dan keinginan yang terbatas. Saat ini,
ASD terjadi sebanyak 0,6 % pada populasi dunia dan lebih banyak mengenai laki laki. Ada
semakin banyak bukti bahwa heterogenitas dan kompleksitas dari gejala inti pada ASD dapat
dijelaskan sebagai gangguan mendasar di struktur daerah abu abu (GM) dan daerah putih
(WM). Dalam pandangan ini, non invasif magnetik resonansi berdasarkan metode kombinasi
gambaran struktural dan gambaran difusi tensor secara khusus sensitif terhadap keadaan
struktur otak dan perubahan integritas WM, yang dapat memberikan pemahaman mengenai
abnormalitas neuroanatomi pada ASD.
Meskipun etiologi ASD masih belum jelas, semakin banyak upaya yang telah dilakukan
untuk mempelajari basis saraf pada ASD. Terdapat variabilitas dalam literatur mengenai
pencitraan otak pada ASD. Perkembangan awal otak yang overgrowth, mungkin adalah

penemuan yang paling di replikasi pada populasi ini. Terdapat beberapa bukti mengenai
abnormalitas dari GM dan volume WM pada grup ASD dibandingkan dengan orang normal.
Selain itu, beberapa bagian otak tertentu juga terlibat, seperti lobus frontalis, lobus
temporalis, struktur limbik, amigdala ganglia basalis dan daerah cerebellar. Sebagai
tambahan, beberapa makalah berdasarkan diffusion tensor imaging (DTI) mengemukakan
pengaruh integritas microstruktur dari daerah putih otak pada ASD. Meskipun temuan yang
ada masih sulit untuk membandingkan laporan tersebut satu sama lain, tergantung pada pada
perbedaan substansi tidak hanya untuk karakteristik klinis dan demografi dari sampel, tetapi
juga mengenai metode analisis. Sampai saat ini, sejauh yang diketahui, beberapa studi telah
mengkombinasikan data neuroimaging dari DTI dan gambaran struktural dari voxel-based
morphpmetry (VBM) untuk mengetahui perubahan neurianatomi pada balita usia 2 3 tahun
dengan ASD. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui data pencitraan otak yang
ada dan memerika implikasi mereka terhadap pemahaman dasar neuroanatomi pada ASD.
Dalam rangka untuk menilai perubahan ini, volume keseluruhan otak, regional anatomi
daerah abu abu dan daerah putih, dan integritas daerah putih pada balita usia 2 3 tahun
dengan ASD dan kontrol keterlambatan perkembangan (DD) lainnya di ukur dengan
menggunakan VBM dan DTI. Secara khusus, tujuan penelitian ini ada dua : pertama, untuk
memeriksa kemungkinan gambaran abnormalitas otak pada struktural dan integritas daerah
putih antara anak ASD dengan kontrol; kedua, untuk menganalisis dengan voxel perbedaan
volume otak antara ASD dengan kontrol.
METODE
Sampel dan Alat Ukur
Sebanyak 50 balita dengan ASD ( mean usia 29,92 5,54 bulan) dan 28 usia, gender, dan
perkembangan kecerdasan balita disesuaikan dengan keterlambatan perkembangan (mean
usia 28,25 4,38 bulan) dimasukan dalam studi case-control yang dilakukan pada bulan Mei
2012 sampai November 2011 di Child Mental Health Research Center of the Nanjing Brain
Hospital berafiliasi dengan Universitas Medical Nanjing. Protokol penelitian sepenuhnya
diungkapkan kepada seluruh partisipan dan pengasuhnya, dan mengisi informed consent yang
di dapatkan dari pengasuh partisipan berdasarkan ketentuan Deklarasi Helsinki. Protokol
penelitian telah disetujui oleh Institutional Review Board dari Nanjing Brain Hospital.
Diagnosis ASD berdasarkan kriteria DSM-IV-TR gagguan perkembangan pervasif (sindron
Retts dan sindrom Heller di keluarkan) dari dua psikiatri anak yang berlisensi. Semua pasien
di nilai oleh Childhood Autism Rating Scale (CARS) dan Autism Diagnostic InventoryRevised (ADI-R). Kriteria inklusi dari keterlambatan perkembangan adalah retardasi mental
atau gangguan komunikasi pada DSM-IV-TR. Retardasi mental disebabkan abnormalitas
kromosom atau defek genetik seperti, hipotiroid kongenital, fenilketonuria dan sindrom
Prader-Wili di eksklusi dari grup keterlambatan perkembangan dengan tes genetik. Penelitian
ini juga meng eksklusi pasien yang memiliki riwayat cidera kepala, gangguan neurologis atau
penyakit medis yang berat dari grup ASD maupun keterlambatan perkembangan. Skor
perkembangan kecerdasan dari semua peserta telah diperoleh menggunakan Bayley Scales of
Infant Development Chinese Version (BISD-C).

Pencitraan Data
Gambaran MRI struktural diperoleh dengan menggunakan standar quadrate head coil 3.0 T
Verio MRI sistem (Siemens Medical System, Germany). Sebelum scaning MRI, setiap subjek
di bius menggunakan chloral hydrate. Setiap peserta mengambil chloral hydrate (0,5 g dalam
10 ml) untuk pemberian oral sekitar 12 ml setiap kali (50 mg/kg). Dosis maksimum biasanya
<20 ml. Sekitar 85% subjek berhasil mengambil chloral hydrate untuk pemberian oral pada
pertama kali dan sisanya menggunakan enema di waktu lain. Jadi setiap partisipan di bius
sebelum scanning MRI.
Selama scanning, kepala pasien ditahan secara lembut dengan bantal busa. Gambar highresolution MRI untuk analisis volumetrik diperoleh dengan T1-weighted (T1W) three
dimensional (3D) Spoiled gradient (SPGR) urut dengan parameter berikut : TR = 2.530 ms,
TE =3,34 ms, flip angle = 70, field of view (FOV) = 256 mm x 256 mm2, inplane resolution
= 256 x 192, inversion time = 1.100 ms dan slice thickness = 1,33 mm. Orientasi gambar
sejajar dengan komisura anterior-komisura posterior dari alat yang digunakan.
Diffusion tensor imaging (DTI) diperoleh dengan single shot echo planar (SE-EPI) urutan
dengan gradien difusi diterapkan dalam 30 arah non-collinear dan b = 1,000 s/mm2.
Ketebalan setiap irisan adalah 2,5 nm tanpa celah. Parameter urutan untuk DTI adalah TE =
104 ms, repetition time (TR) = 9.000 ms, FOV = 230 x230 mm2, dan acquisition matrix =
128 x 128. Total waktu pemindaian DTI adalan 5,1 menit. Pemindai MRI klinis rutin (T1W,
T2W, dan fluid-attenuated inversion recovery) dilakukan untuk lebih mengungkapkan
kelainan patologis insidental.
Analisis Gambaran Struktural
Semua scan T1W dan T2W MRI dinilai oleh neuro radiologis untuk menyingkirkan kelainan
radiologi, hiperintensitas daerah putih dan kelainan ventricular/pelebaran sulcus. Struktural
MRI digunakan untuk membandingkan total volume global dan regional otak, daerah abu
abu dan variasi daerah putih. Semua gambar diproses dengan SPM8 dan VBM8 Toolbox.
Template yang disesuaikan dibuat berdasarkan semua partisipan selama protokl VBM8
dioptimalkan, yang kemudian di gunakan sebagai gambaran untuk normalisasi, segmen dan
modulasi semua gambar. Secara singkat, gambaran T1W MRI bias bidang-dikoreksi dan
daerag abu- abu, daerah putih dan cairan serebrospinal telah diidentifikasi. Global daerah abu
abu, daerah putih, cairan serebrospinal dan volume intrakranial total kemudian dihitung
dalam ruang asli untuk setiap subjek dan digunakan untuk perbandingan setiap grup. Ruang
asli daerah abu abu dan segmen daerah putih individu di normalisasi dengan pendafataran
affine. Dari hasil tersebut, regirtasi anatomi difeomorphic rata-rata melalui exponentiated lie
aljabar (DARTEL) template dari semua subjek di Montreal Neurological Institute (MNI) di
bentuk. Selanjutnya, segmen daerah abu abu dilengkungkan terhadap template rata-rata
menggunakan high-demensional DARTEL dan modulasi. Resultan peta daerah abu-abu kode
volume lokal relatif daerah abu-abu dalam ruang MNI. Untuk membedakan kemungkinan
artefak dan kegagalan segmenasi atau normalisasi, pemeriksaan kualitas dilakukan dengan
mengguankan SPM check reg fungsi dan MRIcron. Bila tidak terdapat kelainan tak terduga

dilaporkan, peta daerah abu-abu dihaluskan dengan 8 x 8 x 8 mm3 full-width-at-halfmaximal kernel.


Analisis Gambar Difusi Tensor
SPM8, DTI studio 2.4.01 (https://www.mristudio.org/), dan sistem perangkat lunak
khusus yang dikembangkan berdasarkan Matlab 2009 (http://www.mathworks.cn/) yang
digunakan untuk proses awal dan analisis data DTI. Singkatnya, data itu denoised, dan
gambar yang digunakan untuk menghitung FA dan berarti difusi (MD) di studio DTI. Karena
stok template dapat mengakibatkan kesalahan dalam FA dan MD lokalisasi bedaan, template
khusus untuk peserta diciptakan, dan data spasial adalah dinormalisasi ke dalam template ini
disesuaikan. Peta normalisasi dihasilkan dihaluskan dengan 8 mm-penuh-lebar di setengah
maksimum Gaussian isotropik kernel untuk analisis SPM8. Analisis kelompok dilakukan
menggunakan efek random regresi berganda voxel-wise analisis dengan ambang batas pada t
[3.20 (p \ 0,001, dikoreksi) dan ambang batas spasial k = 50 voxel. Parameter ini dirancang
untuk menghapus perbedaan wilayah kecil terisolasi, yang memungkinkan berbeda secara
signifikan daerah bunga (ROI) di FA dan MD menjadi jelas digambarkan. Semua koordinat
disediakan dalam ruang MNI.

Analisis Statistik
Perbedaan antara kelompok usia, jenis kelamin, DQ, CARS skor, dan skor ADI-R yang
dihitung dengan menggunakan tes ORV 2 analisis. Perbedaan global dalam struktur seluruh
otak dinilai oleh uji t independent-sample di SPSS versi 19.0 (IBM, USA). GM dan WM
volume serta total volume intrakranial (TIV) dimasukkan sebagai variabel uji, dan
didiagnosis sebagai ASD dan DD adalah variabel pengelompokan utama. Perbedaan daerah
volume GM dan WM serta perbedaan FA dan MD yang pengambangan atpvalue dari \ 0.001
(dua-tailed tes) dikoreksi untuk beberapa perbandingan, dengan tingkat ambang 50 voxel
untuk menghilangkan daerah kecil terisolasi dari perbedaan volume dengan menggunakan
dua samplettests di SPM8 (http: // www.fil.ion.ucl.ac.uk/spm).HASIL
Karakteristik sampel
Tidak ada perbedaan signifikan yang diamati antara ASD dan DD (kelompok kontrol)
berdasarkan gender (p = 0,55), usia (p = 0,17), atau DQ (p = 0,07) (Table1). Namun,
kelompok ASD memiliki skor yang lebih tinggi daripada kelompok kontrol dalam CARS dan
semua ADI-R subtes (p \ 0,01)
Pengukuran volumetrik global
Karena peserta cocok, perbedaan volumetrik global yang ditentukan oleh tes dua samplet.
Volume global GM dan WM untuk ASD dan kelompok kontrol yang ditunjukkan pada Tabel
2, menunjukkan global GM yang lebih besar dan volume WM di ASD (p = 0,048 andp =
0.047, masing-masing).

Selain itu, perbandingan TIV menunjukkan tidak signifikan kecenderungan yang lebih tinggi
untuk ASD dibandingkan dengan DD.
Regional GM dan WM Volume
Selain perbedaan volumetrik global, GM Regional dan volume WM juga berbeda antara ASD
dan kelompok kontrol (Table 3A, B), mengungkapkan bahwa semakin volume GM yang
terlokalisasi dalam gyrus temporal superior kanan lobus temporal di ASD (Gbr. 1a).
Sebaliknya, volume yang lebih besar WM yang diamati pada ASD di gyrus temporal
superior kanan , meninggalkan gyrus temporal tengah, insula kanan, dan gyrus kanan Heschl
ini (Fig.1b). Khususnya, tidak ada yang penurunan signifikan GM dan volume WM diamati
dalam daerah antara ASD dan kelompok kontrol.
Daerah WM FA dan MD

Analisis berbasis voxel dilakukan untuk menentukan mikrostruktur WM otak dari ASD,
karakteristik terutama disebabkan oleh FA yang tinggi dan MD yang rendah di beberapa
daerah otak (Huster et al 2009;. Menzler et al 2011;.. Westerhausen et al 2011) (Tabel 3C,
D). ASD sangat menunjukkan FA yang tinggi di CC, posterior cingulate cortex, dan lobus
limbik (Gbr.2). Selain itu, ASD menunjukkan MD yang rendah di CC kiri, cingulate
posterior, lobus limbik, dan korteks insular (Gbr. 3). Demikian pula, tidak ada FA signifikan
lebih rendah atau nilai-nilai MD yang lebih tinggi diamati pada ASD atau kelompok
pengawasan.

Gambar 1. Pemetaan daerah GM (a) dan WM (b) perbedaan antara pasien ASD dan kontrol
DD. Lokalisasi daerah menunjukkan perbedaan yang signifikan (p \ 0,001) diproyeksikan
menjadi pola dibuat dengan data dari output peserta kami dari SPM8. Lokasi anatomi daerah
yang tercantum dalam Tabel 3A, B untuk GM dan WM masing-masing berdaan. L Kiri, R
Kanan, A Anterior, P Posterior

Gambar 2. Pemetaan FA perbedaan antara ASD pasien dan kontrol DD. itu lokalisasi daerah
menunjukkan perbedaan yang signifikan (p \ 0,001) yang diproyeksikan ke template dibuat
dengan data dari output peserta kami dari SPM8. anatomi lokasi daerah yang terdaftar pada
Tabel 3C. Daerah yang meningkat untuk ASD dibandingkan DD disajikan inredto kuning. L
left, R right, A anterior, P posterior.

Gambar 3. Pemetaan MD perbedaan antara pasien ASD dan kontrol DD. Lokalisasi daerah
itu menunjukkan perbedaan yang signifikan (p \ 0,001) yang diproyeksikan ke pola pesan
yang dibuat dengan data dari hasil keluaran peserta kami dari SPM8. Lokasi daerah anatomi
yang terdaftar pada Tabel 3D. Daerah yang yang menurun untuk ASD dibandingkan DD
disajikan dalam warna kuning menjadi biru. L left, R right, A anterior, P posterior
DISKUSI
Dalam penelitian ini, struktur otak anatomi dan integritas WM di ASD balita
diselidiki berikut gabungan Pendekatan struktur pencitraan dan DTI. Hasil neurofisiologis
disediakan tiga temuan penting: (1) ini anak-anak ASD memiliki GM global yang lebih besar
dan WM volume dibandingkan DD kelompok usia yang sama, jenis kelamin dan DQ skor;
(2) anak-anak ASD ini menunjukkan peningkatan GM volume paling sering diamati di
superior kanan gyrus temporal lobus temporal dan peningkatan WM volume paling sering
diamati di superior kanan gyrus temporal, meninggalkan gyrus temporal tengah, kanan picik
korteks, dan gyrus kanan Heschl itu; (3) ASD juga menunjukkan FA yang lebih tinggi dan
MD yang lebih rendah di CC, cingulate posterior korteks, dan lobus limbik serta MD rendah
di pulau korteks.
Hasil pertama tidak hanya setuju dengan bukti awal otak dan pembesaran otak pada
balita dengan AS dilaporkan oleh Courchesne dan rekan-rekannya pada tahun 2001, namun
juga meluas ke panggung penduduk Cina di mana Total volume otak yang meningkat pada
pasien ASD pada awal usia. Courchesne et al. (2001) menunjukkan bahwa pada usia 2-3
tahun lebih dari 90% dari balita autis menunjukkan ukuran otak abnormal, dan autis 2 sampai
3 tahun memiliki lebih cerebrum (18%) dan WM memiliki serebelum (39%) , dan lebih
kortikal otak GM (12%) dibandingkan anak laki-laki normal. Selain itu, temuan serupa
dijelaskan dalam sebuah studi baru-baru ini mengenai volume WM otak anak laki-laki autis
ASD yang juga menyatakan bahwa terjadi peningkatan secara keseluruhan dalam volume
otak dibandingkan dengan kontrol (Herbert et al. 2003). Studi saat ini menunjukkan hasil
yang konsisten dengan literatur pendukung yang mungkin kelainan pencitraan otak dalam
struktur memang ada pada anak-anak ASD pada usia dini (Courchesne et al 2001.; Cosgrove
et al.2007; Hazlett et al. 2005; Schumann et al.2010; Sparks et al. 2002)
Kedua, volume GM daerah yang lebih besar di sebelah kanan gyrus temporal superior
dan volume WM yang tinggi di kanan superior gyrus temporal, meninggalkan gyrus temporal
tengah, dan gyrus Heschl hak korteks insular kanan adalah yang diamati pada ASD balita
dalam penelitian ini dengan menggunakan optimized VBM. Beberapa studi sebelumnya yang
dilakukan pada ASD juga melaporkan bahwa anak-anak autis menunjukkan pembesaran
ekstrim GM dan WM volume di frontal dan lobus temporal, hasil varian sedikit dari banyak
Studi lainnya (Carper et al 2002;. Cosgrove et al 2007;. Courchesne dkk, 2004; Hazlett et al
2005;.. Rojas et al 2006; Schumann et al.2010). Khususnya, struktur yang ditemukan pada
laporan kami yang didominasi lokal di daerah temporal, yang terlibat dalam persepsi sosial,
bahasa, dan '' teori pikiran '', kemampuan untuk menempatkan diri ke dalam sepatu orang
lain, membayangkan pikiran mereka dan perasaan, semua yang terganggu pada ASD. Sesuai

dengan dengan temuan di atas, kami mengkonfirmasi GM dan WM volume meningkat di


daerah temporal 2 sampai 3 tahun balita dengan ASD.
Difusi tensor imaging (DTI) data dari saat ini penelitian juga menunjukkan bahwa
perubahan mikrostruktur Organisasi WM dengan peningkatan FA dan berkurangnya MD
adalah jelas dalam CC dan cingulum dari kelompok ASD. CC adalah saluran hemisfer otak
yang terbesar di otak dan dianggap terlibat dalam emosi dan fungsi sosial, serta dalam proses
kognitif yang lebih tinggi, seperti memecahkan kode, persajakan afektif, dan pemahaman
humor (Badaruddin et al 2007;. Brown et al.2005a, b). Cingulate cortex berpartisipasi dalam
tugas terkait dengan tingkat proses kognitif yang lebih tinggi, seperti empati kognisi, perilaku
sosial dan persepsi nyeri lebih mungkin hypoactivated di ASD (Di Martino et al. 2009;
Thakkar et al. 2008). Kebanyakan penelitian DTI pada remaja atau orang dewasa dengan
ASD menunjukkan penurunan FA dalam beberapa bagian otak, termasuk CC dan cingulum
(Alexander et al.2007; Keller et al. 2007; Weinstein et al. 2011).
Namun, dalam studi (Cheng et al.2010) dilakukan pada remaja dengan ASD,
ketidakseimbangan FA ditemukan, seperti beberapa daerah menunjukkan peningkatan FA,
sementara yang lain menunjukkan FA yang menurun . Selain itu, Billeci et al. (2012)
menemukan meningkat FA di sekitar ASD 5 tahun di berbagai traktus WM seperti CC dan
cingulum. Hasil ini bisa bertentangan mencerminkan perubahan tren FA pada anak-anak
dibandingkan dengan remaja dan orang dewasa. Selanjutnya, hal itu mungkin dihubungkan
dengan perubahan volume otak ASD, yang memiliki ekspansi struktur makro pada tahuntahun pertama kehidupan dan kemudian bergeser ke pertumbuhan abnormal lambat (Jones
dan Cercignani 2010; Liu et al.2010; Muratori et al.2012; Vos et al.2011; Westerhausen et
al.2011). Faktanya, kesesuaian lemah antara investigasi DTI sangat tergantung pada
heterogenitas yang luas baik dari fenotip klinis ASD dan metode analisis, yang membuatnya
lebih sulit untuk perbandingan hasil. Selain itu, artefak eksperimental dan faktor pembaur
harus dipertimbangkan untuk meningkatkan keandalan dan komparabilitas hasil DTI (Walker
et al.2012). Perhatian diperlukan dalam menafsirkan tingkat FA yang tinggi, karena
perubahan ini bisa mewakili indeks berbagai perubahan struktur mikro WM, seperti
peningkatan mielinisasi, ukuran akson dan kepadatan, jalan geometri, dan terbentuknya serat
persimpangan jalur. Sampai saat ini, sebagai pengetahuan kita, analisis berbasis voxel telah
diterapkan sejumlah penelitian yang terbatas dari penelitian ASD pada anak-anak autis,
terutama dalam tahap awal ini balita 2 sampai 3 tahun.
Hasil penelitian ini harus dipertimbangkan sebagai pengganti strategi yang cocok,
yang melibatkan penggunaan kelompok DD sebagai kontrol, kelompok yang mungkin tidak
secara akurat mencerminkan karakteristik populasi umum. ASD biasanya terjadi dengan
gangguan perkembangan saraf lainnya. Banyak individu ASD memiliki defisit bahasa, mulai
dari kurangnya berbicara lengkap melalui keterlambatan bahasa, pemahaman berbicara yang
buruk, atau bahasa kaku dan terlalu literal. Jadi tidak mungkin untuk mengecualikan
gangguan bahasa ASD kelompok kami. Ketidakmampuan belajar yang spesifik juga umum
pada di individu dengan ASD. Tapi sulit untuk mengidentifikasi gangguan belajar tertentu
selama 2-3 tahun. Dengan demikian, studi lanjut dengan kohort lebih besar dan lebih
beragam akan diperlukan untuk memverifikasi temuan ini. Selain itu, ketika membandingkan

hasil penelitian yang relatif kecil ini dengan studi yang lebih besar tanpa penyesuaian, tidak
mungkin untuk menghindari kesalahan. meskipun template yang disesuaikan dibuat
berdasarkan semua peserta, penggunaan VBM masih belum bisa mengatasi masalah kesulitan
teknis untuk segmentasi pada usia dini ini. Terakhir, tidak termasukautism diagnostic
observation schedule (ADOS) sebagai bagian dari proses diagnostik harus dimasukkan
sebagai keterbatasan penelitian kami. Oleh karena itu, pembuktian lebih lanjut dari daerah
otak, terutama untuk mikrostruktur organisasi, tetap diperlukan untuk mengkonfirmasi
temuan ini.
KESIMPULAN
Meskipun isu-isu bermasalah menonjol di atas, Penelitian ini menambah literatur yang
terbatas pada usia dini anak-anak dengan ASD. Beberapa kelainan GM dan WM pada
struktur otak dan peningkatan FA terkait dengan ASD defisit perilaku (misalnya lobus
temporal, CC dan cingulum) terdeteksi. Hasil ini memberikan bukti kuat untuk mendukung
bahwa balita 2 sampai 3 tahun dengan ASD menunjukkan kelainan neuro-imaging daerah
otak tertentu dan menyajikan hubungan antara temuan perilaku sebelumnya dan fasilitas
neuroanatomical secara langsung. Penelitian lebih lanjut akan ditangani untuk
mengkonfirmasi dan menerapkan pengamatan pada ASD dari varian usia dan demografi.

Anda mungkin juga menyukai