Anda di halaman 1dari 1

UJIAN CINTA

Ujian dalam kehidupan manusia adalah sebuah keniscayaan. Baik itu berupa rasa ta
kut, kehawatiran atau kelaparan, kekurangan harta,
kematian, dan sebagainya. "Dan sungguh akan Kami Uji kamu sekalian dengan sediki
t ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan." (QS AI- Baqarah
: 155).
Sikap orang beriman memandang ujian sebagai bagian tak terpisahkan dari kehidupan itu sendiri. Menghadapi ujian itu dengan keta
bahan dan kesabaran yang merupakan puncak keimanan dan ketakwaan. Kehidupan dan
kematian merupakan jalan panjang manusia untuk menguji apakah seseorang mampu me
ngisinya dengan perilaku dan amal kebaikan atau tidak.
Pangkat dan derajat yang diraih seseorang pad a
'hakikatnya adalah ujian. "dan dia meninggikan (pangkat) sebagian kamu atas seba
gian yang lain beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang. diberikan-Nya
kepadamu. (QS AI-An'am: 165),.
Bahkan, keburukan dan kebaikan yang merupakan standar penilaian amal manusia, se
sungguhnya adalah ujian dan cobaan. "Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan
kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya)." (QS AI-Anbiya: 35).
Apalagi kekayaan dan kemiskinan, harta benda dan jiwa, semuanya adalah sarana da
n sekaligus bentuk konkret ujian. Oleh sebab itu, semuanya harus benarbenar dipah
ami dan disikapi secara objektif dan proporsional.
Karena sesungguhnya pemberian Allah kepada
hamba-Nya yang berupa kekayaan tidaklah identik dengan penghargaan dan penghorma
tan. Demikian pula sebaliknya, kemiskinan dan penderitaan yang ditimpakan kepada
seorang hamba bukanlah berarti sebagai penghinaan atas dirinya.
dalam konteks keimanan seseorang, ujian adalah
titik awal dan penentu, sehingga pada gilirannya nanti manusia tidak memiliki al
asan untuk menyalahkan orang lain, bahkan Tuhan sekalipun.
Yang menarik untuk dicermati adalah petunjuk Rasulullah SAW bahwa antara ujian d
an cinta kepada Allah SWT memiliki keterkaitan yang sangat erat. Seseorang'mesti
diuji untuk dicintai dan akan dicintai dengan ujian.
"Sesungguhnya jikaAllah SWT (akan) mencintai
sekelompok kaum maka diujilah mereka. Maka barang siapa rela (menerimanya) maka
baginya adalah kerelaan (Allah SWT), dan barang siapa murka maka bagi: nya adala
h kemurkaan dari Allah SWT." (HR Tirmidzi).
Oalam terminologi Alquran, kerelaan menerima ujian disebut dengan sabar. "dan be
rikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang
apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan, Mereka itulah yang mendapatkan keber
katan yang sempurna dan rahmat dari Allah."

Anda mungkin juga menyukai