PENUGASAN PPK
INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA ANAK USIA 34
BULAN
DIKERJAKAN OLEH
KELOMPOK TUTORIAL 5.1
TUTOR : dr. Eka Rosmarini Sari W
Khairul Arsyad
:
Anggita Widya N P :
Fella Oktaria D
:
09711314
10711091
10711163
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan salah satu penyebab
kematian tersering pada anak di negara berkembang. Infeksi saluran pernapasan
akut menyerang saluran pernapasan, yaitu mulai dari hidung ke alveoli beserta
adneksa. Setiap anak balita diperkirakan mengalami 3-6 episode ISPA setiap
tahunnya. Sebagai kelompok penyakit, ISPA juga merpakan salah satu penyebab
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Posyandu
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan
Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan
dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan
pembangunan
kesehatan,
guna
memberdayakan
masyarakat
dan
ekonomi
keluarga,
ketahanan
pangan
keluarga
dan
2. Tujuan Khusus:
lintas
sektor
dalam
penyelenggaraan
AKABA.
Meningkatnya cakupan dan jangkauan pelayanan kesehatan dasar,
terutama yang berkaitan dengan penurunan AKI, AKB dan
AKABA.
Bayi
Anak balita
Ibu hamil, ibu nifas dan ibu menyusui
Pasangan Usia Subur (PUS)
Kegiatan Posyandu terdiri dari kegiatan utama dan kegiatan
diare
di
Posyandu
dilakukan
dengan
Rhinovirus
Virus influenza A, B, C
Virus Parainfluenza
Virus sinsisial pernafasan.
baring.
Untuk meringankan demam bisa diberikan asetaminofen, pada
susah tidur.
Vitamin C dosis tinggi (2000 mg per hari) belum terbukti bisa
mengurangi resiko tertular atau mengurangi jumlah virus yang
dikeluarkan oleh seorang penderita.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1
Identitas
ANAK
NAMA
TANGGAL LAHIR
USIA
JENIS KELAMIN
ORANG TUA
AYAH/USIA
PEKERJAAN
IBU/USIA
PEKERJAAN
Vino
23 Agustus 2010
34 bulan
Laki-laki
ALAMAT
Magelang
1.
2.
3.2
Anamnesis
Keluhan Utama
Anak tampak berat badannya turun sejak batuk dan pilek 3 hari yang lalu.
Riwayat Penyakit Sekarang
Anak datang ke Posyandu Cempaka diantar neneknya untuk memeriksa
berat badan rutin, karena sejak anak sakit neneknya mengatakan bahwa anak
tampak lebih kurus, berat badan dirasakan turun. Sejak 3 hari yang lalu anak
mengalami batuk, pilek, disertai panas. Panas yang dirasakan tidak tinggi, hanya
nglemeng. Neneknya mengatakan pilek dengan cairan bening, tidak berwarna
kekuningan maupun kuning kehijauan. Saat anak batuk bisa sampai muntah.
Nafsu makan anak sedikit berkurang meski masih mau makan rutin sehari 3 kali.
Saat anak sakit tetap masih bermain dengan teman sebayanya seperti biasa. Anak
tidak terlihat lemas. Anak sudah dibawa ke puskesmas dan diberi obat, namun saat
ini obat sudah habis. Saat datang ke posyandu anak sudah tidak panas lagi tetapi
anak masih batuk pilek.
3.
Nenek An. Vino mengatakan dahulu memang sering batuk pilek, apalagi
saat anak kelelahan setelah seharian bermain dengan teman-temannya. Anak
belum pernah mengalami demam yang tinggi, hanya nglemeng-nglemeng saja dan
disertai batuk pilek. Anak belum pernah sakit yang lebih berat dari batuk pilek
biasa dan belum pernah mondok. Tidak ada riwayat alergi pada anak.
Berat badan anak sebelum anak batuk, pilek dan demam yaitu 18,4
kilogram, sekarang sudah turun menjadi 17,3 kilogram.
4.
bersama kakek dan neneknya karena ibu dan ayahnya bekerja. Kondisi kesehatan
kakek dan neneknya baik, tidak dalam keadaan sakit. Di keluarga tidak ada yang
mepunyai riwayat batuk lama, riwayat alergi dan tidak ada anggota keluarga yang
mengalami gangguan neurologis.
5.
Riwayat persalinan normal ditolong oleh bidan desa di polindes dengan berat
badan 4100 gram dan panjang 50 cm. Ibu tidak pernah sakit selama kehamilan.
6.
nafsu makannya cukup tinggi, makan rutin sehari tiga kali bahkan bisa lebih
tergantung keinginannya. Nasi, lauk tempe, daging maupun telur ia suka. Karena
ditinggal ibu bekerja, maka makanan sehari-hari yang mengatur adalah neneknya
dan selalu lengkap sayur dengan lauknya. Untuk pemberian ASI sampai usia satu
tahun, dengan diselingi pemberian susu formula karena jika pagi sampai sore
ibunya bekerja. Anak vino juga diberikan MP-ASI setelah usia 6 bulan berupa
bubur susu dan bubur tim.
7.
diantara teman sebayanya. Berat badan dan tinggi badan selalu berada di warna
hijau di kms. Saat ini berat badan anak 17,3 kg dengan tinggi 94 cm. Jika diukur
secara antropometris maka untuk BB/U anak termasuk dalam rentang -2 SD
sampai 2 SD interpretasinya gizi baik. Untuk TB/U anak berada diatara rentang -1
SD sampai 1 SD interpretasinya normal. Sedangkan untuk BB/TB anak hasilnya
diatas 2 SD, interpretasinya gemuk.
Untuk perkembangan anak juga baik, anak tidak menutup diri dengan
teman dan lingkungan sekitarnya, aktif bermain, dan juga dalam hal kemandirian.
Anak sudah bisa untuk melepas sendal kemudian memakainya lagi, melepas
bajunya, makan sendiri sudah terbiasa. Anak bisa menunjuk dan menyebutkan
dengan benar bagian tubuhnya. Untuk menulis dan sekedar menggambar diatas
kertas dan mengenal gambar hewan juga sudah mampu.
8.
Riwayat Imunisasi
Imunisasi wajib telah diberikan lengkap pada Anak Vino yang lahir pada
9.
DPT
23-09-10
15-12-10
31-01-11
Polio
23-09-10
30-11-10
15-12-10
31-01-11
Hepatitis B
24-08-10
31-01-11
31-01-11
Campak
23-05-11
Kedua orangtuanya bekerja dari pagi sampai sore. Pekerjaan kedua orangtuanya
adalah swasta. Kebutuhan Anak sehari-hari berupa makanan lengkap berpa sayur,
lauk, buah dan susu terpenuhi.
Untuk kondisi tempat tinggal saat ini berada di lingkungan yang padat
penduduknya, kebersihan sekitar tempat tinggal baik, dan tidak berada di wilayah
endemik penyakit tertentu. Hubungan dengan tetangga sekitar terjalin baik dan
1.
2.
3.
Anamnesis Sistem
Keadaan umum
Kepala
Kulit
Mata
THT
: compos mentis
: demam (-)
: tampak kering (-), keriput (-),
: tidak tampak sayu, anemis (-), sklera ikterik (-)
: telinga dan hidung tidak ada keluhan, tenggorokan:
Thorax
Gastrointestinal
Genitourinaria
Muskuloskeletal
3.3
Pemeriksaan Fisik
Kesan Umum : compos mentis
Vital Sign
a.
Nadi : 80x/menit
b.
Suhu : afebris
c.
Pernafasan
: 25x/menit
Status Gizi
a.
Klinis
: tidak edema
b.
Antropometri
4.
Kepala :
Berat badan :
17,3 kilogram
Tinggi badan :
94 cm
Lingkar kepala
:
52 cm
Lingkar dada
:
57 cm
Lingkar lengan atas :
19 cm
rambut hitam, tidak mudah dicabut, tampak sehat,
5.
6.
7.
8.
9.
Leher :
Thoraks :
Abdomen :
Anogenital :
Ekstremitas :
3.4
No.
1.
2.
dinilai)
Dapatkah anak berjalan naik tangga sendiri? Jawab
YA jika ia naik tangga dengan posisi tegak atau
Sosialisasi Kemandirian
YA
TIDAK
Gerak Kasar
YA
TIDAK
atau
anak
harus
berpegangan
pada
seseorang.
Tanpa bimbingan, petunjuk atau bantuan anda,
dapatkan anak menunjuk dengan benar paling
TIDAK
Sosialisasi Kemandirian
5.
tumpah?
Dapatkah anak membantu memungut mainannya
YA TIDAK
Bicara & Bahasa
diminta?
Tanpa berpegangan pada apapun, dapatkah anak
anda menendang bola kecil (seperti bola tenis) ke
YA
TIDAK
Gerak Kasar
YA
TIDAK
7.
Gerak Halus
8.
YA TIDAK
Gerak Halus
YA
TIDAK
2,5 5 cm.
Dapatkah anak menggunakan 2 kata pada saat
berbicara seperti minta minum, mau tidur?
10.
TIDAK
TIDAK
1.
3.5
Diagnosis/Daftar Masalah
Common cold
Common Cold adalah suatu reaksi inflamasi saluran pernapasan yang
disebabkan oleh infeksi virus, yang biasanya disebabkan oleh Rhinovirus. Virus
ini mudah ditularkan melalui ludah yang dibatukkan atau dibersinkan oleh
penderita. Common cold biasanya tidak berbahaya dan kebanyakan dapat sembuh
dengan sendirinya (self limitting disease).
Gejala dan tanda common cold adalah gangguan nafas dengan / tanpa
sumbatan hidung, bersin-bersin, tenggorokan gatal, hidung meler, batuk, suara
serak, lemas, sakit kepala, demam (biasanya ringan). Gejala biasanya akan
menghilang dalam waktu 4 -10 hari, meskipun batuk dengan atau tanpa dahak
seringkali berlangsung sampai minggu kedua. Untuk pemeriksaan penunjang yang
di lakukan pada common cold biasanya pemeriksaan darah, tetapi pemeriksaan
darah ini dilakukan apabila gejala sudah berlangsung selama lebih dari 10 hari
atau dengan demam > 37,8 C.
Angka kejadian common cold tinggi pada anak, dan sering mirip dengan
kejadian influenza. Meski gejalanya mirip, tetapi common cold berbeda dengan
influenza. Influenza lebih berat dibandingkan dengan common cold. Beberapa
perbedaan gejala influenza dengan common cold antara lain :
Gejala
Demam
Sakit kepala
Nyeri dan pegal
Pilek
Bersin-bersin
Common cold
Ringan
Jarang
Ringan
Sering
Biasa, tidak sering
Influenza
Mendadak & tingggi
Sering
Sering berat
Kadang-kadang
Kadang-kadang
Sakit tenggorokan
Batuk
Komplikasi yang sering
Sering
Tidak sering
Sinus atau infeksi telinga
Kadang-kadang
Bisa sampai parah
Pneumonia, gagal ginjal
dll
Sumber :www.publichealthgreybruce.on.ca/communicable/influenza
Jadi, jika dilihat dari anamnesis dan manifstasi klinis yang terdapat Anak Vino
yang terdapat : demam ringan, batuk, dan pilek, sementara untuk aktifitasnya
sehari-hari tidak terganggu tetap bermain dengan teman-temannya menunjukkan
tidak adanya kelemahan (malaise) dan tidak ada keluhan nyeri maupun pegal
maka kemungkinan diagnosis kerjanya adalah common cold. Manifestasi klinis
2.
3.6
Pembahasan/Interpretasi
1. Pembahasan Anamnesis
Anak Vino, 34 bulan, datang ke posyandu diantar neneknya untuk
mengontrol pengukuran berat badannya secara rutin. Dari keluhan yang
disampaikan diketahui bahwa sejak 3 hari yang lalu anak demam, batuk dan pilek.
Demam yang dirasakan tidak tinggi, hanya nglemeng. Neneknya mengatakan
pilek dengan cairan bening, tidak berwarna kekuningan maupun kuning
kehijauan. Saat anak batuk bisa sampai muntah. Nafsu makan anak sedikit
berkurang meski masih mau makan rutin sehari 3 kali. Saat anak sakit tetap
masih bermain dengan teman sebayanya seperti biasa. Anak tidak terlihat lemas.
Anak sudah dibawa ke puskesmas dan diberi obat, namun saat ini obat sudah
habis. Saat datang ke posyandu anak sudah tidak panas lagi tetapi anak masih
batuk pilek.
Dilihat dari riwayat penyakit dahulu, anak tidak pernah sakit yang berat.
Hanya pernah mengalami beberapa kali batuk dan pilek dengan demam tidak
tinggi seperti ini terutama jika anak setelah seharian bermain dengan temantemannya di lingkungan sekitar tempat tinggal. Di lingkungan keluarga satu
rumah tidak ada yang mengalami sakit serupa, ini mengindikasikan anak tidak
tertular oleh anggota keluarganya. Bisa disimpulkan bahwa jika anak dalam
kondisi yang terlalu lelah, kurang istirahat dan bermain bebas diluar rumah akan
menyebabkan kondisi pertahanan tubuhnya berkurang sehingga mudah terpajan
penyakit, salah satu contohnya mudah terserang virus Rhinovirus yang
menyebabkan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) berupa common cold
dengan gejala demam ringan, batuk dan pilek sekarang sedang dialaminya.
Riwayat tumbuh kembang pada Anak Vino baik jika dilihat dari data
pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, lingkar dada, dan lingkar
lengan atas serta dibuktikan dengan skrinig KPSP.
Riwayat kehamilan ibu tidak pernah mengalami infeksi, hipertensi,
maupun diabetes melitus. Anak Vino lahir cukup bulan dengan persalinan normal
ditolong oleh bidan di polindes daerah rumahnya. Anak Vino lahir dengan berat
badan cukup besar yaitu 4100 gram dan panjang 50 cm.
Riwayat pemberian ASI sampai dengan usia 1 tahun dan diberikan juga
susu formula karena ibunya bekerja sehingga ia harus diasuh neneknya. Saat usia
6 bulan, Anak Vino sudah diberikan bubur susu dan juga dibuatkan bubur tim oleh
neneknya. Nafsu anak sangat baik, tidak ada kesulitan dengan pemberian
makannya. Neneknya mengatakan tidak kesulitan dalam memenuhi kebutuhan
makan dan susu sehari-hari karena sudah disiapkan oleh ibunya. Anak Vino juga
sudah bisa untuk makan sendiri dan bisa lebih dari 3 kali dalam sehari untuk porsi
makannya, tergantung permintaannya.
Riwayat imunisasi sudah diberikan lengkap dan sesuai jadwal seperti yang
tertulis pada tabel jadwal imunisasi diatas. Pada usia 1 hari sudah diberikan
Hepatitis B, usia 1 bulan diberikan BCG, DPT I, dan Polio I. Usia 3 bulan diberi
imunisasi DPT II dan Polio II. Usia 4 bulan diberikan imunisasi Polio III. DPT III
dan Polio ke-IV serta Hepatitis B diberikan pada usia 5 bulan. Untuk imunisasi
campak diberikan tepat pada usia 9 bulan.
Keadaan sosial, ekonomi, dan lingkungan baik. Anak Vino tinggal satu
rumah dengan orangtua, kakek dan neneknya. Kedua orangtuanya bekerja sebagai
pegawai swasta. Kebutuhan Anak Vino sehari-hari berupa makanan lengkap berpa
sayur, lauk, buah dan susu terpenuhi.
Untuk kondisi tempat tinggal saat ini berada di lingkungan yang tidak
terlalu padat penduduknya, kebersihan sekitar tempat tinggal baik, dan tidak
berada di wilayah endemik penyakit tertentu. Hubungan dengan tetangga sekitar
terjalin baik dan Anak Vino sering bermain ke rumah tetangga di lingkungan
sekitar tempat tinggalnya.
2. Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik Anak Vino tampak sadar penuh, sudah tidak
demam, dan masih sedikit batuk dan pilek dengan cairan bening. Hampir semua
gejala yang tampak ini memang mirip dengan gejala yang timbul pada influenza
Tiga hari yang lalu saat Anak Vino demam, demamnya tidak tinggi hanya
nglemeng saja. Dari sifat demamnya sudah terlihat perbedaannya dengan
demam yang mendadak tinggi pada influenza. Dari cairan pileknya bisa terlihat
bahwa penyebabnya adalah virus bukan bakteri. Karena cairan akan tampak
kuning atau kuning kehijauan apabila disebabkan oleh bakteri. Sifat dari gejala
yang ditimbulkan oleh virus juga akan sembuh dengan sendirinya. Pada
tenggorokan tampak faring yang hiperemis, menunjukkan masih terjadinya reaksi
inflamasi dari virus penyebab common cold itu sendiri. Keluhan batuk dan pilek
sering. Anak Vino juga pernah sampai muntah karena tidak bisa mengeluarkan
dahaknya. Gejala muntah pada saat batuk pada anak disebabkan karena anak tidak
bisa
mengeluarkan
dahaknya,
bukan
karena
gangguan
pada
sistem
gastrointestinal. Jika dilihat tidak adanya keluhan lemah maupun nyeri, itu berarti
bahwa gejala yang timbul tidak berat, sehingga menyingkirkan diagnosis banding
influenza yang gejalanya lebih berat dan sering disertai dengan nyeri sendi dan
kelemahan atau malaise.
Untuk status gizi dari Anak Vino dapat dilihat dari berat badan dan tinggi
badannya sesuai usia.
Berat badan : 17,3 kg dan tinggi badan 94 cm
SIMPANG BAKU
-3 SD
-2 SD
-1 SD
Median +1 SD
+2 SD
+3 SD
BB/U
9,8
11,0
12,4
14,0
15,8
17,8
20,2
TB/U
83,9
87,5
91,1
94,8
98,4
102
105,6
BB/TB
11,0
11,8
12,8
13,8
15,0
16,3
17,8
Nilai Z Score nya adalah :
Untuk BB/U : 17,3 14,0 = 1,83 SD
15,8 - 14,0
TB/U : 94,0 94,8 = -0,21 SD
94,8 91,1
BB/TB : 17,3 13,8 = 2,9 SD
15,0 13,8
Jadi untuk inteerpretasi dengan nilai Z Score Anak Vino dalam gizi baik
Indeks
3.7
Rencana Pengelolaan/Edukasi
1. Penatalaksanaan Klinis : Common cold
Anak sudah diberikan obat simptomatik yang didapat saat periksa ke
puskesmas 3 hari yang lalu dan sekarang sudah habis, meski anak masih sedikit
batuk dan pilek. Hal yang perlu disampaikan adalah terapi supportif, yaitu :
-
Kurangi waktu bermain diluar untuk istirahat yang cukup serta dan
untuk mengurangi resiko penularan terhadap bayi ataupun anak lain
yang sehat.
2.
terdekat.
Edukasi untuk gizi anak
Status gizi pada Anak Vino baik. Tetapi masih perlu edukasi untuk
mengontrol pola makan dan kesukaan anak yang dilihat dari interpretasi BB/TB
yang hasilnya adalah gemuk.
Jangan menyuruh anak untuk diet, karena jika anak-anak melakukan diet
maka setelah jadwal dietnya selesai, mereka akan melampiaskan keinginan
makannya lagu untuk kembali gemuk. Yang perlu dilakukan adalah mengubah
pola makan. Mengubah pola makan yang di maksud yaitu tetap boleh makan
banyak namun di disiplinkan untuk makan 3 kali sehari, tidak boleh lebih. Junk
food dan minuman ringan harus dihindari. Anak-anak harus memperbanyak
makan sayur, buah-buahan dan air putih. Namun yang paling penting, kontrol dari
orangtua dan keinginan anak sendiri untuk mengatasi kegemukannya adalah
faktor paling penting.
BAB IV
KESIMPULAN
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan salah satu penyebab
kematian tersering pada anak di negara berkembang. Infeksi saluran pernapasan
akut menyerang saluran pernapasan, yaitu mulai dari hidung ke alveoli beserta
adneksa. Setiap anak balita diperkirakan mengalami 3-6 episode ISPA setiap
tahunnya. Sebagai kelompok penyakit, ISPA juga merpakan salah satu penyebab
utama kunjungan pasien ke sarana kesehatan. Jenis ISPA yang paling sering
diderita adalah common cold dan influenza.
Beberapa penyebab yang dapat menimbulkan kejadian ISPA antara lain
status nutrisi, riwayat kontak dengan penderita sebelumnya, umur, dan alergi.
Misalnya, pada satu keluarga terdapat satu virus yang menginfeksi salah satu
anggota keluarga tersebut, maka secara simultan dapat menyebabkan penularan
pada anggota lain di keluarga tersebut. Status nutrisi pada anak juga
mempengaruhi, dikarenakan asupan nutrisi yang kurang dapat menyebabkan
penurunan sistem kekebalan tubuh saat melawan patogen.
Common cold yang diderita oleh Anak Vino, 34 bulan, bisa diakibatkan
dari lingkungan tempat tinggal yang padat dan anak suka bermain di luar rumah
sehingga kebersihan kurang terjaga dengan baik dan bisa didapat karena
penularan dari anak lain di lingkungan sekitar rumahnya yang menderita
sebelumnya. Saat ini sudah dalam masa penyembuhan, sehingga hanya perlu
terapi suportif untuk menjaga daya tahan tubuh dengan asupan makanan bergizi
serta pemberian cairan yang cukup, kurangi waktu bermain di luar rumah untuk
istirahat, menjaga kebersihan, serta periksa kembali ke dokter atau puskesmas
apabila terjadi pemberatan dari gejala yang timbul.
DAFTAR PUSTAKA
Behrman, R. E., Kliegman., Arvin., 2000. Ilmu Kesehatan Anak Nelson II. Jakarta:
EGC
Kementrian Kesehatan RI, 2011. Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu,
Kelompok Kerja Operasional Posyandu, Jakarta
Rudolph, Abraham, M., et al., 2006. Buku Ajar Pediatri Rudolph. Edisi 20. Samik
Wahab., 2006. (Alih bahasa), EGC, Jakarta
Rajnik,
M.,
2013.
Rhinovirus
http://emedicine.medscape.com/article/227820-overview#a0101.
Infection.
Diakses
pada
1.
1.1.
LAMPIRAN
Laporan Posyandu
Identitas posyandu
Nama posyandu : Posyandu Cempaka
Lokasi : Dusun Manggisan
Jumlah Balita : 31 balita
2. Dokumentasi
: 12.00 WIB
: dr. Herlina N. R
Pada kasus ISPA dengan gejala batuk dan pilek pada balita, perlu digali
adakah keluhan muntah atau tidak. Jika ya, itu menandakan jenis batuk
yang dialami adalah batuk berdahak. Anak tidak bisa mengeluarkan
dahaknya, maka saat ia batuk bisa terjadi muntah. Muntah yang terjadi
bukan karena gangguan pada gastrointestinal, tetapi karena cara untuk
mengeluarkan banyaknya dahak.
Untuk mendiagnosis pada anak, tidak cukup dengan diagnosis
klinisnya saja, tapi juga ditegakkan diagnosis status gizinya. Inilah
perbedaan penegakkan diagnosis pada dewasa dan anak-anak.
Status ekonomi keluarga sangat berpengaruh terhadap pemberian
nutrisi setiap harinya, jadi berkaitan erat antara ekonomi keluarga
dengan status gizi.