Anda di halaman 1dari 25

BLOK KESEHATAN ANAK

PENUGASAN PPK
INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA ANAK USIA 34
BULAN

DIKERJAKAN OLEH
KELOMPOK TUTORIAL 5.1
TUTOR : dr. Eka Rosmarini Sari W
Khairul Arsyad
:
Anggita Widya N P :
Fella Oktaria D
:

09711314
10711091
10711163

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2013

BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan salah satu penyebab
kematian tersering pada anak di negara berkembang. Infeksi saluran pernapasan
akut menyerang saluran pernapasan, yaitu mulai dari hidung ke alveoli beserta
adneksa. Setiap anak balita diperkirakan mengalami 3-6 episode ISPA setiap
tahunnya. Sebagai kelompok penyakit, ISPA juga merpakan salah satu penyebab

utama kunjungan pasien ke sarana kesehatan. Sebanyak 40%-60% kunjungan


kunjungan berobat di Puskesmas dan 15%-30% kunjungan berobat di bagian
rawat jalan dan rawat inap rumah sakit disebabkan oleh ISPA. ISPA yang tersering
dialami oleh anak adalah common cold dan influenza. Sedangkan untuk penyebab
ISPA paling berat disebabkan oleh infeksi Streptococus atau Haemophillus
Influenza.
Beberapa penyebab yang dapat menimbulkan kejadian ISPA antara
lain status nutrisi, riwayat kontak dengan penderita sebelumnya, umur, dan alergi.
Misalnya, pada satu keluarga terdapat satu virus yang menginfeksi salah satu
anggota keluarga tersebut, maka secara simultan dapat menyebabkan penularan
pada anggota lain di keluarga tersebut. Status nutrisi pada anak juga
mempengaruhi, dikarenakan asupan nutrisi yang kurang dapat menyebabkan
penurunan sistem kekebalan tubuh saat melawan patogen. (Behrman, et. al., 2000)
Penilaian status gizi pada anak berdasarkan pada pemeriksaan fisik rutin
yang biasanya dilakukan di posyandu terdekat. Pemeriksaan fisik rutin tersebut
meliputi pemeriksaan tinggi badan dan berat badan. Tinggi badan dan berat badan
dapat digunakan untuk mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan, yaitu dengan
mengukur tinggi badan dan berat badan secara periodik kemudian dihubungkan
dengan sebuah kurva tertentu, yang biasa digunakan di Indonesia adalah kurva
NCHS.
Dalam laporan kasus ini diambil salah satu data balita yang melakukan
penimbangan rutin di Posyandu Cempaka di daerah Puskesmas Mertoyudan II,
Magelang. Balita ini sedang mengalami ISPA pada saat datang dan melakukan
penimbangan rutin. Karena angka kejadian ISPA pada balita yang masih cukup
tinggi, maka kami mengambil kasus ini sebagai laporan kasus untuk penugasan
blok Kesehatan Anak angkatan 2010.

BAB II
LANDASAN TEORI

1. Posyandu
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan
Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan
dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan
pembangunan

kesehatan,

guna

memberdayakan

masyarakat

dan

memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan


kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan
bayi. Pengintegrasian layanan sosial dasar di Posyandu adalah suatu upaya
mensinergikan berbagai layanan yang dibutuhkan masyarakat meliputi
perbaikan kesehatan dan gizi, pendidikan dan perkembangan anak,
peningkatan

ekonomi

keluarga,

ketahanan

pangan

keluarga

dan

kesejahteraan sosial. Pelayanan kesehatan dasar di Posyandu adalah


pelayanan kesehatan yang mencakup sekurang-kurangnya 5 (lima)
kegiatan, yakni Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Keluarga Berencana (KB),
imunisasi, gizi, dan penanggulangan diare.
1. Tujuan Umum:

Menunjang percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI),


Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Anak Balita
(AKABA) di Indonesia melalui upaya pemberdayaan masyarakat.

2. Tujuan Khusus:

Meningkatnya peran masyarakat dalam penyelenggaraan upaya


kesehatan dasar, terutama yang berkaitan dengan penurunan AKI,

AKB dan AKABA.


Meningkatnya peran

lintas

sektor

dalam

penyelenggaraan

Posyandu, terutama berkaitan dengan penurunan AKI, AKB dan

AKABA.
Meningkatnya cakupan dan jangkauan pelayanan kesehatan dasar,
terutama yang berkaitan dengan penurunan AKI, AKB dan
AKABA.

Sasaran Posyandu adalah seluruh masyarakat, utamanya:


1.
2.
3.
4.

Bayi
Anak balita
Ibu hamil, ibu nifas dan ibu menyusui
Pasangan Usia Subur (PUS)
Kegiatan Posyandu terdiri dari kegiatan utama dan kegiatan

pengembangan / pilihan. Kegiatan Posyandu adalah sebagai berikut :


A. Kegiatan Utama
1. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
Ibu hamil
Ibu nifas dan menyusui
Bayi dan anak balita
2. Keluarga Berencana (KB)
Pelayanan KB di Posyandu yang dapat diberikan oleh kader
adalah pemberian kondom dan pemberian pil ulangan. Jika
ada tenaga kesehatan Puskesmas dapat dilakukan pelayanan
suntikan KB dan konseling KB. Apabila tersedia ruangan
dan peralatan yang menunjang serta tenaga yang terlatih
dapat dilakukan pemasangan IUD dan implant.
3. Imunisasi

Pelayanan imunisasi di Posyandu hanya dilaksanakan oleh


petugas Puskesmas. Jenis imunisasi yang diberikan
disesuaikan dengan program terhadap bayi dan ibu hamil.
4. Gizi
Pelayanan gizi dilakukan oleh kader. Jenis pelayanan yang
diberikan meliputi penimbangan berat badan, deteksi dini
gangguan pertumbuhan, penyuluhan dan konseling gizi,
pemberian makanan tambahan lokal, suplementasi vitamin
A dan tablet Fe. Bila ditemukan kelainan pada balita, kader
wajib melakukan rujukan ke Puskesmas.
5. Pencegahan dan penanggulangan diare
Pencegahan

diare

di

Posyandu

dilakukan

dengan

penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).


Penanggulangan diare di Posyandu dilakukan melalui
pemberian oralit. Apabila diperlukan penanganan lebih
lanjut akan diberikan obat Zinc oleh petugas kesehatan.
B. Kegiatan Pengembangan / Tambahan
Dalam keadaan tertentu masyarakat dapat menambah kegiatan
Posyandu dengan kegiatan baru, di samping 5 (lima) kegiatan
utama yang telah ditetapkan. Kegiatan baru tersebut misalnya:
perbaikan kesehatan lingkungan, pengendalian penyakit
menular, dan berbagai program pembangunan masyarakat desa
lainnya. Posyandu yang seperti ini disebut dengan nama
Posyandu Terintegrasi.
2. Klinis Penyakit
Common Cold adalah suatu reaksi inflamasi saluran pernapasan
yang disebabkan oleh infeksi virus.
Berbagai virus yang berbeda menyebabkan terjadinya common cold:
-

Rhinovirus
Virus influenza A, B, C
Virus Parainfluenza
Virus sinsisial pernafasan.

Semuanya mudah ditularkan melalui ludah yang dibatukkan atau


dibersinkan oleh penderita. Common cold biasanya tidak berbahaya dan
kebanyakan dapat sembuh dengan sendirinya.
Gejala dan tanda common cold adalah sesak nafas dengan / tanpa
sumbatan hidung, bersin-bersin, tenggorokan gatal, hidung meler, batuk,
suara serak, lemas, sakit kepala, demam (biasanya ringan). Gejala biasanya
akan menghilang dalam waktu 4 -10 hari, meskipun batuk dengan atau
tanpa dahak seringkali berlangsung sampai minggu kedua. Untuk
pemeriksaan penunjang yang di lakukan pada common cold biasanya
pemeriksaan darah, tetapi pemeriksaan darah ini dilakukan apabila gejala
sudah berlangsung selama lebih dari 10 hari atau dengan demam > 37,8 C.
Penatalaksanaan common cold bisa dilakukan :
-

Beristirahat dengan keadaan nyaman dan hangat, serta diusahakan

untuk tidak menularkan penyakitnya ke orang lain.


Jika terdapat demam atau gejala yang berat, maka penderita harus tirah

baring.
Untuk meringankan demam bisa diberikan asetaminofen, pada

penderita riwayat alergi bisa diberikan anti histamin.


Batuk merupakan satu-satunya cara untuk membuang sekret dan debris
dari saluran pernafasan. Oleh karena itu sebaiknya batuk tidak perlu
diobati, kecuali jika sangat mengganggu dan menyebabkan penderita

susah tidur.
Vitamin C dosis tinggi (2000 mg per hari) belum terbukti bisa
mengurangi resiko tertular atau mengurangi jumlah virus yang
dikeluarkan oleh seorang penderita.

3. Tumbuh Kembang Anak


Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran-ukuran fisik anak,
terutama tinggi (panjang) badan. Berat badan lebih erat kaitannya dengan
status gizi dan keseimbangan cairan (dehidrasi, retensi cairan), namun
dapat digunakan sebagai data tambahan untuk menilai pertumbuhan anak.
Pertambahan lingkar kepala juga perlu dipantau, karena dapat berkaitan
dengan perkembangan anak. Perkembangan adalah bertambahnya
kemampuan fungsi-fungsi individu antara lain: kemampuan gerak kasar

dan halus, pendengaran, penglihatan, komunikasi, bicara, emosi- sosial,


kemandirian, intelegensia 2-8 bahkan perkembangan moral. Faktor
penentu kualitas tumbuh kembang anak adalah potensi genetik-heredo
konstituinal (intrinsik) dan peran lingkungan (ekstrinsik). Gangguan
tumbuh kembang terjadi bila ada faktor genetik dan atau karena faktor
lingkungan yang tidak mampu mencukupi kebutuhan dasar tumbuh
kembang anak. Peran lingkungan sangat penting untuk mencukupi
kebutuhan dasar tumbuh kembang anak yaitu kebutuhan bio-psikosial
terdiri dari kebutuhan biomedis/asuh (nutrisi, imunisasi, higiene,
pengobatan, pakaian, tempat tinggal, sanitasi lingkungan dan lain-lain) dan
kebutuhan psikososial/asih dan asah (kasih sayang, peng- hargaan,
komunikasi, stimulasi bicara, gerak, sosial, moral, intelegensi dan lainlain) sejak masa konsepsi sampai akhir remaja. Ibu (atau pengganti ibu)
merupakan lingkungan pertama dan paling erat sejak janin di dalam
kandungan (bahkan sampai remaja) oleh karena itu disebut lingkungan
mikro, Ayah, kakak, adik, nenek-kakek, pengasuh, status sosial ekonomi
berupa sarana di dalam rumah, sanitasi, sarana bermain, nilai-nilai, aturanaturan, dan lain-lain merupakan lingkungan berikutnya dan dinamakan
lingkungan mini. Hal-hal di luar rumah, sanitasi lingkungan, polusi,
tetangga, teman bermain, sarana pelayanan kesehatan, sarana pendidikan
formal dan non formal, sarana bermain, adat-budaya, dan lain-lain
merupakan lingkungan meso yang secara langsung atau tak langsung dapat
berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak. Program pemerintah,
organisasi profesi, perguruan tinggi, LSM, kebijakan internasional WHO,
Unicef dan lain-lain merupakan lingkungan makro yang secara tidak
langsung dapat berperan pada tumbuh kembang anak. Bayi dan balita
terutama sangat dipengaruhi oleh lingkungan mikro (ibu) dan mini
(keluarga), walaupun lingkungan meso dan makro juga berpengaruh.
Semakin tua umur anak maka semakin luas dan semakin kompleks
pengaruh bio-psikososial dari lingkungan terhadap tumbuh kembangnya.
(Soedjatmiko. 2001)

BAB III
PEMBAHASAN
3.1
Identitas
ANAK
NAMA
TANGGAL LAHIR
USIA
JENIS KELAMIN
ORANG TUA
AYAH/USIA
PEKERJAAN
IBU/USIA
PEKERJAAN

Vino
23 Agustus 2010
34 bulan
Laki-laki

ALAMAT

Magelang

1.
2.

Bp. Adi/30 tahun


Swasta
Ibu Sujilah/29 tahun
Swasta
Pondok Asri II Payaman, Kecamatan Secang, Kabupaten

3.2
Anamnesis
Keluhan Utama
Anak tampak berat badannya turun sejak batuk dan pilek 3 hari yang lalu.
Riwayat Penyakit Sekarang
Anak datang ke Posyandu Cempaka diantar neneknya untuk memeriksa

berat badan rutin, karena sejak anak sakit neneknya mengatakan bahwa anak
tampak lebih kurus, berat badan dirasakan turun. Sejak 3 hari yang lalu anak
mengalami batuk, pilek, disertai panas. Panas yang dirasakan tidak tinggi, hanya
nglemeng. Neneknya mengatakan pilek dengan cairan bening, tidak berwarna
kekuningan maupun kuning kehijauan. Saat anak batuk bisa sampai muntah.
Nafsu makan anak sedikit berkurang meski masih mau makan rutin sehari 3 kali.
Saat anak sakit tetap masih bermain dengan teman sebayanya seperti biasa. Anak
tidak terlihat lemas. Anak sudah dibawa ke puskesmas dan diberi obat, namun saat
ini obat sudah habis. Saat datang ke posyandu anak sudah tidak panas lagi tetapi
anak masih batuk pilek.
3.

Riwayat Penyakit Dahulu

Nenek An. Vino mengatakan dahulu memang sering batuk pilek, apalagi
saat anak kelelahan setelah seharian bermain dengan teman-temannya. Anak
belum pernah mengalami demam yang tinggi, hanya nglemeng-nglemeng saja dan
disertai batuk pilek. Anak belum pernah sakit yang lebih berat dari batuk pilek
biasa dan belum pernah mondok. Tidak ada riwayat alergi pada anak.
Berat badan anak sebelum anak batuk, pilek dan demam yaitu 18,4
kilogram, sekarang sudah turun menjadi 17,3 kilogram.
4.

Riwayat Penyakit Keluarga


Riwayat di keluarga tidak ada keluhan serupa. Saat ini anak tinggal

bersama kakek dan neneknya karena ibu dan ayahnya bekerja. Kondisi kesehatan
kakek dan neneknya baik, tidak dalam keadaan sakit. Di keluarga tidak ada yang
mepunyai riwayat batuk lama, riwayat alergi dan tidak ada anggota keluarga yang
mengalami gangguan neurologis.
5.

Riwayat Kehamilan dan Persalinan


Anak Vino adalah anak kedua. Jarak dengan anak pertama 6 tahun.

Riwayat persalinan normal ditolong oleh bidan desa di polindes dengan berat
badan 4100 gram dan panjang 50 cm. Ibu tidak pernah sakit selama kehamilan.
6.

Riwayat Pemberian Makanan


Anak Vino termasuk anak yang mudah dalam makan sehari-hari karena

nafsu makannya cukup tinggi, makan rutin sehari tiga kali bahkan bisa lebih
tergantung keinginannya. Nasi, lauk tempe, daging maupun telur ia suka. Karena
ditinggal ibu bekerja, maka makanan sehari-hari yang mengatur adalah neneknya
dan selalu lengkap sayur dengan lauknya. Untuk pemberian ASI sampai usia satu
tahun, dengan diselingi pemberian susu formula karena jika pagi sampai sore
ibunya bekerja. Anak vino juga diberikan MP-ASI setelah usia 6 bulan berupa
bubur susu dan bubur tim.
7.

Riwayat Tumbuh Kembang


Anak tumbuh sesuai dengan usianya, bahkan bisa dibilang gemuk

diantara teman sebayanya. Berat badan dan tinggi badan selalu berada di warna
hijau di kms. Saat ini berat badan anak 17,3 kg dengan tinggi 94 cm. Jika diukur
secara antropometris maka untuk BB/U anak termasuk dalam rentang -2 SD

sampai 2 SD interpretasinya gizi baik. Untuk TB/U anak berada diatara rentang -1
SD sampai 1 SD interpretasinya normal. Sedangkan untuk BB/TB anak hasilnya
diatas 2 SD, interpretasinya gemuk.
Untuk perkembangan anak juga baik, anak tidak menutup diri dengan
teman dan lingkungan sekitarnya, aktif bermain, dan juga dalam hal kemandirian.
Anak sudah bisa untuk melepas sendal kemudian memakainya lagi, melepas
bajunya, makan sendiri sudah terbiasa. Anak bisa menunjuk dan menyebutkan
dengan benar bagian tubuhnya. Untuk menulis dan sekedar menggambar diatas
kertas dan mengenal gambar hewan juga sudah mampu.
8.

Riwayat Imunisasi
Imunisasi wajib telah diberikan lengkap pada Anak Vino yang lahir pada

tanggal 23 Agustus 2010. Pertama kali diberikan imunisasi Hb I pada tanggal 24


Agustus 2010. Untuk Imunisasi BCG diberikan pada tanggal 23 September 2010,
DPT I dan Polio I diberikan pada tanggal juga diberikan bersamaan pada tanggal
23 September 2010. Polio II diberikan tanggal 30 November 2010. DPT II dan
Polio III diberikan pada tanggal 15 Desember 2010. Kemudian untuk imunisasi
DPT III, Polio IV, dan Hb III&IV diberikan tanggal 31 Januari 2011 serta
imunisasi terakhir yaitu campak diberikan pada tangaal 23 Mei 2011.
BCG
23-09-10

9.

DPT
23-09-10
15-12-10
31-01-11

Polio
23-09-10
30-11-10
15-12-10
31-01-11

Hepatitis B
24-08-10
31-01-11
31-01-11

Campak
23-05-11

Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan


Anak Vino tinggal satu rumah dengan orangtua, kakek dan neneknya.

Kedua orangtuanya bekerja dari pagi sampai sore. Pekerjaan kedua orangtuanya
adalah swasta. Kebutuhan Anak sehari-hari berupa makanan lengkap berpa sayur,
lauk, buah dan susu terpenuhi.
Untuk kondisi tempat tinggal saat ini berada di lingkungan yang padat
penduduknya, kebersihan sekitar tempat tinggal baik, dan tidak berada di wilayah
endemik penyakit tertentu. Hubungan dengan tetangga sekitar terjalin baik dan

Anak Vino sering bermain ke rumah tetangga di lingkungan sekitar tempat


tinggalnya.
10.

1.
2.

3.

Anamnesis Sistem
Keadaan umum
Kepala
Kulit
Mata
THT

: compos mentis
: demam (-)
: tampak kering (-), keriput (-),
: tidak tampak sayu, anemis (-), sklera ikterik (-)
: telinga dan hidung tidak ada keluhan, tenggorokan:

Thorax
Gastrointestinal
Genitourinaria
Muskuloskeletal

faring hiperemis (+)


: batuk (-), sesak (+), pilek cairan bening (+)
: mual (-), muntah (-), diare (-)
: tidak ada keluhan
: letih, lesu (-)

3.3
Pemeriksaan Fisik
Kesan Umum : compos mentis
Vital Sign
a.
Nadi : 80x/menit
b.
Suhu : afebris
c.
Pernafasan
: 25x/menit
Status Gizi
a.
Klinis
: tidak edema
b.
Antropometri

4.

Kepala :

Berat badan :
17,3 kilogram
Tinggi badan :
94 cm
Lingkar kepala
:
52 cm
Lingkar dada
:
57 cm
Lingkar lengan atas :
19 cm
rambut hitam, tidak mudah dicabut, tampak sehat,

5.
6.
7.
8.
9.

Leher :
Thoraks :
Abdomen :
Anogenital :
Ekstremitas :

pertumbuhan tidak sedikit


tidak ada pembesaran limfonodi
sesak (-), batuk(+), pilek(+)
hepatosplenomegali (-), perut membuncit (-), kulit ?
BAB, BAK tidak ada keluhan
hipotrofi otot (-),

3.4
No.
1.

Penilaian Tumbuh Kembang

Dapatkah anak melepaskan pakaiannya, misalnya:


baju, rok, atau celananya? (Topi dan kaos kaki ikut

2.

dinilai)
Dapatkah anak berjalan naik tangga sendiri? Jawab
YA jika ia naik tangga dengan posisi tegak atau

Sosialisasi Kemandirian
YA

TIDAK

Gerak Kasar
YA

TIDAK

berpegangan pada dinding atau pegangan tangga.


Jawablah TIDAK jika ia naik tangga dengan
merangkak atau anda tidak memperbolehkan naik
tangga
3.

atau

anak

harus

berpegangan

pada

seseorang.
Tanpa bimbingan, petunjuk atau bantuan anda,
dapatkan anak menunjuk dengan benar paling

Bicara & Bahasa


YA

TIDAK

sedikit satu bagian badannya (rambut, mata, hidung,


4.

mulut, atau bagian badan yang ain)?


Dapatkah anak makan nasi sendiri tanpa banyak

Sosialisasi Kemandirian

5.

tumpah?
Dapatkah anak membantu memungut mainannya

YA TIDAK
Bicara & Bahasa

sendiri atau membantu mengangkat piring jika


6.

diminta?
Tanpa berpegangan pada apapun, dapatkah anak
anda menendang bola kecil (seperti bola tenis) ke

YA

TIDAK

Gerak Kasar
YA

TIDAK

7.

depan? Mendorong tidak ikut di nilai.


Bila diberi pensil, apakah anak mencoret-coret

Gerak Halus

8.

kertas tanpa bantuan / petunjuk?


Dapatkah anak meletakkan 4 buah kubus satu

YA TIDAK
Gerak Halus

persatu diatas yang lain tanpa menjatuhkan kubus

YA

TIDAK

tersebut? Kubus yang digunakan berukuran sekitar


9.

2,5 5 cm.
Dapatkah anak menggunakan 2 kata pada saat
berbicara seperti minta minum, mau tidur?

10.

(Terimakasih dan dadah tidak ikut di nilai)


Dapatkah anak dapat menyebutkan 2 diantara
gambar-gambar ini tanpa bantuan? (menyebut

Bicara & Bahasa


YA

TIDAK

Bicara & Bahasa


YA

TIDAK

dengan suara binatang tidak di nilai)

1.

3.5
Diagnosis/Daftar Masalah
Common cold
Common Cold adalah suatu reaksi inflamasi saluran pernapasan yang
disebabkan oleh infeksi virus, yang biasanya disebabkan oleh Rhinovirus. Virus
ini mudah ditularkan melalui ludah yang dibatukkan atau dibersinkan oleh
penderita. Common cold biasanya tidak berbahaya dan kebanyakan dapat sembuh
dengan sendirinya (self limitting disease).
Gejala dan tanda common cold adalah gangguan nafas dengan / tanpa
sumbatan hidung, bersin-bersin, tenggorokan gatal, hidung meler, batuk, suara
serak, lemas, sakit kepala, demam (biasanya ringan). Gejala biasanya akan
menghilang dalam waktu 4 -10 hari, meskipun batuk dengan atau tanpa dahak
seringkali berlangsung sampai minggu kedua. Untuk pemeriksaan penunjang yang
di lakukan pada common cold biasanya pemeriksaan darah, tetapi pemeriksaan
darah ini dilakukan apabila gejala sudah berlangsung selama lebih dari 10 hari
atau dengan demam > 37,8 C.
Angka kejadian common cold tinggi pada anak, dan sering mirip dengan
kejadian influenza. Meski gejalanya mirip, tetapi common cold berbeda dengan
influenza. Influenza lebih berat dibandingkan dengan common cold. Beberapa
perbedaan gejala influenza dengan common cold antara lain :
Gejala
Demam
Sakit kepala
Nyeri dan pegal
Pilek
Bersin-bersin

Common cold
Ringan
Jarang
Ringan
Sering
Biasa, tidak sering

Influenza
Mendadak & tingggi
Sering
Sering berat
Kadang-kadang
Kadang-kadang

Sakit tenggorokan
Batuk
Komplikasi yang sering

Sering
Tidak sering
Sinus atau infeksi telinga

Kadang-kadang
Bisa sampai parah
Pneumonia, gagal ginjal
dll

Sumber :www.publichealthgreybruce.on.ca/communicable/influenza
Jadi, jika dilihat dari anamnesis dan manifstasi klinis yang terdapat Anak Vino
yang terdapat : demam ringan, batuk, dan pilek, sementara untuk aktifitasnya
sehari-hari tidak terganggu tetap bermain dengan teman-temannya menunjukkan
tidak adanya kelemahan (malaise) dan tidak ada keluhan nyeri maupun pegal
maka kemungkinan diagnosis kerjanya adalah common cold. Manifestasi klinis
2.

yang muncul sifatnya tidak berat dan self limitting disease.


Status Gizi : Baik
BB/U : berada dalam rentang -2 SD sampai 2 SD
Interpretasi : Gizi Baik
TB/U : berada dalam rentang -2 SD sampai 2 SD
Interpretasi : Normal
BB/TB : >2 SD
Interpretasi : Gemuk

3.6

Pembahasan/Interpretasi

1. Pembahasan Anamnesis
Anak Vino, 34 bulan, datang ke posyandu diantar neneknya untuk
mengontrol pengukuran berat badannya secara rutin. Dari keluhan yang
disampaikan diketahui bahwa sejak 3 hari yang lalu anak demam, batuk dan pilek.
Demam yang dirasakan tidak tinggi, hanya nglemeng. Neneknya mengatakan
pilek dengan cairan bening, tidak berwarna kekuningan maupun kuning
kehijauan. Saat anak batuk bisa sampai muntah. Nafsu makan anak sedikit
berkurang meski masih mau makan rutin sehari 3 kali. Saat anak sakit tetap
masih bermain dengan teman sebayanya seperti biasa. Anak tidak terlihat lemas.
Anak sudah dibawa ke puskesmas dan diberi obat, namun saat ini obat sudah

habis. Saat datang ke posyandu anak sudah tidak panas lagi tetapi anak masih
batuk pilek.
Dilihat dari riwayat penyakit dahulu, anak tidak pernah sakit yang berat.
Hanya pernah mengalami beberapa kali batuk dan pilek dengan demam tidak
tinggi seperti ini terutama jika anak setelah seharian bermain dengan temantemannya di lingkungan sekitar tempat tinggal. Di lingkungan keluarga satu
rumah tidak ada yang mengalami sakit serupa, ini mengindikasikan anak tidak
tertular oleh anggota keluarganya. Bisa disimpulkan bahwa jika anak dalam
kondisi yang terlalu lelah, kurang istirahat dan bermain bebas diluar rumah akan
menyebabkan kondisi pertahanan tubuhnya berkurang sehingga mudah terpajan
penyakit, salah satu contohnya mudah terserang virus Rhinovirus yang
menyebabkan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) berupa common cold
dengan gejala demam ringan, batuk dan pilek sekarang sedang dialaminya.
Riwayat tumbuh kembang pada Anak Vino baik jika dilihat dari data
pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, lingkar dada, dan lingkar
lengan atas serta dibuktikan dengan skrinig KPSP.
Riwayat kehamilan ibu tidak pernah mengalami infeksi, hipertensi,
maupun diabetes melitus. Anak Vino lahir cukup bulan dengan persalinan normal
ditolong oleh bidan di polindes daerah rumahnya. Anak Vino lahir dengan berat
badan cukup besar yaitu 4100 gram dan panjang 50 cm.
Riwayat pemberian ASI sampai dengan usia 1 tahun dan diberikan juga
susu formula karena ibunya bekerja sehingga ia harus diasuh neneknya. Saat usia
6 bulan, Anak Vino sudah diberikan bubur susu dan juga dibuatkan bubur tim oleh
neneknya. Nafsu anak sangat baik, tidak ada kesulitan dengan pemberian
makannya. Neneknya mengatakan tidak kesulitan dalam memenuhi kebutuhan
makan dan susu sehari-hari karena sudah disiapkan oleh ibunya. Anak Vino juga
sudah bisa untuk makan sendiri dan bisa lebih dari 3 kali dalam sehari untuk porsi
makannya, tergantung permintaannya.
Riwayat imunisasi sudah diberikan lengkap dan sesuai jadwal seperti yang
tertulis pada tabel jadwal imunisasi diatas. Pada usia 1 hari sudah diberikan
Hepatitis B, usia 1 bulan diberikan BCG, DPT I, dan Polio I. Usia 3 bulan diberi
imunisasi DPT II dan Polio II. Usia 4 bulan diberikan imunisasi Polio III. DPT III

dan Polio ke-IV serta Hepatitis B diberikan pada usia 5 bulan. Untuk imunisasi
campak diberikan tepat pada usia 9 bulan.
Keadaan sosial, ekonomi, dan lingkungan baik. Anak Vino tinggal satu
rumah dengan orangtua, kakek dan neneknya. Kedua orangtuanya bekerja sebagai
pegawai swasta. Kebutuhan Anak Vino sehari-hari berupa makanan lengkap berpa
sayur, lauk, buah dan susu terpenuhi.
Untuk kondisi tempat tinggal saat ini berada di lingkungan yang tidak
terlalu padat penduduknya, kebersihan sekitar tempat tinggal baik, dan tidak
berada di wilayah endemik penyakit tertentu. Hubungan dengan tetangga sekitar
terjalin baik dan Anak Vino sering bermain ke rumah tetangga di lingkungan
sekitar tempat tinggalnya.
2. Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik Anak Vino tampak sadar penuh, sudah tidak
demam, dan masih sedikit batuk dan pilek dengan cairan bening. Hampir semua
gejala yang tampak ini memang mirip dengan gejala yang timbul pada influenza
Tiga hari yang lalu saat Anak Vino demam, demamnya tidak tinggi hanya
nglemeng saja. Dari sifat demamnya sudah terlihat perbedaannya dengan
demam yang mendadak tinggi pada influenza. Dari cairan pileknya bisa terlihat
bahwa penyebabnya adalah virus bukan bakteri. Karena cairan akan tampak
kuning atau kuning kehijauan apabila disebabkan oleh bakteri. Sifat dari gejala
yang ditimbulkan oleh virus juga akan sembuh dengan sendirinya. Pada
tenggorokan tampak faring yang hiperemis, menunjukkan masih terjadinya reaksi
inflamasi dari virus penyebab common cold itu sendiri. Keluhan batuk dan pilek
sering. Anak Vino juga pernah sampai muntah karena tidak bisa mengeluarkan
dahaknya. Gejala muntah pada saat batuk pada anak disebabkan karena anak tidak
bisa

mengeluarkan

dahaknya,

bukan

karena

gangguan

pada

sistem

gastrointestinal. Jika dilihat tidak adanya keluhan lemah maupun nyeri, itu berarti
bahwa gejala yang timbul tidak berat, sehingga menyingkirkan diagnosis banding
influenza yang gejalanya lebih berat dan sering disertai dengan nyeri sendi dan
kelemahan atau malaise.

Untuk status gizi dari Anak Vino dapat dilihat dari berat badan dan tinggi
badannya sesuai usia.
Berat badan : 17,3 kg dan tinggi badan 94 cm
SIMPANG BAKU
-3 SD
-2 SD
-1 SD
Median +1 SD
+2 SD
+3 SD
BB/U
9,8
11,0
12,4
14,0
15,8
17,8
20,2
TB/U
83,9
87,5
91,1
94,8
98,4
102
105,6
BB/TB
11,0
11,8
12,8
13,8
15,0
16,3
17,8
Nilai Z Score nya adalah :
Untuk BB/U : 17,3 14,0 = 1,83 SD
15,8 - 14,0
TB/U : 94,0 94,8 = -0,21 SD
94,8 91,1
BB/TB : 17,3 13,8 = 2,9 SD
15,0 13,8
Jadi untuk inteerpretasi dengan nilai Z Score Anak Vino dalam gizi baik
Indeks

karena hasil BB/U : - 2 SD sampai 2 SD adalah gizi baik, TB/U : -2 SD sampai +2


SD adalah normal, dan nilai BB/TB 2 SD adalah gemuk.
3. Hasil Pengukuran KPSP
Hasil pengukuran dengan KPSP usia 30 bulan yang meliputi penilaian
sosialisasi kemandirian, gerak kasar, bicara dan bahasa, serta gerak halus dapat
dilakukan semua dan terpenuhi 10 jawaban YA pada Anak Vino. Hal ini berarti
perkembangan anak sudah sesuai dengan tahap perkemmbangannya (S).

3.7
Rencana Pengelolaan/Edukasi
1. Penatalaksanaan Klinis : Common cold
Anak sudah diberikan obat simptomatik yang didapat saat periksa ke
puskesmas 3 hari yang lalu dan sekarang sudah habis, meski anak masih sedikit
batuk dan pilek. Hal yang perlu disampaikan adalah terapi supportif, yaitu :
-

Penjelasan mengenai penyakit yang diderita bisa sembuh sendiri dalam


rentang waktu 4 sampai 10 hari.

Harus rajin cuci tangan dengan sabun sebelum makan.

Bermain di lingkungan yang bersih, menghindari daerah dekat selokan


maupun tempat yang kumuh.

Makan-makanan yang bergizi untuk meningkatkan daya tahan tubuh


terhadap virus.

Kurangi waktu bermain diluar untuk istirahat yang cukup serta dan
untuk mengurangi resiko penularan terhadap bayi ataupun anak lain
yang sehat.

Usahakan berikan asupan cairan yang cukup untuk membantu


mengeluarkan dahak dan mengganti cairan yang banyak hilang.

Tidak perlu dikhawatirkan apabila gejala tidak memberat dan demam


sudah turun.

2.

Apabila terjadi pemberatan gejala segera periksa ke puskesmas

terdekat.
Edukasi untuk gizi anak
Status gizi pada Anak Vino baik. Tetapi masih perlu edukasi untuk

mengontrol pola makan dan kesukaan anak yang dilihat dari interpretasi BB/TB
yang hasilnya adalah gemuk.
Jangan menyuruh anak untuk diet, karena jika anak-anak melakukan diet
maka setelah jadwal dietnya selesai, mereka akan melampiaskan keinginan
makannya lagu untuk kembali gemuk. Yang perlu dilakukan adalah mengubah
pola makan. Mengubah pola makan yang di maksud yaitu tetap boleh makan
banyak namun di disiplinkan untuk makan 3 kali sehari, tidak boleh lebih. Junk
food dan minuman ringan harus dihindari. Anak-anak harus memperbanyak
makan sayur, buah-buahan dan air putih. Namun yang paling penting, kontrol dari
orangtua dan keinginan anak sendiri untuk mengatasi kegemukannya adalah
faktor paling penting.

BAB IV
KESIMPULAN
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan salah satu penyebab
kematian tersering pada anak di negara berkembang. Infeksi saluran pernapasan
akut menyerang saluran pernapasan, yaitu mulai dari hidung ke alveoli beserta
adneksa. Setiap anak balita diperkirakan mengalami 3-6 episode ISPA setiap
tahunnya. Sebagai kelompok penyakit, ISPA juga merpakan salah satu penyebab
utama kunjungan pasien ke sarana kesehatan. Jenis ISPA yang paling sering
diderita adalah common cold dan influenza.
Beberapa penyebab yang dapat menimbulkan kejadian ISPA antara lain
status nutrisi, riwayat kontak dengan penderita sebelumnya, umur, dan alergi.
Misalnya, pada satu keluarga terdapat satu virus yang menginfeksi salah satu
anggota keluarga tersebut, maka secara simultan dapat menyebabkan penularan
pada anggota lain di keluarga tersebut. Status nutrisi pada anak juga
mempengaruhi, dikarenakan asupan nutrisi yang kurang dapat menyebabkan
penurunan sistem kekebalan tubuh saat melawan patogen.
Common cold yang diderita oleh Anak Vino, 34 bulan, bisa diakibatkan
dari lingkungan tempat tinggal yang padat dan anak suka bermain di luar rumah
sehingga kebersihan kurang terjaga dengan baik dan bisa didapat karena
penularan dari anak lain di lingkungan sekitar rumahnya yang menderita
sebelumnya. Saat ini sudah dalam masa penyembuhan, sehingga hanya perlu
terapi suportif untuk menjaga daya tahan tubuh dengan asupan makanan bergizi
serta pemberian cairan yang cukup, kurangi waktu bermain di luar rumah untuk
istirahat, menjaga kebersihan, serta periksa kembali ke dokter atau puskesmas
apabila terjadi pemberatan dari gejala yang timbul.

DAFTAR PUSTAKA
Behrman, R. E., Kliegman., Arvin., 2000. Ilmu Kesehatan Anak Nelson II. Jakarta:
EGC
Kementrian Kesehatan RI, 2011. Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu,
Kelompok Kerja Operasional Posyandu, Jakarta
Rudolph, Abraham, M., et al., 2006. Buku Ajar Pediatri Rudolph. Edisi 20. Samik
Wahab., 2006. (Alih bahasa), EGC, Jakarta
Rajnik,
M.,
2013.

Rhinovirus

http://emedicine.medscape.com/article/227820-overview#a0101.

Infection.
Diakses

pada

tanggal 5 Mei 2013.


Soedjatmiko. 2001. Deteksi Dini Gangguan Tumbuh Kembang Balita: Sari
Pediatri, 3: 3, 175-188

1.
1.1.

LAMPIRAN
Laporan Posyandu

Identitas posyandu
Nama posyandu : Posyandu Cempaka
Lokasi : Dusun Manggisan
Jumlah Balita : 31 balita

Cakupan yang hadir : 15 balita


Jumlah Kader : 2 orang ( Ibu Puji Lestari dan Ibu Sri Mulyani)
1.2 Kegiatan Posyandu
Kegiatan dilaksanakan setiap 1 bulan sekali di hari selasa minggu pertama,
posyandu buka setiap jam 9 11 pagi. Kegiatan yang dilakukan adalah
penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan, dan imunisasi wajib
yang dilakukan oleh petugas dari puskesmas Mertoyudan II.

2. Dokumentasi

3. Notulensi dengan DPL


Hari/ Tanggal : Selasa, 4 juni 2013
Waktu

: 12.00 WIB

Tempat: Puskesmas Mertoyudan II


Narasumber

: dr. Herlina N. R

Pada kasus ISPA dengan gejala batuk dan pilek pada balita, perlu digali
adakah keluhan muntah atau tidak. Jika ya, itu menandakan jenis batuk
yang dialami adalah batuk berdahak. Anak tidak bisa mengeluarkan
dahaknya, maka saat ia batuk bisa terjadi muntah. Muntah yang terjadi
bukan karena gangguan pada gastrointestinal, tetapi karena cara untuk
mengeluarkan banyaknya dahak.
Untuk mendiagnosis pada anak, tidak cukup dengan diagnosis
klinisnya saja, tapi juga ditegakkan diagnosis status gizinya. Inilah
perbedaan penegakkan diagnosis pada dewasa dan anak-anak.
Status ekonomi keluarga sangat berpengaruh terhadap pemberian
nutrisi setiap harinya, jadi berkaitan erat antara ekonomi keluarga
dengan status gizi.

Untuk pemeriksaan fisik anak, jangan lupa lihat dan amati


pertumbuhan rambut, apakah sehat atau tampak sedikit dan mudah
dicabut.

Anda mungkin juga menyukai