METODE PELAKSANAAN Bintang
METODE PELAKSANAAN Bintang
KEGIATAN
PEKERJAAN
LOKASI
A. PENDAHULUAN
1. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan pada Peningk. Saluran Sekunder Bintang
BBT.16 BBT.18 (OTSUS) meliputi :
1. Pekerjaan Persiapan
2. Pekerjaan Saluran
2. PERENCANAAN LAPANGAN ( SITE PLAN)
Perencanaan kegiatan lapangan (site Plan) direncanakan untuk mengatur penempatan
peralatan, penyimpanan material dan sarana penunjang lainnya yang akan digunakan
dalam pelaksanaan pembanguanan, misalnya: Direksi keet, gudang, barak kerja, posisi
peralatan.
Dalam menempatkan material untuk kebutuhan pelaksanaan, baik di gudang maupun di
lokasi terbuka akan diatur sedemikian rupa sehingga :
.Tidak mengganggu kelancaran dalam pelaksanaan
. Memudahkan pemeriksaaan dan pengecekan
. Mudah dalam pengambilannya
. Memudahkan pelaksanaan pekerjaan
. Tidak menimbulkan masalah kesehatan dan keselamatan kerja
. Terjamin kebersihannya
Lalu lintas keluar masuk kenderaan proyek akan diberi rambu-rambu sehingga tidak
menimbulkan gangguan lalu lintas.
3. MANAJEMEN PROYEK
Pengelolaan Pelaksanaan pekerjaan akan ditangani oleh tenaga-tenaga terampil yang
sudah berpengalaman dalam penanganan bidangnya, sehingga keberhasilan pelaksanaan
pekerjaan akan benar-benar terjamin,sesuai dengan apa yang diharapkan
a. Struktur Organisasi
Proyek dikelola oleh suatu tim manajemen yang dipimpin kepala proyek, dibantu oleh
beberapa tenaga staf dan beberapa tenaga pelaksana lapangan beserta pembantu
pembantunya. Struktur organisasi proyek tersebut adalah sebagaimana struktur dibawah
ini sedangkan personil dapat dilihat dilampiran lain.
SITE MANAGER
SITE MANAGER
JURU UKUR
JURU UKUR
PENGAWAS
PENGAWAS
LAPANGAN
LAPANGAN
JURU GAMBAR
JURU GAMBAR
ADM TEKNIK
ADM TEKNIK
b. Koordinasi
Dalam kegiatan pelaksanaan proyek akan terjadi interaksi antara perusahaan dengan
pihak lain antara lain owner, pengawas, suplier dan pihak lainnya yang berkaitan dengan
pelaksaan proyek. Dalam interaksi tersebut diperlukan adanya koordinasi antar pihak
dalam mengelola proyek, agar pekerjaan menjadi lancar.
Kepala proyek dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh antara lain :
Untuk masalah teknik engineering dan quality control, kepala proyek dibantu oleh
bagian teknik beserta stafnya.
Urusan keuangan, administrasi umum dan personalia, dibantu oleh bagian
personalia dan keuangan beserta stafnya
Urusan logistik dan peralatan, dibantu oleh Bagian Logistik dan peralatan.
Secara organisasi perusahaan, Kepala Proyek bertanggung jawab langsung kepada
Direktur yang bertindak sebagai pengelola operasional Perusahaan.
Kepala Proyek mempunyai tanggung jawab dan diberi kewenangan penuh dalam
pengelolaan proyek dan mempunyai wewenang bertindak atas nama perusahaan. Dengan
sistim organisasi seperti tersebut, maka pelaksanaan proyek akan berjalan dengan lancar.
4. METHODE PENCAPAIAN SASARAN
Untuk menjamin sistem manjemen dapat berlangsung dengan baik, kami melaksanakan
setiap item pekerjaan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan.
a. Sistem pengendalian Proyek
Sarana pengendalian merupakan sesuatu yang sangat diperlukan untuk menjamin
keberhasilan pelaksanaan pekerjaan. Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, segala
sesuatu yang ada hubungannya dengan pengendalian dipersiapkan dan dituangkan dalam
bentuk daftar
Program utama yang telah dituangkan di dalam barchart tersebut, dilapangan dijabar lagi
secara lebih rinci. Dibuat Program mingguan, yang realisasinya dipantau dengan daftardaftar isian laporan kegiatan pekerjaan.
Untuk memandu pelaksanaan pekerjaan dilapangan, dibuat methode kerja yang
rinciannya dilengkapi dengan gambar-gambar pelaksanaan (Shop Drarwing) yang mudah
dibaca dan dimengerti oleh setiap petugas yang terlibat didalam pelaksanaan pekerjaan.
b. Pemilihan Alat
Pemilihan peralatan yang tepat baik dari jenis, jumlah maupun kapasitasnya serta sesuai
dengan kondisi lapangan akan menjamin tercapainya sasaran pelaksanaan pekerjaan
yakni biaya hemat, mutu akurat dan waktu tepat. Kebutuhan peralatan minimun yang
ditentukan merupakan syarat mutlak dalam pelaksanaan.
c. Material
Kebutuhan pokok bahan pada proyek ini yang merupakan material pabrikan adalah
semen dan dan besi. Disamping itu ada material penunjang non pabrikan seperti : pasir,
kerikil, batu gunung, dll. Atau material yang harus diolah dulu di suatu plant.
Sumber material :
- Pasir dan kerikil/agregat didatangkan dari sumber terdekat yang dapat memenuhi
spesifikasi teknis
- Batu Gunung/Kali didatangkan dari beberapa sumber terdekat yang dapat memenuhi
spesifikasi teknis
- Material lain yang bersifat khusus akan didatangkan dari tempat khusus
Sebelum digunakan, material diperiksa terhadap kualitasnya, atau jika dipersyaratkan
untuk uji laboratorium maka akan dilakukan pengujian. Material harus sudah didatangkan
sebelum jadwal pemakaian, sehingga tidak terjadi keterlambatan pekerjaan hanya karena
material belum datang.
Jadwal mobilisasi material akan dibuat setelah mempelajari kondisi lapangan secara
detail dan sarana angkutan yang ada.
d. Tenaga Kerja
Tenaga Kerja yang digunakan dalam penanganan proyek ini terdiri atas ;
- Tenaga pimpinan dan staf manajemen proyek
- Tenaga operasional lapangan, pelaksana, pengawas,mekanik dan operator.
- Pekerja diambil tenaga kerja lokal yang banyak terdapat didaerah sekitar lokasi
proyek untuk menghindari kesenjangan sosial, sedangkan untuk pekerja yang terampil
dan terlatih bila ada akan diambil dan didatangkan dari daerah lain.
e. Pengaman ( Security )
Untuk pengawas dan pengamanan proyek, kami sebagai pelaksana kegiatan akan
menyediakan tenaga keamanan dan keselamatan sesuai dengan kebutuhan, yang bertugas
untuk :
1. Pengawas terhadap para pekerja
2. Pengawasan terhadap bahan-bahan dan peralatan untuk mencegah pencurian.
3. Mencegah dan menghindari terjadinya hal-hal yang tidak didinginkan di proyek,
baik ditempat pekerjaan maupun dikantor proyek..
4. Melakukan pengawasan terhadap pemakaian alat-alat keselamatan kerja.
5. Melakukan pengawasan dan menyiapkan rambu-rambu pengamanan ditempat
tempat yang berbahaya maupun yang sifatnya menganggu kegiatan proyek.
6. Mengawasi pemakaian peralatan untuk mencegah terjadinya kecelakaan.
7. Menjaga keamanan para petugas proyek terhadap gangguan/ancaman dari pihak
luar, serta mencegah kemungkinan terjadi keributan di lingkungan proyek.
Untuk menjaga keselamatan kerja seluruh staf dan pekerja yang terlibat dalam kegiatan
proyek, akan dibentuk unit K-3 yang akan membuat program seperti tersebut di atas dan
akan diawasi oleh tenaga keamanan.
Sebagai sarana komunikasi di proyek, digunakan handy talky (HT), baik oleh para
petugas Keamanan, para pelaksana (Supervisor) dan petugas-petugas lain yang
memerlukan hubungan secara menerus.
B. METODE PELAKSANAAN
I. Pekerjaan Persiapan
1. Pembersihan Areal Pekerjaan/Lapangan
Semua lokasi kerja yang akan dikerjakan diadakan pembersihan. Lokasi kerja
dibersihkan dari semua pohon-pohon, semak dan bahan yang mengganggu lainnya dan
bahan tersebut akan dibuang ketempat yang telah disediakan. Sisa-sisa bongkaran
bangunan harus dibuang ketempat sesuai persetujuan Direksi. Kerusakan terhadap
pekerja atau bangunan masyarakat atau Pemerintah yang disebabkan pelaksana
kontraktor didalam pembersihan akan diperbaiki atau diganti atas biaya kontraktor.
2. Pekerjaan Dewatering/ Kisdam
Pekerjaan di dalam air perlu dilakukan pengamanan dengan cara melakukan pengalihan
aliran air dengan pembuatan kisdam agar tidak mengganggu pekerjaan didalam air.
Kisdam dibuat dengan baik sehingga tidak terjadi rembesan air pada saat pekerjaan.
Peralatan pengeringan seperti pompa air akan disediakan dengan jumlah yang cukup
oleh kontraktor. Setelah pekerjaan pengeringan selesai, kisdam akan dibongkar
kembali.
II.
Pekerjaan Saluran
1. Galian Tanah
Galian dilakukan pada lokasi yang ditentukan pada gambar atau petunjuk dari direksi.
Galian dimulai dari permukaan tanah dan turun sedemikian rupa sehingga mencapai
elevasi yang diinginkan. Pada galian saluran akan dilaksanakan dengan cara yang tepat
sehingga stabilitas kemiringan lereng dapat terjamin. Permukaan sisi tanggul akan
dirapikan sesuai dengan kemiringan yang ada dalam gambar. Bahan hasil galian yang
tidak sesuai atau tidak bisa digunakan lagi untuk timbunan, akan diangkut ketempat
yang tidak mengganggu pekerjaan.
2. Timbunan Tanah Dari Hasil Galian
Bahan timbunan berasal dari hasil galian yang masih dapat digunakan untuk timbunan,
dikerjakan sampai mencapai elevasi yang telah ditentukan oleh Direksi atau yang
tertera di gambar. Timbunan akan diletakkan pada bagian belakang konstruksi atau pada
bagian tanggul.
Cetakan yang akan dibuat sesuai dengan bentuk dan ukuran yang ada dalam gambar.
Cetakan dibuat dengan kokoh dan aman kedudukannya sehingga dapat mencegah
pengembangan atau pergerakan selama pengecoran.
Semua beton cor yang telah selesai dikerjakan akan dilakukan perawatan dan
perlindungan dengan cara menyiram atau membuat beton tetap basah selama 14 hari
secara terus menerus.
Permukaan beton yang diekpose akan dilakukan perapihan yang akan dilakukan oleh
tenaga terampil.
b. Pekerjaan Besi
Besi/tulangan yang akan dipasang bebas dari kotoran, minyak dan lapisan lain yang
dapat mengurangi mutu. Pembentukan dilakukan sesuai dengan gambar rencana,
dengan penempatan seperti yang ditentukan dalam gambar dengan menggunakan ikatan
kawat besi pada persilangan dan diganjal dengan kepingan beton sesuai dengan
keperluan. Bentuk dan ukuran besi yang akan digunakan sesuai dengan yang ditentukan
dalam gambar rencana.
Tulangan akan ditempatkan secara tepat dan dijamin terhadap penggesekan dengan
menggunakan ikatan kawat ikat yang cocok pada persilangan dan akan diganjal dengan
kepingan beton atau logam sesuai dengan keperluan konstruksi.
Untuk tulangan didalam plat beton di atas tanah akan ditopang dengan beton yang dicor
sebelumnya (beton tahu) dengan permukaan datar beton 5 7,5 cm, Sedangkan untuk
permukaan pondasi, plat, dinding dan konatruksi pokok lainnya yang dicor langsung
terhadap dasar, tulangan harus mempunyai lapisan penutup beton min. 7,5 cm.
Untuk pekerjaan sambungan besi tulangan, panjang sambungan akan dibuat min. 40 x
diameter besi yang digunakan.
c. Pekerjaan Bekisting / cetakan
Bentuk dan disain cetakan disesuaikan dengan bentuk dan ketinggian dari bangunan
yang akan dikerjakan. Bahan yang digunakan terdiri dari kayu atau papan halus yang
dalam kondisi baik.
Cetakan dibuat dengan kokoh dan aman kedudukannya sehingga dapat mencegah
pengembangan atau pergerakan selama pengecoran. Semua cetakan untuk permukaan
yang akan dilalui air akan dibuat rata dan bersih. Kekuatan dan keefektifan harus
terjamin sehingga konatruksi seluruh cetakan dapat mengikat sisi yang berdampingan
dengan ujung dari panel-panel dan membentuk penampang yang tepat. Semua ini
dilakukan untuk membentuk dan menghasilkan beton yang halus pada saat
pembongkaran cetakan.
Semua cetakan akan dibuat rapat ketikan dipasang agar diperoleh hasil yang cocok dan
baik pada saat pembongkaran. Sebelum beton dituang kepermukaan cetakan akan diberi
oli yang akan secara efektif mencegah pelekatan dari beton dengan cetakan dan tidak
akan menodai beton.
Pembongkaran cetakan dan perancah dilakukan dengan teliti untuk menghindari
kerusakan beton. Penunjang dan perancah serta cetakan tidak akan dibongkar sebelum
umur beton mencukupi dan cukup untuk memikul beban berat sendiri dan ditambah
muatan yang diperkirakan diatasnya.
Setelah pekerjaan selesai dilaksanakan, semua bangunan, sampah dan kotoran selama
pelaksanaan pekerjaan berlangsung akan dibersihkan, menimbun kembali lubang-lubang
dan merapikan tempat-tempat yang berongga yang ada selama pelaksanaan pekerjaan
sebelum meninggalkan wilayah kerja seperti semula.
RIZAL FAHMI
Direktur Utama