TINJAUAN PUSTAKA
rendah.
Tingkat insindensi lebih tinggi saat musim dingin.
75% kasus kematian terkait luka bakar terkait dengan kebakaran rumah.
pada pasien berusia kurang dari 10 tahun atau lebih dari 50 tahun.
Luka bakar derajat 2 atau 3 dengan luas lebih dari 20% permukaan tubuh
B. Di UGD
- Evaluasi tindakan penilaian awal luka bakar di lokasi kejadian.
- Berikan kain basah air saline dingin untuk memberikan efek analgetik
pada luka bakar dengan luas kurang dari 25% permukaan tubuh (hati-hati
-
hipotermia).
Tutupi luka bakar dengan kain bersih, kemudian selimut hangat.
Bila memungkinkan, daerah luka bakar diposisikan lebih tinggi untuk
meminimalisir edema.
Pemeriksaan laboratorium dasar : analisa gas darah, hematologi rutin,
dan 3.
Perkiraan luas luka bakar dapat menggunakan rule of nine
Permukaan telapak tangan setara dengan 1% luas permukaan luka bakar.
Persentase luas permukaan luka bakar digunakan untuk menentukan
resusitasi cairan.
Pasien yang tidak termasuk kriteria rawat inap harus mendapatkan
perawatan luka yang layak dan harus dilakukan follow up, termasuk
pembersihan luka bakar, debridement, pemakaian salep antimikroba.
10
perineum).
Pasien dengan keadaan sosial dan lingkungan yang aman di rumah.
RESUSITASI CAIRAN
A. Prinsip Dasar
- Diperlukan cairan lebih dari cairan maintenance pada pasien dengan luka
bakar dengan luas 15% permukaan tubuh (resusitasi oral sebaiknya
dihindari pada pasien luka bakar oleh karena terdapat kecenderungan
-
terjadinya ileus).
Kebutuhan cairan dapat bertambah pada pasien yang disertai demam dan
yang menggunakan intubasi.
11
B. Formula Parkland
Pada 24 jam pertama :
- Ringer Laktat (RL) dengan rumus 4 mL / kg / % luas permukaan luka.
- Berikan setengah dari total kebutuhan cairan resusitasi pada 8 jam pertama
bebas elektrolit.
Pada 24 jam kedua :
Penggunakan koloid pada orang dewasa, kecuali pada anak boleh
diberikan D5 NS.
12
tetap oliguria).
Jika menggunakan manitol dibutuhkan central venous pressure (CVP)
line.
13
B. Terapi Definitif
- Untuk terapi noneksisional, dibutuhkan perawatan harian yang kontinu
dan debridemen sampai jaringan granulasi timbul dengan debris yang
-
minimal.
Operatif.
histamin).
Penurunan cardiac output.
Peningkatan hematokrit akibat penurunan volume darah dan peningkatan
viskositas darah.
Peningkatan resistensi vaskular perifer.
Oliguria akibat penurunan volume darah dan cardiac output diikuti dengan
penurunan aliran darah ginjal dan penurunan laju filtrasi glomerulus
(LFG).
B. Setelah resusitasi
Terjadi suatu keadaan hiperdinamik persisten, ditandai dengan :
- Peningkatan cardiac output yang diikuti peningkatan aliran darah renal
dan peningkatan laju filtrasi glomerulus.
- Peningkatan kebutuhan metabolik.
- Meningkatan katekolamin dan glukagon.
- Penurunan tingkat insulin dan tiroksin.
Dapat terjadi edema (8 12 jam) karena kehilangan cairan dari kompartemen
intravaskular.
14
RESPIRASI
-
Pada luka bakar daerah thoraks atau trauma inhalasi dapat terjadi
HEMATOLOGI
-
Kebocoran plasma
Destruksi sel darah merah akibat lisis nya sel karena panas dan terjadi
GASTROINTESTINAL
-
Kebanyakan pasien dengan luas luka bakar lebih dari 25% permukaan
tubuh akan terjadi ileus yang akan kembali normal dalam 3-5 hari.
Peningkatan permeabilitas gastrointestinal dengan peningkatan translokasi
bakteri.
Pasien secara umum membutuhkan pipa nasogastrik dan profilaksis
gastrointestinal menggunakan H2 bloker.
ENDOKRIN
-
IMUNOLOGI
-
16
B. Fasciotomy
Escharatomy dapat gagal dilakukan terutama pada luka bakar akibat trauma
elektrik voltase tinggi, atau kerusakkan yang terjadi meliputi jaringan lunak,
tulang atau vaskular. Apabila sindrom kompartemen tetap berlangsung setelah
dilakukan escharatomy, maka perlu dilakukan insisi pada fascia. Tindakan ini
membutuhkan anestesi umum.
17
18