Anda di halaman 1dari 6

TUGAS POLITIK LN CINA

SEJARAH CINA PADA MASA


PEMERINTAHAN PKC

Nama : Imanuel Chrissandi


NIM : E 13111263
Jurusan : Hubungan Internasional

A. Masa tahun 1949-1976


Sejak Perang Saudara melanda Cina antara Penganut Komunis dengan pemerintah
yang dikuasai oleh Kuomintang berakhir, Cina yang telah dikuasai kaum Komunis pada 1
Oktober 1949 mulai mengganti kebijakan-kebijakan yang diambil oleh pemerintahan
sebelumnya. Salah satunya adalah menganggap semua tanah di wilayah RRC adalah
milik negara, dan menjadi milik semua rakyat RRC. Kebijakan ini diperkuat pada tahun
1953, dimana banyak tuan tanah dipenjara akibat memiliki sebidang tanah dan dianggap
melanggar aturan kepemilikan tanah. Selain itu, RRC juga melarang perdagangan
narkotika dan segala bentuk perdagangan asing. Mereka juga menghanacurkan sisa-sisa
bangunan kerajaan karena sistem kerajaan adalah sistem yang bersifat feodal.
Mao juga mengeluarkan kebijakannya yang terkenal bersama Zhou Enlai, yakni
Lompatan Jauh ke Depan pada tahun 1958. Yakni kebijakan industrialisasi besarbesaran dimana semua orang harus bekerja di sektor industri. Kebijakan ini mulai
menimbulkan bencana, dimana banyaknya pekerja tewas kelaparan, dikarenakan tidak
adanya petani yang menanam hasil pertanian sebagai akibat dari beralihnya profesi
mereka menjadi buruh pabrik.
Pada tahun 1966, Mao Zedong mengeluarkan kebijakan Anti-Kanan dan
Revolusi Kebudayaan sebagai ancaman terhadap segelintir kelompok yang menurut
Mao sebagai oposisi dan kontra-revolusioner. Orang yang dituduh Mao adalah
Presiden saat itu, Liu Shaoqi dan Deng Xiaoping, yang memprotes kebijakan dalam
negeri RRC yang amburadul. Dalam kebijakan ini, dibentuk Pasukan Merah yang
ditugaskan untuk menteror siapa saja yang dianggap mendukung kedua tokoh ini.

Kebijakan-kebijakan ini berlanjut sampai berakahirnya era Mao pada saat kematiannya
tahun 1976.
Dibawah Mao Zedong dan Zhou Enlai, RRC menjadi negara yang amat miskin
dengan tingkat produktifitas ekonomi yang rendah, kelaparan dimana-mana, serta
rusaknya peninggalan kebudayaan Cina kuno, sebagai akibat dari buruknya kebijakan
yang diambil Mao.

B. Masa Tahun 1976-1989


Setelah meninggalnya Mao Zedong dan Zhou Enlai pada tahun 1976 menimbulkan
terjadinya perebutan kekuasaan antara Hua Guofeng, Deng Xiaoping, dan Kelompok
Empat. Pada akhirnya posisi mereka digantikan oleh Hua Guofeng. Namun kekuasaan
Hua Guofeng sedikit banyak juga mendapat pengaruh dari Deng Xiaoping yang bahkan
tidak menjabat apa-apa dalam struktur pejabat teras RRC. Karena Hua masih memiliki
hubungan dengan rezim Mao, dia pun dilengserkan dari jabatannya oleh Deng pada tahun
1980.
Deng Xiaoping berperan besar dalam mengubah arah kebijakan politik dalam
negeri, luar negeri, dan ekonominya. Sistem ekonomi RRC berubah dari sistem ekonomi
terpusat menjadi sistem ekonomi liberal-kapitalis. Kerjasama ekonomi dengan AS juga
semakin baik di dekade 1980-an.
Di awal dekade 1980-an, Deng juga mengeluarkan kebijakan yang ekstrim dalam
rangka mengendalikan jumlah penduduk, yakni dengan kebijakan satu anak (Pria
Maupun Wanita Sama Saja). Akibatnya, jumlah penduduk wanita di RRC menurun,
karena kebijakan satu anak mempengaruhi keluarga miskin di RRC yang umumnya

berprofesi sebagai petani, yang mengakibatkan mereka lebih memilih melahirkan anak
dengan jenis kelamin laki-laki ketimbang perempuan, agar dapat meneruskan usaha
keluarga di bidang pertanian. Selain itu, kebijakan ini juga mengakibatkan tingginya
angka aborsi di RRC, yang umumnya didominasi oleh pasangan yang telah memiliki
anak sebelumnya, karena banyak pasangan yang tidak mau anak kedua mereka diambil
untuk dibina oleh negara.
Awal kejatuhan Deng adalah Peristiwa Pembantaian Tiananmen,4 Juni 1989.
Masalah kebebasan berpendapat yang masih buruk di RRC, meningkatnya kasus korupsi,
kesenjangan sosial, meningkatnya pengangguran, serta penutupan BUMN yang tidak
strategis, membuat beberapa mahasiswa mengadakan aksi demonstrasi selama beberapa
minggu di Lapangan Tiananmen, Beijing. Aksi demonstran yang berakhir ricuh dan
pembubaran paksa demonstran oleh militer Cina dengan senjata dan tank-tank membuat
Deng Xiaoping mengundurkan diri. Selain itu Zhao Ziyang juga didepak dari jabatannya
sebagai Sekjen CC Politburo PKC dan digantikan oleh Jiang Zemin pada tanggal 24 Juni
1989.

C. Masa Tahun 1989-2002


Setelah Pembantaian Tiananmen pada tahun 1989, Deng Xiaoping mengumumkan
pensiun di hadapan publik dan digantikan oleh Jiang Zemin. Di era ini, tepatnya di era
1990-an, ekonomi RRC berkembang pesat. Jiang melihat visi ekonomi Deng demi
menuju RRC menjadi negara sosialis dengan karakteristik khas RRC. Jiang juga melihat,
meningkatnya kasus korupsi juga membuatnya untuk memberlakukan hukuman mati atas
saran dari Perdana Menterinya, Zhu Rongji.

RRC juga mengalami pembangunan yang cepat. Proyek-proyek mercusuar seperti


Bendungan Tiga Ngarai dan jalur-jalur KA dibangun. Selain itu, di bidang ekonomi,
untuk pertama kalinya RRC masuk WTO pada tahun 1998 terlepas dari krisis ekonomi
yang melanda Asia tahun 1997-1998 yang diperparah dengan banjir besar di Sungai
Yangtze pada periode yang sama.
Pada tahun 1997, RRC juga berhasil mengembalikan kedaulatan Hong Kong dari
Inggris dan Makau dari Portugal, dua tahun kemudian, yang membuat kedua wilayah ini
menjadi wilayah administrasi khusus dengan pemerintah dan hak otonomi sendiri, namun
masih di dalam wilayah kedaulatan RRC.
Dalam hubungan diplomatik, RRC juga menunjukkan hubungan yang kurang
harmonis dengan AS. Terlepas hubungan dagang RRC-AS yang berjalan baik, namun
tidak pada hubungan militer dan diplomatik. Hal ini terlihat pada saat konflik di
Yugoslavia (Perang Kosovo), AS meledakkan bom di Kedutaan Besar RRC di Belgrade.
RRC sangat marah meskipun AS meminta maaf dan berdalih bahwa serangan bom itu
salah sasaran.
Era ini berakhir dimana Jiang Zemin menyerahkan tongkat kepemimpinannya
kepada Hu Jintao.

D. Masa Tahun 2002-sekarang


Awal kepemimpinan Hu Jintao di RRC ditandai dengan isu-isu di berbagai bidang,
seperti munculnya penyakit SARS pada tahun 2003 memanasnya hubungannya dengan
AS, kasus korupsi, dan hubungan RRC dengan Taiwan dengan pemerintahan
Kuomintangnya.

Kebijakan pemerintah RRC di bidang ekonomi menunjukkan hasil yang


menggembirakan. Selain itu, RRC juga berhasil mengembangkan ilmu pengetahuan,
teknologi, sosial, budaya sehingga menjadi salah satu negara dengan tingkat kemajuan
penduduk tercepat di dunia. Di bidang olahraga, RRC juga berhasil menggelar ajang
Olimpiade Musim Panas 2008 dan keluar sebagai juara umum. Ini adalah bukti bahwa
RRC juga berhasil meningkatkan prestasi di bidang Olahraga.
Pada tahun 2008, Gempa besar di Sichuan juga bukti bahwa pemerintah RRC
sangat tanggap dalam menghadapi bencana alam besar. Pemerintah sanggup menangani
para korban dengan sangat baik dan mendapat pujian dari media internasional.
Sejak Hu Jintao dan PM Wen Jiabao berkuasa, hubungan diplomatik dengan AS
mulai membaik, dalam berbagai bidang. Selain itu, RRC juga mengadakan kerjasama
dengan berbagai negara-negara di kawasan regional seperti Afrika, ASEAN,
MERCOSUR, dll.
Tahun 2013, RRC dipimpin oleh Xi Jinping dan PM Li Keqiang menggantikan Hu
Jintao dan PM Wen Jiabao yang masa jabatannya telah usai.

Anda mungkin juga menyukai