Gambar 1.11
b. Konstruksi pelat-balok
Konstruksi pelat balok biasanya lebih ringan daripada konstruksi pelat masif dan
karena itu lebih ekonomis, terutama pada lebar bentang yang agak besar. Konstruksi
loteng bersifat statis sebagai pelat beton satu arah saja. Jikalau kita membangun
konstruksi pelat-balok dengan elemen-elemen yang statis tidak berfungsi dan yang
didukung oleh balok beton bertulang, maka sebenarnya konstruksi ini menjadi konstruksi
loteng balok seperti misalnya konstruksi loteng kayu dan sebagainya.
Gambar 1.12
Gambar 1.13
Gambar 1.14
Jikalau pada konstruksi diatas jumlah tiang yang besar menganggu pekerjaan lanjutan,
maka sering juga digunakan konstruksi bekisting loteng beton bertulang berikut: dibawah
papan-papan bekisting dan balok melintang seperti telah ditentukan kita tidak memasang
langsung tiang-tiang, melainkan suatu balok pendukung dengan jarak 80 cm s/d 120 cm.
Baru balok pendukung ini ditumpu dengan tiang-tiang tersebut diatas seperti terlihat pada
gambar-gambar berikut:
Gambar 1.15
Gambar 1.16
Sambungan-sambungan antara tiang-tiang dan balok pendukung atau balok melintang
dilakukan dengan cara berikut:
Gambar 1.17
Sambungan-sambungan balok melintang diatas balok pendukung harus dilakukan dengan
cara seperti berikut:
Gambar 1.18
Dengan detail yang kemudian harus diperhatikan dengan khusus ialah hubungan
konstruksi loteng beton bertulang dengan dinding yang menerima beban dan dengan
kolom atau balok pendukung dari betion bertulang. Salah satu kemungkinan untuk
bekisting loteng dengan kolom dan balok pendukung terdapat pada gambar berikut:
Gambar 1.19
Konstruksi bekisting untuk tepi loteng beton bertulang dapat dipelajari pada gambargambar 1.20, dan 1.21. yang memperlihatkan 4 macam cara bekisting tepi berikut:
Gambar 1.20
Gambar 1.21
b. Bekisting asbes-semen gelombang (Eternit)
Asbes-semen gelombang biasanya kita gunakan sebagai papan bekisting jikalau
harga papan-papan bekistinglebih tinggi daripada asbes-semen gelombang, pada tempattempt yang kemudian tidak bisa kita bongkar bekas bekistingnya (bekisting yang hilang)
atau pada loteng yang permukaan yang harus bergelombang dan sebagainya.
Potongan asbes-semen gelombang setebal 6 mm bergelombang menurut ganbar berikut:
Gambar 1.22
Konstruksi dasar untuk bekisting asbes-semen sama seperti pada konstruksi kayu, akan
tetapi ukuran-ukran balok melintang dan jaraknya tergantung dari beban (tebalnya loteng
yang akan dicor). Penentuan jarak kita lakukan menurut gambar dan table berikut:
Gambar 1.23
Gambar 1.24
Karena ada bahaya suatu pelat asbes-semen gelombang akan lepas dari loteng dan jatuh
ke bawah, walaupun permukaan kasarnya yang dihubungkan dengan beton, maka kita
perlu menanam angker dari kayu atau besi paling sedikit empat buah per pelat asbessemen gelombang. Lihat gambar-gambar berikut:
Gambar 1.25
Gambar 1.26
Gambar 1.27
Pemasangan seng gelombang khusus pada konstruksi bekisting dari kayu dapat dipaku.
Biasanya seng bergelombang khusus digunakan pada konstruksi kerangka baja, karena
dengan begitu bekisting tidak perlu lagi. Seng bergelombang khusus dapat dipasang pada
balok melintang profil baja dengan mempergunakan las listrik atau dengan paku baja
yang ditembakkan. Pemasangan pada konstruksi dinding batu buatan tidak perlu
pengikatan atau pemakuan seng bergelombang khusus itu pada pasangan batu buatan,
bila beton segera dicor setelah seng tersebut selesai dipasang. Jikalau pengikatan masih
dibutuhkan untuk menghindari pergeseran oleh tekanan angin dan sebagainya, sebaiknya
digunakan paku yang cukup besar.
Sambungan-sambungan pada tumpangan samping dibuat dengan pinggir rusuk
betina,yang dapat tepat menumpang pada pinggir rusuk jantan dari lembaran berikutnya.
Untuk mendapatkan sambungan yang baik dan rata tumpangan samping harus diikat pada
jarak maksimal 1.20 m, sebaiknya dengan sekrup baja yang mentap sendiri, bergaristengah 4,8 mm dan panjang 20 mm yang dipasang dari bagian atas rusuk yang saling
bertumpangan. Lihat gambar berikut:
Gambar 1.28
Yang dimaksud dengan tegangan leleh karakteristik dan tegangan karakteristik yang memberikan
regangan tetap 0,2%, adalah tegangan, dimana dari sejumlah besar hasil-hasil pemeriksaan,
kemungkinan adanya tegangan yang kurang dari tegangan tersebut, terbatas sampai 5 % saja.
Tegangan leleh minimum dan tegangan minimum yang memberikan tetap 0,2% yang dijamin
oleh pabrik pembuatnya dengan sertifikat, dapat dianggap sebagai tegangan karakteristik
bersangkutan. Baja tulangan dengan mutu yang tidak tercantum dalam daftar diatas dapat
dipakai, asal mutu tersebut dijmin oleh pabrik pembuatnya dengan sertifikat.
Baja tulangan dengan mutu yang meragukan harus diperiksa di lembaga pemeriksaan bahanbahan yang diakui. Lembaga tersebut selanjutnya akan memberikan pertimbangan-pertimbangan
dan petunjuk-petunjuk dalam penggunaan baja tersebut.
a. Batang baja tulangan
Baja tulangan menurut bentuknya dibagi dalam batang polos dan batang yang
diprofil. Yang dimaksud dengan batabg polos adalah batang prismatic berpenampang
bulat, persegi, lonjong dan lain-lain dengan permukaan licin. Yang dimaksud dengan
batang yang diprofil adalah batang prismatic atau dipuntir, yang permukaannya diberi
rusuk-rusuk yang terpasang tegak lurus atau miring terhadap sumbu batang, dengan jarak
antara rusuk-rusuk tidak lebih dari 0,7 kali diameter pengenalnya.
Bagi perhitungan statika konstruksi beton bertulang harus diperhatikan peraturan beton
bertulang Indonesia NI-2 1971.
Pembentukan baja tulangan harus dilakukan dengan teliti menurut gambar-gambar. Jarijari pada suatu pmbengkokan dipilih tidak kurang dari r = 10 D (D sebagai garis-tengah
baja tulangan). Pada suatu kaitan pada ujung baja tulangan boleh juga dipilih jari-jari
minimal r = 2,5 D. Untuk pembentukan baja tulangan maka perlu alat-alat khusus seperti
berikut:
Gambar 1.29
a) Gunting untuk baja tulangan dengan garis tengahnya kecil;
b) Gunting untuk baja tulangan dengan garis tengahnya besar;
c) Dan d) jari- jari minimal pada pembengkokan dan kaitan pada ujung;
e) Alat untuk membentuk kaitan pada ujung baja tulangan
f) Alat khusus untuk membentuk baja tulangan
Untuk perusahaan-perusahaan yang besar tentu saja lebih efisien, jikalau dipakai mesin
untuk membentuk baja tulangan.
Pemasangan batang baja tulangan yang telah dibentuk harus dilakukan dengan teliti. Baja
tulangan tidak boleh kena bekisting sedikit pun, karena bahaya berkarat. Pada konstruksi
bangunan yang terlindung atau di dalam air, baja tulangan harus berjarak 3 cm dari
bekisting.
Penyediaan gambar dan daftar baja tulangan untuk loteng beton bertulang perhatikan
gambar dan daftar berikut:
Gambar 1.30
Pada balok beton bertulang penyediaan gambar dan pemasangan baja tulangan dapat
dilakukan menurut gambar-gambar berikut:
Gambar 1.31
Gambar 1.34
Semua tulangan harus dipasang dengan teliti dan kokoh pada posisi masing-masing,
sebelum pengecoran beton dimulai. Pada konstruksi loteng beton bertulang pelat-balok,
baolk-balok dicor bersama-sama dengan pelat beton, peletakan lembar jaringan dengan
dengan tulangan baja pada bagian balok dapat dipelajari pada gambar berikut:
Gambar 1.35