Anda di halaman 1dari 2

Pada kasus ini kami memikirkan beberapa diagnosa banding, yakni

Pitiriasis rosea, Tinea corporis, Psoriasis vulgaris. Pada kasus ini,


ditemukan bercak kemerahan pada bagian perut bawah yang diyakini
sebagai lesi induk atau herald patch pada pitiriasis rosea. Lesi ini diyakini
sebagai herald patch pada pitiriasis rosea sebab memiliki batas yang jelas
dengan ukuran 3cmx5cm, berbentuk oval, dengan skuama halus di
bagian tepinya. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa
herald patch memiliki ciri khas antara lain berbatas tegas, berbentuk oval
atau bulat, eritematosa, atau hiperpigmentasi (terutama pada individu
dengan kulit gelap), dengan koleret dari skuama pada bagian tepinya.
Herald patch pada kasus ini juga muncul di tempat predileksi, dimana
menurut teori herald patch biasanya muncul pada trunkus terutama pada
area yang tertutup pakaian, dan terkadang dapat muncul di leher atau di
ekstremitas bagian proksimal, jarang terdapat pada penis dan wajah.
Selain pitiriasis rosea, dapat dipikirkan kemungkinan diagnosis banding
lainnya yakni tinea corporis. Ruam pada tinea corporis mungkin dapat
menyerupai PR. Perbedaannya adalah bahwa skuama pada tinea corporis
terdapat pada bagian tepi dari plak, sedangkan pada PR skuama terdapat
di bagian dalam dari tepi plak dengan koleret. Untuk membedakan lesi
tinea corporis dengan PR, perlu dilakukan pemeriksaan penunjang berupa
pemeriksaan KOH. Pada kasus ini dilakukan pemeriksaan kerokan skuama
dengan KOH 10%, pada pemeriksaan tidak didapatkan hifa maupun spora
sehingga diagnosa tinea corporis dapat disingkirkan.
Diagnosa lain yang dapat dipikirkan adalah Psoriasis vulgaris. Psoriasis
memiliki lesi berupa plak eritematosa, dengan skuama berwarna putih,
kasar, berlapis-lapis, dengan ciri khas adanya fenomena tetesan lilin,
Auspitz dan Koebner. Pada pasien ini telah dilakukan uji bercak lilin
(Karsvlek phenomenon) dan hasilnya tidak didapatkan skuama yang
berubah warna menjadi putih seperti lilin yang digores. Pada uji Auspitz
juga tidak didapatkan bintik-bintik perdarahan setelah skuama dikerok.
Diagnosa pitiriasis rosea ditegakkan berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan fisik. Pada pemeriksaan fisik harus didapatkan adanya erupsi
kulit berupa papiloeritroskuamosa. Pada pemeriksaan klinis minimal
terdapat dua lesi dari tiga kriteria berikut ini: makula berbentuk oval atau

sirkuler, skuama menutupi hampir semua lesi, dan terdapatnya koleret


pada tepi lesi dengan bagian tengah yang menghilang. Pitiriasis rosea
merupakan diagnosa klinis. Tidak ada tes laboratorium yang membantu
dalam membuat diagnosa. Pemeriksaan laboratorium yang biasa
dilakukan bertujuan untuk menyingkirkan diagnosa banding dari pitiriasis
rosea. Berdasarkan hal tersebut, dari anamnesa dan pemeriksaan fisik,
serta setelah dilakukan beberapa pemeriksaan laboratorium untuk
menyingkirkan beberapa diagnosa banding, kami menyimpulkan bahwa
pasien pada kasus ini didiagnosa Pytiiriasis Rosea.

Anda mungkin juga menyukai