Dosis
Mekanisme Aksi
Evaluasi
- Pengeluaran urin minimal 30 -50 ml/ Jam
- Penurunan tekanan intracranial
FARMAKODINAMIK
Tempat kerja utama manitol adalah: (1) Tubuli proksimal, yaitu dengan menghambat
reabsorpsi natrium dan air melalui daya osmotiknya; (2) Ansa henle, yaitu dengan
penghambatan reabsorpsi natrium dan air oleh karena hipertonisitas daerah medula menurun;
(3) Duktus koligentes, yaitu dengan penghambatan reabsorbsi natrium dan air akibat adanya
papillary wash out, kecepatan aliran filtrat yang tinggi, atau adanya faktor lain.
Diuresis osmotic digunakan untuk mengatasi kelebihan cairan di jaringan (intrasel) otak.
Diuretic osmotic yang tetap berada dalam kompartemen intravaskuler efektif dalam
mengurangi pembengkakan otak. Manitol adalah larutan hiperosmolar yang digunakan untuk
terapi meningkatkan osmolalitas serum. Dengan alasan fisiologis ini, Cara kerja Diuretic
Osmotik (Manitol) ialah meningkatkan osmolalitas plasma dan menarik cairan normal dari
dalam sel otak yang osmolarnya rendah ke intravaskuler yang osmolar tinggi, untuk
menurunkan oedema otak. Pada sistem ginjal bekerja membatasi reabsobsi air terutama pada
segmen dimana nefron sangat permeable terhadap air, yaitu tubulus proksimal dan ansa henle
desenden. Adanya bahan yang tidak dapat direabsobsi air normal dengan masukkan tekanan
osmotic yang melawan keseimbangan. Akibatnya, volume urine meningkat bersamaan
dengan ekskresi manitol. Peningkatan dalam laju aliran urin menurunkan waktu kontak antara
cairan dan epitel tubulus sehingga menurunkan reabsobsi Na+. Namun demikian, natriureis
yang terjadi kurang berarti dibandingkan dengan diureisi air, yang mungkin menyebabkan
Hipernatremia. Karena diuretic Osmotik untuk meningkatkan ekskresi air dari pada ekskresi
natrium, maka obat ini tidak digunakan untuk mengobati Retensi Na+. Manitol mempuyai
efek meningkatkan ekskresi sodium, air, potassium dan chloride, dan juga elekterolit lainnya.
2.3 FARMAKOKINETIK
Manitol merupakan diuretik osmotik yang spesifik karena tidak diabsorpsi dalam traktus
gastrointestinal. Manitol sangat sedikit dimetabolisme oleh tubuh, lebih kurang 7%
dimetabolisme di hati dan hanya 7% diabsorpsi. Sebagian besar manitol (>90%) dikeluarkan
oleh ginjal dalam bentuk utuh pada urin. Manitol diekresikan melalui filtrasi glomerulus
dalam waktu 30 60 menit setelah pemberian. Diuretic osmotic absobsinya buruk bila
diberikan peroral, sehingga obat ini harus diberikan secara parenteral (intravena) dalam
jumlah besar.
Berdasarkan farmakokinetik dan farmakodimik diketahui beberapa mekanisme aksi dari kerja
Manitol sekarang ini adalah sebagai berikut:
1) Menurunkan Viskositas darah dengan mengurangi haematokrit, yang penting untuk
mengurangi tahanan pada pembuluh darah otak dan meningkatkan aliran darah ke otak, yang
diikuti dengan cepat vasokontriksi dari pembuluh darah arteriola dan menurunkan volume
darah otak. Efek ini terjadi dengan cepat (menit).
2) Manitol tidak terbukti bekerja menurunkan kandungan air dalam jaringan otak yang
mengalami injuri, manitol menurunkan kandungan air pada bagian otak yang yang tidak
mengalami injuri, yang mana bisa memberikan ruangan lebih untuk bagian otak yang injuri
untuk pembengkakan (membesar).
3) Cepatnya pemberian dengan bolus intravena lebih efektif dari pada infuse lambat dalam
menurunkan peningkatan tekanan intra cranial.
4) Terlalu sering pemberian manitol dosis tinggi bisa menimbulkan gagal ginjal. ini
dikarenakan efek osmolalitas yang segera merangsang aktivitas tubulus dalam mensekresi
urine dan dapat menurunkan sirkulasi ginjal.
5) Pemberian manitol bersama lasik (Furosemid) mengalami efek yang sinergis dalam
menurunkan PTIK. Respon paling baik akan terjadi jika Manitol diberikan 15 menit sebelum
Lasik diberikan.
250 ml (50 gr) dan 500 ml (100 gr). Sebelum digunakan manitol dihangatkan terlebih dahulu
untuk melarutkan kristal-kristalnya. Untuk menurunkan tekanan Intra cranial, dosis Manitol
0.25 1 gram/kgBB diberikan bolus intra vena atau dosis tersebut diberikan selama lebih dari
10 15 menit. Manitol dapat juga diberikan/dicampur dalam larutan Infus 1.5 2
gram/KgBB sebagai larutan 15-20% yang diberikan selama 30-60 menit. Manitol diberikan
untuk menghasilkan nilai serum osmolalitas 310 320 mOsm/L dan seringkali dipertahankan
antara 290 310 mOsm. Tekanan Intra cranial harus dimonitor, harus turun dalam waktu 60
90 menit, karena efek manitol dimulai setelah 0.5 1 jam pemberian. Fungsi ginjal,
elektrolit, osmolalitas serum juga dimonitor selama mendapatkan terapi manitol. Diperlukan
perhatian dalam pemberian manitol bila osmolalitas lebih dari 320 mOsm/L. Karena Diureis,
Hipotensi dan dehidrasi dapat terjadi dengan pemberian manitol dalam jumlah dosis yang
banyak.
2.6 TOKSISITAS
1)
Manitol secara cepat didistribusikan ke ruangan ekstraseluler dan mengeluarkan air dari
ruang intraseluler. Awalnya, hal ini akan menyebabkan ekspansi cairan ektraseluler dan
hiponatremia. Efek ini dapat menimbulkan komplikasi gagal jantung kongestif dan akan
menimbulkan edema paru. Sakit kepala, mual, dan muntah ditemukan pada penderita yang
mendapatkan diuretic ini.
2)
Penggunaan Manitol berlebihan tanpa disertai pergantian air yang cukup dapat menimbulkan
dehidrasi berat, kehilangan air dan hipernatremia. Komplikasi ini dapat dihindari dengan
memperhatikan ion serum dan keseimbangan cairan.
3)
Hiperkalemia
Hiperkalemia juga dapat timbul, dimana kadar potasium meningkat dalam darah. Pasien
harus segera diobservasi untuk tanda-tanda ketidakseimbangan elektrolit dan cairan ini
dengan pemeriksaan elektrolit darah.
4)
Reaksi anafilaksis atau alergi bisa terjadi yang menyebabkan kardiak output dan tekanan
arterial gagal drastis. Destruksi eritrosit yang ireversibel juga dapat terjadi pada pemberian
manitol.