Abses Paru
Abses Paru
GAMBARAN KLINIS
Bila abses paru terletak dekat dengan pleura dan pecah akan terjadi
piotoraks sehingga pada pemeriksaan fisik ditemukan pergerakan dinding
dada tertinggal pada tempat lesi, fremitus vocal menghilang, perkusi redup /
pekak, bunyi nafas menghilang dan terdapat tanda-tanda pendorongan
mediastinum terutama jantung kea rah kontra lateral lesi.
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
o Leukosit 10.000-30.000/mm3
o HJ bergeser ke kiri dan sel PMN terutama neutrofil immature
o Pemeriksaan dahak dari aspirasi transtrakeal, transthorakalatau bilasan/sikatan
bronkus untuk menemukan mikroorganisme penyebab abses
Bronkoskopi
Radiologi
o Foto dada PA dan lateral sangat membantu untuk melihat lokasi lesi dan bentuk
abses paru. Pada hari-hari pertama penyakit, foto dada hanya menunjukkan
gambaran opak dari satu atau lebih segmen paru, atau hanya berupa gambaran
densitas homogen yang berbentuk bulat. Kemudian akan ditemukan gambaran
radiolusen dalam bayangan infiltrate yang padat. Selanjutnya bila abses tersebut
mengalami rupture sehingga terjadi drainase abses yang tidak sempurna, maka
baru aakn tampak kavitas irregular dengan batas cairan dan permukaan udara (air
fluid level) di dalamnya. Sepertiga kasus abses paru bias disertai dengan
empiema.
o CT scan bias menunjukkan tempat lesi yang menyebabkan obstruksi
endobronkial, dan gambaran abses tampak seperti masa bulat dalam paru dengan
kavitas sentral. CT scan juga dapat menunjukkan lokasi abses dalam parenkim
yang bisa membedakannya dari empiema.
o Diagnosis banding dari kavitas paru yang bukan abses paru, antara lain:
Penyebab infeksi: tuberculosis, bulla infeksi, emboli septic
Penyebab bukan infeksi: kavitas karena keganasan, nodul reumatoid,
sarkoidosis, infark paru, vaskulitis
Penatalaksaan
Istirahat yang cukup. Posisi berbaring pasien hendaknya miring dengan paru
yang terkena abses berada di atas supaya gravitasi drainase lebih baik. BIla
segmen superior lobus bawah yang terkena hendaknya bagian
Antibiotik
Drainase dilakukan bila tidak merespon dengan antibiotika atau kavitas besar
untuk mencegah kontaminasi rongga oleura.
Komplikasi local meliputi penyebaran infeksi melalui aspirasi lewat bronkus atau
penyebaran langsung melalui jaringan sekitarnya. Abses paru drainase kurang baik
bias mengalami ruptur ke segmen sekitar, sedang yang rupture kerongga pleura
menjadi empiema. KOmplikasi lainnya berupa abses otak, hemoptisis massif, ruptur
pleura visceralis hingga terjadi piopneumotoraks dan fistula bronkopleura. Abses
paru kronik bias meyebabkan anemia, malnutrisi, kaheksia, gangguan cairan dan
elektrolit.
Pencegahan
Menjaga kebersihan mulut. Kebersihan mulut yang jelek dan penyakitpenyakit periodontal bias menyebabkan kolonisasi bakteri pathogen orofaring
yang akan menyebabkan infeksi saluran nafas sampai abses paru.
Mengobati setiap infeksi paru akut sebaik mungkin terutama jika ada factor
yang memudahkan terjadinya aspirasi seperti pasien manula yang dirawat di
rumah, batuk yang disertai muntah, kesadaran menurun, pasien yang
memakai ventilasi mekanik.
Prognosis
Angka mortalitas pasien abses paru anaerob 10% dan kira-kira 10-15%
memerlukan operasi.
Kavitas besar
Immunocompromised
Usia tua
Empiema
Lesi obstruktif
Angka mortalitas pada pasien-pasien di atas bias mencapai 75% dan bila
sembuh maka angka kekambuhannya tinggi.