Anda di halaman 1dari 3

REFERAT

GAMBARAN RADIOLOGI TORAKS PADA


PASIEN IMUNODEFISIENSI

Disusun oleh:
Adecya Amaryllis R.P

105070107111024

Anggela Damayanti

105070107111029

Cahyani Permata

105070107111027

Khuswatun Hasanah

105070107111023

Pembimbing:
dr. Dini Rachma Erawati, Sp. Rad

LABORATORIUM RADIOLOGI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SAIFUL ANWAR
MALANG
2014
BAB I
PENDAHULUAN

1.1

LATAR BELAKANG
Imunodefisiensi adalah suatu keadaan di mana komponen sistem imun

tidak dapat berfungsi secara normal. Akibatnya, tubuh seseorang akan lebih
rentan terhadap infeksi virus, jamur, bakteri, dan kanker. Imunodefisiensi secara
umum dibagi menjadi 2 yaitu imunodefisiensi primer (kongenital) dan
imunodefisiensi sekunder (didapat). Imunodefisiensi primer adalah defek genetik
yang mana bermanifestasi pada bayi dan anak-anak walaupun terkadang
terdapat klinis yang baru muncul ketika dewasa. Sedangkan imunodefisiensi
sekunder timbul akibat infeksi, kekurangan nutrisi, atau efek dari pengobatan
imunosupresan

(Baratawidjaja

dan

Rengganis,

2010).

Jumlah

insiden

imunodefisiensi primer simtomatis adalah 1:10.000 (Notarangelo, 2010).


Imunodefisiensi primer relatif jarang dan imunodefisiensi sekunder lebih sering
terjadi dan disebabkan berbagai faktor sesudah lahir (Baratawidjaja dan
Rengganis, 2010).
Suatu

contoh

imunodefisiensi

primer

adalah

Severe

Combined

Immunodeficiency (SCID), X-linked agammaglobulinemia, sindrom Dgeorge,


sindrom

Wisskott-Aldrich,

dan

hyper-IgM

syndrome.

Sedangkan

contoh

gangguan imunodefisiensi sekunder adalah pasien kanker dengan pengobatan


radioterapi dan kemoterapi, pasien dengan HIV/AIDS, maupun infeksi virus
Epstein-Barr. Selain itu, ada juga yang mengklasifikasikan imunodefisiensi
berdasarkan komponen sistem imunnya yang terganggu yaitu imunodefisiensi
non-spesifik (defek sel B sekitar 50%, defek sel T sekitar 30%, defisiensi sel
fagosit sekitar 18% atau defisiensi komplemen sekitar 2%) (Le Bien and Tedder,
2008; Baratawidjaja dan Rengganis, 2010).
HIV/AIDS merupakan salah satu penyakit imunodefisiensi paling
mematikan pada akhir abad ke-20 dan awal abad ke-21. Pada tahun 2004 dan
2006 didapatkan sebanyak 20 juta dan 3 juta manusia di seluruh dunia
meninggal dunia akibat HIV/AIDS. Sebelum adanya ART (Anti Retroviral
Therapy), manifestasi klinis pada paru yang terbanyak adalah infeksi oportunistik
berupa PCP (Pneumocystic jirovecii Pneumonia), tuberkulosis, infeksi jamur, dan
sarkoma Kaposi. Namun sejak adanya ART pada tahun 1990-an, manifestasi
paru yang terbanyak adalah infeksi bakteri didapat dari komunitas berupa
pneumonia dengan Streptococcus pneumonia dan Haemophillus influenzae

sebagai penyebab. Sedangkan infeksi oportunistik seperti PCP dan tuberkulosis


lebih jarang dijumpai (Hansell et al., 2010).
Infeksi virus yang banyak mengenai pasien HIV/AIDS adalah CMV,
herpes simpleks, dan varisela zoster di mana ketiganya seringkali menjadi
penyebab pneumonia. Infeksi CMV sebesar 90% dari seluruh pasien HIV/AIDS
seringkali berat dengan manifestasi berupa retinitis, colitis, ensefalitis, atau
radikulopati (Hansell et al., 2010). Selain itu, IRIS (Immune Restoration
Inflammatory Syndrome), hipertensi pulmonal dan emfisema juga seringkali
terdapat pada pasien HIV/AIDS. Adapun insiden IRIS bervariasi dari 3,6 32%
pada pasien HIV/AIDS dengan pengobatan ART (Hansell et al., 2010).
Adapun salah satu pemeriksaan terhadap pasien imunodefisiensi seperti
HIV/AIDS adalah pencitraan radiologis toraks. Pencitraan memiliki peranan
penting dalam diagnosis dan pengelolaan paru komplikasi yang berhubungan
dengan HIV/AIDS. Selain itu, pencitraan juga memainkan peranan penting dalam
pemilihan lokasi yang paling tepat untuk pengambilan sampel jaringan,
pementasan penyakit dan tindak lanjut (Allen et al., 2010; Hansell et al., 2010).
1.2

Tujuan Penulisan
1.2.1 Untuk mengetahui klasifikasi imunodefisiensi
1.2.2 Untuk mengetahui anatomi dan gambaran radiologi toraks normal
1.2.3 Untuk mengetahui gambaran radiologi toraks pasien imunodefisiensi

1.3

Manfaat Penulisan
1.3.1 Menambah ilmu pengetahuan dan wawasan mengenai klasifikasi
1.3.2

imunodefisiensi
Menambah ilmu pengetahuan dan wawasan mengenai anatomi

1.3.3

dan gambaran radiologi toraks normal


Menambah ilmu pengetahuan dan wawasan mengenai gambaran
radiologi toraks pasien imuno-defisiensi

Anda mungkin juga menyukai