Anda di halaman 1dari 28

Salam Sejahtera!

Bertepatan pada hari Jumat besok merupakan hari libur nasional di Indonesia, maka WAO edisi 21 Januari 2005 akan hadir di
hadapan anda lebih awal dari sebelumnya. Kita patut bersyukur oleh karena lindungan-Nya kepada kita masing-masing sehingga
masih diberi kesempatan untuk mengetahui lebih banyak lagi akan berita-berita keselamatan yang terdapat pada edisi minggu ini.
Dalam renungan buka Sabat, Bpk. Wilson Sagala mengambil topik mengenai Ujian Iman Kita. Sejauh manakah iman dan
pengorbanan kita dapat ditingkatkan untuk berbuat lebih lagi membantu saudara-saudara kita yang kurang beruntung dibanding
kita? Editorial minggu ini masih menyinggung kabar seputar bencana yang terjadi di kawasan Asia, khususnya di Aceh dan
Sumatera Utara. Pintu Kasihan Segera Tertutup? Demikian topik Serial Akhir Zaman yang sudah memasuki minggu ketiga
pembahasannya dengan memberikan bukti-bukti kuat dan relevan akan kedatangan Tuhan yang tidak lama lagi. Kemudian juga
ada laporan kegiatan dari Aceh, di mana relawan-relawan Advent yang bergabung dengan ADRA turut bekerja keras
menyelesaikan misi kemanusiaan di Serambi Mekah tersebut. Artikel Hukum akan membantu dan menambah wawasan kita,
apakah diperlukan orang-orang Advent sebagai pengacara? Dan masih ada beberapa topik baik lainnya yang kami yakin akan
dapat membuka hati dan pikiran kita bahwa banyak rahasia Tuhan yang tidak terjangkau oleh alam pikiran manusia.
Kami selalu berusaha untuk berbenah diri dan memberikan topik-topik, artikel-artikel maupun berita-berita yang up to date dan
bermutu bagi anda. Dukungan doa dan partisipasi anda akan sangat kami harapkan demi kemajuan media ini dan kami sangat
menghargai setiap masukan yang diberikan.
Apabila anda ingin berlangganan WAO secara rutin, anda dapat mengirim email kosong ke: advent-subscribe@yahoogroups.com,
maka secara otomatis alamat email anda akan terdaftar sebagai pelanggan dan akan menerima WAO setiap minggu penerbitan.
Anda juga dapat mengirim e-mail kepada kami kapan saja ke: redaksi@wartaadvent.org atau kunjungi website kami di
http://www.wartaadvent.org. Anda dan keluarga sahabat dapat juga men-download WAO edisi yang lalu dan memberikan
masukan pada buku tamu di website WAO.
Akhir kata, selamat membaca dan nantikan selalu Warta Advent On-line! Doakan kami agar pelayanan melalui media WAO ini
dapat menjangkau jiwa-jiwa untuk datang kepada Tuhan!
Kiranya Tuhan menolong kita untuk tetap setia sampai Maranatha! Amin!
Salam WAO!

GAMBAR SAMPUL

Warta Advent On-line (WAO)

21 Januari 2005

Ilustrasi gambar : Ketika Yesus memberikan amaran dan nasehat kepada kita umat manusia agar lebih setia dalam
menanti kedatangan-Nya.
RENUNGAN
4

Ujian Iman Kita -Oleh Wilson Sagala

EDITORIAL
6

Amaran Untuk Sesuatu Yang Pasti

REDAKSI
2

Pengantar Edisi ini

KOLOM TETAP
12 Jadwal Buka/Tutup Sabat (Sunset)
7
Terjemahan BC
SERIAL AKHIR ZAMAN
16 Pintu Kasihan Segera Tertutup?
PENDALAMAN ALKITAB
8

Firman Raja Sorga Berbicara

KOLOM PEMBACA
3

Jawaban Pertanyaan Cicilia tentang Reformasi Kesehatan dan hubungannya dengan 144.000

ARTIKEL HUKUM
11 Apakah Kita Membutuhkan Orang- orang Advent sebagai Pengacara ?
SAINS DAN TEKNOLOGI
13 Mitigasi Bencana Alam Tsunami di

Indonesia

LAPORAN KEGIATAN
15 Tim Relawan R.S Advent Lampung

dan ADRA di Aceh

PENTING!
- Redaksi berhak menentukan tulisan
dan/atau berita untuk dimuat atau tidak
dengan/tanpa pemberitahuan kepada
sumber/pengirim berita.
- Redaksi berhak memeriksa keaslian dari
tulisan/sumber tulisan/berita.
- Redaksi berhak mengedit kata atau
kalimat dalam berita untuk tujuan
mempertegas makna, kesantunan
bahasa dan tujuan positif lainnya.
- Photo/gambar yang masuk menjadi hak
WAO.

redaksi yang terhormat


:: Media Penyejuk & Penjernih ::
Penasehat
Pdt. Berlin Samosir

Penanggung Jawab
Philip C. Wattimena

Pemimpin Redaksi
Bonar Panjaitan

Dewan Redaksi
Pdt. Berlin Samosir
Philip C. Wattimena
Bonar Panjaitan
Wilhon Silitonga
Jeffrey E.R. Kiroyan

Warta Advent On-line (WAO)

21 Januari 2005

Frederik J. Wantah
Pdt. Richard A. Sabuin
Samuel Pandiangan
Pdt. Samuel Simorangkir
Yusran Tarihoran
Albert Panjaitan
Ramlan Sormin
Pdt. Heince Rusli
Pdt. Sweneys Tandidio

Tata Letak:
Wilhon Silitonga
Samuel Pandiangan

Webmasters:
Yusran Tarihoran
Albert Panjaitan
Tapson Manik

Kontributor Khusus:
Dr. Albert Hutapea
Dr. Ronny Kountur
Dr. Jonathan Kuntaraf
Dr. Kathleen Kuntaraf-Liwidjaja
Max W. Langi
Hans Mandalas
Joice Manurung
Dr. R.A. Nainggolan
Edy Nurhan
Pieter Ramschie
Dr. Rudolf Sagala
Dave Sampouw
Dr. Praban Saputro
Dr. H.S.P. Silitonga
Andrey Sitanggang
Dirjon Sitohang
Dr. E.H. Tambunan
Joppy Wauran
Dr. Tommy Wuysang

Kirim berita ke:


redaksi@wartaadvent.org
Website:
http://www.wartaadvent.org
Berlangganan gratis:
advent-subscribe@yahoogroups.com

JAWABAN PERTANYAAN CICILIA


DESEMBER 2004)

TENTANG REFORMASI KESEHATAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN

144.000 (WAO

EDISI

17

Reformasi Kesehatan yang hamba Allah Ellen G. White nyatakan di buku Nasihat Bagi Sidang jilid 4 mulai dari halaman 9-59 tentunya tidak
bertentangan dengan tulisannya di Ellen G. White, Manuscript 26, 1901, yang dikutip dari Selected Messages 1:174-175 dan juga di Review and Herald,
March 9, 1905 tentang ciri-ciri Alkitabiah bagi UMAT 144.000. Perlu dipahami bahwa REFORMASI KESEHATAN adalah lebih luas daripada hanya
vegetaris. Bahkan seorang vegetaris yang fanatik belum tentu sudah benar-benar memiliki REFORMASI KESEHATAN.
Pengertian ini dapat dibaca di buku Renungan pagi tahun 2004 di Indonesia yang ditulis oleh George R. Knight, Walking with Paul through the
Book of Romans, 332, 334. Knight menegaskan dan mengomentari Roma 14:17 yang isinya: Bahwa Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman,
tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus. Knight menyatakan bahwa Makanan dan kesehatan yang baik adalah ALAT UNTUK
KESEIMBANGAN ROHANI, [dengan demikian] janganlah mengacaukannya dengan AGAMA ITU SENDIRI. Makanan dan kesehatan adalah SARANA
UNTUK MENCAPAI TUJUAN [maksudnya tabiat Kristiani yang berbelas kasihan] dan BUKANNYA TUJUAN ITU SENDIRI. [Itulah sebabnya terjadi]
kebingunan besar [yang] telah muncul di gereja gara-gara mereka yang mengacaukan antara TUJUAN AGAMA DAN SARANA PENCAPAIAN TUJUAN
ITU. Selanjutnya, Knight meneruskan komentarnya pada tanggal 14 Nopember sebagai berikut: Kesehatan adalah soal berharga. Gerakan pembaharuan
[reformasi] kesehatan adalah SALAH SATU BERKAT ALLAH.
Bacalah buku Pertarakan bab VIII tentang Sidang Petarakan Yang Luas, bahkan yang paling baik seluruh buku itu dengan seksama. Ellen G.
White mendefinisikan bahwa Prinsip-prinsip pertarakan harus dilaksanakan lebih jauh daripada hanya menjauhkan diri dari penggunaan minuman-minuman
keras. Penggunaan bahan makanan yang merangsang dan sulit untuk dicerna sering sama bahayanya kepada kesehatan, dan di dalam banyak hal menaburkan
benih-benih kemabukan. PERTARAKAN YANG SEJATI MENGAJARKAN KEPADA KITA SUPAYA MENJAUHKAN DIRI SELURUHNYA DARI
SEGALA SESUATU YANG MEMBAHAYAKAN, DAN MENGGUNAKAN DENGAN BIJAKSANA SEGALA APA YANG MENYEHATKAN.
Pernyataan hamba Allah ini tentunya didasarkan atas pernytaan Alkitab di 1 Korintus 9:25 yang menegaskan agar menguasai dirinya [BERTARAK] dalam
segala hal. Dengan demikian, budaya hidupnya dalam REFORMASI KESEHATAN adalah: Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika

Warta Advent On-line (WAO)

21 Januari 2005

engkau melakukan sesuatu yang lain, LAKUKANLAH SEMUANYA ITU UNTUK KEMULIAAN ALLAH [Kemuliaan Allah yang dimaksudkan adalah
tabiat-Nya yang penuh kasih sayang] (1 Kor 10:31).
Berbicara tentang REFORMASI KESEHATAN berdasarkan Alkitab yang diarahkan di dalam tulisan hamba Allah untuk zaman akhir di semua bukunya,
SEMUANYA BERSIFAT PERORANGAN DAN BUKAN BERSIFAT LEMBAGA. Masing-masing harus bertanggungjawab kepada Yang Mahakuasa
dan Mahakasih secara pribadi, karena soal keselamatan berdasarkan Yohanes 3:16 adalah PERORANGAN, sebab Firman Allah berkata: BARANGSIAPA
YANG PERCAYA BEROLEH HIDUP KEKAL. Singkatnya, bila membaca tulisan Ellen G. White, JANGANLAH BUAT ITU JADI STANDAR
KEBENARAN, karena berdasarkan Dasar Kepercayaan MAHK no. 17 tentang Karunia Nubuat, bahwa ALKITABLAH UKURAN KEBENARAN DAN
STANDAR TABIAT (Lihat juga SDA Believes no. 1 tentang Kitab Suci).
Pdt. H.S.P. Silitonga
KONTRIBUTORT WAO UNAI, BANDUNG

Pelanggan Yth,
-Kami akan memuat surat pembaca yang lain pada edisi akan datang. Dalam penerbitannya WAO juga menyediakan file dalam
bentuk format PDF yang dapat anda download di situs: www.wartaadvent.org
Terima kasih dan selamat membaca!
-Redaksi
Cover Edisi Minggu Lalu

Warta Advent On-line (WAO)

21 Januari 2005

aya menikmati perjalanan


menuju
Desa
Panggang,
Daerah Bantul, Gunung Kidul
yang
lebih
dikenal
kemiskinannya
daripada
keindahannya. Musim kering
yang tiba sekitar April sampai
September
mengakibatkan
tidak
tersedianya cukup air untuk mengairi
ladang para penduduk di daerah
tersebut. Praktis para petani tidak bisa
bercocok tanam.
Mereka hanya
mengandalkan hasil ternak mereka dan
juga persediaan makanan yang sudah
mereka
kumpulkan
sebelumnya.
Dalam perjalanan menelusuri jalanjalan menuju sebuah desa di puncak
bukit daerah Panggang di awal tahun
2005, saya sangat terhanyut dalam
buaian indahnya panorama alam
daerah Gunung Kidul. Di sebelah
kanan terhampar pemandangan luas
dan indah dataran rendah Daerah
Yogyakarta yang tampak hijau kebirubiruan sepanjang pantai. Jika kita
mengalihkan pandangan lebih jauh ke
sebelah
selatan
terlihat
pantai
Parangtritis yang menakjubkan dengan
debur ombak yang dahsyat menerpa
pantainya yang tidak pernah sepi dari
wisatawan sepanjang tahun. Jalan
menanjak yang berkelok-kelok dan
terkadang tiba-tiba menurun dengan
tikungan tajam ditumbuhi pohonpohon hutan jati hijau dan rindang
dengan udara pengunungan yang sejuk
membuat perjalanan itu terasa pendek
dan
singkat
walaupun
sudah
menempuh perjalanan sejauh 40 km.
Kendaraan kami mulai dihentikan
pada saat kami tiba di ujung jalan yang
beraspal. Para penumpang pun mulai
turun untuk memasuki rumah saudara
dari pihak istri saya yang memang
sudah kami rencanakan sebelumnya
untuk dikunjungi. Baru saja berjalan
kira-kira 200 meter hendak pulang,
salah seorang dari anggota grup
berkeinginan menyapa kenalannya

E N U

N G A N

yang tinggal tidak jauh


dari pinggir jalan itu.
Saya putuskan untuk
tinggal di mobil saja dan tidak perlu
ikut ke sana. Wong cuma kenalan
teman, lagi pula saya tidak punya
nostalgia dengan orang itu, kata saya
dalam hati. Tidak berapa lama
kemudian, seorang dari antara grup
kami dengan tergesa-gesa berlari ke
arah mobil di mana saya duduk.
Mana air minum tadi, mana kue yang
tadi? serunya. Itu, ibu itu, kamu
lihat, deh. Mengerikan! tambahnya.
Mengerikan bagaimana? pikirku.
Ayo lihat, kasihan deh! desaknya
lagi. Saya pun ikut berlari ke arah
rumah itu. Rupanya bukan ke dalam
rumah yang besar itu saya dibawa.
Tetapi berjalan mengelilingi setengah
rumah itu melalui kebun singkong dan
pisang dari samping hingga ke
belakang, hingga langkah kami
terhenti di sebuah balai-balai ukuran
1 x 1 meter. Tempat itu menempel
ke dinding belakang rumah besar itu
dengan penutup seadanya. Beberapa

Jadi pergilah dan


pelajarilah arti firman
ini: Yang Kukehendaki
ialah belas kasihan dan
bukan persembahan.
Mat.9:13
papannya sudah rubuh, daun pintunya
pun sudah entah ke mana, dan dinding
sebelah belakang terbuat dari tepas
yang hanya setengah tinggi dari
ruangan itu. Saya mulai berpikir,
Kami ini mau melihat kambing atau
hewan peliharaan lainnya? Tapi kalau
kandang kambing tidak mungkin,
karena pasti kambingnya kabur lewat
celah-celah dinding, atau pintu yang
tanpa daun pintu itu.

Ternyata apa yang saya lihat di depan


saya adalah sebuah kepahitan hidup
seorang anak manusia yang papa.
Sebuah tempat tidur bagi seorang
gadis tua (belum pernah menikah)
umur 90 tahun, buta, lumpuh, kurus
dan tanpa pakaian satu helai benang
pun menempel di tubuhnya kecuali
sepotong tikar busuk menempel di atas
tubuhnya. Tinggal dengan posisi tidur
meringkuk searah dengan lebar balaibalai yang hanya sekitar 1 meter itu.
Dia harus menekuk kakinya akibat
ruang yang tidak cukup selama kurang
lebih delapan tahun (sejak dia terkena
panas tinggi akibat demam sekitar
delapan tahun yang lalu). Saat itu dia
mendapat suntikan obat dari seorang
juru rawat di sebuah puskesmas yang
mungkin telah mengakibatkan dia
mengalami lumpuh total. Tubuhnya
yang telanjang tanpa baju hanya
ditutupi sebuah tikar, atau lebih pantas
disebut bekas tikar karena sudah tidak
layak lagi dipakai.
Lebih dari
setengah
dari
benang-benangnya
sudah hilang sehingga materialnya
terburai dan terlihat bagaikan rambutrambut plastik yang terurai panjang.
Ketika ibu yang malang itu mendengar
suara kaki-kaki kami datang, dia lalu
berucap Sinten sing rawuh niki?
(Siapa ini yang datang?) Terdengar
jawaban, Aku, cucumu, Mbah. Mbah
mau makan? Lalu dia bilang, Awit
mau diceluk nyuwun unjukan mboten
wonten sing maringi. (Dari tadi
panggil-panggil minta minum tidak
ada yang datang). Salah seorang dari
kami lalu mendekatkan air mineral di
mulutnya. Orang tua itu langsung
meneguknya
sampai
banyak
sepertinya dia sudah terlalu lama tidak
minum. Juga ketika ibu itu disuapi
sedikit kue, dengan sopan dia
mengunyah, seperti seorang bayi
dengan wajah yang lugu dan polos,
tanpa dia tahu apa yang sedang dia
kunyah.
Walaupun saya tidak
mengerti bahasa daerah setempat,
tetapi saya dapat menerka arti
ucapannya, ketika salah seorang dari

kami mencoba mengangkat sedikit


punggung ibu itu untuk melihat
keadaan
tubuhnya
lebih
jelas.
Tampaklah di sana ada kain yang
sudah mulai membusuk agak lembab
dan gumpalan-gumpalan bagaikan
tanah hitam menempel di sekitar
tubuhnya. Lalu dia berkata: Kulo
kenal toyo terakhir setahun sing wingi,
wektu niku Bambang saweg ngadusi
kulo. (Saya ini terakhir kali kenal air
satu tahun yang lalu ketika Bambang
ke sini memandikan aku). Saat itu
terlintas di benak saya bahwa
Bambang itu mungkin seorang
malaikat, yang berani mengangkat
tubuh wanita kurus, lumpuh, jorok dan
bau itu lalu memandikannya. Di dekat
situ ada sehelai kain panjang
tergantung seperti dijemur; mungkin
itu adalah selimut ibu malang itu.
Lalu salah seorang dari grup kami
bertanya: Apa Mbah mau pake
selimut? Dia jawab Nopo sampun
telas? (Apa sudah kering?) Ketika
tangan saya meraba untuk mencoba
mengetahui tingkat kekeringan kain
itu, terasa kain itu kaku bagaikan kain
bekas lap yang dikeringkan tanpa
dicuci terlebih dahulu.
Saat itu yang timbul dalam benak saya
adalah bagaimana membantu ibu
malang ini dengan cara spontan. Saya
lalu berucap pelan, Kalau saya
berikan uang, bisa ngak? tanpa sadar
bahwa sebenarnya uang di kantong
tidak ada. Lalu timbul lagi pikiran
untuk memberi pakaian atau selimut,
tapi itu pun sedang tidak ada.
Bagaimana kalau baju yang melekat di
badan ini saja diberikan, ternyata saya
tidak punya nyali untuk duduk di
dalam mobil tanpa baju di tubuh
sampai tiba di pasar terdekat untuk
membeli sekedar baju pengganti.
Ketika kami melewati beberapa rumah
kerabat saudaraku yang berada di
sekitar pinggir jalan itu, mereka
dengan senangnya menyapa kami
sambil
menyodorkan
bermacammacam kue, keripik dan buah-buahan
sebagai buah tangan untuk kami bawa
pulang. Aku semakin tidak mengerti,
mengapa mereka begitu senangnya
membantu kami, padahal kami masih
kenyang, tidak haus, muda dan masih
kuat. Mengapa mereka tidak ada yang
peduli terhadap ibu yang malang tadi.
Mobil yang membawaku pulang
berguncang-guncang. Hatiku bergulat!
Aku malu melihat diriku sendiri.

Mengapa aku tidak mau menolong


mengangkat tubuh ibu tadi untuk
sekedar menyeka badannya dari debu
sekali saja. Apakah aku jijik? Begitu
sombongkah aku? Apakah aku seperti
saudara-saudara yang ada di pinggir
jalan tadi yang hanya mau menolong
mereka yang kelihatan gagah saja?

erbayang kembali tatapan ibu tua


yang sudah sangat renta dengan
mata yang berbinar tertuju padaku,
dan seperti sudah lupa dengan badan,
tangan, dan kaki yang sudah tidak bisa
digerakkan sama sekali saat bertemu
dengan kami. Saya yakin bahwa dia
tidak berharap terlalu banyak dari saya
dan teman-teman yang ikut bersama
saya saat itu, seperti kunjungankunjungan orang lain sebelum kami.
Paling tidak hari ini dia telah
mendapat seteguk air minum atau
sepotong roti, atau sekedar teman
berbicara supaya mulutnya tidak
terkatup sepanjang hari. Aku teringat
cerita Yesus tentang Lazarus yang
menikmati remah-remah yang jatuh
dari meja tuannya ketika orang kaya
itu selesai menikmati makanannya
yang melimpah. Ah, tidak juga
pikirku, Lazarus itu kan masih kuat
berjalan dan mungkin masih sanggup
membalas kebaikan tuannya paling
tidak dengan tenaganya. Pikiranku
jadi terbawa ke zaman rasul-rasul
dengan cara hidup jemaat yang
pertama
Dan
mereka
selalu
berkumpul untuk memecahkan roti
dan berdoa (Kisah 2:42b). Tetapi
dalam zaman sekarang ini hal itu pasti
sudah langka, pikirku lagi.
Apakah kerasnya hidup di kota
metropolitan membuat hatiku tidak
peka? Dalam kegelisahan aku ingin
agar peristiwa itu terulang kembali,
sehingga aku bisa menyuapi ibu itu,
mengeraskan lantai tanah lembab dan
gembur di bawah tempat tidurnya,
menambal dinding yang sudah bolongbolong itu supaya ayam-ayam, dan
tikus-tikus tidak naik ke tempat
tidurnya untuk mengambil makanan
dari mulutnya, dan nyamuk-nyamuk,
hujan serta dinginnya angin malam
tidak ikut menambah penderitaannya.
Tetapi mobil terus melaju menembus
daerah hutan jati di sepanjang pantai
Parangtritis membawa kami jauh dari
penderitaan ibu itu.
Tetapi apakah yang akan kulakukan
jika peristiwa itu terulang? Akankah

aku memberikan apa yang kumiliki


untuknya yang sedang kelaparan?
Aku tidak yakin. Ibu yang papa itu
membuka mataku bahwa aku masih
harus banyak berubah. Tuhan,
tolonglah ibu yang malang itu!
Jauhkanlah ular besar yang ada di
sekitar pegunungan itu supaya jangan
datang ke balai-balai itu untuk
melilitnya dan kemudian menelannya!
Inilah ujian imanku. Ujian buat kita
yang mengaku mengenal Yesus.

Wilson Sagala
ANGGOTA JEMAAT JAKASAMPURNA BEKASI

E D I T O

idak habis-habisnya peristiwa gempa bumi,


gelombang tsunami menjadi fokus perhatian
manusia saat ini. Pada event apa pun orang
berbicara, melalui media mana pun berita
disampaikan, tragedy bencana alam di atas
masih tetap menjadi sorotan utama. Yang tidak
kalah menariknya ialah bahwa alur cerita dalam mengungkap
deretan kejadian bergerak dari satu sisi ke sisi yang lain yang
bisa mengundang simpati dan bisa pula membingungkan.
Dapat kita bayangkan bagaimana setiap orang melontarkan
berbagai opini. Ada yang berspekulasi, bahkan muncul juga
tanggapan-tanggapan kontroversi, kadang-kadang dibumbui
dengan praduga negatif antar pihak. Ini semua keluar dari
celah-celah kesibukan menangani
beraneka bantuan moril maupun
materil yang mengalir atas rasa
simpati masyarakat dalam maupun luar
negeri.
Kita patut berbangga sebagai
manusia ciptaan Tuhan, karena di
era hedonisme yang sangat
eksklusif ini ternyata masih
bersemi rasa kepedulian yang
tinggi dalam hati berbagai
pihak secara nasional dan
internasional.

Itulah
sebabnya,
sekiranyapun
ada hal yang
patut
disesalkan
dalam
menyikapi
bantuanbantuan
yang
bergulir,
namun
sebagai
dermawan
sejati tidak
perlu
berkecil
hati,
apalagi
sampai
mengurungkan
niat untuk
memberikan
pertolongan,
sejauh itu
bertujuan
untuk

R I A L
meringankan beban orang lain dengan hati nurani yang
murni. Melalui seorang Abdi Allah yang arif dan bijaksana
Tuhan berfirman, Lemparkanlah rotimu ke air,
maka engkau akan mendapatinya kembali lama setelah
itu.
Berikanlah bahagian kepada tujuh, bahkan kepada
delapan orang, karena engkau tidak tahu malapetaka apa
yang akan terjadi di atas bumi. Pengkhotbah 11:1,2
Kemudian dalam kitab Perjanjian Baru dinyatakan,
Dalam segala sesuatu telah kuberikan contoh kepada
kamu, bahwa dengan bekerja demikian kita harus
membantu orang-orang yang lemah dan harus mengingat
perkataan Tuhan Yesus, sebab Ia sendiri telah
mengatakan: adalah lebih berbahagia memberi daripada
menerima. Kis. 20:35. Dari pernyataan Firman Tuhan ini
amat jelas ketentuannya. Apabila memberi akan
membahagiakan mereka yang di tolong, akan tetapi lebih
berbahagia lagi yang menolong. Kita harus mengacungkan
jempol kepada para relawan yang terjun langsung ke medan
penderitaan tanpa pamrih. Namun juga tidak kalah
pentingnya donatur-donatur dengan berbagai jenis bantuan
yang disalurkan. Tidak terkecuali apakah itu unsur-unsur
pribadi, pengusaha, kelompok organisasi dan lain-lain, yang
telah mengulurkan tangan. Pastikan bahwa kemurahan hati
itu akan mempertumbuhkan rasa sukacita dalam kehidupan.
Kini saatnya bagi kita untuk memupuk rasa solidaritas
antar sesama. Mengapa??? Gelombang tsunami yang
memporakporandakan Aceh, Nias, Thailand dan di tempat
lain, adalah sebagian dari realita bencana alam yang akan
terjadi secara beruntun di depan kita. Mari menelusuri lebih
spesifik akan nubuatan Alkitab dalam Yesaya 55:11,
demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia
tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia
akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan
berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya.
Ayat ini harus dapat dicerna secara tersurat
sebagaimana tersirat juga di dalamnya, demi menghindari
kesalahan penafsiran. Makna firman ini dalam kaitannya
dengan akhir zaman ialah amaran (warning). Jika Matius
24:7 menubuatkan akan ada kelaparan dan gempa bumi
di berbagai tempat, itu pasti terjadi. Karena itu adalah
firman Tuhan yang tidak pernah kembali dengan sia-sia.
Bukan berarti Tuhan menghendaki gempa bumi, tidak!!!
Yang Tuhan kehendaki dalam hal ini adalah mengamarkan
umat manusia bahwa inilah akhir zaman dengan tujuan agar
manusia mempersiapkan diri bertemu dengan Dia, setiap saat
tanpa ada yang menghalangi. Itulah korelasi dari ayat-ayat
tersebut.
Hampir semua mata dapat melihat liputan kamera
professional yang ditayangkan ketika gelombang tsunami
menerjang. Rumah mewah, gedung bertingkat, saranasarana mutahir seperti mobil yang sering dibanggakan
menjadi alat kesombongan ternyata tidak berarti apa-apa.
Malahan setara dengan sampah disapu oleh arus
gelombang. Nyawa manusia, kecil besar kaya miskin,
orang terpandang rakyat jelata, melayang seketika dengan
mengenaskan tanpa pandang bulu. Biarlah apa yang kita
miliki hanya mempersiapkan diri kita dan orang lain,
untuk bertemu dengan Tuhan hingga MARANATHA!

Tim Redaksi WAO

TERJEMAHAN ROH NUBUAT dan BIBLE COMMENTARY


Diterjemahkan bebas oleh Pdt. Heince Rusli Dewan Redaksi WAO

S DA B I B L E C O M M E N T A R Y
Ibrani 5:7-9
Dalam hidup-NYA sebagai manusia, Ia telah
mempersembahkan doa dan permohonan dengan
ratap tangis dan keluhan terhadap DIA, yang
sanggup menyelamatkan-NYA dari maut, dan karena
kesalehan-NYA Ia telah didengarkan. Dan sekalipun
Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi menjadi taat
dari apa yang telah diderita-NYA, dan sesudah Ia
mencapai kesempurnaan-NYA, Ia menjadi pokok
keselamatan yang abadi bagi semua orang yang taat
kepada-NYA.
Ada beberapa kata di ayat-ayat ini yang menarik
perhatian kita untuk lebih diperhatikan agar kita
lebih mengerti kasih, pengorbanan dan penebusan
Yesus Kristus di dalam kehidupan kita:
1. Menjadi manusia.
Jika kita bandingkan dengan Yohanes 1:14 &
Filipi 2:7, jelas kita melihat pengorbanan
Kristus untuk menjelma atau menjadi sama
atau mengambil rupa manusia. Ini
merupakan wujud pengorbanan dan kasihNYA yang begitu besar bagi anak-anakNYA. Untuk menebus manusia yang
berdosa, Ia menjelma menjadi manusia tetapi
Ia tidak berbuat dosa.
2. Doa dengan tangis dan keluhan.
Seperti kita ketahui bersama arti doa secara
umum adalah meminta atau memohon, ini
menunjukkan penyerahan diri yang total
kepada Allah. Jika kita mengingat doa Yesus
di taman Getsemani, dengan segenap
kesungguhan hati dan kepasrahan diri, Ia
menyerahkan segala kehidupan-NYA di
tangan Bapa. Walaupun injil tidak
menyebutkan air mata tapi doa yang
dipanjatkan-NYA
disertai
dengan
penderitaan yang mendalam.
3. Sanggup
kematian.

menyelamatkanNYA

dari

Bapa sanggup menyelamatkan Anak-NYA


dari kematian yang mana membuat
kesedihan menjadi sukacita. Kemanusiaan
Yesus yang membuat Ia berpisah dari Bapa
melalui kematian tetapi ke-Allahan-NYA
membuat Ia kembali kepada Bapa, ini
menunjukkan kepada kita bahwa Ia sanggup
menyelamatkan kita yang sudah berpisah
dengan Bapa untuk bersatu kembali seperti
yang terjadi denganNYA. Yesus tidak
diselamatkan dari kematian karena Ia tidak
berdosa tetapi Ia mengalami kematian untuk
menebus manusia dari dosa. Saat Ia katakan:
Sekiranya cawan ini lalu dari pada-KU.
Ini menggambarkan kerinduan Yesus
menghindarkan manusia dari kematian yang
kekal.
4. Menjadi sempurna.
Dalam bahasa aslinya (Grika) adalah
teleioos yang berarti menjadi lengkap. Ini
merupakan tujuan dari pengorbanan melalui
kematian-NYA di golgota, inilah kerinduan
Yesus yang terbesar bagi anak-anak-NYA,
menjadi lengkap di dalam-NYA. Ia
menunjukkan kepada kita penurutan yang
total kepada Bapa adalah jalan menuju
kelengkapan atau kesempurnaan itu. Untuk
memenuhi ini semua tentunya berlandaskan
iman yang sudah dikaruniakan bagi kita dan
penyerahan diri sepenuhnya kepada Bapa
seperti yang sudah ditunjukkan Yesus saat Ia
hidup di dunia ini.

P E N D A L A M A N A L K I T A B

FIRMAN RAJA SORGA BERBICARA


TENTANG

REFORMASI KESEHATAN ALKITABIAH


DENGAN FOKUS PEMIKIRAN

POHON KEHIDUPAN MASA KINI


Oleh Pdt. HSP SILITONGA

PENDAHULUAN

alah satu pokok pembicaraan yang cukup hangat dan serius


diperbincangkan di kalangan umat Raja Sorga di zaman
mutakhir ini adalah masalah REFORMASI KESEHATAN.
Berdampingan dengan istilah tersebut ada hal lain yang
juga sering dipertentangkan yaitu VEGETARISME. Pertanyaan
yang muncul dari dua sebutan itu adalah Apakah vegetarisme
sama dengan reformasi kesehatan?
Pertanyaan lain dapat
dilanjutkan, yaitu Apakah pertarakan dikhususkan pada
vegetarisme saja? Kemudian, bilamana konsep halal dan haram
Berdasarkan Imamat 11 disimak secara seksama dan tuntas
Berdasarkan Alkitab, Apakah hal itu dinyatakan kepada umat Raja
Sorga berdasarkan ilmu kesehatan ataukah ilmu keselamatan?
Semua pertanyaan ini patut menjadi perhatian umat Raja Sorga di
zaman mutakhir ini, karena ciri utama umat-Nya yang sisa yaitu
yang setia adalah orang-orang istimewa yang tekun dalam
menghadapi tantangan hidup ini, yaitu yang menuruti segala
perintah Raja Sorga berdasarkan imannya kepada Raja Sorga yang
menjadi Pencipta dan Juruselamat manusia (Wahyu 14:12).
BACA ARTIKEL DI MINISTRY SEPTEMBER 2000 TENTANG
IF I WERE THE DEVIL.
Berbicara tentang REFORMASI KESEHATAN ALKITABIAH, ada
beberapa hal yang berhubungan erat dengan Konsep ini. Prinsip
Reformasi Kesehatan Alkitabiah dapat diuraikan dalam lima
pemahaman, yaitu 5PT sebagai berikut:

A.
B.
C.
D.
E.

Peribadatan Total ------------------ Roma 12:1-2


Pemulihan Total ------------------- 3 Yohanes 2
Pertarakan Total ------------------- 1 Korintus 9:25
Penatalayanan Total --------------- Kejadian 2:15-17
Pembaharuan Total ---------------- Keluaran 15:25
Keluaran 23:25
F. Sebuah contoh nyata di Alkitab yaitu Daniel dan kawankawannya di Daniel 1.
G. Rangkuman dan Kesimpulan
Bilamana 5P-Total yaitu Peribadatan, Pemulihan, Pertarakan,
Penatalayanan dan Pembaharuan Total sudah dipahami dan
didalami berkat tuntunan Raja Sorga, barulah Konsep
REFORMASI KESEHATAN ALKITABIAH benar-benar asli dan
tulen serta dapat dipertanggungjawabkan dengan konsekwen.

Singkatnya, konsep ini berhubungan erat dengan PRINSIP POHON


KEHIDUPAN MASA KINI.
Alkitab Elektronik - Alkitab Terjemahan Baru 1974 Lembaga
Alkitab Indonesia mencatat 11 ayat sebagai berikut:
1. Kejadian 2:9
Lalu YHWH Sang Pencipta menumbuhkan berbagai-bagai
pohon dari bumi, yang menarik dan yang baik untuk dimakan
buahnya; dan pohon kehidupan di tengah-tengah taman itu,
serta pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat.
[Pohon kehidupan adalah realita di Taman Eden yang Yang
YHWH gunakan sebagai ilustrasi Prinsip Reformasi
Kesehatan].
2. Kejadian 3:22
Berfirmanlah YHWH Sang Pencipta: "Sesungguhnya manusia
itu telah menjadi seperti salah satu dari Kita, tahu tentang
yang baik dan yang jahat; maka sekarang jangan sampai ia
mengulurkan tangannya dan mengambil pula dari buah pohon
kehidupan itu dan memakannya, sehingga ia hidup untuk
selama-lamanya."
[Pohon Kehidupan berhubungan erat
dengan konsep Bait Khusus yang merupakan bagian dari ilmu
keselamatan].
3. Kejadian 3:24
Ia menghalau manusia itu dan di sebelah timur taman Eden
ditempatkan-Nyalah beberapa kerub dengan pedang yang
bernyala-nyala dan menyambar-nyambar, untuk menjaga
jalan ke pohon kehidupan. [Pohon Kehidupan berhubungan
erat dengan konsep Bait Khusus yang merupakan bagian dari
ilmu keselamatan].
4. Amsal 3:18
Ia menjadi pohon kehidupan bagi orang yang memegangnya,
siapa yang berpegang padanya akan disebut berbahagia.
[Pohon Kehidupan adalah Hikmat YHWH yang sama dengan
Yesus Kristus sebagai Jalan Keselamatan1 Kor 1:24; 2:7-9].
5. Amsal 11:30
Hasil orang benar adalah pohon kehidupan, dan siapa bijak,
mengambil hati orang. [Pohon kehidupan disamakan dengan
ilmu keselamatan].
6. Amsal 13:12
Harapan yang tertunda menyedihkan hati, tetapi keinginan
yang terpenuhi adalah pohon kehidupan. [Pohon kehidupan
disamakan dengan ilmu keselamatan].
7. Amsal 15:4

Lidah lembut adalah pohon kehidupan, tetapi lidah curang


melukai hati. [Pohon kehidupan disamakan dengan ilmu
keselamatan].
8. Wahyu 2:7
Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang
dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat: Barangsiapa menang,
dia akan Kuberi makan dari pohon kehidupan yang ada di
Taman Firdaus YHWH Sang Pencipta." [Pohon kehidupan
disamakan dengan ilmu keselamatan].
9. Wahyu 22:2
Di tengah-tengah jalan kota itu, yaitu di seberangmenyeberang sungai itu, ada pohon-pohon kehidupan yang
berbuah dua belas kali, tiap-tiap bulan sekali; dan daun
pohon-pohon itu dipakai untuk menyembuhkan bangsabangsa.
[Pohon kehidupan disamakan dengan ilmu
keselamatan].
10. Wahyu 22:14
Berbahagialah mereka yang membasuh jubahnya yaitu mereka
yang menuruti Hukum Raja Sorga berdasarkan IMANnya
kepada YHWH. Mereka akan memperoleh hak atas pohonpohon kehidupan dan masuk melalui pintu-pintu gerbang ke
dalam kota itu. [Pohon kehidupan disamakan dengan ilmu
keselamatan].
11. Wahyu 22:19
Dan jikalau seorang mengurangkan sesuatu dari perkataanperkataan dari kitab nubuat ini, maka YHWH Sang Pencipta
akan mengambil bagiannya dari pohon kehidupan dan dari
kota kudus, seperti yang tertulis di dalam kitab ini." [Pohon
kehidupan disamakan dengan ilmu keselamatan].

PEMBAHASAN KHUSUS
A. Peribadatan Total (Roma 12:1-2)

rinsip Reformasi Kesehatan Alkitabiah didasarkan atas


Firman YHWH di Roma 12:1-2. Ada beberapa hal yang
dapat disimak dari ayat ini, Rasul Paulus menulis:

Perpaduan Terjemahan Baru dan Lama adalah, Karena itu,


Saudara-saudara, oleh kemurahan Allah aku menasihatkan kamu,
supaya (1) kamu mempersembahkan tubuhmu [maksudnya seluruh
hidupjiwa dan raga atau lahirbatin] sebagai persembahan
[korban bakaran] yang hidup [dalam arti aktif], yang kudus
[dalam arti istimewa] sehingga pasti akan berkenan kepada Raja
Sorga: Itulah Peribadatan Total yang sejati. 12:2 [Bagaimana
caranya?] (2) Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini,
tetapi (3) berubahlah oleh pembaruan budimu [hal ini mirip
dengan
metamorfosis dari ulat menjadi
kupu-kupu alias
PERUBAHAN TOTAL], sehingga kamu dapat membedakan mana
kehendak Raja Sorga: Apa yang baik, yang berkenan kepada-Nya
dan sempurna.

YHWH

Sang Pencipta menyatakan dengan jelas dan


tegas melalui hamba-Nya bahwa Di dalam
kawasan Kerajaan Sorga, baik di alam semesta
maupun di suasana Sorgawi, peraturan keseragaman dari segi
rupa atau lahir TIDAK BERLAKU. YANG BERLAKU SECARA
NYATA ADALAH BHINEKA TUNGGAL IKA yaitu KESATUAN
DALAM BERBAGAI KERAGAMAN (Ellen G. White, This Day
With God, 67; 6 MR No. 347, 30).
Yesus Kristus menegaskan di Yohanes 4:19-24 dalam Firman Allah
Yang Hidup dalam bahasa Indonesia sehari-hari, bahwa Yang
Terpenting dalam Peribadatan Total bukanlah tempat istimewa
yang sudah ditahbiskan manusia MELAINKAN CARA
PERIBADATAN TOTAL YAITU DITUNTUN OLEH ROH KUDUS
BERDASARKAN KEBENARAN FIRMAN RAJA SORGA.
B. Pemulihan Total (3 Yohanes 2)

Prinsip Reformasi Kesehatan Alkitab kedua diangkat dari 3


Yohanes 2 yang secara tersurat menyebutkan sehat walafiat .
Prinsip ini disebut PEMULIHAN TUBUH SECARA TOTAL.
Alkitab berkata: Perpaduan Terjemahan Lama, Baru dan Kabar
Baik menyatakan, Saudaraku yang terkasih, aku berdoa, semoga
engkau baik-baik dalam arti sehat-sehat saja yaitu selamat dan
afiat dalam segala sesuatu, sama seperti jiwamu baik-baik saja
yaitu selamat [Hal ini menyangkut jiwaraga ataupun lahir
batin].
C. Pertarakan Total (1 Korintus 9:25)
Konsep pertarakan total diungkapkan sebagai berikut:
1 Korintus 9:25, Tiap-tiap orang yang turut mengambil
bagian dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam segala
hal yang artinya BERTARAK SECARA TOTAL DALAM
SEGALA PERKARA. Mereka berbuat demikian untuk
memperoleh mahkota yang fana, tetapi kita untuk memperoleh
mahkota yang abadi yaitu keselamatan melalui anugerah
Raja Sorga.
Prinsip pertarakan sejati didasarkan atas Firman YHWH:
1 Korintus 10:31, Karena itu, baik kamu makan atau minum,
ataupun melakukan sesuatu yang lain, LAKUKANLAH
SEMUANYA ITU UNTUK KEMULIAAN RAJA SORGA.
Hamba YHWH untuk zaman akhir dalam buku Pertarakan
mendefinisikan pertarakan sejati sebagai berikut:
1.
Menggunakan dengan bijaksana APA YANG
MENYEHATKAN
2.
Menjauhkan sama sekali APA YANG BERBAHAYA
3.
Pertarakan yang luas berlaku untuk segala perkara:
a. Soal makanan dan minuman
b. Soal istirahat, misalnya tidur
c. Soal penampilan diri, misalnya pakaian dan
perhiasan
d. Soal aktivitas sehari-hari, misalnya pekerjaan
e. Soal usaha bisnis, misalnya uang ataupun harta
f. Soal pikiran, misalnya dalam hal berlajar atau ilmu
g. Soal mencari nafkah hidup sehari-hari
h. Soal olah raga ataupun gerak badan
i. Dan lain sebagainya, INGAT RUMUS
NEWSTART:
N-utrition (Makanan Sehat)
E-xercise (Olah Raga seperlunya)
W-ater (Air Jernih secukupnya)
S-unshine (Sinar Matahari secukupnya)
T-emperance (Penggunaan yang seperlunya)
A-ir (Udara sehat sebaik-baiknya)
R-est (Istirahat yang cukup)
T-rust in YHWH (Beriman pada YHWH)
D. Penatalayanan Total (Kejadian 2:15-17)
1. Kejadian 2:15, YHWH Raja Sorga mengambil manusia itu dan
menempatkannya dalam taman Eden [sebuah suasana yang
menyenangkan alias Sorgawi] untuk mengusahakan dan
memelihara taman itu.
(Konsep memelihara dan
mengusahakan inilah yang disebut Penatalayanan Total). 2:16
Lalu YHWH Raja Sorga memberi perintah ini kepada
manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan
buahnya dengan bebas, [inilah kuasa memilih yang perlu
diperkembang] 2:17 tetapi pohon pengetahuan tentang yang
baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab
pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati."
(Inilah prinsip reformasi kesehatan Alkitabiah yang YHWH
berikan di suasana Sorgawi kepada manusia. Apa yang
berlangsung dalam prinsip reformasi kesehatan ini tidak ada
hubungannya dengan kesehatan tubuh, karena mereka pasti

sehat. Yang YHWH tekankan dalam prinsip ini adalah


kesetiaan dan kepatuhan kepada YHWH sebagai Pemilik.
Dengan demikian, reformasi kesehatan Alkitabiah bertitikpusat pada moral atau tabiat Sorgawi dan bukan sekedar
kesehatan
tubuh).
SINGKATNYA,
REFORMASI
KESEHATAN ALKITABIAH TERMASUK SOAL HALAL
DAN HARAM DI ALKITAB bukanlah didasarkan atas
sekedar
ilmu
kesehatan
tubuh
MELAINKAN
BERDASARKAN ILMU KESELAMATAN.
2. Penatalayanan Kristiani ini terdiri atas empat aspek dan titik
pusatnya adalah Salib Kristus sebagai penerapan
penatalayanan dalam pelayanan Yesus di dalam operasional
ilmu keselamatan.
KESEHATAN ANDA
(Tubuh)

KESANGGUPAN ANDA
(Talenta)

KRISTIANI baik di bidang jasmani, pikiran, rohani dan sosial. Fokus


pemikiran Daniel 1 bukanlah sekedar Hidup Vegetaris karena Daniel
dan kawan-kawannya tidaklah vegetaris seumur hidupnya (Lihat Daniel
10). Mereka mengamalkan prinsip peribadatan sejati sebagaimana yang
dinyatakan di Roma 12:1-2.
Ayat inti untuk Daniel 1 adalah Dan 1:8 yang bunyinya, Daniel
berketetapan untuk tidak menajiskan dirinya dengan santapan raja dan
dengan anggur yang biasa diminum raja; dimintanyalah kepada
pemimpin pegawai istana itu, supaya ia tak usah menajiskan dirinya.
Pokok pemikiran yang diperbincangkan adalah BUDAYA HIDUP
KRISTIANI yang menyangkut segala aspek kehidupan, yaitu jasmani,
pikiran, sosial dan rohani.
Daniel dan kawan-kawannya adalah orang Ibrani di zaman Perjanjian
Lama yang hanya vegetaris di Universitas Babilon sementara kuliah
(Lihat Daniel 10). Konsep menukar nama dari Daniel, Hananya, Misael
dan Azarya menjadi Beltsazar, Sadrakh, Mesakh dan Abednego, sangat
erat hubungannya dengan budaya hidup.
Bilamana kita membaca tulisan hamba Allah untuk zaman akhir, Ellen G.
White, tentang Daniel dan kawan-kawannya, pokok pembicaraan yang
terutama diarahkan bukanlah soal kesehatan tubuh tapi soal pertumbuhan
iman, yaitu SANCTIFIED LIFE. Singkatnya bukan ilmu kesehatan
tubuh MELAINKAN ILMU KESELAMATAN.

RANGKUMAN DAN KESIMPULAN


KESEMPATAN ANDA
(Waktu)

KEKAYAAN ANDA
(Harta)

E. Pembaharuan Total (Keluaran 15:26; 23:25)


Prinsip reformasi kesehatan yang berikut berhubungan erat dengan
Pembaharuan Hidup Total. Ada empat aspek yang dinyatakan
berdasarkan Firman YHWH, yaitu:
Keluaran 15:26, YHWH berfirman:
(1)
(2)

Jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan suara


YHWH, Raja Sorgawimu [Penurut Raja Sorga], dengan
cara
Melakukan apa yang benar di mata-Nya, karena selalu
memasang telingamu kepada perintah-perintah-Nya
[Pelaku Kebenaran Kristiani]

(3)

Sehingga pasti tetap mengikuti segala ketetapan-Nya


(Pengikut Kristus berdasarkan Standard Sorgawi), maka

(4)

Aku tidak akan menimpakan kepadamu penyakit mana pun,


yang telah Kutimpakan kepada orang Mesir; sebab Aku
YHWH-lah yang menyembuhkan engkau" (Suasana Hidup
Baru TotalPembaharuan Total)

Keluaran 23:25 melanjutkan, Itulah sebabnya kamu harus beribadah


kepada YHWH, Raja Sorgawimu; (Peribadatan Total yang sama dengan
Penatalayanan Total) maka Ia akan memberkati roti makananmu dan air
minumanmu dan Aku akan menjauhkan penyakit dari tengah-tengahmu
(Pemulihan Total dengan budaya Pertarakan Total).
F. Contoh Nyata: Daniel dan Kawan-kawannya (Daniel 1)
Contoh nyata di Alkitab tentang Reformasi Kesehatan Alkitabiah adalah
Daniel dan kawan-kawannya di Daniel 1. Apa yang mereka tekadkan
berdasarkan Daniel 1:8 adalah MENGHIDUPKAN REFORMASI
KESEHATAN ALKITABIAH MELALUI SUATU BUDAYA HIDUP

Seluruh kitab Daniel adalah sebuah khotbah Alkitabiah yang bertitikpusat


pada ilmu keselamatan. Daniel dan kawan-kawannya adalah perwakilan
umat Allah yang hidup di suasana Babilon Rohani dan sedang
memberitakan Injil Kerajaan Sorga Yang Kekal ke seluruh dunia. Itu
adalah Pekabaran Tiga Malaikat Benar di zaman Perjanjian Lama. Daniel
3, 6, 10-12 adalah contoh Alkitabiah tentang adanya suatu peraturan
ketidakbebasan dari pihak kerajaan dunia yang berakibat fatal yaitu
Perintah Kematian atau Death Decree.
Pertentangan Semesta yang besar yang sedang berlangsung adalah antara
Kristus dan Antikristus, Yerusalem kontra Babilon, Tandatangan Sang
Pencipta kontra tandatangan Ciptaan, Tabiat Allah Yang Penuh Kasih
Sayang kontra tabiat Setan yang penuh kekejaman, Memiliki Budaya
Hidup Sorgawi atau hidup neraka, Memilih Pohon Kehidupan atau Pohon
Pengetahuan baik dan Jahat, Memiliki Budaya Reformasi Alkitabiah
Total atau Budaya Formalitas secara lahir.
Apakah yang menjadi CITA-CITA ALLAH BAGI UMAT-NYA?
Hamba Raja Sorga untuk zaman akhir menegaskan, HIGHER THAN
THE HIGHEST HUMAN THOUGHT CAN REACH! Yaitu Bahasa
Sorga atau tabiat Allah Yang Berbelas Kasihan. Yang bias disebut dengan
S-4 yaitu (1) Saya memiliki Peribadatan Total, (2) Sempurna dalam
Berbelas Kasihan, (3) Sehat Walafiat seutuhnya lahir-batin, dan (4) Saleh
seperti Yesus Kristus adalah Saleh.
Untuk itu, Apakah KEBUTUHAN TERBESAR YANG DUNIA
BUTUHKAN? Bacalah di lembaran terpisah.
HIMBAUAN: NIKMATILAH POHON KEHIDUPAN MASA KINI
MELALUI PRINSIP REFORMASI KESEHATAN ALKITABIAH,
YAITU 5P-TOTAL: MILIKILAH PERIBADATAN TOTAL
BERDASARKAN ROMA 12:1-2, MILIKILAH PEMULIHAN TOTAL
BERDASARKAN 3 YOHANES 2, MILIKILAH PERTARAKAN
TOTAL BERDASARKAN 1 KORINTUS 9:25, MILIKILAH
PENATALAYANAN TOTAL BERDASARKAN KEJADIAN 2:15-16
DAN MILIKILAH PEMBAHARUAN TOTAL BERDASARKAN
KELUARAN 15:26; 23:25. BERANILAH SEPERTI DANIEL DAN
KAWAN-KAWANNYA SEBAGAIMANA YANG DINYATAKAN DI
KITAB DANIEL.

PDT. H.S.P. SILITONGA, M.A., M.TH., PH.D


Dosen Fakultas Theologia UNAI

A R T I K E L

H U K U M

APAKAH KITA MEMBUTUHKAN ORANG-ORANG ADVENT


SEBAGAI PENGACARA?1
Oleh Karnik Doukmetzian, Esq2
(Diterjemahkan secara bebas oleh Joice Manurung, Kontributor WAO)
Menyambung tulisan dari Bpk. Andrey Sitanggang pada WAO edisi ke-15, 26 November 2004 yang lalu, artikel di bawah ini yang
merupakan terjemahan membahas tentang betapa perlunya kita memiliki orang-orang Advent yang bergerak di bidang hukum. Judul aslinya
adalah Do We Need Adventist Lawyers yang dimuat di dalam Majalah Dialogue, Volume 11, Nomor 3 tahun 1999, pada kolom View Point.
Tulisan ini pula yang menguatkan saya pada waktu kuliah di fakultas hukum bahwa pilihan yang saya ambil tidaklah salah walaupun pada saat
itu pun masih banyak orang Advent yang tidak begitu menyetujui jika ada orang Advent yang bergerak di bidang hukum terutama menjadi
pengacara atau hakim. Untuk memberikan pengertian yang lebih jelas bagi para pembaca, di dalam artikel ini ada beberapa tambahan dan
perubahan seperlunya yang saya lakukan.

ua puluh tahun yang lalu,


ketika
generasi saya
memikirkan
pilihanpilihan karir yang akan
mereka ambil, menjadi
seorang
pengacara
merupakan suatu pilihan yang jarang
diambil di banyak negara. Anggota-anggota
jemaat tidak akan menyetujui mereka yang
ingin kuliah di bidang hukum dan
menganjurkan mereka untuk memilih karir
yang lain.
Pemahaman yang salah
mengenai
peran
seorang
pengacara
menuntun kepada nasihat yang salah, yang
sering kali berakibat rasa frustasi di antara
orang-orang muda. Mereka ingin melayani
saudara-saudara mereka sesama orang
percaya dan masyarakat pada umumnya
melalui profesi di bidang hukum, namun
gereja mereka lebih menginginkan agar
mereka
masuk
ke
dalam
bidang
kependetaan (ministry) atau menjadi guru
atau dokter.
Saya teringat akan suatu peristiwa
yang terjadi tidak lama setelah saya lulus
dari fakultas hukum. Saya ikut serta pada
suatu kegiatan gereja mengenai kebebasan
beragama manakala seorang anggota
dengan tajam bertanya kepada saya,
Bagaimana mungkin engkau bisa menjadi
seorang Advent dan seorang pengacara pada
saat yang bersamaan? Saya bahkan pernah
mendengar beberapa orang mengatakan
bahwa Ellen White telah menyatakan
ketidaksetujuannya untuk memilih karir
dalam bidang ini.
Faktanya adalah bahwa Ellen
White memberikan nasihat yang sungguhsungguh berbeda namun tetap menantang
mengenai bidang ini: It requires more
grace, more stern discipline of character, to
work for God in the capacity of mechanic,
merchant, lawyer, or farmer, carrying the
precepts of Christianity into the ordinary
business of life, than to labor as an

acknowledged missionary in the open field.


It requires a strong spiritual nerve to bring
religion into the workshop and the business
office [tambahan penulis: shall we say,
courtroom?], sanctifying the details of
everyday life, and ordering every
transaction according to the standard of
God's word. But this is what the Lord
requires.3
Terjemahan bebasnya adalah sebagai
berikut: Bekerja bagi Allah dalam
kapasitas sebagai ahli mesin, pedagang,
pengacara, atau petani yang membawa
nilai-nilai Kekristenan ke dalam kehidupan
usaha yang dilakukan setiap hari, menuntut
lebih banyak kebaikan hati, usaha yang
lebih keras untuk mendisiplinkan tabiat,
dibandingkan
jika
bekerja
sebagai
pengabar Injil yang terkenal di tempattempat terbuka. Dibutuhkan suatu urat
syaraf rohani yang kuat untuk membawa
agama ke dalam tempat kerja dan
perusahaan [mungkin kita bisa juga
mengatakan
ruang
pengadilan?],
menyucikan setiap hal kecil dalam
kehidupan sehari-hari, dan mengatur setiap
kegiatan menurut standar firman Allah.
Namun inilah yang Allah kehendaki.
Dikotomi yang keliru antara
praktek
hukum
melawan
praktek
Kekristenan tetap saja berlangsung. Banyak
yang memandang bahwa kedua aktivitas ini
tidaklah cocok satu sama lain. Rutinitas
sehari-hari
dari
seorang
pengacara
membawa tantangan secara terus-menerus
terhadap nilai-nilai Kekristenan dan agama
seseorang. Ada waktunya ketika kita harus
menyatukan keterampilan dalam profesi kita
dengan tuntutan moral dari iman kita.
Bagaimanakah para pengacara, yang
mengetahui kesalahan-kesalahan kliennya,
terus melanjutkan usaha pembelaan yang
mungkin berakibat mereka dibebaskan?
Bagaimanakah para pengacara, dalam usaha
mencari kebenaran, menimbang dan
menunjukkan bukti-bukti yang mungkin

berlawanan dengan kepentingan klien


mereka? Bagaimanakah para pengacara
menghadapi klien yang berada di bawah
sumpah, tetapi akan memberikan kesaksian
palsu demi keuntungan mereka sendiri?
Ketegangan-ketegangan antara hukum dan
harapan-harapan tertinggi dari seseorang
secara terus-menerus selalu diselesaikan
oleh para pengacara Kristen yang
bertanggung jawab. Suatu ketika Abraham
Lincoln pernah berkata bahwa seseorang
yang ingin melakukan praktek hukum harus
menyelesaikan segala perkara dengan jujur;
dan apabila dalam penilaianmu sendiri
engkau tidak dapat menjadi pengacara yang
jujur, selesaikanlah itu dengan jujur tanpa
harus menjadi pengacara.

Profesi
hukum telah ada
sejak
permulaan
dunia ini, nikmati
lelucon berikut ini.
Seorang
dokter,
seorang insinyur
dan
seorang
pengacara
sedang
memperdebatkan mengenai profesi siapakah
yang tertua.
Sang dokter menegaskan
bahwa tentu saja profesi dokter yang tertua
karena dokterlah yang memindahkan tulang
rusuk Adam untuk menciptakan Hawa.
Sang insinyur membantah, Tentulah
seorang insinyur karena insinyurlah yang
pastinya merancang Taman Eden. Kalian
semua salah, kata sang pengacara dengan
bangga.
Sebelum Adam dan Hawa,
sebelum Taman Eden, sebelum penciptaan,
terjadi suatu kekacauan, dan menurut kalian
siapa
yang
menciptakan
kekacauan
tersebut? Suatu ketika Kaisar Perancis
Napoleon pernah berkata bahwa praktek
hukum merupakan siksaan yang terlalu
berat bagi umat manusia yang lemah ini.
Manusia yang menyesuaikan dirinya dengan
kebenaran-kebenaran
yang
telah
diselewengkan, dan kepada perasaan
gembira
akan
keberhasilan
dari
ketidakadilan, pada akhirnya hampir tidak
dapat mengetahui yang benar dan yang
salah. Bukankah William Shakespeare
pernah berkata dalam Henry VI Mari kita
binasakan seluruh pengacara! Adakah
keraguan mengapa beberapa di antara kita
yang terlibat dalam praktek hukum
menghadapi tantangan-tantangan yang sama
seperti yang kita hadapi atau mengapa yang
lainnya, yang tidak terhitung jumlahnya
berhasil dianjurkan untuk tidak memasuki
profesi tersebut karena takut kehilangan
iman dan hati nurani mereka?
(Bersambung)

Catatan dan Referensi


Tulisan ini merupakan terjemahan dari
judul aslinya Do We Need Adventist
Lawyers? yang dimuat dalam majalah
Dialogue.
Majalah Dialogue judul
lengkapnya College and University
Dialogue, merupakan suatu jurnal yang
sifatnya internasional yang berisi tentang
iman,
pemikiran
dan
kegiatan,
dipublikasikan tiga kali dalam satu tahun
dalam empat edisi (Inggris, Prancis,
Portugis dan Spanyol) di bawah dukungan
Komite Adventist Ministry to College and
University Students (AMiCUS) General
Conference Gereja Masehi Advent Hari
Ketujuh yang mengurusi para mahasiswa
Advent yang kuliah di universitasuniversitas non-Advent.
Untuk Uni
Indonesia Kawasan Barat dan Konfrens
DKI Jakarta & Sekitarnya, AMiCUS berada
di bawah Departemen Pemuda Advent.
Jika anda adalah mahasiswa Advent yang
masih kuliah di perguruan tinggi non-

Advent maka anda bisa mendapatkan


majalah Dialogue secara gratis melalui
Departemen Pemuda Advent di Konfrens
atau Uni tempat anda berada. Atau jika
tidak maka anda bisa menghubungi kantor
regional AMiCUS untuk Divisi Asia Pasifik
Selatan; PO BOX 040, Silang, Cavite, 4118,
Philippines; Oliver Koh, okoh@ssd.org.
Jika dengan cara di atas gagal bisa juga
menghubungi
langsung
ke:
ssicalo@yahoo.com.
Atau anda bisa
mendapatkan edisi on-line-nya di www.
dialogue.adventist.org.

resiko di dalam Gereja Masehi Advent Hari


Ketujuh. ARM memberikan nasihat dan
merekomendasikan ukuran-ukuran yang
tepat untuk menolong gereja dalam
memperkecil kesalahan-kesalahan yang
akan memakan biaya yang akhirnya dapat
membawa kepada resiko kecelakaan.
3

White, Ellen. G., Messages to Young


People, pp. 215, 216, section 66 compiled
in Spirit of Prophecy Library Volume 3,
(Harrah, Oklahoma, USA: Academy
Enterprises, Inc.) p. 1540.

Karnik Doukmetzian, (B.A Hons., LLB.,


University of Windsor) melayani sebagai
wakil Presiden Adventist Risk Management,
Inc., bertanggung jawab atas departemen
Captive Underwriting, Klaim dan Tingkat
Resiko (Risk Placement) dari ARM. Lebih
lanjut mengenai tugas beliau di ARM,
Doukmetzian juga merupakan wakil
presiden dari Gencon Insurance Company
of Vermont, Gencon Insurance Service, Inc.,
Gencon Agency, Inc. dan akan menangani
tugas-tugas corporate secretary di ARM
dan afiliasi dari perusahaan Gencon.
Seorang pengacara dan anggota asosiasi
pengacara di Amerika Serikat dan Kanada,
Doukmetzian lulus dari York University
dengan gelar kesarjanaan di bidang Studi
Strategis.
Beliau memperoleh sarjana
hukumnya dari University of Windsor di
Ontario, Canada. Pada tahun 1997, beliau
berada di ARM sebagai pengacara klaim di
Departemen Klaim. Sebelum berada pada
posisi sekarang ini, beliau melayani sebagai
Direktur General Counsel and Public
Affairs and Religious Liberty (Penasihat
Umum dan Kepentingan Masyarakat dan
Kebebasan Beragama) pada Gereja Masehi
Advent Hari Ketujuh di Kanada., dan
penasihat hukum dan pengawas keuangan
untuk sebuah firma elektronik di Ontario.
Beliau dapat dihubungi di: 12501 Old
Columbia Pike; Silver Spring, Maryland
20904;
USA
atau
e-mail:
74617.2627@compuserve.com.
Profil
beliau selengkapnya dapat dilihat di
www.adventistrisk.org.
Esq. merupakan singkatan dari Esquire.
Menurut
Law
Dictionary,
Esquire
merupakan istilah yang biasa diberikan
sebagai kepangkatan bagi para tuan tanah di
Inggris dan selanjutnya biasa digunakan
kepada barristers (pengacara), sergeants,
dan judges (hakim) di Inggris. Sekarang ini
digunakan sebagai tambahan gelar bagi
mereka yang telah terdaftar untuk
melakukan praktek hukum di Amerika
Serikat. Gifis, Steven.H., Law Dictionary
(Hauppauge, New York: 1996), p. 174.
Adventist Risk Management, Inc. adalah
merupakan perusahaan asuransi yang berada
di bawah naungan General Conference
Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh.
Adventist
Risk
Management,
Inc.
menyediakan solusi untuk meminimalkan

Karnik Doukmetzian, Esq


VICE PRESIDENT, ADVENTIST RISK
MANAGEMENT, INC.

Buka/Tutup Sabat
(Sunset Table)
Diolah Oleh P.C. Wattimena

KOTA KOTA

BUKA
SABAT

TUTUP
SABAT

PILIHAN

21 Jan. 05

22 Jan. 05

Medan

18:34

18:35

Pekanbaru

18:28

18:28

Palembang

18:19

18:20

Jakarta

18:16

18:17

Semarang

18:03

18:04

Surabaya

17:55

17:55

Denpasar

18:47

18:47

Mataram

18:43

18:43

Pontianak

17:57

17:58

Banjarmasi

18:41

18:41

Balikpapan

18:28

18:29

Makassar

18:24

18:24

Kendari

18:10

18:10

Manado

17:53

17:53

Ambon

18:47

18:47

Tembagapu

18:13

18:13

Jayapura

17:56

17:56

Manila

17:49

17:49

Andrews

17:44

17:46

GC at DC*

17:15

17:16

Loma

17:07

17:08

Seattle*

16:52

16:53

Delft*

17:08

17:10

Edison, N.J.

17:01

17:02

ra

Univ.*

Linda*

PENTING: Daftar waktu matahari


terbenam
ini
diolah
berdasarkan
daerah waktu tunggal. Untuk kota-kota

yang menerapkan daylight savings


time
pada musim tertentu
(*),
diingatkan untuk merubah waktu
terbenamnya matahari sesuai dengan
perubahan yang dilakukan.

S AI N S D AN T E K N O L O G I

MITIGASI BENCANA ALAM TSUNAMI DI INDONESIA:


SUMBANGAN PEMIKIRAN
(paper), memaparkan langkah-langkah yang harus dilakukan di Indonesia dalam menghadapi bahaya tsunami.

Oleh Salahuddin Husein, M.Sc.


Kandidat Ph.D bidang Sedimentasi Pesisir di Universiti Brunei Darussalam.
Sekarang bertugas sebagai tenaga pengajar Teknik Geologi UGM
(Artikel ini ditulis tahun 2000 dan dimuat WAO atas persetujuan penulis yang diterima tgl 5 Jan. 2005)

(Lanjutan)

3. Persiapan
Kegiatan kategori ini tergantung pada
penilaian bahaya dan peringatan. Persiapan
yang layak terhadap peringatan bahaya
tsunami membutuhkan pengetahuan tentang
daerah yang kemungkinan terkena bahaya
(peta inundasi tsunami) dan pengetahuan
tentang sistem peringatan untuk mengetahui
kapan harus mengevakuasi dan kapan
saatnya kembali ketika situasi telah aman.
Tanpa kedua pengetahuan akan muncul
kemungkinan kegagalan mitigasi bahaya
tsunami. Tingkat kepedulian publik dan
pemahamannya terhadap tsunami juga
sangat penting. Jenis persiapan lainnya
adalah perencanaan tata ruang yang
menempatkan lokasi fasilitas vital
masyarakat seperti sekolah, kantor polisi
dan pemadam kebakaran, rumah sakit
berada di luar zona bahaya. Usaha-usaha
keteknikan untuk membangun struktur yang

tahan terhadap tsunami, melindungi


bangunan yang telah ada dan menciptakan
breakwater penghalang tsunami juga
termasuk bagian dari persiapan.
3.1. Evakuasi
Rencana evakuasi dan prosedurnya
umumnya dikembangkan untuk tingkat
lokal, karena rencana ini membutuhkan
pengetahuan detil tentang populasi dan
fasilitas yang terancam bahaya, dan potensi
lokal yang dapat diterapkan untuk mengatasi
masalah. Tsunami lokal hampir tidak
menyediakan waktu yang cukup untuk
peringatan formal dan disertai gempa-bumi,
sementara tsunami distan mungkin memberi
waktu beberapa jam untuk persiapan
sebelum gelombang yang pertama tiba.
Sehingga persiapan evakuasi dan
prosedurnya harus disiapkan untuk kedua
skenario tersebut.

3.1.1. Evakuasi untuk tsunami lokal


Ketika tsunami lokal terjadi, satu-satunya
tanda yang ada mungkin hanyalah
goncangan gempa-bumi, atau suatu kondisi
yang tidak biasa pada tubuh air-laut.
Masyarakat harus mampu mengenali tandatanda bahaya tersebut, kemudian pindah
segera dan secepatnya kearah darat atau ke
arah dataran tinggi karena gelombang
tsunami dapat menghantam dalam hitungan
menit. Para pengungsi juga menghadapi
bahaya yang disebabkan oleh gempa-bumi
seperti tanah longsor, runtuhnya bangunan
dan jembatan yang mungkin menghambat
usaha mereka dalam menyelamatkan diri.
Untuk itu diperlukan sekali kepedulian
publik dan pendidikan tentang tsunami dan
kemungkinan bahaya yang mengikuti. Hal
ini juga membutuhkan perencanaan resmi
tentang zona bahaya dan rute evakuasi yang
aman. Kunci utama untuk memotivasi

pendidikan publik adalah pemahaman


tentang bahaya tsunami dan di mana
kemungkinan banjir tsunami tersebut terjadi.
3.1.2. Evakuasi untuk tsunami distan.
Pada kasus tsunami distan, pihak yang
berwenang masih memiliki waktu yang
cukup untuk mengorganisir evakuasi.
Mengikuti peringatan dari pusat peringatan
bahwa tsunami telah terbentuk dan waktu
kedatangan gelombang pertama telah
diketahui, pihak yang berwenang membuat
keputusan tentang apakah evakuasi
diperlukan. Keputusan ini didasarkan kepada
data rekaman atau model tentang ancaman
dari sumber tsunami dan panduan lebih
lanjut dari pusat peringatan tentang
pergerakan tsunami. Masyarakat
diinformasikan tentang bahaya yang
mengancam, dan diinstruksikan tentang
bagaimana, ke mana, dan kapan harus
mengungsi. Badan-badan pelayanan
masyarakat seperti polisi, pemadam
kebakaran dan tentara, difungsikan untuk
membantu kelancaran pengungsian. Zona
evakuasi dan rute pengungsian harus
ditentukan secara aman, masyarakat harus
cukup diberi pengarahan tentang bahaya
tsunami dan prosedur evakuasi, sehingga
mereka tidak tetap berada di tempat tinggal
ketika tsunami datang atau telah kembali
ketika ancaman masih belum berakhir.
Evakuasi yang tidak perlu harus dikurangi
untuk menjaga kepercayaan publik terhadap
sistem.
3.2. Pendidikan
Mitigasi tsunami harus mengandung
rencana untuk meningkatkan pemahaman
dan pengetahuan oleh masyarakat luas,
pemerintah lokal, dan para pembuat
kebijakan tentang sifat-sifat tsunami,
kerusakan dan bahaya yang disebabkan dan
langkah-langkah yang diperlukan untuk
mengurangi bahaya.
3.2.1 Pendidikan publik.
Pendidikan publik yang dilaksanakan
akan efektif bila ikut memperhitungkan
bahasa dan budaya lokal, ada-istiadat,
praktek keagamaan, hubungan masyarakat
dengan kekuasaan, dan pengalaman tsunami
masa lalu.
3.2.2. Pendidikan untuk para operator
sistem peringatan, manager bencana
alam, dan pembuat kebijakan.
Operator sistem peringatan, manager
bencana alam, dan pembuat kebijakan harus
memenuhi suatu tingkat pendidikan dan
pemahaman terhadap bahaya tsunami. Sebab
tsunami, baik lokal maupun distan, jarang
terjadi pada suatu daerah tertentu, sehingga
orang-orang kunci tersebut tidak memiliki
pengalaman pribadi terhadap fenomena yang
menjadi dasar keputusan menyangkut
persiapan atau tindakan yang harus
dilakukan ketika bahaya tersebut menimpa.

3.3. Tata guna lahan


Sebagai konsekuensi pertumbuhan
penduduk global, daerah pesisir yang rawan
tsunami berkembang dengan cepat. Karena
tidak mungkin untuk menghentikan
pembangunan, sebaiknya dilakukan
pencegahan pembangunan fasilitas umum
pada zona rawan bencana tsunami, seperti
sekolah, polisi, pemadam kebakaran dan
rumah sakit yang memiliki arti penting bagi
populasi ketika bahaya sewaktu-waktu
terjadi. Sebagai tambahan, hotel dan
penginapan juga perlu ditempatkan pada
lokasi yang sesuai dengan prosedur evakuasi
untuk memberikan keamanan kepada para
tamunya.
3.4. Keteknikan
Keteknikan dapat membantu mitigasi
tsunami. Bangunan dapat diperkuat sehingga
tahan terhadap tekanan gelombang dan arus
yang kuat. Fondasi struktur dapat
dikonstruksikan menahan erosi dan
penggerusan oleh arus. Lantai dasar suatu
bangunan dapat dibuat terbuka sehingga
mampu membiarkan air-laut melintas, hal ini
menolong mengurangi sifat penggerusan
arus pada fondasi. Bagian penting dari suatu
bangunan seperti generator cadangan, motor
elevator dapat ditempatkan pada lantai yang
tidak terkena banjir. Benda-benda berat
berbahaya seperti tanki yang dapat hanyut
terbawa banjir sebaiknya ditanamkan ke
tanah. Sistem transportasi dikonstruksikan
atau dimodifikasi sehingga mampu
memfasilitasi evakuasi massal secara cepat
keluar dari daerah bahaya. Beberapa struktur
penahan gelombang laut seperti seawall, sea
dikes, breakwaters, river gates, juga mampu
menahan atau mengurangi tekanan tsunami.
4. Penelitian
Meskipun tidak terkait langsung dengan
aktivitas mitigasi, penelitian yang terkait
dengan tsunami sangatlah penting untuk
meningkatkan kualitas mitigasi. Riset yang
menyelidiki bukti-bukti paleotsunami,
mengembangkan database, kuantifikasi
dampak bahaya tsunami, atau pemodelan
numerik dapat meningkatkan tingkat akurasi
penilaian bahaya. Teknik sistem peringatan
untuk penilaian cepat dan akurat bahaya
gempa-bumi tsunamigenik potensial dari
data seismik dan instrumen pengukur muka
air-laut dikembangkan melalui riset.
Penelitian juga mampu meningkatkan cara
pendidikan publik sehingga tingkat
kepedulian masyarakat akan bahya tsunami
meningkat. Menciptakan prosedur evakuasi
yang efektif juga membutuhkan riset
tersendiri tentang bahaya susulan, terutama
pada kasus tsunami lokal. Penelitian juga
memberikan panduan perencanaan tata
ruang dalam zona inundasi potensial.
Demikian juga halnya riset mengenai sifat
keteknikan untuk meningkatkan daya tahan
struktur dan infrastruktur terhadap tekanan
tsunami.

Penutup

Bencana tsunami senantiasa mengintai


masyarakat pesisir Indonesia, karena
kepulauan Indonesia tergolong sebagai
daerah gempa aktif. Untuk itu masyarakat
diminta mempersiapkan diri dalam
menghadapi ancaman tersebut dan pihak
yang berwenang harus dengan serius
melakukan program mitigasi bencana
tsunami.
Salah satu tahapan paling penting yang
harus segera dilakukan dalam mitigasi
adalah pembuatan peta (zonasi) daerah
rawan tsunami. Pembuatan peta tersebut
membutuhkan pengetahuan tentang: 1)
kemungkinan sumber tsunami dan
karakteristiknya, 2) karakteristik tsunami, 3)
probabilitas kejadian, dan 4) karakteristik
morfologi dasar laut dan garis pantai.
Pembuatan peta tersebut juga membutuhkan
data rekaman tsunami dan/atau data
paleotsunami. Apabila data-data tersebut
tidak tersedia secara lengkap, seperti di
Indonesia, maka pemodelan numerik
merupakan jalan keluar yang menarik.

Referensi:

Federal EmergencyManagement
Agency (FEMA)., 2000, What Is
Mitigation?, Mitigation:
Reducing Risk through Mitigation.
Washington.

Frank I. Gonzlez, 1999,


Tsunami!, Scientific American,
May ed..

Hamilton, W., 1979, Tectonics of


the Indonesian Region, U.S.
Geological Survey Prof. Paper
1078.

International Coordination Group


for the Tsunami Warning System
in the Pacific (ITSU)., 1999,
Master Plan, UNESCO
Intergovernmental Oceanographic
Comission.

Kious and Tilling, 1996, This


Dynamic Earth: The Story of
Plate Tectonics, USGS General
Interest Publication.

Kompas, 9 Mei 2000, Korban


Gempa Banggai Terus
Bertambah.

Kompas, 30 Juni 2000,


Mendesak, Rehabilitasi 16.900
Rumah Korban Gempa Bengkulu.

Simkin and Siebert, 1994,


Volcanoes of the World,
Smithsonian Institution, Global
Volcanism Program, Geoscience
Press, Inc., Arizona, 349p.

SALAHUDDIN HUSEIN, M.SC


KANDIDAT PH.D BIDANG SEDIMENTASI
PESISIR DI UNIVERSITI BRUNEI
DARUSSALAM.
SEKARANG BERTUGAS SEBAGAI TENAGA
PENGAJAR TEKNIK GEOLOGI UGM

LAP O R AN K E G I ATAN

TEAM RELAWAN RS ADVENT BANDAR LAMPUNG DAN


ADRA INDONESIA RELIEF PROJECT PHASE II
DI BANDA ACEH

Team

Rumah Sakit Advent Bandar Lampung berangkat pada


tanggal 4 Januari 2005 dari Bandar Lampung ke Jakarta
dengan naik bis kemudian melanjutkan perjalanan mereka
menuju ke Medan dengan pesawat. Dari Medan mereka menuju Aceh
dengan bis. Perjalanan dari Medan ke Banda Aceh ditempuh dalam
waktu 16 jam, sehingga sepanjang malam mereka terus di dalam bis.
Selama perjalanan tersebut mereka mengalami goncangan gempa bumi
sebanyak dua kali.
Segera setelah mereka tiba di Banda Aceh, mereka
mendaftarkan diri ke pusat komando kesehatan yang ada di sana. Team
ini terdiri dari dua orang dokter umum, delapan orang perawat, dua
teknisi/logistik dan dua orang dokter relawan dengan isteri masingmasing yang datang dari AS.
Mereka mendirikan tenda di pusat kesehatan di Kecamatan
Aceh Besar. Kemudian setelah tenda tersedia, mereka menurunkan
barang-barang bawaan mereka seberat 5 ton yang terdiri dari obat-obatan
dan obat anak-anak. Rumah sakit tenda yang didirikan ini digunakan
untuk tempat pelayanan pasien, di mana di dalamnya terdapat empat buah
meja yang difungsikan sebagai tempat operasi darurat. Para dokter dan
perawat bekerja melayani para korban di luar tenda. Sebuah tenda
lainnya yang didirikan di samping tenda besar digunakan sebagai
laboratorium dan kamar penyimpanan obat.
Pada hari pertama pelayanan mereka, ada lebih 500 orang
yang datang memenuhi halaman rumah sakit tenda ini. Kebanyakan dari
para pasien ini adalah mereka yang terluka karena terkena besi-besi, paku,
atau kayu saat gelombang tsunami tersebut datang. Beberapa dari antara
mereka ternyata sudah mengalami infeksi yakni orang-orang yang telah
dirawat sebelumnya di klinik umum setempat. Team ini bekerja keras
hingga jam 9 malam. Setelah itu baru mereka menyediakan makanan
malam mereka sendiri.
Sesuai laporan Dr. Ronald Lisal, pimpinan Rumah Sakit
Advent Bandar Lampung yang bertindak sebagai ketua team, kebanyakan
kasus adalah infeksi pernafasan, gatal-gatal, luka yang infeksi, gastritis,
diarea, aspiration pneumonia, and malaria. Untuk satu minggu mereka
terus melayani para pasien di lokasi tersebut dan jumlah yang telah
dilayani selama satu minggu tersebut tidak kurang dari 2500 pasien.
Sebanyak 16 orang sempat opname dalam tenda yang mereka sediakan.
Mereka bekerja bergandengan tangan dengan para perawat setempat yang
banyak belajar dari cara kerja team rumah sakit kita ini, bagaimana
menangani para pasien dengan baik. Para perawat setempat bahkan
bertanya jika mungkin untuk mendapatkan pendidikan lanjutan di rumah
sakit kita. Dua malam telah digunakan untuk memberikan pendidikan
kepada staff kesehatan masyarakat setempat dan juga team Palang Merah
Indonesia yang ada di sana. Anggota team RSA Bandar Lampung

membagikan pengetahuan mereka dalam hal BHD (Bantuan Hidup


Dasar/Basic Life Support).
Pegawai pusat kesehatan setempat telah mengatur jadwal mereka untuk
melayani delapan jam setiap harinya. Namun masih banyak yang
berdatangan ke rumah sakit tenda ini. Beberapa di antara mereka yang
datang mengalami stres, namun banyak yang berkurang stresnya karena
pasrah dan menganggap bahwa musibah yang terjadi adalah nasib, di
mana mereka harus kehilangan anggota keluarga, rumah, dan yang
lainnya.
Karena keseriusan dari team ini dalam bekerja dan perhatian
mereka yang sangat dalam kepada orang yang sakit, bukan hanya secara
jasmani tetapi juga mengangkat beban moral dan rohani mereka, maka
pemimpin masyarakat dan pemerintah setempat termasuk pejabat tentara
menyebut team ini sebagai kelompok Kristiani yang unik.
Karena orang-orang setempat melihat anggota team ini tidak memakai
cincin, kalung, tidak minum kopi, tidak merokok dan memakan makanan
yang sederhana.
Kabar baik yang lain yaitu ketika pada hari Sabat pagi, team ini
diizinkan untuk mengadakan kebaktian sebelum mereka melaksanakan
tugas mereka. Televisi NBC dari AS telah meliput kejadian penting ini
dan menyiarkannya.
Team telah kembali ke Bandar Lampung pada tanggal 14
Januari 2005. Mereka telah menunjukkan perhatian mereka dalam
menolong orang-orang yang sangat membutuhkan pertolongan. Untuk itu
kita mengucapkan terima kasih kepada team RS Advent Bandar
Lampung atas pelayanan yang tanpa pamrih ini. Team ini telah
digantikan oleh team dari RS Advent Bandung di mana anggota team
yang terdiri dari 13 orang telah tiba di Aceh dengan selamat dan saat ini
sedang melayani di lokasi yang sama.
Terima kasih juga kepada Dr. Ruben Supit, direktur Rumah
Sakit Advent Medan, yang telah ditunjuk oleh Uni sebagai koordinator
lapangan dari proyek ini.
(Diterjemahkan dari laporan bahasa Inggris dari Sdr. Eli
Waworundeng, direktur ADRA Indonesia)
Foto Kiriman: Pdt. Henky Wijaya, South Sumatera Mission
Pdt. K. R. Sagala
DIREKTUR PEMUDA ADVENT UIKB

S E R I A L

A K H I R

Z A M A N

Pintu Kasihan Segera Tertutup?


(Kajian Di balik Tragedi 9/11)
lanjutan

Oleh Bonar Panjaitan

7.
Reaksi Vatikan Apakah komentar dari Paus
sehubungan dengan peristiwa WTC? Jakarta Post, 1
Oktober 2001.

apply self-defence for the society which you lead, even


though the means you may choose may be aggressive.
Perhatikan di sini.
Kalau perlu, demi untuk
mempertahankan masyarakat banyak, anda boleh
bertindak agresif terhadap orang yang anda pikir sebagai
penyebab gangguan tadi. Satu hari kelak kalimat ini
akan ditujukan untuk menghantam umat Tuhan yang
akan dituduh sebagai penyebab tidak berhentinya
bencana alam sebagai murka Tuhan. Dan coba lihat lebih
jauh tulisan berikut dalam artikel yang sama: It was
wrong to consider the Pope either a pacifist or an
interventionist at all costs. Dunia sedang dipersiapkan
untuk menerima kenyataan bahwa Paus, walaupun
selama ini dunia menyebutnya sebagai tokoh perdamaian,
sesungguhnya dapat bertindak otoriter.

Terrorism a wicked plague : Pope. Paus mengatakan


bahwa the world had to be spared of wicked plague of
terrorism and that the lasting peace could not be
divorced from the application of justice. Apa yang
dimaksud dengan penerapan keadilan? Lebih lanjut
disebutkan, It is certain that if someone has done great
harm to society and there is a danger that if he remains
free he may be able to do it again, you have the right to

Kutipan di atas dari Vatikan dapat dilihat bukan hanya


sebagai restu halus kepada AS untuk mengambil tindakan
terhadap kelompok yang dianggap bertanggung jawab
terhadap peristiwa WTC, tetapi bahkan dapat dipandang
sebagai seruan dan dorongan untuk melaksanakan hal itu
secepatnya. Anda mungkin bertanya, mengapa Vatikan
menganjurkan hal itu, sementara Paus berusaha
merangkul umat Muslim dan bahkan setelah peristiwa
WTC, Paus mengadakan kunjungan ke Kazakhstan,
sebuah negara Islam? Sebelum kita melihat lebih jauh
kemungkinan di balik hal itu, marilah kita lihat tulisan

yang terdapat di dalam Financial Times, 25 September


2001.

Support for US growing. Pope John Paul and senior


figures in the Vatican hierarchy yesterday appeared to
strengthen support for the US, edging away from the
strict neutrality that has defined the Holy Sees
diplomacy in past crises.
Kita dapat melihat bahwa perubahan besar sedang terjadi
dan perubahan ini akan semakin nyata dengan
berjalannya waktu. AS sudah nyata-nyata menunjukkan
bahwa dia berbicara seperti naga. Waktunya akan datang
segera bilamana Vatikan akan menunjukkan bahwa dia
mempunyai hak untuk memerintahkan pemeliharaan
hari Minggu (secara universal).
8. Skenario besar di balik tragedi WTC? Tulisan ini
tidak bermaksud untuk menjadi analis inteligen. Tetapi
kalaupun sesuatu dijelaskan di sini, hal itu tidaklah
terlepas dari adanya artikel-aritkel, buku-buku yang
berhubungan dengan hal itu dan terutama tulisan Roh
Nubuat yang memang harus kita pelajari untuk lebih
memudahkan kita melihat dan memahami apa
sebenarnya yang sedang dan yang akan terjadi menjelang
berakhirnya sejarah dunia. Ada dua point yang menarik
yang kita perhatikan dalam hal ini:
Sunday Laws vs Islam fundamentalist
Apa yang dapat kita perhatikan dari peristiwa di atas
adalah bahwa pada dasarnya sebagian besar umat Muslim
tidak setuju dengan kaum ekstrimis/radikal yang
membawa-bawa nama Islam. Bahkan tokoh garis keras
seperti Muammar Gaddafi dari Libya dan Saddam
Hussein (pada saat itu Presiden Irak), negaranya tidak
mempunyai hubungan diplomatik dengan pemerintahan
radikal yang sebelumnya berkuasa di Afghanistan.
Mereka sendiri khawatir terhadap sepak terjang kaum
radikal ini.
Kaum radikal inilah yang selalu
menghembus-hembuskan isu agama, dan bila berbicara

tentang agama mereka rasanya paling tidak senang


terhadap agama Kristen. Justru sifat radikalnya inilah
yang sekarang sedang disebarkan di mana-mana dan
sudah menjalar di 60 negara.
Ini pulalah yang
menyebabkan banyak negara merasa terganggu dan
terancam kemudian bersatu untuk memerangi apa yang
mereka sebut sebagai terorisme internasional. Anda tentu
bisa bayangkan, bilamana Sunday Laws akan diterapkan,
maka kaum radikal ini akan serta merta menolak dan
melihat hal itu sebagai sesuatu yang berbau Kristen yang
justru mereka tidak sukai, apalagi akan dimulai di AS.
Sedangkan pada saat peristiwa WTC terjadi, menghadapi
AS yang berdalih untuk memerangi terorisme, mereka
berhasil mempengaruhi dan mendapatkan simpatik dari
banyak orang dengan mengaitkan hal itu dengan masalah
agama. Apalagi nanti kalau Sunday Laws yang memang
adalah masalah agama akan diterapkan. Waktu berjalan
cepat dan akhir dari kesudahan sudah semakin dekat.
Vatikan tentu tidak ingin kalau kaum radikal yang sudah
merambah di berbagai negara ini akan menjadi
penghambat bilamana UUHM akan diterapkan. Oleh
karena itu mereka harus dihancurkan. Tetapi bagaimana
caranya? Vatikan tidak mempunyai senjata, dengan
demikian mereka harus menggunakan tenaga orang lain.
Dan ini akan lebih effektif kalau mengikut-sertakan lebih
banyak negara di dunia. Maka bergeraklah apa yang
sering disebut invisible hands. Suatu kekuatan dahsyat
yang tidak tersentuh oleh media bahkan negara, yang
bermain di balik berbagai peristiwa penting di dunia.
Anda mungkin masih ingat, bahwa sesudah peristiwa
WTC, ada beberapa tulisan yang membahas berbagai
kejanggalan dan hal-hal yang kelihatannya terjadi secara
kebetulan sehubungan dengan rentetan peristiwa
menjelang terjadinya peristiwa WTC. Hal-hal yang
dibahas itu sekarang tetap tinggal sebagai rahasia dan
teka-teki yang menyelimuti peristiwa ini.
Kesulitan ekonomi AS vs bantuan Vatikan
Sudah menjadi rahasia umum bahwa Vatikan merupakan
lumbung uang terbesar di dunia. Vatikan menguasai dan
mempunyai akses ke berbagai kekuatan finansial dunia
yang luar biasa. Peristiwa WTC akan menyeret AS ke
dalam perang melawan terorisme yang berkepanjangan
yang akan memakan biaya yang sangat besar. Dampak
dari perang ini akan membuat AS dan kepentingan AS di
seluruh dunia menjadi sasaran terorisme internasional.
AS harus mengeluarkan biaya yang sangat besar untuk
melindungi kepentingannya di seluruh dunia. Jika aksi
terorisme telah semakin meningkat dan mengganggu
ketertiban di AS, pada akhirnya orang akan menganggap
AS bukan lagi tempat yang aman, dan akan terjadi
pelarian modal dari AS yang akan berakibat pada
melemahnya dolar AS. Dalam kondisi perekonomian AS
yang sudah dilanda resesi, maka perang ini akan dapat
membawa kebangkrutan bagi AS. Financial Times, 28
November 2001.

US economy: in
need of rescue?
Bilamana
kita
perhatikan tabel
ini, maka akan
terlihat
bahwa
berbagai indikator
ekonomi AS telah
menunjukkan
grafik
menurun
sejak awal tahun
2000. Kenyataan
ini menunjukkan
bahwa
perekonomian AS
sedang
menuju
kebangkrutan dan
kecepatannya
semakin tinggi menyusul peristiwa WTC. Negara ini
pada saatnya harus berpaling kepada Vatikan, satusatunya institusi yang dapat menolong AS. But there is
no such thing as free lunch. Tetapi tidak ada makan
siang yang gratis. Semua harus dibayar dan Vatikan akan
menggunakan hal ini untuk menegosiasikan penerapan
UUHM di AS.
Selain perang (pengejaran terhadap anggota-anggota AlQaeda) masih terus berlangsung di Afghanistan, mari kita
perhatikan ada sebuah perang lagi yang sudah lama
berlangsung. Perang ini tidak terlihat di mata awam,
tetapi sesungguhnya merupakan perang besar yang
mencakup seluruh dunia dan yang akan turut menentukan
akhir sejarah dunia.
Anda
mungkin
berpikir bahwa ini
adalah perang antara
Kepausan
dengan
umat Tuhan. Bukan.
Ini adalah perang yang
mendahului
perang
tersebut. Untuk lebih
jelasnya mari kita lihat
kutipan yang terdapat
di dalam buku The
Keys of This Blood.

Apakah yang ditulis


di
bagian
prakatanya?
Willing or not,
ready or not, we are
involved in an allout,
no-holdsbarred, three way
global competition.
For the competition
is about who will
establish the first
one-world system of
government
that
has 35
society of nations. No one can be exempted from its
effects. No sector of our lives will remain untouched.
It is not much to say, in fact, that the chosen purpose of
John Pauls pontificate the engine that drives his papal
grand policy and that determines his day-to-day, year-

by-year strategies is to be the victor in that


competition. Apa yang kemudian terjadi? Akankah
ramalan yang diutarakan di dalam buku di atas terjadi?
(Bersambung)

Buku ini ditulis pada


tahun 1990 oleh Malachi Martin,
seorang bekas anggota Jesuit. Di
bagian awal buku tersebut terdapat
tulisan berikut ini: The Struggle for
World Dominion Between Pope John
Paul II, Mikhail Gorbachev, and the
Capitalist West, (halaman 15-17).

BONAR PANJAITAN
PEMIMPIN REDAKSI WAO
JAKARTA

Anda mungkin juga menyukai