Tuhan. Setiap individu akan diharuskan memilih berada di pihak yang satu atau yang lain. Alkitab
menyatakan dengan jelas bahwa hidup dan mati ada di seputar keputusan akhir mengenai binatang di
Wahyu 13.
Cukup anehnya, para ahli teologia modern mengabaikan pekabaran peringatan dari Wahyu 14, yang
berhubungan dengan tanda binatang. Ketertarikan orang banyak dihancurkan oleh pengaruh para pendeta
yang tidak memandang serius Firman kudus dari nubuatan Yohanes. Seringkali ini disimpulkan sebagai
sebuah surat yang membingungkan, tidak penting, teraplikasi hanya pada sebuah masalah lokal pada
jemaat mula-mula. Untuk beberapa alasan kitab Wahyu dianggap sebagai buku yang terkunci, daripada
menyatakan kebenaran sebagaimana nama itu diberikan. Tetapi tolong catat janji yang diberikan bagi
mereka yang menyelidiki kebenaran dari kitab yang luar biasa ini, Berbahagialah ia yang membacakan
dan mereka yang mendengarkan kata-kata nubuat ini, dan yang menuruti apa yang ada tertulis di
dalamnya, sebab waktunya sudah dekat (Wahyu 1:3).
ini? Dan siapakah yang dapat berperang melawan dia?" Dan kepada binatang itu diberikan mulut, yang
penuh kesombongan dan hujat; kepadanya diberikan juga kuasa untuk melakukannya empat puluh dua
bulan lamanya. Lalu ia membuka mulutnya untuk menghujat Tuhan, menghujat nama-Nya dan kemah
kediaman-Nya dan semua mereka yang diam di sorga. Dan ia diperkenankan untuk berperang melawan
orang-orang kudus dan untuk mengalahkan mereka; dan kepadanya diberikan kuasa atas setiap suku dan
umat dan bahasa dan bangsa.
Kita tidak mungkin melewatkan pertentangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Tuhan dan
para pengikut-Nya. Berikutnya pada pasal yang sama, kita baca bahwa kuasa binatang ini akan
menjalankan pengaruhnya yang besar di bumi, sehingga dia akan menyebabkan manusia untuk menerima
sebuah tanda pada dahi atau tangannya (Wahyu 13:16). Akhirnya mereka yang menerima tanda tersebut
akan tertimpa murka mengerikan Tuhan sebagaimana digambarkan dalam Wahyu 14:9,10. Murka Tuhan
itu lebih lanjut dijabarkan dalam Wahyu 15:1 dalam perkataan ini, Dan aku melihat suatu tanda lain di
langit, besar dan ajaib: tujuh malaikat dengan tujuh malapetaka terakhir, karena dengan itu berakhirlah
murka Tuhan.
Hasil mengerikan dari malapetaka itu dan penderitaan luar biasa yang akan menimpa mereka yang
menerima tanda binatang sepenuhnya dinyatakan dalam Wahyu pasal enam belas. Kita tidak akan
membahas poin ini secara detil, tetapi mari kita mengingatkan diri sendiri sekali lagi bahwa masalah ini
akan menyangkut hidup kekal atau kematian bagi semua orang. Betapa seriusnya kita seharusnya
mencoba untuk memahami siapa yang dilambangkan dengan si binatang tersebut dan bagaimana kita
dapat menghindari tanda itu! Tidak boleh ada hanya asal tebak ataupun spekulasi dalam subjek penting ini.
Kita harus tahu pasti di mana letak bahayanya dan bagaimana untuk menghindarinya.
Rata-rata orang Kristen jarang mendengar mengenai kepentingan subjek ini. Ia tidak mengerti sedikitpun
mengenai si binatang ataupun tandanya, meskipun nasibnya tergantung pada masalah ini. Banyak
pengkhotbah mencoba membuat nyaman orang-orang dengan mengabaikan poin ini. Mereka berkata,
jangan kuatir masalah si binatang. Itu terlalu rumit untuk dipahami. Dengarlah, akankah Tuhan
memperingatkan kita mengenai bahaya mengerikan dari binatang ini sebuah bahaya yang begitu
mengerikan sehingga itu artinya hidup atau mati lalu beritahukan pada kami bahwa mustahil untuk
mengerti apa itu? Akankah Dia berkata kepada kita, Kamu akan dicampakkan ke api apabila menerima
tanda itu, tetapi Aku tidak akan memberitahu kamu apa itu betapa tidak beruntungnya kamu apabila
kamu menerimanya? Tidak, Tuhan tidaklah demikian. Dia memperingatkan kita akan sebuah bahaya yang
dapat dihindari. Kita dapat tahu bahwa kita aman dari si binatanga hanya jika kita tahu siapa si binatang
itu. Kita hanya dapat tahu bahwa kita bebas dari tanda itu jika kita tahu apa tandanya.
Apakah mungkin untuk mengerti tanda binatang? Tanpa gagal, kita dapat tahu dan perlu untuk tahu. Tetapi
pertama-tama kita perlu memahami identitas binatang yang dinubuatkan tersebut. Mari kita bangun bahwa
binatang aneh gabungan ini tidak seharusnya dianggap literal. Tidak pernah ada orang pernah melihat
seekor makhluk dengan tubuh seperti macan tutul, mulut seperti singa, dan kaki seperti beruang. Kitab
nubuatan
Alkitab
biasanya
berhubungan
dengan
model
dan
lambang-lambang.
Binatang
ini
melambangkan sesuatu. Tetapi lambang apa itu? Tidak boleh hanya asal tebak di sini. Alkitab tidak
meninggalkan ruang untuk keraguan. Itu berfungsi sebagai komentar Ilahi sendiri dan menyediakan kunci
untuk memahami nubuatan-nubuatan.
Yang Alkitab katakan mengenai si binatang ini adalah simbolik. Perhatikan airnya dari mana binatang ini
muncul misalnya. Apa artinya itu? Baca dalam Wahyu 17:15, "Semua air yang telah kaulihat, adalah
bangsa-bangsa dan rakyat banyak dan kaum dan bahasa. Tidak mungkin ada perbantahan mengenai hal
ini. Tuhan dengan jelas menyatakan arti air secara nubuatan. Sekali simbol itu ditafsirkan dalam nubuatan
apapun, peraturannya akan teraplikasi juga dalam nubuatan lainnya. Air selalu melambangkan orang
dalam gambaran nubuatan Alkitabiah.
Sekarang bagaimana dengan bagian aneh lainnya dari binatang kiamat ini? Melambangkan apa ini? Agar
dapat mengerti si binatang, kita harus kembali ke kitab Daniel dalam Perjanjian Lama dan membandingkan
Firman dengan Firman. Kitab Daniel dan Wahyu saling menjelaskan satu sama lain. Mereka sesuai seperti
halnya tangan dan sarung tangannya. Perhatikanlah bahwa Daniel mendapat sebuah penglihatan yang
sangat mirip dengan Yohanes. Digambarkan dalam Daniel 7:2,3: Berkatalah Daniel, demikian: "Pada
malam hari aku mendapat penglihatan, tampak keempat angin dari langit mengguncangkan laut besar, dan
empat binatang besar naik dari dalam laut, yang satu berbeda dengan yang lain. Dia melihat air nubuatan
itu seperti halnya Yohanes, tetapi Daniel melihat empat binatang muncul, tidak hanya satu.
Kita telah melihat bahwa air melambangkan orang banyak atau kerumunan, tetapi lambang dari apa
binatang itu? Jawabannya ditemukan dalam ayat 17, Binatang-binatang besar yang empat ekor itu ialah
empat raja yang akan muncul dari dalam bumi; Itu dia. Begitu jelasnya sehingga tidak seorangpun dapat
mempertanyakan atau meragukannya! Tuhan berkata bahwa binatang dalam nubuatan melambangkan
bangsa-bangsa. Seperti halnya kita ada elang Amerika dan beruang Rusia dalam kosakata politik modern
kita, Tuhan telah menggunakan binatang dahulu kala untuk melambangkan negara-negara juga. Lalu agar
lebih jelas, Tuhan menambahkan ini dalam ayat 23, Binatang yang keempat itu ialah kerajaan yang
keempat yang akan ada di bumi. Kalau binatang keempat melambangkan kerajaan keempat dalam
sejarah, maka tiga yang pertama pastilah melambangkan tiga kerajaan pertama.
Penjelasan ini menjadi lebih sederhana dan jelas bahwa hanya ada empat kerajaan dunia di bumi sejak
zaman Daniel. Kerajaan ini sering dibahas dalam nubuatan Alkitab dan disebut-sebut namanya oleh
beberapa orang yang membicarakan nubuatan Daniel. Merujuk pada Daniel 8:20,21 dan Daniel 11:2
misalnya. Dalam pasal kedua kitab Daniel, empat kerajaan yang sama dilambangkan dengan empat logam
dalam patung besar Nebukadnezar. Empat kerajaan itu adalah Babel, Media-Persia, Yunani dan Romawi.
Sekarang mari kita perhatikan munculnya binatang keempat, yang mana adalah kerajaan yang keempat
yang akan ada di bumi (ayat 23). Meskipun Daniel telah melihat binatang liar lainnya seperti yang
digambarkan dalam tiga simbol nubuatan yang pertama, dia tidak pernah melihat apapun seperti binatang
keempat yang mengerikan. Beginilah cara Alkitab menggambarkannya: Kemudian aku melihat dalam
penglihatan malam itu, tampak seekor binatang yang keempat, yang menakutkan dan mendahsyatkan,
dan ia sangat kuat. Ia bergigi besar dari besi; ia melahap dan meremukkan, dan sisanya diinjak-injaknya
dengan kakinya; lagipula ia bertanduk sepuluh ayat 7.
Seperti yang telah kita pelajari, ini melambangkan kerajaan dunia yang keempat, yang mana adalah
kerajaan besi Romawi. Kekuasaan kejamnya yang mendominasi bumi tercatat dalam halaman sejarah
kuno, tetapi bangsa kuat ini juga akan terpecah, seperti diindikasikan ayat 24, Kesepuluh tanduk itu ialah
kesepuluh raja yang muncul dari kerajaan itu. Tolong perhatikan inilah interpretasi Tuhan mengenai
sepuluh tanduk dari hewan ini. Romawi akan terbagi menjadi sepuluh bagian.
Dengan menjejaki sejarah kita menemukan penggenapan tepatnya terjadi pada tahun 476 M. Suku barbar
datang dari daerah Utara, dan membanjiri Eropa Barat, memecahnya menjadi sepuluh bagian. Bagian itu
tentunya juga berhubungan dengan sepuluh jari kaki dari patung besar dalam Daniel 2.
Semua pelajar sejarah sangat akrab dengan nama-nama suku penakluk Eropa Barat pada tahun 476
Masehi. Mereka adalah Anglo-Saxons, Alemanni, Heruli, Vandals, Osthrogoths, Visigoths, Suevi,
Lombards, Burgundians dan Franks. Tujuh dari suku itu masih ada sampai saat ini, berkembang menjadi
negara-negara modern. Mereka masih ada di peta Eropa sebagai kuasa penting pada abad ke-20. Tiga
dari mereka lenyap dari sejarah, seperti kita akan pelajari sesaat lagi.
Si Tanduk Kecil
Sekarang kita bersiap membaca ayat berikutnya dari nubuatan, dan mencari tahu arti si tanduk kecil dalam
penglihatan Daniel. Sementara aku memperhatikan tanduk-tanduk itu, tampak tumbuh di antaranya suatu
tanduk lain yang kecil, sehingga tiga dari tanduk-tanduk yang dahulu itu tercabut; dan pada tanduk itu
tampak ada mata seperti mata manusia dan mulut yang menyombong ayat 8. Di sini kita harus sangat
cermat. Kita tidak boleh membuat kesalahan mengidentifikasi kuasa si tanduk kecil, karena itu akan
menjadi kuasa besar anti-Kristus dalam sejarah.
Untuk menghindari semua kesalahan identitas, akan lebih baik pertama-tama untuk memperhatikan
sembilan karakteristik digambarkan dalam nubuatan itu sendiri. Ciri-ciri identitas ini akan memampukan
kita untuk secara mutlak yakin akan penafsirannya. Kita tidak berani asal menebak atau berspekulasi
mengenai identitas historis dari si tanduk kecil nubuatan ini.
Pertama si tanduk kecil muncul di antara sepuluh tanduk. Ini menempatkannya secara geografis di dataran
Eropa Barat. Kedua, itu muncul setelah sepuluh tanduk ada, karena dia muncul di antaranya (ayat 8).
Karena sepuluh tanduk itu muncul tahun 476 Masehi, si tanduk kecil harusnya mulai pemerintahannya
setelah waktu itu. Yang ketiga, dia akan menyingkirkan tiga dari sepuluh suku seiring dia muncul. Ayat ke
delapan menyatakan bahwa sebelum si tanduk kecil muncul ia menyebabkan sehingga tiga dari tanduktanduk yang dahulu itu tercabut.
Keempat, si tanduk kecil itu akan punya mata seperti mata manusia dan mulut yang menyombong ayat 8.
Ini menandakan bahwa seorang manusia akan menjadi pemimpin kuasa yang dilambangkan dengan si
tanduk kecil. Yang kelima dia berbeda dengan raja-raja (tanduk) yang dahulu ayat 24. Ini artinya si tanduk
kecil akan menjadi jenis kuasa yang berbeda dari kuasa politik murni kerajaan-kerajaan yang sebelumnya.
Karakteristik yang keenam diungkapkan dalam bagian pertama ayat keduapuluh lima. Ia akan
mengucapkan perkataan yang menentang Yang Mahatinggi. Ayat yang lain berkata, diberikan mulut,
yang penuh kesombongan dan hujat (Wahyu 13:5).
Dari poin ini mari kita lihat definisi hujat dalam Alkitab. Dalam Yohanes 10:30-33, Yesus hendak dirajam
karena menyatakan Ia satu dengan Bapa. Orang-orang Yahudi yang hendak membunuh-Nya berkata,
"Bukan karena suatu pekerjaan baik maka kami mau melempari Engkau, melainkan karena Engkau
menghujat Tuhan dan karena Engkau, sekalipun hanya seorang manusia saja, menyamakan diri-Mu
dengan Tuhan." Menurut ayat ini adalah sebuah hujat bagi seorang manusia untuk menyamakan diri
dengan Tuhan.
Sekarang mari kita lihat definisi lain dari penghujatan. Yesus telah mengampuni dosa seseorang, dan ahli
taurat berkata, "Mengapa orang ini berkata begitu? Ia menghujat Tuhan. Siapa yang dapat mengampuni
dosa selain dari pada Tuhan sendiri?" (Markus 2:7). Jelas Yesus bukan seorang penghujat, karena Ia
adalah Tuhan dan Dia mampu memberikan pengampunan. Tetapi bagi seorang manusia untuk
menyatakan bahwa ia mempunyai hak tersebut itu akan menjadi sebuah penghujatan, menurut definisi
Alkitab sendiri.
Sekarang kita sampai pada poin identitas yang ketujuh, yang juga ditemukan dalam ayat duapuluh lima,
dan akan menganiaya orang-orang kudus milik Yang Mahatinggi. Ini mengatakan pada kita bahwa si
tanduk kecil adalah kuasa penganiaya. Ini akan memerangi umat Tuhan dan membunuhi mereka. Tanda
yang kedelapan juga dinyatakan dalam ayat duapuluh lima, ia berusaha untuk mengubah waktu dan
hukum. Tampaknya dalam permusuhan sengitnya dengan Tuhan di Surga, dengan menghujat Dia, kuasa
ini juga mencoba merubah hukum sempurna Tuhan. Pergerakan si tanduk kecil ini hanya menjadi sebuah
usaha. Tentunya manusia tidak akan pernah dapat merubah hukum moral Tuhan.
Yang kesembilan dan tanda identifikasi yang terakhir, dalam ayat dua puluh lima, mengatakan pada kita
dengan tepat berapa lama tanduk kecil ini akan menjalankan kuasanya di bumi, dan mereka akan
diserahkan ke dalam tangannya selama satu masa dan dua masa dan setengah masa. Di sini kita
berhadapan dengan ekspresi yang aneh. Ini sebetulnya sebuah frase nubuatan yang dijelaskan oleh
Alkitab sendiri. Dalam Wahyu 12:14, kita membaca perkataan menyangkut periode waktu yang sama,
Kepada perempuan itu diberikan kedua sayap dari burung nasar yang besar, supaya ia terbang ke
tempatnya di padang gurun, di mana ia dipelihara jauh dari tempat ular itu selama satu masa dan dua
masa dan setengah masa. Sekarang mari kita baca ayat enamnya, yang menggambarkan peristiwa yang
sama. Alih-alih berkata satu masa, dua masa dan setengah masa, dikatakan di sana, seribu dua ratus
enam puluh hari. Demikian kita dapat melihat bahwa dua periode waktu tersebut adalah jelas sama.
Dengan membandingkan ayat Firman, bahwa satu masa adalah satu tahun dalam nubuatan Alkitab, dua
masa adalah dua tahun, dan setengah masa adalah setengah tahun. Ini memberikan pada kita secara total
3 masa, atau 3 tahun yang secara tepat sama dengan 1.260 hari. Kita tentunya menggunakan tahun
Alkitab selama 360 hari.
Kita sekarang siap untuk mengaplikasikan prinsip besar lainnya dalam interpretasi nubuatan. Mohon
perhatikan bahwa untuk mengaplikasikan nubuatan waktu, Tuhan menggunakan satu hari untuk
melambangkan satu tahun. Dalam Yehezkiel 4:6 kita melihat aturan ini, Aku menentukan bagimu satu hari
untuk satu tahun. Dukungan lain untuk ini ditemukan dalam Bilangan 14:34. Cara perhitungan waktu ini
harus selalu diaplikasikan dalam pembelajaran nubuatan Alkitab. Ini artinya bahwa kuasa si tanduk kecil
akan memerintah selama 1.260 tahun, bukan literal 1.260 hari.
munculnya gereja Katolik. Pasukan Romawi masuk untuk mencabut dan secara sepenuhnya
menghancurkan ketiga suku tersebut. Suku ketiga yang terakhir hancur tepat tahun 538 Masehi, di mana
titah Justinian berlaku.
Keempat, gereja Katolik memang mempunyai seorang manusia sebagai pemimpin sistem tersebut. Yang
kelima, kepausan memang sebuah kuasa yang berbeda dari kerajaan politik sebelumnya. Itu adalah
sebuah sistem politik-agama tidak seperti apapun yang pernah ada sebelumnya di dunia.
Sekarang mari kita lihat karakteristik keenam mengucapkan perkataan menentang dan menghujat Yang
Maha Tinggi. Apakah kepausan memenuhi gambaran ini? Kita hanya perlu diingatkan bahwa gereja Katolik
telah memberi atribut bagi dirinya sendiri kuasa untuk mengampuni dosa. Untuk perkataan yang
menentang Yang Maha Tinggi, izinkan saya mengutip sebuah artikel oleh F. Lucii Feraris, yang ada dalam
buku Prompta Bibliotheca Canonica Juridica Moralis Theologica. Buku ini dicetak di Roma dan didukung
oleh ensiklopedia Katolik. Perhatikan pernyataan ini: Paus mempunyai kemuliaan yang sangat tinggi dan
begitu dihormati, sehingga dia bukan sekedar manusia biasa, tetapi seakan Tuhan dan wakil dari Tuhan.
Paus seakan Tuhan di muka bumi, pemimpin raja-raja, punya kuasa penuh. Volume VI, hal. 2529. Ini
hanyalah beberapa perkataan yang Alkitab definisikan sebagai hujat. Demikianlah kepausan memenuhi
tanda identitas sebagai kuasa si tanduk kecil.
Beralih ke poin identitas yang ketujuh, kita menemukan bahwa sejarah mendukung nubuatan menyangkut
penganiayaan kepausan. Setiap orang yang punya pengetahuan tentang abad pertengahan akrab dengan
fakta bahwa jutaan orang disiksa dan dibunuh oleh inkuisisi Katolik. Dari sebuah buku yang ditulis oleh
kardinal Katolik, yang juga menyatakan dukungan kepada gereja, kita dapati, Gereja Katolik punya
ketakutan akan darah. Akan tetapi saat berhadapan dengan bidaah dia beralih kepada pemaksaan,
sampai penghukuman korporat, sampai ke penyiksaan. Dia membentuk pengadilan seperti halnya
inkuisisi. Dia memakai hukum negara untuk mendukungnya, Khususnya saat dia melakukannya pada
abad ke-16 berhubungan dengan Protestantisme. Di Perancis, saat pemerintahan Francis I dan Henry
II, di Inggris pada pemerintahan Mary Tudor, dia menyiksa pada bidat. Dari the Catholic Church, The
Renaissance and Protestantism, hal. 182-184.
Kita dapat mendapatkan banyak pernyataan seperti ini dari sejarawan baik dari pihak Katolik maupun
Protestan, yang menggambarkan siksaan yang mengerikan sebagai wewenang kepausan terhadap kaum
Protestan. Demikian kita dapat melihat penggenapan penuh deskripsi si tanduk kecil ini.
Tanda kedelapan, seperti diberikan dalam ayat dua puluh lima, mengenai usaha untuk merubah hukum
Tuhan. Apakah ini teraplikasi bagi kepausan? Mohon catat hal ini: Gereja Katolik telah menyingkirkan
perintah kedua dari buku pengajarannya dan katekisme, karena perintah itu melarang penyembahan
berhala. Perintah kesepuluh lalu dibagi sehingga mereka masih tetap mempunyai sepuluh perintah. Jadi
dua perintah menentang irihati dan tidak ada yang menentang penyembahan berhala. Dengan cara ini
kepausan telah berusaha merubah hukum, tetapi tidak berhasil. Hukum Tuhan tidak dapat dirubah.
Akhirnya kita sampai ke tanda pengenal yang kesembilan, yang mengatakan kepada kita berapa lama
tepatnya kepausan ini akan menjalankan kuasanya di bumi. Kita menemukan bahwa itu adalah untuk
periode 1.260 tahun. Apakah ini sesuai menurut catatan sejarah? Ingat bagaimana kita telah mencatat
bagaimana kepausan memulai kuasanya, lewat perintah Justinian tahun 538 Masehi. Dengan
menambahkan 1.260 tahun dari tahun ini, kita dibawa ke tahun 1798. Tepat pada tahun itu Berthier
seorang jendral Perancis dengan pasukannya memasuki kota Roma dan menyeret paus dari takhtanya.
Dia diasingkan dan semua kepemilikan gereja disita.
Pemerintah Perancis mengumumkan bahwa tidak akan ada lagi uskup Roma lainnya. Sejauh dunia ini
tahu dan dengan penampakan luar lainnya gereja Katolik sudah mati. Setelah tepat 1.260 tahun,
menggenapi nubuatan, dia kehilangan kuasa dunianya. Demikianlah poin terakhir digenapi dengan jelas
oleh kepausan dan hanya oleh dia saja.
Adalah di tahun 1929 saat Mussolini mengeksekusi concordat 1929 dengan paus, mengembalikan harta
yang telah disita dari gereja. Pada saat itu paus sekali lagi dikembalikan menjadi raja, dan kota Vatikan
dibentuk sebagai kuasa politik independen. Dari masa itu sampai saat ini, kekuatan kepausan telah
berkembang dengan luar biasa.
Saat ini hampir semua negara di dunia punya wakil politik di kota Vatikan. Pengaruh luar biasa dari
kepausan dalam hubungan dunia terbukti dalam berita utama surat kabar saat ini. Hampir semua
perkataan paus diberitakan sampai ujung bumi, dan jutaan orang melihat kuasa kepausan sebagai
pengaruh terbesar dalam politik saat ini. Ya, luka itu sedang pulih dan dunia semakin terpana untuk
mengikuti si binatang.
Sebuah
Nubuatan
Pertentangan
Setelah kejatuhan dalam dosa Tuhan mengumumkan sebuah kutukan pada setiap pihak yang mengambil
bagian pada pelanggaran itu. Dalam Kejadian 3:15, kita membaca kutukan yang diberikan kepada iblis
atau si naga. Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu
dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya."
Inilah nubuatan pertikaian panjang yang akan ada antara si naga dan si wanita, dan antara keturunan si
naga dan keturunan si wanita.
Tetapi merujuk siapakah si wanita dalam nubuatan ini? Seorang wanita dalam nubuatan Alkitab selalu
melambangkan gereja. Dalam Yeremia 6:2 kita baca, Adakah puteri Sion sama seperti padang yang
paling disukai. Siapakah Sion? Yesaya 51:16, dan berkata kepada Sion: Engkau adalah umat-Ku! Jadi
pertikaian itu terus berlanjut setelah peristiwa Eden. Selalu ada dua pihak dari dulu sampai sekarang. Naga
dan pengikutnya berhadapan dengan Tuhan dan pengikut-Nya. Kebenaran versus kesalahan, dan Setan
versus gereja-Nya.
Dua Pihak
Setan dan Tuhan saling berhadapan untuk kendali hidup setiap manusia. Bahkan dalam anak-anak Adam
kedua pihak itu digambarkan. Kain ada pada pihak si naga dan ingin menggantikan jalan yang Tuhan
perintahkan dengan jalannya sendiri. Habel berada di pihak Tuhan dan begitu benar sehingga Kain
membunuh dia. Apakah Anda ingat Tuhan memberitahu mereka berdua untuk membawa seekor anak
domba, tetapi Kain mengganti apa yang Tuhan telah perintahkan untuk persembahan dengan buah atau
sayuran. Dia mencoba atau membuat sebuah tiruan untuk kebenaran mutlak Tuhan.
Lewat keturunan Kain bumi menjadi begitu rusak sehingga Tuhan akhirnya harus membinasakannya
dengan air bah. Tetapi setelah itu kedua pihak tersebut muncul lagi. Pengikut si naga terkonsentrasi di
Babel dan mencoba menyangkal Tuhan dengan membangun sebuah menara tinggi untuk mencapai langit.
Rencana itu gagal tentunya, dan daerah menara Babel tersebut menjadi kerajaan Babel, yang pada tahun
606 SM mulai memerintah sebagai kerajaan dunia yang pertama.
Selama tahun-tahun awal kebingungan itu Tuhan memanggil Abraham keluar dari Babel dan mengirim dia
ke Kanaan. Abraham bertumbuh di Mesopotamia sana, dekat tempat di mana menara Babel itu coba
dibangun, dan di mana kerajaan Babel berkembang. Rencana Tuhan selalu melibatkan sebuah panggilan
untuk memisahkan diri dari kebingungan yang penuh kepalsuan.
Tetapi saat peemerintahan Romawi, sebuah hal dahsyat terjadi! Adalah waktunya bagi keturunan si wanita
untuk muncul. Ingat nubuatan yang berkata mengenai permusuhan antara keturunan si perempuan dan
keturunan si naga. Keturunan si perempuan muncul di masa pemerintahan Romawi Mari kita baca tentang
ini dalam Wahyu 12:1, Maka tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan
matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya.
Jangan lupa bahwa seorang perempuan dalam nubuatan melambangkan sebuah gereja. Seorang
perempuan yang suci melambangkan gereja yang benar, tetapi seorang perempuan pelacur
melambangkan sebuah sistem keagamaan yang palsu.
Keturunan si Perempuan
Wanita berselubungkan matahari dalam Wahyu dua belas melambangkan gereja yang benar, gereja
apostolik dengan doktrinnya yang murni. Dua belas bintang di kepalanya adalah kedua belas rasul. Ia
sedang mengandung dan dalam keluhan dan penderitaannya hendak melahirkan ia berteriak kesakitan.
Maka tampaklah suatu tanda yang lain di langit; dan lihatlah, seekor naga merah padam yang besar,
berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh, dan di atas kepalanya ada tujuh mahkota. Dan ekornya menyeret
sepertiga dari bintang-bintang di langit dan melemparkannya ke atas bumi. Dan naga itu berdiri di hadapan
perempuan yang hendak melahirkan itu, untuk menelan Anaknya, segera sesudah perempuan itu
melahirkan-Nya. Maka ia melahirkan seorang Anak laki-laki, yang akan menggembalakan semua bangsa
dengan gada besi; tiba-tiba Anaknya itu dirampas dan dibawa lari kepada Tuhan dan ke takhta-Nya
(Wahyu 12:2-5). Jadi sekarang siapakah Anak laki-lakinya ini? Hanya ada satu Anak laki-laki yang
ditakdirkan untuk memimpin semua bangsa dan yang akhirnya diangkat ke takhta Tuhan. Tidak lain yaitu
Yesus Kristus. Tetapi siapa yang coba membunuh Yesus segera setelah Dia dilahirkan? Anda menjawab
Herodes, raja boneka Romawi. Demikianlah hal itu terjadi. Herodes mencoba membunuh semua bayi
laki-laki di Yudea untuk membunuh Kristus.
Kerajaan Romawi lalu dilambangkan dalam nubuatan Alkitab dengan naga merah yang sama seperti
halnya iblis sendiri. Karena Setan bekerja dengan erat dengan negara tersebut untuk menghancurkan
Yesus, Romawi kafir dilambangkan dengan simbol nubuatan yang sama seperti halnya si iblis. Tetapi
Herodes tidak berhasil dalam usahanya untuk menghancurkan Anak laki-laki tersebut. Maria dan Yusuf
pergi ke Mesir dan lolos dari titah mengerikan itu. Tindakan maut Setan untuk menghancurkan Yesus di
kayu salib dimentahkan hari Minggu paginya saat Yang disalibkan itu membongkar belenggu kematian
lewat kebangkitan-Nya. Empat puluh hari kemudian Dia naik ke Surga sebagai penggenapan sempurna
Firman nubuatan.
Saat si naga menyadari bahwa dia tidak mampu menghancurkan Kristus, dia memalingkan kemarahannya
kepada jemaat mula-mula. Menurut Wahyu 12:13, Dan ketika naga itu sadar, bahwa ia telah dilemparkan
di atas bumi, ia memburu perempuan yang melahirkan Anak laki-laki itu. Pada waktu ini hanya
sekelompok kecil umat Kristen di seluruh dunia, dan Setan merasa dia dapat membinasakan secara
sepenuhnya mereka lewat penganiayaan. Ribuan umat Kristen menjadi martir di bawah penganiayaan
yang mengerikan dari kaisar Romawi yang kejam. Tetapi injil terus bertumbuh dan menyebar. Darah para
martir seakan menjadi benih gereja. Saat seorang meninggal, seratus orang muncul menggantikan
tempatnya. Paulus mengkhotbahkan injilnya tepat di pintu gerbang Roma. Naga tua itu menjadi kuatir.
Sekaranglah waktunya bagi keturunan si naga untuk muncul.
Keturunan
si
Naga
Selama berabad-abad Setan mencoba untuk menghancurkan umat Tuhan lewat oposisi keras dari Babel,
Media-Persia, Yunani, dan Romawi. Lewat kekerasan dan penganiayaan, dia telah gagal untuk
melenyapkan kebenaran. Jadi apa yang dia tidak dapat lakukan dengan kekerasan, si naga sekarang
mencobanya dengan strategi dan penipuan. Dia akan mengorganisir sistem agama palsunya sendiri. Dia
akan membawa ajaran dan filosofi kekafiran dari kerajaan kuno Babel, Media-Persia, Yunani dan Romawi,
dan menggabungkannya dengan ajaran Kekristenan. Demikianlah dia mencoba menghancurkan jutaan
orang lewat penyesatan.
Dalam bentuk apa keturunan si naga muncul? Itu disajikan sebagai kuasa binatang dalam Wahyu 13.
Sangat penting kenapa si binatang dibuat bagian badannya dari singa, macan tutul, beruang dan binatang
yang susah digambarkan dalam Daniel 7. Ilustrasi gambaran Tuhan untuk kepausan menyatakan bahwa
dia didirikan dari semua bagian kerajaan kafir kuno tersebut. Secara khusus dia dapat kekuatannya dari
bangsa Romawi kafir. Menurut Wahyu 13:2, naga tersebut memberikan kepada binatang tersebut
kekuatan, takhta, dan kekuasaannya yang besar. Kita telah mempelajari bahwa si naga sesungguhnya
melambangkan kerajaan Romawi kafir, seperti halnya iblis sendiri.
Apakah Romawi kafir sesungguhnya memberikan kekuasaannya kepada kepausan? Faktanya adalah
pada tahun 330 Masehi, kaisar Romawi Konstantin memberikan seluruh kota Roma kepada paus sebagai
pusat kekuasaannya. Sejarah memakai hampir semua perkataan nubuatan untuk menggambarkannya.
Saya akan mengutip dari sebuah sumber Katolik dan satu buku sejarah untuk poin ini: Saat Kekaisaran
Romawi menjadi Kristen, dan damai dijanjikan kepada gereja, kaisar menyerahkan kota Roma kepada
paus, untuk menjadi takhta kekuasaan dari wakil Kristus, yang akan memerintah di sana terbebas dari
semua wewenang manusia sampai akhir masa, sampai akhir waktu. dari Papal Rights and Privileges,
hal.13,14.
Perpindahan ibukota kerajaan dari Roma ke Konstantinopel pada tahun 330 Masehi meninggalkan gereja
barat tersebut praktis terbebas dari kuasa kekaisaran untuk mengembangkan bentuk organisasinya
sendiri. Uskup Roma di tempat kaisar, sekarang adalah orang nomor satu di Barat, dan segera menjadi
pemimpin politik juga spiritual. dari The Rise of the Medieval Church, hal.168. Betapa jelasnya pernyataan
ini menunjukkan bahwa kepausan memperoleh takhta dan kuasanya dari Romawi kafir! Tetapi dari mana
Romawi mendapatkannya? Dari Yunani. Dan dari mana Yunani mendapatkan kekuasaannya? Dari MediaPersia. Dan
dari mana
Media-Persia
mendapatkannya?
Dari Babel.
Dan
dari mana
Babel
mendapatkannya? Dari si naga. Jadi kita mulai memahami kenapa Tuhan memberikan peringatan
menakutkan semacam itu terhadap kuasa si binatang. Si naga sebenarnya dibelakang semuanya.
Kepalsuan
dalam
Busana
Kekafiran
Mari kita renungkan sejenak bagaimana ajaran kafir dapat menemukan jalan dalam sistem agama palsu
yang Setan perkenalkan. Karena sebuah tanda dari kuasa si naga adalah untuk memalsukan dan
menggantikan, kita akan melihat dalam sistem politik dan agama ini operasi neraka terbaik yang Setan
lakukan. Seperti halnya kasus Kain, sebuah pengganti dibuat sedemikian rupa untuk menggantikan
perintah Tuhan. Banyak peninggalan penyembahan matahari diselaraskan dengan status Kekristenan.
Sebuah set doktrin palsu ditambahkan sehingga kepausan dapat memperoleh prestise di mata orangorang kafir pada waktu itu. Berhala paganisme ditinggalkan, tetapi berhala Petrus, Maria dan para orang
kudus datang menggantikan tempat mereka.
Sebagai sebuah contoh bagaimana konsep paganisme masuk dalam gereja, perhatikan misalnya Natal.
Apakah Anda tahu dari mana perayaan Natal berasal? Natal, sebagai sebuah festival sudah ada jauh
sebelum Yesus lahir ke dunia. 25 Desember sebenarnya dirayakan ratusan tahun sebelum Kristus lahir.
Paganisme menyembah matahari, dan mereka memperhatikan bahwa di bulan Desember hari menjadi
semakin pendek dan matahari seakan menjadi semakin jauh dari mereka. Takut matahari akan
meninggalkan mereka, mereka mempersembahkan doa dan korban. Lalu pada tanggal 25 Desember,
untuk pertama kalinya mereka melihat matahari seakan mendekat kembali. Jadi orang-orang mengatakan,
matahari dilahirkan kembali untuk kita. Mereka peringati 25 Desember sebagai hari ulang tahun matahari
atau dewa matahari. Itu menjadi perayaan besar keagamaan bagi mereka.
Hanya paganisme yang merayakan hari tersebut sampai akhirnya sistem kepausan yang penuh kepalsuan
terbentuk. Akhirnya saat itu hari tersebut diadopsi oleh kepausan, dan disebut hari kelahiran Sang Putra
(SON), alih-alih perayaan ulang tahun Matahari (SUN). Dr. Gilbert Murray, M.A., Litt., LL.D., F.B.A.,
professor Yunani di universitas Oxford menulis demikian: Mitraisme punya banyak pengikut, sehingga itu
dapat memaksakan dunia Kristen hari Minggunya (Sunday) menggantikan Sabtu (Sabat); adalah hari
kelahiran matahari pada tanggal 25 Desember yang dirayakan sebagai hari kelahiran Yesus. History of
Christianity in the Light of Modern Knowledge, Chapter III; cited in Religion and Philosophy, hal. 73,74.
New York: 1929.
Sebenarnya kita tidak pernah tahu tanggal kelahiran Kristus. Sebagaimana Anda dapat lihat, pengadopsian
25 Desember murni berdasarkan perayaan kafir atas festival penyembahan matahari. Tolong catat betapa
mudahnya sebuah institusi pagan dapat menyelip masuk dalam gereja Kristen dan bahkan dapat
tertransfer kepada Protestantisme.
Bagaimana dengan Easter (Paskah)? Itu adalah perayaan Kristen lainnya yang cukup terkenal dalam
gereja-gereja modern. Akan tetapi itu juga dirayakan paganisme jauh sebelum kebangkitan Kristus. Semua
kelompok Kristen mengetahui bahwa Minggu Paskah sering kali selisih lima mingguan dari tahun ini ke
tahun berikutnya. Hanya sedikit yang tahu bahwa itu ditentukan oleh pergerakkan benda-benda langit.
Easter selalu jatuh hari Minggu pertama setelah bulan purnama pertama waktu matahari melewati
khatulistiwa.
Orang-orang pagan dahulu menyadari bahwa segala sesuatunya seakan lahir baru di awal musim semi,
segera setelah matahari melewati khatulistiwa. Jadi mereka menentukan sebuah hari di musim semi untuk
menghormati dewi reproduksi. Hari itu didedikasikan untuk Isthar, dewi reproduksi, karena hidup yang baru
dan pertumbuhan di alam. Kata Easter tersebut diambil langsung dari transliterasi nama dewi Isthar, yang
penyembahannya dikenang lewat adopsi Easter (Paskah).
Sering kali orang Kristen awam bertanya-tanya apa hubungannya kelinci dan telur paskah dengan
kebangkitan Kristus. Sudah barangtentu mereka tidak berhubungan. Orang-orang pagan tersebut memilih
kelinci sebagai simbol harinya Isthar karena itu reproduser yang subur. Telur juga dipilih karena itu
lambang kesuburan. Di antara orang kafir, hari itu berhubungan dengan praktek yang paling tidak senonoh.
Selama periode waktu di mana kepausan berkembang, hari Isthar diadopsi oleh gereja dan disebut Easter
(Paskah). Bahkan simbolnya, kelinci dan telur, dipakai untuk mengenang asal-usul pagannya. Contohcontoh ini diberikan hanya untuk sekedar menunjukkan betapa mudahnya iblis dapat memasukkan ide-ide
pagan dalam gereja. Seiring kepausan berkembang, itu terbuka untuk menerima tradisi-tradisi yang tidak
Alkitabiah yang menandai dengan jelas sebagai kuasa palsu sebenarnya yang digambarkan oleh Tuhan
dalam Wahyu 13.
Pertanyaan yang muncul dalam pikiran kita pada titik ini: Apakah kita sungguh mengikuti Alkitab dalam
semua ajaran kita? Kalau tradisi dan kebiasaan kafir begitu mudahnya menyusup dalam gereja,
bagaimana dengan ajaran lainnya? Hal-hal yang disebutkan sejauh ini belum bertentangan dengan
perintah langsung Tuhan. Kita tidak punya perintah mengenai merayakan kelahiran atau kebangkitan
Kristus. Kita dapat mengenang kelahiran dan kebangkitan-Nya kapanpun dan pada hari apapun dalam
satu tahun. Pada bab berikutnya kita akan menemukan, meskipun ajaran lainnya yang diperkenalkan yang
menyerang langsung pusat agama Alkitab. Kita tidak begitu perhatian, kecuali untuk hal-hal yang
bertentangan dengan perintah yang jelas dari Tuhan.
Kuasa yang berkembang dari kepausan melanjutkan programnya dengan memalsukan beberapa
kebenaran penting yang terkandung dalam Firman Tuhan. Sekiranya mata kita boleh dibukakan untuk
mengenali hal-hal palsu ini dan untuk tetap setia pada kebenaran pasti dalam bentuk originalnya.
kuasa kepausan. Ini adalah bukti penjuru sehubungan dengan tanda-tanda lainnya yang dinyatakan
dengan jelas dalam Alkitab.
Materai Tuhan
Sebuah materai adalah sesuatu yang berhubungan dengan masalah hukum. Dokumen resmi selalu dicap
dengan materai (cap) organisasi pemerintah terkait. Setiap pemerintah punya materai (cap) untuk dibubuhi
pada dokumen sah. Tujuannya adalah untuk menunjukkan otoritas di balik dokumen tersebut. Ini juga ada
pada hukum negara. Setiap hukum yang baru ada sebuah materai (cap) untuk menunjukkan bahwa ada
kuasa dan otoritas untuk mendukung hukum tersebut.
Perhatikan bahwa rata-rata tiap cap mempunyai tiga keterangan di dalamnya. Itu biasanya mencantumkan
nama otoritasnya, kantor atau jabatan yang memberi otoritas, dan wilayah yang mana dia berkuasa.
Stempel presiden Amerika mempunyai perkataan sebagai berikut: Barrack Obama, President, United
States of America. Saat stempel itu dicapkan pada sebuah hukum atau dokumen resmi, itu menunjukkan
bahwa otoritas presiden mendukung deklarasi tersebut.
Apakah materai (cap) Tuhan juga berhubungan dengan hukum-Nya? Jika demikian, bagaimana dan di
mana itu dibubuhkan? Mari baca Yesaya 8:16 (terjemahan literal KJV), Ikatlah kesaksian ini, materaikan
taurat ini di antara murid-murid-Ku. Pada kenyataannya hukum-Nya dimateraikan di antara murid-murid
Tuhan. Tetapi di mana hukum itu ditempatkan pada mereka yang setia? Jawabannya ditemukan dalam
Ibrani 10:16, "Inilah perjanjian yang akan Kuadakan dengan mereka sesudah waktu itu," Ia berfirman pula:
"Aku akan menaruh hukum-Ku di dalam hati mereka dan menuliskannya dalam akal budi mereka.
Demikianlah materai Tuhan ditempatkan pada murid-murid-Nya. Itu dituliskan dalam pikiran mereka atau
secara simbolis pada dahi mereka. Ulangan 6:6,8 membuatnya menjadi lebih jelas: Apa yang
kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, Haruslah juga engkau mengikatkannya
sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu. Hukum Tuhan seperti Anda
ketahui harus dilakukan baik oleh perbuatan dan dalam pikiran. Itu dibicarakan seakan diaplikasikan pada
tangan dan dahi.
jawabannya: Ketika Tuhan pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu,
berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu. Lalu Tuhan memberkati
hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan
yang telah dibuat-Nya itu. Sabat adalah tanda dari kuasa penciptaan-Nya yang membedakan Dia dengan
ilah palsu lainnya.
dalam cawan murka-Nya; dan ia akan disiksa dengan api dan belerang di depan mata malaikat-malaikat
kudus dan di depan mata Anak Domba.
Dalam ayat 12 kita punya kelompok lainnya yang diidentifikasi dengan perkataan ini, Yang penting di sini
ialah ketekunan orang-orang kudus, yang menuruti perintah Allah dan iman kepada Yesus. Dengan kata
lain, mereka yang menuruti perintah Tuhan tidak menerima tanda binatang, dan mereka yang menerima
tanda binatang tidak menuruti perintah Tuhan. Sepuluh perintah , dalam materai Tuhan berkompetisi
dengan tanda binatang. Materai itu adalah Sabat, maka dari itu Sabat berlawanan dengan tanda binatang
itu. Lalu apa tanda binatang itu?
Kesaksian Sejarah
Berpaling sekarang kepada para saksi sejarah sekuler, Anda dapat membaca faktanya untuk diri Anda
sendiri. Setiap pernyataan didefinisikan dengan jelas dalam catatan sejarah. Dari Encyclopedia Britannica
dalam artikel hari Minggu kita baca: Adalah Konstantin yang pertama kali membuat sebuah hukum untuk
pemeliharaan hari Minggu dengan benar, dan yang menetapkan bahwa itu harus dirayakan secara rutin
di seluruh kerajaan Romawi. Inilah perkataan Dr. Gilbert Murray, M.A., D. Litt., L.L.D., F.B.A., Professor
bahasa Yunani di universitas Oxford: Jadi karena Mithras adalah Matahari yang tidak terkalahkan, dan
matahari adalah bintang megah, agama mencari seorang raja yang dapat menjadi wakil Mithras di muka
bumi. Kaisar Romawi tampaknya dengan jelas terindikasi sebagai raja yang sejati. Berbeda sekali
dengan Kekristenan, Mithras mengakui kaisar sebagai pembawa karunia ilahi dan penganutnya memenuhi
pasukan militer dan pegawai sipil. Itu punya penerimaan yang besar sehingga itu mampu menanamkan
pada dunia Kekristenan hari Minggunya menggantikan hari Sabat, hari ulang tahun mataharinya sebagai
hari kelahiran Yesus. Dari History of Christianity in the Light of Modern Knowledge.
Dr. William Frederick menyatakan kebenaran sejarah yang sama: Orang-orang bangsa lain adalah umat
penyembah berhala yang menyembah matahari, dan hari Minggu adalah hari mereka yang paling kudus.
Jadi agar dapat menjangkau orang-orang dalam ladang yang baru ini, seakan terlihat alami, juga perlu,
untuk membuat hari Minggu hari peristirahatan bagi gereja. Pada masa ini, adalah penting bagi gereja
antara untuk mengadopsi hari bangsa-bangsa lain, atau memanggil bangsa lain untuk merubah hari
mereka. Untuk merubah hari bangsa lain akan menjadi sebuah serangan dan batu sandungan bagi
mereka. Gereja secara alaminya dapat menjangkau mereka dengan lebih baik lewat pemeliharaan hari
mereka. Dari Sunday and Christian Sabbath, hal. 169,170.
North British Review memberikan alasan berikut kenapa umat Kristen mengadopsi hari Minggu kekafiran:
Hari itu adalah hari matahari bagi sesama mereka yang kafir dan orang satu bangsa mereka, dan
patriotisme memanfaatkan itu dengan senang hati untuk menyatukannya segera dengan hari Tuhan dan
Sabat mereka. Gereja mula-mula itu pada kenyataannya menutup diri untuk pengadopsian hari Minggu,
- sampai akhirnya itu menjadi berakar dan kokoh, sehingga akhirnya terlambat untuk membuat perubahan
lainnya. Dari Volume XVIII, hal.409.
Persetujuan Katolik
Karena nubuatan Daniel menyatakan bahwa kepausan akan berusaha mengubah waktu dan hukum,
mari kita Tanya pada dia sendiri apakah dia berhubungan dengan perubahan Sabat ini. Kita ingin adil bagi
semua orang, dan mendapatkan kesaksian otentik dari semuanya. Beberapa kutipan berikutnya diambil
dari otoritas Katolik terkenal yang mengekspresikan dengan jelas pengakuan kepausan akan upaya untuk
mengadakan perubahan tersebut. Dari Catholic Encyclopedia, vol. IV, hal.153: Gereja setelah merubah
hari peristirahatan dari Sabat Yahudi atau hari ketujuh mingguan ke hari pertama, membuat perintah ketiga
merujuk kepada hari Minggu sebagai hari kudus Tuhan.
Salvation History and Commandments, hal.294, edisi 1963, oleh Rev. Leo. J. Trese dan John J. Castlelot,
S.S. menggambarkannya dalam perkataan ini: Tidak ada yang dikatakan dalam Alkitab mengenai
perubahan hari Tuhan dari hari Sabtu ke hari Minggu. Kita hanya tahu perubahan ini berasal dari tradisi
gereja sebuah fakta yang diwariskan pada kita dari dulu oleh suara gereja. Itulah kenapa kita mendapati
sikap yang tidak logis dari banyak non-Katolik, yang mengatakan bahwa mereka tidak akan mempercayai
apapun, kecuali mereka dapat menemukannya dalam Alkitab dan tetap memelihara hari Minggu sebagai
hari Tuhan berdasarkan pernyataan gereja Katolik.
Seorang penulis Katolik terkenal lainnya memberikan penjelasan ini atas perubahan tersebut: Gereja
Katolik mentransfer pemeliharaan hari ketujuh pada hari pertama mingguan. Gereja Katolik
menganggapnya lebih sesuai untuk menetapkan hari ini, daripada hari Sabtu, hari perayaan umat Kristen.
Ini dari Catholicism edisi 1959, John Walsh, S.J., hal.325.
Sebuah katekismus oleh Killgallen dan Weber yang berjudul Hidup dalam Kristus Instruksi dalam iman
Katolik menjelaskan demikian: Kenapa gereja merubah hari Tuhan dari Sabat ke hari Minggu? Gereja
menggunakan kuasa mengikat dan melepas yang Kristus berikan pada paus, merubah hari Tuhan menjadi
hari
Minggu.
Hal.
243.
Sebuah Doctrinal Katekisme rev. Stephen Keenan mengatakan demikian: Question Apakah Anda punya
cara lain membuktikan bahwa gereja punya kuasa untuk menginstitusikan hukum hari raya? Jawaban
Apabila dia tidak memiliki kuasa tersebut, dia tidak akan dapat melakukannya yang mana semua ahli
agama modern setuju dengannya, dia tidak dapat menggantikannya dari pemeliharaan hari Sabtu, hari
ketujuh, ke pemeliharaan hari Minggu, hari pertama mingguan, sebuah perubahan yang mana tidak
berlandaskan otoritas Firman. Tolong perhatikan kata menggantikan, sebuah frase yang kita dapati lagi
dan lagi untuk menggambarkan aktivitas dari kuasa ini.
Kardinal Gibbons dalam bukunya Question Box, hal.179 membuat pengakuan mengejutkan ini: Kalau
Alkitab adalah satu-satunya panduan untuk umat Kristen, maka Advent Hari Ketujuh benar dalam
pemeliharaan hari Sabtu bersama dengan orang Yahudi. ...Bukankah aneh bahwa mereka yang
menjadikan Alkitab sebagai pengajar mereka satu-satunya mengikuti dalam hal ini tradisi gereja Katolik?
Rev. John A. OBrien dalam buku Understanding the Catholic Faith, hal. 13, edisi 1955, menyatakan:
Alkitab tidak mengandung semua ajaran agama Katolik, tidak juga memformulasikan semua tugas
anggotanya. Ambilah sebagai contoh pemeliharaan hari Minggu, hadir pada jam perbaktian, dan absen
dari perhambaan pekerjaan pada hari itu. Ini adalah sebuah masalah yang sesama Protestan tekankan
bertahun-tahun lalu; tetapi tidak ada dalam Alkitab di manapun hari Minggu ditetapkan sebagai hari Tuhan;
hari yang disebutkan adalah hari Sabat, hari terakhir mingguan. Gereja mula-mula, menyadari otoritasnya
untuk mengajar dalam nama Kristus, dengan sesukanya mengubah hari itu menjadi hari Minggu.
Salah satu tantangan terbesar pernah dilemparkan pada wajah Protestantisme adalah sebuah pernyataan
oleh father Enright, Presiden perguruan tinggi Redemptorist di Amerika: Adalah gereja Katolik yang kudus
yang merubah hari peristirahatan dari hari Sabtu ke hari Minggu, hari pertama mingguan. Dan itu tidak
hanya mengundang semua untuk memelihara hari Minggu, tetapi juga mendorong setiap orang untuk
bekerja pada hari ketujuh di bawah kutuk. Umat Protestan menyatakan penghargaan besar pada
Alkitab, tetapi dengan kesungguhan mereka memelihara hari Minggu, mereka mengakui kuasa gereja
Katolik. Alkitab berkata, Ingatlah hari Sabat dan jaga kekudusannya. Tetapi gereja Katolik mengatakan,
TIDAK, pelihara hari pertama mingguan dan perhatikanlah seluruh peradaban dunia tunduk dalam
penurutan hormatnya pada perintah gereja Katolik yang kudus.
Anda harus menjawab tantangan itu! Siapa yang mau Anda turuti? Perhatikanlah perkataan oleh C.F.
Thomas, konselir kardinal Gibbons, menjawab sebuah surat mengenai perubahan hari Sabat: Tentunya
gereja Katolik mengakui bahwa perubahan itu adalah tindakannya. Dan tindakan itu adalah tanda dari
kuasa dan otoritas gerejanya dalam masalah keagamaan. Dengan demikian masalahnya jadi jelas
Tuhan mengatakan bahwa Dialah Tuhan yang benar: Dia telah memberikan Sabat sebagai sebuah materai
dari otoritas-Nya sebagai Pencipta semuanya. Dengan memelihara hari Sabat, kita mengakui otoritas-Nya
sebagai Tuhan yang sejati. Tetapi gereja Katolik muncul dan berkata dengan pengaruhnya: tidak jangan
pelihara Sabat, pelihara hari pertama mingguan. Kita telah merubahnya, dan perubahan itu adalah tanda
kuasa kita untuk mengesampingkan hukum dan otoritas Tuhan.
Tanda binatang itu adalah hari Minggu, Sabat yang palsu, yang mana kuasa si binatang mencoba dikenali
sebagai sebuah otoritas yang lebih besar daripada Sang Pencipta sendiri. Tanda atau materai otoritas
Tuhan (Sabat) digantikan oleh tanda buatan kepausan (hari Minggu) yang diakuinya sebagai otoritasnya.
Oh, sekiranya dunia akan melihat dengan jelas masalah besar yang ada di hadapan kita saat ini! Kepada
siapa kita akan menurut kepada Tuhan atau kepada si binatang? Saat kita memahami masalahnya kita
harus membuat sebuah keputusan besar antara untuk memelihara Sabat yang benar dan mengakui
otoritas Tuhan, atau menerima Sabat yang palsu dan mengakui otoritas gereja Katolik. Kita pada akhirnya
akan menerima salah satu, materai Tuhan atau tanda binatang. Hanya ada dua pihak Tuhan dan si naga,
kebenaran dan kesalahan, Alkitab dan tradisi.
Sebuah buku yang diterbitkan tahun 1956 berjudul The Faith of Millions dan saat ini tersedia dari toko
buku Katolik sebagai buku pegangan agama Katolik mengandung pernyataan menarik ini pada hal. 473:
Tetapi karena hari Sabtu bukannya hari Minggu yang disebutkan dalam Alkitab, bukankah mengherankan
bahwa non-Katolik yang mengakui bahwa agama mereka secara langsung dari Alkitab dan bukannya dari
gereja memelihara hari Minggu daripada hari Sabtu? Sudah barang tentu, itu tidak konsisten; tetapi
perubahan ini dibuat sekitar lima belas abad sebelum Protestantisme lahir, dan pada saat itu kebiasaan ini
telah diadopsi secara universal. Mereka melanjutkan tradisi tersebut, meskipun itu ada berdasarkan
otoritas gereja Katolik dan bukan pada ayat jelas dalam Alkitab. Pemeliharaan itu tetap ada sebagai
sebuah pengingat dari ibu gereja dari mana pecahan non-Katolik ada seperti seorang anak kabur dari
rumah, tetapi masih membawa dalam sakunya sebuah foto dari ibunya atau untaian rambutnya.
Sudah lama kardinal Gibbons menyimpulkan masalah yang menghadapi setiap individu dalam pertanyaan
mengenai hari Sabat: Pemikiran dan kesadaran mengharuskan penerimaan satu atau yang lainnya dari
alternatif ini: antara menerima Protestantisme dan pemeliharaan kekudusan hari Sabtu, atau Katolik dan
pemeliharaan kekudusan hari Minggu. Kompromi adalah mustahil. Catholic Mirror, 23 Desember 1893.
Persetujuan Prostestan
Mungkin Anda bertanya-tanya apa yang badan Protestan pikirkan mengenai hal-hal yang sedang kita
bahas ini. Mereka akan bicara untuk dirinya sendiri. Inilah beberapa pengakuan jelas dari gereja-gereja
tersebut atas pentanyaan mengenai hari Sabat. Semua pernyataan diambil dari juru bicara yang paling
berotoritas. Inilah kutipan dari Dr. Edward T. Hiscox penulis manual gereja Baptis: Ada dan masih ada
sebuah perintah untuk memelihara kekudusan hari Sabat, tetapi hari Sabat itu bukanlah hari Minggu. Akan
dikatakan, akan tetapi dan dengan perayaan kemenangan hari Sabat itu telah ditransfer dari hari ketujuh
ke hari pertama mingguan. Di manakah catatan mengenai perubahan itu dapat ditemukan? Bukan
dalam Perjanjian Baru tentu bukan. Tentu saya cukup tahu bahwa hari Minggu masuk dalam sejarah
jemaat mula-mula sebagai sebuah hari keagamaan, seperti kita pelajari dari para pendahulu Kristen, dan
sumber lainnya. Tetapi sungguh sesuatu yang menyedihkan itu datang berlabel tanda paganisme, dan
dibaptis dengan nama dewa matahari, saat diadopsi dan disetujui oleh kemurtadan kepausan, dan
diturunkan sebagai warisan suci bagi Protestantisme! (dari sebuah catatan di hadapan konferens pendeta
di New York, 13 November 1893.) Pemimpin besar gereja baptis meringkaskan dengan sebuah perkataan
singkat semua yang dinyatakan dalam booklet ini.
Kristen Presbyterian di Work mengatakan demikian: Beberapa mencoba mendasari pemeliharaan hari
Minggu atas perintah para rasul, yang mana para rasul tidak pernah memberikan perintah dalam hal itu
sama sekali. Kebenarannya adalah segera setelah kita terpanggil oleh litera scripta (tulisan literal) dari
Alkitab, para pemelihara Sabat mempunyai argumen terbaik. Ed. 19 April 1883. Methodist Theological
Compendium menyatakan: Adalah benar tidak ada perintah positif untuk baptisan bayi juga tidak ada
perintah manapun untuk memelihara kekudusan hari pertama mingguan.
Dr. W.R. Dale (Congregational) dalam The Ten Commandments, hal.106,107, berkata: Adalah cukup jelas
bahwa betapa teguhnya atau berbaktinya kita memelihara hari Minggu, kita tidaklah memelihara hari
Sabat. Sabat berdiri atas sebuah perintah khusus ilahi. Kami dapat mengakui tidak pernah ada perintah
seperti itu untuk pemeliharaan hari Minggu. Tidak ada satu barispun dalam Perjanjian Baru yang
menyatakan kita dapat hukuman dengan melanggar pemeliharaan hari Minggu yang dikatakan kudus.
Posisi gereja Lutheran seperti diungkapkan dalam Augsburg Confession of Faith menyatakan:
Pemeliharaan hari Tuhan (Minggu) tidak didasarkan perintah manapun dari Tuhan, tetapi otoritas dari
gereja. Juru bicara Episkopal Neander menuliskan dalam the History of the Christian Religion and Church,
hal. 186: Perayaan hari Minggu, seperti halnya perayaan yang lain selalu hanya cetusan manusia, dan itu
jauh dari kepentingan para rasul untuk mencetuskan sebuah perintah ilahi dalam hal ini, jauh berbeda
dengan mereka dan dari jemaat apostolic mula-mula untuk mentransfer hukum Sabat ke hari Minggu.
Dalam Ten Rules for Living, oleh Clovis G. Chappell kita baca: Kita harus selalu ingat bahwa Sabat adalah
pemberian Tuhan bagi manusia, Kita menyadari tentunya bahwa Sabat kita tidaklah sama dengan Sabat
yang dipelihara oleh orang Yahudi. Sabat mereka adalah hari ketujuh mingguan, sementara Sabat kita
adalah hari pertama. Alasan kenapa kita memelihara Sabat hari pertama daripada hari ketujuh tidak
berdasarkan kepada perintah positif manapun. Seseorang akan menyelidiki kitab suci dengan sia-sia untuk
mencari otoritas merubah hari ketujuh ke hari pertama. Kristen mula-mula mulai berbakti pada hari
pertama karena Yesus bangkit dari antara orang mati pada hari itu. Seiring lewatnya waktu hari perbaktian
ini dibuat menjadi sebuah hari peristirahatan juga, sebuah hari libur legal. Ini terjadi pada tahun 321. Sabat
Kristen kita dengan demikian bukanlah sebuah masalah perintah yang meyakinkan. Halaman 61.
dunia untuk menerima Sabat palsu, dan akan mencoba memaksakan tanda kesetiaan kepada kepausan
itu.
Sebuah negara berbicara lewat hukumnya. Mungkin terlihat luar biasa bagi kita seiring kita membaca halhal ini saat ini, bahwa Amerika Serikat akan terbujuk untuk membuat undang-undang agama, dan coba
memaksa orang-orang untuk berbakti dengan cara tertentu, tetapi nubuatan belum pernah gagal. Dia akan
membuat sebuah patung bagi kepausan atau mengembangkan sebuah sistem yang menyerupai kuasa
tersebut. Gereja dan pemerintahan akan bersatu untuk memaksakan hukum agama dan dengan demikian
mirip menyerupai sistem kepausan.
Menurut nubuatan Amerika pada akhirnya akan menginisiatif pemaksaan tanda binatang. Apa artinya ini?
Apa tandanya? Berdasarkan yang Firman Tuhan telah tunjukkan kepada kita itu adalah Sabat palsu yang
diinisiatifkan oleh kuasa si binatang. Pemeliharaan hari Minggu daripada Sabat Alkitab diakui sebagai
tanda kesetiaan kepada gereja Katolik oleh para imam dan pemimpinnya sendiri. Akankah Amerika Serikat
kemudian akan mencoba memaksakan pemeliharaan hari Minggu? Itulah tepatnya yang dinubuatkan, dan
itulah tepatnya apa yang terbentuk saat ini dalam politik Amerika.
Tidak peduli seberapa besar kita dapat percaya sesuatu yang lain, saudara kita di Amerika akan mulai
memakai pengaruhnya untuk mendorong pemeliharaan hari Minggu. Fondasinya bahkan sudah diletakkan.
Saat ini banyak negara bagian di Amerika punya hukum hari Minggu semacam itu sebagai peraturan. Pada
beberapa tempat hukum agama ini telah memberikan kesusahan ekonomi bagi para pemelihara Sabat.
Beberapa kota besar telah mendesak adanya boikot bagi mereka yang menolak memelihara hari Minggu.
Nubuatan dalam Wahyu 13:17 mengindikasikan bahwa sanksi ekonomi akan dipraktekkan, dan tidak
seorangpun yang dapat membeli atau menjual selain dari pada mereka yang memakai tanda itu.
(hari Minggu), mereka menolak tanda yang Tuhan nyatakan sebagai tanda otoritas-Nya Sabat hari
ketujuh.
Keputusan
Seseorang mungkin mengajukan pertanyaan, Apa hubungan semua ini dengan saya? Itu adalah sebuah
pertanyaan yang penting, dan jawabannya jauh lebih penting. Keselamatan kekal kalian tergantung pada
keputusan kalian sekarang. Anda tidaklah dapat menghindari implikasi penyingkapan ini mengenai
penurutan
terhadap
perintah
Sabat.
Bukan
sebuah
pertanyaan
mengenai
kenyamanan
atau
ketidaknyamanan. Kita berurusan dengan hukum sepuluh perintah yang ditulis oleh Tuhan sendiri.
Melanggar salah satu perintah ini adalah perbuatan dosa, dan tidak ada pendosa yang dengan sengaja
akan diselamatkan. Jadi jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya,
ia berdosa (Yakobus 4:17).
Dengan cepat dunia berkonfederasi di bawah dua panji. Waktu sudah hampir habis. Pertikaian akbar ini
memasuki tahapan akhirnya. Sementara oikumene menarik sebuah blok denominasi-denominasi dalam
sebuah kemah bebas, yang berdasarkan terutama pada ketidaktaatan pada hukum kudus Sabat Tuhan,
sebuah kelompok lagi digambarkan sebagai mereka yang menuruti perintah Tuhan dan iman kepada
Yesus (Wahyu 14:12). Seiring ujian ini lebih mengemuka, setiap individu harus memilih antara untuk
menuruti Tuhan atau manusia, untuk mengikuti perintah Tuhan atau tradisi, untuk memelihara Sabat yang
benar atau Sabat yang palsu, untuk menerima materai Tuhan atau tanda binatang. Sekaranglah waktunya
untuk memutuskan masalah ini. Diberkatilah mereka yang menaati perintah-perintah-Nya, sehingga
Mereka akan memperoleh hak atas pohon kehidupan dan masuk melalui pintu-pintu gerbang ke dalam
kota itu (Wahyu 22:14 terjemahan literal KJV).