Anda di halaman 1dari 17

40

BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
3.1 Sejarah Singkat Kota Palopo.
Kota Palopo, dahulu disebut Kota Administratip (Kotip) Palopo,
merupakan Ibu Kota Kabupaten Luwu yang dibentuk berdasarkan Peraturan
Pemerintah ( PP ) Nomor Tahun 42 Tahun 1986.
Seiring dengan perkembangan zaman, tatkala gaung reformasi
bergulir dan melahirkan UU No. 22 Tahun 1999 dan PP 129 Tahun 2000,
telah membuka peluang bagi Kota Administratif di Seluruh Indonesia yang
telah memenuhi sejumlah persyaratan untuk dapat ditingkatkan statusnya
menjadi sebuah daerah otonom.
Ide peningkatan status Kotip Palopo menjadi daerah otonom , bergulir
melalui aspirasi masyarakat yang menginginkan peningkatan status kala itu,
yang ditandai dengan lahirnya beberapa dukungan peningkatan status Kotip
Palopo menjadi Daerah Otonom Kota Palopo dari beberapa unsur
kelembagaan penguat seperti Surat Bupati Luwu No. 135/09/TAPEM Tanggal
9 Januari 2001, Tentang Usul Peningkatan Status Kotip Palopo menjadi Kota
Palopo; Keputusan DPRD Kabupaten Luwu No. 55 Tahun 2000 Tanggal 7
September 2000, tentang Persetujuan Pemekaran/Peningkatan Status Kotip
Palopo menjadi Kota Otonomi. Surat Gubernur Propinsi Sulawesi Selatan No.
135/922/OTODA tanggal 30 Maret 2001 Tentang Usul Pembentukan Kotip

41

Palopo menjadi Kota Palopo keputusan DPRD Propinsi Sulawesi Selatan No.
41/III/2001 tanggal 29 Maret 2001 tentang persetujuan pembentukan Kotip
Palopo menjadi Kota Palopo. Hasil Seminar Kota Administratip Palopo
Menjadi

Kota

Palopo,

surat

dan

dukungan

Organisasi

Masyarakat,

Oraganisasi Politik, Organisasi Pemuda, Organisasi Wanita dan Organisasi


Profesi

pula

dibarengi

oleh

Aksi

Bersama

LSM

Kabupaten

Luwu

memperjuangkan Kotip Palopo menjadi Kota Palopo, lalu kemudian


dilanjutkan oleh Forum Peduli Kota.
Akhirnya setelah Pemerintah Pusat melalui Depdagri meninjau
kelengkapan administrasi serta melihat sisi potensi, kondisi wilayah dan letak
geografis Kotip Palopo yang berada pada jalur trans Sulawesi dan sebagai
pusat pelayanan jasa perdagangan terhadap beberapa kabupaten sekitar,
meliputi Kabupaten Luwu, Luwu Utara, Tana Toraja dan Kabupaten Wajo
serta didukung sebagai pusat pengembangan pendidikan di kawasan utara
Sulawesi Selatan, dengan kelengkapan sarana pendidikan yang tinggi,
sarana telekomunikasi dan sarana transportasi pelabuhan laut, Kotip Palopo
kemudian ditingkatkan statusnya menjadi Daerah Otonom Kota Palopo .
Tanggal 2 Juli 2002, merupakan salah satu tonggak sejarah
perjuangan pembangunan Kota Palopo, dengan di tanda tanganinya prasasti
pengakuan atas daerah otonom Kota Palopo oleh Bapak Menteri Dalam
Negeri Republik Indonesia , berdasarkan Undang-Undang No. 11 Tahun 2002
tentang Pembentukan Daerah Otonom Kota Palopo dan Kabupaten Mamasa

42

Provinsi Sulawesi Selatan, yang akhirnya menjadi sebuah Daerah Otonom,


dengan bentuk dan model pemerintahan serta letak wilayah geografis
tersendiri, berpisah dari induknya yakni Kabupaten Luwu.
Diawal terbentuknya sebagai daerah otonom, Kota Palopo hanya
memiliki 4 Wilayah Kecamatan yang meliputi 19 Kelurahan dan 9 Desa.
Namun seiring dengan perkembangan dinamika Kota Palopo dalam segala
bidang sehingga untuk mendekatkan pelayanan-pelayanan pemerintahan
kepada masyarakat, maka pada tahun 2006 wilayah kecamatan di Kota
Palopo kemudian dimekarkan menjadi 9 Kecamatan dan 48 Kelurahan.
Kota Palopo dinakhodai pertama kali oleh Bapak Drs. H.P.A.
Tenriadjeng, M.Si yang di beri amanah sebagai penjabat Walikota (Caretaker)
kala itu, mengawali pembangunan Kota Palopo selama kurun waktu satu
tahun hingga kemudian dipilih sebagai Walikota defenitif oleh Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Kota Palopo untuk memimpin Kota Palopo
Periode 2003-2008, yang sekaligus mencatatkan dirinya selaku Walikota
pertama di Kota Palopo.

3.2 Gambaran Umum Kota Palopo.


3.2.1. Letak Geografis.
Kota Palopo secara geografis terletak antara 2 o5315-3o0408 Lintang
Selatan dan 120o0310- 12001434 Bujur Timur. Kota Palopo yang
merupakan daerah otonom kedua terakhir dari empat daerah otonom di
Tanah Luwu.

43

3.2.2. Batas Wilayah.


Batas-Batas wilayah Kota Palopo :
a) Sebelah Utara : Walenrang Kab. Luwu
b) Sebelah Timur : Teluk Bone
c) Sebelah Selatan : Kecamatan Bua Kab. Luwu
d) Sebelah Barat: Kecamatan Tondon Nanggala Kab. Tana Toraja
3.2.3. Luas Wilayah.
Luas wilayah administrasi Kota Palopo sekitar 247,52 km 2 atau sama
dengan 0,39% dari luas wilayah Propinsi Sulawesi Selatan.
3.2.4. Ketinggian.
Secara administratif Kota Palopo terbagi atas 9 Kecamatan dan 48
Kelurahan. Sebagian besar wilayah Kota Palopo merupakan daratan rendah,
sesuai dengan keberadaanya sebagai daerah yang terletak di pesisir pantai
sekitar 62,00 persen dari luas Kota Palopo yang terdiri dari 5 Kecamatan
yaitu Wara Selatan, Wara Utara, Wara Timur, Bara dan Telluwanua. Dan
daerah dataran rendah dengan ketinggian 0-500 m dari permukaan laut,
24,00 persen terletak pada ketinggian 501-1000 m dan sekitar 14,00 persen
yang terletak diatas ketinggian lebih dari 1000 m. Ada tiga Kecamatan yang
sebagian besar daerahnya merupakan daerah pegunungan yaitu Kecamatan
Sendana, Kecamatan Mungkajang dan kecamatan Wara Barat,
3.2.5. Jarak antar Kota.
Dalam rangka optimalisasi pelayanan masyarakat oleh Pemerintah juga
tergantung pada jarak suatu daerah. Dapat di lihat pada tabel berikut ini :
Tabel 3.1. Jarak Ibukota Kecamatan Ke Ibukota Kota Palopo tahun
2010
No
1

Kecamatan
Wara Selatan

Ibukota Kecamatan
Songka

Jarak (km)
3,00

44

Sendana

Sendana

5,00

Wara

Dangerakko

1,00

Wara Timur

Malatunrung

0,50

Mungkajang

Mungkajang

3,00

Wara Utara

Salobulo

2,00

Bara

Temmalebba

5,00

Tellu Wanua

Maroangin

12,00

Wara Barat

Tomarundung

2,00

2
3
4
5
6
7
8
9

Sumber Data: Badan Pusat Statistik Kota Palopo 2010


3.2.6. Keadaan Penduduk.
Penduduk Kota Palopo tercatat sebanyak 147.932 jiwa, secara terinci
menurut jenis kelamin masing-masing 72.520 jiwa laki-laki dan 75.412 jiwa
perempuan.

Tabel 3.2.Kepadatan penduduk Kota Palopo Menurut Kecamatan


di Kota Palopo tahun 2010
No

Kecamatan

Luas (km2)

1
2
3
4
5
6
7
8

Wara Selatan
Sendana
Wara
Wara Timur
Mungkajang
Wara Utara
Bara
Tellu Wanua

10,66
37,09
11,49
12,08
53,80
10,58
23,35
34,34

Jumlah
Penduduk
10.124
5.732
30.983
30.997
6.981
19.006
22.750
11.701

Kepadatan
Penduduk
950
155
2.697
2.566
130
1.796
974
341

45

Wara Barat
54,13
9.403
Total
247,52
147.677
Sumber Data : Badan Pusat Statistik Kota Palopo 2010.

174
597

Pada tabel 3.2 menunjukkan bahwa penyebaran penduduk di Kota


Palopo di setiap Kecamatan, kepadatan penduduk menurut Kecamatan
sangat tidak merata atau cukup bervariasi.
3.2.7. Kondisi Sosial dan Budaya.
3.2.7.1. Ketenagakerjaan.
Penduduk Usia kerja dapat didefinisikan sebagai penduduk usia 10
tahun keatas, penduduk tersebut terdiri dari angkatan kerja dan bukan
angkatan kerja. Pada tahun 2010 jumlah pencari kerja yang tercatat yaitu
8.396 terdiri dari 3.610 laki-laki dan 4.786 perempuan, dan 1.032 orang
merupakan pencari kerja yang mendaftar pada tahun 2010 sedangkan
sisanya merupakan sisa pencari kerja pada tahun sebelumnya.
3.2.7.2. Agama.
Masyarakat Kota Palopo pada dasarnya merupakan masyarakat yang
religius, beradat dan berbudaya,

bersifat

heterogen

dan

menghargai

kemajemukan dengan pola hidup perkotaan. Dilihat berdasarkan agama


yang dianut, penduduk Kota Palopo mayoritas beragama Islam, Agama
islam sebagai agama mayoritas penduduk pada tahun 2010 memiliki
rumah ibadah mencapai 155 unit, gereja 57 unit, pura 2 unit, dan vihara
2 unit.
3.2.8. Sarana dan Prasarana Umum.
3.2.8.1. Pendidikan.

46

Strategi pembangunan Kota Palopo adalah kota tujuh Dimensi, dengan


menempatkan prioritas pertama adalah sebagai Kota Religi dan yang kedua
adalah Kota Pendidikan, seperti dengan daerah lainnya juga mengutamakan
pembangunan pendidikan sebagai salah satu sarana dalam meningkatkan
sumber daya manusia. Hal ini dicerminkan oleh berbagai upaya telah
dilakukan oleh PEMKOT Kota Palopo dalam pelaksanaan pembangunan
dengan mengutamakan sektor pendidikan dari sektor lainnya.

Tabel 3.3. Jumlah Sekolah Di kota Palopo pada Tahun 2010-2011

Sekolah

Sekolah Negeri

Sekolah Swasta

Jumlah

(1)

(2)

(3)

(4)

SD
SLTP
SLTA dan SMK
Perguruan Tinggi

63
15
10
2

12
9
22
4

75
24
22
5

Jumlah

89

47

126

Sumber Data : Badan Pusat Statistik Kota Palopo 2010-2011 .

47

3.2.8.2.Transportasi.
Panjang Jalan seluruhnya di Kota Palopo 366,661 Km, dimana
terdapat penambahan panjang jalan sebesar 3,63 persen atau 10,172 Km
dibawah wewenang Pemerintah Kota Palopo. Permukaan jalan juga sebagian
besar telah teraspal dengan kondisi baik.

3.2.9 Potensi Budidaya Perikanan.


Kota Palopo yang didominasi oleh wilayah pesisir 5 dari 9
Kecamatannya adalah wilayah pesisir. Dengan luas wilayah pesisir
menjadikannya memiliki potensi budidaya kelautan dan perikanan hal ini
dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.4 Jenis Komoditi Budidaya Perikanan Tahun 2011


Jenis Komoditi

Luas Lahan Produksi ( Ha)

Jumlah Produksi ( Ton )

1. Budidaya Rumput Laut Gracillaria

1281,5

9.466,2

2. Budidaya E. Cottonii

606,75

2.227,0

3. Budidaya Udang

192,5

58,0

4. Budidaya Bandeng

1281,5

495,6

5. Budidaya Kepiting

15

8,8

6. Budidaya Air Tawar (kolam)

282,6

95,33

Sumber Data: Dinas Kelautan dan Perikanan 2011.

48

Hal ini dapat dilihat dari sasaran luas areal budidaya rumput laut yang
dimiliki Kota Palopo di setiap Kecamatan pesisir yaitu dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 3.5. Sasaran Luas Areal Budidaya Rumput Laut
di Kota Palopo
N
Kecamatan

E.cottoni

2010
Gracilaria

Jumlah

E.cottoni

2011
Gracilaria

Jumlah

o
1

Wara Selatan

133.25

287.03

420.28

137.22

293.75

430.92

2
3
4
5

Wara Timur
Wara Utara
Wara Barat
Telluwanua

88.00

203.69
115.16
343.44
264.38
1.213.59

291.59
115.16
343.44
264.38
1.434.84

99.03

207.50
118.13
352.19
267.43
1.238.99

306.53
118.13
352.19
267.43
1.475.24

Total

221.25

236.25

Sumber Data : Dinas Kelautan dan Perikanan 2010-2011.


Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa ada dua jenis rumput laut yang
dibudidayakan di kota Palopo yaitu jenis E.cottoni yang dibudidayakan di laut
dan Gracilaria dibudidayakan di tambak. Pada tahun 2010

luas areal

budidaya rumput laut untuk rumput laut jenis E.cottoni 221.25 ha di dua
kecamatan yaitu kecamatan Wara Selatan dan Wara Timur Tahun 2011
meningkat menjadi 236.25 ha kemudian Gracilaria. Tahun 2010 1.213.59 ha
mengalami peningkatan pada tahun 2011 1.238.99 ha. Ini menandakan
bahwa budidaya rumput laut sangat berpotensi sehingga masyarakat banyak
yang mengembangkan usaha untuk membudidayakan rumput laut dari tahun
2010 sampai dengan tahun 2011 hal ini ditandai dengan adanya
pertambahan luas areal rumput laut tersebut.

49

3.2.10. Visi, Misi dan Strategi Pembangunan Kota Palopo.


Pemerintah kota Palopo melaksanakan pembangunan dengan Visi,
misi dan strategi, sebagai berikut:
1. Visi : Menjadi Salah Satu Kota Pelayanan Jasa Terkemuka

di

kawasan Timur Indonesia.


2. Misi : Menciptakan karakter warga Kota Palopo sebagai pelayan jasa
terbaik dibidanng pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan.
Menciptakan suasana Kota Palopo sebagai Kota yang damai aman
dan tentram bagi kegiatan polotik, ekonomi, sosial budaya, agama,
pertahanan, dan keamanan dalam menunjang keutuhan Negara
3. Strategi Pembangunan Kota Palopo yang dikenal dengan nama
(7 dimensi pembangunan Kota Palopo) :
1. Kota Religi .
Terciptanya suasana damai, aman dan tentram bagi pemeluk
agama

untuk

menjalankan

dan

mengembangkan

syariat

agamanya masing-masing.
2. Kota Pendidikan dan Tujuan Pendidikan.
Terciptanya sumber daya manusia Kota Palopo yang handal,
terampil

professional

dan

mandiri

dalam

menggali,

mengembangkan dan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan


teknologi demi kesejahteraan umat manusia dan alam sekitarnya.
3. Kota Olahraga

50

Terciptanya sumber daya manusia masyarakat Kota Palopo yang


sehat rohani dan jasmani melalui kegiatan olahraga yang
terprogram dan terarah, serta melahirkan atlet-atlet olahraga yang
berprestasi tingkat loka, regional, nasional dan internasioanal.
4. Kota Adat / Budaya.
Terciptanya kegiatan pengalian dan pengembangan adat dan
budaya Luwu dalam etika bermasyarkat dan dalam memelihara
penegakan hukum dan pelestarian lingkunagan hidupnya.
5. Kota Dagang.
Terciptanya

Kota

Palopo

sebagai

Kota

pelayanan

jasa

perdagangan yang tertib, aman dan simpatik penuh kemudahan


yang di minati oleh dunia perdagang local, regional, nasional dan
internasional.

Mendorong

gairah

pelaku

ekonomi

dalam

menanamkan dan mengembangkan investasi di Kota Palopo.


6. Kota Industri.
Menciptakan karakter masyrakat yang berorintasi pada produksi
dengan memanfaatkan sumber-sumber lokal serta menfasilitasi
lahirnya sentra-sentra industri di tingkat bawah dalam rangka
memajukan perekonomian masyarakat. Menciptakan tata ruang
industri yang memungkinkan ruang investasi industri di Kota
Palopo.
7. Kota Pariwisata.

51

Menciptakan

karakter

masyarakat

yang

sadar

wisata

dan

menciptakan suasana dan bentuk pelayanan yang ramah terhadap


para

pelaku

wisata

dalam

rangka

mengembangkan,

mempromosikan dan melakukan kegiatan-kegiatan kepariwisataan


yang sesuai dengan etika.

3.3 Gambaran Umum Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Palopo.


3.3.1. Tugas Pokok.
Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Palopo mempunyai tugas
melaksanakan kewenangan desentralisasi dalam bidang Kelautan dan
Perikanan

serta tugas lain yang diberikan Walikota sesuai dengan

bidangnya.
3.3.2. Fungsi.
Dinas Kelautan dan Perikanan mempunyai fungsi :
1.

Perencanaan kebijakan teknis dalam bidang Kelautan dan Perikanan


sesuai dengan lingkup tugasnya :
a. Pemberian perizinan, pengawasan dan pelayanan teknis kepada
masyarakat di bidang Kelautan dan Perikanan.
b. Pembinaan terhadap unit pelaksana teknis dinas, mitra kerja Dinas

2.

Kelautan dan Perikanan.


Mengatur/mengawasi tata guna kelautan dan perikanan utamanya
pemanfaatan wilayah laut dan pesisir.

52

3.

Pengelolaan urusan ketatausahaan Dinas Kelautan dan Perikanan


dan tugas lain sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3.3.3. Visi.
Visi Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Palopo dirumuskan sebagai
berikut: Terwujudnya pemanfaatan sumber daya Kelautan dan Perikanan
secara berkesinambungan dan bertanggung jawab guna meningkatkan
kesejahteraan masyarakat melalui kemandirian lokal yang berlandaskan
ekonomi kerakyatan serta bernafaskan keagamaan.
3.3.4. Misi.
1. Membina, mengembangkan dan memfasilitasi kepentingan nelayan dan
budidaya ikan dalam meningkatkan kesejahteraan.
2. Mengatur,
mengawasi
dan
mengendalikan

terselenggaranya

pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikananan yang berkelanjutan.


3. Melaksanakan pengembangan sarana dan prasaran kelautan dan
perikanan.
4. Mengembangan teknologi spesifik lokal dan teknologi modern sektor
kelautan dan perikanan.
5. Mengembangkan pemasaran hasil kelautan dan perikanan serta
sekaligus peningkatan devisa dan pendapatan hasil daerah (PAD).
6. Mendorong terciptanya usaha pengolahan dan pemanfaatkan hasil
sumberdaya kelautan dan perikanan secara optimal yang berwawasan

53

lingkungan untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan nelayan


dan pembudidaya ikan.
7. Peningkatan kualitas sumberdaya manusia kelautan dan perikanan.
8. Penegakan supremasi hukum bagi pengelolaan sumberdaya kelautan
dan perikanan.
3.3.5. Tujuan dan Sasaran.
Tujuan dan Sasaran yang ditetapkan sesuai dengan Visi dan Misi Dinas
adalah sebagai berikut :
1. Tujuan.
a. Peningkatan kesejahteraan nelayan dan budidayaikan secara optimal
melalui penggunaan teknologi tepat guna.
b. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap pembudidaya
dan aparatur dalam menerapkan teknologi bidang kelautan dan
perikanan.
c. Pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan yang ramah
lingkungan.
d. Meningkatkan pengawasan perlindungan dan perizinan bidang
kelautan dan perikanan.
e. Meningkatkan pengendalian hama dan penyakit ikan.
f. Meningkatkan pengelolaan wilayah pesisir dan laut yang berwawasan
lingkungan.
g. Membangun kerangka dasar penerapan sistem agribisnis dalam
menghasilkan produk kooperatif pasar lokal maupun ekspor.
h. Menyediakan kesempatan kerja dan berusaha di bidang kelautan dan
perikanan yang efektif dan efisien.

54

i. Meningkatkan peran kelembagaan pemerintah, swasta, pembudidaya


ikan dan nelayan dalam mengembangkan agribisnis dan aquabisnis.
2. Sasaran.
Sasaran yang akan dicapai atau dihasilkan oleh Dinas Kelautan dan
Perikanan Kota Palopo adalah sebagai berikut :
a.

Meningkatkan produksi dan produktifitas komoditi kelautan dan


perikanan setiap tahunnya.

b.

Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap petani ikan


nelayan dan aparatur petugas teknis.

c.

Meningkatkan

pemanfaatan

dan

pengelolaan

ekositem

terumbu karang terhadap ekploitasi lahan mangrove, ekploitasi


terumbu karang serta penangkapan ikan secara illegal.
d.

Meningkatkan pembinaan dan pengawasan perizinan bagi


pengusaha di bidang kelautan dan perikanan.

e.

Meningkatkan pendapatan pembudidaya ikan dan nelayan.

f.

Meningkatkan

hubungan

kemitraan

antara

kelompok

pembudidaya ikan dan nelayan dengan pemerintah/swasta serta antar


kelompok pembudidaya ikan/nelayan.
g.

Meningkatkan
perikanan.

kesempatan kerja pada bidang kelautan dan

55

h.

Meningkat kepedulian terhadap kualitas lingkungan wilayah


pesisir laut dan daratan yang ramah lingkungan.

3.2.6. Potensi SDM Dinas Kelautan dan Perikanan.


Untuk

memperlancar

pelaksanaa

tugas

pemerintahan

dan

pembangunan perikanan dan kelautan, maka Dinas Kelautan dan Perikanan


Kota Palopo didukung oleh potensi sumber daya manusia (SDM), yang pada
tahun 2010 berjumlah 277 orang, terdiri dari Pegawai Negeri Sipil 48 orang,
Non PNS 167 orang dan Polisi Kelautan dan Perikanan sebanyak 62 orang
dengan Komposisi Tingkat Pendidikan sebagai berikut
Tabel 3.6. Jumlah Pegawai Negeri Dinas Kelautan dan Perikanan
Kota Palopo Berdasarkan Jenis Pendidikan Tahun 2010
N
o

Status
Kepegawaian

1.

Jumla
h

Jenis Pendidikan
SD

SMP

SLTA

D3

S1

S2

Pegawai Negeri
Sipil

14

24

47

Jumlah

16

19

47

Sumber Data : Dinas Kelautan dan Perikanan 2010.


Tingkat pendidikan formal tertinggi yang ada di Dinas Kelautan dan
Perikanan Kota Palopo adalah 6 orang berpendidikan Magister (S2) yaitu
Kepala Dinas, Sekertaris, kepala bidang perikanan, kepala bidang kelautan,
kepala seksi program, dan Kepala Seksi Hama dan Penyakit, dan yang
berpendidikan Sarjana (S1) sebanyak 19 yang menjabat sebagai Kepala

56

Bidang, Sub Bidang dan Staf Biasa sedangkan yang berpendidikan setingkat
Diploma, SMA dan SMP sebanyak 18 menjabat sbrebagai Staf. Keberadaan
aparatur dengan kualifikasi pendidikan rata-rata sarjana merupakan suatu
modal dalam rangka menjalankan tugas pokok dan fungsi Dinas Kelautan
dan Perikanan sebagai Leading sektor bidang Kelautan dan Perikanan.
Aparatur Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Palopo jika dilihat
berdasarkan kepangkatan dan golongan

sebagai struktur jenjang karier

dalam organisasi pemerintah diuraikan sebagai berikut :


Pembina Utama Muda/IV-c

: 1 orang

Pembina Tk I/IV-b

: 1 orang

Pembina/IV-a

: 3 orang

Penata Tk I/III-d

: 6 orang

Penata/III-c

: 5 orang

Penata Muda Tk I/III-b

: 5 orang

Penata Muda/III-a

: 6 orang

Pengatur Tk I /II-d

Pengatur /II-c

: 4 orang

Pengatur/II-b

: 1 orang

Pengatur Muda/ II-a

: 16 orang

Juru/I-c

: 1 orang
Jumlah

: 48 orang

Anda mungkin juga menyukai