BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
3.1 Sejarah Singkat Kota Palopo.
Kota Palopo, dahulu disebut Kota Administratip (Kotip) Palopo,
merupakan Ibu Kota Kabupaten Luwu yang dibentuk berdasarkan Peraturan
Pemerintah ( PP ) Nomor Tahun 42 Tahun 1986.
Seiring dengan perkembangan zaman, tatkala gaung reformasi
bergulir dan melahirkan UU No. 22 Tahun 1999 dan PP 129 Tahun 2000,
telah membuka peluang bagi Kota Administratif di Seluruh Indonesia yang
telah memenuhi sejumlah persyaratan untuk dapat ditingkatkan statusnya
menjadi sebuah daerah otonom.
Ide peningkatan status Kotip Palopo menjadi daerah otonom , bergulir
melalui aspirasi masyarakat yang menginginkan peningkatan status kala itu,
yang ditandai dengan lahirnya beberapa dukungan peningkatan status Kotip
Palopo menjadi Daerah Otonom Kota Palopo dari beberapa unsur
kelembagaan penguat seperti Surat Bupati Luwu No. 135/09/TAPEM Tanggal
9 Januari 2001, Tentang Usul Peningkatan Status Kotip Palopo menjadi Kota
Palopo; Keputusan DPRD Kabupaten Luwu No. 55 Tahun 2000 Tanggal 7
September 2000, tentang Persetujuan Pemekaran/Peningkatan Status Kotip
Palopo menjadi Kota Otonomi. Surat Gubernur Propinsi Sulawesi Selatan No.
135/922/OTODA tanggal 30 Maret 2001 Tentang Usul Pembentukan Kotip
41
Palopo menjadi Kota Palopo keputusan DPRD Propinsi Sulawesi Selatan No.
41/III/2001 tanggal 29 Maret 2001 tentang persetujuan pembentukan Kotip
Palopo menjadi Kota Palopo. Hasil Seminar Kota Administratip Palopo
Menjadi
Kota
Palopo,
surat
dan
dukungan
Organisasi
Masyarakat,
pula
dibarengi
oleh
Aksi
Bersama
LSM
Kabupaten
Luwu
42
43
Kecamatan
Wara Selatan
Ibukota Kecamatan
Songka
Jarak (km)
3,00
44
Sendana
Sendana
5,00
Wara
Dangerakko
1,00
Wara Timur
Malatunrung
0,50
Mungkajang
Mungkajang
3,00
Wara Utara
Salobulo
2,00
Bara
Temmalebba
5,00
Tellu Wanua
Maroangin
12,00
Wara Barat
Tomarundung
2,00
2
3
4
5
6
7
8
9
Kecamatan
Luas (km2)
1
2
3
4
5
6
7
8
Wara Selatan
Sendana
Wara
Wara Timur
Mungkajang
Wara Utara
Bara
Tellu Wanua
10,66
37,09
11,49
12,08
53,80
10,58
23,35
34,34
Jumlah
Penduduk
10.124
5.732
30.983
30.997
6.981
19.006
22.750
11.701
Kepadatan
Penduduk
950
155
2.697
2.566
130
1.796
974
341
45
Wara Barat
54,13
9.403
Total
247,52
147.677
Sumber Data : Badan Pusat Statistik Kota Palopo 2010.
174
597
bersifat
heterogen
dan
menghargai
46
Sekolah
Sekolah Negeri
Sekolah Swasta
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
SD
SLTP
SLTA dan SMK
Perguruan Tinggi
63
15
10
2
12
9
22
4
75
24
22
5
Jumlah
89
47
126
47
3.2.8.2.Transportasi.
Panjang Jalan seluruhnya di Kota Palopo 366,661 Km, dimana
terdapat penambahan panjang jalan sebesar 3,63 persen atau 10,172 Km
dibawah wewenang Pemerintah Kota Palopo. Permukaan jalan juga sebagian
besar telah teraspal dengan kondisi baik.
1281,5
9.466,2
2. Budidaya E. Cottonii
606,75
2.227,0
3. Budidaya Udang
192,5
58,0
4. Budidaya Bandeng
1281,5
495,6
5. Budidaya Kepiting
15
8,8
282,6
95,33
48
Hal ini dapat dilihat dari sasaran luas areal budidaya rumput laut yang
dimiliki Kota Palopo di setiap Kecamatan pesisir yaitu dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 3.5. Sasaran Luas Areal Budidaya Rumput Laut
di Kota Palopo
N
Kecamatan
E.cottoni
2010
Gracilaria
Jumlah
E.cottoni
2011
Gracilaria
Jumlah
o
1
Wara Selatan
133.25
287.03
420.28
137.22
293.75
430.92
2
3
4
5
Wara Timur
Wara Utara
Wara Barat
Telluwanua
88.00
203.69
115.16
343.44
264.38
1.213.59
291.59
115.16
343.44
264.38
1.434.84
99.03
207.50
118.13
352.19
267.43
1.238.99
306.53
118.13
352.19
267.43
1.475.24
Total
221.25
236.25
luas areal
budidaya rumput laut untuk rumput laut jenis E.cottoni 221.25 ha di dua
kecamatan yaitu kecamatan Wara Selatan dan Wara Timur Tahun 2011
meningkat menjadi 236.25 ha kemudian Gracilaria. Tahun 2010 1.213.59 ha
mengalami peningkatan pada tahun 2011 1.238.99 ha. Ini menandakan
bahwa budidaya rumput laut sangat berpotensi sehingga masyarakat banyak
yang mengembangkan usaha untuk membudidayakan rumput laut dari tahun
2010 sampai dengan tahun 2011 hal ini ditandai dengan adanya
pertambahan luas areal rumput laut tersebut.
49
di
untuk
menjalankan
dan
mengembangkan
syariat
agamanya masing-masing.
2. Kota Pendidikan dan Tujuan Pendidikan.
Terciptanya sumber daya manusia Kota Palopo yang handal,
terampil
professional
dan
mandiri
dalam
menggali,
50
Kota
Palopo
sebagai
Kota
pelayanan
jasa
Mendorong
gairah
pelaku
ekonomi
dalam
51
Menciptakan
karakter
masyarakat
yang
sadar
wisata
dan
pelaku
wisata
dalam
rangka
mengembangkan,
bidangnya.
3.3.2. Fungsi.
Dinas Kelautan dan Perikanan mempunyai fungsi :
1.
2.
52
3.
3.3.3. Visi.
Visi Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Palopo dirumuskan sebagai
berikut: Terwujudnya pemanfaatan sumber daya Kelautan dan Perikanan
secara berkesinambungan dan bertanggung jawab guna meningkatkan
kesejahteraan masyarakat melalui kemandirian lokal yang berlandaskan
ekonomi kerakyatan serta bernafaskan keagamaan.
3.3.4. Misi.
1. Membina, mengembangkan dan memfasilitasi kepentingan nelayan dan
budidaya ikan dalam meningkatkan kesejahteraan.
2. Mengatur,
mengawasi
dan
mengendalikan
terselenggaranya
53
54
b.
c.
Meningkatkan
pemanfaatan
dan
pengelolaan
ekositem
e.
f.
Meningkatkan
hubungan
kemitraan
antara
kelompok
Meningkatkan
perikanan.
55
h.
memperlancar
pelaksanaa
tugas
pemerintahan
dan
Status
Kepegawaian
1.
Jumla
h
Jenis Pendidikan
SD
SMP
SLTA
D3
S1
S2
Pegawai Negeri
Sipil
14
24
47
Jumlah
16
19
47
56
Bidang, Sub Bidang dan Staf Biasa sedangkan yang berpendidikan setingkat
Diploma, SMA dan SMP sebanyak 18 menjabat sbrebagai Staf. Keberadaan
aparatur dengan kualifikasi pendidikan rata-rata sarjana merupakan suatu
modal dalam rangka menjalankan tugas pokok dan fungsi Dinas Kelautan
dan Perikanan sebagai Leading sektor bidang Kelautan dan Perikanan.
Aparatur Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Palopo jika dilihat
berdasarkan kepangkatan dan golongan
: 1 orang
Pembina Tk I/IV-b
: 1 orang
Pembina/IV-a
: 3 orang
Penata Tk I/III-d
: 6 orang
Penata/III-c
: 5 orang
: 5 orang
Penata Muda/III-a
: 6 orang
Pengatur Tk I /II-d
Pengatur /II-c
: 4 orang
Pengatur/II-b
: 1 orang
: 16 orang
Juru/I-c
: 1 orang
Jumlah
: 48 orang