AKNE VULGARIS
Caixar Agus Sudharmono, S.Ked
Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
RSUD Raden Mattaher Jambi
Fakultas Kedokteran Universitas Jambi
BAB I
PENDAHULUAN
Akne vulgaris adalah peradangan kronik folikel pilosebasea yang
ditandai dengan adanya komedo, papul, pustul, dan kista. Predileksi akne
vulgaris pada daerah-daerah wajah, bahu bagian atas, dada, dan punggung.1
Akne pada pada dasarnya merupakan penyakit pada remaja, dengan
85% terjadi pada remaja dengan beberapa derajat keparahan. Dimana
didapatkan frekuensi yang lebih besar pada usia antara 15-18 tahun pada
kedua jenis kelamin. Pada umumnya, involusi penyakit terjadi sebelum usia 25
tahun.2
Akne vulgaris dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Penyebab yang
pasti belum diketahui secara pasti. Terdapat beberapa faktor yang diduga dapat
menyebabkan, antara lain : genetik, endokrin (androgen, pituitary sebotropic
factor, dsb), faktor makanan, keaktifan dari kelenjar sebasea, faktor psikis,
pengaruh musim, infeksi bakteri (Propionibacterium aknes), kosmetika, dan
bahan kimia lainnya.3
Ada empat hal penting yang berhubungan dengan terjadinya akne
yakni, peningkatan sekresi sebum, adanya keratinisasi folikel, bakteri, dan
peradangan (inflamasi).2,3
BAB II
LAPORAN KASUS
2.1
2.2
Identitas Pasien
Tanggal
: 10 Januari 2015
Nama
: Ari Firmansyah
Umur
: 17 Tahun
Jenis Kelamin
: Laki-Laki
Alamat
: Kenali Besar rt 15
Suku/Bangsa
: Melayu / Indonesia
Agama
: Islam
Status Perkawinan
: Belum menikah
: Mahasiswa
Pemeriksaan Fisik
: Baik
Kesadaran
: Kompos Mentis
Tanda Vital
: 80x/i
Pernafasan
: 16x/i
Suhu
: Afebris
Kepala
Bentuk
Mata
:
: Normochepali
: Konjungtiva anemis (-/-),
Sklera ikterik (-/-).
Pupil isokor kiri kanan
4
Hidung
Mulut
Telinga
Leher
Thoraks
Inspeksi
Simetris,
lesi kulit (-)
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Paru
Abdomen
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
: Timpani
Auskultasi
Ekstremitas Superior
Ekstermitas Inferior
Genitalia
Gambar1.Regio fasialis
Regio fasialis
a.Papul eritem, multiple, bulat, ukuran 0,1-0,3 cm, bulat, sirkumskripta,
diskret
b. Pustul eritem, soliter, ukuran 0,2 cm, bentuk bulat, sirkumkripta, diskret
Regio labialis superior
c.Papul eritem, multiple, bulat, ukuran 0,1 cm ,bulat, sirkumkripta, diskret
a
b
b
d
a
b
Regio Nasalis
a.Komedob tertutup, multiple, milier, sirkumkripta diskret
b.Komedo terbuka, multiple, milier, sirkumkripta, diskret
b
a
Resume
2.7 PENATALAKSANAAN
Preventif
-
Kuratif
-
2.9 Prognosa :
-
Quo ad vitam
Quo ad functionam
Quo ad sanationam
: Bonam
: Bonam
: Bonam
11
BAB III
PEMBAHASAN
Pada kasus ini pasien bernama Tn Ari Firmansyah, umur 17 tahun dengan
keluhan bintil-bintil merah yang disertai nanah pada wajah sejak 1 bulan yang
lalu. Pasien ini didiagnosis akne vulgaris berdasarkan hasil dari anamnesis dan
pemeriksaan fisik.
Dari anamnesis 3 tahun yang lalu timbul bintil- bintil merah diwajah
pasien, Bintil merah tersebut tidak hanya timbul di wajah saja, timbul juga di daerah
lain seperti pada bahu atas dan punggung
Ini sesuai dengan penjelasan pada akne vulgaris yang merupakan penyakit
peradangan menahun folikel pilosebasea yang umumnya terjadi pada masa remaja
dan dapat sembuh sendiri. Insidensi umumnya terjadi pada usia 14-17 pada wanita
dan 16-19 tahun pada pria. Pada wanita akne vulgaris dapat menetap sampai usia 30an atau bahkan lebih. Akne vulgaris mungkin juga. Predileksi akne yaitu pada muka,
bahu, dada bagian atas, dan punggung bagian atas, dan kadang-kadang glutea juga
terkena.1
Lesi yang muncul pada pasien ini berbagai macam lesi, berupa komedo
hitam dan putih, papul, pustul , nodus dan sikatrik. Ini sesuai dengan gambaran
klinis akne vulgaris berupa lesi yang polimorfik seperti komedo, papul,pustul,
nodus, dan jaringan parut.1
Lesi yang muncul dapat berupa lesi noninflamasi berupa komedo tertutup
maupun komedo terbuka. Dan lesi inflamatori berupa papul, pustul, nodul, dan kista.
12
Lesi tersebut biasanya sering muncul di wajah dan tubuh bagian atas walaupun pada
keadaan normal hal tersebut merupakan hal yang biasa tetapi pada akne terjadi
produksi sebum yang berlebihan.2,3
Pada pasien ini lesi yang ditemukan ada lesi inflamasi berupa papul dan
pustul dan lesi noninflamatori berupa komedo terbuka dan tertutup.2
Meskipun etiologi dari penyakit ini masih belum diketahui, namun terdapat
berbagai faktor yang berkaitan dengan patogenesis penyakit akne vulgaris1:
1
tersebut.
Produksi sebum yang meningkat yang menyebabkan peningkatan unsur
pada
patogenesis penyakit.
Peningkatan jumlah flora folikel (P.Acne) yang berperan pada proses
kemotaktik inflamasi serta pembentukan enzim lipolitik pengubah fraksi
lipid sebum.
Terjadinya respon hospes berupa pembentukan circulating antibodies
androgen,
anabolik,
kortikosteroid,
hipofise.
Faktor lain: usia, ras, familial, makanan, cuaca/musim yang secara tidak
langsung dapat memicu peningkatan proses patogenesis tersebut.
13
1
2
3
Usia, ras,
familial,
cuaca
hormonal
Keratinisasi
Stres
Kelenjar
Abnormal
Asam
lemak
bebas
palit
Kental
Sumbatan
komedo
lipase
Sumbatan
Kemotaktik
Flora
komedo
meningkat
meningka
Papul,
pustul,
nodus,
kista
Respon
hospes
Jaringan parut
hiperpigment
asi
Pada kasus ini pasien mengalami akne vulgaris derajat sedang karena
terdapat banyak lesi tak beradang pada 1 predileksi, beberapa lesi tak beradang pada
lebih dari 1 predileksi,pada pasien ini yaitu papul dan sedikit lesi beradang yaitu
pustul. untuk predileksi akne pada pasien ini pada wajah dan punggung
Diagnosis akne vulgaris ditegakkan berdasarkan pemeriksaan klinis dan
pemeriksaan penunjang, dari anamnesis didapatkan pasien seorang laki-laki usia 17
tahun, bertempat tinggal di Kenali Besar RT 15, datang ke Poli Kulit RSUD Raden
Mattaher Jambi dengan Bintil-bintil merah disertai nanah pada wajah sejak 1
bulan yang lalu. Awalnya 3 tahun yang lalu muncul bintil bintil merah diwajah, di
pipi kanan dan kemudian timbul lagi di bagian wajah yang lain, bintil kadang berisi
cairan, tidak terasa gatal, pasien merasa risih dan sering memegang dan memencet
sendiri bintil tersebut. Pasien juga menerangkan bahwa pasien tidak pernah
menggunakan kosmetik dan hanya menggunakan sabun pencuci muka untuk
membersihkan wajahnya duakali sehari dan pasien memakai sabun tersebut hingga
saat dating ke RSUD Raden Mataher , pasien merasa tidak ada perubahan, kulitnya
terasa semakin berminyak, pasien juga mengeluhkan bintil semakin banyak dan
keluhan tidak berkurang. Pasien juga mengeluhkan bintil bintil juga tumbuh di
15
punggung, tidak terasa gatal. Saat ini pasien sibuk kuliah, dan sehari hari pasien
berangkat ke kampus menggunakan motor tanpa menggunakan pelindung wajah,
pasien mengatakan sering begadang dengan teman temannya. Selain itu pasien juga
mengatakan sering makan pedas dan goreng gorengan.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan status generalis dalam batas normal.
Status dermatologis: pada regio fasialis : papul eritem multiple,ukuran milier hingga
letikuler berbentuk bulat sirkumskripta, diskret dan sikatrik atrofik multiple pustul
eritem, soliter, ukuran milier, berbentuk bulat, sirkumkripta, diskret regio labialis
superior: papul eritem ukuran milier berbentuk bulat sirkumkripta, diskret. Regio
zigomatica dektra dan bucalis dektra : papul eritem multiple, ukuran milier,
berbentuk bulat, sirkumkripta, diskret, pustul eritem, soliter, ukuran milier,
berbentuk bulat, sirkumkripta, diskret, dan Komedo tertutup multiple, ukuran milier,
berbentuk bulat, sirkumkripta diskret. Regio zigomatic Sinestra dan bucalis Sinestra:
papul eritem multiple, ukuran milier, berbentuk bulat, sirkumkripta, diskret, pustul
eritem, soliter, ukuran milier, berbentuk bulat, sirkumkripta, diskret, dan Komedo
tertutup multiple, ukuran milier, berbentuk bulat, sirkumkripta diskret. Regio
mentalis : Papul, eritem, ukuran milier, sirkumkripta,diskret, dan pustul eritem,
soliter, ukuran milier, berbentuk bulat, sirkumkripta, diskret. Regio nasalis:.Komedo
tertutup dan terbuka multiple milier, sirkumkripta diskret. Regio Vertebralis : papul
eritem multiple, milier, sirkumkripta, diskret. Regio Scapularis Sinistra : pustul
eritem, soliter, ukuran milier, berbentuk bulat, sirkumkripta, diskret.
Pemeriksaan klinis dilakukan oleh dokter dengan menggunakan penerangan
yang cukup agar bisa menilai secara optimal tipe tipe lesinya. Black dan white
komedo, papul, pustul, nodul dan sikatrik sulit dinilai, karena itu dokter perlu
meregangkan kulit pasien dengan lege artis, memberi penyinaran dari sudut yang
berbeda sehingga white comedo dapat dilihat, Ini penting terutama pada individu
yang berkulit gelap.7
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah
a. Pemeriksaan ekskohliasi sebum, yaitu yaitu pengeluaran sumbatan sebum
dengan ekstraktor komedo. Sebum yang menyumbat folikel tampak
16
sebagai masa padat seperti lilin atau masa yang lebih lunak bagai nasi
yang ujungnya kadang berwarna hitam.1,2,4
b. Pemeriksaan histopatologis ditemukan adanya serbukan sel radang
disekitar folikel pilosebasea dengan masa sebum dalam folikel. Pada kista
radang sudah diganti dengan jaringan ikat pembatas masa cair sebum yang
bercampur dengan darah, jaringan mati, dan keratin yang lepas.5,6
c. Pemeriksaan mikrobiologi terhadap jasad renik yang mempunyai peran
pada etiologi dan patogenesis penyakit dapat dilakukan di laboratorium
mikrobiologi yang lengkap. Untuk pemeriksaan susunan kadar lipid
permukaan kulit dapat pula dilakukan untuk tujuan serupa. Pada akne
vulgaris kadar asam lemak bebas meningkat dan karena itu pada
pencegahan digunakan obat untuk menurunkannya.7
Pada pasien ini sebaiknya dilakukan pemeriksaan mikrobiologi gram positif,
dikarenakan propionibacterium acnes merupakan bakteri gram positif.
Propionibacterium acne mempertahankan zat warna metal ungu sewaktu proses
pewarnaan Gram. Bakteri jenis ini akan berwarna biru atau ungu di bawah
mikroskop 8.
17
Pengobatan :
-
Bedah kulit:
-
Lini Pertama
Pilihan Terapi
Lini Kedua
Retinoid topikal
Komedo
Papul/pustul
Asam salisilat
Retinoid topikal
-Retinoid topikal
Antimikroba topikal:
ditambah antimikroba
Sedang:
Papul/pustul
Retinoid topikal
Benzoil peroksida
Clindamycin
Erythromicin
- Asam salisilat
Antibiotik Oral
Tetracyclin
Erythromicin
Trimethroprimsulfamethoxazole
Retinoid Topikal
Benzoil peroxide
Antibiotik oral
alternatif
Retinoid oral alternatif
Benzoil peroxide
Antibiotik Oral
Retinoid Topikal
Benzoil peroxida
Nodular
Isotretinoin Oral
Antibiotik oral
Retinoid topikal
Benzoil peroxide
Berat
Isotretinoin oral
Antibiotika Dosis
tinggi
Retinoid topikal
sebagai terapi
maintenance
Benzoil peroxide
19
20
DAFTAR PUSTAKA
1. Wasitaatmaja Siarif. Akne. Erupsi Akneiformis. Rosasea, Rinofima. Dalam :
Buku Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi ke-6. Jakarta : Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. 2013. Hal. 259-253
2. Burns Tony. Akne, Erupsi Akneiformis, Rosacea. Dalam : Dermatologi. Edisi
ke 8 Jakarta : Erlangga. 2005. Hal 55-62.
3. Mayo Clinic Staff. Disease and Condition Acne. 2011 (Diakses 11 Januari
2014) http://www.mayoclinic.org/disease-ditions/acne/basics/symptoms/con20020580
4. Orin M Goldblum. Treatment of Akne Vulgaris.2003 (Diakses 11 Januari
2015). http://www.medscape.com/viewarticle/4618242
5. Landow R. Kenneth. Kapita Selekta Terapi Dermatologik. Jakarta: EGC;
1994. H.1-8.
6. Harahap M. Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta: Hipokrates; 2000. H.35-45.
7. Baumann L. Cosmetic Dermatology (Principles and Practice). New York:
McGraw-Hill; 2009. H.55-61.
8. Tjekyan RMS. Kejadian dan Faktor Resiko Akne Vulgaris. Media Medika
Indonesiana. 2008. Vol 43.
9. Wasitaatmadja SM, Sugito TL. Dermatologi Kosmetik. Jakarta: PD Perdoski.
H.85-103.
10. Wasitaatmadja S. Pengobatan Mutakhir Dermatologi Pada Anak dan Remaja.
Jakarta: FKUI. H.70-80.
21
11. Wood MJ. Acne. In: Farar WE, Wood MJ, Innes JA, Hugh T. Infectious
Disease. Times Mirror International Publisher Ltd. Copyright 1995. On
CD-ROM.
22