Anda di halaman 1dari 9

I.

IDENTITAS PENDERITA
Nama

: Kinan

Umur

: 20 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan


Pekerjaan

: Mahasiswa Farmasi Universitas Jember

Alamat

: Jl. Kalimantan V, Jember

II. TAHAP PRE OPERASI


1. Keluhan Utama : gigi belakang bawah kanan sering sakit
2. Anamnesa
Pasien ingin mencabutkan gigi belakang bawah kanan yang tumbuh
sebagian. Hal tersebut sering mengganggu karena sering kemasukan
makanan dan susah dibersihkan. Gusi pada gigi tersebut pernah sakit 6
bulan yang lalu dan tidak diobati atau dirawatkan di dokter. Keadaan
sekarang tidak sakit.
3. Gambaran Rontgenologis
Gambar :

Klasifikasi :
A. Posisi sumbu panjang gigi 48 terhadap sumbu panjang gigi 47 adalah
posisi vertikal.
B. Kedalaman relatif di dalam tulang rahang
Level A, bagian tertinggi dari mahkota gigi impaksi (48) berada pada
satu garis dengan garis oklusal atau diatas garis oklusal gigi 47
C. Hubungan gigi 48 terhadap ramus mandibula dan gigi 47
Kelas II, ruang diantara ramus mandibula bagian anterior dengan sisi
distal 47 lebih kecil dari diameter mesiodistal mahkota gigi 48

D. Jumlah dan bentuk akar gigi impaksi


Jumlah 2 akar dengan bentuk divergen (menguncup).
E. Tingkat kesulitan
- Hubungan dengan rahang
vertikal

Nilai
2

- Kedalaman ruang
Level A

- Hubungan dengan ramus


Klas II

Tingkat kesulitan

5 (sedang)

4. Diagnosa
Impaksi sebagian pada gigi 48 dengan angulasi vertikal, level A, dan
kelas II.
5. Informed Consent
Persetujuan pasien terhadap tindakan operasi setelah diberi
penjelasan tentang kemungkinan terjadinya komplikasi setelah operasi.

Terjadinya trismus sementara (agak sulit membuka mulut)

Terjadinya bengkak ekstra oral sementara

Terjadinya parestesi

Terjadinya fraktur mandibula

6. Cara pengambilan gigi


Cara pengambilan gigi impaksi yang digunakan adalah metode
odontektomi, yaitu dengan cara menghilangkan jaringan penghambat
(jaringan lunak = gingiva, jaringan keras = tulang alveolar), yang
dilanjutkan dengan mengungkit gigi impaksi sampai keluar. Bila tidak
berhasil maka sebagai tindakan alternatif kedua dilakukan pemotongan
akar gigi menjadi dua bagian dan dikeluarkan satu persatu.
7. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan:

- Alat dasar : kaca mulut, sonde bengkok dan lurus, ekscavator, pinset
kedokteran gigi.
- Alat anastesi : disposible spuit 2,5 ml
- Alat untuk membuat flap: handle scalpel dan scalpel no. 12,
rasparatorium, pinset chirurgis.
- Alat untuk membuang jaringan penghambat : contra high speed, bur
tulang, mata bur long shank.
- Alat pengungkit : bein bengkok, bein lurus (besar dan kecil) dan crier
- Alat pencabutan : tang sisa akar RB, dan tang khusus M3 RB.
- Alat untuk menjahit : needle holder, needle cutting edge lingkaran,
gunting dan pinset chirurgis
- Alat lain : nierbeiken, petridish, deppen glass, tempat tampon, lap
dada, kain penutup pasien, water syringe, saliva ejector, duck clamp,
cheek retractor, knable tang, bone file, arteri clamp dan alat kuret
Bahan yang digunakan :
Betadine antiseptik, Pehacain , alkohol 70 %, larutan PZ, aquadest steril,
benang non absorbable, cotton pellet, tampon.
7. Persiapan operator dan asisten operasi
a. Ass. Op 1 :
- membantu operator saat operasi berlangsung
- memegang suction dan cheek retractor
b. Ass. Op 2 :
- mempersiapkan alat-alat operasi
- membantu mengambilkan alat pada saat operasi berlangsung
c. Ass. Op 3 :
- melaporkan semua tahapan dan kegiatan operasi kepada instruktur
- mencatat waktu tahapan-tahapan operasi
8. Persiapan Penderita
Meliputi :

- Persiapan fisik (tidur cukup, sarapan sebelum dilakukan tindakan


operasi)
- Persiapan psikis
- Pengisian informed consent dan pemberitahuan tentang kemungkinan
komplikasi

yang

terjadi

saat

berlangsungnya

odontektomi,

pemeriksaan tanda-tanda vital (pemeriksaan tekanan darah, denyut


nadi, respirasi, dan trismus pre-operasi)
III. TAHAP OPERASI
a. Mendudukkan pasien dengan posisi tegak. Asepsis ekstra oral dan daerah
kerja (intra oral) dengan betadine
b. Lokal anastesi dengan pehacaine
Blok mandibula : N. Alveolaris inferior
Infiltrasi

: 1 cc

N. Lingualis

: 0,5 cc

N. Buccalis longus

: 0,5 cc

c. Mengulas bibir dan sudut mulut pasien dengan vaselin (agar bibir tidak
kering dan terluka) kemudian menutup penderita dengan kain penutup
steril dan dijepit dengan duck clamp
d. Pembuatan flap
Tipe

: Mukoperiosteal flap

Bentuk

: Trapezoid

Syarat incisi :
Harus di jaringan sehat.
Harus berlandaskan tulang supaya gerakan terkontrol dan pada saat
penjahitan flap tidak mudah putus.
Gerakan satu arah
Basis insisi harus lebar supaya mudah dalam vaskularisasi
Cara : Insisi dimulai dari awal vertical sebelah lingual dari linea oblique
eksterna ramus ascenden yaitu sepanjang 1 cm sebelah distal gigi
impaksi, diarahkan pada distolingual gigi tersebut. Kemudian
menyusuri tepi gingival sebelah bukal mengelilingi gigi impaksi
sampai daerah interproksimal antara molar kedua dan molar ketiga

RB. Insisi diteruskan ke arah lipatan mukosa bukal dengan


membentuk sudut 45 derajat, selanjutnya jaringan tersebut
dipisahkan dengan tulang menggunakan raspatorium hingga tulang
alveolar tampak..
Gambar :

e. Menghilangkan jaringan penghambat dilakukan dengan memotong korteks


tulang mandibula pada sisi distal dan sisi bukal gigi impaksi hingga
kelengkungan terbesar gigi terbebaskan. Hal ini bertujuan untuk
menghilangkan jaringan penghambat, memberikan lapang pandang, dan
sebagai tempat tumpuan.
Gambar:

f. Apabila seluruh mahkota terbuka, maka gigi impaksi dikeluarkan


seluruhnya secara utuh dengan elevator, kemudian dengan menggunakan
tang.
Gambar:

g. Apabila gigi tidak berhasil dikeluarkan maka sebagai tindakan alternatif


dilakukan pemotongan gigi pada sisi median gigi. Kemudian diungkit dari
sisi mesial dan distal pada gigi impaksi.
Gambar:

h. Menghaluskan tulang yang tajam dengan bone file


i. Debridement, yaitu dengan :
Membersihkan serpihan tulang atau gigi dari luka dengan alat kuret
Irigasi dengan larutan PZ atau aquadest steril untuk menghilangkan
serbuk gigi dan tulang sisa pengeburan.
j. Kontrol perdarahan, yaitu :
Perdarahan normal, druk dengan tampon, langsung dilakukan
penjahitan flap
Perdarahan abnormal, druk dengan tampon atau tampon adrenalin,
pemberian vitamin K dan bila terjadi perdarahan yang cukup besar.
dilakukan cauterisasi pembuluh darah diikat.
-

TAHAP POST OPERASI


a. Menutup luka operasi
Dengan melakukan penjahitan 3 simpul yaitu 2 simpul di oklusal dan 1
simpul di daerah bukal.
Gambar :

b. Kontrol perdarahan
Mengecek kembali celah antara jahitan apakah sudah tertutup dengan
benar, mengecek kerapatan simpul jahitan, dan menekan daerah jahitan
untuk memeriksa apakah masih ada darah yang merembes keluar.
III. INSTRUKSI POST ODONTEKTOMI
- Penderita dianjurkan menggigit tampon selama 30-60 menit
- Daerah luka tidak boleh dihisap-hisap
- Tidak boleh kumur dengan keras dan sering
- Selama 24 jam post operasi tidak boleh makan makanan yang panas
- Jika ada pembengkakan setelah 24 jam disarankan kumur dengan air
garam hangat
- Disarankan untuk minum obat secara teratur sesuai resep yang diberikan
- Disarankan untuk meningkatkan kebersihan mulut
- Istirahat yang cukup
- Apabila masih terjadi perdarahan setelah 24 jam disarankan untuk
mendatangi dokter / RS terdekat.
IV. PEMBERIAN RESEP
R/ Amoxycillin tabs 500 mg No XII
3dd1
R/ As. Mefenamat tabs 500 mg No IX
p.r.n. 1

KONTROL
24 jam post odontektomi
Tujuan untuk kontrol perdarahan, keradangan kebersihan daerah operasi
dan kontrol jahitan.

3 hari post odontektomi


Tujuan untuk mengetahui proses keradangan sudah reda atau belum,
kontrol kebersihan daerah operasi dan kontrol jahitan
7 hari post odontektomi
Tujuan untuk mengetahui penyembuhan tulang dan membuka jahitan

RENCANA PERAWATAN ODONTEKTOMI


PADA GIGI MOLAR TIGA BAWAH KANAN
DENGAN POSISI VERTIKAL, LEVEL A, KLAS II

Operator :
Wilda Wahyu Firdausi
091611101032

Instruktur :
drg. Abdul Rochim, M. Kes. M.MR.

BAGIAN BEDAH MULUT


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS JEMBER
2014

Anda mungkin juga menyukai