Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENDIDIKAN

MANAJEMEN NYERI

Oleh:
NUR KHOIRON

J 230 145 075

PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

SATUAN ACARA PENDIDIKAN KESEHATAN

Pokok Bahasan

: Manajemen Nyeri

Sub Pokok Bahasan

:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Pengertian nyeri
Penyebab nyeri
Macam macam nyeri
Intensitas Nyeri
Faktor yang mempengaruhi respon nyeri
Teknik Pengobatan
Cara menghilangkan nyeri

Waktu dan Pelaksanaan

: Kamis, 8 Januari 2015 pukul 08.00 WIB

Tempat

: Bangsal Parang Seling RS Ortopedi Prof. Dr. R.


Soeharso Surakarta

Pelaksana

: Nur Khoiron

J 230 145 075

Audience/sasaran

: Klien dan Keluarga klien yang dirawat di RS


Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta

I.

Tujuan Instruksional Umum


Setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang manajemen nyeri, klien
dan keluarga dapat memahami tentang dasar-dasar nyeri.

II.

Tujuan Instruksional Khusus


Setelah dilakukan penidikan kesehatan Keluarga dapat mengetahui:
1. Menjelaskan pengertian nyeri
2. Menjelaskan penyebab nyeri
3. Menjelaskan macam-macam nyeri
4. Menjelaskan tehnik pengobatan
5. Menjelaskan cara menghilangkan nyeri

III.

Materi
1. Menjelaskan pengertian nyeri
2. Menjelaskan penyebab nyeri
3. Menjelaskan macam-macam nyeri
4. Menjelaskan teknik pengobatan nyeri
5. Menjelaskan cara menghilangkan nyeri

IV.

Pelaksanaan

TAHAP
Pendahuluan
(5menit)

Pemberian
materi
(25 menit)

KEGIATAN
1. Memberi salam
2. Perkenalan
3. Mengkaji
pengetahuan
audience tentang manajemen
nyeri
1.
2.
3.
4.
5.

6.
7.

Sesi praktik
(15 menit)
Penutup
(5menit)

1.

Menjelaskan
Pengertian
nyeri
Menjelaskan
Penyebab
nyeri
Menjelaskan macam
macam nyeri
Menjelaskan
intensitas
nyeri
Menjelaskan faktor yang
mempengaruhi
respon
nyeri
Menjelaskan
teknik
pengobatan nyeri
Menjelaskan
cara
menghilangkan nyeri
Prosedur kerja

1. Menyimpulkan
seluruh
materi yang diberikan
2. Evaluasi dengan Tanya
jawab

Komunikan
1. Menjawab salam
2. Mendengarkan
3. Menjawab

1. Mendengarkan
2. Mendengarkan
3. Mendengarkan
4. Mendengarkan
5. Mendengarkan
6. Mendengarkan
7. Mendengarkan

1.
2.

Memperhatikan
Memperhatikan

1.

Mendengarkan

2.

Menjawab

3. Menyimpulkan bersamasama
hasil
kegiatan
penyuluhan
4. Menutup penyuluhan dan
mengucapkan salam
V.

3.

Mendengarkan

4.

Menjawab salam

Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Praktik

VI. Media
1. Leaflet
VII. Pengorganisasian
1. Moderator dan Penyaji : Nur Khoiron
VIII. Setting tempat

Keterangan :
: Audience
: Moderator dan Penyaji
Evaluasi
1. Struktur
a. Penyuluh dapat memberikan materi penyuluhan dengan baik
b. Media dan alat memadai
c. Setting sesuai dengan kegiatan
2. Proses
a.
Pelaksanaan sesuai dengan alokasi waktu
b.
Peserta mengikuti dengan aktif kegiatan penyuluhan
c. Peserta menanyakan hal-hal yang tidak dimengerti pada saat
diskusi
3. Hasil
a.
b.
c.
d.

Peserta dapat menjelaskan Pengertian nyeri


Peserta dapat menjelaskan Penyebab nyeri
Peserta dapat menjelaskan macam macam nyeri
Peserta dapat menjelaskan teknik pengobatan nyeri

e.

Peserta dapat menjelaskan cara menghilangkan


nyeri

IX. Daftar Pustaka


Hidayat, A.A.A. dan Uliyah, M. 2005. Kebutuhan Dasar Manusia, Buku
Saku Praktikum. Jakarta: EGC.
Mubarak, Iqbal . 2007.Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Penerbit
buku kedokteran.
Potter, P.A. dan Perry, A.G. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan:
Konsep, Proses, dan Praktik, Edisi 4. Jakarta: EGC.
Smeltzer, S.C. dan Bare, B.G. 2001. Buku Ajar Keperawatan MedikalBedah: Brunner & Suddarth, Edisi 8, Vol 3. Jakarta: EGC.

MATERI PENDIDIKAN KESEHATAN


MANAGEMENT NYERI

A. Pengertian
Nyeri adalah sensasi apapun yang menyakitkan tubuh yang dikatakan oleh
individu yang mengalaminya, yang ada kapanpun individu mengatakannya atau
nyeri adalah perasaan spesifik seseorang yang diinformasikan oleh mekanisme
pertahanan organisasi tubuh terhadap suatu lesi (kerusakan jaringan).
B. Penyebab
Adanya gangguan jaringan tubuh sehingga jaringan tubuh tidak bisa
berfungsi secara normal.
Macam-Macam Nyeri
1. Nyeri akut

Nyeri akut dapat didefinisikan sebagai nyeri yang disebabkan karena


suatu cidera,prosedur pembedahan, proses penyakit atau fungsi abnormal
otot dan visera.
2. Nyeri kronik
Nyeri kronis didefinisikan sebagai nyeri yang menetap melebihi rentang
waktu suatu proses akut atau melebihi kurun waktu normal tercapainya
suatu penyembuhan; periodenya dapat bervariasi dari 1 hingga 6 bulan.
C. Faktor Yang Memengaruhi Respon Nyeri
1. Usia
Anak belum bisa mengungkapkan nyeri, sehingga perawat harus mengkaji
respon nyeri pada anak. Pada orang dewasa kadang melaporkan nyeri jika
sudah patologis dan mengalami kerusakan fungsi. Pada lansia cenderung
memendam nyeri yang dialami, karena mereka mengangnggap nyeri
adalah hal alamiah yang harus dijalani dan mereka takut kalau mengalami
penyakit berat atau meninggal jika nyeri diperiksakan.
2. Jenis kelamin
Gill (1990) mengungkapkan laki-laki dan wnita tidak berbeda secara
signifikan dalam merespon nyeri, justru lebih dipengaruhi faktor budaya
(ex: tidak pantas kalo laki-laki mengeluh nyeri, wanita boleh mengeluh
nyeri).
3. Kultur
Orang belajar dari budayanya, bagaimana seharusnya mereka berespon
terhadap nyeri misalnya seperti suatu daerah menganut kepercayaan

bahwa nyeri adalah akibat yang harus diterima karena mereka melakukan
kesalahan, jadi mereka tidak mengeluh jika ada nyeri.
4. Makna nyeri
Berhubungan dengan bagaimana pengalaman seseorang terhadap nyeri
dan dan bagaimana mengatasinya.
5. Perhatian
Tingkat seorang klien memfokuskan perhatiannya pada nyeri dapat
mempengaruhi persepsi nyeri. Menurut Gill (1990), perhatian yang
meningkat dihubungkan dengan nyeri yang meningkat, sedangkan upaya
distraksi dihubungkan dengan respon nyeri yang menurun. Tehnik
relaksasi, guided imagery merupakan tehnik untuk mengatasi nyeri.
6. Ansietas
Cemas meningkatkan persepsi terhadap nyeri dan nyeri bisa menyebabkan
seseorang cemas.
7. Pengalaman masa lalu
Seseorang yang pernah berhasil mengatasi nyeri dimasa lampau, dan saat
ini nyeri yang sama timbul, maka ia akan lebih mudah mengatasi
nyerinya. Mudah tidaknya seseorang mengatasi nyeri tergantung
pengalaman di masa lalu dalam mengatasi nyeri.
8. Pola koping
Pola koping adaptif akan mempermudah seseorang mengatasi nyeri dan
sebaliknya pola koping yang maladaptive akan menyulitkan seseorang
mengatasi nyeri.

9. Support keluarga dan sosial


Individu yang mengalami nyeri seringkali bergantung kepada anggota
keluarga atau teman dekat untuk memperoleh dukungan dan perlindungan.
D. INTENSITAS NYERI
Intensitas nyeri adalah gambaran tentang seberapa parah nyeri dirasakan
oleh individu, pengukuran intensitas nyeri sangat subjektif dan individual
dan kemungkinan nyeri dalam intensitas yang sama dirasakan sangat
berbeda oleh dua orang yang berbeda oleh dua orang yang berbeda.
Pengukuran nyeri dengan pendekatan objektif yang paling mungkin
adalah menggunakan respon fisiologik tubuh terhadap nyeri itu sendiri
Berikut penilaian skala nyeri:
0 : Tidak nyeri
1-3 : Nyeri ringan : secara obyektif klien dapat berkomunikasi
dengan baik.
4-6 : Nyeri sedang : Secara obyektif klien mendesis, menyeringai,
dapat menunjukkan lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya, dapat
mengikuti perintah dengan baik.
7-9 : Nyeri berat : secara obyektif klien terkadang tidak dapat
mengikuti perintah tapi masih respon terhadap tindakan, dapat
menunjukkan lokasi nyeri, tidak dapat mendeskripsikannya, tidak
dapat diatasi dengan alih posisi nafas panjang dan distraksi
10 : Nyeri sangat berat : Pasien sudah tidak mampu lagi
berkomunikasi, memukul. Karakteristik paling subyektif pada

nyeri adlah tingkat keparahan atau intensitas nyeri tersebut. Klien


seringkali diminta untuk mendeskripsikan nyeri sebagai yang
ringan, sedang atau parah. Namun, makna istilah-istilah ini
berbeda bagi perawat dan klien. Dari waktu ke waktu informasi
jenis ini juga sulit untuk dipastikan.
E. Tehnik Pengobatan
Pada prinsipnya, rasa nyeri bisa diobati dengan tiga cara yaitu:
1. Menghilangkan Penyebab Nyeri
Nyeri akibat peradangan yang timbul karena bakteri ataupun infeksi Vulnus
laceratum dapat dihilangkan dengan mengobati atau melenyapkan faktor
penyebabnya, yakni dengan pemberian obat guna membunuh kuman/bakteri.
Agar tidak berkembang biak pada luka Vulnus laceratum.
2. Meningkatkan Daya Tahan Tubuh
Nyeri juga dapat ditekan dengan meningkatkan daya tahan tubuh terhadap
penyakit. Atau luka Vulnus laceratum Ini dapat dilakukan dengan pemberian
terapi. Misalnya, terapi media, tehnik Relaksasi (nafas dalam).
Memotong Jalur Transmisi Nyeri
3. Pada dasarnya segala bentuk pengobatan terhadap nyeri adalah dengan
melakukan blokade syaraf sensorik. Ini dapat dilakukan dengan pemberian
obat-obatan yang sifatnya menekan fungsi nociceptor (saraf nyeri).
F. Cara Menghilangkan nyeri

1. Bernapas pelan dan dalam


Cara mudah untuk mengatasi nyeri akut seperti akibat dari vunus laceratum,
yakni pernapasan yang pelan dan dalam. Cara ini cukup efektif bahkan untuk

nyeri yang lebih berat, seperti yang sering dilakukan para wanita saat
melahirkan.
2. Mengkhayal ( Tehnik emagery)
Bebaskan fantasi dengan mengkhayal apa saja, maka nyeri akut akan
berkurang. Dalam sebuah studi di University of Wisconsin, khayalan seksual
atau tentang sesuatu yang seksi paling efektif meningkatkan toleransi terhadap
nyeri dibandingkan khayalan tentang topik lain. Fantasi seksual tidak hanya
mengalihkan perhatian dari rasa nyeri. Hamid Hekmat PhD, ilmuwan yang
melakukan studi tersebut mengungkap bahwa khayalan semacam itu juga
dapat mengurangi rasa gelisah selama pemeriksaan.
3. Meditasi setiap hari
Agar efektif, cara ini harus dilakukan secara rutin misalnya setiap hari
menjelang tidur. Menurut penelitian di Kanada, seseorang yang rutin
bermeditasi memiliki area cortex yang lebih tebal di otak sehingga sensitivitas
terhadap nyeri berkurang. Tidak perlu berbulan-bulan, efeknya sudah bisa
dirasakan dengan melakukannya secara rutin selama beberapa hari.
4. Percaya diri
Saat merasakan nyeri pada luka Vulnus mulai timbul , katakan dan yakinkan
diri sendiri bahwa sakitnya hanya sebentar. Alihkan perhatian apabila melihat
pasien lainnya tampak kesakitan, atau anggap saja orang itu berlebihan. Cara
ini sangat efektif, dan telah dibuktikan dalam penelitian Robert C. Coghill,
PhD. dari Wake Forest University.
5. Bergaul dengan sahabat
Nyeri yang persisten atau menetap seperti nyeri luka Vulnus tidak bisa diatasi
hanya dengan obat. Terapi penunjang dibutuhkan untuk membantu meredakan,
salah satunya bergaul dengan sahabat. Menurut sebuah penelitian di Spanyol,

semakin aktif seseorang dalam bergaul, semakin mudah baginya untuk


mengatasi gejala nyeri Vulnus.

Anda mungkin juga menyukai