Anda di halaman 1dari 18

PKMK

A. JUDUL KEGIATAN
PEMANFAATAN LIMBAH CAIR RUMAH TANGGA AIR CUCIAN BERAS
(LERRY) MENJADI NATA DE LERRY
B. LATAR BELAKANG MASALAH
Beras sebagai makanan pokok orang Indonesia, selain sebagai sumber karbohidrat
beras juga menyumbang kandungan gizi lainnya seperti protein, lemak, dan juga vitamin.
Lapisan katul paling banyak mengandung vitamin B1 atau Thiamin. (Sjahmien Moehyi,
1992, 159 )
Vitamin B1 atau Thiamin berguna dalam pertumbuhan juga diperlukan dalam
pembakaran karbohidrat untuk mendapat kalori, semakin banyak kebutuhan kalori
semakin banyak pula kebutuhan vitamin B1. Vitamin adalah zat makanan yang diperlukan
untuk pemeliharaan dan penyempurnaan kesehatan yang tidak diproduksi oleh tubuh.
Vitamin B1 membantu dalam penggunaan zat makanan oleh tubuh dan mengatur
pembentukan butir-butir darah. Vitamin B1 juga membantu pencegahan penyakit beriberi. (Sunita Almatsier, 2003, 192 194 )
Thiamin adalah satu vitamin larut air, kehilangan Thiamin selama pengolahan,
biasanya terjadi pada saat proses pengolahan beras menjadi nasi, pada saat pencucian
beras yang terlalu digosok-gosok dan pencucian berulang kali dan terlalu lama akan
menyebabkan berkurangnya kandungan Thiamin yang terkandung didalam lapisan beras
tersebut. Sehingga vitamin B1 atau Thiamin pada beras sebagian larut dalam air cucian
beras tersebut. Sedangkan pada umumnya air cucian beras tersebut dibuang begitu saja.
Untuk itu perlu sekali mencari alternative-alternative lain yang sekiranya dapat
memanfatkan air cucian beras yang terbuang sia-sia, yang bernilai ekonomis dan
berpotensi mendatangkan keuntungan. Salah satunya yaitu dengan mengolah limbah cair
yang dihasilkan dari salah satu proses pembuatan nasi yaitu air cucian beras menjadi
NATA DE LERRY. Nata de Lerry hampir sama bentuk dan rasanya dengan nata de coco
yang merupakan hasil pengolahan air kelapa dan nata de soya yang merupakan hasil

pengolahan limbah cair industri tahu. Bentuknya seperti agaragar tetapi lebih kenyal dan
biasa dipakai sebagai campuran fruit cocktail, ice cream, es teller dan yogurt.
C. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana formula nata de lerry yang tepat dari air cucian beras?
2. Bagaimana mengolah limbah cair rumah tangga air cucian beras dapat dijadikan
menjadi makanan?
3. Dapatkah nata de lerry menjadi primadona baru sebagai sumber penghasilan?
4. Dapatkah nata de lerry sebagai salah satu sarana membuka lapangan pekerjaan
baru?
D. TUJUAN PROGRAM
1. Menentukan formula yang tepat untuk pembuatan nata de lerry dari air cucian
beras.
2. Mengolah limbah cair rumah tangga air cucian beras dijadikan makanan (nata de
lerry).
3. Mengetahui tingkat kesukaan konsumen terhadap nata de lerry.
4. Menambah penghasilan dan bernilai ekonomis serta dapat membuka lapangan
pekerjaan baru.
E. LUARAN YANG DIHARAPKAN
Hasil dari limbah rumah tangga air cucian beras dapat dimanfaatkan dan diolah
menjadi nata de lerry, diharapkan menjadi icon baru dan diharapkan dapat membuka
lapangan kerja baru untuk mengurangi pengangguran.
F. KEGUNAAN PROGRAM
Harapan dari proses produksi pembuatan nata de lerry antara lain :
1. Dapat memanfaatkan air cucian beras yang mengandung vitamin B 1 yang
terbuang sia-sia.
2. Dapat menjadi sumber penghasilan tambahan.
3. Dapat menciptakan lapangan kerja baru untuk mengurangi pengangguran.

G. TINJAUAN PUSTAKA
1.

Nata de Coco
Nata adalah kumpulan sel bakteri (selulosa) yang mempunyai tekstur kenyal,
putih, menyerupai gel dan terapung pada bagian permukaan cairan (nata tidak akan
tumbuh di dalam cairan). Bahan yang dapat digunakan sebagai media untuk pembuatan
nata adalah air kelapa sehingga produknya dikenal dengan nata de coco. Nata de Coco,
yang dalam bahasa Indonesia berarti krim dari kelapa ( nata : krim & coco : kelapa ).
Selain itu bahan lainnya adalah sari nanas (nata de pina), kedelai (nata de soya) atau buah
lain yang mengandung glukosa. Mikroba yang aktif dalam pembuatan nata adalah bakteri
pembentuk asam asetat yaitu Acetobacter xylinum. Mikroba ini dapat merubah gula
menjadi selulosa. Jalinan selulosa inilah yang membuat nata terlihat putih.
Tahap-tahap yang perlu dilakukan dalam pembuatan nata adalah persiapan media,
starter, inokulasi,

fermentasi/pengeraman,

pemanenan,

penghilangan

asam

dan

pengawetan. Komposisi media yang digunakan untuk pengawetan. Komposisi media


yang digunakan untuk starter adalah sama dengan media untuk pemeliharaan kultur tetapi
tanpa media agar.
Cara pembuatan
Saring air kelapa dengan menggunakan kain saring lalu didihkan dan dinginkan.
Campurkan gula pasir (100 g/l air kelapa), asam cuka 20 ml/l air kelapa dan bibit
Acetobacter xylinum (170 ml) ke dalam air kelapa di dalam panci pencampur, lalu diaduk
sampai merata. Campuran tersebut mempunyai keasaman (pH) 3-4.
Masukkan campuran tersebut ke dalam stoples dengan tinggi campuran 4-5 cm, lalu
ditutup dengan kain saring. Letakkan stoples di tempat yang bersih dan aman.
Setelah 15-20 hari berlangsungnya proses fermentasi terbentuklah lapisan nata di
permukaan cairan dengan ketebalan 1-2 cm. Lapisan nata dengan berat + 200 g. Cairan di
bawah nata merupakan cairan bibit yang dapat digunakan untuk pembuatan nata
selanjutnya.

Pemanenan nata
Lapisan nata diangkat secara hati-hati dengan menggunakan garpu atau penjepit yang
bersih supaya cairan di bawah lapisan tidak tercemar. Cairan di bawah nata dapat
digunakan sebagai cairan bibit pada pengolahan berikutnya.
Buang selaput yang menempel pada bagian bawah nata, dicuci lalu dipotong dalam
bentuk kubus dengan ukuran 1,5 x 1,5 x 1,5 cm dan dicuci. Tuang dan rendam potongan
nata de coco dalam ember plastik selama 3 hari dan setiap hari air rendaman diganti.
Sesudah itu, nata direbus sampai mendidih bersuhu 110 oC selama 10-20 menit. Tujuan
perendaman dan perebusan untuk meng-hilangkan rasa asam.
Nata dimasukkan dalam sirup lalau didihkan pada suhu 100oC + 15 menit, sesudah itu
bila perlu dapat ditambahkan essens panili atau pewangi lainnya dan garam secukupnya,
lalu dibiarkan selama 1 malam. Buat sirup nata dengan perbandingan untuk 3 kg produk
nata potongan, diperlukan 2 kg gula dan 4,5 l air. Mula-mula gula dituangkan ke dalam
air, panaskan sampai larut dan lalu saring.
Selanjutnya nata dikemas dalam kantong plastik atau botol selai dengan perbandingan
antara padatan dan cairan 3:1, botol ditutup rapat, kemudian direbus dalam air mendidih
selama 30 menit. Angkat dan dinginkan di udara dengan tutup terletak pada bagian
bawah, slanjutnya botol diberi label dan siap untuk dipasarkan.
Pembuatan bibit nata
Buah nenas dikupas, dicuci sehingga dihasilkan daging nenas.
Daging nenas dipotong kecil-kecil, dihancurkan, dan diambil ampasnya.
Ampas nenas dicampur dengan gula pasir dan air masak dengan perbandingan 6:1:3
sampai merata.
Masukkan campuran tersebut dalam stoples bersih dan tutup dalam kain saring.
Diamkan selama 2-3 minggu.
Biarkan tanpa diganggu selama 2-3 minggu hingga terbentuk lapisan putih atau bibit
Acetobacter xylinum.

Diagram alir pembuatan Nata de Coco


Air kelapa
Disaring
Panaskan

mendidihaaaaaaaaaaaaaa
Dinginkan
Campurkan

dalam panci pencampur

Gula pasir (100gr/l air kelapa)


Asam cuka (20 ml/l air kelapa)
Bibit Acetobacter xylinum (170 ml)

Masukkan campuran tersebut dalam bak fermentasi


dengan tinggi campuran 4-5 cm
Ditutup dengan kain saring
Letakkan bak fermentasi di tempat yang bersih dan aman
Fermentasi selama 15 20 hari
Pengangakatan selaput bawah nata
Pencucian
Pemotongan nata bentuk kubus
ukuran 1,5 x 1,5 x 1,5 cm
Pencucian dengan air mengalir
Perendaman selama 3 hari
(setiap hari air rendaman diganti)
Perebusan dengan suhu 110oC
selama 10-20 menit
Angkat, tiriskan
Nata de Coco
siap diolah lebih lanjut

2.

Nata de Lerry
Nata de lerry merupakan produk fermentasi air cucian beras oleh bakteri
Acetobacter xylinum. Nata de lerry termasuk makanan penyegar atau pencuci mulut
(dessert) yang kaya serat dan dapat digunakan sebagai bahan pengisi ice cream, fruit
cocktail, es teller dan yogurt. Pembuatan nata de lerry dipengaruhi oleh beberapa factor
yaitu pH, suhu, kadar gula, komposisi nutrient, lama fermentasi, dan aktifitas bakteri,
Bila factor-faktor tersebut dikendalikan dengan baik, maka akan diperoleh nata de lerry
dengan ketebalan yang dikenhendaki.
Berikut adalah diagram alir cara pembuatan nata de lerry :
Air Lerry

Kotoran

Penyaringan
Sterilisasi 15 menit
Penambahan nutrient
Gula pasir (50gr/ liter lerry
ZA/urea(2gr/liter lerry)

Pemanasan 10 menit
Penambahan asam cuka glacial (2.5ml/liter lerry)
Pengisian media lerry ke bak fermentasi
(1 liter/bak fermentasi)
Pendinginan 12-24 jam

Inokulasi starter
(1 botol starter untuk 7-8 nampan)
Inkubasi 8-10 hari

Nata de Lerry

Pemanenan
Pencucian dengan air mengalir
Pemotongan nata
Perebusan
(2 kali dengan air mendidih @ 15 menit)
Penambahan tawas
(5gr/liter air untuk mencuci)
Nata de Lerry siap dikonsumsi
Gambar. Diagram Alir Pembuatan Nata de Lerry

H.

METODE PELAKSANAAN
1. Tempat dan Waktu
Proses pembuatan dan pengolahan ini dilakukan di Laboratorium Unit Produksi
Teknik Boga FT UNY untuk pembuatan nata de lerry yang sebelumnya akan dilakukan
pembuatan sampel dan pengendalian kualitas produk yang dilakukan di Laboratarium
Kimia Boga FT UNY. Proses pembuatan dan pengolahan ini akan dilakukan selama 8
minggu berturut-turut.

2. Bahan dan Alat


Dalam proses pembuatan nata de lerry bahan yang digunakan adalah air cucian
beras, gula pasir, urea (ZA), asam asetat glacial, starter bakteri dan tawas.
Tabel. Bahan Pembuatan Nata de Lerry
Bahan
Air lerry
Gula pasir
ZA (urea)
Asam asetat glacial
Starter bakteri
Tawas

Spesifikasi
Cair
Butiran
powder
Cair
Cair kental
powder

Pembuatan nata de lerry ini, bahan utama yang digunakan adalah air lerry atau air
cucian beras. Metode pengumpulan air lerry dilakukan kerja sama dengan rumah makan
terdekat atau kantin yang berpotensi menghasilkan air cucian beras.
Dalam proses pembuatan nata de lerry alat yang digunakan antara lain bak
fermentasi, timbangan meja, rak penyimpanan, pisau dapur besar, saringan kain kassa,
gelas ukur besar, kompor gas, tabung gas, ember plastic, panci besar, plastic penutup, tali
penutup.
Tabel. Alat Pembuatan Nata de Lerry
Alat
Bak fermentasi
Timbangan meja

Fungsi
Sebagai tempat mencetak nata
Sebagai alat alat untuk
mengukur bahan

Rak penimpanan

Sebagai tempat menyimpan

Pisau dapur besar


Saringan kain kassa

pada waktu inkubasi


Alat untuk memotong nata
Sebagai penyaring air lerry

Gelas ukur besar

sebelum digunakan
Sebagai pengukur air cucian

Kompor gas
Ember plastic
Panci besar

beras
Sebagai sumber panas
Sebagai tempat pencucian nata
Alat untuk menjerang nata

Tali penutup

setelah dipanen
Sebagai pengikat plastic

Plastic penutup

penutup
Sebagai penutup bak fermentasi

3. Proses Pembuatan
Pengolahan limbah cair rumah tangga menjadi nata de lerry melibatkan bakteri
Acetobacter xylinum yang sifatnya menggunakan protein dan karbohidrat dalam
kandungan limbah cair tersebut sebagai sumber energi untuk hidup dan berkembangbiak.
Untuk proses pembuatannya mula-mula air lerry dengan pencucian tertentu yang
sudah disaring dan terbebas dari limbah padat, dicampur dahulu dengan gula pasir 50 gr,
urea 2 gr per liter air lerry kemudian diangkat dan segera campurkan asam asetat pekat
2,5 ml per liter agar pH larutan turun sampai 4, yang merupakan pH optimum untuk
pertumbuhan bakteri pembentuk nata. Kemudian larutan dituang kedalam bak fermentasi
dengan ketinggian 2 cm kemudian didinginkan, tetapi harus ditutup dengan plastic bersih
dan diikat agar tidak tercemar kotoran dari luar. Sesudah dingin, larutan dituangi bibit
bakteri dalam larutan sebanyak 20% volume larutan air lerry. Kemudian diinkubasi
selama 8-10 hari dan disimpan dalam bak fermentasi. Adapun maksud ditambahkan
bahan lain tehadap limbah air cucian beras tersebut adalah :
a. Gula sebagai penambah bahan makanan untuk bakteri
b. Asam asetat pekat untuk mengatur keasaman media air lerry
c. Bibit nata atau starter yaitu suspensi bakteri Acetobacter xylinum sebagai
mikroorganisme pembentuk nata
d. ZA sebagai suplement nutrisi bagi mikroorganisme (bakteri)

Setelah menjalani proses fermentasi maka cairan akan terbentuk lapisan padat
nata setebal 2 cm, inilah yang dipanen. Lapisan padat tersebut sebelum dipotong kecilkecil dilakukan pengerokan lapisan atas kemudian dilakukan pencucian dengan air
mengalir dan dilakukan 2 kali perebusan masing-masing selama 15 menit dengan
penambahan tawas 5 gr per liter air lerry untuk menetralkan sisa asam cuka dan ZA yang
tersisa. Setelah itu nata siap diproses lebih lanjut untuk dipasarkan.
4. Prospek Pasar dan sasaran penjualan
Nata de Lerry merupakan suatu produk baru yang belum dikembangkan atau
dipasarkan sehingga belum begitu dikenal oleh masyarakat luas. Masyarakat lebih
mengenal nata de coco dan nata de soya sebagai bahan campuran makanan atau
minuman. Sedangkan nata de lerry sendiri memiliki karakteristik, bentuk dan rasa yang
hampir sama dengan nata de coco dan nata de soya dan dengan demikian nata de lerry
diharapkan dapat menjadi alternative lain selain nata de coco dan nata de soya. Karena
produk ini belum banyak dikembangkan dan belum banyak dipasarkan, maka diharapkan
prospek pasarnya sangat bagus karena belum banyak saingannya.
Sasaran dari pemasaran produk nata de lerry yang sudah jadi siap pakai yaitu :
a. Pasar-pasar tradisional dengan sasaran pedagang-pedagang minuman dan
masyarakat umum kalangan menengah kebawah, dengan bentuk penjualan secara
kiloan dan eceran.
b. Pedagang minuman seperti pedagang es campur maupun es teller, penjualan
secara kiloan.
c. Restaurant atau rumah makan yang menjual minuman serupa es campur atau
sejenisnya, penjualan secara kiloan.
d. Toko dan atau supermarket dengan cara disetorkan atau dititipkan, penjualan
dengan secara kiloan maupun gelasan.
5. Keuangan dan Penetapan Harga Jual
a. Perkiraan balik modal
Untuk satu kali rotasi produksi, yaitu selama 15 hari, dapat kita perkirakan penghasilan
yang diperoleh yaitu :

Jumlah nata de lerry yang dihasilkan / hari x harga jual / Kg =


60 Kg x Rp. 4.000,00

= Rp. 240.000,00

Perkiraan resiko produk tidak terjual = 20 % per hari


(20 % x 60 Kg) x Rp. 4000,00

= Rp.

48.000,00

Jadi penghasilan bersih per hari diperkirakan=


Rp. 240.000,00 Rp. 48.000,00

= Rp. 192.000,00

Total penghasilan 1 rotasi produksi (15 kali panen ) yaitu =


15 x Rp. 192.000,00

= Rp. 2.880.000,00

Perkiraan keuntungan yang diperoleh untuk satu kali rotasi produksi, yaitu penghasilan
keseluruhan dikurangi biaya produksi.

Total penghasilan 1 kali rotasi

Rp.

2.880.000,00
Biaya pembelian bahan

Rp.

1.585.000,00
Rp. 1.295.000,00
Biaya penyusutan alat

= Rp.

312.500,00 = Rp.

982.500,00

Upah karyawan
= Rp.

450.000,00

Keuntungan 1 kali rotasi

= Rp.

532.500,00
Sedangkan dalam satu bulan kita dapat melakukan dua kali rotasi, maka keuntungan
bersih yang dapat kita hasilkan yaitu sebesar =
2 x Rp. 532.500,00

= Rp. 1.065.000,00

Dengan keuntungan bersih tiap bulan sebesar Rp. 1.065.000,00. Maka kita dapat
memperkirakan pengembalian modal dalam jangka waktu 4 bulan.

b. Mark Up
Mark Up merupakan jumlah harga yang ditambahkan pada biaya dari suatu produk
untuk menghasilkan harga jual. Mark Up berdasarkan harga jual

Harga Jual

Harga Jual
= Rp. 2.641.666,67 ( harga jual keseluruhan )
= Rp. 2.641.700,00 ( harga pembulatan )
Harga jual nata de lerry per kg = Rp. 2.641.700,00 / 900
= Rp.2.935,22 ( harga perkilogram )
= Rp.3.000.00 ( harga perbulatan )
Disini diperoleh harga jual perkilogram Rp. 3.000,00 padahal kita sudah menghitung
dalam perkiraan balik modal kalau kita menjual nata per kilogramnya Rp. 4.000,00.
dengan ini sudah terlihat laba yang kita dapat perkilogramnya.
c. BEP
Metode penetapan harga menggunakan Break Even Point atau analisis impas yaitu
berapakah jumlah produk yang harus dijual pada harga tertentu, supaya dapat menutup
semua biaya. Atau dengan kata lain kita tidak untung juga tidak rugi.
1. Biaya tidak tetap sudah kita ketahui melalui jumlah harga barang yang ada yaitu
Rp. 1.235.000,00
Jadi biaya per hari Rp. 1.235.000,00 dibagi 15 diperoleh Rp. 82.333.33 dan
dengan harga pembulatan Rp. 82.400,00
2. Biaya tetap ( per rotasi )
Jenis

Biaya

Gaji karyawan
Sewa tempat
Perawatan peralatan
Jumlah

Rp. 450.000,00
Rp. 320.000,00
Rp. 322.500,00
Rp. 1.092.500,00

Jadi biaya tetap untuk satu kali rotasi adalah Rp. 1.092.500,00, jadi untuk biaya
tetap per hari adalah Rp. 1.092.500,00 dibagi 15 diperoleh Rp. 72.833,33 dengan
harga pembulatan Rp. 72.900,00
Kita dapat menghitung BEP dengan rumus sebagai berikut
AX B = ( AX C ) + D
Keterangan :
A = jumlah produksi per hari pada keadaan BEP
B = harga jual nata de lerry per kilogram
C = biaya tidak tetap untuk 1 hari
D = biaya tetap 1 kali rotasi
A x 4000 = ( A x 82.400) + 72.900
4000 A = 82.400 A + 72.900
78.400 A = 72.900
A = 1.079 Kg
A = 1.5 Kg ( pembulatan )
Dengan demikian untuk mendapatkan keuntungan maka jumlah penjualan nata de lerry
per hari harus melebihi 1.5 kg.
Selama 1 rotasi (15 hari) harus dapat menjual nata de lerry sebanyak 22.5 kg. Penjualan
dalam bentuk gelas/cup, jika 1 kg nata de lerry untuk 5 gelas/cup, maka 22.5 kg nata de
lerry untuk 112.5 gelas/cup pembulatan 113 gelas/cup. Jadi dalam 1 rotasi (15 hari) harus
dapat menjual minima1113 gelas/cup.

I. JADWAL KEGIATAN PROGRAM


No
A.
1
2
3
4
B.
1
2
3
4

5
6
7
C.

Kegiatan
Persiapan
Observasi dan survey pasar
Identifikasi kebutuhan alat
dan bahan
Pembelian alat dan bahan
Persiapan tempat
Pelaksanaan
Pembuatan sample
Penetapan kualitas produk
Pengolahan awal nata dan
mulai awal proses fermentasi
Pengecekan dan
pengambilan nata dari proses
fermentasi kemudian
perebusan

Pengolahan akhir
Pemasaran produk nata de
lerry
Analisa pasar
Penyusunan laporan

Waktu
Maret

April

Mei

Juni

J. RINCIAN BIAYA
Pemasukan
Dikti

Rp. 6.000.000,00

Jumlah Pemasukan

Rp. 6.000.000,00

Pengeluaran
1.

2.

Tahap persiapan
a. Pembelian ATK

Rp.

50.000,00

b. Observasi dan survey pasar

Rp.

50.000,00 +

Jumlah

Rp.

100.000,00

a. Bibit bakteri 15 botol @ Rp. 25.000,00

Rp.

375.000,00

b. Gula Pasir 100 kg @ Rp. 6.500,00

Rp.

650.000,00

c. Serbuk urea 10 kg @ Rp. 5.000,00

Rp.

50.000,00

d. Asam asetat 10 botol @ Rp. 5.000,00

Rp.

50.000,00

e. Tawas 10 kg @ Rp. 5.000,00

Rp.

50.000,00

f. Gas 1 tabung

Rp.

60.000,00 +

Jumlah

Rp. 1.235.000,00

Pembelian Bahan
(untuk produksi selama 1 kali rotasi/15 hari)

3.

Persiapan Alat
a. Bak fermentasi 300 buah @ Rp. 5.000,00

Rp. 1.500.000,00

4.

b. Timbangan meja 2 buah @ Rp. 100.000,00

Rp.

200.000,00

c. Rak penyimpanan 3 buah @ Rp. 150.000,00

Rp.

450.000,00

d. Pisau dapur besar 5 buah @ Rp. 5.000,00

Rp.

25.000,00

e. Saringan kain kassa 5 buah @ Rp. 5.000,00

Rp.

25.000,00

f. Gelas ukur besar 3 buah @ Rp. 10.000,00

Rp.

30.000,00

g. Kompor gas 1 buah

Rp.

250.000,00

h. Tabung gas 1 buah

Rp.

200.000,00

i. Ember plastic 6 buah @ Rp. 20.000,00

Rp.

120.000,00

j. Panci besar 4 buah @ Rp. 60.000,00

Rp.

240.000,00

k. Plastic kemasan kiloan

Rp.

100.000,00

l. Tali pengikat kemasan

Rp.

35.000,00

m. Plastic penutup

Rp.

40.000,00

n. Tali penutup

Rp.

10.000,00 +

Jumlah

Rp. 3.225.000,00

Upah pekerja 3 orang


Untuk satu kali rotasi @ Rp. 150.000,00

5.

Rp.

450.000,00

Rp.

320.000,00

a. Akomodasi

Rp.

200.000,00

b. Seminar

Rp.

200.000,00

Rp.

250.000,00

Sewa tempat
Sewa tempat untuk satu kali rotasi

6.

7.

Transportasi

Laporan
Penyusunan dan penggandaan laporan

8.

Lain-lain
Jumlah total pengeluaran

Rp.

20.000,00 +

Rp. 6.000.000,00

DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita, 2003. Prinsip dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Anonym. Mempelajari Proses Pembuatan Nata de Coco. http : / www. atmajaya.ac.id /
content.asp?f=8&id=849]. 17 Juni 2007
Anonym. Cara pembuatan Nata de Coco. Balai Pengkajian dan Pengembangan
Teknologi Pertanian (BP2TP). http:// www. pustaka-deptan. go.id / agritech /
slut0404. pdf. 17 Juni 2007
Moehyi, Sjahmien. 1992. Makanan Institusi dan Jasa Boga. Jakarta : Bhratara.
Ratnaningsih, Nani, 2005. Pengawetan Makanan Pembuatan Nata De Coco. Yogyakarta:
Universita Negeri Yogyakarta Pendidikan Teknik Boga Busana.

Anda mungkin juga menyukai