Anda di halaman 1dari 11

REFLEKSI KASUS

BAGIAN ILMU KESEHATAN HULIT DAN KELAMIN


Nama : Ni Made Pusparini Kaesarika
NIM :G 501 08 004

I.

Identitas pasien
Nama

: An. B

Jenis kelamin

: laki-laki

Umur

: 5 tahun

Alamat

: jl. Tanggul

Agama

: hindu

Pend.terakhir

:-

Pekerjaan

:-

Status pernikahan: belum menikah


II.

Keluhan utama
Gelembung berisi nanah

III.

Riwayat penyakit sekarang


Alloanamnesa dengan ayah pasien pada tanggal 25 juli 2013
Pasien datang dibawa oleh ayahnya dengan keluhan adanya gembung
berisi nanah. Ayah pasien mengatakan keluhan muncul secara tibatiba. sejak 1 minggu sebelum datang ke Rumah Sakit. Awalnya

muncul gelembung kecil berisi nanah pada pinggang kanan yang


kemudian membesar sebesar jagung kemudian pecah dengan
sendirinya dan mengering . Ayah pasien juga mengatakan adanya
bekas luka seperti terbakar rokok.
Beberapa hari kemudian muncul keluhan yang sama di bawah bibir,
pergelangan tangan kanan, dan lutut kanan. Pasien tidak pernah
mengeluhkan adanya rasa gatal maupun nyeri.
.
IV.

Riwayat penyakit terdahulu


Pasien tidak pernah mengalami keluhan yang sama sebelumnya

V.

Riwayat penyakit keluarga


Tidak ada anggota keluarga yang memiliki keluhan yang sama

VI.

Status generalisata
Keadaan umum:
Sakit Sedang/Gizi Baik/Compos Mentis
Higiene: kurang

VII.

Status dermatologis
Ujud Kelainan Kulit
Bula , koleret, ekskroriasi, erosi , krusta, eritem, madidan, lesi seperti
terbakar rokok
Lokalisasi
Kepala

:-

Wajah

: eritem, krusta

Leher

:-

Dada

:-

Punggung : Pinggang : bula, krusta, eritem, madidan


Bokong

:-

Perut

:-

Genitalia : Ekstremitas atas : krusta, eritem


Ekstremitas bawah : koleret, erosi, lesi seperti terbakar rokok
VIII. Diagnosa banding
Impetigo vesiko-bulosa
Impetigo krustosa
Varisela
Ektima
IX.

Pemeriksaan penunjang
Pewarnaan gram. Pada pemeriksaan ini akan mengungkapkan adanya
neutropil dengan kuman coccus gram positif berbentuk rantai atau
kelompok.
Pemeriksaan laboratorium darah: Leukositosis

X.

Diagnosis kerja
Impetigo vesiko-bulosa

XI.

Penatalaksanaan
Medika mentosa
Amoxicilin syrup 3x1 sendok makan
Kompres NaCL
Non medika mentosa
mandi 2x sehari
mencuci tangan
menggunakan pakaian yang bersih
konsumsi makanan bergizi
bila ada luka segera diobati agar tidak terjadi infeksi

XII.

Prognosis
Penyakit: bonam
Kosmetika: bonam
Kehidupan: bonam

DISKUSI

Impetigo bulosa adalah suatu penyakit infeksi piogenik pada kulit yang
superfisial dan menular disebabkan oleh staphylococcus aureus. Ditandai oleh
lepuh-lupuh berisi cairan kekuningan dengan dinding tegang, terkadang tampak
hipopion. Dapat terjadi pada semua umur terutama mengenai bayi dan anakanak, sering terdapat pada anak-anak usia 4-5 tahun, terjadi 20 dari 1000 anak
pertahunnya. Mengenai kedua jenis kelamin, laki-laki dan perempuan sama
banyak, lebih banyak terjadi pada daerah tropis dengan udara panas, musim panas
dengan debu, hygiene yang jelek dan malnutrisi.
Penyakit ini disebabkan oleh staphylococcus aureus. Group II strain 77
dan 55 yang memproduksi toksin epidermolisis. Bakteri staphylococcus aureus
masuk melalui kulit yang terluka melalui transmisi kontak langsung. Kemudian
bakteri staphylococcus aureus ini memproduksi toksin (exfoliatin) menyebabkan
kerusakan dibawah stratum korenum sehingga menimbulkan vesikel. Mula-mula
berupa vesikel, kemudian lama-kelamaan membesar menjadi bula yang sifatnya
tidak mudah pecah, karena dindingnya relative lebih tebal dari impetigo krustosa.
Isinya berupa cairan yang lama-kelamaan akan berubah menjadi keruh karena
invasi leukosit dan akan mengendap.
FAKTOR PREDISPOSISI
1.

Hygiene yang kurang

2.

Malnutrisi

3.

Lingkungan yang kotor

4.

Musim panas dengan banyak debu.


Impetigo bulosa biasanya muncul pada bayi baru lahir, dan dikarakteristik

dengan pertumbuhan cepat dari vesikel ke bula yang tegang. Beberapa dekade
yang baru impetigo yang intersif (pemfigus neonatorum)/ ritter disease mengalami
epidemic pada tempat-tempat perawatan bayi lahir.

Bula biasa muncul pada kulit normal, tanda nikolsky (perpindahan dari
epidermis lembaran akibat tekanan) tidak dijumpai. Bula berisi cairan kuning
yang menjadi kuning pekat dan perbatasannya berbatas tegas tanpa adanya halo
eritematosa.
Bula bersifat superfisial dan berlangsung dalam 1-2 hari, jika bula tersebut
pecah dan kolaps, kemudian membentuk lapisan yang tipis, krusta yang berwarna
coklat muda dan kuning keemasan yang tepinya masih menunjukkan adanya
lepuh dan tengahnya menyembuh sehingga tampak lesi sisner.
Kadang-kadang waktu penderita datang berobat, vesikel atau bula sudah
pecah sehingga yang nampak hanya koleret yang dasarnya masih eritematos. Bula
yang utuh mengandung staphylococcus. Tempat predileksi impetigo bulosa ini
biasa pada muka sekitar hidung dan mulut, anggota gerak, ketiak, dada,
punggung, dan daerah yang tidak tertutup pakaian.
Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan anamnesa dan gambaran klinis
yang khas berupa bula-bula berisi cairan kuning yang disertai kulit yang eritem
disekitarnya. Pemeriksaan penunjang yang dapat mendukung diagnosis impetigo
bulosa adalah berupa pewarnaan gram, pemeriksaan histopatologi, dan kultur
cairan.
Pada impetigo bulosa dapat dilakukan pemeriksaan untuk menunjang
diagnosis yaitu:
1.

Pewarnaan gram, untuk mencari staphylococcus aureus. Biasa ditemukan

adanya neutropil dengan kuman coccus gram positif berbentuk rantai atau
kelompok
2.

Pemeriksaan histopatologi menunjukkan vesikel formasi pada lapisan sub

korneum atau daerah formasi pada lapisan sub korneum atau daerah stratum
granulosum, terdapat sel akantolisis, edema dari papila dermis dan infiltrat yang
terdiri dari limfosit dan neutrofil disekitar pembuluh darah pada plexus superficial

3.

Kultur cairan, menunjukkan adanya staphylococcus aureus atau

dikombinasi dengan staphylococcus beta hemolyticus grup A (GBHS) atau


kadang dapat berdiri sendiri.
4. Pada pemeriksaan darah rutin, lekositosis ringan hanya ditemukan pada 50%
kasus pasien dengan impetigo.
5. Pada impetigo yang disebabkan oleh streptococcus dapat ditemukan
peningkatan kadar anti deoksiribonuklease (anti DNAse) B antibody.
6. Pemeriksaan mikrobiologis: Eksudat yang diambil di bagian bawah krusta dan
cairan yang berasal dari bulla dapat dikultur dan dilakukan tes sensititas. Hasil
kultur bisa memperlihatkan S. pyogenes, S. aureus atau keduanya.
Diagnosis banding
1.

Impetigo Krustosa

2.

Pemfigus

3.

Varicela
Pengobatan pada impetigo ini terdiri dari pengobatan umum dan khusus.

Untuk pengobatan khusus, dengan pengobatan lokal dengan salep mupirocin atau
krim, penghapusan kerak, dan kebersihan yang baik adalah cukup untuk
menyembuhkan yang paling ringan sampai kasus moderat.
Antibiotik sistemik mungkin diperlukan pada kasus ekstensif inisial.
Frekuensi isolasi kelompok staphylococcus yang membuat terapi seperti
pendekatan resonable pada kebanyakan pasien memiliki tingkat signifikan yang
tinggi. Desinfektan umum atau bacitracin tidak berperan dalam terapi ini.
Penatalaksanaan pada impetigo bulosa adalah meliputi:
1.

Umum

Menghindari dan mencegah faktor predisposisi

2.

Memperbaiki keadaan hygiene diri dan lingkungan


Meningkatkan daya tahan tubuh
Khusus

a.

Topikal

Jika bula besar dan banyak, sebaiknya dipecahkan selanjutnya dibersihkan


dengan betadine dan dioleskan dengan salep antibiotic, seperti kloramfenikol
2 % atau eritromisin 3 %
b.

Sistemik

Staphylococcus impetigo merespon cukup cepat untuk perawatan yang tepat.


Dalam orang dewasa dengan lesi luas atau bulous, diberikan dicloxacillin
(atau penisilin serupa) 250-500 mg per oral (PO) empat kali sehari, atau
erithromycin (pada pasien alergi penisilin) 250-500 PO 4 x/hari.Perawatan
harus dilanjutkan selama 5 sampai 7 hari (10 hari jika streptococci terisolasi)
juga.
Khusus single azitromisin oral (pada orang dewasa 500 mg pada hari
pertama, 250 mg setiap hari pada 4 hari berikutnya) telah terbukti menjadi
sama seefektif dicloxacillin untuk infeksi kulit pada orang dewasa dan anakanak. Untuk impetigo yang disebabkan oleh erythromycin-resistant
Staphylococcus aureus, yang biasanya diisolasi dari lesi impetigo anak-anak,
amoxicillin ditambah clavucanis acid (25 mg / kg / hari) 3 x /hari.cephalexin
(40-50 mg / kg / hari) cefaclor (20 mg / kg / hari).
Secara umum prognosis dari penyakit ini adalah baik jika dilakukan
pengobatan yang teratur, meskipun dapat pula komplikasi sistemik seperti
glomerulonefritis dan lain-lain. Lesi mengalami perbaikan setelah 7-10 hari
pengobatan.
Referensi:

1. Djuanda A, Hamzah M, Aisah S,editors. . Ilmu Penyakit Kulit dan


Kelamin. Ed ke5. Jakarta. FKUI. 2007.
2. Harahap M. Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta. Hipokrates. 2000.
3. http://kampusdokter.blogspot.com/2012/12/impetigo-bulosa.html
4. http://www.medicinesia.com/kedokteran-klinis/kulit/pioderma-folikulitisfurunkel-karbunkel-abses-multipel-kelenjar-keringat/

Refleksi Kasus

IMPETIGO VESIKO BULOSA

Oleh:
Ni Made Pusparini K
(G 501 08 004)
Pembimbing:
Dr. Seniwati Sp.KK

Bagian Ilm Penyakit Kulit dan Kelamin


Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Tadulako
Rumah Sakit Undata
Palu
2013

Anda mungkin juga menyukai