Impetogo Vesiko Bulosa
Impetogo Vesiko Bulosa
I.
Identitas pasien
Nama
: An. B
Jenis kelamin
: laki-laki
Umur
: 5 tahun
Alamat
: jl. Tanggul
Agama
: hindu
Pend.terakhir
:-
Pekerjaan
:-
Keluhan utama
Gelembung berisi nanah
III.
V.
VI.
Status generalisata
Keadaan umum:
Sakit Sedang/Gizi Baik/Compos Mentis
Higiene: kurang
VII.
Status dermatologis
Ujud Kelainan Kulit
Bula , koleret, ekskroriasi, erosi , krusta, eritem, madidan, lesi seperti
terbakar rokok
Lokalisasi
Kepala
:-
Wajah
: eritem, krusta
Leher
:-
Dada
:-
:-
Perut
:-
Pemeriksaan penunjang
Pewarnaan gram. Pada pemeriksaan ini akan mengungkapkan adanya
neutropil dengan kuman coccus gram positif berbentuk rantai atau
kelompok.
Pemeriksaan laboratorium darah: Leukositosis
X.
Diagnosis kerja
Impetigo vesiko-bulosa
XI.
Penatalaksanaan
Medika mentosa
Amoxicilin syrup 3x1 sendok makan
Kompres NaCL
Non medika mentosa
mandi 2x sehari
mencuci tangan
menggunakan pakaian yang bersih
konsumsi makanan bergizi
bila ada luka segera diobati agar tidak terjadi infeksi
XII.
Prognosis
Penyakit: bonam
Kosmetika: bonam
Kehidupan: bonam
DISKUSI
Impetigo bulosa adalah suatu penyakit infeksi piogenik pada kulit yang
superfisial dan menular disebabkan oleh staphylococcus aureus. Ditandai oleh
lepuh-lupuh berisi cairan kekuningan dengan dinding tegang, terkadang tampak
hipopion. Dapat terjadi pada semua umur terutama mengenai bayi dan anakanak, sering terdapat pada anak-anak usia 4-5 tahun, terjadi 20 dari 1000 anak
pertahunnya. Mengenai kedua jenis kelamin, laki-laki dan perempuan sama
banyak, lebih banyak terjadi pada daerah tropis dengan udara panas, musim panas
dengan debu, hygiene yang jelek dan malnutrisi.
Penyakit ini disebabkan oleh staphylococcus aureus. Group II strain 77
dan 55 yang memproduksi toksin epidermolisis. Bakteri staphylococcus aureus
masuk melalui kulit yang terluka melalui transmisi kontak langsung. Kemudian
bakteri staphylococcus aureus ini memproduksi toksin (exfoliatin) menyebabkan
kerusakan dibawah stratum korenum sehingga menimbulkan vesikel. Mula-mula
berupa vesikel, kemudian lama-kelamaan membesar menjadi bula yang sifatnya
tidak mudah pecah, karena dindingnya relative lebih tebal dari impetigo krustosa.
Isinya berupa cairan yang lama-kelamaan akan berubah menjadi keruh karena
invasi leukosit dan akan mengendap.
FAKTOR PREDISPOSISI
1.
2.
Malnutrisi
3.
4.
dengan pertumbuhan cepat dari vesikel ke bula yang tegang. Beberapa dekade
yang baru impetigo yang intersif (pemfigus neonatorum)/ ritter disease mengalami
epidemic pada tempat-tempat perawatan bayi lahir.
Bula biasa muncul pada kulit normal, tanda nikolsky (perpindahan dari
epidermis lembaran akibat tekanan) tidak dijumpai. Bula berisi cairan kuning
yang menjadi kuning pekat dan perbatasannya berbatas tegas tanpa adanya halo
eritematosa.
Bula bersifat superfisial dan berlangsung dalam 1-2 hari, jika bula tersebut
pecah dan kolaps, kemudian membentuk lapisan yang tipis, krusta yang berwarna
coklat muda dan kuning keemasan yang tepinya masih menunjukkan adanya
lepuh dan tengahnya menyembuh sehingga tampak lesi sisner.
Kadang-kadang waktu penderita datang berobat, vesikel atau bula sudah
pecah sehingga yang nampak hanya koleret yang dasarnya masih eritematos. Bula
yang utuh mengandung staphylococcus. Tempat predileksi impetigo bulosa ini
biasa pada muka sekitar hidung dan mulut, anggota gerak, ketiak, dada,
punggung, dan daerah yang tidak tertutup pakaian.
Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan anamnesa dan gambaran klinis
yang khas berupa bula-bula berisi cairan kuning yang disertai kulit yang eritem
disekitarnya. Pemeriksaan penunjang yang dapat mendukung diagnosis impetigo
bulosa adalah berupa pewarnaan gram, pemeriksaan histopatologi, dan kultur
cairan.
Pada impetigo bulosa dapat dilakukan pemeriksaan untuk menunjang
diagnosis yaitu:
1.
adanya neutropil dengan kuman coccus gram positif berbentuk rantai atau
kelompok
2.
korneum atau daerah formasi pada lapisan sub korneum atau daerah stratum
granulosum, terdapat sel akantolisis, edema dari papila dermis dan infiltrat yang
terdiri dari limfosit dan neutrofil disekitar pembuluh darah pada plexus superficial
3.
Impetigo Krustosa
2.
Pemfigus
3.
Varicela
Pengobatan pada impetigo ini terdiri dari pengobatan umum dan khusus.
Untuk pengobatan khusus, dengan pengobatan lokal dengan salep mupirocin atau
krim, penghapusan kerak, dan kebersihan yang baik adalah cukup untuk
menyembuhkan yang paling ringan sampai kasus moderat.
Antibiotik sistemik mungkin diperlukan pada kasus ekstensif inisial.
Frekuensi isolasi kelompok staphylococcus yang membuat terapi seperti
pendekatan resonable pada kebanyakan pasien memiliki tingkat signifikan yang
tinggi. Desinfektan umum atau bacitracin tidak berperan dalam terapi ini.
Penatalaksanaan pada impetigo bulosa adalah meliputi:
1.
Umum
2.
a.
Topikal
Sistemik
Refleksi Kasus
Oleh:
Ni Made Pusparini K
(G 501 08 004)
Pembimbing:
Dr. Seniwati Sp.KK