NAMA
NIM
JABATAN
Meida Astriani
405080062
KETUA
Melly Susanti
405080008
SEKRETARIS
Rizaldy N. Tandiari
405080005
ANGGOTA
Grace M. Kaunang
405080006
ANGGOTA
Jessica Stephanie
405080007
ANGGOTA
Anita Ongkowidjojo
405080030
ANGGOTA
Revie Rendita
405080031
ANGGOTA
Roky Ariyanto
405080061
ANGGOTA
Johan Yap
405080063
ANGGOTA
Hendry Barka
405080064
PENULIS
Lailatu Syaidah
405080126
ANGGOTA
Laurencia Stephanie
405080178
ANGGOTA
Skenario
Mr. x, 45 tahun, bekerja sebagai guru. Datang dengan keluhan nafas pendek yang
semakin lama semakin memburuk. Ia mulai merasa ada gangguan dalam
bernafas sejak berusia 9 tahun. Sejak saat itu, ia sering mengalami sesak nafas
disertai bunyi ngik-ngik, hidung berair, dan mata berair. Ia suka berolahraga
tenis, akan tetapi pada saat latihan ia sering mengalami serangan. Selain itu
serangan sering timbul pada saat batuk pilek dan dalam keadaan stres. Tiga
tahun yang lalu Mr X mendapat serangan hebat, diberi obat bronkodilator dan
steroid inhalasi, dan keluhan berkurang, lalu dosis dikurangi dan dihentikan
sendiri karena gejala sudah mereda. Mr X sering mengalami serangan sesak yang
timbul sekali-kali dan pengobatan menggunakan bronkodilator saja, dan saat ini
bronkodilator tidak memberikan respon yang baik. Ia tidak merokok, dan ibu
nya memiliki gejala yang sama. Adanya riwayat atopi.
Pada pemeriksaan saat serangan timbul didapatkan adanya dyspneu, orthopneu,
dan anxietas. Terlihat adanya retraksi otot-otot pernafasan. Dada tampak
hiperinflasi, ekspirasi memanjang dan pada auskultasi terdengar adanya wheezing
diseluruh area paru. Sputum putih, banyak dan kental. Denyut nadi meningkat,
teraba adanya pulsus paradoxus. Tidak ditemukan kelainan pada sistem organ lain.
Apa yang bisa dipelajari dari kasus diatas?
Mind Mapping
Mr X < 9 tahun, 9 tahun
Guru
Gangguan bernafas
Atopi
Sering: wheezing,
hidung berair, mata
berair
42 tahun
45 tahun
Serangan hebat
Nafas pendek
memburuk
Konsumsi :
Bronkodilator dan
steroid inhalasi
Gejala timbul pada aktivitas berlebihan, stres, batuk pilek, tidak merokok
Learning Objective
Definisi
Epidemiologi
Etiologi
Faktor resiko
Tanda dan gejala
Patofisiologi
Klasifikasi
Pemeriksaan
Penatalaksanaan
Pencegahan
Prognosis
Komplikasi
Diagnosis banding
Istilah Asing
Dyspnea
Adalah
11
Contoh obat:
12
14
Inspeksi
Sianosis
Napas yang lambat dan pendek retensi CO2
Napas yang gelisah, napas cepat dan dalam
hipoksemia karena penyakit saluran napas, jantung, dan
cemas
Kontraksi otot bantu napas
Otot bantu nafas di leher dan interkostal akan
berkontraksi pada keadaan obstruksi saluran nafas
sedang-parah.
Mungkin ada asimetri gerakan dinding dada
15
Palpasi
Tertinggalnya pengembangan salah satu hemitoraks
pada bagian lateral rib cage obstruksi salah satu
bronkus utama, pneumotoraks atau efusi pleura
Fremitus taktil
16
Perkusi
Hipersonor hiperinflasi paru seperti pada asma akut,
emfisema, pneumotoraks
Redup konsolidasi paru atau efusi pleura
Auskultasi
Intensitas suara nafas berkurang obstruksi saluran
nafas
Ronkhi kasar dan wheezing obstruksi parsial
Ronkhi basah halus berisi cairan
Wheezing adalah suara yang bernada tinggi yang terjadi
akibat aliran udara yang melalui saluran napas yang
sempit (Rumende, 2007:40)
17
1)
2)
Mengi monofonik
Mengi monofonik (analog dengan suara dari satu alat
musik) menunjukkan bahwa saluran napas obstruksi
tak bervariasi ukuran (caliber)nya berarti suatu
penyempitan lokal (misal pada paru atau stenosis
bronkus atau trakea).
Suara ini terbaik atau hanya terdengar pada tempat
penyempitan saja.
Mengi polifonik.
Mengi polifonik (lebih umum), analog dengan beberapa
nada yang dimainkan secara berbarengan, dimana
mengi hampir selalu terdengar pada kedua sisi
(bilateral)
Hal ini menunjukkan suatu penyempitan saluran napas
yang umum, terutama terjadi pada bronchitis
obstruktif, emfisema atau asma
18
19
20
Definisi Epiglotitis
Epidemiologi
Kanada 6/100.000
Swedia 14/100.000
Swiss 34/100.000
Terjadi pada anak usia 2-7 tahun
Puncak 3,5 tahun
Selama 13 tahun terakhir di AS, ratarata usia pasien epiglotitis adalah 3580 bulan.
22
Etiologi
23
Gejala Klinis
Secara klasik, ditandai:
demam tinggi mendadak dan berat
nyeri tenggorok
sesak napas
diikuti dengan gejala obstruksi saluran respiratori yang
progresif ( dalam beberapa jam dapat memburuk menjadi
obstruksi pernapasan total dan menyebabkan kematian)
Pada anak yang lebih besar, biasanya didahului dengan nyeri
tenggorokan dan disfagia, pasien lebih menyukai posisi
duduk, badan membungkuk ke depan dengan mulut terbuka
dan leher ekstensi (sniffing position)
24
26
Diagnosis
28
Tatalaksana
29
Prognosis
30
CROUP
(Laringotrakeobronkitis Akut)
31
Definisi
Klasifikasi
Secara umum:
1.
2.
Viral croup
Spasmodic croup
Ringan
Sedang
Berat
Gagal napas mengancam
33
Epidemiologi
Etiologi
Patogenesis
Patogenesis
berkembang
Batuk nyaring, suara menjadi parau dan kasar
Gejala sistemik demam dan malaise
Keadaan berat sesak napas, stridor inspiratorik yang berat, retraksi, dan
anak tampak gelisah, dan akan bertambah berat pada malam hari
Gejala puncak terjadi pada 24 jam pertama hingga 48 jam.
Biasanya perbaikan akan tampak dalam waktu 1 minggu.
Anak akan sering menangis, rewel, dan akan merasa nyaman jika duduk di
tempat tidur atau digendong
38
39
Diagnosis
40
41
42
Benda Asing
43
Epidemiologi
Faktor Predisposisi
Patofisiologi
Benda asing berada di mulut saat anak tertawa /
menjerit inspirasi laring terbuka benda asing
masuk ke laring benda asing terjepit di sfingter laring
batuk paroksimal tersumbat di trakea mengi &
sianosis.
Manifestasi klinis
Manifestasi klinis
48
Pemeriksaan penunjang
49
Penatalaksanaan
Komplikasi
52
Definisi
Etiologi
Epidemiologi
54
Definisi
Klasifikasi PPOK
(National Heart, Lung, and Blood Institute dan
WHO)
Stadium Derajat
Karakteristik
Berisiko
PPOK
Spirometri normal
Kelainan kronik (batuk, sputum produktif)
PPOK ringan
II
III
PPOK berat
Asap rokok
Debu di lingkungan kerja baik organik maupun anorganik
Polusi udara dalam ruangan dari memasak dengan biomass atau
pemanas ruangan
Polusi luar ruangan
57
Patogenesis
Inflamasi
Penyakit Saluran Napas
Kecil
Inflamasi Saluran Napas
Remodelling Saluran Napas
Destruksi Parenkimal
Hilangnya jaringan alveolar
Hilangnya elastisitas Recoil
Limitasi Aliran
Udara
58
Asap
Rokok
Infiltrasi sel radang
Neutro
fil
MMP
Serine
proteina
se
MMP
Cysteine
proteinas
e
Makrof
ag
Protein inhibitors
Degradasi ECM; destruksi paru
Emphysema
Sembuh
59
Diagnosis
Sesak napas
Batuk kronik
Sputum produktif
Berkaitan dengan faktor resiko
Pemeriksaan fisik:
Pernapasan pursed lips
Takipnea
Dada emfisematosa atau barrel chest
Pink puffer (tanda khas emfisema: penggunaan otot
bantu pernapasan yang berlebih dan napas cuping
hidung)
Blue bloater (tanda khas bronkitis kronik: retensi cairan
dan sianosis yang lebih jelas), atau clubbing finger
Auskultasi: bunyi vaskular melemah, ekspirasi
memanjang, ronki kering atau wheezing, dan bunyi
jantung yang jauh]
Laboratorium:
Analisa gas darah: hipoksemia saat aktivitas maupun
istirahat
Pemeriksaan darah lengkap: peningkatan hematokrit
EKG: dapat menunjukkan tanda gagal jantung kanan
61
Asthma
62
ASMA BRONKIAL
Merupakan penyakit saluran napas yg
ditandai dg peningkatan daya responsif
percabangan trakeobronkial terhadap
berbagai jenis stimulus.
Asma ditandai dg bronkospasme episodik
reversible yg terjadi akibat respons
bronkokonstriksi berlebihan terhadap
berbagai rangsangan.
63
64
Faktor risiko
Jenis kelamin:
Usia muda: >
usia dewasa: =
Asap rokok
Kejadian eksaserbasi meningkat
Fungsi paru mburuk
Riwayat atopi
Risiko asma persisten & beratnya asma
Lingkungan
Adanya alergen
pencetus asma
Ras
Kulit hitam > kulit putih
Usia
Timbul pada usia muda
Infeksi respiratorik
Infeksi virus bulang (tanpa
ISPB, misal RSV) proteksi
asma
65
66
Alergen Inhalan
Alergen Ingestan
(makanan)
susu sapi
Ikan laut
kepiting
Kacang2an
coklat
udang,
telur
67
KLASIFIKASI ASMA
Etiologi
Jenis
Pemeriksaan lab
ASMA
EKSTRINSIK
ASMA INTRINSIK
Reaksi
hipersensitifitas
tipe I yang dipicu
oleh pajanan ke
suatu antigen
ekstrinsik
-Asma atopik
-Asma pekerjaan
-Aspergilosis
bronkopulmonal
alergik
Bersifat nonimun,
rangsangan kecil
pada org normal
akan berakibat
bronkospasme
pada pasien
Kadar IgE
meningkat
Kadar eosinofil
meningkat
69
GEJALA
GEJALA
MALAM
FUNGSI
PARU
INTERMITTEN
Mingguan
< 1x / minggu
Tanpa gejala di luar serangan
Serangan singkat
Fungsi paru asimtomatik dan normal di luar
serangan
< 2x sebulan
PERSISTEN
RINGAN
Mingguan
> 2x
seminggu
PERSISTEN
SEDANG
Harian
Gejala harian
Menggunakan obat setiap hari
Serangan mengganggu aktifitas dan tidur
Serangan 2x / minggu, bisa berhari-hari
> Sekali
seminggu
PERSISTEN
BERAT
Kontinu
Sering
70
Ringan
Sedang
Berat
Aktivitas
Dapat berjalan
Dapat berbaring
Jalan terbatas
Lebih suka duduk
Suka berjalan
Duduk
Bicara
Beberapa kalimat
Kalimat terbatas
Kesadaran
Mungkin terganggu
Biasanya terganggu
Biasanya
terganggu
Frekuensi
napas
Meningkat
Meningkat
Sering >
30x/menit
Retraksi
otot2 bantu
napas
Umumnya tidak
ada
Ada
Mengi
Lemah sedang
Keras
Keras
Frekuensi
nadi
< 100
100-120
>120
Pulsus
paradoksus
APE sudah
brokodilator
(%)
> 80%
60-80-%
< 60%
PaCO2
< 45 mmHg
< 45 mmHg
< 45 mmHg
Sa02
> 95%
91-95%
< 90%
71
Pajanan Alergen
Hipereaktivitas
Inflamasi saluran
pnapasan
bronkiolus
menyempit, edema,
terisi mukus
Mengi expirasi
memanjang
Batuk produktif
sputum keputihan
status asmatikus
fungsi ventilasi sangat
mburuk
sianosis
kematian
72
Menuju
hembusan
ke
asap rokok
alveoli
mengandung
radikal
hidroksida
Bila iritasi dan
oksidasi di saluran
napas terus
berlangsung maka
terjadi erosi epitel
serta pembentukan
jaringan parut.
Selain itu terjadi
pula metaplasi
skuamosa dan
penebalan lapisan
skuamosa. Hal ini
menimbulkan
stenosis
dan obstruksi
dinding alveoli
dan modifikasi
fungsi pada anti
etalase
mengakibatkan
rusaknya
parenkim paru
Menghambat
gerak silia
Keadaan ini
ditandai dengan
gangguan
aktifitas silia
menimbulkangejal
a batuk kronik
dan ekpektorasi
gerakan cairan
yang melapisi
mukosa
berkurang,
sehingga iritasi
76
Gejala Asma
77
78
Pemeriksaan Penunjang
Spirometri
Uji provokasi bronkus menunjukan hipereaktivitas
bronkus
Pemeriksaan sputum melihat adanya eosinofil
Pemeriksaan eosinofil total
Uji kulit menunjukan adanya Ab IgE spesifik
Pemeriksaan kadar IgE
Foto dada menyingkirkan penyebab lain obstruksi
dan komplikasi asma
Analisa gas darah
79
Pengobatan Asma
adenoseptor agonis
Short - term
Long - term
81
82
Komplikasi
Pneumotoraks
Pneumomediastinum
Emfisema subkutis
Ateletaksis
Aspergilosis bronkopulmoner alergik
Gagal nafas
Bronkitis
Fraktur iga
83
DD
Bronkitis kronik
Emfisema paru
Gagal jantung kiri akut
Emboli paru
84
Emfisema
85
86
Definisi
pembesaran dada
sesak napas apabila banyak bergerak
batuk menahun
87
88
Klasifikasi 1.
2.
3.
4.
5.
6.
Emfisema sentrilobuler
Emfisema panlobuler
Emfisema fokal
Emfisema bullosa
Emfisema senilis
Emfisema interstisiil
Faktor
1. Kelainan radang pada bronchus & bronchiolus
patogenes
rokok, debu industri
is
2. Kelainan atrofik pengurangan jaringan
elastik & gangguan aliran darah
3. Obstruksi inkomplit gangguan pertukaran
udara
Komplika
si
Emfisema sentriasinar
90
Emfisema panasinar
91
EMFISEMA PARASEPTAL/
DISTALASINAR
92
93
94
Ciri2 emfisema
TLC, FRC, RV
compliance
Dlco
Sulit napas
Takipnea
Hiperinflasi
Malnutrisi
Barrel chest
Tubuh kurus
95
Pemeriksaan
Paru hiperinflasi
Ruang udara retrosternal membsr
Diafragma datar
Tahap lanjut vaskularisasi
CT Resolusi tampak:
96
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan umum.
- Pendidikan terhadap keluarga dan penderita
- Menghindari rokok dan zat inhalasi
- Menghindari infeksi saluran nafas
Pemberian obat-obatan
- Bronkodilator (Derivat Xantin, Gol Agonis 2,
Antikolinergik, Kortikosteroid)
- Ekspectoran dan Mucolitik
- Antibiotik
Terapi oksigen
Latihan fisik
Rehabilitasi
Fisioterapi
97
PROGNOSIS
Bronkhitis kronik
Emfisema
Dispnea kronik
Barrel chest
Jrg edema
Edema
Kor pulmonal
Dlco
99
Bronkitis Kronik
100
Bronkitis Kronik
Etiologi
1.Kebiasaan merokok
2.Polusi udara
3.Paparan debu,asap, dan gas-gas kimiawi
akibat kerja
4.Riwayat infeksi saluran napas
5.Bersifat genetik yaitu defisiensi -1
antitripsin (inhibitor protease) sehingga
terjadi destruksi jaringan elastik yang tidak
terkendali
101
PATOGENESIS
Merokok,
polutan
udara lain
seperti
sulfur
dioksida dan
notrogen
dioksida
memicu
Pambentukan
metaplastik sel
goblet
penghasil musin
di epitel
permukaan
bronkus
Hepersekresi
kelenjar
mukosa
bronkus
Sel T CD8+,
makrofag
dan neutofil
Hipertrofi
kelenjar
mukosa
103
Bronkitis
Bronkitis
mukopurulen asmatik
kronis
kronis
Bronkitis
obstruktif
kronis
Batuk
produktif yang
meningkatkan
sputum
mukoid, tetapi
jalan napas
tidak
terhambat
Sputum
mengandung
pus , mungkin
karena infeksi
sekunder
bakteri
Mangalami
obstruksi
aliran keluar
udara yang
kronis
berdasarkan
uji fungsi paru
Memperlihatka
n
hiperresponsiv
itas jalan
napas dan
apisode asma
intermitten
104
Bronkitis Kronik
Gambaran radiologi
Foto toraks pada bronkitis kronik
memperlihatkan tubular shadow berupa
bayangan garis-garis yang paralel keluar
dari hilus menuju apeks paru dan
corakan yang bertambah
21% corakan bronkoalveolar bertambah
105
106
107
Diagnosa Banding
TB paru
Bronkiektasis
Tumor paru
Asma bronkial
108
PENATALAKSANAAN
Farmokologi
Dewasa : trimetoprim-sulfametoksazol,
tetracyclin atau ampisilin, erythromycin
Anak-anak : amoxicillin
Penyebab virus, tidak diberikan antibiotik
Non farmokologi
109
Definisi
Adanya udara dalam rongga toraks akibat robeknya pleura
Klasifikasi
Berdasarkan etiologi
Spontan / primer / idiopatik
Traumatik
Patofisiologi
Trauma
Idiopatik
Hub. Rongga
pleura
dengan
udara luar
Pneumotora
ks terbuka
Tekanan rongga
pleura =
tekanan atmosfir
Pneumotora
ks tertutup
Hub. rongga pleura
dan atmosfir
menutup
Pneumotora
ks tekanan
I terbuka
E tertutup
Paru kolaps total
111
Dispneu
Nyeri pleuritik
Trakea bergeser ke
sisi yang sakit
Takikardi
Sianosis
Pergerakan dada
sakit berkurang
Perkusi meredup di
atas paru kolaps
Perkusi hipersonor
diatas
pneumotoraks
Suara napas
berkurang atau
tidak ada di sisi
yang sakit
Fremitus berkurang
112
Pemeriksaan
Radiografi :
deviasi mediastinal
Bag. terisi udara : hiperlusen
Penanganan
aspirasi udara
slang torakotomi water selaed drainage
pemasangan perekat tembus udara di atas
luka
Pembedahan (melekatkan kedua pleura)
Hindari transportasi dengan pesawat
113
114
Prognosis
115
Definisi
pengembangan paru yang tidak sempurna
karena alveolus bag. paru yang terserang
tidak mengandung udara / kolaps.
Klasifikasi berdasarkan etiologi
Atelektasis absorpsi sekunder, karena :
Obstruksi bronkus intrinsik sekret / eksudat
[SERING]
Obstruksi bronkus ekstrinsik neoplasma,
pembesaran KGB, aneurisma / jar.parut
116
Makroskopis
Mikroskopis
Kerja silia
Refleks batuk
Pembersihan faring
Ventilasi kolateral
118
Pemeriksaan
Inspeksi
Peningkatan frekuensi pernfasan
Pergerakan nafas sisi paru yang sakit tertinggal
Palpasi
Cekung disisi yang sakit karena kolapsnya alveoli
Deviasi trachea ke sisi yang sakit
Taktil fremitus menurun sampai menghilang sesuai
banyaknya lobus yang sakit
Suara napas menurun sampai menghilang pada
sisi paru yang sakit
Radiologi
119
120
Komplikasi
Pneumonia
Atelektasis luas
Fibrosis
Pencegahan
Latihan bernafas dalam, paling penting
untuk :
Kasus pascabedah
Pasien tirah baring
Pasien lemah dengan napas dangkal dan nyeri
Pasien dengan pergangan abdominal
121
Definisi Bronkiolitis
122
Etiologi Bronkiolitis
123
Patofisiologi
Gejala
ISPA 1-4 hari Fase akut 2-6 hari sembuh 714 hari
Dispnea & Takipnea
Cuping hidung mengembang dan retraksi
Mengi ekspirasi (awitan akut)
Batuk Paroksisimal pendek & kasar
Sianosis (kadang)
Ronki yang dapat didengar & dipalpasi
Malaise
Produksi mukus
Iritabilitas
125
Komplikasi
Atelektasis (akut)
Apnea (akut)
Keletihan pernapasan / gagal napas
(akut)
Infeksi paru kambuhan (jangka
panjang)
126
Pemeriksaan
Ro dada
Penatalaksanaan
Pemberian cairan
Humidifikasi
Istirahat
Hidrasi IV
Medikamentosa ribavirin (infeksi
RSV)
128
PEMBEDA
PNEUMOTORAKS
BRONKITIS AKUT
PNEUMONIA
DEFINISI
ETIOLOGI
TANDA &
GEJALA
Sesak napas
Nyeri dada menusuk
Gelisah, keringat dingin,
sianosis syok
Sisi yang terserang
menonjol,dan tertinggal
dalam pernapasan
Perkusi hipersonor
Pergeseran mediastinum
ke sisi sehat
Suara napas melemah,
suara amforik
Ro : garis penguncupan
paru sangat halus
Ronki
Wheezing
Batuk produktif
atautenacious
Sputum mukoid
ABSES PARU
Bakteri : S pneumoniae,
Staphylococcus, H
influenzae, Klebsiella
pneumoniae, Gram
negatif bacilli, tubercle
bacilli, dll
Virus : influenza,
parainfluenza,
adenovirus, RSV, echo
virus, cokssackievirus,
reovirus, CMV, dsb
Rickettsiae (Q fever)
Fungi : pneumocystis
jiroveci, histoplasma,
coccodioides
Protozoa : toxoplasma
129
PEMBEDA
BRONKOKIEKTASIS
DEFINISI
Adanya cairan (transudat/eksudat) di rongga Penyakit paru dengan terjadinya perlambatan aliran
pleura
udara ekspirasi; berlangsung seumur hidup dan
makin lama makin memburuk
Plueritis eksudat yang yang sering
meradang pada rongga pleura
ETIOLOGI
Invasi mikroba
Kanker
Infark paru
Pleuritis virus
TANDA &
GEJALA
COPD
130
Ask:
Advice:
Assist:
Assess:
Arrange:
KESIMPULAN
Anamnesis :
Inspeksi :
Dyspneu
Orthopneu
Hidung dan mata berair
Anxietas
Retrasi otot pernafasan
Dada hiperinflasi
Ekspirasi memanjang
132
Kesimpulan
Palpasi :
Auskultasi :
Laboratorium :
SARAN
Dilakukan pemeriksaan penunjang guna
memastikan diagnosis yang tepat:
Spirometri (menilai fungsi paru)
Foto toraks (mencari kemungkinan
komplikasi)
Uji provokasi bronkus
Skin test
Pemeriksaan kadar IgE, dll
Diberikan terapi yang tepat termasuk
edukasi
134
Daftar Pustaka
135
136