KELOMPOK 10
Name
NIM
Ivo Ariandi
405070015
Fiona
405070016
Andi
405070022
405070040
Boyke Sitompul
405070050
Lovina
405070054
Miske Marsogi
405070055
Algri Wijaya
405070108
Meilie Arianie
405070111
Merlin Kodir
405070117
Rika Stefani TJ
405070119
Anne
405070147
SKENARIO
Seorang laki berusia 20th datang dengan
keluhan panas sejak 10hari yang lalu, nyeri
perut kanan atas yg bertambah bila menarik
napas atau batuk. Pada pemeriksaan
didapatkan TD 120/80mmHg, suhu 38C,
pernapasan 28x/menit. Cor dalam batas
normal, batas paru hepar ICS IV, peranjakan
1 jari. Hepar teraba 3 jari bawah arcus
costae, nyeri tekan (+). Pem lab leukosit
18000 /m3, diff count shift to the left, LED
30mm/jam, SGOT 300 U/L, SGPT 250 U/L,
bilirubin total 3g/dL
Apa yang dapat dipelajari dari kasus diatas?
ISTILAH ASING
Shift to the left:
Peningkatan presentasi netrofil dengan
satu atau beberapa lobus (imatur)
Biasanya shift to the left merupakan
indikasi adanya infeksi atau inflamasi.
Istilah berdasarkan grafik dari
komponen darah, dimana sel2 imatur
terletak pada sebelah kiri dari grafik
Pemeriksaan
Nilai Normal
Nilai Kasus
Keterangan
Suhu
Oral (36.137.2C)
38C
Pernapasan
16-20x/menit
28x/menit
Batas Paru
Hepar
ICS V
ICS IV
Peranjakan
4-5cm
1 jari
Leukosit
L (3.8x10,6.10) 18000/m3
LED
L (0-10mm)
30mm/jam
SGOT
L (0-50 U/L)
300 U/L
SGPT
L (0-50 U/L)
250 U/L
Bilirubin total
0.1-1.0 mg/dL
3g/dL
DEFINISI
Abses hati adalah berbentuk infeksi
pada hati yang disebabkan oleh karena
infeksi bakteri, parasit, jamur maupun
nekrosis steril yang bersumber dari
sistim gastrointestinal yang ditandai
dengan adanya proses supurasi dengan
pembentukan pus yang terdiri dari
jaringan hati nekrotik, sel-sel inflamasi
atau sel darah didalam parenkim hati.
hepatic abscess,
bacterial liver abscess,
bacterial abscess of the liver,
bacterial hepatic abscess.
EPIDEMIOLOGI ABSES
HATI
Di negara-negara yang sedang
berkembang, AHA didapatkan secara
endemik dan jauh lebih sering
dibandingkan AHP.
AHP ini tersebar di seluruh dunia, dan
terbanyak di daerah tropis dengan kondisi
higiene yang kurang.
AHP lebih sering terjadi pada pria
dibandingkan perempuan, dengan rentang
usia berkisar lebih dari 40 tahun, dengan
insidensi puncak pada dekade ke-6.
Klasifikasi klinis
WHO:
1. Asimptomatik
2. Simptomatik
intestinal
amebiasis
-Dysenteric
-Non dysenteric
colitis
extraintestinal
amebiasis
-Hepatic (acute non
suppurative atau
abses liver)
-Pulmonary
-Lain2 (sangat
PATOGENESIS
Mekanisme terjadinya :
Penempelan E. Histolytica pada mukosa usus
Pengrusakan sawar intestinal
Lisis sel intestinal oleh enzim cystein
proteinase serta sel radang. Terjadinya supresi
respons imun cell-mediated yang disebabkan
enzim atau toxin parasit.
Penyebaran ameba ke hati. Penyebaran ameba
dari usus ke hati sebagian besar melalui vena
porta.terjadi fokus akumulasi neutrofil
periportal yang disertai nekrosis dan infiltrasi
granuloma diganti dengan jar. Nekrotik.
Amebal galactose
inhibitable adherence
lectin (Gal/GalNAc)
Pelekatan
dg mukosa
kolon
ABSES HEPAR
Invasi
kolon
Gejala
Demam
Nyeri perut kanan
atas
Anoreksia
Nausea
Vomitus
BB turun (biasanya
kronis)
Batuk
Pembengkakan perut
kanan
Ikterus
Berak darah
Pemeriksaan Fisik
Ikterus (biasanya
pada abses besar
kompresi cab. Biliaris)
Temperatur naik
Malnutrisi
Hepatomegali
Nyeri perut (RUQ,
epigastrium, kiri,
referred ke pundak)
Nyeri bersifat dull &
konstan
Fluktuasi
Nyeri tekan positif
Laboratorium
HB 10.4-11,3 g%
Leukosit 1500035000/ml3
tanpa eosinofilia
Albumin 2,76-3,05 g
%
Globulin 3,62-3,75 g
%
Total bilirubin 0,92,44 mg%
Fosfatase alkali
270,4-382,0 u/l
SGOT 27,8-55,9 u/l
SGPT 15,7-63,0 u/l
anemia (normositik
4mggnormokrom)
(biasanya <
GAMBARAN PEMERIKSAAN
Pemeriks
aan
Gambaran
Foto Dada
Foto Abd
USG
DIAGNOSIS
Riwayat, pemeriksaan fisik
Adanya abses konfirmasi dg USG/CT/MRI
Tes serologi deteksi anti-amebic Ab hampir selalu (+) kecuali
pada awal penyakit, shg apabila (-), ulangi tes 1mgg kemudian
Tes stool antigen e.histo (+) ~ 40%
Pemeriksaan feses mencari organisme biasanya (-)
Ok pem. Radiologis tidak dapat membedakan sepenuhnya
abses piogenik dg abses amuba, ketika tes serologi (-) isa
menunjang, Indikasi utk therapeutic trial & aspirasi
Aspirasi cairan coklat atau kuning (anchovy sauce). Deteksi
organisme pada cairan biasanya (-), namun dapat dilakukan
tes Ag
Aspirasi piogenic abses: (+)bakteri, leukosit
Kriteria
Poin Kriteria
Riwayat disentri
Leukositosis
Kelainan radiologis
Respons terhadap terapi amebisid
kelainan radiologis
Pus amebik, tes serologi (+), kelainan sidikan hati
Respons terhadap terapi amebisid
TATALAKSANA
TATALAKSANA
Gagal respons thd metronidazole atau
tinidazole dapat ditambahkan chloroquine,
emetine, atau dehydroemetine
Emetine: IM, pny efek serius thd jantung
Luminal agent, cth: iodoquinol, paromomycin,
diloxanide furoate
TATALAKSANA
Indikasi aspirasi
utk tatalaksana abses >> (t.u gagal respons
metronidazole 3-5hari), diagnosis meragukan,
atau utk ps dg tanda2 rupture (cth: respons
kurang, kesan sangat sakit)
Indikasi pembedahan:
Abses gagal respons terhadap terapi konservatif
Adanya perdarahan yg mengancam jiwa (lifethreatening)
Dapat digunakan untuk erosi abses amuba ke
viskus
Terjadinya sepsis ok infeksi sekunder dari abses
amuba
KOMPLIKASI
Kadang dapat terjadi superinfeksi, terutama
setelah aspirasi atau drainase
Paling sering: ruptur ke peritoneum, cavum
pleura, & pericardium
Cavum pleura x-ray: gambaran efusi th:
thoracentesis
Pericardium & paru2 kiri: biasanya abses lobus kiri
Apabila penyebaran bronchus (amuba dapat
ditemukan disputum) biasanya self limited dg
postural drainage & bronkodilator
Ruptur ke peritoneum:
Gejala: Abd pain, peritonitis, & distensi
Dulu: laparotomy, sekarang: percutaneous drainage
KOMPLIKASI
PENCEGAHAN
Kebersihan perorangan
(personal hygiene)
Kebersihan lingkungan
(environmental sanitation)
Pyogenic abses
Viral hepatitis
Echinococcal disease (hidatid)
Cholangitis, cholesystitis
Lesi malignan dari liver
Penyakit paru
Prognosis:
Prognosis: dg terapi adekuat, abses hilang (dlm
berbulan2)
Mortalitas abses hepar: 5%; abses ruptur 6~50%
Fk2 yg memburukan prognosis: bilirubin > 3.5mg/dl,
ensefalopati, hipoalbuminemia < 2.0g/dL, abses
multipel, abses dg V > 500mL, anemia, diabetes
ETIOLOGI
E coli
Klebsiella pneumonia
Proteus vulgaris
Enterobacter aerogenes
Multiple microaerophilic &
spesies anaerobic (cth:
streptococcus milleri)
Staphylococcus aureus
Lain2: salmonella,
haemophillus, yersinia,
fusobacterium,
bacteroides sp,
aspergillus, salmonella
immunocompromised
atau dg keganasan:
Hepatic candidiasis
Tuberculosis
Actinomycosis
PATOGENESIS
Abses hati piogenik dapat terjadi melalui infeksi
yang berasal dari :
V. Porta (pyelophlebitis) yaitu infeksi
pelvis/gastrointestinal, bisa menyebabkan pielflebitis
porta atau emboli septik, cth: ok appendisitis,
divertikulitis, pankreatitis
Sal. Empedu (ascending cholangitis). Kolangitis septik,
batu empedu, kanker, striktura sal.empedu/ anomali sal.
Empedu kongenital dapat menyebabkan penumbatan.
Infeksi langsung, cth: suppurative cholesystitis, abses
subfrenikus, perforasi usus
A.hepatika: Septikemia/bakteriemia akibat infeksi di
tempat lain, cth: endokarditis, pneumonia, osteomyelitis
Kriptogenik tanpa faktor presdiposisi yang jelas (lansia).
Paling sering: lobus kanan (3/4 kasus), lobus kiri (20%), lobus caudatus (5%), bilobular: (-) biasa
Dapat single atau multiple, ukuran dari bbrp mm ~ cm
Abses hepar: tan & fluktuasi ketika dipalpasi, namun dapat tak terlihat / tak teraba
PA: Didapatkan nekrosis sentral, dikelilingi infiltrasi leukosit dan limfosit yang masif dan sebelah luarnya terdapat proliferasi fibroplastik yang
membentuk jaringan ikat
PEMERIKSAAN LABORATORIU
FISIK
M
Demam
Nyeri
Menggigil
Nausea/vomitu
s
BB kurang
Anoreksia
Malaise
Hepatomegali
(50%)
Nyeri tekan
perut kanan
Ikterus
Kelainan paru
leukositosis
(70-90%), Shift
to the left
Anemia
Bilirubin (2050%) atau
fosfatase alkali
(80%)
meningkat
Peningkatan
transaminase
Hipoalbumin,
PT turun
(kronik)
RONTGEN
Xray, USG, CT,
MRI
Peninggian
diafragma
kanan
Efusi pleura
Atelektasis
basal paru
Empiema atau
abses paru
CT melihat
abses kecil &
multipel >
akurat
TATALAKSANA
Ketika suspek pyogenic abses berikan broad spectrum
antibiotic IV utk mengontrol bakteremia & cegah
komplikasi sambil melakukan cek kultur darah & kultur
dari aspirasi
Antibiotik :
KOMPLIKASI
Septikamia / bakteriemia (mortalitas 85%)
Ruptur abses hati disertai peritonitis
generalisata dengan mortalitas 6-7%
Kelainan plueropulmonal
Gagal hati
Perdarahan ke dalam rongga abses
Hemobilia
Empiema
Fisistula hepatobronkial
Ruptur kedalam perikard atau
retroperitoneum.
PROGNOSIS
Mortalitas < 10%
Fk predisposisi yang memperburuk
prognosis:
Adanya keganasan, fk2 terkait keganasan (cth:
jaundice, meningkatnya fungsi tes liver)
Tanda2 sepsis
Tanda2 kronik, cth: hipoalbuminemia
Tanda2 infeksi parah, cth: leukositosis tinggi,
abses ruptur, bakteremia, shok, APACHE skor 2
DIAGNOSA BANDING
Abses amebik
Perbedaan: lihat tabel
Abses amebik ada kecenderungan gender & ras (laki2
dewasa muda hispanic di Amerika Utara), abses
pyogenic tidak ada kecenderungan gender & ras
Tes serologi (+) utk e.histo pada abses amuba
Terkadang untuk membedakan, diperlukan aspirasi
diagnosis, atau therapeutic trial
ACTINOMYCOSIS
Aktinomises memiliki 4 macam bentuk dan
paling sering menyerang pria dewasa.
Aktinomikosis kadang terjadi pada wanita
yang menggunakan alat kontrasepsi dalam
rahim (AKDR, IUD, spiral).
Keempat bentuk aktimonikosis tersebut
adalah:
Bentuk
Bentuk
Bentuk
Bentuk
abdominalis
servikofasialis
torakalis
generalisata.
Bentuk Abdominalis
Terjadi akibat menelan ludah yang tercemar oleh
bakteri.
Infeksi menyerang usus dan selaput rongga perut
(peritoneum).
Gejala yang sering ditemukan adalah: nyeri,
demam, muntah, diare atau sembelit, penurunan
BB
Suatu massa terbentuk dalam perut dan
nanahnya bisa mengalir ke kulit melalui saluran
yang menghubungkan massa ini dengan dinding
perut.
Bentuk Torakalis
Bentuk ini menyebabkan nyeri dada, demam dan batuk
berdahak. Tetapi gejala-gejala ini mungkin tidak akan
muncul sebelum terjadinya infeksi paru-paru yang berat.
Diagnosis:
Berdasarkan gejala, rontgen; untuk memperkuat
diagnosis pembiakan bakteri dari pus, sputum,
jaringan yang terinfeksi
Tatalaksana:
Kebanyakan akan membaik perlahan bila diobati, tetapi
sering perlu antibiotik selama berbukan2 & prosedur
pembedahan yg berulang
Pengeluaran pus dari abses besar & antibiotik
(tetrasiklin) bisa diteruskan utk beberapa mgg setelah
gejala hilang
ABSES CHOLANGITIK
Abses ini biasanya terjadi sekunder
dari cholangitis, biasanya akibat batu
dalam duktus choledochus.
Abses mengikuti jalur empedu.
Terjadi hepatomegali dan absesnya
mengandung nanah berwarna empedu
Biasanya labih besar daripasa abses
yang lain.
KESIMPULAN
Abses hati infeksi pada hati yang disebabkan
bakteri, jamur, maupun nekrosis steril yang
dapat masuk melalui kandung kemih yang
terinfeksi, infeksi dalam perut
Gejala - gejala yang sering timbul : demam
tinggi, nyeri pada kuadran kanan atas abdomen
Diagnosis : pemeriksaan fisik, pemeriksaan
penunjang, dan laboratorium. Secara
konvensional penatalaksanaan dapat dilakukan
dengan drainase terbuka secara operasi dan
antibiotik spektrum luas.
SARAN
Saran dari kelompok kami, sebaiknya
melakukan pemeriksaan penunjang
utk menegakkan diagnosis yang
pasti
Lakukan tatalaksana sesuai dengan
etiologi
DAFTAR PUSTAKA
Acosta J, Adams CA, Alarcon LH, Anaya DA, Ashley SW,
et al, editors. Sabiston Textbook of Surgery. 18 th ed.
USA: Saunders Elsevier, 2008
Fauci AS, Braunwald E, Kasper DL, Hauser SL, Longo DL,
Jameson JL, et al, editors. Harrisons Principle of Internal
Medicine. 17th ed. USA: Mc Graw Hill Medical, 2008
Gillespie SH, Pearson RD. Principles and Practice of
Clinical Parasitology. UK: John Wiley & Sons, 2001
John DT, Petri WA. Merkell and Voges Medical
Parasitology. 9th ed. USA: Saunders Elsevier, 2006
McPhee SJ, Papadakis MA. Current Medical Diagnosis
and Treatment. USA: Mc Graw Hill Medical, 2008