ABSTRAK
Penderita hipertensi semakin meningkat setiap tahunnya dengan berbagai penyebab. Pada tahun
2012, WHO mencatat sebanyak 1 miliar penduduk dunia mengalami hipertensi. Secara garis
besar pengobatan nonfarmakologis untuk pasien hipertensi antara lain dengan pemberian
relaksasi seperti otot progresif dan nafas dalam. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
perbedaan efektifitas teknik relaksasi otot progresif dan relaksasi nafas dalam terhadap tekanan
darah pada pasien hipertensi di RSUD Ungaran Kabupaten Semarang. Desain penelitian ini yaitu
menggunakan quasy experiment dengan rancangan pretest-protest design, jumlah sampel 30
responden dengan teknik purposive sampling. Pada usia responden hipertensi terbanyak adalah
50 tahun (43,3%), sedangkan karakteristik responden hipertensi berdasarkan jenis kelamin
terdapat 17 (56,7%) pada perempuan, 13 (43,3%) pada laki-laki. Hasil uji statistik menggunakan
Mann-whitney test menunjukkan hasil tidak ada perbedaan efektifitas teknik relaksasi otot
progresif dan nafas dalam dengan tekanan darah. Terlihat dari probabilitas perbedaan efektifitas
antara perlakuan terhadap tekanan darah sistolik sebesar 0,285 (p>0,05), dan nilai probabilitas
perbedaan efektifitas kedua perlakuan terhadap tekanan darah diastolik yaitu sebesar 0,935
(p>0,05). Rekomendasi hasil penelitian ini adalah agar relaksasi nafas dalam dapat dijadikan
intervensi alternatif dalam menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi.
Kata Kunci : Relaksasi otot progresif, relaksasi nafas dalam, tekanan darah
ABSTRACT
The number of patiens suffering from hypertension is increasing recently with various etiology
factors. In 2012, WHO recorded as many as 1 billion world population experience hypertension.
Generally the non pharmacological treatment for patients of hypertension among others with
relaxation such as progressive muscle and deep breathing. This research was conducted to
analyze the different effectiveness between progressive muscle relaxation and deep breathing
relaxation to blood pressure medical patient in RSUD Ungaran. The research design was quasy
experiment using pretest and post test design with 30 respondents applied in purposive
sampling technique. From factor ages, the most hypertension respondents are from the age
upper 50 (43,3%) years old. Meanwhile, for hypertension respondent characteristic, it is 17
1
(56,7%) for females, 13 (43,3%) for males. The result of the research using Mann-Whitney test
of statistics showed that had no different effectiviness of progressive muscle relaxation and deep
breathing relaxation to the blood pressure. It can be seen from probability of the results, systolic
blood pressure is 0,285 (p>0,05), and p diastolic 0,935 (p>0,05). It to use deep breathing
relaxation to decrease blood pressure of patient suffering from hypertension.
Keywords: progressive muscle relaxation, deep breathing relaxation, blood pressure
A. Latar Belakang
WHO (World Health Organization)
mencatat sebanyak 1 miliar penduduk
dunia mengalami hipertensi dengan
66%, di antaranya berasal dari negara
berkembang.
WHO
juga
memperkirakan, setiap tahunnya sebanyak
7,6 juta orang didunia meninggal akibat
berbagai penyakit yang dipicu oleh
hipertensi. Prevalensi hipertensi diperkirakan akan mencapai titik puncaknya pada tahun 2025, yakni
sebanyak 1,5 miliar orang di dunia
(Anonim, 2012, 1). Tingginya prevalensi kasus hipertensi diatas, sangat
perlu perhatian tinggi khususnya dalam
bidang keperawatan, sehingga dapat
meningkatkan taraf hidup manusia.
Secara garis besar pengobatan nonfarmakologis untuk pasien hipertensi
antara lain: mengurangi berat badan jika
gemuk, menghentikan merokok, mengatur pola makan terutama diet rendah
garam, olahraga teratur, pengendalian
stress dan perbaikan gaya hidup
(Sutanto, 2010, hal 27). Pengendalian
stress dapat dikendalikan dengan
relaksasi. Relaksasi yaitu salah satu
teknik pengelolaan diri berdasar kinerja
sistem saraf simpatis dan parasimpatis
(Jacobson &Wolpe dalam Utama,
2002).
Dalam penelitian ini relaksasi yang
digunakan yaitu relaksasi otot progresif
dan relaksasi nafas dalam. Berdasarkan
penelitian yang pernah dilakukan
sebelumnya, menyebutkan bahwa upaya
non farmakologi yang dapat dilakukan
untuk pasien hipertensi yaitu dengan
pemberian relaksasi otot progresif dan
30
100
Mean
rank
Sum
of
Rank
15
13,77
206,50
0,285
15
17,23
258,50
Mean
rank
Sum
of
Rank
15
15,37
230,50
0,935
15
15,63
234,50
Anonim. (2009).
Relaksasi otot
progresif.http://www.psikol
ogizone.com/relaksasi-ototprogresif.pdf diperoleh 26
desember 2012
Dalimartha et al., (2008). Care your
self hipertensi. Jakarta :
Penebar Plus
Jian, ritu. (2011). Pengobatan
alternatif untuk mengatasi
tekanan darah. Jakarta:
Gramedia Pustaka utama
Kozier& Erb. (2009). (2011). Buku
ajar
fundalmental
ke-