Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOKIMIA

NAMA

MUHAMMAD RIZKY

NIM

08121006024

KEL.PRAKTIKUM/KELAS

B/GENAP

JUDUL

DETEKSI GULA PEREDUKSI

LABORATORIUM BIOKIMIA
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2013
LAPORAN PRAKTIKUM

BIOKIMIA 1
NOMOR PRAKTIKUM : I
NAMA PRAKTIKAN : MUHAMMAD RIZKY
NIM : 08121006024
JUDUL PRAKTIKUM : DETEKSI GULA PEREDUKSI
TUJUAN :
Mahasiswa mampu memahami prinsip deteksi gula pereduksi secara umum
yang merupakan keterampilan dasar dalam bidang keahlian biokimia klinik
PRINSIP KERJA :
Melakukan prinsip deteksi gula pereduksi dengan reaksi fehling dan benedict
DASAR TEORI
Karbohidrat merupakan senyawa yang terbentuk dari molekul karbon,
hidrogen dan oksigen. Karbohidrat adalah polisakarida, merupakan sumber energi
utama pada makanan. Nasi, ketela, jagung adalah beberapa contoh makanan
mengandung karbohidrat.
Karbohidrat adalah senyawa yang mengandung unsur-unsur: C, H dan O,
terutama terdapat didalam tumbuh-tumbuhan yaitu kira-kira 75%. Dinamakan
karbohidrat karena senyawa-senyawa ini sebagai hidrat dari karbon; dalam senyawa
tersebut perbandingan antara H dan O sering 2 berbanding 1 seperti air.
JadiC6H12O6 dapat ditulis C6(H2O)6, C12H22O11 sebagai C12(H2O)11 dan
seterusnya, dan perumusan empiris ditulis sebagai CnH2nOn atau Cn (H2O)n.
Karbohidrat dibagi menjadi beberapa klas atau golongan sesuai dengan sifat
sifatnya terhadap zat-zat penghidrolisis. Karbohidrat atau gula dibagi menjadi empat
kelas pokok:
1. Gula yang sederhana atau monosakarida, kebanyakan adalah senyawasenyawa yang mengandung lima dan enam atom karbon. Karbohidrat yang
mengandung 6 karbon disebut heksosa. Gula yang mengandung 5 karbon

disebut pentosa. Kebanyakan gula sederhana adalah merupakan polihidroksi


aldehida yang disebut aldosa dan polihidroksi keton disebut ketosa.
2. Oligosakarida, senyawa berisi dua atau lebih gula sederhana yang
dihubungkan oleh pembentukan asetal antara gugus aldehida dan gugus keton
dengan gugus hidroksil. Bila dua gula digabungkan diperoleh disakarida, bila
tiga diperoleh trisakarida dan seerusnya ikatan penggabungan bersama-sama
gula ini disebut ikatan glikosida.
3.
4. Polisakarida, di mana di dalamnya terikat lebih dari satu gula sederhana yang
dihubungkan dalam ikatan glikosida. Polisakarida meliputi pati, sellulosa dan
dekstrin.
5.
6. Glikosida, dibedakan dari oligo dan polisakarida yaitu oleh kenyataan bahwa
mereka mengandung molekul bukan gula yang dihubungkan dengan gula oleh
ikatan glikosida
Gula reduksi adalah semua gula yang memiliki kemampuan untuk mereduksi
dikarenakan adanya gugus aldehid atau keton bebas. Aldehid dapat teroksidasi
langsung melalui reaksi redoks. Namun, gugus keton tidak dapat teroksidasi secara
langsung, gugus keton, tetapi harus diubah menjadi aldehid dengan perpindahan
tautomerik yang memindahkan gugus karbonil ke bagian akhir rantai. Monosakarida
yang termasuk gula reduksi antara lain glukosa, fruktosa, gliseraldehida, dan
galaktosa. Untuk disakarida, contohnya adalah laktosa dan maltosa. Sedangkan yang
termasuk gula non-reduksi adalah sukrosa. Gula non-reduksi dicirikan dengan tidak
adanya struktur rantai terbuka, sehingga tidak rentan terhadap proses oksidasi
reduksi. Pada polimer glukosa seperti amilum dan turunan amilum (maltodextrin dan
dextrin), makromolekulnya dimulai dengan gula reduksi. Umumnya gula pereduksi
yang dihasilkan berhubungan erat dengan aktifitas enzim, dimana semakin tinggi
aktifitas enzim maka semakin tinggi pula gula pereduksi yang dihasilkan. Persentase
gula reduksi di dalam turunan amilum/pati disebut dengan dextrose equivalent
Glukosa

Glukosa merupakan salah satu tipe monosakarida dengan rumus molekul


C6H12O6; padatan kristal berwarna putih, berasa manis 75% dari kemanisan gula
pasir (sukrosa) tetapi nilai kalornya sama]. Merupakan gula yang banyak
ditemukan di alam terutama dalam buah anggur (karenanya disebut gula anggur).
Glukosa juga disebut dekstrosa karena strukturnya sebagian besar berada dalam
bentuk D- yakni D-glukosa.
Glukosa merupakan monomer yang ditemukan di alam sebagai dimer
sampai polimer. Karbohidrat yang dikonsumsi tubuh umumnya diubah menjadi
glukosa dan mengalami sirkulasi dalam tubuh (dalam darah mengandung 0,08%
sedangkan dalam urine 0,2% glukosa). Dalam perdagangan, glukosa dibuat dari
hidrolisa amilum Glukosa biasanya tersedia dalam bentuk zat berwarna putih atau
kristal padat. Glukosa diproduksi secara komersil melalui hidrolisis pati dengan
bantuan enzim. Glukosa dapat di reduksi menjadi sorbitol, yang biasanya dikenal
sebagai glusitol. Dimana gugus aldehida pada glukosa diganti menjadi gugus
alkohol dengan adanya penambahan gas hidrogen
Glukosa mudah teroksidasi oleh perak atau ion tembaga. Bila
ditambahkan dengan larutan perak nitrat amoniak akan terjadi cermin perak.
Mereduksi larutan-larutan Fehling yaitu dengan timbulnya endapan kupro oksida
Larutan Fehling terdiri atas larutan Fehling A: larutan CuSO4, dan larutan Fehling
B: larutan dari Na-K-tartrat

ALAT DAN BAHAN

Alat :
Tabung reaksi
Rak tabung reaksi
Gelas ukur
Penangas air
Siopwatch
Bahan :

Larutan Benedict
Larutan Fehling A dan B
Larutan glukosa
Larutan Aquadestt

CARA KERJA UJI BENEDICT


SIAPKAN ALAT DAN BAHAN

BUAT CAMPURAN GLUKOSA, LARUTAN BENEDICT DENGAN AIR


DENGAN KONSENRASI PERBANDINGAN BENEDICT DAN AIR DENGAN
KONSENTRASI 1:1 1:2 1:3 1:4

LALU MASING MASING LARUTAN DIPANASKAN SELAMA 20 DETIK,


LALU DITAMBAHKAN DENGAN NaOH 2 TETES SEBAGAI INDIKATOR
SEHINGGA BERUBAH WARNA. HITUNG DENGAN STOPWATCH LAMA
PERUBAHAN YANG TERJADI SEMENJAK DITAMBAHKAN NaOH

CARA KERJA UJI FELING

SIAPKAN ALAT DAN BAHAN

BUAT GLUKOSA DENGAN KONSENTRASI MENCAMPRKAN FHLING A


DAN B MASING 10 TETES DENGAN MEMASUKKAN FEHLING A
TERLEBIH DAHULU BARU FEHLING B, SETELAH ITU TAMBAHKAN
DENGAN AIR DENGAN KONSENTRAS FEHLING DAN AIR 1:1 1:2 1:3 1:4

MASING MASING LARUTAN DIPANASKAN, HITUNG LAMA


TERJADINYA PERUBAHAN WARNA DENGAN STOPWATCH

DATA HASIL PENGAMATAN


1. Dengan reagen Benedict
KONSENTRAS DITAMBAH

HASIL DENGAN

PEMANASAN

BENEDICT

WAKTU

SELAMA 20
DETIK +
Normal / ranpa

Berwarna agak biru

SETETES NaOH
Berwarna coklat

air
1 : 1 glukosa

Berwarna agak biru

Coklat cenderung

17 detik

Berwarna agak biru

jingga
Berwarna coklat

24 detik

air
1: 4 glukosa dan Berwarna agak biru

muda
Berwarna jingga

45 detik

air

cenderung orange

dan air
1:2 glukosa dan

7 detik

2. Dengan reagen Fehling ( Fehling A + B )


Konsentrasi

DITAMBAH

DITAMBAH

HASIL DENGAN

FEHLING A

FEHLING B

PEMANASAN

DIDIAMKAN

SELAMA 20

SELAMA > 1

DETIK +

Normal /

Berwarna biru

MENIT
-Awal : Biru

SETETES NaOH
Berwarna merah

ranpa ai

terang

-Setelah didiamkan :

bata

1 : 1 glukosa

Berwarna biru

Hijau
-Awal : Biru

Berwarna merah

dan air

terang

-Setelah didiamkan :

bata

1:2 glukosa

Berwarna biru

Hijau
-Awal : Biru

Berwarna merah

dan air

agak gelap

-Setelah didiamkan :

bata

Berwarna biru

Hijau
-Awal : Biru

Berwarna merah

1: 4 glukosa

WAKTU

13 Detik

17 Detik

25 Detik

45 Detik

dan air

agak gelap

-Setelah didiamkan :

Hijau
LAMPIRAN GAMBAR DATA HASIL PENGAMATAN
Penambahan glukosa

Benedict dan penambahannya

Aquadest

bata

Larutan fehling, penambahan dan hasilnya

PEMBAHASAN
Pereaksi Benedict berupa larutan yang mengandung kupri sulfat natrium
karbonat dan natrium sitrat. Uji dilakukan dengan menambahkan reagent Benedict
kedalam larutan karbohidrat dan dilakukan pemanasan. Setelah dilakukan pemanasan
terjadi perubahan pada beberapa larutan yaitu Glukosa, fruktosa, dan laktosa.
Perubahan ini berupa terbentuknya endapan merah bata pada larutan tersebut. Proses
pendinginan ketiga larutan ini tidak mempengaruhi perubahan pada endapan.
Sedangkan larutan yang lain berwarna biru yang merupakan warna asli dari reagen.
Galaktosa sendiri mengalami sedikit perubahan setelah dipanaskan yaitu terdapat
warna merah pada bagian permukaan larutan dan setelah didinginkan warna ini
menghilang. Galaktosa merupakan salah satu karbohidrat yang mengandung gugus
aldehid dalam pengujian terdapat galaktosa tidak terjadi perubahan yang diharapkan
seperti glukosa, fruktosa, dan laktosa. Hal ini mungkin tabung telah terkontamijnasi
oleh senyawa lain sehingga tidak menghasilkan endapan seperti halnya karbohidrat
lain yang mengandung gugus keton dan aldehid.
Berdasarkan hasil pengamatan diatas bahwa, dari berbagai macam jenis larutan
karbohidrat setelah direaksikan dengan larutan Benedict ternyata reaksinya tidak
terjadi secara bersamaan. Hal ini disebabkan tergantung atas konsentrasi karbohidrat
yang diperiksa baik disakarida atau monosakarida. Pada dasarnya dari berbagai
macam jenis larutan karbohidrat yang diuji ternyata yang bereaksi positif dengan
Benedict hanya golongan disakarida dan monosakarida, sedangkan larutan
polisakarida seperti amilum tidak dapat bereaksi dengan Benedict. Endapan-endapan
yang dihasilkan pada percobaan ini adalah merah. Kuning tergantung atas kuatnya
larutan gula. Benedict juga bersifat basa lemah karena adanya natrium karbonat dan
natrium sitrat.

Pada uji fehling, menggunakan larutan fehling yang terbuat dari larutan
tembaga sulfat dengan natrium-kalium tartat dan natrium hidroksida. Uji Fehlings
digunakan untuk mengetahui adanya gula pereduksi dalam sampel. Dari 4 sampel
ditetesi sebanyak 10 tetes larutan fehling A dan B (1:1) yang telah dicampurkan
sebelumnya. Lalu dipanaskan dalam waterbath selama 20 detik dan diamati sampai
mulai berubah warna dan terbentuk endapan. Pemanasan dilakukan untuk
mempercepat reaksi. Uji Fehlings digunakan untuk menguji glukosa. Dari keempat
sampel terbentuk endapan berwarna merah tua/ merah bata.. Larutan Fehlings dapat
mengoksidasi glukosa yang mengandung gugus aldosa yang memiliki gugus
aldehida. Endapan yang terbentuk merupakan CU2O, karena larutan Fehlings A dan
B dapat menghasilkan ion CU2+ sebagai pengoksidasi sampel yang mengandung
aldehid.
Pengenceran glukosa yang terjadi setelah sampel dan reagen dipanaskan
selama 20 detik dan ditambahkan dengan NaOH hasilnya relatif dan tidak berbeda
jauh dengan kelompok kelompok lainnya. Variasi waktu ini terjadi karena Semakin
banyak glukosa dan makin dikit air, reaksi akan semakin cepat.
Penambahan NaOH ditujukan supaya glukosa bereaksi spesifik dengan basa,
karena larutan benedict atau fehling belum cukup mampu untuk memberikan reaksi
yang spesifik antara gula dengan si basa.Selain itu ion Cu2+ hanya dapat diendapkan
sebagai Cu2O hanya jika dalam suasana basa sehingga dapat memberikan warna yang
khas.

KESIMPULAN
1.

Kita menggunakan reagen benedict dan reagen fehling sebagai indikator

untuk mendeteksi gula


2. Perbandingan Glukosa dan air yang digunakan adalah normal atau tanpa air,
1:1 1:2 1:4
3. Pemanasan digunakan untuk mempercepat reaksi antara reagen dan senyawa
4. Penambahan NaOH ditujukan supaya glukosa bereaksi spesifik dengan basa,
karena larutan benedict atau fehling belum cukup mampu untuk memberikan
reaksi yang spesifik antara gula dengan si basa
5. Variasi waktu reaksi perubahan warna terjadi karena Semakin banyak glukosa
dan makin dikit air, reaksi akan semakin cepat.

DAFTAR PUSTAKA
1. Fessenden, Ralph J.,and Joan S. 1997. Organic Chemistry, 3rd
2. ed. Belmant, California. Irawan, Anwari. 2007. Karbohidrat. Porton Sport
Science and Performance Lab. III 1: 1-4
3. Handini. Karbohidrat Pada Uji Kualitatif. Bandung. 2009. Diakses tanggal 6
Maret 2013 pukul 19:00
4.

Martoharsono, Soeharsono. 1975. Biokimia. Gadjah Mada University Press. :


Yogyakarta

5.

Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. UI-Pres : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai