Anda di halaman 1dari 21

WAWASAN AL-QURAN

TENTANG PENDIDIKAN ANTI KORUPSI


Muh. Mustakim
8QLYHUVLWDV0XKDPPDGL\DK6XUDNDUWD
VXUHOXVWDG]PXVWDTLP#\DKRRFRLG
Abstrak
3HPHULQWDK,QGRQHVLDEHUXSD\DNHUDVXQWXNPHQFHJDKWLQGDNNRUXSVLGDODP
SHPHULQWDKDQ'HQJDQEHUEDJDLLQVWUXPHQWSHPHULQWDK,QGRQHVLDVHMDN2UGH
/DPDKLQJJD5HIRUPDVLEHUXSD\DNHUDVPHPEHUVLKNDQSHPHULQWDKDQGDUL
SUDNWLNNRUXSVL1DPXQEXNDQQ\DEHUNXUDQJWLQGDNNRUXSVLVHPDNLQ
PHUDMDOHODKLQJJDPHQMDQJNDXOHYHOSHPHULQWDKDQWHUHQGDK3DVFDUHIRUPDVL
SHPHULQWDK,QGRQHVLDPHPEHQWXN.RPLVL3HPEHUDQWDVDQ.RUXSVL.3.GDQ
EHUSDQGDQJDQ VLJQLNDQVL SHQGLGLNDQ GDODP XSD\D SHQFHJDKDQ NRUXSVL
%HUVDPDVDPD.HPHQWULDQ3HQGLGLNDQGDQ.HEXGD\DDQ.3.PHQHUDSNDQ
3HQGLGLNDQ $QWL .RUXSVL \DQJ DNDQ GLWHUDSNDQ GL EHUEDJDL OHPEDJD
SHQGLGLNDQ WHUPDVXN OHPEDJD SHQGLGLNDQ ,VODP $UWLNHO LQL PHPEDKDV
SULQVLS PHQGDVDU ,VODP GDODP XSD\DQ SHPEHUDWDVDQ NRUXSVL %HEHUDSD
LVWLODKNXQFLXQWXNPHPDKDPLNRUXSVLGDODPSHUVSHNWLI ,VODPGLGLVNXVLNDQ
PHODOXLDUWLNHOLQL
6LQFHWKHYHU\EHJLQQLQJWKH,QGRQHVLDQJRYHUQPHQWWKURXJKYDULRXVHIIRUWV
KDVDWWHPSWHGWRJHWULGRI FRUUXSWLRQIURPWKHRIFH,QVWHDGRI DUULYLQJDW
VXFFHVVFRUUXSWLRQH[SDQGVWRWKHVPDOOHVWOHYHORI WKHJRYHUQPHQW-XVWDIHZ
GHFDGHV DJR WKH JRYHUQPHQW LQLWLDWHG WKH HVWDEOLVKPHQW RI  WKH &RUUXSWLRQ
(UDGLFDWLRQ&RPPLVVLRQDQGVWDUWHGWRUHDOL]HWKHLPSRUWDQFHRI HGXFDWLRQ
LQWKHHIIRUWV,Q0DUFKWKHWKH0LQLVWU\RI (GXFDWLRQDQG&XOWXUH
LQFRRSHUDWLRQZLWKWKH&RUUXSWLRQ(UDGLFDWLRQ&RPPLVVLRQ .3. ODXQFKHG
WKH$QWL&RUUXSWLRQ(GXFDWLRQZKLFKLVDERXWWRLPSOHPHQWLQHGXFDWLRQDO

Muh. Mustakim: Wawasan Al-Quran Tentang Pendidikan Anti Korupsi

LQVWLWXWLRQVLQFOXGLQJWKH,VODPLFRQHV7KHDUWLFOHGLVFXVVHVWKH,VODPLFURRWV
DVJURXQGLQJSULQFLSOHVWRHUDGLFDWHWKHFRUUXSWLRQ6RPH,VODPLFFRQFHSWVLQ
UHODWLRQWRWKHFRQFHSWRI FRUUXSWLRQLVRI LPSRUWDQFHWRSLFVRI WKHGLVFXVVLRQ
Keyword: pendidikan anti korupsi, VXK`W
A. Pendahuluan
Setelah lebih dari satu dekade lebih reformasi bangsa Indonesia
bergulir, permasalahan bangsa bukan berarti telah tuntas. Kita tidak
PHPXQJNLUL DGDQ\D SHUXEDKDQ \DQJ VLJQLNDQ GDODP EHUEDJDL VLVL GL
negeri ini, misalnya semakin meningkatnya alokasi anggaran pemerintah
di sektor pendidikan, dan dibukanya kran kebebasan dan keterbukaan
publik yang seluas-luasnya, sehingga setiap orang memiliki hak dan akses
terhadap informasi. Namun, seiring dengan pencapaian positif di atas,
kasus korupsi juga semakin meningkat. Ceritera korupsi menjadi topik
dominan di banyak media massa saat ini, bahkan tiada hari tanpa berita
korupsi menjadi potret kehidupan bangsa di media.1 Misalnya, Harian
Republika merilis bahwa Wakil Ketua Pusat Pelaporan Analisis dan
Transaksi Keuangan (PPATK), Agus Santoso, menyatakan sejak 2011
hingga 2012, PPATK telah menganalisa sebanyak 916 dugaan kasus
korupsi dan 80 kasus dugaan suap di berbagai daerah. DKI Jakarta sebagai
provinsi terkorup di Indonesia dengan prosentase kasus dugaan korupsi
sebanyak 46,7 persen. Di bawah Jakarta, tindak pidana korupsi terbanyak
terjadi di Jawa Barat (6%), disusul Kalimantan Timur (5,7%), Jawa Timur
(5,2%), Jambi (4,1%), Sumatera Utara (4%), Jawa Tengah (3,5%), DI Aceh
Darussalam dan Kalimantan Selatan (masing-masing 2,1%), Kepulauan
Bangka Belitung (0,1%), Sulawesi Barat (0,3%), Sulawesi Tengah (0,4%),
Nusa Tenggara Barat dan Papua Barat (masing-masing 0,5%), Kalimantan
Tengah (0,6%), Sumatra Barat dan Bali (masing-masing 0,7%), Nusa
Tenggara Timur dan Bengkulu (masing-masing 0,8%), serta Sulawesi
Utara (0,9%).2 Kasus-kasus tersebut menjadi ironi yang menampar keras
1

h t t p : / / w w w. s u a r a m e r d e k a . c o m / v 1 / i n d e x . p h p / r e a d /
cetak/2012/04/30/184904/Tiada-Hari-Tanpa Berita-Korupsi diakses pada tgl 20
Oktober 2012
2
http://www.republika.co.id/berita/nasional/hukum/12/08/27/m9egemdugaan-korupsi-di-provinsi-dki-jakarta-tertinggi diakses pada tgl 20 Oktober 2012

128 0XNDGGLPDK, Vol. 19, No. 1, 2013

Muh. Mustakim: Wawasan Al-Quran Tentang Pendidikan Anti Korupsi

bangsa Indonesia yang mayoritas beragama Islam.


Yang tersebut di atas baru dari temuan PPATK, dari LSM
penggerak anti korupsi lebih banyak lagi dugaan kasus korupsi yang
lain. Koordinator Monitoring Pelayanan Publik ICW, Febri Hendri,
mengatakan bahwa dalam waktu kurang lebih 12 tahun itu, terdapat 233
kasus korupsi di dunia pendidikan yang masuk pada tahap penyidikan
dan masih menggunakan modus serupa dalam praktiknya.3
Dari sedikit gambaran di atas, betapa banyak masalah korupsi yang
dihadapi bangsa ini. Dari sudut pandang hukum pemberantasan maupun
pencegahan korupsi digawangi KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi).
Bahkan gerakan moral pemberantasan korupsi juga telah dimulai pada
tahun 2003 yang digawangi NU dan Muhammadiyah dalam MoU tentang
gerakan moral nasional pemberantasan korupsi.4 Namun, korupsi masih
terus terjadi, seolah sudah menjadi penyakit akut yang mendarah daging
pada bangsa ini. Oleh karena itu, sebagai upaya pencegahan yang sangat
efektif mewacanakan pendidikan anti korupsi adalah mutlak diperlukan.
Kita tidak memungkiri, manusia memiliki potensi patologis korupsi
yang tidak mungkin dihilangkan sepenuhnya. Manusia pada dasarnya
menyandang naluri korupsi, di samping sifat K`DQL!I tentunya.5 Akan
tetapi, yang terpenting adalah bagaimana mencegah potensi korupsi
tidak menjadi aktual, bagaimana menciutkan ruang gerak korupsi secara
sistemik dan menemukan terapi yang tepat untuk diagnosis yang benar.
Oleh karena itu, pendidikan anti korupsi dalam perspektif al-Quran
akan menjadi fokus utama artikel ini. Argument mendasar artikel ini
adalah Islam sebagai PLQKD!MDOK`D\DK petunjuk kehidupan- manusia yang
berprinsipkan V\D!PLOPXWDNDPPLO -komprehenship- selalu memberikan
solusi akan permasalahan umat. Dalam tulisan ini, penulis akan berusaha
mendiskripsikan pendidikan anti korupsi dalam perspektif al-Quran.
'LVNXVL GLDUDKNDQ SDGD GHQLVL NRUXSVL ODWDU VHMDUDK SHQHJDNDQ DQWL
korupsi; sebab-akibat dan pencegahannya, serta pendidikan anti korupsi
dalam perspektif al-Quran.
3

http://pojokantikorupsi.com/ diakses pada tgl 20 Oktober 2012.


%XNX 3DQGXDQ 0RUDO 1DVLRQDO 3HPEHUDQWDVDQ .RUXSVL, Kerjasama PBNU,
Muhammadiyah dan Kemitraan, hlm. 6.
5
Adnan Buyung Nasution, dkk., 0HQ\LQJNDS .RUXSVL .ROXVL GDQ 1HSRWLVPH
GL ,QGRQHVLD (Yogyakarta: Badan Pengkajian dan Pengembangan Pimpinan Pusat
Muhammadiyah (BPP PP Muhammadiyah), 1999), hlm. iii.
4

0XNDGGLPDK, Vol. 19, No. 1, 2013 129

Muh. Mustakim: Wawasan Al-Quran Tentang Pendidikan Anti Korupsi

B. Wawasan al-Quran tentang Konsep Pendidikan Anti Korupsi


Al-Quran merupakan sumber pedoman utama bagi umat muslim
dalam menjalani kehidupan sehari-hari, baik dalam bernegara maupun
bermasyarakat. Al-Quran menjelaskan akan konsep pendidikan baik
secara tersurat ataupun tersurat. Dalam hal ini, penulis akan berusaha
membahasa pokok bahasan yang menitikberatkan tentang pendidikan
anti korupsi dalam al-Quran, yaitu: 1) Pendidikan dalam perpektif alQuran, 2) Korupsi ; pengertian, sebab, akibat dan upaya pencegahannya,
3) Pendidikan Anti korupsi dalam perpektif al-Quran, dan 4) Ayat-ayat
al-quran tentang korupsi dan Isyarat konsep pendidikan anti korupsi
 3HQGLGLNDQGDODP3HUVSHNWLI DO4XUDQ
Al-Quran secara etimologi berasal dari kata TDUDD yang berarti
bacaan atau sesuatu yang dibaca. Secara terminologi al-Quran adalah
NDOD!P UPDQ  $OODK \DQJ GLWXUXQNDQ NHSDGD QDEL 0XKDPPDG VDZ
dibaca dan diriwayatkan secara mutawatir, dan ternilai beribadah dengan
membacanya yang dimulai dari surat al-Fatihah diakhiri dengan surat
an-Na>s.6 Kitab suci ini adalah sumber utama dalam merumuskan Islam
dan menjadi sumber acuan dalam bersikap dan berperilaku pemeluknya.
Islam adalah agama yang mengajak pemeluknya untuk selalu belajar
dan mengembangkan diri. Jikalau kita memperhatikan wahyu pertama
yang turun kepada Rasulullah tiada lain adalah LTUD atau bacalah.
Konsep ini menunjukkan bahwa langkah awal dari pengembangan
diri manusia adalah pendidikan, yaitu perintah membaca, mengkaji,
menganalisa. Kesemuanya itu tiada lain adalah proses dari pendidikan.
Islam adalah agama yang mengajak umatnya untuk selalu belajar dan
mengembangkan diri. Hal ini senada dengan arti pendidikan menurut
Abdurrahman an-Nahlawy dalam Al-7DUEL\DKDO,VODPL\DK$VD!VXKDZD
8VX!OXKDZD$KGD!IXKD, pendidikan dalam arti etimologis bisa berarti QDPD!
\DQPXX, berarti perkembangan.7 Konsep ini menunjukkan bahwa langkah
awal dari pengembangan diri manusia adalah memahami dan mendalami
kebenaran yang harus selalu dilandasi dengan iman kepada Allah Swt.
Muhammad Abdul Darraz,$O%LQD! $O$G]LP'DGODUDW-DGL!GDK)LDO4XUD!Q,
MLOLG 'DXKDK'DUDODTDIDK KOP
7
Abdurrahman an-Nahlawy, $O7DUEL\DK DO,VODPL\DK $VD!VXKD ZD 8VX!OXKD ZD
$KGD!IXKD, hlm. 12.
6

130 0XNDGGLPDK, Vol. 19, No. 1, 2013

Muh. Mustakim: Wawasan Al-Quran Tentang Pendidikan Anti Korupsi

M. Nasir budiman mengemukakan bahwasannya pendidikan


merupakan interpretasi dari tiga kosa kata. Pertama yaitu tarbiyah yang
cenderung dimaknai sebagai pendidikan yang bersifat pengasuhan dan
pembinaan. Kedua WDGLE dimaknai pendidikan yang lebih terfokus pada
moral (DNKOD!T DONDUL!PDK), dan ketiga adalah WDOLP diartikan sebagai
pendidikan yang dapat menyucikan TDOE (membersihkan jiwa), sehingga
dengan mudah akan memperoleh hikmah atau kebijaksanaan.8 Inilah
yang menunjukkan bahwa pendidikan mengacu ke arah penyadaran
subjek didik (manusia) baik berupa kesadaran intelektual ataupun spiritual.
Dampak dari keduanya adalah DOLOPDOQD! (ilmu yang bermanfaat), yaitu
ilmu yang mampu memperkuat iman, dan amal bisa dikatakan sholih
manakala didasarkan pada ilmu dan iman.
Al-Quran menjadi landasan dalam praktek pendidikan Islam.
Menurut Syahidin, pendidikan Qurani betumpu pada 4 prinsip dasar, yaitu:
prinsip kasih sayang, keterbukaan, keseimbangan (harmoni) dan prinsip
integralitas.9 Sementara itu, Said Agil Husin Al Munawar menyebutkan
bahwa, secara normatif, tujuan yang ingin dicapai dalam proses aktualisasi
nilai-nilai Al-Quran dalam pendidikan meliputi tiga dimensi atau aspek
yang harus dibina dan dikembangkan melalui pendidikan, yaitu dimensi
spiritual, budaya, dan ketiga kecerdasan. Ketiganya merupakan asas yang
mampu mengantarkan umat Islam pada kemajuan.10 Jadi, pendidikan dan
tujuannya dalam perspektif al-Quran adalah proses pengembangan dan
pembetukan manusia yang selalu berlandaskan tauhid/mengesakan Allah,
beribadah dan membesarkan nama-Nya. Tauhid kemudian bergerak untuk
mencapai kemajuan dan kemodernan.
 .RUXSVL'HQLVL6HEDE$NLEDWGDQ8VDKD3HQFHJDKDQQ\D
Korupsi berarti kecurangan, penyelewengan/penyalahgunaan
jabatan untuk kepentingan diri, pemalsuan.11 Andi Hamzah menyebutkan
M. Nasir Budiman, 3HQGLGLNDQGDODP3HUVSHNWLI ,VODP (Jakarta: Madani Press,
2001), hlm. 125.
9
Syahidin, 0HQHOXVXUL 0HWRGH 3HQGLGLNDQ GDODP $O4XUDQ (Bandung: Alfabeta,
2009), hlm. 58.
10
Said Agil, $NWXDOLVDVL1LODLQLODLDO4XUDQGDODP6LVWHP3HQGLGLNDQ,VODP (Jakarta:
Ciputat Press, 2005), hlm. 9.
11
Hendro Darmawan, dkk., .DPXV,OPLDK3RSXOHU/HQJNDS, cet.ke-3 (Yogyakarta:
Bintang Cemerlang, 2011), hlm. 342.
8

0XNDGGLPDK, Vol. 19, No. 1, 2013 131

Muh. Mustakim: Wawasan Al-Quran Tentang Pendidikan Anti Korupsi

VHFDUD KDU\DK NRUXSVL EHUDVDO GDUL EDKDVD ODWLQ coruptio atau corruptus
yang kemudian turun ke banyak bahasa Eropa, seperti bahasa Inggris,
menjadi corruption, corrupt, bahasa Perancis, corruptions, bahasa Belanda
FRUUXSWLH (NRUUXSWLH). Dari bahasa Belanda inilah, istilah korupsi dalam
bahasa Indonesia diterjemahkan.12
Dalam Kamus Bahasa Indonesia, korupsi diartikan buruk, rusak,
busuk, suka memakai barang (uang) yang dipercayakan kepadanya,
dapat disogok, dan penyelewengan atau penggelapan untuk keuntungan
pribadi atau orang lain.13 Di Malaysia juga terdapat peraturan anti korupsi,
diistilahkan kata peraturan anti kerakusan sering pula menggunakan
istilah UHVXDK, dari bahasa Arab risywah () yang menurut Kamus
Arab-Indonesia diartikan sama dengan korupsi.14 Risywah () berarti
sogokan, yakni memberikan harta agar orang (yang diberi) itu melakukan
sesuai dengan perintah pemberinya yang tidak sesuai dengan aturan yang
berlaku.15
Dalam memahami korupsi, banyak di antara peneliti maupun
pakarnya berpendapat yang seringkali berbeda. Seperti disimpulkan
(QF\FORSHGLD$PHULFDQD korupsi adalah hal yang buruk dengan bermacam
ragam artinya, bervariasi menurut waktu, tempat, dan bangsa.16 Sementara
itu, S.H. Alatas menggunakan pendekatan sosiologis, mengartikan korupsi
sebagai tindak penyalahgunaan kepercayaan untuk kepentingan pribadi.17
Alatas juga memasukkan nepotisme dalam kelompok korupsi dalam
NODVLNDVLQ\D PHPDVDQJNHOXDUJDDWDXWHPDQSDGDSRVLVLSHPHULQWDKDQ
tanpa memenuhi persyaratan untuk itu). Namun, nepotisme sukar dicari
normanya dalam hukum pidana.18
Sementara itu, dari sisi pendekatan ekonomi akutansi, korupsi
Andi Hamzah, .RUXSVL GL ,QGRQHVLD 0DVDODK GDQ 3HPHFDKDQQ\D (Jakarta:
Gramedia, 1984), hlm. 9.
13
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, .DPXV
%HVDU%DKDVD,QGRQHVLD (Jakarta: Balai Pustaka, 1995), hlm. 527.
14
Ibid., hlm. 10.
15
Abul Hasan Ali an-Nah}wiy, DO0XNKDV?VD? V?FHWNH %HLUXW'DU,K\DDW7XUD
1960), hlm. 287.
16
A. Hamzah, .RUXSVLGL,QGRQHVLD (Jakarta: Gramedia, 1984), hlm. 10.
17
SH. Alatas, 7KH6RFLRORJ\RI &RUUXSWLRQ, terj. Al-Ghozie Usman (Jakarta: LP3ES,
1986), hlm. 11. Lihat juga S.H. Alatas, .RUXSVL6LIDW6HEDEGDQ)XQJVL, terj. Nirwono
(Jakarta: LP3ES, 1987), hlm. vii.
18
A. Hamzah, .RUXSVLGL,QGRQHVLD, hlm. 10.
12

132 0XNDGGLPDK, Vol. 19, No. 1, 2013

Muh. Mustakim: Wawasan Al-Quran Tentang Pendidikan Anti Korupsi

adalah kecurangan (fraud  \DQJ GLLGHQWLNDVLNDQ GHQJDQ SHQ\XDSDQ


SHPEHULDQXDQJVHFDUDLOHJDONRQONNHSHQWLQJDQGDQSHPHUDVDQEHUVLIDW
ekonomi.19 Dari pendekatan politik, korupsi digunakan untuk melakukan
penyuapan dan ketidakjujuran membuka jalan kepada penguasa otoriter,
sehingga pemberantasan korupsi lebih dijadikan alat pembenaran untuk
kepentingan politik.20 Korupsi dari sisi kehidupan politik, ekonomi
dan social budaya merupakan upaya kejahatan yang dipergunakan oleh
seseorang atau golongan masyarakat dengan cara mengkaitkan diri pada
system politik dan pemerintahan yang ada untuk ikut bermain dengan
maksud merusak aturan bekerjanya sistem tersebut.21
 7LSRORJLGDQ-HQLV.RUXSVL
Dari uraian di atas, setidaknya kita dapat menyimpulkan, korupsi
adalah bentuk kecurangan, penipuan, suap, upaya meraih kekuasaan
dengan tidak sesuai aturan. Dari segi tipologi (formulasi kelompok)
kejahatannya, korupsi dibedakan dalam tujuh jenis;22 SHUWDPD, korupsi
transaktif (WUDQVDFWLYH FRUUXSWLRQ) yang menjukkan adanya kesepakatan
timbal-balik antara pihak pemberi dan penerima demi keuntungan dan
ketercapaian apa yang diinginkan antara keduanya. Biasanya melibatkan
dunia usaha dan pemerintah ataupun masyarakat dan pemerintah. .HGXD,
korupsi yang memeras (H[WRUWLYHFRUUXSWLRQ) di mana pihak pemberi dipaksa
untuk menyuap guna mencegah kerugian yang mengancam dirinya.
.HWLJD, korupsi investif (LQYHVWLYHFRUUXSWLRQ) adalah pemberian barang atau
jasa tanpa ada pertalian langsung dengan keuntungan tertentu, selain
keuntungan yang dibayangkan akan diperoleh di masa mendatang.
.HHPSDW, korupsi kekerabatan (QHSRWLVWLFFRUUXSWLRQ) atau nepotisme adalah
penunjukan ataupun mengutamakan yang tidak sah terhadap teman
ataupun sanak saudara untuk memegang jabatan dalam pemerintahan.
19

Kecurangan adalah segala cara yang dapat dilakukan orang untuk berbohong,
menjiplak, mencuri, memeras, memanipulasi, kolusi dan menipu orang lain dengan
tujuan untuk memperkaya diri sendiri atau orangkelompok dengan cara melawan
hokum. Lihat Suradi, .RUXSVL GDODP 6LVWHP 3HPHULQWDK GDQ 6ZDVWD (Yogyakarta: Gava
Media, 2006), hlm. 1, 40-3.
20
A. Hamzah, .RUXSVLGL,QGRQHVLD, hlm. 11.
21
Bambang Purnomo, 3RWHQVL.HMDKDWDQNRUXSVLGL,QGRQHVLD (Yogyakarta: Bina
Aksara, 1983), hlm. 16.
22
S.H. Alatas, .RUXSVL6LIDW6HEDEGDQ)XQJVL, hlm. ix.

0XNDGGLPDK, Vol. 19, No. 1, 2013 133

Muh. Mustakim: Wawasan Al-Quran Tentang Pendidikan Anti Korupsi

.HOLPD, korupsi defensif (GHIHQVLYH FRUUXSWLRQ) adalah perilaku korban


korupsi dengan pemerasan dalam rangka mempertahankan dirinya.
.HHQDP, korupsi otogenik (DXWRJHQLFFRUUXSWLRQ) adalah bentuk korupsi yang
tidak melibatkan orang lain atau pelakunya hanya seorang saja. .HWXMXK,
korupsi dukungan (VXSSRUWLYH FRUUXSWLRQ) adalah korupsi yang dilakukan
untuk mendapatkan dukungan, baik secara langsung ataupun di masa
yang akan datang.
Menurut penulis, ada kesamaan antara jenis korupsi investif dan
korupsi dukungan, karena keduanya pada dasarnya merupakan usaha
memperoleh dukungan suara dalam politik ataupun bentuk dukungan
lainnya. Walaupun penulis juga tidak memungkiri adanya sedikit perbedaan,
yaitu korupsi investif waktunya tidak tertentu karena hanya sebagai usaha
investasi menjaga kepentingan ketika dibutuhkan, sementara jenis korupsi
dukungan juga investasi tetapi pada waktu yang sudah ditentukan. Tapi
secara umum ada kesamaan kebutuhan investasi kepentingan. Kemudian
jenis korupsi otogenik terbantahkan dengan tulisan S.H. Alatas, dalam
bukunya 7KH6RFLRORJ\RI &RUUXSWLRQ yang menyebutkan ciri korupsi salah
satunya senantiasa melibatkan lebih dari satu orang23 dan korupsi adalah
kegiatan transaksasional, tidak mungkin tanpa melibatkan orang lain,
PDNDSHQXOLVOHELKVHWXMXPHQJNODVLNDVLNDQMHQLVNRUXSVLGDODPOLPD
jenis, korupsi transaktif, korupsi yang memeras, korupsi investif, korupsi
defensive dan korupsi kekerabatan atau nepotisme.
 6HEDE$NLEDW.RUXSVL
Setidaknya ada tiga unsur terpenting seseorang melakukan korupsi,
yaitu adanya tekanan (SUHVVXUH), kesempatan (opportunity) dan rasionalisasi
(UDWLRQDOL]H).24 Unsur pertama adalah unsur tekanan. Pada suatu keadaan
tertentu, seseorang merasa mendapat tekanan dari orang lain ataupun
keadaan, dia berupaya bagaimana mempertahankan eksistensi dirinya
S.H. Alatas, 6RFLRORJ\RI &RUUXSWLRQ, hlm.12-14. Beliau menyebutkan 9 ciri korupsi:
(a) senantiasa melibatkan lebih dari satu orang, (b) bersifat serba rahasia, (c) adanya
keuntungan timbal balik, (d) berlindung dibalik pembenaran hukum, (e) menginginkan
keputusan-keputusan tegas yang mereka mampu mempengaruhi keputusan tersebut,
(f) mengandung penipuan, (g) berbentuk pengkhianatan kepercayaan, (h) melibatkan
fungsi ganda dari pelakunya dan (i) melanggar norma tugas dan pertanggungjawaban
dalam tatanan masyarakat.
24
Suradi, .RUXSVLGDODP6HFWRU3HPHULQWDKGDQ6ZDVWD, hlm. 8-15.
23

134 0XNDGGLPDK, Vol. 19, No. 1, 2013

Muh. Mustakim: Wawasan Al-Quran Tentang Pendidikan Anti Korupsi

sehingga mendorong dirinya melakukan korupsi. Misalnya, bentuk


tekanan tersebut berkaitan dengan keuangan ; seperti rasa ingin
menguasai segalanya (serakah), gaya hidup melebihi kemampuan,
berhutang dalam jumlah yang sangat besar, mengalami kerugian keuangan
maupun kebutuhan uang yang tidak terduga. Bentuk tekananan lainnya
berhubungan dengan pekerjaan dan eksternal atau tekanan dari yang
lain, misalnya kurang dihargainya atas kinerja yang dicapai, ketidakpuasan
terhadap pekerjaan, takut kehilangan jabatan, perasaan dibayar rendah
ataupun kebutuhan keuangan yang besar untuk memenuhi, dan keinginan
untuk membahagiakan keluarga ataupun orang yang dicintainya di luar
batas kemampuan.
Unsur kedua kesempatan (opportunity GDSDWGLGHQLVLNDQVHEDJDL
otoritas/kewenangan mengendalikan atas suatu aset atau melakukan akses
terhadap aset. Suradi menyebutkan, ada lima faktor yang menyebabkan
kesempatan individu untuk berbuat kecurangan, yaitu 1) kurangnya
pengendali pencegahanan dan/atau deteksi korupsi, 2) ketidakmampuan
menilai kualitas kinerja, 3) terbatasnya akses keterbukaan informasi
public, 4) ketidaktahuan, apatis dan ketidakmampuan, dan 5) tidak
adanya jejak audit.25 Sementara itu, unsur ketiga, rasionalisasi, adalah
upaya pembenaran melakukan sesuatu untuk memuaskan diri maupun
golongan walaupun tidak dapat dipertanggungjawabkan dari sisi norma,
moral dan etika.
Penjelasan berbeda disampaikan Hakim Muda Harahap. Dia
berpendapat bahwa ada dua faktor yang menyebabkan seseorang
melakukan korupsi; faktor internal dan eksternal. Faktor internal
merupakan sesuatu yang disebut ciri kepribadian, sedangkan faktor
eksternal berupa kebudayaan, kekuasaan, ekonomi dan kelemahan
hukum.26
Menurut hemat penulis, penyebab utama korupsi sangat terkait
dengan, SHUWDPD, lemahnya karakter dan iman, NHGXD lemahnya sarana
penguatnya, dan, NHWLJD, tidak adanya ilmu tentang korupsi. Apabila
VHVHRUDQJPHPLOLNLNDUDNWHU\DQJVDOHKWHQWXDNDQEHUNLUXODQJNHWLND
hendak berbuat korupsi. Dia mempunyai prinsip untuk tidak terjerambab
25

Ibid., hlm. 13.


Lihat Hakim Muda Harahap, $\DWD\DW .RUXSVL (Yogyakarta: Gama Media,
2009), hlm. 21.
26

0XNDGGLPDK, Vol. 19, No. 1, 2013 135

Muh. Mustakim: Wawasan Al-Quran Tentang Pendidikan Anti Korupsi

dalam perbuatan korupsi yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Ini selaras
dengan ucapan Rasulullah bahwa:
Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada
mukmin yang lemah. Namun, keduanya tetap memiliki kebaikan.
Bersemangatlah atas hal-hal yang bermanfaat bagimu. Minta tolonglah
pada Allah, jangan engkau lemah (HR. Muslim).27

Kekuatan yang dimaksud hadis di atas adalah kekuatan iman,


kekuatan dalam menjaga ketaatan kepada Allah, menjauhi larangan-Nya,
dan menjaga diri dalam memperoleh yang halal dan menjauhi yang haram.28
Kekuatan iman akan mendorong seseorang mampu menghadapi godaan
nafsu-setan, menahan diri dari berbuat maksiat dan perbuatan sia-sia
serta menahan diri dari perbuatan yang merugikan orang lain, seperti
halnya tindak korupsi. Kekuatan iman mendorong seseorang mampu
membaca situasi dan kondisi dengan benar. Kekuatan iman membuat
pemiliknya mampu membaca tipu-daya musuh-musuh Allah terhadap
umat Islam. Kekuatan iman pula yang menjadikan seseorang tidak takut
kepada siapa-pun, selain Allah. Selain kekuatan iman, seseorang juga
harus memeliharanya dengan selektif dalam pergaulan dan sering hadir
dalam majlis ilmu, diskusi ilmiah maupun imaniyah yang menguatkan
dirinya agar selalu dalam jalan sesuai dengan norma yang berlaku. Maka
pendidikan anti korupsi adalah sebuah wacana yang sangat strategis untuk
mewujudkannya.
C>. Pendidikan Anti Korupsi dalam Perspektif al-Quran
Pemberantasan korupsi sudah lama didengungkan para pemimpin
negeri di seluruh penjuru dunia. Di Indonesia, di masa Orde Lama,
tercatat dua kali dibentuk badan pemberantasan korupsi pada tahun
1963. Panitia Retooling Aparatur Negara (Paran) kemudian dibubarkan
diganti lembaga baru yang lebih dikenal dengan Operasi Budhi, melalui
Keputusan Presiden No. 275 Tahun 1963. Pada masa awal Orde Baru
(1965-1998), Soeharto, dalam pidato kenegaraan pada tanggal 16 Agustus
Muslim, DO-D!PLDO6^DKLKDO0XVDPPD6^DKLK0XVOLP (Beirut: Darul Jil dan Darul
Auqaf al-Jadidah, tt), hlm. 56.
28
Lihat an-Nawawiy, 6\DUK`0XVOLP %HLUXW'DU,K\D7XUDDO$UDEL\WW KOP
19. Dan lihat juga Al-Qadliy Iyyad, ,NPD!ODO0XDOOLP6\DUK` 6^DK`LK` 0XVOLP, (Maktabah
Syamilah), jilid 8, hlm 77.
27

136 0XNDGGLPDK, Vol. 19, No. 1, 2013

Muh. Mustakim: Wawasan Al-Quran Tentang Pendidikan Anti Korupsi

1967, membentuk Tim Pemberantasan Korupsi (TPK), yang diketuai


Jaksa Agung. Kemudian, di era Reformasi (1998-sekarang), usaha
pemberantasan korupsi dimulai oleh B.J. Habibie ketika membentuk
Komisi Pengawas Kekayaan Pejabat Negara (KPKPN), KPPU, atau
Lembaga Ombudsman.29 Presiden berikutnya, Abdurrahman Wahid,
membentuk Tim Gabungan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
(TGPTPK),30 kemudian melebur masuk ke dalam KPK, sehingga
KPKPN sendiri hilang dan menguap. Artinya, KPK-lah lembaga
pemberantasan korupsi terbaru yang masih eksis hingga saat ini.31
Gambaran lembaga pemberantasan korupsi dari era Orde
Lama hingga Reformasi sebagaimana tersebut di atas, ternyata belum
mampu menyurutkan korupsi, tetapi justru sebaliknya, korupsi semakin
membudaya, meningkat dari tahun ke tahun. Hal inilah yang membuat
kegelisahan bangsa ini, sehingga muncullah opini pemberantasan korupsi
melalui pendidikan dengan di cetuskannya Pendidikan Anti Korupsi.
Sepengetahuan penulis, Pendidikan Anti Korupsi di Indonesia
sudah dimulai sejak tahun 2005. Sebagaimana disampaikan pada
konferensi Pengembangan Kebijakan Pendidikan Antikorupsi bagi
UIN/IAIN se-Indonesia, di Kantor Departemen Agama, Jakarta, tahun
2006, kurikulum Pendidikan Anti-Korupsi sudah mulai diujicoba di
sejumlah kampus, antara lain di Medan, Malang, Banjarmasin, dan Riau.32
Sementara itu, pada tingkat pendidikan sekolah, Pendidikan Anti Korupsi
diujicobakan oleh Basuki, seorang Guru sekaligus Kepala Sekolah Sekolah
Menengah Pertama (SMP) Keluarga Kudus, Jawa Tengah, pada tahun
2005. Bentuknya adalah melalui pelajaran biasa dan dilakukan pada jamjam pelajaran. Pada tahun-tahun berikutnya, perubahan dilakukan dalam
praktik Pendidikan Anti Korupsi, yaitu dengan menerapkannya langsung
29

Dengan mengeluarkan UU Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan


Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme, serta pembentukan
berbagai komisi atau badan baru guna menanggulangi persoalan korupsi di Indonesia.
30
Melalui Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2000. Namun, di tengah
semangat menggebu-gebu untuk memberantas korupsi dari anggota tim ini, melalui
suatu MXGLFLDOUHYLHZ Mahkamah Agung, TGPTPK akhirnya dibubarkan dengan logika
membenturkannya ke UU Nomor 31 Tahun 1999.
31
Lihat: http://www.kpk.go.id/modules/edito/content.php?id=2, diakses
pada tgl 18 Oktober 2012.
32
http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=153722 diakses pada tgl
20 Oktober 2012.

0XNDGGLPDK, Vol. 19, No. 1, 2013 137

Muh. Mustakim: Wawasan Al-Quran Tentang Pendidikan Anti Korupsi

pada praktik sehari-hari, seperti adanya warung kejujuran pada 2006, lalu
telepon kejujuran pada 2007.33 Kajian Pendidikan Anti Korupsi kemudian
menjadi isu baru dalam dunia pendidikan, salah satunya adalah studi
0RKDPDG0XGPHQJHQDLSHQGLGLNDQ,VODPXQWXNNRQWUDNRUXSVL34 Ini
kemudian dilanjutkan dengan kerjasama antara Kementrian Pendidikan
dan Kebudayaan (Kemendikbud) dengan Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK) melalui peluncuran pendidikan antikorupsi pada tahun ajaran
baru 2012.35
Sederhananya, pengertian Pendidikan Anti Korupsi adalah usaha
secara sadar dan terencana mewujudkan proses belajar mengajar yang
kritis terhadap nilai-nilai dan praksis anti korupsi.36 Dalam prosesnya
bukan sekedar media transfer pengetahuan (kognitif), akan tetapi juga
menekankan pembentukan karakter (afektif), dan sekaligus kesadaran
moral dalam melakukan aksi perlawanan (psikomotorik) terhadap perilaku
korupsi. Pengertian tersebut cukup mewakili Pendidikan Anti Korupsi
sebagai mata pelajaran/mata kuliah. Akan tetapi, menurut penulis,
Pendidikan Anti Korupsi bukan hanya melalui media pembelajaran
di kelas, sebagai mata pelajaran ataupun mata kuliah, akan tetapi juga
harus dirumuskan dalam berbagai kegiatan dan aktivitas pendukungnya,
seperti warung kejujuran, kegiatan kepemimpinan (OHDGHUVKLS), pembiasaan
kegiatan pembentukan karakter anti korupsi yang terprogram dan
terencana serta sistem PXW`D!EDDK\DXPL\\DK (evaluasi kegiatan sehari-hari)
sebagai upaya melatih kejujuran menilai diri dan mengkontrol aktivitas
sehari-hari, dan lain sebagainya. Karena itu, penulis berkesimpulan bahwa
Pendidikan Anti Korupsi, dalam perspektif al-Quran, adalah usaha
yang dilandasi penuh kesadaran untuk mengantarkan manusia memiliki
karakter anti korupsi, dengan kekuatan imannya menjauhi, mencegah,
33

http://ruangnusantarakata.blogspot.com/2012/06/pendidikan-antikorupsi.
html, diakses pada tgl 20 Oktober 2012.
34
 0RKDPPDG 0XG 3HQGLGLNDQ DQWL .RUXSVL GDODP 3HUVSHNWLI  ,VODP
6NULSVL, Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2007.
35
h t t p : / / w w w. s u a r a m e r d e k a . c o m / v 1 / i n d e x . p h p / r e a d /
news/2012/03/09/111895/-Kerjasama-dengan-KPK-Kemendikbud-LuncurkanPendidikan-Anti-Korupsi, diakses pada tgl 22 Oktober 2012.
36
Azyumardi Azra, Pendidikan Anti Korupsi, 5HSXEOLND, 24 Agustus 2006,
VHEDJDLPDQDGLVDGXUROHK0RKDPDG0XG3HQGLGLNDQ$QWL.RUXSVL, hlm. 28. Menurut
0XGGHQLVLWHUVHEXWPHUXSDNDQKDVLONDMLDQ&HQWHURI WKH6WXG\5HOLJLRQDQG&XOWXUH
(CRCS) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

138 0XNDGGLPDK, Vol. 19, No. 1, 2013

Muh. Mustakim: Wawasan Al-Quran Tentang Pendidikan Anti Korupsi

berjuang, dan berdakwah untuk meninggalkan maupun memerangi


korupsi sebagai perwujudan hamba Allah (abid) dan pemimpin dunia
(NKDOLIDKODUG`).
D. Korupsi dalam al-Quran
Ketika kita menelaah pengertian korupsi sebagaimana tersebutkan
di atas, semuanya menunjukkan korupsi adalah sesuatu yang buruk, rusak
dan merugikan. Tidak satupun yang menunjukkan kebaikan atau pun
kebajikan. Bagaimanakah wawasan al-Quran tentang korupsi?
Al-Quran merupakan rujukan utama umat muslim dalam menjalani
DNWLYLWDV VHKDULKDUL 3HPEDKDVDQ GDQ NDQGXQJDQ PDXSXQ ORVRQ\D
sangat luas yang tak pernah habis dikaji oleh para peneliti sepanjang masa.
Maka dari itu, penulis hanya akan membahas beberapa ayat yang menurut
penulis ada kaitannya dengan Pendidikan Anti Korupsi. Untuk itu, ada
enam istilah dalam al-Quran yang memperlihatkan kesesuaian arti dengan
unsur korupsi. Enam tersebut memiliki arti khusus, yaitu, JXOX!ODOVXK`W
K`D UEDOVDULTDKDOGDOZX dan JDVDE, sedangkan beberapa istilah lain, seperti
NKDVUDOLPPDNUNKDED!Ldan GDNKDOtidak secara khusus menunjukkan
makna unsur korupsi, namun berdasarkan ayat lainnya memiliki makna
dengan tema yang sama dengan unsur makna korupsi.37 Dari beberapa
istilah tersebut, penulis hanya akan membahas tentang JXOX!ODOVXK`Wdan
DOVDULTDK Ketiga istilah tersebut, menurut penulis, kandungan maknanya
paling relevan dengan Pendidikan Anti Korupsi.
1. Gulu>l
Term JXOX!O berarti pengkhianatan, yaitu mengambil sesuatu dan
menyembunyikan dalam hartanya. Dalam perubahan WDV?UL!I-nya dalam
al-Quran terulang 18 kali dalam 14 surah.38$OODKEHUUPDQ

 







 
   
     


   





 

 

 









 
 

  

 

 

   
 

 
 

( 

37
38

Lihat H.M. Harahap, $\DWD\DW.RUXSVL, hlm. 50.


Ibid., hlm. 50.

0XNDGGLPDK, Vol. 19, No. 1, 2013 139

Muh. Mustakim: Wawasan Al-Quran Tentang Pendidikan Anti Korupsi


Tidak mungkin seorang Nabi berkhianat dalam urusan harta rampasan
perang. Barangsiapa yang berkhianat dalam urusan rampasan perang itu,
maka pada hari kiamat ia akan datang membawa apa yang dikhianatkannya
itu, kemudian tiap-tiap diri akan diberi pembalasan tentang apa yang ia
kerjakan dengan (pembalasan) setimpal, sedang mereka tidak dianiaya
(162). Apakah orang yang mengikuti keridhaan Allah sama dengan
orang yang kembali membawa kemurkaan (yang besar) dari Allah dan
tempatnya adalah Jahannam? Itulah seburuk-buruk tempat kembali
(163). (Kedudukan) mereka itu bertingkat-tingkat di sisi Allah, dan
Allah Maha melihat apa yang mereka kerjakan (164). Sungguh Allah
telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah
mengutus di antara mereka seorang Rasul dari golongan mereka sendiri,
yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa)
mereka, dan mengajarkan kepada mereka al-Kitab dan al-Hikmah.
Sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar
dalam kesesatan yang nyata (Ali Imran: 161-164).

Ayat di atas turun ketika Perang Badr, berkenaan dengan hilangnya


permadani (TDW`LIDK PHUDKNHPXGLDQRUDQJRUDQJPXQDNPHPEHULWDNDQ
Rasulullah barangkali sudah mengambilnya atau barangkali pasukan
pemanah, maka Allah menurunkan ayat tersebut yang menyangkal
tuduhan pengkhianatan Nabi dalam urusan harta rampasan perang
(JDQLPDK).39 Menurut az-Zuhailiy dalam 7DIVLU DO0XQL!U, ayat ini turun
ketika pasukan pemanah meninggalkan markas, sebagaimana ditugaskan
oleh Rasulullah pada perang Uhud, meminta JDQLPDK40 dan mereka
khawatir tidak memperoleh bagian harta rampasan perang tersebut. Maka
Rasulullah bersabda, Bukankah aku telah (membuat) perjanjian kepada
kalian untuk tidak meninggalkan markas sehingga datang perintahku
(untuk meninggalkannya)? Merekapun [pasukan perang] menjawab,
Kami menugaskan sebagian kami (untuk tetap) tinggal (di sana).
Rasulullah kemudian bersabda, Bahkan, kalian mengira kami akan
mengorupsinya tanpa membaginya?41
Dalam Ali Imran: 161-164, Allah kemudian menegaskan bahwa
Rasulullah tidak akan pernah melakukan korupsi berupa JXOX!O dengan
39

Ibid., hlm. 55.


Muhammad bin Yakub al-Abadiy, 7DQZLU DO0LT\D!V PLQ 7DIVLU ,EQX $EEDV
Maktabah Syamilah, Jilid 1 hlm. 76.
41
Lihat Wahbah az-Zuhailiy, 7DIVLUDO0XQL!U, jilid 4, hlm.146, dan al-Wahidiy,
$VEDEXQ1X]XO, hlm. 72-73.
40

140 0XNDGGLPDK, Vol. 19, No. 1, 2013

Muh. Mustakim: Wawasan Al-Quran Tentang Pendidikan Anti Korupsi

mengambil JDQLPDK yang bukan haknya. Allah juga menegaskan siksaan


bagi orang yang melakukannya akan mendapatkan azab di hari kiamat
dengan menjerat lehernya, bahkan Rasulullah pun tidak bisa menolongnya
di hari kiamat. Ancaman ini ditegaskan kembali dalam Al-Anam: 31 yang
menyebut mereka memikul dosa-dosa di atas punggungnya. Ingatlah,
amat buruklah apa yang mereka pikul itu.42
Dalam Ali-Imran 164, Allah menegaskan perbedaan antara orang
yang menaati Allah dan orang yang durhaka terhadap-Nya. Dalam
ayat ini, Allah menjelaskan bahwa model pendidikan yang dilakukan
Rasulullah, yaitu dengan membaca al-Quran (WLODZDK), membersihkan
jiwa (WD]NL\DK), dan mengajarkan kepada merekaDO.LWD!Edan DO+^LNPDK.
Karena itu, ayat-ayat al-Quran di atas memberikan pelajaran penting,
yaitu: 1) pentingnya mengetahui teori tentang korupsi, banyak membaca
dan mempelajari al-Quran, memahami korupsi: sebab, akibat, maupun
jenisnya, 2) menanamkan kejujuran, keadilan, dan tidak menggunakan
kekuasaan untuk korupsi, 3) pembentukan karakter anti korupsi dan
melakukan usaha-usaha agar tidak terjerumus dalam korupsi (WD]NL\DK),
4) keseimbangan antara balasan dan perbuatan merupakan aturan ilahi,
serta 5) pendidikan dengan hikmah.43
2. Al-Suh}t
Term DOVXK`W secara leksikal berasal dari kata VDK`DWD yang memiliki
makna memperoleh harta yang haram.44




  
 


 




  







 
   
Mereka itu adalah orang-orang yang suka mendengar berita bohong,
banyak memakan yang haram (seperti uang sogokan dan sebagainya).
Jika mereka (orang Yahudi) datang kepadamu (untuk meminta putusan),
maka putuskanlah (perkara itu) di antara mereka, atau berpalinglah
dari mereka; jika kamu berpaling dari mereka, maka mereka tidak akan
memberi mudarat kepadamu sedikit pun. Dan jika kamu memutuskan
perkara mereka, maka putuskanlah (perkara itu) di antara mereka dengan
42

Ibid., jilid 4, hlm. 147.


Abu Zahrah, =DKUDWDO7DID!VLU, jilid, 3, hlm. 1486.
44
Ahmad Warson al-Munawwir, $O0XQDZZLU (Surabaya: Pustaka Progresif,
1997), hlm. 614.
43

0XNDGGLPDK, Vol. 19, No. 1, 2013 141

Muh. Mustakim: Wawasan Al-Quran Tentang Pendidikan Anti Korupsi


adil. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang adil. (al-Maidah: 42).

Al-Zamakhsyari dalam tafsirnya bahwa yang dimaksud dengan


DOVXK`W adalah harta haram.45 Ibn Khuzaim Andad, seperti yang dikutip
oleh Al-Qurthubi, menjelaskan bahwa DOVXK`W sama artinya dengan suap
(risywah).46
 $O6DULTDK
Kata VDUDTD secara etimologi bermakna DNKX PD!OL DOJKDLUL
NKXI\DWDQ (mengambil harta orang lain secara sembunyi-sembunyi).47
Sedangkan secara terminologi kata DOVDULTDK adalah mengambil harta
orang lain yang bukan miliknya dengan jalan sembunyi-sembunyi tanpa
kerelaan pemiliknya.48$OODKEHUUPDQGDODPDO4XUDQ







 
   


Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan
keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan
sebagai siksaan dari Allah. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana
(al-Maidah: 38).

,EQ .DL!U GDODP WDIVLUQ\D PHQMHODVNDQ VHEXDK ULZD\DW \DQJ


bersumber dari Abdullah bin Amr yang menjelaskan bahwa ayat ini
turun berkenaan dengan seorang wanita yang mencuri,49 maka datanglah
orang yang merasa jadi korban dan berkata kepada Rasulullah, Wahai
Nabi, wanita ini telah mencuri perhiasan kami. Maka wanita itu berkata,
Kami akan menebus curiannya. Nabi bersabda, Potonglah tangannya!
Kaumnya berkata, Kami akan menebusnya dengan lima ratus dinar.
Maka Nabi saw pun bersabda, Potonglah tangannya! Maka dipotonglah
45

Al-Zamakhsyari, 7DIVLU DO.DV\V\D!I, Juz III, (Bairut: Dar al-Ilmiyyah, 1968),

hlm. 57.
Al-Qurt\ubiy, DO-D!PLOL$K`N
 D!PDO4XUD!Q7DIVLUDO4XUW?XEL\, (Mesir: Dar alKutub al-Misriyah, 1384 H/1964 M), jilid 6, hlm. 183.
47
Ahmad Warson al-Munawwir, $O0XQDZZLU, hlm. 628.
48
Abdul Halim Hasan Binjai, 7DIVLUDO$KNDP (Jakarta: Kencana, 2006), hlm. 375.
/LKDW7DXN8PDU0HODFDN7HUP.RUXSVLGDODPDO4XUDQ 8SD\D0HUXPXVNDQ)LNLK$QWL
.RUXSVL  di http://amanahru.blogspot.com/2012/07/melacak-term-korupsi-dalamalquran.html. diakses: 20 oktober 2012 ; 16: 22 WIB.
49
 ,EQX.DL!U7DIVLUDO4XUDQDO$]`L!P, WDK`TL!T: Sami bin Muhammad Salamah,
(Mesir: Dar T|ayyibah li an-Nasyr wa at-Tauzi, tt), jilid 3, hlm. 107.
46

142 0XNDGGLPDK, Vol. 19, No. 1, 2013

Muh. Mustakim: Wawasan Al-Quran Tentang Pendidikan Anti Korupsi

tangan kanannya. Kemudian wanita itu bertanya, Ya Rasul, apakah ada


jalan untuk aku bertobat? Jawab Rasul, Engkau kini telah bersih dari
dosamu sebagaimana engkau lahir dari perut ibumu. Kemudian turunlah
ayat mengenai ketentuan memotong tangan bagi pelaku tindak pencurian
laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan
keduanya (QS. Al-Maidah: 38).
Ayat ini memberi gambaran secara jelas beberapa prinsip penting,
yaitu 1) pentingnya penegakan hukum yang adil dan tegas, 2) membangun
kekuatan iman (TXZZDWXO LPDQL\DK), sehingga tidak tergoda dengan
limpahan harta untuk mengkhianati hukum tersebut, 3) menanamkan
tanggungjawab atas apa yang diperbuat, 4) WD]NL\DWXQQDIV/pembersihan
diri dengan berani mengakui kesalahan dan menerima hukuman.
Ketika hukum telah dilaksanakan dan orang yang bersangkutan mau
bertaubat, maka patut untuk dihargai, sebagaimana Rasulullah berkata
kepada perempuan tersebut: Engkau kini telah bersih dari dosamu
sebagaimana engkau lahir dari perut ibumu. 5) Perlunya menyiapkan
generasi berkarakter kuat (perkasa) dan bijaksana dalam menghadapi
segala persoalan. Karena itulah Allah menutup ayat yang berkaitan
dengan penegakan hukum terhadap pencuri yang berusaha menyuap
 , Allah Maha Perkasa lagi
WHUVHEXW GHQJDQ EHUUPDQ 

Maha Bijaksana.
E. Penutup
Diskusi pada artikel ini menyimpulkan beberapa hal penting, yaitu,
SHUWDPD, pendidikan anti korupsi dalam perpektif al-Quran adalah usaha
yang dilandasi penuh kesadaran untuk mengantarkan manusia memiliki
karakter anti korupsi, dengan kekuatan imannya menjauhi, mencegah,
berjuang, dan berdakwah untuk meninggalkan maupun memerangi
korupsi sebagai perwujudan hamba Allah (abid) dan pemimpin dunia
(NKDOLIDK O DUG`). .HGXD korupsi adalah upaya bentuk kecurangan,
penipuan, suap, upaya meraih harta dan kekuasaan dengan tidak sesuai
aturan. .HWLJDpenyebab utama berbuat korupsi adalah lemahnya karakter
dan iman, lemahnya sistem, dan kurangnya pengetahuan mengenai
korupsi. .HHPSDW wawasan al-Quran tentang pendidikan anti korupsi
setidaknya tercermin dalam tiga kosep, yaitu JXOX!O, DOVXK`W, dan DOVDULTDK.
Karena itu, sudah seharusnya Pendidikan Anti Korupsi menjadi
0XNDGGLPDK, Vol. 19, No. 1, 2013 143

Muh. Mustakim: Wawasan Al-Quran Tentang Pendidikan Anti Korupsi

bagian penting dalam pendidikan Islam. Ini dilakukan dengan


memberikan pengajaran dan pengetahuan secara luas mengenai korupsi
dan mengindoktrinasi keharaman korupsi secaca optimal. Pendidikan
Anti Korupsi ini bertujuan untuk membetuk karakter yang jujur, adil
(keseimbangan antara balasan dan perbuatan), bertanggung jawab,
amanah, tidak memanfaatkan kekuasaan untuk untuk kepentingan
pribadi maupun kelompok. 7D]NL\DK dan WDNZLQL\DK merupakan dua
prinsip penting yang menjadi landasan karakter tersebut, yakni dengan
menumbuhkan kekuatan iman dan rasa percaya diri (TXZZDWXOLPDQL\DK),
dan pembiasaan evaluasi dalam setiap aktivitas dan perbuatan (PXW?DEDDK).

144 0XNDGGLPDK, Vol. 19, No. 1, 2013

Muh. Mustakim: Wawasan Al-Quran Tentang Pendidikan Anti Korupsi

DAFTAR PUSTAKA
Alatas, S.H., 7KH6RFLRORJ\RI &RUUXSWLRQ 6RVLRORJL.RUXSVL6HEXDK3HQMHODMDKDQ
GHQJDQ'DWD.RQWHPSRUHU, terj. al-Ghozie Usman, Jakarta: LP3ES, 1986.
----, .RUXSVL6LIDW6HEDEGDQ)XQJVL, terj. Nirwono, Jakarta: LP3ES, 1987.
Al-Abadiy, Muhammad bin Yakub, 7DQZL!UDO0LT\DVPLQ7DIVL!U,EQ$EEDV,
Maktabah Syamilah.
Ali, Chidir, <XULVSUXGHQVL,QGRQHVLDWHQWDQJ+XNXP3LGDQD.RUXSVL, Bandung:
Binacipta, 1979.
Binjai, Abdul Halim Hasan, 7DIVLUDO$K`ND!P, Jakarta: Kencana, 2006.
Budiman, M. Nasir, 3HQGLGLNDQ GDODP 3HUVSHNWLI  ,VODP, Jakarta: Madani
Press, 2001.
Darmawan, Hendro, dkk., .DPXV ,OPLDK 3RSXOHU /HQJNDS, cet. ke-3,
Yogyakarta: Bintang Cemerlang, 2011.
Dirdjosisworo, Soedjono, )XQJVL 3HUXQGDQJXQGDQJDQ 3LGDQD GDODP
3HQDQJJXODQJDQ.RUXSVLGL,QGRQHVLD, Bandung: Sinar Baru, 1984.
Fagerlind, Ingemar dan Lawrence J. Saha, (GXFDWLRQ DQG 1DWLRQDO
'HYHORSPHQW, Oxford: Pergamon Press Ltd., 1983.
Hamzah, Andi, .RUXSVL GL ,QGRQHVLD 0DVDODK GDQ 3HPHFDKDQQ\D, Jakarta:
Gramedia, 1984.
Harahap, Hakim Muda, $\DWD\DW.RUXSVL, Yogyakarta: Gama Media, 2009.
Iyyad, Al-Qadliy, ,NPD!ODO0XDOOLP6\DUK6^DK`LK! ` 0XVOLP, Maktabah Syamilah
Junus, George Aditjondro, 0HPERQJNDU*XULWD&LNHDVGL%DOLN6NDQGDO%DQN
&HQWXU\, Yogyakarta: Galangpress, 2010.
.DL!U ,EQX 7DIVLU DO4XUDQ DO$]`L!P, tah}qiq: Sami bin Muhammad
Salamah, Mesir: Dar Thayyibah linnasyr wa at-Tauzi, tt.
Lamintang, P.A.F. dan Theo Lamintang, 'HOLNGHOLN .KXVXV .HMDKDWDQ
-DEDWDQ GDQ .HMDKDWDQ -DEDWDQ WHUWHQWX 6HEDJDL 7LQGDN 3LGDQD .RUXSVL,
HGLVLNHGXD-DNDUWD6LQDU*UDND
Lopa, Baharuddin, .HMDKDWDQ .RUXSVL GDQ 3HQHJDNDQ +XNXP, Jakarta:
Kompas, 2001.
Lubis, Mochtar dan James C. Scott, 0DDGDQ.RUXSVL%LURNUDWLV, Jakarta:
Yayasan Obor Indonesia, 1987.
0XNDGGLPDK, Vol. 19, No. 1, 2013 145

Muh. Mustakim: Wawasan Al-Quran Tentang Pendidikan Anti Korupsi

0XG0RKDPPDG3HQGLGLNDQ$QWL.RUXSVLGDODP3HUVSHNWLI ,VODP
6NULSVL, Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2007.
Munawar, Said Agil, $NWXDOLVDVL1LODLQLODLDO4XUDQGDODP6LVWHP3HQGLGLNDQ
,VODP, Jakarta: Ciputat Press, 2005.
Al-Munawwir, Ahmad Warson, $O0XQDZZLU, Surabaya: Pustaka Progresif,
1997.
Muslim, DO-D!PLDO6^DKLKDO0XVDPPD6^DKLK0XVOLP, Beirut: Darul Jil dan
Darul Auqaf al-Jadidah, tt.
An-Nahwiy, Abul Hasan Ali, DO0XNKDVKVKDVK, cet-ke 1, Beirut: Dar Ihya
DW7XUD+
An-Nawawiy, DO0DQKD!M6\DUK0XVOL!P%HLUXW'DU,K\D7XUDDO$UDEL\WW
Nasution, Adnan Buyung, dkk., 0HQ\LQJNDS.RUXSVL.ROXVLGDQ1HSRWLVPH
GL ,QGRQHVLD, Yogyakarta: Badan Pengkajian dan Pengembangan
Pimpinan Pusat muhammadiyah (BPP PP Muhammadiyah), 1999.
Nurdjana, IGM., .RUXSVL GDODP 3UDNWLN %LVQLV 3HPEHUGD\DDQ 3HQHJDNDQ
+XNXP 3URJUDP $NVL GDQ 6WUDWHJL 3HQDQJJXODQJDQ 0DVDODK .RUXSVL,
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2005.
Ornstein, Allan C. dan Daniel U. Levine, )RXQGDWLRQVRI (GXFDWLRQ, fourth
HGLWLRQ%RVWRQ+RXJKWRQ0LILQ&RPSDQ\
Prakoso, Djoko Bambang Riyaldi Lani dan Amir Muhsin, .HMDKDWDQ
NHMDKDWDQ \DQJ 0HUXJLNDQ GDQ 0HPEDKD\DNDQ 1HJDUD, Jakarta: Bina
Aksara, 1987.
Purnomo, Bambang, 3RWHQVL .HMDKDWDQ .RUXSVL GL ,QGRQHVLD, Yogyakarta:
Bina Aksara, 1983.
Al-Qurt\u>biy, DO-D!PLOL$K`ND!PDO4XUD!Q 7DIVLUDO4XUW?X!EL\ , Mesir: Dar
al-Kutub al-Misriyah, 1384 H/1964 M.
Setiyaji, Achmad, 0HUHND0HQXGXK6D\D, Yogyakarta: Galangpress, 2010.
Suradi, .RUXSVL GDODP 6LVWHP 3HPHULQWDK GDQ 6ZDVWD, Yogyakarta: Gava
Media, 2006.
Syahidin, 0HQHOXVXUL0HWRGH3HQGLGLNDQGDODP$O4XUDQ, Bandung: Alfabeta,
2009.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa,
.DPXV%HVDU%DKDVD,QGRQHVLD, Jakarta: Balai Pustaka, 1995.

146 0XNDGGLPDK, Vol. 19, No. 1, 2013

Muh. Mustakim: Wawasan Al-Quran Tentang Pendidikan Anti Korupsi

8PDU 7DXN 0HODFDN 7HUP .RUXSVL 'DODP $OTXUDQ 8SD\D


Merumuskan Fikih Anti Korupsi), http://amanahru.blogspot.
com/2012/07/melacak-term-korupsi-dalam-alquran.html, diakses:
20 oktober 2012 ; 16: 22 Wib.
Wiyono, R., 7LQGDN3LGDQD.RUXSVLGL,QGRQHVLD, Bandung: Penerbit Alumni,
1986.
Wen, Sayling, )XWXUH RI  (GXFDWLRQ, terj. Arvin Saputra, Batam: Lucky
Publishers, 2003.
Az-Zamakhsyari, 7DIVLUDO.DV\V\D!I, Beirut: Dar al-Ilmiyyah, 1968.

0XNDGGLPDK, Vol. 19, No. 1, 2013 147

Anda mungkin juga menyukai