LQVWLWXWLRQVLQFOXGLQJWKH,VODPLFRQHV7KHDUWLFOHGLVFXVVHVWKH,VODPLFURRWV
DVJURXQGLQJSULQFLSOHVWRHUDGLFDWHWKHFRUUXSWLRQ6RPH,VODPLFFRQFHSWVLQ
UHODWLRQWRWKHFRQFHSWRI FRUUXSWLRQLVRI LPSRUWDQFHWRSLFVRI WKHGLVFXVVLRQ
Keyword: pendidikan anti korupsi, VXK`W
A. Pendahuluan
Setelah lebih dari satu dekade lebih reformasi bangsa Indonesia
bergulir, permasalahan bangsa bukan berarti telah tuntas. Kita tidak
PHPXQJNLUL DGDQ\D SHUXEDKDQ \DQJ VLJQLNDQ GDODP EHUEDJDL VLVL GL
negeri ini, misalnya semakin meningkatnya alokasi anggaran pemerintah
di sektor pendidikan, dan dibukanya kran kebebasan dan keterbukaan
publik yang seluas-luasnya, sehingga setiap orang memiliki hak dan akses
terhadap informasi. Namun, seiring dengan pencapaian positif di atas,
kasus korupsi juga semakin meningkat. Ceritera korupsi menjadi topik
dominan di banyak media massa saat ini, bahkan tiada hari tanpa berita
korupsi menjadi potret kehidupan bangsa di media.1 Misalnya, Harian
Republika merilis bahwa Wakil Ketua Pusat Pelaporan Analisis dan
Transaksi Keuangan (PPATK), Agus Santoso, menyatakan sejak 2011
hingga 2012, PPATK telah menganalisa sebanyak 916 dugaan kasus
korupsi dan 80 kasus dugaan suap di berbagai daerah. DKI Jakarta sebagai
provinsi terkorup di Indonesia dengan prosentase kasus dugaan korupsi
sebanyak 46,7 persen. Di bawah Jakarta, tindak pidana korupsi terbanyak
terjadi di Jawa Barat (6%), disusul Kalimantan Timur (5,7%), Jawa Timur
(5,2%), Jambi (4,1%), Sumatera Utara (4%), Jawa Tengah (3,5%), DI Aceh
Darussalam dan Kalimantan Selatan (masing-masing 2,1%), Kepulauan
Bangka Belitung (0,1%), Sulawesi Barat (0,3%), Sulawesi Tengah (0,4%),
Nusa Tenggara Barat dan Papua Barat (masing-masing 0,5%), Kalimantan
Tengah (0,6%), Sumatra Barat dan Bali (masing-masing 0,7%), Nusa
Tenggara Timur dan Bengkulu (masing-masing 0,8%), serta Sulawesi
Utara (0,9%).2 Kasus-kasus tersebut menjadi ironi yang menampar keras
1
h t t p : / / w w w. s u a r a m e r d e k a . c o m / v 1 / i n d e x . p h p / r e a d /
cetak/2012/04/30/184904/Tiada-Hari-Tanpa Berita-Korupsi diakses pada tgl 20
Oktober 2012
2
http://www.republika.co.id/berita/nasional/hukum/12/08/27/m9egemdugaan-korupsi-di-provinsi-dki-jakarta-tertinggi diakses pada tgl 20 Oktober 2012
VHFDUD KDU\DK NRUXSVL EHUDVDO GDUL EDKDVD ODWLQ coruptio atau corruptus
yang kemudian turun ke banyak bahasa Eropa, seperti bahasa Inggris,
menjadi corruption, corrupt, bahasa Perancis, corruptions, bahasa Belanda
FRUUXSWLH (NRUUXSWLH). Dari bahasa Belanda inilah, istilah korupsi dalam
bahasa Indonesia diterjemahkan.12
Dalam Kamus Bahasa Indonesia, korupsi diartikan buruk, rusak,
busuk, suka memakai barang (uang) yang dipercayakan kepadanya,
dapat disogok, dan penyelewengan atau penggelapan untuk keuntungan
pribadi atau orang lain.13 Di Malaysia juga terdapat peraturan anti korupsi,
diistilahkan kata peraturan anti kerakusan sering pula menggunakan
istilah UHVXDK, dari bahasa Arab risywah () yang menurut Kamus
Arab-Indonesia diartikan sama dengan korupsi.14 Risywah () berarti
sogokan, yakni memberikan harta agar orang (yang diberi) itu melakukan
sesuai dengan perintah pemberinya yang tidak sesuai dengan aturan yang
berlaku.15
Dalam memahami korupsi, banyak di antara peneliti maupun
pakarnya berpendapat yang seringkali berbeda. Seperti disimpulkan
(QF\FORSHGLD$PHULFDQD korupsi adalah hal yang buruk dengan bermacam
ragam artinya, bervariasi menurut waktu, tempat, dan bangsa.16 Sementara
itu, S.H. Alatas menggunakan pendekatan sosiologis, mengartikan korupsi
sebagai tindak penyalahgunaan kepercayaan untuk kepentingan pribadi.17
Alatas juga memasukkan nepotisme dalam kelompok korupsi dalam
NODVLNDVLQ\DPHPDVDQJNHOXDUJDDWDXWHPDQSDGDSRVLVLSHPHULQWDKDQ
tanpa memenuhi persyaratan untuk itu). Namun, nepotisme sukar dicari
normanya dalam hukum pidana.18
Sementara itu, dari sisi pendekatan ekonomi akutansi, korupsi
Andi Hamzah, .RUXSVL GL ,QGRQHVLD 0DVDODK GDQ 3HPHFDKDQQ\D (Jakarta:
Gramedia, 1984), hlm. 9.
13
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, .DPXV
%HVDU%DKDVD,QGRQHVLD (Jakarta: Balai Pustaka, 1995), hlm. 527.
14
Ibid., hlm. 10.
15
Abul Hasan Ali an-Nah}wiy, DO0XNKDV?VD? V?FHWNH%HLUXW'DU,K\DDW7XUD
1960), hlm. 287.
16
A. Hamzah, .RUXSVLGL,QGRQHVLD (Jakarta: Gramedia, 1984), hlm. 10.
17
SH. Alatas, 7KH6RFLRORJ\RI &RUUXSWLRQ, terj. Al-Ghozie Usman (Jakarta: LP3ES,
1986), hlm. 11. Lihat juga S.H. Alatas, .RUXSVL6LIDW6HEDEGDQ)XQJVL, terj. Nirwono
(Jakarta: LP3ES, 1987), hlm. vii.
18
A. Hamzah, .RUXSVLGL,QGRQHVLD, hlm. 10.
12
Kecurangan adalah segala cara yang dapat dilakukan orang untuk berbohong,
menjiplak, mencuri, memeras, memanipulasi, kolusi dan menipu orang lain dengan
tujuan untuk memperkaya diri sendiri atau orangkelompok dengan cara melawan
hokum. Lihat Suradi, .RUXSVL GDODP 6LVWHP 3HPHULQWDK GDQ 6ZDVWD (Yogyakarta: Gava
Media, 2006), hlm. 1, 40-3.
20
A. Hamzah, .RUXSVLGL,QGRQHVLD, hlm. 11.
21
Bambang Purnomo, 3RWHQVL.HMDKDWDQNRUXSVLGL,QGRQHVLD (Yogyakarta: Bina
Aksara, 1983), hlm. 16.
22
S.H. Alatas, .RUXSVL6LIDW6HEDEGDQ)XQJVL, hlm. ix.
dalam perbuatan korupsi yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Ini selaras
dengan ucapan Rasulullah bahwa:
Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada
mukmin yang lemah. Namun, keduanya tetap memiliki kebaikan.
Bersemangatlah atas hal-hal yang bermanfaat bagimu. Minta tolonglah
pada Allah, jangan engkau lemah (HR. Muslim).27
pada praktik sehari-hari, seperti adanya warung kejujuran pada 2006, lalu
telepon kejujuran pada 2007.33 Kajian Pendidikan Anti Korupsi kemudian
menjadi isu baru dalam dunia pendidikan, salah satunya adalah studi
0RKDPDG0XGPHQJHQDLSHQGLGLNDQ,VODPXQWXNNRQWUDNRUXSVL34 Ini
kemudian dilanjutkan dengan kerjasama antara Kementrian Pendidikan
dan Kebudayaan (Kemendikbud) dengan Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK) melalui peluncuran pendidikan antikorupsi pada tahun ajaran
baru 2012.35
Sederhananya, pengertian Pendidikan Anti Korupsi adalah usaha
secara sadar dan terencana mewujudkan proses belajar mengajar yang
kritis terhadap nilai-nilai dan praksis anti korupsi.36 Dalam prosesnya
bukan sekedar media transfer pengetahuan (kognitif), akan tetapi juga
menekankan pembentukan karakter (afektif), dan sekaligus kesadaran
moral dalam melakukan aksi perlawanan (psikomotorik) terhadap perilaku
korupsi. Pengertian tersebut cukup mewakili Pendidikan Anti Korupsi
sebagai mata pelajaran/mata kuliah. Akan tetapi, menurut penulis,
Pendidikan Anti Korupsi bukan hanya melalui media pembelajaran
di kelas, sebagai mata pelajaran ataupun mata kuliah, akan tetapi juga
harus dirumuskan dalam berbagai kegiatan dan aktivitas pendukungnya,
seperti warung kejujuran, kegiatan kepemimpinan (OHDGHUVKLS), pembiasaan
kegiatan pembentukan karakter anti korupsi yang terprogram dan
terencana serta sistem PXW`D!EDDK\DXPL\\DK (evaluasi kegiatan sehari-hari)
sebagai upaya melatih kejujuran menilai diri dan mengkontrol aktivitas
sehari-hari, dan lain sebagainya. Karena itu, penulis berkesimpulan bahwa
Pendidikan Anti Korupsi, dalam perspektif al-Quran, adalah usaha
yang dilandasi penuh kesadaran untuk mengantarkan manusia memiliki
karakter anti korupsi, dengan kekuatan imannya menjauhi, mencegah,
33
http://ruangnusantarakata.blogspot.com/2012/06/pendidikan-antikorupsi.
html, diakses pada tgl 20 Oktober 2012.
34
0RKDPPDG 0XG 3HQGLGLNDQ DQWL .RUXSVL GDODP 3HUVSHNWLI ,VODP
6NULSVL, Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2007.
35
h t t p : / / w w w. s u a r a m e r d e k a . c o m / v 1 / i n d e x . p h p / r e a d /
news/2012/03/09/111895/-Kerjasama-dengan-KPK-Kemendikbud-LuncurkanPendidikan-Anti-Korupsi, diakses pada tgl 22 Oktober 2012.
36
Azyumardi Azra, Pendidikan Anti Korupsi, 5HSXEOLND, 24 Agustus 2006,
VHEDJDLPDQDGLVDGXUROHK0RKDPDG0XG3HQGLGLNDQ$QWL.RUXSVL, hlm. 28. Menurut
0XGGHQLVLWHUVHEXWPHUXSDNDQKDVLONDMLDQ&HQWHURI WKH6WXG\5HOLJLRQDQG&XOWXUH
(CRCS) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
(
37
38
Mereka itu adalah orang-orang yang suka mendengar berita bohong,
banyak memakan yang haram (seperti uang sogokan dan sebagainya).
Jika mereka (orang Yahudi) datang kepadamu (untuk meminta putusan),
maka putuskanlah (perkara itu) di antara mereka, atau berpalinglah
dari mereka; jika kamu berpaling dari mereka, maka mereka tidak akan
memberi mudarat kepadamu sedikit pun. Dan jika kamu memutuskan
perkara mereka, maka putuskanlah (perkara itu) di antara mereka dengan
42
Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan
keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan
sebagai siksaan dari Allah. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana
(al-Maidah: 38).
hlm. 57.
Al-Qurt\ubiy, DO-D!PLOL$K`N
D!PDO4XUD!Q7DIVLUDO4XUW?XEL\, (Mesir: Dar alKutub al-Misriyah, 1384 H/1964 M), jilid 6, hlm. 183.
47
Ahmad Warson al-Munawwir, $O0XQDZZLU, hlm. 628.
48
Abdul Halim Hasan Binjai, 7DIVLUDO$KNDP (Jakarta: Kencana, 2006), hlm. 375.
/LKDW7DXN8PDU0HODFDN7HUP.RUXSVLGDODPDO4XUDQ8SD\D0HUXPXVNDQ)LNLK$QWL
.RUXSVL di http://amanahru.blogspot.com/2012/07/melacak-term-korupsi-dalamalquran.html. diakses: 20 oktober 2012 ; 16: 22 WIB.
49
,EQX.DL!U7DIVLUDO4XUDQDO$]`L!P, WDK`TL!T: Sami bin Muhammad Salamah,
(Mesir: Dar T|ayyibah li an-Nasyr wa at-Tauzi, tt), jilid 3, hlm. 107.
46
Maha Bijaksana.
E. Penutup
Diskusi pada artikel ini menyimpulkan beberapa hal penting, yaitu,
SHUWDPD, pendidikan anti korupsi dalam perpektif al-Quran adalah usaha
yang dilandasi penuh kesadaran untuk mengantarkan manusia memiliki
karakter anti korupsi, dengan kekuatan imannya menjauhi, mencegah,
berjuang, dan berdakwah untuk meninggalkan maupun memerangi
korupsi sebagai perwujudan hamba Allah (abid) dan pemimpin dunia
(NKDOLIDK O DUG`). .HGXD korupsi adalah upaya bentuk kecurangan,
penipuan, suap, upaya meraih harta dan kekuasaan dengan tidak sesuai
aturan. .HWLJDpenyebab utama berbuat korupsi adalah lemahnya karakter
dan iman, lemahnya sistem, dan kurangnya pengetahuan mengenai
korupsi. .HHPSDW wawasan al-Quran tentang pendidikan anti korupsi
setidaknya tercermin dalam tiga kosep, yaitu JXOX!O, DOVXK`W, dan DOVDULTDK.
Karena itu, sudah seharusnya Pendidikan Anti Korupsi menjadi
0XNDGGLPDK, Vol. 19, No. 1, 2013 143
DAFTAR PUSTAKA
Alatas, S.H., 7KH6RFLRORJ\RI &RUUXSWLRQ6RVLRORJL.RUXSVL6HEXDK3HQMHODMDKDQ
GHQJDQ'DWD.RQWHPSRUHU, terj. al-Ghozie Usman, Jakarta: LP3ES, 1986.
----, .RUXSVL6LIDW6HEDEGDQ)XQJVL, terj. Nirwono, Jakarta: LP3ES, 1987.
Al-Abadiy, Muhammad bin Yakub, 7DQZL!UDO0LT\DVPLQ7DIVL!U,EQ$EEDV,
Maktabah Syamilah.
Ali, Chidir, <XULVSUXGHQVL,QGRQHVLDWHQWDQJ+XNXP3LGDQD.RUXSVL, Bandung:
Binacipta, 1979.
Binjai, Abdul Halim Hasan, 7DIVLUDO$K`ND!P, Jakarta: Kencana, 2006.
Budiman, M. Nasir, 3HQGLGLNDQ GDODP 3HUVSHNWLI ,VODP, Jakarta: Madani
Press, 2001.
Darmawan, Hendro, dkk., .DPXV ,OPLDK 3RSXOHU /HQJNDS, cet. ke-3,
Yogyakarta: Bintang Cemerlang, 2011.
Dirdjosisworo, Soedjono, )XQJVL 3HUXQGDQJXQGDQJDQ 3LGDQD GDODP
3HQDQJJXODQJDQ.RUXSVLGL,QGRQHVLD, Bandung: Sinar Baru, 1984.
Fagerlind, Ingemar dan Lawrence J. Saha, (GXFDWLRQ DQG 1DWLRQDO
'HYHORSPHQW, Oxford: Pergamon Press Ltd., 1983.
Hamzah, Andi, .RUXSVL GL ,QGRQHVLD 0DVDODK GDQ 3HPHFDKDQQ\D, Jakarta:
Gramedia, 1984.
Harahap, Hakim Muda, $\DWD\DW.RUXSVL, Yogyakarta: Gama Media, 2009.
Iyyad, Al-Qadliy, ,NPD!ODO0XDOOLP6\DUK6^DK`LK! ` 0XVOLP, Maktabah Syamilah
Junus, George Aditjondro, 0HPERQJNDU*XULWD&LNHDVGL%DOLN6NDQGDO%DQN
&HQWXU\, Yogyakarta: Galangpress, 2010.
.DL!U ,EQX 7DIVLU DO4XUDQ DO$]`L!P, tah}qiq: Sami bin Muhammad
Salamah, Mesir: Dar Thayyibah linnasyr wa at-Tauzi, tt.
Lamintang, P.A.F. dan Theo Lamintang, 'HOLNGHOLN .KXVXV .HMDKDWDQ
-DEDWDQ GDQ .HMDKDWDQ -DEDWDQ WHUWHQWX 6HEDJDL 7LQGDN 3LGDQD .RUXSVL,
HGLVLNHGXD-DNDUWD6LQDU*UDND
Lopa, Baharuddin, .HMDKDWDQ .RUXSVL GDQ 3HQHJDNDQ +XNXP, Jakarta:
Kompas, 2001.
Lubis, Mochtar dan James C. Scott, 0DDGDQ.RUXSVL%LURNUDWLV, Jakarta:
Yayasan Obor Indonesia, 1987.
0XNDGGLPDK, Vol. 19, No. 1, 2013 145
0XG0RKDPPDG3HQGLGLNDQ$QWL.RUXSVLGDODP3HUVSHNWLI ,VODP
6NULSVL, Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2007.
Munawar, Said Agil, $NWXDOLVDVL1LODLQLODLDO4XUDQGDODP6LVWHP3HQGLGLNDQ
,VODP, Jakarta: Ciputat Press, 2005.
Al-Munawwir, Ahmad Warson, $O0XQDZZLU, Surabaya: Pustaka Progresif,
1997.
Muslim, DO-D!PLDO6^DKLKDO0XVDPPD6^DKLK0XVOLP, Beirut: Darul Jil dan
Darul Auqaf al-Jadidah, tt.
An-Nahwiy, Abul Hasan Ali, DO0XNKDVKVKDVK, cet-ke 1, Beirut: Dar Ihya
DW7XUD+
An-Nawawiy, DO0DQKD!M6\DUK0XVOL!P%HLUXW'DU,K\D7XUDDO$UDEL\WW
Nasution, Adnan Buyung, dkk., 0HQ\LQJNDS.RUXSVL.ROXVLGDQ1HSRWLVPH
GL ,QGRQHVLD, Yogyakarta: Badan Pengkajian dan Pengembangan
Pimpinan Pusat muhammadiyah (BPP PP Muhammadiyah), 1999.
Nurdjana, IGM., .RUXSVL GDODP 3UDNWLN %LVQLV 3HPEHUGD\DDQ 3HQHJDNDQ
+XNXP 3URJUDP $NVL GDQ 6WUDWHJL 3HQDQJJXODQJDQ 0DVDODK .RUXSVL,
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2005.
Ornstein, Allan C. dan Daniel U. Levine, )RXQGDWLRQVRI (GXFDWLRQ, fourth
HGLWLRQ%RVWRQ+RXJKWRQ0LILQ&RPSDQ\
Prakoso, Djoko Bambang Riyaldi Lani dan Amir Muhsin, .HMDKDWDQ
NHMDKDWDQ \DQJ 0HUXJLNDQ GDQ 0HPEDKD\DNDQ 1HJDUD, Jakarta: Bina
Aksara, 1987.
Purnomo, Bambang, 3RWHQVL .HMDKDWDQ .RUXSVL GL ,QGRQHVLD, Yogyakarta:
Bina Aksara, 1983.
Al-Qurt\u>biy, DO-D!PLOL$K`ND!PDO4XUD!Q7DIVLUDO4XUW?X!EL\, Mesir: Dar
al-Kutub al-Misriyah, 1384 H/1964 M.
Setiyaji, Achmad, 0HUHND0HQXGXK6D\D, Yogyakarta: Galangpress, 2010.
Suradi, .RUXSVL GDODP 6LVWHP 3HPHULQWDK GDQ 6ZDVWD, Yogyakarta: Gava
Media, 2006.
Syahidin, 0HQHOXVXUL0HWRGH3HQGLGLNDQGDODP$O4XUDQ, Bandung: Alfabeta,
2009.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa,
.DPXV%HVDU%DKDVD,QGRQHVLD, Jakarta: Balai Pustaka, 1995.