Anda di halaman 1dari 21

Bisnis Plan

Coco-B, Brownies Kelapa Berserat Tinggi


Berbahan Baku Limbah Ampas Kelapa

DISUSUN OLEH :
JORDAN KAHFI
LUKMAN SAIFATAH
MALIK MUDAPAR

F24070117
F24070126
F24070136

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sudah seharusnya mahasiswa tidak tinggal diam berpangku
tangan.Negara kita tidak membutuhkan orang yang sekedar berilmu saja.Negara
kita membutuhkan orang yang berilmu dan beramal.Sudah saatnya bagi
mahasiswa untuk turut andil mengaplikasikan keilmuannya agar bermanfaat bagi
masyarakat dan Negara dengan menjadi seorang pengusaha.
Dewasa ini permintaan akan lapangan kerja sudah melebihi penawarannya.
Lapangan pekerjaan tidak mampu lagi menyerap angkatan kerja yang tersedia.
Bahkan angka pengangguran pada tahun 2009 saja mencapai 8,96 juta orang.
Penyebab terbesar permasalahan ini adalah pola pikir sebagian besar masyarakat
Indonesia yang cenderung ke arah mencari lapangan pekerjaan daripada
menciptakannya. Rendahnya mental berwirausaha ini dapat dilihat dari persentase
wirausahawan di Indonesia yang hanya sebesar 0,24 % dari jumlah total
penduduk. Padahal, suatu negara membutuhkan minimal 2 % dari total jumlah
penduduknya berprofesi sebagai wirausahawan agar pertumbuhan ekonomi dan
kesejahteraan masyarakat dapat terjamin dengan baik.
Sebagai gambaran, Amerika Serikat memiliki 11,5-12% wirausahawan,
Cina dan Jepang memiliki 10% wirausahawan, dan bahkan negara tetangga
Malaysia saja memiliki 3% wirausahawan dari total populasi. Rendahnya jumlah
wirausahawan di Indonesia inilah yang membuat daya saing dan produktivitas
kerja kita termasuk rendah dalam komunitas internasional. Dengan demikian,
tidaklah mengherankan jika survey yang dilakukan pada tahun 2010 menunjukkan
bahwa Indonesia hanya menempati peringkat ke-57 dari 61 negara dalam hal daya
saing dan produktivitas kerja.
Melihat kondisi ini, sudah seharusnya mahasiswa tidak tinggal diam
berpangku tangan. Bekal keilmuan dan semangat jiwa muda yang dimiliki
harusnya mampu menjadi pendorong bagi mahasiswa untuk membantu
mengentaskan permasalahan negerinya. Oleh sebab itulah hati kami terpanggil
dan tergerak untuk menjadi wirausaha berbasiskan keilmuan yang kami miliki
yakni teknologi pangan.

Adapun usaha yang kami jalankan adalah usaha dibidang makanan yaitu
brownies. Produk brownies ini coba kami kembangkan karena selain sesuai
dengan kapasitas keilmuan dan kompetensi dasar yang kami miliki, produksi
makanan berbasis roti memiliki pasar yang sangat potensial. Konsumsi makanan
berbasis roti di Indonesia terus meningkat. konsumsi roti manis pada tahun 2005
diperkirakan sekitar 4,2 miliar potong, kemudian meningkat sebesar 53% pada
tahun 2008 sehingga menjadi sekitar 6,4 miliar potong. Hal ini menandakan
pangsa pasar produk berbasis roti memiliki masa depan yang cerah.
Seiring dengan meningkatnya kesadaran konsumen, pola makan mereka pun
bergeser. Mereka makan tidak lagi hanya sebatas memenuhi kebutuhan biologis
saja. Penampilan, efisiensi, nilai ekonomis, dan nilai fungsionalitas kini telah
menjadi pertimbangan tersendiri bagi konsumen dalam memilih suatu produk
makanan. Untuk itu, kami mencoba memunculkan inovasi baru dalam
pengembangan produk pangan berbasis brownies.
Produk yang kami tawarkan adalah

, yakni brownies kaya serat

berbahan baku tepung kelapa. Tepung kelapa yang kami peroleh berasal dari
pengolahan ampas kelapa sehingga memiliki nilai ekonomis dan ketersediaan
yang cukup tinggi. Pasokan bahan bakunya diperkirakan akan terus melimpah
mengingat tingginya angka produktivitas kelapa dan produk olahannya di
Indonesia. Indonesia memiliki lahan pertanaman kelapa yang paling luas di dunia
dengan pangsa 31,2 % dari total luas areal kelapa dunia. Jumlah produksi buah
kelapa nasional mencapai 15,5 miliar butir per tahun yang mana 51,1%
dikonsumsi secara langsung oleh penduduk Indonesia dan sisanya 48,9% diolah di
sektor industri.
Di samping itu, dari segi fungsional tepung kelapa ini juga baik bagi
kesehatan karena memiliki kandungan serat yang tinggi. Tepung kelapa ini
memiliki kandungan serat sebesar 60% dengan rincian 56% serat makan larut dan
4% serat makan tidak larut. Makanan dengan serat tinggi ini penting bagi diet
penduduk Indonesia mengingat pola makan serat kita yang rendah, yakni hanya
10,5 gram/hari. Angka ini jauh di bawah kondisi ideal, yakni sekitar 20-35
gram/hari. Padahal, kekurangan serat bisa menimbulkan berbagai macam dampak

negatif bagi kesehatan seperti timbulnya penyakit hiperkolesterolemia (tinggi


kolesterol), diabetes, obesitas, hingga jantung koroner.
Dengan demikian, produk brownies kaya serat

ini diharapkan

akan mampu memberikan alternatif jajanan sehat yang baru bagi warga Indonesia
sebagai wujud aplikasi ilmu yang kami dapatkan di bangku kuliah agar dapat
berguna bagi masyarakat.
B. Deskripsi Produk
merupakan brownies kaya serat yang berbasiskan substitusi
tepung kelapa. Dengan subtitusi 50% tepung kelapa, produk brownies ini
memiliki beberapa keunggulan baik dari segi ekonomis maupun fungsionalitas.
Dari segi ekonomis, bahan bakunya tersedia secara melimpah dengan harga yang
murah karena memanfaatkan limbah ampas kelapa hasil pengolahan kelapa yang
jarang dimanfaatkan. Dari segi fungsionalitas, brownies ini memiliki keunggulan
karena kaya akan kandungan serat. Hal ini diharapkan membantu menolong pola
makan konsumen warga Indonesia yang rata-rata mengonsumsi serat dalam
jumlah rendah per harinya.
Di samping itu, kami juga menjual produk brownies kami ini dengan ukuran
yang mini. Brownies ini berukuran lebih kurang 10 x 6,5 cm. Hal ini disebabkan
karena pada umumnya produk brownies yang dijual sekarang ini memiliki ukuran
relatif besar dengan harga yang tinggi pula. Padahal, banyak dari konsumen
membutuhkan brownies yang berukuran kecil dengan harga murah sehingga dapat
dikonsumsi sendiri kapan pun dan di mana pun.
C. Konsep Yang ditawarkan
Rencana bisnis terkait dengan produk

akan dijalankan melalui

beberapa tahap, yaitu tahap promosi, pemasaran, dan pengembangan. Tahap


promosi dilakukan sebagai upaya memperkenalkan

pada konsumen.

Tahap promosi menjadi sangat vital untuk keberlanjutan usaha yang dijalankan.
Oleh karena itu, kami akan memulai tahap promosi dengan strategi yang cukup
berani. Salah satunya adalah strategi harga yaitu dengan menjual
dengan harga yang murah namun kualitas yang terbaik. Walaupun dengan strategi

ini keuntungan yang didapat sangat kecil namun memperkenalkan kualitas dan
fungsi merupakan langkah awal yang dapat meningkatkan penjualan pada tahap
selanjutnya.
Kemudian

dilanjutkan

penyediaan produk

dengan

tahap

pemasaran

yaitu

pembukaan

pada sebuah display toko. Konsep toko

akan dirancang sedemikan rupa untuk menarik pelanggan melihat isi


yang ada didalamnya. Toko dengan banyak kaca sehingga mudah dilihat dari luar
menjadi pilihan kami sebagai tempat pemasaran produk. Dengan konsep natural
yang dihiasi pohon kelapa akan menambah suasana toko menjadi lebih alami
sehingga tujuan dari produk

yang menawarkan kesehatan menjadi

lebih diterima konsumen. Konsep toko seperti ini akan memperlihatkan kondisi
toko mulai dari kebersihannya, suasana di dalam, sampai kegiatan yang dilakukan
pelanggan atau pegawai. Hal ini akan sangat memicu kami untuk senantiasa
melakukan yang terbaik untuk produk yang jual.
Tahap pengembangan produk akan dilakukan sebagai upaya meningkatakn
kualitas dan kuatitas produk yang dihasilkan. Beberapa jenis produk dengan
konsep yang sama yaitu kesehatan yang alami akan menjadi pertimbangan untuk
dikemabangkan selanjutnya.

BAB II Produksi
A.Proses Produksi
merupakan brownies dengan bahan baku utama berupa tepung
kelapa. Proses pembuatan

dilakukan seperti pembuatan brownies

pada umumnya, namun tepung terigu yang biasa digunakan diganti sebanyak 50%
dengan tepung kelapa. Proses pembuatan

diawali dengan pembuatan

tepung kelapa dari ampas kelapa, kemudian diproses menjadi brownies panggang.
Secara lebih lengkap proses produksi digambarkan pada bagan berikut:
1. Pembuatan Tepung Kelapa
Ampas
Kelapa

Kukus (t=15 menit)

Peras dengan kain saring


Masukkan Loyang, sebarkan merata

Panggang pada 2000C, selama 30 menit

Dinginkan

Giling dengan blender hingga halus

Ayak dengan ayakan 100 mesh

Tepung
kelapa

Gambar 1. Bagan alir pembuatan tepung kelapa

Ampas kelapa yang berasal dari sampingan proses pembuatan santan


kelapa ditimbang seberat 1 kilogram, dikukus, kemudian diperas dengan
menggunakan kain saring untuk mengeluarkan sisa minyak pada ampas kelapa
sehingga kandungan minyak seminimal mungkin agar memudahkan proses
selanjutnya.
Ampas kelapa yang telah diperas kemudian dipanggag dalam oven pada
suhu 200oC selama 30 menit atau sampai ampas kelapa benar-benar kering.
Hindari pemanasan yang berlebihan agar tidak gosong. Dinginkan ampas
kelapa, dan giling dengan blender dengan kecepatan maksimal. Setelah halus,
ayak tepung ampas kelapa dengan menggunakan ayakan ukuran 100 mesh.
Ampas kelapa siap untuk digunakan. Jika semua langkah dilakukan dengan
baik, akan diperoleh tepung ampas kelapa sebanyak lebih kurang 500 gram.
2. Pembuatan brownies
Masukkan margarin, gula, dan krim keju dalam ember kecil kemudian
campur menggunakan mixer pada kecepatan maksimal sampai adonan menjadi
lembut dan berbusa. Semua adonan harus tercampur dengan baik. Pastikan sisa
bahan yang menempel di pinggir ember kecil ikut terkena mixer.Tambahkan
bubuk coklat dan empat butir telur.Teruskan pencampuran menggunakan mixer
sampai sampai adonan terlibat lembut seperti krim dan berbuih.
Tambahkan tepung kelapa dan vanila bubuk ke dalam adonan. Teruskan
pencampuran dengan mixer. Atur kecepatan pada medium dan lanjutkan
hingga kecepatan maksimal. Pencampuran dilakukan sampai adonan menjadi
kental dan warnanya berubah sedikit lebih pucat. Tuangkan adonan brownies
yang telah jadi tersebut ke dalam pan aluminium dan panggang dalam oven
pada suhu 170oC selama 30 menit.

Margarin

Gulajawa

60 gram

120 gram

Campur dengan mixer sampai lembut berbuih


Vanila
bubuk 2
sachet

Telur
ayam 4
butir

Teruskan pencampuran hingga kental


dan berubah pucat
Tepung
kelapa
100
gram

Tepung
terigu
100
gram

Bubuk
coklat
60
gram

Teruskan
pencampuran

Tuangkan adonan
dalam Loyang
aluminium
Panggang pada 1700C, selama 30
menit)

Dinginkan

Gambar 2. Bagan alir pembuatan brownies

B. Pasokan Bahan Baku


Bahan baku utama dalam pembuatan

adalah tepung kelapa.

Tepung kelapa merupakan produk yang dihasilkan dari daging kelapa yang telah
dihilangkan kandungan minyaknya. Sehingga produk ampas kelapa biasa
ditemukan pada perusahaan pengolahan minyak CVO atau produksi santan
kelapa.
Bahan baku ampas kelapa yang digunakan pada pembuatan
diperoleh dari hasil sisa produksi santan kelapa yang diambil dari pasar. Adapun
bahan baku lain diperoleh dari pasar dan supermarket terdekat.
C. Pengembangan Produk
Pertama-tama, produksi difokuskan pada pembuatan
rasa cokelat. Setelah itu, produk

original

akan dikembangkan dengan

membuat berbagai macam pilihan rasa. Mulai dari Strawberry brownies, Banana
Cheese Brownies, Coco Cheese Brownies,Coco Cashew Brownies, Coco Raisin
Brownies.
Produk ini dijual dengan berbagai macam ukuran dan bentuk. Mulai dari
ukuran besar 25x8 cm sampai ukuran personal 10x6,5 cm dengan harga yang
lebih murah dan terjangkau untuk perseorangan. Kami juga mengembangkan
brownies unik dengan bentuk hati.
Setelah pengembangan produk ini berhasil dengan baik, usaha kami akan
mengembangkan produk turunan tepung kelapa lainya berbasis roti. Produk yang
akan dikembangkan di antaranya adalah roti tepung kelapa, bolu tepung kelapa,
bakpao tepung kelapa, dan makanan sereal tepung kelapa. Diversifikasi produk ini
diharapkan akan mampu menciptakan variant produk tepung kelapa baru sehingga
membuat konsumen memiliki lebih banyak alternatif.

BAB III PEMASARAN


A. Gambaran Umum Rencana Usaha
Usaha yang akan kami jalankan adalah usaha brownies berbahan baku
substitusi 50% tepung ampas kelapa. Karena mengandung kelapa, produk
brownies ini kami namakan

yang berasal dari singkatan Coconut

Brownies. Usaha Brownies ini sengaja kami pilih karena besarnya trend
permintaan brownies oleh masyarakat. Adapun pada tahap awal, kami targetkan di
wilayah kota Bogor dan sekitarnya. Kota Bogor kami pilih karena dekat dengan
lokasi produksi yang juga terletak di kota Bogor sehingga memudahkan distribusi
dan penyaluran. Meskipun sudah terdapat beberapa perusahaan brownies
pendahulu kami yang beroperasi di Kota Bogor, namun kami yakin produk
brownies kami akan mampu bersaing. Hal ini dikarenakan

memiliki

keunikan dan keunggulan tersendiri.


Dari segi fungsionalitas,

mengandung ampas kelapa sehingga

kaya akan serat yang baik bagi kesehatan tubuh. Serat ini dapat menurunkan
kolesterol dan juga rendah GI (Glycemyx Index), sehingga cocok bagi penderita
hiperkolesterolemia dan penderita diabetes. Selian itu pemanis brownies yang
kami gunakan juga tidak berasal dari gula tebu namun dari gula jawa yang
mengandung nilai GI yang lebih rendah.
Dari segi ekonomis,

menggunakan limbah ampas kelapa hasil

produksi santan kelapa yang didaur ulang menjadi tepung ampas kelapa.
Penggunaan limbah ampas kelapa ini tentunya meningkatkan efisiensi
pemanfaatan kelapa dan mengurangi harga produksi. Dengan demikian, produk
akan memiliki harga jual yang bersaing. Di samping itu, pemanfaatan
limbah ampas kelapa sebagai makanan juga berdampak baik bagi lingkungan
karena mengurangi limbah sisa pengolahan makanan (zero wastes).
Pemasaran

ini dilakukan dengan beberapa cara. Di antaranya

adalah melalui pembukaan stand Brownies, pemasaran secara langsung kepada


konsumen melalui agen perantara, dan pemasaran tidak langsung melalui jaringan

web internet. Pengembangan usaha juga akan kami lakukan dengan bekerja sama
dengan perusahaan yang peduli terhadap kesehatan khususnya kesehatan
pegawainya, dan strategi kepung benteng untuk merebut pasar di ibu kota.
B. Tren dan Pertumbuhan Industri
Sampai dengan tahun 2006, industri makanan dan minuman tumbuh
hingga 7,22%, sementara pada tahun 2007 industri ini tumbuh hingga 8%
(www.sentrabisnis-ukm.com). Data dari GAPMMI (2010) menunjukkan bahwa
tren pertumbuhan industri makanan dan minuman dalam negeri cukup baik.
Volume penjualan di tahun 2007 mencapai Rp 383 Trilyun, di tahun 2008
mencapai Rp. 505 Trilyun, di tahun 2009 mencapai Rp. 555 Trilyun dan
ekspektasi

di

tahun

2010 adalah

untuk

mencapai

Rp.

605 Trilyun.

(www.gapmmi.or.id)
Lebih lanjut, trend industri roti manis juga terus tumbuh dengan baik.
Konsumsi makanan berbasis roti di Indonesia terus meningkat. Konsumsi roti
manis pada tahun 2005 diperkirakan sekitar 4,2 miliar potong, kemudian
meningkat sebesar 53% pada tahun 2008 menjadi sekitar 6,4 miliar potong.
(www.bataviase.co.id)

Sementara itu, industri Brownies di kota Bogor sendiri telah berkembang


dengan pesat. Pada tahun 2003, hanya terdapat satu perusahaan brownies di kota
Bogor. Sementara pada tahun 2005 jumlahnya meningkat menjadi dua
perusahaan. Pada tahun 2010 sendiri jumlah ini telahmenjadi 10 perusahaan.
Tabel 2. Daftar nama perusahaan brownies di Kota Bogor
No

Nama Perusahaan

Alamat

Jalan Pondok Rumput Raya no. 18


Komplek Griya Meltai B1 No. 6 Cifor
Batu Tulis Gg. Lurah No. 13A

2005
2006

Brownies "Dania"

Jalan Bratasena II No. 4 Indraprasta II


Bantar
Kemang
RT
04/RW
07
Baranangsiang
Jalan Dokter Semeru Blk No. 102
Gg. Kelor RT 01/RW 10 Kelurahan
Menteng
Flamboyan Ujung No. 10 Taman

2006
2007

6
7

Elsari Brownies &


Bakery
Annisa Cookies
Brownies Kukus
"Bie&Bie"
Phie Brownies
Brownies "Mitra
Rasa"
Brownies Bogor
Honey Brownies

Tahun
daftar
2003

2
3
4
5

2007
2008
208

9
10

Brownies "Anton"
Brownies
"Keisha"

Cimanggu
JalanKebon Pedes RT 02/RW 10
2008
Jalan Sukasari III No. 35 RT 07/RW 01 2010
Kelurahan Sukasari

Sumber: Dinas Kesehatan Kota Bogor (2010)

Cepatnya trend pertumbuhan industri brownies di kota Bogor ini


menandakan bahwa brownies merupakan salah satu sektor yang cukup diminati
untuk dikembangkan oleh produsen dan merupakan indikator ramainya
permintaan brownies di kota Bogor. Di satu sisi hal ini merupakan peluang bagi
perusahaan baru untuk berkembang. Namun di sisi lain, perusahaan baru yang
ingin berkembang tersebut harus menyiapkan berbagai macam strategi yang unik
dan berbeda dengan pesaing dan pendahulunya agar mampu menarik hati
konsumen.
C. Strategi Pemasaran
Menurut Kotler (1997), strategi pemasaran terdiri atas prinsip-prisip dasar
yang melandasi manajemen untuk mencapai tujuan bisnis dan permasalahannya
dalam sebuah pasar sasaran, bauran pemasaran, dan alokasi pemasaran. Strategi
pemasaran yang kami lakukan pada produk

adalah sistem bauran

pemasaran (marketing mix). Bauran pemasaran adalah semua hal yang dapat
dilakukan

untuk

mempengaruhi

permintaan

produknya,

dalam

artian

memanfaatkan semua akses dan komponen yang dimiliki untuk meningkatkan


pendapatan. Bauran pemasaran, dapat dilakukan dengan kombinasi dari empat
variabel yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan yaitu: produk,
struktur harga, kegiatan promosi, dan sistem distribusi.
1. Strategi produk
Strategi dalam hal produk

, dilakukan pada lima kriteria

penting, yaitu rasa, kualitas, kemasan, ketersediaan, dan pelayanan.


Rasa
Saat ini brownies

baru memiliki satu rasa yaitu original.

Walaupun rasanya hampir mirip dengan brownies pada umumnya, namun

perbedaan terletak pada kandungan serat didalamnya. Serat yang berasal dari
tepung kelapa memberikan sensasi tersendiri ketika mengonsumsi brownies
. Hal inilah yang menjadi point lebih ketika dilakukan promosi
terkait rasa yang diberikan. Walaupun demikian rasa brownies asli masih
tetap dijaga untuk menjaga kualitas rasa yang dihasilkan.
Kualitas
Kualitas produk merupakan suatu hal yang menjadi prioritas dalam
strategi pemasaran

. Hal ini dikarenakan kualitas adalah hal yang

paling penting bagi konsumen dalam menentukan untuk membeli suatu


produk, menentukan tingkat kepuasan yang didapatkan oleh pihak konsumen,
dan mencerminkan segmen pasar yang akan dimasuki oleh produk itu sendiri.
Kualitas produk

dapat dibilang kualitas yang baik, karena dalam

pembuatannya selalu dilakukan pengawasan mutu secara objektif terhadap


bahan baku yang digunakan, seperti tepung kelapa, margarin, terigu, telur, dan
bahan lainnya.

tidak menggunakan bahan pengawet dan pemanis

buatan pada produknya. Hal ini sebagai wujud kepedulian kami terhadap
kepentingan konsumen agar mereka tetap merasa aman untuk mengonsumsi
produk yang kami hasilkan.
Pengawasan mutu tidak hanya dilakukan pada proses produksi, tetapi
juga dilakukan pada produk akhir

. Apabila produk yang

dihasilkan tidak sesuai dengan standard yang telah ditentukan seperti produk
menjadi bantat, adanya perbedaan warna, berat yang tidak sesuai, atau
terdapat lekukan, maka produk tersebut langsung di-reject dalam artian tidak
dijual.
Kemasan
Kemasan dalam bauran produk memegang peranan yang penting
karena tidak hanya digunakan sebagai bahan pelindung produk tetapi juga
berfungsi sebagai identitas produk guna memuaskan dan menarik perhatian
konsumen. Kemasan produk kami desain semenarik mungkin untuk

menciptakan kesan yang baik di mata konsumen. Kemasan


dinilai telah memenuhi kriteria yang baik dimana memiliki empat unsur,
antara lain visibility, information, emotional appeal, dan workability. Visibility
terkait dengan kemampuan menarik perhatian seperti warna yang cerah,
ukuran, dan bentuk kemasan yang sesuai. Information berhubungan dengan
masa penggunaan produk, label halal, serta informasi tambahan lainnya.
Kemasan diharapkan mempunyai daya tarik secara emotional appeal. Seperti
elegan, prestis, dan keceriaan. Selain itu juga menampilkan workability atau
kemampuan kerja seperti kemampuan melindungi isi produk, kemudahan
penyimpanan, kemudahan penggunaan produk, dan ramah lingkungan.
Produk brownies

dikemas hanya menggunakan satu

macam kemasan yang terbuat dari kertas karton dengan mencantumkan merek
. Kemasan jenis kertas dipilih karena dinilai lebih ramah
lingkungan. Kemasan produk

memuat informasi yang dibutuhkan

oleh pihak konsumen, yaitu: merek, informasi produk halal, komposisi bahan,
tanggal kadaluarsa, dan harga produk, keterangan perizinan departemen
kesehatan, alamat perusahaan, dan informasi layanan suara konsumen. Hal
lain yang kami tambahkan dalam kemasan adalah informasi terkait bahan
baku yang digunakan yaitu 50% tepung kelapa beserta beberapa kelebihan
dari tepung kelapa, seperti tinggi serat, rendah karbohidrat, dan tinggi zat besi.
Ketersediaan
Ketersediaan produk juga memiliki peranan yang cukup penting dalam
strategi pemasaran. Banyaknya produk yang dipasarkan akan mempengaruhi
kemampuan suatu perusahaan untuk menguasai pasar. Oleh karena itu,
terjaganya ketersediaan dan kesinambungan produk merupakan hal yang mesti
diperhatikan dengan pertimbangan agar konsumen mendapatkan apa yang
mereka inginkan dan dapat memberi kepuasan. Produk

dihasilkan

dalam jumlah 100 loyang per hari. Menurut kami dengan jumlah tersebut tetap
dapat menjaga ketersediaan produk

pada awal perkembangannya.

Namun tidak menutup kemungkinan jumlah produksi bertambah jika terdapat


pesanan atau event-event tertentu, hal ini dilakukan untuk selalu menjaga
ketersediaan produk ketika konsumen membutuhkan.
Pelayanan
Pelayanan yang baik merupakan suatu hal yang selalu kami tekankan
pada pegawai ketika melayani konsumen, karena selain merupakan kewajiban
dalam melayani, kesan yang baik dari konsumen akan menaikan kepercayaan
dan loyalitas konsumen. Sistem yang diterapkan dalam hal pelayanan adalah
sistem First In First Served, artinya pembeli yang datang lebih dahulu maka
akan dilayani terlebih dahulu dengan sikap ramah pegawai. Konsep toko yang
diterapkan adalah toko dengan banyak kaca sehingga pelayanan pegawai
menjadi point penting karena setiap kegiatan pegawai dapat dipantau langsung
oleh konsumen dari luar.
2. Strategi Harga
Untuk memperoleh kesuksesan dalam memasarkan suatu produk,
setiap perusahaan harus menetapkan harganya secara tepat. Harga merupakan
satu-satunya

komponen dalam bauran pemasaran yang memberikan

pendapatan bagi perusahaan. Sedangkan tiga komponen lainnya, yaitu produk,


promosi, dan distribusi, menyebabkan timbulnya pengeluaran. Selain itu,
harga juga merupakan komponen bauran pemasaran yang bersifat fleksibel
artinya dapat mengalami perubahan dengan cepat.
Harga yang diberikan adalah sebesar Rp.20.000,- untuk ukuran 25x8
cm, dan harga Rp. 3.000,- untuk ukuran 10x3 cm. Harga yang berbeda dengan
ukuran yang berbeda tersebut kami desain agar pembeli dapat memilih sesuai
kemampuannya untuk mengonsumsi brownies. Pada umumnya brownies
dijual dengan ukuran lebih dari25x8 cm, namun jarang yang menjual dalam
ukuran mini. Hal ini agak menyulitkan bagi mereka yang ingin mengonsumsi
brownies namun memiliki dana yang terbatas atau mereka yang hanya ingin
mencoba suatu produk baru. Beranjak dari hal tersebutlah kami membuat
variant harga karena hal terpenting dari strategi ini adalah menciptakan kesan
baik bagi konsumen terhadap produk brownies
3. Strategi Promosi

Kegiatan promosi pada dasarnya adalah usaha komunikasi yang


diterapkan perusahaan untuk memberitahu, mengenalkan, dan mempengaruhi
konsumen mengenai produk yang ditawarkan. Kegiatan ini dapat dilakukan
dengan memanfaatkan berbagai sarana kegiatan promosi. Kami menyadari
sekali akan pentingnya peranan dari kegiatan promosi sebagai upaya untuk
mendukung kegiatan pemasaran produk brownies

Kegiatan promosi dilakukan sekreatif mungkin dengan memanfaatkan


sarana dan prasarana yang tersedia dengan tujuan agar kegiatan promosi
berlangsung efektif dan efisien. Adapun kegiatan promosi yang dilakukan
yaitu pembukaan launching produk yang dilakukan dengan pemasangan
spanduk di tempat-tempat strategis, pemasangan billboard di depan tempat
produksi, dan pembagian leaflet pada para konsumen.
Di samping itu, promosi juga dilakukan melalui dunia maya internet
sebagai upaya memperkenalkan brownies

pada konsumen yang

lebih luas. Kami menyadari saat ini perkembangan teknologi sudah mengarah
ke dunia maya/ internet karena itu kami juga memanfaatkan semua sarana
yang ada pada teknologi internet untuk dikembangkan dengan baik pada
strategi pemasaran, salah satunya adalah pembuatan blog, serta membuka
account facebook terkait brownies

. Selain di bidang promosi,

pencarian literature terkait produk yang banyak diminati konsumen juga dapat
dilakukan melalui internet. Langkah ini dilakukan sebagai upaya mencari
konsep pengembangan yang baru pada produk

. Usaha lain yang

sering kami lakukan dengan internet adalah pencarian dana pengembangan


usaha

. Usaha yang baik dapat dimulai dengan banyak dorongan

dan motivasi yang diterima, baik berupa dana, pelatihan, atau bantuan
promosi. Karena itulah pemanfaatan internet sebagai usaha pengembangan
sangat berarti bagi produk

Kemudian, kami juga melakukan kegiatan promosi secara langsung


kepada konsumen dengan cara berpartisipasi pada acara bazaar-bazaar yang

dilakukan di sekitar lingkungan kampus. Kami juga akan melakukan kegiatan


promosi brownies

dengan cara terjun langsung kelapangan untuk

membagikan sampel brownies secara gratis sembari menginformasikan


keunggulan produk ini.
Salah satu kelebihan dari brownies

yang akan dijadikan

andalan ketika promosi dilakukan adalah sifat fungsional dari tepung kelapa
yang digunakan bahan baku. Tepung kelapa diketahui memiliki beberapa
kelebihan bila dibandingkan dengan tepung terigu, diantaranya rendah
karbohidrat dan tinggi serat sehingga dapat mencegah pembentukan kanker
kolon dan menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Sifat fungsional inilah
yang menjadikan

bukan hanya enak dengan cita rasa yang unik,

tetapi juga mempunyai sifat fungsional yang baik untuk kesehatan.


Setelah tahap launching, kegiatan promosi akan ditambah pelayanan
konsumen. Hal ini berguna sebagai media promosi secara tidak langsung guna
menjaga kontak dan kedekatan hati dengan konsumen. Konsumen yang sudah
loyal dengan produk kami akan terus membeli produk kami dan bahkan
mungkin juga ikut mempromosikan produk kami secara tidak langsung dari
mulut ke mulut.
D. Peluang Usaha Jangka Panjang
Peluang usaha merupakan suatu kesempatan yang dapat dimanfaatkan
untuk memperluas pemasaran, meningkatkan pendapatan, atau memperluas areal
distribusi suatu produk. Peluang usaha muncul dengan melihat lingkungan sekitar
dan masalah yang sedang terjadi atau memanfaatkan kelebihan yang ada pada
suatu produk.
Brownies

, melihat suatu peluang yang dapat dijadikan

momentum untuk mengembangkan usaha, yaitu melihat sisi fungsional dari


brownies

dan perubahan sikap masyarakat yang menuntut

kepraktisan dalam bekerja. Saat ini masyarakat mulai sadar, bahwa makanan tidak
hanya untuk berfungsi untuk memenuhi kebutuhan biologis saja, namun harus

memiliki sifat fungsional yang baik bagi kesehatan atau mempunyai kemampuan
untuk mencegah suatu penyakit, sehingga di masa yang mendatang permintaan
terhadap pangan yang memiliki sifat fungsional akan meningkat dan menguasai
pasar. Berangkat dari hal tersebut brownies

mempunyai peluang

besar untuk diterima masyarakat sebagai makanan yang enak, sehat, dan memiliki
sifat fungsional bagi kesehatan.
Tingginya kebutuhan akan pangan dengan sifat fungsionalnya seperti
brownies

, akan berdampak pada meningkatnya permintaan terhadap

produk tersebut. Sehingga peluang untuk memperluas areal pemasaran bahkan


mengembangkan produksi ke skala yang lebih besar lagi terbuka dengan lebar.
Dilihat dari segi bahan baku, brownies

memiliki peluang

besar untuk dikembangkan. Tingginya produktivitas kelapa dan permintaan akan


kelapa akan menjadikan persediaan ampas kelapa meningkat pula. Sedangkan
dilain pihak pengolahan ampas kelapa masih sangat kurang. Hal inilah yang
menjadi kesempatan bagi brownies

untuk dikembangkan.

E. Tujuan Usaha Jangka Panjang


Tujuan usaha brownies

jangka panjang adalah membuka

cabang baru diberbagai daerah. Tidak hanya di areal pusat kampus atau di pusat
kota Bogor, tetapi juga pusat ibu kota sehingga pangsa pasarnya akan semakin
besar. Jika di pusat kampus sasarannya adalah mahasiswa yang menginginkan
makanan enak dan sehat, maka di pusat kota Bogor target pemasarannya adalah
mereka yang menginginkan brownies sebagai oleh-oleh setelah wisata ke Bogor,
begitu juga dengan pemasaran di pusat ibu kota, tingginya kebutuhan makanan
yang instan, praktis, dan menyehatkan di wilayah ibu kota akan membuka
kesempatan penjualan brownies

Walaupun dari segi ekonomi cukup menjanjikan, namun tujuan lain dari
usaha brownies ini membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat, sebagai upaya
pengabdian ilmu yang diperoleh. Membuka cabang baru di berbagai daerah akan

memberikan kesempatan lapangan kerja bagi masyarakat, sekaligus belajar dan


menumbuhkan kesempatan lain pada usaha berbasis kelapa.
F. Strategi Pemasaran Jangka Panjang
Kesempatan yang besar akan memberikan peluang yang besar pula untuk
pengembangan suatu usaha, namun jika tidak diimbangi dengan strategi yang
tepat akan memberikan hasil yang kurang maksimal. Oleh karena itu strategi
jangka panjang harus di desain sebaik mungkin untuk menghadapi berbagai
peluang yang muncul.
Strategi jangka panjang yang dilakukan untuk pemasaran brownies
diantaranya adalah pembentukan agen-agen pemasaran, menjalin
kerja sama dengan perusahaan yang peduli terhadap kesehatan, serta strategi yang
kami namakan kepung benteng.
Pembentukan agen-agen pemasaran dilakukan untuk menjangkau daerahdaerah yang lebih luas, adanya agen tersebut diharapkan dapat membantu promosi
dan mendistribusikan brownies

. Agen pemasaran bersifat fleksibel,

artinya siapapun dapat bertindak sebagai agen, seperti mahasiswa yang mencoba
berdagang, atau mencari dana untuk event-event tertentu. Selain agen kami juga
akan mengusahakan bekerja sama dengan perusahaan yang peduli terhadap
kesehatan karyawan. Brownies

termasuk dalam cake yang mewah

namun memiliki sifat fungsional, sehingga bagi perusahaan yang membutuhkan


cake dalam upaya menjaga kesehatan karyawannya, brownies
merupakan pilihan yang tepat, hal inilah yang akan diupayakan kedepannya.
Kepung benteng merupakan suatu strategi yang dilakukan untuk
mendapatkan pasar di ibu kota. Ketatnya persaingan di ibu kota, membuat
produsen berlomba mencari konsumen di pusat kota, namun tidak halnya dengan
brownies

Strategi akan dilakukan dengan menguasai pasar di

sekitar ibu kota terlebih dahulu. Jika pangsa pasar di sekitar ibu kota telah
dimiliki, maka promosi berlanjut ke arah pusat dengan memanfaatkan pasar di

sekitar ibu kota tersebut. Sehingga seperti mengepung pertahanan yang kuat ibu
kota dengan menguasai penjagaan dari luar terlebih dahulu.
G. Evaluasi Resiko
Evaluasi resiko dapat didefinisikan sebagai upaya untuk menganalisis
semua resiko yang mungkin terjadi untuk kemudian diambil tindakan agar tidak
mempengaruhi atau menyebabkan efek yang merugikan. Dalam pengembangan
produk brownies

evaluasi resiko kami definisikan dalam analisis

SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat) kemudian mengevaluasi


berbagai tindakan untuk mengatasi kekurangan dan ancaman yang ada.
Kekuatan (Strength) yang dimiliki dari usaha brownies

adalah

adanya harga yang relatif murah dan terjangkau bagi kalangan mahasiswa yang
menjadi target utama, bahan baku yang mudah didapat dan murah serta zero
waste. Adapun kelemahan (Weakness) yang terdapat pada usaha ini adalah belum
terdapat job description yang jelas, dalam artian beberapa tugas masih dipegang
oleh orang yang sama, kurangnya promosi akibat permodalan yang terbatas, dan
terbatasnya jumlah peralatan yang dapat digunakan.
Faktor peluang (Opportunity) pada pengembangan usaha brownies
adalah tingginya daya beli masyarakat dan tingginya permintaan
akan brownies, adanya kepedulian masyarakat akan makanan fungsional, serta
adanya dukungan dari berbagai pihak dalam pengembangan usaha ini. Namun
ancaman (Threat) yang mungkin ada dalam perjalanan usaha brownies
diantaranya meningkatnya harga-harga bahan baku yang akan
berdampak pada naiknya harga produk, selain itu tingginya tingkat persaingan
dari produsen brownies, dan masih banyak produk-produk pengganti.
Berdasarkan analisis SWOT tersebut khususnya kelemahan dan ancaman,
maka perlu diambil beberapa tindakan untuk mengatasi hal tersebut. Tindakan
tersebut diantaranya perlu adanya job description yang jelas, terutama bagianbagian yang bertanggung jawab penuh terhadap keuangan, pemasaran, dan
produksi, mengoptimalkan berbagai saluran distribusi yang

ada untuk

meningkatkan penjualan seperti kerja sama dengan dinas pengembangan UMKM,

meningkatkan diferensiasi produk dan pelayanan kepada konsumen sebagai upaya


menciptakan persepsi yang baik dan berbeda dibandingkan kompetitor lain, juga
berupaya memperbaiki kualitas yang dimiliki sehingga walaupun harga produk
naik, namun dengan kualitas, tampilan, dan pelayanan yang meningkat akan
memberikan nilai lebih di pihak konsumen.

Anda mungkin juga menyukai