Proposal Bisnis
Proposal Bisnis
DISUSUN OLEH :
JORDAN KAHFI
LUKMAN SAIFATAH
MALIK MUDAPAR
F24070117
F24070126
F24070136
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sudah seharusnya mahasiswa tidak tinggal diam berpangku
tangan.Negara kita tidak membutuhkan orang yang sekedar berilmu saja.Negara
kita membutuhkan orang yang berilmu dan beramal.Sudah saatnya bagi
mahasiswa untuk turut andil mengaplikasikan keilmuannya agar bermanfaat bagi
masyarakat dan Negara dengan menjadi seorang pengusaha.
Dewasa ini permintaan akan lapangan kerja sudah melebihi penawarannya.
Lapangan pekerjaan tidak mampu lagi menyerap angkatan kerja yang tersedia.
Bahkan angka pengangguran pada tahun 2009 saja mencapai 8,96 juta orang.
Penyebab terbesar permasalahan ini adalah pola pikir sebagian besar masyarakat
Indonesia yang cenderung ke arah mencari lapangan pekerjaan daripada
menciptakannya. Rendahnya mental berwirausaha ini dapat dilihat dari persentase
wirausahawan di Indonesia yang hanya sebesar 0,24 % dari jumlah total
penduduk. Padahal, suatu negara membutuhkan minimal 2 % dari total jumlah
penduduknya berprofesi sebagai wirausahawan agar pertumbuhan ekonomi dan
kesejahteraan masyarakat dapat terjamin dengan baik.
Sebagai gambaran, Amerika Serikat memiliki 11,5-12% wirausahawan,
Cina dan Jepang memiliki 10% wirausahawan, dan bahkan negara tetangga
Malaysia saja memiliki 3% wirausahawan dari total populasi. Rendahnya jumlah
wirausahawan di Indonesia inilah yang membuat daya saing dan produktivitas
kerja kita termasuk rendah dalam komunitas internasional. Dengan demikian,
tidaklah mengherankan jika survey yang dilakukan pada tahun 2010 menunjukkan
bahwa Indonesia hanya menempati peringkat ke-57 dari 61 negara dalam hal daya
saing dan produktivitas kerja.
Melihat kondisi ini, sudah seharusnya mahasiswa tidak tinggal diam
berpangku tangan. Bekal keilmuan dan semangat jiwa muda yang dimiliki
harusnya mampu menjadi pendorong bagi mahasiswa untuk membantu
mengentaskan permasalahan negerinya. Oleh sebab itulah hati kami terpanggil
dan tergerak untuk menjadi wirausaha berbasiskan keilmuan yang kami miliki
yakni teknologi pangan.
Adapun usaha yang kami jalankan adalah usaha dibidang makanan yaitu
brownies. Produk brownies ini coba kami kembangkan karena selain sesuai
dengan kapasitas keilmuan dan kompetensi dasar yang kami miliki, produksi
makanan berbasis roti memiliki pasar yang sangat potensial. Konsumsi makanan
berbasis roti di Indonesia terus meningkat. konsumsi roti manis pada tahun 2005
diperkirakan sekitar 4,2 miliar potong, kemudian meningkat sebesar 53% pada
tahun 2008 sehingga menjadi sekitar 6,4 miliar potong. Hal ini menandakan
pangsa pasar produk berbasis roti memiliki masa depan yang cerah.
Seiring dengan meningkatnya kesadaran konsumen, pola makan mereka pun
bergeser. Mereka makan tidak lagi hanya sebatas memenuhi kebutuhan biologis
saja. Penampilan, efisiensi, nilai ekonomis, dan nilai fungsionalitas kini telah
menjadi pertimbangan tersendiri bagi konsumen dalam memilih suatu produk
makanan. Untuk itu, kami mencoba memunculkan inovasi baru dalam
pengembangan produk pangan berbasis brownies.
Produk yang kami tawarkan adalah
berbahan baku tepung kelapa. Tepung kelapa yang kami peroleh berasal dari
pengolahan ampas kelapa sehingga memiliki nilai ekonomis dan ketersediaan
yang cukup tinggi. Pasokan bahan bakunya diperkirakan akan terus melimpah
mengingat tingginya angka produktivitas kelapa dan produk olahannya di
Indonesia. Indonesia memiliki lahan pertanaman kelapa yang paling luas di dunia
dengan pangsa 31,2 % dari total luas areal kelapa dunia. Jumlah produksi buah
kelapa nasional mencapai 15,5 miliar butir per tahun yang mana 51,1%
dikonsumsi secara langsung oleh penduduk Indonesia dan sisanya 48,9% diolah di
sektor industri.
Di samping itu, dari segi fungsional tepung kelapa ini juga baik bagi
kesehatan karena memiliki kandungan serat yang tinggi. Tepung kelapa ini
memiliki kandungan serat sebesar 60% dengan rincian 56% serat makan larut dan
4% serat makan tidak larut. Makanan dengan serat tinggi ini penting bagi diet
penduduk Indonesia mengingat pola makan serat kita yang rendah, yakni hanya
10,5 gram/hari. Angka ini jauh di bawah kondisi ideal, yakni sekitar 20-35
gram/hari. Padahal, kekurangan serat bisa menimbulkan berbagai macam dampak
ini diharapkan
akan mampu memberikan alternatif jajanan sehat yang baru bagi warga Indonesia
sebagai wujud aplikasi ilmu yang kami dapatkan di bangku kuliah agar dapat
berguna bagi masyarakat.
B. Deskripsi Produk
merupakan brownies kaya serat yang berbasiskan substitusi
tepung kelapa. Dengan subtitusi 50% tepung kelapa, produk brownies ini
memiliki beberapa keunggulan baik dari segi ekonomis maupun fungsionalitas.
Dari segi ekonomis, bahan bakunya tersedia secara melimpah dengan harga yang
murah karena memanfaatkan limbah ampas kelapa hasil pengolahan kelapa yang
jarang dimanfaatkan. Dari segi fungsionalitas, brownies ini memiliki keunggulan
karena kaya akan kandungan serat. Hal ini diharapkan membantu menolong pola
makan konsumen warga Indonesia yang rata-rata mengonsumsi serat dalam
jumlah rendah per harinya.
Di samping itu, kami juga menjual produk brownies kami ini dengan ukuran
yang mini. Brownies ini berukuran lebih kurang 10 x 6,5 cm. Hal ini disebabkan
karena pada umumnya produk brownies yang dijual sekarang ini memiliki ukuran
relatif besar dengan harga yang tinggi pula. Padahal, banyak dari konsumen
membutuhkan brownies yang berukuran kecil dengan harga murah sehingga dapat
dikonsumsi sendiri kapan pun dan di mana pun.
C. Konsep Yang ditawarkan
Rencana bisnis terkait dengan produk
pada konsumen.
Tahap promosi menjadi sangat vital untuk keberlanjutan usaha yang dijalankan.
Oleh karena itu, kami akan memulai tahap promosi dengan strategi yang cukup
berani. Salah satunya adalah strategi harga yaitu dengan menjual
dengan harga yang murah namun kualitas yang terbaik. Walaupun dengan strategi
ini keuntungan yang didapat sangat kecil namun memperkenalkan kualitas dan
fungsi merupakan langkah awal yang dapat meningkatkan penjualan pada tahap
selanjutnya.
Kemudian
dilanjutkan
penyediaan produk
dengan
tahap
pemasaran
yaitu
pembukaan
lebih diterima konsumen. Konsep toko seperti ini akan memperlihatkan kondisi
toko mulai dari kebersihannya, suasana di dalam, sampai kegiatan yang dilakukan
pelanggan atau pegawai. Hal ini akan sangat memicu kami untuk senantiasa
melakukan yang terbaik untuk produk yang jual.
Tahap pengembangan produk akan dilakukan sebagai upaya meningkatakn
kualitas dan kuatitas produk yang dihasilkan. Beberapa jenis produk dengan
konsep yang sama yaitu kesehatan yang alami akan menjadi pertimbangan untuk
dikemabangkan selanjutnya.
BAB II Produksi
A.Proses Produksi
merupakan brownies dengan bahan baku utama berupa tepung
kelapa. Proses pembuatan
pada umumnya, namun tepung terigu yang biasa digunakan diganti sebanyak 50%
dengan tepung kelapa. Proses pembuatan
tepung kelapa dari ampas kelapa, kemudian diproses menjadi brownies panggang.
Secara lebih lengkap proses produksi digambarkan pada bagan berikut:
1. Pembuatan Tepung Kelapa
Ampas
Kelapa
Dinginkan
Tepung
kelapa
Margarin
Gulajawa
60 gram
120 gram
Telur
ayam 4
butir
Tepung
terigu
100
gram
Bubuk
coklat
60
gram
Teruskan
pencampuran
Tuangkan adonan
dalam Loyang
aluminium
Panggang pada 1700C, selama 30
menit)
Dinginkan
Tepung kelapa merupakan produk yang dihasilkan dari daging kelapa yang telah
dihilangkan kandungan minyaknya. Sehingga produk ampas kelapa biasa
ditemukan pada perusahaan pengolahan minyak CVO atau produksi santan
kelapa.
Bahan baku ampas kelapa yang digunakan pada pembuatan
diperoleh dari hasil sisa produksi santan kelapa yang diambil dari pasar. Adapun
bahan baku lain diperoleh dari pasar dan supermarket terdekat.
C. Pengembangan Produk
Pertama-tama, produksi difokuskan pada pembuatan
rasa cokelat. Setelah itu, produk
original
membuat berbagai macam pilihan rasa. Mulai dari Strawberry brownies, Banana
Cheese Brownies, Coco Cheese Brownies,Coco Cashew Brownies, Coco Raisin
Brownies.
Produk ini dijual dengan berbagai macam ukuran dan bentuk. Mulai dari
ukuran besar 25x8 cm sampai ukuran personal 10x6,5 cm dengan harga yang
lebih murah dan terjangkau untuk perseorangan. Kami juga mengembangkan
brownies unik dengan bentuk hati.
Setelah pengembangan produk ini berhasil dengan baik, usaha kami akan
mengembangkan produk turunan tepung kelapa lainya berbasis roti. Produk yang
akan dikembangkan di antaranya adalah roti tepung kelapa, bolu tepung kelapa,
bakpao tepung kelapa, dan makanan sereal tepung kelapa. Diversifikasi produk ini
diharapkan akan mampu menciptakan variant produk tepung kelapa baru sehingga
membuat konsumen memiliki lebih banyak alternatif.
Brownies. Usaha Brownies ini sengaja kami pilih karena besarnya trend
permintaan brownies oleh masyarakat. Adapun pada tahap awal, kami targetkan di
wilayah kota Bogor dan sekitarnya. Kota Bogor kami pilih karena dekat dengan
lokasi produksi yang juga terletak di kota Bogor sehingga memudahkan distribusi
dan penyaluran. Meskipun sudah terdapat beberapa perusahaan brownies
pendahulu kami yang beroperasi di Kota Bogor, namun kami yakin produk
brownies kami akan mampu bersaing. Hal ini dikarenakan
memiliki
kaya akan serat yang baik bagi kesehatan tubuh. Serat ini dapat menurunkan
kolesterol dan juga rendah GI (Glycemyx Index), sehingga cocok bagi penderita
hiperkolesterolemia dan penderita diabetes. Selian itu pemanis brownies yang
kami gunakan juga tidak berasal dari gula tebu namun dari gula jawa yang
mengandung nilai GI yang lebih rendah.
Dari segi ekonomis,
produksi santan kelapa yang didaur ulang menjadi tepung ampas kelapa.
Penggunaan limbah ampas kelapa ini tentunya meningkatkan efisiensi
pemanfaatan kelapa dan mengurangi harga produksi. Dengan demikian, produk
akan memiliki harga jual yang bersaing. Di samping itu, pemanfaatan
limbah ampas kelapa sebagai makanan juga berdampak baik bagi lingkungan
karena mengurangi limbah sisa pengolahan makanan (zero wastes).
Pemasaran
web internet. Pengembangan usaha juga akan kami lakukan dengan bekerja sama
dengan perusahaan yang peduli terhadap kesehatan khususnya kesehatan
pegawainya, dan strategi kepung benteng untuk merebut pasar di ibu kota.
B. Tren dan Pertumbuhan Industri
Sampai dengan tahun 2006, industri makanan dan minuman tumbuh
hingga 7,22%, sementara pada tahun 2007 industri ini tumbuh hingga 8%
(www.sentrabisnis-ukm.com). Data dari GAPMMI (2010) menunjukkan bahwa
tren pertumbuhan industri makanan dan minuman dalam negeri cukup baik.
Volume penjualan di tahun 2007 mencapai Rp 383 Trilyun, di tahun 2008
mencapai Rp. 505 Trilyun, di tahun 2009 mencapai Rp. 555 Trilyun dan
ekspektasi
di
tahun
2010 adalah
untuk
mencapai
Rp.
605 Trilyun.
(www.gapmmi.or.id)
Lebih lanjut, trend industri roti manis juga terus tumbuh dengan baik.
Konsumsi makanan berbasis roti di Indonesia terus meningkat. Konsumsi roti
manis pada tahun 2005 diperkirakan sekitar 4,2 miliar potong, kemudian
meningkat sebesar 53% pada tahun 2008 menjadi sekitar 6,4 miliar potong.
(www.bataviase.co.id)
Nama Perusahaan
Alamat
2005
2006
Brownies "Dania"
2006
2007
6
7
Tahun
daftar
2003
2
3
4
5
2007
2008
208
9
10
Brownies "Anton"
Brownies
"Keisha"
Cimanggu
JalanKebon Pedes RT 02/RW 10
2008
Jalan Sukasari III No. 35 RT 07/RW 01 2010
Kelurahan Sukasari
pemasaran (marketing mix). Bauran pemasaran adalah semua hal yang dapat
dilakukan
untuk
mempengaruhi
permintaan
produknya,
dalam
artian
perbedaan terletak pada kandungan serat didalamnya. Serat yang berasal dari
tepung kelapa memberikan sensasi tersendiri ketika mengonsumsi brownies
. Hal inilah yang menjadi point lebih ketika dilakukan promosi
terkait rasa yang diberikan. Walaupun demikian rasa brownies asli masih
tetap dijaga untuk menjaga kualitas rasa yang dihasilkan.
Kualitas
Kualitas produk merupakan suatu hal yang menjadi prioritas dalam
strategi pemasaran
buatan pada produknya. Hal ini sebagai wujud kepedulian kami terhadap
kepentingan konsumen agar mereka tetap merasa aman untuk mengonsumsi
produk yang kami hasilkan.
Pengawasan mutu tidak hanya dilakukan pada proses produksi, tetapi
juga dilakukan pada produk akhir
dihasilkan tidak sesuai dengan standard yang telah ditentukan seperti produk
menjadi bantat, adanya perbedaan warna, berat yang tidak sesuai, atau
terdapat lekukan, maka produk tersebut langsung di-reject dalam artian tidak
dijual.
Kemasan
Kemasan dalam bauran produk memegang peranan yang penting
karena tidak hanya digunakan sebagai bahan pelindung produk tetapi juga
berfungsi sebagai identitas produk guna memuaskan dan menarik perhatian
konsumen. Kemasan produk kami desain semenarik mungkin untuk
macam kemasan yang terbuat dari kertas karton dengan mencantumkan merek
. Kemasan jenis kertas dipilih karena dinilai lebih ramah
lingkungan. Kemasan produk
oleh pihak konsumen, yaitu: merek, informasi produk halal, komposisi bahan,
tanggal kadaluarsa, dan harga produk, keterangan perizinan departemen
kesehatan, alamat perusahaan, dan informasi layanan suara konsumen. Hal
lain yang kami tambahkan dalam kemasan adalah informasi terkait bahan
baku yang digunakan yaitu 50% tepung kelapa beserta beberapa kelebihan
dari tepung kelapa, seperti tinggi serat, rendah karbohidrat, dan tinggi zat besi.
Ketersediaan
Ketersediaan produk juga memiliki peranan yang cukup penting dalam
strategi pemasaran. Banyaknya produk yang dipasarkan akan mempengaruhi
kemampuan suatu perusahaan untuk menguasai pasar. Oleh karena itu,
terjaganya ketersediaan dan kesinambungan produk merupakan hal yang mesti
diperhatikan dengan pertimbangan agar konsumen mendapatkan apa yang
mereka inginkan dan dapat memberi kepuasan. Produk
dihasilkan
dalam jumlah 100 loyang per hari. Menurut kami dengan jumlah tersebut tetap
dapat menjaga ketersediaan produk
lebih luas. Kami menyadari saat ini perkembangan teknologi sudah mengarah
ke dunia maya/ internet karena itu kami juga memanfaatkan semua sarana
yang ada pada teknologi internet untuk dikembangkan dengan baik pada
strategi pemasaran, salah satunya adalah pembuatan blog, serta membuka
account facebook terkait brownies
pencarian literature terkait produk yang banyak diminati konsumen juga dapat
dilakukan melalui internet. Langkah ini dilakukan sebagai upaya mencari
konsep pengembangan yang baru pada produk
dan motivasi yang diterima, baik berupa dana, pelatihan, atau bantuan
promosi. Karena itulah pemanfaatan internet sebagai usaha pengembangan
sangat berarti bagi produk
andalan ketika promosi dilakukan adalah sifat fungsional dari tepung kelapa
yang digunakan bahan baku. Tepung kelapa diketahui memiliki beberapa
kelebihan bila dibandingkan dengan tepung terigu, diantaranya rendah
karbohidrat dan tinggi serat sehingga dapat mencegah pembentukan kanker
kolon dan menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Sifat fungsional inilah
yang menjadikan
kepraktisan dalam bekerja. Saat ini masyarakat mulai sadar, bahwa makanan tidak
hanya untuk berfungsi untuk memenuhi kebutuhan biologis saja, namun harus
memiliki sifat fungsional yang baik bagi kesehatan atau mempunyai kemampuan
untuk mencegah suatu penyakit, sehingga di masa yang mendatang permintaan
terhadap pangan yang memiliki sifat fungsional akan meningkat dan menguasai
pasar. Berangkat dari hal tersebut brownies
mempunyai peluang
besar untuk diterima masyarakat sebagai makanan yang enak, sehat, dan memiliki
sifat fungsional bagi kesehatan.
Tingginya kebutuhan akan pangan dengan sifat fungsionalnya seperti
brownies
memiliki peluang
untuk dikembangkan.
cabang baru diberbagai daerah. Tidak hanya di areal pusat kampus atau di pusat
kota Bogor, tetapi juga pusat ibu kota sehingga pangsa pasarnya akan semakin
besar. Jika di pusat kampus sasarannya adalah mahasiswa yang menginginkan
makanan enak dan sehat, maka di pusat kota Bogor target pemasarannya adalah
mereka yang menginginkan brownies sebagai oleh-oleh setelah wisata ke Bogor,
begitu juga dengan pemasaran di pusat ibu kota, tingginya kebutuhan makanan
yang instan, praktis, dan menyehatkan di wilayah ibu kota akan membuka
kesempatan penjualan brownies
Walaupun dari segi ekonomi cukup menjanjikan, namun tujuan lain dari
usaha brownies ini membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat, sebagai upaya
pengabdian ilmu yang diperoleh. Membuka cabang baru di berbagai daerah akan
artinya siapapun dapat bertindak sebagai agen, seperti mahasiswa yang mencoba
berdagang, atau mencari dana untuk event-event tertentu. Selain agen kami juga
akan mengusahakan bekerja sama dengan perusahaan yang peduli terhadap
kesehatan karyawan. Brownies
sekitar ibu kota terlebih dahulu. Jika pangsa pasar di sekitar ibu kota telah
dimiliki, maka promosi berlanjut ke arah pusat dengan memanfaatkan pasar di
sekitar ibu kota tersebut. Sehingga seperti mengepung pertahanan yang kuat ibu
kota dengan menguasai penjagaan dari luar terlebih dahulu.
G. Evaluasi Resiko
Evaluasi resiko dapat didefinisikan sebagai upaya untuk menganalisis
semua resiko yang mungkin terjadi untuk kemudian diambil tindakan agar tidak
mempengaruhi atau menyebabkan efek yang merugikan. Dalam pengembangan
produk brownies
adalah
adanya harga yang relatif murah dan terjangkau bagi kalangan mahasiswa yang
menjadi target utama, bahan baku yang mudah didapat dan murah serta zero
waste. Adapun kelemahan (Weakness) yang terdapat pada usaha ini adalah belum
terdapat job description yang jelas, dalam artian beberapa tugas masih dipegang
oleh orang yang sama, kurangnya promosi akibat permodalan yang terbatas, dan
terbatasnya jumlah peralatan yang dapat digunakan.
Faktor peluang (Opportunity) pada pengembangan usaha brownies
adalah tingginya daya beli masyarakat dan tingginya permintaan
akan brownies, adanya kepedulian masyarakat akan makanan fungsional, serta
adanya dukungan dari berbagai pihak dalam pengembangan usaha ini. Namun
ancaman (Threat) yang mungkin ada dalam perjalanan usaha brownies
diantaranya meningkatnya harga-harga bahan baku yang akan
berdampak pada naiknya harga produk, selain itu tingginya tingkat persaingan
dari produsen brownies, dan masih banyak produk-produk pengganti.
Berdasarkan analisis SWOT tersebut khususnya kelemahan dan ancaman,
maka perlu diambil beberapa tindakan untuk mengatasi hal tersebut. Tindakan
tersebut diantaranya perlu adanya job description yang jelas, terutama bagianbagian yang bertanggung jawab penuh terhadap keuangan, pemasaran, dan
produksi, mengoptimalkan berbagai saluran distribusi yang
ada untuk