Anda di halaman 1dari 2

A French Kiss

Seandainya saja waktu itu


Bibirku lebih dibulatkan
Di ciuman yang pertama kali
Gigi terbentur lumayan sakit
(Christmas Rose Musim Panas)
Ciuman memang jarang diperbincangkan atau didiskusikan secara umum tapi ia
seringkali dilakukan. Dalam ranah teoritis ia bisa dikatakan tabu jika diutarakan karena
praktiknya cenderung terjadi di ranah privat. Ciuman yang dimaksud di atas adalah French Kiss,
yakni bertemunya dua bibir sepasang kekasih lalu memperdalamnya dengan memainkan lidah
diantara keduanya. Pertemuan basah tersebut menandakan semakin intimnya hubungan dua
sejoli yang sedang kasmaran. Inilah sebuah bukti keromantisan empiris, yang melampau
representasi kata-kata yang paling memungkinkan untuk menggambarkan perasaan seseorang.
Perbincangan perihal French Kiss akan kaku jika dikemukakan melalui bahasa-bahasa
ilmiah, medis maupun teoritis. Dalam bahasa medis misalnya berciuman adalah proses
bertukarnya bakteri melalui mulut, kemudian dibahasakan dengan lebih luwes, berita baiknya
adalah bakterinya tidak berbahaya. Doktor tanpa karyapun tahu tentang hal ini. Dari sesuatu
yang tabu bias mengemuka menjadi konsumsi publik dengan media bahasa yang lebih lentur,
salah satunya juga dibicarakan melalui musik, yang terkandung dalam lirik JKT48, Christmas
Rose Musim Panas (Monatsu No Christmas Rose). Di dalamnya, kesan French Kiss bahkan
diungkapkan dengan lebih menyentuh perasaan yakni pengalaman pertama, artinya dua bibir ini
masih perawan, belum pernah dijamah siapapun dan akhirnya menyerahkan kenaturalannya
pertama kali kepada kekasihnya.
Sentuhan French Kiss jika ditelisik rupanya bukan berasal dari budaya Jawa maupun
Islam. Dalam kultur Jawa misalnya yang dikenal adalah cium tangan antara anak dengan orang
tua, istri kepada suami, juga cium lutut yang biasanya dilakukan saat sang anak meminta restu
atau meminta maaf kepada orang tua. Kultur Jawa mengajarkan etika bahwa jika anak hendak
pergi atau pulang hendaknya mencium tangan orang tua sebagai tanda hormat terhadapnya.
Hubungan diantara mereka berada dalam lingkup keluarga, orang tua yang sayang terhadap
anaknya dan anak yang menghormati orang tuanya. Begitu juga dengan cium lutut, masih dalam

lingkup keluarga, biasanya jika dalam rangka meminta restu, tindakan tersebut dilakukan pada
saat upacara pernikahan di mana secara simbolis kedua mempelai mencium lutut masing-masing
orang tuanya. Apabila untuk tujuan meminta maaf, cium lutut ini dilakukan oleh anak kepada
orang tua, lebih detailnya anak tersebut telah melakukan dosa besar kepada orang tuanya seperti
mencemarkan nama baik keluarga ataupun telah membuat orang tua marah berkepanjangan
seperti pergi tanpa restu. Sedangkan dalam ajaran Islam misalnya mengenal cium kening antara
suami istri, orang tua dan anak. Keduanya didasarkan atas rasa kasih saying, juga dalam ranah
keluarga. Penjelasan tersebut menunjukkan bahwa dalam kedua kultur itu tidak pernah mengenal
suatu hubungan bernama pacaran. Secara umum, dalam budaya Jawa jika ada seorang anak
lelaki menyukai anak perempuan maka mereka akan segera dinikahkan, atau biasanya lebih
banyak terjadi perjodohan anak yang dilakukan oleh pihak orang tua. Kalau dalam Islam, ada
istilah taaruf, yang merupakan kegiatan silaturahmi yang mengandung maksud perkenalan
antara seorang laki-laki dan perempuan, keduanya boleh bertemu namun dengan didampingi oleh
orang tua dari kedua belah pihak. Tujuan akhir dari pertemuan tersebut tidak lain adalah
pernikahan. Artinya dalam kedua kultur Jawa dan Islam ada tekanan kebebasan mencintai dan
memilih kekasih antara lelaki dan perempuan.
French Kiss menyelipkan ajaran kebebasan memilih dan berhubungan antara sepasang
manusia yang saling mencintai, dan pandangan tersebut menemukan bentuk materinya pada lirik
lagu Christmas Rose Musim Panas, yang dinyanyikan oleh kumpulan remaja labil bernama
JKT48. Lihatlah, para gadis remaja, JKT48, tersebut memberikan ilusi kepada para penonton,
khususnya laki-laki perihal suatu tindakan privat dan rahasia, yakni suatu ciuman antara
sepasang kekasih. Ilusi itu juga semakin terjaga dengan aturan, Seven Golden Rules, yang
berlaku bagi tiap member JKT48, yang dalam poin ke empat menyebutkan no boyfriend, atau
dilarang berpacaran bagi para member. Lagu Christmas Rose Musim Panas menyebarkan
pandangan kebebasan ilusif yang terkristalisasi dalam istilah French Kiss. Para member JKT48
merupakan representasi para remaja berpandangan liberal yang bebas dalam menentukan pilihan
hidupnya, khususnya dalam persoalan cinta, pendamping hidup dan masa depan.

Anda mungkin juga menyukai