penelitian
dengan
menggunakan
one
case-control
study
menemukan wanita kulit putih dan hitam lebih sering terjadi abses kelenjar
bartholin dibandingkan wanita hispanic. Pada wanita paritas tinggi mempunyai
resiko rendah terjadi bartholin abses.
PEMBAHASAN
Definisi
Abses kelenjar bartholin adalah terbentuknya pus pada kelenjar bartholin
yang ditandai adanya pembesaran (edem) kelenjar bartholin.
Anatomi
Kelenjar bartholin merupakan kelenjar vestibular yang terbesar
homolog dengan kelenjar Cowpers (bulbourethral glands) pada laki-laki. Pada
usia pubertas kelenjar ini mulai berfungsi, memberikan kelembaban di vestibula.
Kelenjar bartholin berkembang dari bud epitelium pada area posterior
dari vestibula. Kelenjar bartholin terletak bilateral pada sepertiga bawah labia
minora dan mempunyai saluran kelenjar bartholin panjangnya 2 cm- 2,5 cm
dengan posisi pada jam 4 dan jam 8, bermuara pada vestibula. Kelenjar bartholin
mempunyai besar seperti kacang polong dan ukuran jarang melebihi 1 cm. pada
keadaan normal kelenjar bartholin tidak teraba kecuali jika terjadi infeksi.
Patologi
Kuman masuk melalui muara saluran kelenjar kelenjar bartholin,
menyerang saluran kelenjar bartholin sehingga terjadi keradangan dan edem
saluran kelenjar bartholin. Obstruksi pada distal ductus bartholin dapat
menyebebkan retensi dari sekresi kelenjar bartholin, dengan adanya obstruksi
terjadi dilatasi dari ductus bartholin dan berkembang menjadi kista ductus
bartholin. Kista ductus bartholin menyebabkan terjadinya infeksi primer bakteri
patogen (urethra,servik, fecal) terbentuk abses kelenjar bartholin.
Obstruksi duktus kelenjar bartholin juga bisa disebabkan oleh trauma,
persalinan,episiotomi, post infeksi yang menyebabkan penumpukan sekresi
kelenjar bartholin, sehingga terbentuk kista bartholin infeksi primer bakteri
patogen menjadi abses kelenjar bartholin. Kista ductus bartholin tidak harus
terjadi sebagai awal timbulnya abses kelenjar bartholin.
Infeksi pada kelenjar bartolini sering kali timbul karena bakteri N.
gonorrhoeae. Tetapi bisa juga disebabkan oleh infeksi bakteri lain (table 1).
Isolates from Bartholin's Gland Abscesses
Aerobic organisms
Anaerobic organism
Neisseria gonorrhoeae
Bacteroides fragilis
Staphylococcus aureus
Clostridium perfringens
Streptococcus faecalis
Peptostreptococcus species
Escherichia coli
Fusobacterium species
Pseudomonas aeruginos
Chlamydia trachomatis
Symptom
Bengkak (unilateral)
Dyspareunia
Demam
Sign
Bila abses pecah tampak pus keluar melalui vestibula atau permukaan
labia mayus.
Diagnosa
Anamnesa (symptoms)
Demam
Histopatologi/biopsi (menopause).
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan dari kista duktus bartholin tergantung dari gejala pada
pasien. Kista yang asimptomatik mungkin tidak memerlukan pengobatan, tetapi
symptomatic kista duktus bartholin dan abses bartholin memerlukan drainage.
Kecuali kalau terjadi rupture spontan, abses jarang sembuh dengan sendirinya.
Insisi dan drainage abses
Dilakukan penjahitan
catheter akan dilepas setelah 4-6mgg,meskipun epithelisasa bias terbentuk pada 34 minggu. Bedrest selama 2-3 hari mempercepat penyembuhan. Meskipun dapat
menimbulkan terjadinya selulitis, antibiotic tidak diperlukan. Antibiotik diberikan
bila terjadi selulitis (jarang).
Marsupialisasi
Banyak
literatur
menyebutkan
tindakan
marsupialisasi
hanya
Cara:
Dibuat insisi vertikal pada kulit labium sedalam 0,5cm (insisi sampai
diantara jaringan kulit dan kista/ abses) pada sebelah lateral dan sejajar
dengan dasar selaput himen.
Dilakukan insisi pada kista dan dinding kista dijepit dengan klem pada 4
sisi, sehingga rongga kista terbuka dan kemudian dinding kista diirigasi
dengan cairan salin.
Dinding kista dijahit dengan kulit labium dengan atraumatik catgut. Jika
memungkinkan muara baru dibuat sebesar mungkin(masuk 2 jari tangan),
dan dalam waktu 1 minggu muara baru akan mengecil separuhnya, dan
dalam waktu 4 minggu muara baru akan mempunyai ukuran sama dengan
muara saluran kelenjar bartholin sesungguhnya.
Penggunaan antibiotik
Antibiotik sesuai dengan bakteri penyebab yang diketahui secara pasti dari
hasil pengecatan gram maupun kultur pus dari abses kelenjar bartholin
Differensial Diagnosa
TABLE 2
Title
Lesion
Location
Characteristics
Cystic lesions
Bartholin's duct
Vestibule
cyst
Epidermal
Labia majora
inclusion cyst
(usually)
asymptomatic
Hidradenoma
Between labia
papilliferum
minora
Cyst of the canal of Labia majora, mons Soft, compressible; peritoneum entrapped within round
Nuck
pubis
Solid lesions
Fibroma
Labia majora,
perineal body,
introitus
Lipoma
Labia majora,
Leiomyoma
Acrochordon
clitoris
Labia majora
Labia majora
Neurofibroma
Multicentric
Angiokeratoma
Multicentric
10
DAFTAR PUSTAKA
Blumstein,
Howard.
2005.
Bartholin
Gland
Diseases.http://www.emedicine.com/emerg/topic54.
Hill Ashley, M.D. 1998. Office Management of Bartholin Gland Cyst and
Abscess. http://www.fpnotebook.com/GYN 199.htm
11